Disusun oleh:
Elma Dwi 134160176
Nur Khosiatun 134160183
A. Latar Belakang
Setiap orang di dunia ini pasti memiliki perbedaan.Masing-masing
memiliki potensi dan bakat yang berlainan dan mungkin bersifat unik.Terdapat
beberapa orang yang dengan baik mampu mengenali dan mengembangkan
potensi atau bakat yang dimilikinya. Namun tidak sedikit juga orang yang
bahkan belum menyadari akan potensi dan bakat yang dimilikinya.
Sama hal nya dengan bakat dan potensi, faktor “X” melekat pada diri
manusia. Masing-masing manusia memiliki faktor “X” yang berbeda dalam
faktor ukuran.Terkadang ada manusia atau orang yang memiliki faktor “X”
yang kecil, terkadang ada pula manusia atau orang yang memiliki faktor “X”
yang cukup besar.Besar kecilnya ukuran faktor “X” ini ditentukan oleh
seberapa jauh seseorang menggali dan mengembangkan faktor “X” tersebut.
Dalam wirausaha, faktor “X” yang melekat pada diri manusia ini memiliki
pengaruh terhadap suatu usaha. Namun, tanpa penggalian dan pencarian akan
faktor “X” itu sendiri, semua sia-sia. Faktor “X” dapat dikatakan berpengaruh
pada usaha apabila seseorang yang memilikinya telah menemukan kunci atau
pintunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Faktor X?
2. Bagaimana Identifikasi Faktor X?
3. Bagaimana menemukan dan menggali Faktor X?
4. Bagaimana Sikap, Tipe dan Karakteristik Faktor X ?
5. Bagaimana Macam- Macan Faktor X?
6. Bagaimana Faktor X yang Mendukung dan Menghalangi Berwirausaha
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Faktor X
2. Mengetahui bagaimana Identifikasi Faktor X
3. Mengetahui bagaimana menemukan dan menggali Faktor X
4. Mengetahui bagaimana Sikap, Tipe dan Karakteristik Faktor X
5. Mengetahui macam- Macan Faktor X
6. Mengetahui Faktor X yang Mendukung dan Menghalangi Berwirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor X
Faktor X merupakan faktor yang melekat pada diri semua orang, tak
berwujud benda namun dapat dirasakan. Pada diri seorang entrepreneur faktor
X sangat mempengaruhi geraknya dalam menjalankan usaha. Awalnya faktor X
tidak ada atau sangat kecil sekali, namun apabila kita tekun maka faktor
tersebut akan muncul dan tumbuh karena ia hidup. Karena ia hidup, ia pun
dapat mati.
Dalam bisnis, faktor x dapat diartikan sebagai kesempatan atau
permasalahan jika anda ubah, eliminasi atau selesaikan akan menghasilkan
keuntungan yang lebih dari pesaing anda. Dalam istilah lain, faktor x dapat
juga disebut sebagai bakat, kerja keras, kejujuran, kecerdasan, keterampilan,
penampilan fisik, sikap serta pendidikan
Pendapat mengenai faktor X menurut Larry Brauner menyebutkan
bahwa ada enam cara untuk memperkuat faktor x anda melalui komitmen,
kepercayaan, produksi, diversifikasi, analisis, dan perencanaan. Darren
Hardy menyebutkan bahwa faktor x orang yang sukses adalah mampu
menerima tanggung jawab pribadi.
B. Identifikasi Faktor X
Faktor (X) tidak lain adalah sesuatu yang harus kita cari dan miliki. Ia
akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik. Orang yang
tidak ingin berubah juga memiliki faktor “X” tetapi itu hanyalah “X” kecil
yang berarti sebuah kenyamanan. Dia sudah nyaman dengan kondisi sekarang
dan tentu saja hidupnya tidak akan mengalami kemajuan. Untuk mengalami
kemajuan, seseorang harus berani berselancar pada gelombang
ketidaknyamanan.
Entrepreneur adalah orang yang merasa hidupnya kurang nyaman,
terancam, miskin kurang bermakna. Maka dari itu, dia berjuang mengejar
kenyamanan baru. Dia bergerak, berjalan, berpikir, mengetuk pintu, mengambil
resiko, mencari produk, membuat, membangun usaha, mendatangi pelanggan,
dan seterusnya. Kalau dia diam atau menikmati warisan orang tua, ia sudah
bisa hidup nyaman. Namun, ia ingin masa depannya lebih baik. Daripada hidup
susah nanti, lebih baik sulit sekarang. Dia tidak memilih hidup nyaman dengan
“X” kecil warisan, melainkan membentuk “X” besar.
“X” besar ada ditangan orang dewasa, yaitu orang – orang yang sudah
memiliki kepercayaan pasar. Sedangkan “X” kecil ada pada diri kita masing –
masing. Bentuk “X” pun macam – macam, dapat berasal dari diri anda sendiri,
orang lain, lembaga lain, dan sebagainya. “X” yang berasal dari diri anda
sendiri itu adalah bakat (talenta), kerja keras, kejujuran, kecerdasan,
keterampilan, penampilan fisik anda, kualitas suara, dan pendidikan. Orang –
orang yamg memiliki potensi dari dalam dirinya tidak boleh mengeluh karena
semua potensi itu adalah modal yang jauh lebih bernilai dari sekadar modal
uang, dengan ketekunan, “X” kecil itu dapat ditumbuhkan menjadi “X” besar.
Namun, “X” kecil itu bisa saja tak menjadi besar kalau ia tidak
menemukan pintunya. Sebaliknya, orang – orang yang tak memiliki potensi
berasal dirinya dapat menunggang “kuda” yang berasal dari orang lain atau
lembaga lain. Syarat untuk menjadi kuda adalah “kepercayaan” dan
“penerimaan” pasar.mereka adalah orang – orang terpecaya yang sudah
memiliki “X” dari pengalaman, keahlian, dan kepercayaan yang mereka
bangun.
Karakteristik faktor “X”, yaitu:
1. Merupakan penentu keberhasilan,
2. Merekat pada diri manusia,
3. Tidak diperoleh dalam waktu sekejap,
4. Namun, ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “X” besar,
5. Dapat berasal dari diri sendiri, tetapi juga dapat berasal dari luar diri,
6. Sekali tumbuh, ia dapat dipakai untuk usaha lainnya.
1. Mendiamkan saja
Ia adalah orang yang percaya diri dengan bakatnya dan membiarkan pintu
untuk menemukan dirinya. Kalau ia beruntung bisa saja dia berhasil.
Namun faktanya, sedikit sekali orang yang sukses menggunakan cara ini.
2. Mengirimkan sinyal positif
Orang ini sepertinya diam dan menunggu pintu mendatanginya, namun
sesungguhnya ia tidak diam. Ia mengirimkan sinyal agar pintu itu bergerak
menghampirinya. Dengan kata lain, ia mengetuk pintu itu dengan bahasa
tubuhnya, entah dengan penampilan yang menarik, suara yang khas, dan
sebagainya.
3. Mencari pintu, mengetuk pintu
Mencari pintu, mengetuk pintu. Seperti Susan Boyle, masa muda orang ini
kurang beruntung. Dia sadar bahwa pintu tidak akan terbuka kecuali
mereka mendatangi dan mengetuk-ngetuknya. Karena itu mereka
mendatangi sebuah pintu.Pintu itu mungkin hanya dibuka separuh oleh
pemiliki atau penghuninya.Bisa jadi pemilik pintu itu
tidak welcome. Mereka harus pergi mencari pintu lainnya, terus mencari
dan mengetuk. Namun begitu berhasil menemukan dan berada di dalam
ruang, sikap mereka berbeda-beda:
a) Ada yang sudah merasa nyaman dengan berada di ruang tunggu. Ia
tidak mengerti bahwa ia hanya diterima di ruang itu saja. Ruang itu
terlalu kecil, namun ia sudah merasa betah.
b) Ada yang segera menyadari bahwa ruang itu hanya sekedar ruang
tunggu. Jika pintu utama tidak dibuka, ia harus segera keluar untuk
mencari pintu lain yang menyambutnya dengan hangat dan di
dalamnya tersimpan pintu-pintu yang boleh ia ketuk dan mengizinkan
dia masuk.
c) Pada dasarnya, sikap adalah pilihan.Terdapat banyak pilihan sikap
yang dapat kita gunakan. Untuk menemukan dan menggali faktor “X”
tersebut, semua bergantung pada pilihan sikap apa yang kita gunakan.