Laporan Kinetika Halogenasi Aseton
Laporan Kinetika Halogenasi Aseton
Laporan Kinetika Halogenasi Aseton
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK II
KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM
Oleh :
Kelompok 1
yang dinyatakan dalam suatu hukum atau persamaan laju. Persamaan laju reaksi secara
sederhana dapat dituliskan :
1 𝑑[𝐴]
r = -𝑎 = k [A]x [B]y ........................................................... (1)
𝑑𝑡
Dimana x dan y berturut-turut adalah orde reaksi terhadap A dan B. Secara pendekatan laju
1 𝑑[𝐴]
reaksi dapat dinyatakan - . Penentuan makin teliti jika ∆t makin kecil. Persamaan atau
𝑎 𝑑𝑡
hukum laju reaksi dari suatu reaksi tidak dapat diramalkan dari persamaan stokiometrinya,
tetapi harus ditentukan melalui eksperimen. Dari bentuk hukum ini seringkali dapat
diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi.
Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya brominasi dapat dituliskan sebagai
berikut :
CH3-CO-CH3 + Br2 -> CH3-CO-CH3Br + Br- + H+
Dari percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
1. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi H+ (dalam suasana
asam) atau dalam suasana basa laju reaksi bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi OH-
2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H+ sehingga dalam larutan
yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari 10% pereaksi
telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi berlangsung.
3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapi tidak
tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi halogen yang sangat
tinggi.
4. Kecepatan reaksi halogenasi aseton ini tidak bergantung pada jenis halogen.
Berdasarkan fakta-fakta diatas melalui pendekatan penentuan persamaan laju
reaksi, diperoleh persamaan :
Hasil pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi keseluruhan masing-
masing berorde satu terhadap aseton dan asam tetapi tidak tergantung pada konsentrasi
halogen.
Penentuan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam dapat
menggunakan metode spektrofotometri, dimana laju reaksi diikuti dengan mengukur laju
perubahan konsentrasi iodin dengan spektofotometer. Absorbansi larutan diusahakan antara
0,7 hingga 0,2 dengan memilih panjang gelombang yang sesuai. Dalam mereaksikan
reaktan, larutan aseton dicampur terlebih dahulu dengan HCl, dan kemudian ke dalam
campuran ini ditambahkan larutan iodin sesuai dengan skema berikut :
1 3 10 12 10
2 6 10 9 10
3 9 10 6 10
4 12 10 3 10
5 10 3 12 10
6 10 6 9 10
7 10 9 6 10
8 10 12 3 10
9 10 10 12 3
10 10 10 9 6
11 10 10 6 9
12 10 10 3 12
D. Metedologi
Alat :
- Spectronic 20 - Tabung reaksi
- Pipet 5 mL - Piper ukur 2 mL
- Gelas kimia - Labu takar
- Stopwatch
Bahan :
Rangkaian Alat :
Keterangan Gambar
F. Hasil Pengamatan
r = 1,199 x10-4
ln r = -9,02
Konsentrasi Aseton :
𝜌𝑥𝑣
M= 𝑀𝑟
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,79 𝑥 3 𝑚𝐿 1 𝑚𝐿
𝑚𝐿
M= 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 0,001 𝐿
58 𝑥 35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
M = 1,167 𝐿
ln M = 0,154
∆A
r= ∆t
0,1
r = 518
r = 1,930 x10-4
ln r = -8,55
Konsentrasi Aseton :
𝜌𝑥𝑣
M= 𝑀𝑟
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,79 𝑥 6 𝑚𝐿 1 𝑚𝐿
𝑚𝐿
M= 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 0,001 𝐿
58 𝑥 35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
M = 2,335 𝐿
ln M = 0,848
∆A
r= ∆t
0,1
r = 341
r = 2,932 x10-4
ln r = -8,13
Konsentrasi Aseton :
𝜌𝑥𝑣
M= 𝑀𝑟
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,79 𝑥 9 𝑚𝐿 1 𝑚𝐿
𝑚𝐿
M= 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 0,001 𝐿
58 𝑥 35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
M = 3,502
𝐿
ln M = 1,253
∆A
r= ∆t
0,1
r = 302
r = 3,311 x10-4
ln r = -8,01
Konsentrasi Aseton :
𝜌𝑥𝑣
M= 𝑀𝑟
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,79 𝑥 12 𝑚𝐿 1 𝑚𝐿
𝑚𝐿
M= 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 0,001 𝐿
58 𝑥 35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
M = 4,669 𝐿
ln M = 1,540
Volume [Aseton] ln
No r ln r 𝑚𝑜𝑙
Aseton (mL) ( ) [Aseton]
𝐿
ln [Aseton] Vs ln r
-7.8
0 0.5 1 1.5 2
-8
-8.2
-8.4
ln r
ln r
-8.6
Linear (ln r)
-8.8
y = 0.7571x - 9.1458
-9
R² = 0.9879
-9.2
ln [Aseton]
Dari grafik diatas diperoleh nilai B sebesar 0,7571, sehingga orde aseton sebesar = 1
5. Penambahan 3 mL HCl
∆A
r= ∆t
0,1
r=
1140
r = 8,771 x10-5
ln r = -9,34
Konsentrasi HCl :
[𝐻𝐶𝑙]0 𝑥 𝑉
[HCl]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,3𝑀 𝑋 3 𝑚𝐿
ln [HCl]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[HCl]t = 0,0257 𝐿
ln [HCl]t = -3,660
6. Penambahan 6 mL HCl
∆A
r=
∆t
0,1
r= 529
r = 1,890 x10-4
ln r = -8,57
Konsentrasi HCl :
[𝐻𝐶𝑙]0 𝑥 𝑉
[HCl]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,3𝑀 𝑋 6 𝑚𝐿
[HCl]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[HCl]t = 0,0514 𝐿
ln [HCl]t = -2,967
7. Penambahan 9 mL HCl
∆A
r= ∆t
0,1
r= 375
r = 2,67 x10-4
ln r = -8,22
Konsentrasi HCl :
[𝐻𝐶𝑙]0 𝑥 𝑉
[HCl]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,3𝑀 𝑋 9 𝑚𝐿
[HCl]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[HCl]t = 0,0771 𝐿
ln [HCl]t = -2,562
8. Penambahan 12 mL HCl
∆A
r= ∆t
0,1
r=
259
r = 3,861 x10-4
ln r = -7,85
Konsentrasi HCl :
[𝐻𝐶𝑙]0 𝑥 𝑉
[HCl]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,3𝑀 𝑋 12 𝑚𝐿
[HCl]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[HCl]t = 0,1028 𝐿
ln [HCl]t = -2,274
Volume HCl
No r ln r [HCl] (M) ln [HCl]
(mL)
5 3 mL 8,771 x10-5 -9,34 0,0257 -3,660
6 4 mL 1,890 x10-4 -8,57 0,0514 -2,967
7 5 mL 2,67 x10-4 -8,57 0,0771 -2,562
8 6 mL 3,861 x10-4 -7,85 0,1028 -2,274
ln [HCl] Vs ln r
-7.6
-4 -3 -2 -1 -7.8 0
-8
-8.2
-8.4
ln r
-8.6 ln r
-8.8 Linear (ln r)
-9
-9.2
y = 0.9577x - 5.8381
-9.4 R² = 0.8947
-9.6
ln [HCl]
Dari grafik diatas diperoleh nilai B sebesar 0,9577, sehingga orde HCl sebesar = 1
Penentuan orde reaksi I2
9. Penambahan 3mL I2
∆A
r= ∆t
0,1
r = 127
r = 7,784 x10-4
ln r = -7,158
Konsentrasi I2 :
[𝐼2 ]0 𝑥 𝑉
[I2]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,015𝑀 𝑋 3 𝑚𝐿
[I2]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[I2]t = 1,285 x 10-4 𝐿
ln [I2]t = -6,656
∆A
r= ∆t
0,1
r = 274
r = 3,64 x10-4
ln r = -7,918
Konsentrasi I2 :
[𝐼2 ]0 𝑥 𝑉
[I2]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,015𝑀 𝑋 6 𝑚𝐿
[I2]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[I2]t = 2,571 x 10-4 𝐿
ln [I2]t = -5,963
11. Penambahan 9mL I2
∆A
r= ∆t
0,1
r= 286
r = 3,49 x10-4
ln r = -7,96
Konsentrasi I2 :
[𝐼2 ]0 𝑥 𝑉
[I2]t =
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,015𝑀 𝑋 9 𝑚𝐿
[I2]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[I2]t = 3,857 x 10-3 𝐿
ln [I2]t = -5,557
∆A
r= ∆t
0,1
r= 329
r = 3,039 x10-4
ln r = -8,098
Konsentrasi I2 :
[𝐼2 ]0 𝑥 𝑉
[I2]t = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,015𝑀 𝑋 12 𝑚𝐿
[I2]t = 0,35 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
[I2]t = 5,412 x 10-3 𝐿
ln [I2]t = -5,270
Dari perhitungan diatas diperoleh data berikut :
No Volume I2 (mL) r ln r [I2] (M) ln [I2]
9 3 mL 7,784 x10-4 -7,158 1,285 x 10-4 -6,656
10 4 mL 3,64 x10-4 -7,918 2,571 x 10-4 -5,963
11 5 mL 3,49 x10-4 -7,96 3,857 x 10-3 -5,557
12 6 mL 3,039 x10-4 -8,098 5,412 x 10-3 -5,270
ln [I2] Vs ln r
-7
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
-7.2
-7.4
-7.6
ln r
ln r
-7.8
Linear (ln r)
-8
y = -0.667x - 11.693
-8.2
R² = 0.8941
-8.4
ln [I2]
Dari grafik diatas diperoleh nilai B sebesar -0,0667x , sehingga orde I2 sebesar = -
Hal ini tidak sesuai dengan teori, berdasarkan teori didapat orde reaksi I2 sebesar = 0.
Kesalahan mungkin terjadi karena larutan yang dibuat oleh praktikan terkontaminasi
sehingga saat dimasukkan kedalam spektronic 20 waktu yang dibutuhkan saat absorbansi
larutan lama mengakibatkan nilai r yang didapat tidak sesuai teori.
Penentuan nilai K
Setelah masing-masing orde reaksi tiap pereaksi diketahui maka dapat ditentukan nilai k
dari persamaan, sebagai berikut :
1 𝑑[𝐴]
r=− 𝑎 𝑑𝑡
r = k [A]x [B]y
𝑟
k = [𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛]1 [𝐻𝐶𝑙]1 [𝐼2 ]0
karena orde reaksi [I2] yang diperoleh melalui percobaan -0,0667 sehingga digunakan
orde reaksi 0 untuk menghitung nilai k.
𝑟
k = [𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛]1 [𝐻𝐶𝑙]1 [𝐼2 ]0
0,021
= 12
= 0,00175
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan persamaan reaksi laju reaksi Iodisasi aseton
dalam suasana asam. Bertambahnya konsentrasi ion H+ pada larutan asam dapat mempercepat
reaksi. Reaksi iodisasi aseton diamati dengan berkurangnya iodin. Asam yang digunakan yaitu
asam klorida (HCl), penggunaan asam ini bertujuan sebagai katalis.
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan larutan. Larutan dibuat dengan cara
mencampurkan larutan yang divariasi dimulai dari penambahan volume Aseton yaitu : 3
mL, 6 mL, 9 mL, dan 12 mL, kemudian dilajutkan dengan memvariasikan volume HCl
3 mL, 6 mL, 9 mL, dan 12 mL dan yang terakhir adalah memvariasikan volume I2 3 mL,
6 mL, 9 mL, dan 12 mL, dengan penambahan aquades , sehingga total volume tiap larutan
sebanyak 35 mL. Selanjutnya dihitung absorban dan waktu setelah absorban berkurang
0,1 pada panjang gelombang 530 nm. Hasil percobaan yang didapatkan menunjukkan
bahwa absorbansi zat akan berkurang seiring bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan
karena terjadi reaksi antara aseton dengan I2 yang semula berwarna kuning kecoklatan
menjadi bening, semakin memudarnya warna larutan maka panjang gelombangnya
sedikit yang bisa diserap.
Pada reaksi awal tidak terjadi kesetimbangan karena aseton merupakan basa yang
lemah, sehingga tidak terbentuk ion.
Orde reaksi maisng-masing pereaksi didapatkan dari gradient kurva antara ln [A]
dan ln r pereaksi yang terkoreksi volume setelah diencerkan. Kinetika reaksi
dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, katalis, suhu, tekanan dan energi
aktivasi. Tetapi pada percobaan ini kecepatan halogenasi aseton tidak bergantung
pada konsentrasi halogen karena konsentrasi halogen tidak tinggi maka kinetika
reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi aseton dan asam.
H. Kesimpulan
Persamaan laju yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
r = 0,00175 [aseton]1 [HCl]1 [I2]0
I. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford University
Press.
Castelan, G.W. 1983. Physical Chemistry. 3 rd edition. Amsterdam: Addison
Wesley Publishing Company.
Day, R.A. Jr and Underwood, A.L. 1986. Kimia Analisis Quantitatif.
Jakarta: Erlangga.
J. Jawaban pertanyaan
1. Turunkan persamaan dan cara yang digunakan untuk membuktikan
bahwa suatu reaksi secara keseluruhan berorde dua.
Jawab :
Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, yaitu A = a.b.c Nilai
perubahan absorbansi berbanding lurus dengan perubahan
∆𝐴
konsentrasi, sehingga laju reaksi yaitu r = , dalam grafik
∆𝑡
r = k [HCl]b
ln r = ln k + b ln [HCl]
Y = ln k + b X
- Orde reaksi I2
r = k [HCl]c
ln r = ln k + c ln [HCl]
Y = ln k + c X
Penentuan nilai K