Pendekatan Born Oppenheimer menganggap bahwa initi jauh lebih berat dibandingkan
dengan elektron sehingga ruang gerak yang dimilik inti realtif lebih lambat dibandingkan
elektron yang aktif bergerak. Selain itu, inti dianggap diampada saat electron bergerak
mengelilinginya. Oleh karena itu, dapat dianggap bahwa inti memiliki pemisahan tertentu R dan
menyelesaikan persamaan Schordinger untuk elektron saja. Pendekatan ini cukup baik untuk
molekul dalam keadaan dasar. Hal ini dibuktikan pada inti ion Hidrogen (H 2+) hanya bergerak 1
pm sedangkan elektronnya bergerak dengan kecepatan 1000 pm. Pada molekul selain ion
Hirdrogen memiliki inti jauh lebih berat sehingga pendekatan ini menjadi lebih baik, tetapi tidak
pada keadaan tereksitasi dari poliaton dan keadaan dasar kation.
Dengan rA dan rB merupakan jarak antar electron dari inti A dan B. Persamaan ini digunakan
pada persamaan Schordinger satu partikel,
2 2
+V =E
2 me
Energy total molekul pada pemisahan terpilih R merupakan jumlah nilai eigen E dan tolakan inti-
intin:
+ e2 1
Vinti = x
4 0 R
Pendekatan ini berdasarkan fakta bahwa electron begitu ringan relative dengan inti sehingga
gerakan electron dapat mudah mengikuti gerakan inti. Berdasarkan segi ekperimental,
pendekatan ini dapat menghitung funsi gelombang elektronik, e yang diapatkan sebagai
penyelesaian persamaan Schordinger elektronik ,
(Rn)(re) = Ee(Rn) (re)
e
Persamaan diatas masih mengandung posisi inti walaupun bukan sebagai variable terapi sebagai
parameter.