Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM INSTRUMEN
Analisis Multikomponen Secara Kolorimetri

Disusun oleh :

Nama : Yuda Adrian Saputra


NIM : 21106030012
Prodi : Kimia
Kelompok/Kelas : 1/B

Pernyataan Keaslian
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan secara jujur bahwa laporan yang saya
buat adalah hasil kerja sendiri, tidak menjiplak hasil kerja orang lain dan atau tidak
memanipulasi data. Jika terbukti ada hal-hal hasil menjiplak karya orang lain dan atau
memanipulasi data, maka saya siap menerima sanksi yang semestinya.
Selesai pada tanggal : Sabtu, 29 Maret 2023 Yang menyatakan
Jam : 15.50 WIB

Asisten Praktikum Total Nilai

PROGRAM STUDI KIMIA


UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
ANALISIS MULTIKOMPONEN SECARA KOLORIMETRI

A. TUJUAN PERCBOAAN
Analisis multikomponen kadar KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan metode kolorimetri dan
uji validasinya.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu seperangkat kamera seluler, Software
color analysis, Labu takar 25 mL dan 50 mL, Pipet ukur 1 mL dan 10 mL, tabung
reaksi. Botol aquades, dan label.
2. bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu, Larutan KMnO4 1.10-2 M, Larutan
K2Cr2O7 1.10-2 M, Larutan H2SO4 10-2 M dan Akuades.
C. PROSEDUR KERJA
1) Pembuatan larutan standar K2Cr2O7
Disiapkan 0,125, 0,25, 0,5, 1,0, dan 1,5 mL K2Cr2O7 lalu diencerkan dengan aquades
sampai tanda batas pada labu ukur 50 mL. Kemudian larutan dimasukan kedalam
tabung reaksi, lalu diletakkan pada pencahayaan yang cukup. kemudian foto pada
percobaan dengan jarak kurang lebih 10 cm pada ukuran normal (1X).
2) Pembuatan larutan standar KmnO4
Disiapkan 0,25, 0,5, 1,0, 1,5, dan 2,0 mL KmnO4 lalu diencerkan dengan aquades
sampai tanda batas pada labu ukur 50 mL. Kemudian larutan dimasukan kedalam
tabung reaksi, lalu diletakan pada pencahyaan yang cukup. kemudian foto pada
percobaan dengan jarak kurang lebih 10 cm pada ukuran normaL (1x).
3) Pembuatan Sampel lath larutan campuran K2Cr2O7 dan KmnO4
Dicampurkan larutan K2Cr2O7 dengan KmnO4 lalu digojog hingga homogen,
kemudian campuran dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diletakan pada
pencahayaan yang cukup. Ambil foto dengan jarak kurnag lebih 10 cm pada ukuran
normal (1X).
K2Cr2O7 1. 10-4 KMnO4 2.10-4 Volume akhir
(ml) (ml) (ml)
0 10 10
2 8 10
4 6 10
8 2 10
10 0 10

4) Pengukuran sampel larutan campuran K2Cr2O7 dan KmnO4 yang tidak


diketahui konsentrasinya
Diambil 10 mL sampel A dan B lalu dimasukan kedalam tabung reaksi. Letakan pada
pencahayaan yang cukup dan ambil foto dengan jarak kurang lebih 10 cm pada
ukuran normal (1X). Ulangi percobaan sebanyak 3x.
5) Pengolahan data
D. DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel yg berisi konsentrasi, nilai RGB, rata2 RGB, dan nilai Log (Ib/I) dari masing2 larutan
1. Larutan standar K2Cr2O7
Rata Rata Log Ib/I
R G B
18114072246 -0,03251277
LS D 0,5 18.226.732.089 18.157.742.324 17.957.742.324
1679805298 1,00024438
LS D 0,25 1.699.805.298 1.689.805.298 1.649.805.298
20534942404 -0,08699016
LS D 1 20.815.143.889 20.814.683.925 19.974.999.398
17383003412 -0,01462149
LS D 2 18.378.016.857 18.285.419.627 15.485.573.751
16650345976 0,00408006
LS D 3 17.817.027.092 17.417.027.092 14.716.983.745
LS D 16807507927 0,00000000
Blanko 16.874.174.594 16.874.174.594 16.674.174.594

Konsentrasi Log Ib/I


0,000025 -0,03251277
0,00005 1,00024438
0,0001 -0,08699016
0,0002 -0,01462149
0,0003 0,00408006

2. Larutan Standar KmnO4


Rata Rata Log Ib/I
R G B
17273576560 0,02330990
LS P 0,5 19.233.612.282 14.880.050.572 17.707.066.827
15413285571 0,07279694
LS P 1 18.326.416.616 11.255.568.934 16.657.871.162
12832720851 0,15237342
LS P 2 16.865.749.548 7.390.987.357 14.241.425.647
7654938109 0,37675049
LS P 3 1.932.510.897 4.371.133.052 16.661.170.379
11761731888 0,19022089
LS P 4 18.278.963.275 1.608.146.899 15.398.085.491
LS P 18226033715 0,00000000
Blanko 18.310.753.763 18.283.673.691 18.083.673.691

Konsentrasi Log Ib/I


0,00005 0,02330990
0,0001 0,07279694
0,0002 0,15237342
0,0003 0,37675049
0,0004 0,19022089
3. Sampel lath
Rata-rata Log (Ib/i)
R G B
7.490.104.75 14010164960,66670000 -0,05051202
LT 1 18.632.307.044 6 15.908.083.082
9.846.621.31 14975036724,66670000 -0,07943667
LT 2 18.885.696.568 2 16.192.792.294
11.771.118.6 15595199678,66670000 -0,09705971
LT 3 18.872.634.557 03 16.141.845.876
16.624.066.2 11714659080,66670000 0,02720157
LT 4 1.900.892.354 25 16.619.018.663
17.690.422.6 17423755970,33330000 -0,14521055
LT 5 17.690.422.637 37 16.890.422.637
LT 1.791.112.94 12471860044,33330000 0,00000000
Blanko 17.913.395.545 4 17.711.071.644

Konsentrasi Log Ib/I


0,00020 -0,05051202
0,00016 -0,07943667
0,00012 -0,09705971
0,00004 0,02720157
0,00000 -0,14521055

4. Larutan sampel
Rata-rata Log (Ib/I)
R G B
15948773028,66670000 -7,953842355
LT SAM A1 19.318.750.151 12.613.151.114 15.914.417.821
15676693558,00000000 -7,94636955
LT SAM A2 18.892.236.002 12.449.257.074 15.688.587.598
14939851093,66670000 -7,92546135
LT SAM A3 18.306.503.311 11.606.503.311 14.906.546.659
15317017058,00000000 -7,936289273
LT SAM B1 19.146.610.476 10.791.654.425 16.012.786.273
15757114589,66670000 -7,94859177
LT SAM B2 19.457.985.551 10.956.417.821 16.856.940.397
15923353803,00000000 -7,953149622
LT SAM B3 19.667.890.427 11.730.956.051 16.371.214.931

D P
0,04326706 -0,25225312
0,043226099 -0,25201376
0,043111496 -0,25134405
0,043170847 -0,25169088
0,04323828 -0,25208494
0,043263263 -0,25223093
E. ANALISIS DATA

Kurva Larutan Standar Dikromat


1,20000000

1,00000000

0,80000000

0,60000000
[Log Ib/I

0,40000000
y = -1513x + 0,3783
0,20000000 R² = 0,1388

0,00000000
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035
-0,20000000

-0,40000000 [D]

Kurva Larutan Standar Permanganat


0,40000000

0,35000000

0,30000000
y = 0,0638x - 0,0282
0,25000000 R² = 0,5482
LOG Ib/I

0,20000000

0,15000000

0,10000000

0,05000000

0,00000000
0 1 2 3 4 5 6
[P]
Kurva Larutan Sampel Latih Permanganat
0,04000000

0,02000000

0,00000000
0,00000 0,00005 0,00010 0,00015 0,00020 0,00025
-0,02000000

-0,04000000
log Ib/I

-0,06000000

-0,08000000
y = 91,222x - 0,0785
-0,10000000 R² = 0,014

-0,12000000

-0,14000000

-0,16000000
[P]

Kurva Larutan Sampel Latih Dikromat


0,04000000 y = -182,44x - 0,0602
R² = 0,014
0,02000000
0,00000000
0,00000 0,00002 0,00004 0,00006 0,00008 0,00010 0,00012
-0,02000000
-0,04000000
Log Ib/I

-0,06000000
-0,08000000
-0,10000000
-0,12000000
-0,14000000
-0,16000000
[D]

Dari kurva diatas dapat ditentukan kadar dikromat dan permanganat:


A. Kadar Dikromat Sampel A
➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388

𝑌−0,3783 0,04326706−0,3783
x= = = 0,000221436
−1513 −1513
➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388

𝑌−0,3783 0,043226099−0,3783
x= = = 0,000221463
−1513 −1513

➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388

𝑌−0,3783 0,043111496−0,3783
x= = = 0,000221539
−1513 −1513

Jadi untuk kadar dikromat pada sampel A sebesar 0,000221479 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel A1, Sampel A2 dan Sampel A3.

B. Kadar Dikromat sampel B


➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388

𝑌−0,3783 0,0,043170847−0,3783
x= = = 0,0002215
−1513 −1513

➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388

𝑌−0,3783 0,04323838−0,3783
x= = = 0,000221455
−1513 −1513

➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388

𝑌−0,3783 0,043263263−0,3783
x= = = 0,000221439
−1513 −1513
Jadi untuk kadar dikromat pada sampel B sebesar 0,000221465 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel B1, Sampel B2 dan Sampel B3.

C. Kadar Permanganat sampel B


➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482

𝑌−0,0282 −0,25169088−0,0282
x= = = −4,387
0,0638 0,0638

➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482

𝑌−0,0282 −0,25208494−0,0282
x= = = -4,39318
0,0638 0,0638
➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482

𝑌−0,0282 −0,25223093−0,0282
x= = = -4,39547
0,0638 0,0638
Jadi untuk kadar permanganat pada sampel B sebesar -4,39188 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel B1, Sampel B2 dan Sampel B3.

D. Kadar Permanganat Sampe A


➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482

𝑌−0,0282 −0,25225312−0,0282
x= = = -4,39582
0,0638 0,0638

➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482

𝑌−0,0282 −0,25201376−0,0282
x= = = -4,39207
0,0638 0,0638

➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482

𝑌−0,0282 −0,25134405−0,0282
x= = = -4,38157
0,0638 0,0638
Jadi untuk kadar permanganat pada sampel A sebesar -4,38982 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel A1, Sampel A2 dan Sampel A3.

F. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Percobaan ini berjudul Analisis Multikomponen Secara Kolorimetri dengan tujuan
untuk Analisis multikomponen kadar KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan metode kolorimetri dan
uji validasinya. Kolorimetri adalah metode perbandingan dengan menggunakan perbedaan
warna zat. Metode kolorimetri digunakan untuk mengukur warna zat sebagai perbandingan,
sumber energi biasanya berupa cahaya putih yang untuk membandingkan absorpsi cahaya
relatif terhadap suatu zat (Kurniasari, 2006). Metode ini digunakan untuk menentukan
konsentrasi bahan aktif dalam suatu sampel dengan cara membandingkan intensitas warna
yang terbentuk setelah reaksi dengan standar yang telah ditentukan. Kelebihan dari metode
kolorimetri ini adalah kemudahannya dalam menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil.
Prinsip kerjanya adalah menentukan konsentrasi KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan cara
menentukan warna berdasarkan komponen merah, hijau, dan biru dari cahaya yang diserap
oleh objek atau sampel menggunakan metode kolorimetri menggunakan perangkat lunak
analisis warna dan kolaborasi Google.
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menyiapkan larutan standar K2Cr2O7
dengan konsentrasi 0,25 x 10-4; 0.5.10-4; 1.0.10-4; 2.0.10-4; 3.0.10-4 M dan larutan baku
KMnO4 dengan konsentrasi 0.5.10-4; 1.0.10-4; 2.0.10-4; 3.0.10-4; 4.0.10-4 M. kemudian
diencerkan dalam labu ukur 50 mL. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti dan konsentrasinya tidak mudah berubah (Chang, 2004).
Mengencerkan larutan standar K2Cr2O7 dengan air suling menghasilkan larutan berwarna
kuning, sedangkan mengencerkan larutan KMnO4 dengan H2SO4 menghasilkan larutan
berwarna merah muda. Namun, warna yang dihasilkan terlihat muda dan tua. Karena semakin
banyak air yang digunakan dalam larutan referensi, semakin rendah konsentrasinya. Semakin
rendah konsentrasi larutan pembanding maka semakin muda pula larutan tersebut, karena
kerapatan atau konsentrasi molekul dalam larutan pembanding juga semakin berkurang
(Khopkar, 1990). Pengenceran larutan adalah proses pengurangan konsentrasi suatu larutan
dengan menambahkan pelarut seperti air ke dalam larutan pekat untuk mengurangi
konsentrasi larutan dari konsentrasi semula ke konsentrasi yang lebih encer untuk mencapai
konsentrasi larutan yang diinginkan (Aziz, 2007). Tujuan pengenceran adalah untuk
membawa larutan standar ke konsentrasi yang berbeda sehingga konsentrasi dapat ditentukan
saat membuat perbandingan warna antara larutan standar dan larutan sampel. Juga,
pengenceran dibuat sebagai syarat untuk menerapkan hukum Lambert-Beer. Pengenceran
pada dasarnya hanya menambahkan pelarut, sehingga jumlah molar zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah molar zat terlarut setelah pengenceran. Hasil pengenceran
tersebut merupakan kisaran normal yang lebih kecil atau kurang pekat dibandingkan dengan
nilai normal larutan semula yaitu lebih pekat (Hikmayanti & Lisa, 2019). Selain sebagai
pelarut, air suling dan larutan H2SO4 juga berperan sebagai pelarut netral. Larutan blanko
adalah larutan yang tidak mengandung analit apapun dan sering digunakan sebagai larutan
acuan untuk analisis fotometri untuk keperluan kalibrasi. Pada percobaan ini digunakan
akuades sebagai blanko larutan baku K2Cr2O7, sampel latih, dan sampel A dan B, sedangkan
larutan H2SO4 digunakan sebagai blanko larutan baku KMnO4. Setelah pengenceran, larutan
dikocok beberapa saat agar campuran menjadi homogen. Pemilihan pelarut yang digunakan
dalam pengujian didasarkan pada dua kriteria yaitu sampel harus larut dalam pelarut dan
pelarut harus transparan (Braun, 1987).

Kemudian, larutan ditempatkan di ruangan yang cukup terang, yang digunakan


sebagai sumber cahaya untuk membandingkan penyerapan cahaya relatif terhadap zat, karena
kolorimeter peka terhadap cahaya yang diukur dan seberapa banyak warna yang diserap
benda atau zat. . Kolorimetri adalah teknik pengukuran warna yang mengukur intensitas
cahaya yang dipantulkan dari atau ditransmisikan melalui sampel. Dalam kolorimetri, sampel
disinari oleh sumber cahaya yang dikontrol dan intensitas cahaya yang dipantulkan atau
dipancarkan oleh sampel diukur dengan fotometer/spektrofotometer (Day & Underwood,
1992). Pengambilan foto atau fotografi dilakukan dengan smartphone pada perbesaran
normal 1x pada jarak yang sama ±10 cm, sehingga setiap larutan memiliki jarak dan
perbesaran normal yang sama untuk mencapai akurasi pada konsentrasi apapun. Karena salah
satu faktor utama dari metode kolorimetri adalah intensitas warna yang harus berbanding
lurus dengan konsentrasi. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada sampel latih yang dibuat
dari campuran K2Cr2O7 1,10-4 dan KMnO4 1,10-4 dalam 6 baris dengan perbandingan
pencampuran yang berbeda, kemudian dikocok beberapa saat hingga larutan tercampur
secara homogen dan sempurna, lalu diukur dari larutan sampel dengan konsentrasi campuran
K2Cr2O7 dan KMnO4 yang tidak diketahui. Solusi warna keseluruhan yang dihasilkan
ditentukan berdasarkan nilai RGB-nya melalui pencitraan digital menggunakan perangkat
lunak analisis warna dan Google Colabs. Data nilai RGB dari larutan yang dihasilkan
kemudian diubah menjadi nilai absorbansi menggunakan persamaan Lambert-Beer, A = log
Ib⁄I (Rismiarti & Indrawati, 2017). Hasil konversi nilai RGB menjadi absorbansi kemudian
digunakan untuk membuat kurva kalibrasi standar untuk setiap larutan. Kemudian data RGB
sampel A dan B dimasukkan ke dalam persamaan regresi sampel latih, sehingga diketahui
konsentrasi K2Cr2O7 dan KMnO4 pada sampel A dan B.

Analisis multikomponen adalah metode analisis yang memungkinkan pengukuran


beberapa komponen dalam sampel secara bersamaan. Sehingga analisis kolorimetri dapat
digunakan dalam analisis multikomponen. Dengan metode kolorimetri, komposisi warna
sampel ditentukan dengan analisis multi komponen. Analisis didasarkan pada hukum
Lambert-Beer, absorbansi, konsentrasi larutan dan reagen kolorimetri. Intensitas warna yang
dihasilkan setelah reaksi antara obat dan pereaksi kolorimetri digunakan untuk menentukan
konsentrasi masing-masing bahan aktif dalam sampel. Rumusan matematis untuk analisis
multikomponen secara kolorimetri yaitu persamaan Lambert-beer, A = log 𝐼𝑏⁄𝐼 . Di mana Ib
adalah intensitas cahaya datang dan I adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel
(Hendayana, 1994)

Kurva kalibrasi standar adalah metode untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam
sampel menggunakan serangkaian larutan standar dengan konsentrasi yang diketahui.
Hubungan linier antara konsentrasi larutan standar dan absorbansi membentuk persamaan
berikut:

Y = ax + b

Y = Absorbansi

x = konsentrasi analit

a = kemiringan (slope)

b = intersep (intercept)

Nilai Intersep adalah nilai respons untuk blanko, idealnya nol. Kemiringan atau slope
merupakan nilai sensitivitas dari metode pengujian, dimana semakin tinggi kemiringan maka
semakin tinggi pula nilai sensitivitas dari metode tersebut. Korelasi antara analit (x) dan
respon log Ib/I dinyatakan sebagai koefisien korelasi (R) (Chang, 2004). Korelasi adalah
ukuran seberapa banyak dua variabel berubah satu sama lain. Nilai korelasi yang mendekati -
1 atau +1 berarti hubungannya semakin kuat. Nilai di atas nol menunjukkan korelasi positif,
sedangkan nilai di bawah nol menunjukkan korelasi negatif. Nilai positif menunjukkan arah
hubungan searah. Artinya, jika x bertambah, maka y bertambah dan sebaliknya. Meskipun
korelasi negatif terjadi ketika nilai variabel x meningkat, nilai y menurun. Ketika tren tidak
menunjukkan arah positif atau negatif, kedua variabel tersebut dikatakan tidak berkorelasi.
Kriteria penerimaan korelasi adalah hubungan sangat rendah 0,00-0,199, hubungan rendah
0,20-0,399, hubungan sedang 0,40-0,599, hubungan kuat 0,60-0,799, dan hubungan sangat
kuat 0,80-1.000 (Sugiyono, 2018).

Berdasarkan data yang diperoleh, persamaan regresi yang dihasilkan dari larutan
sampel latih dikromat adalah y = -1513x + 0,3783, R2= 0,1388 dan persamaan regresi larutan
latih permanganat: y = 0,0638x – 0,0282, R2= 0,5482. Persamaan regresi tersebut
menunjukkan nilai R nya sebesar 0,1388 dan 0,5482. Nilai tersebut kurang dari 1 yang berarti
tidak termasuk grafik yang linear. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan linearitas
antara konsentrasi sampel dengan log 𝐼𝑏⁄𝐼 sampel memberikan hasil yang linear, namun hasil
percobaan diperoleh hasil yang tidak linear. Berdasarkan grafik kurva standar yang diperoleh,
kurva pada larutan sampel latih dikromat memiliki korelasi negatif karena terjadi peningkatan
nilai konsentrasi sampel latih dikromatnya, tetapi terjadi penurunan pada nilai log 𝐼𝑏⁄𝐼 .
Sedangkan kurva standar larutan sampel latih permanganat memiliki korelasi positif karena
terjadi peningkatan nilai konsentrasi sampel latih permanganat dan nilai log 𝐼𝑏⁄𝐼 sampel latih
permanganat. Dengan demikian, linearitas korelasi pada sampel latih dikromat adalah korelasi
negatif sedangkan pada sampel latih permanganat adalah korelasi positif. Berdasarkan
persamaan regresi dari sampel latih dikromat dan permanganat, didapatkan koefisien relasinya
sebesar 0,1388 dan 0,5482. Nilai ini tidak memenuhi persyaratan linear. Nilai koefisien
korelasi yang memenuhi persyaratan adalah mendekati 1 (ICH, 2005). Dengan demikian, kadar
K2Cr2O7 dan KMnO4 secara pendekatan persamaan regresi larutan sampel latih dikromat y = -
1513x + 0,3783, R2= 0,1388 dan permanganat: y = 0,0638x – 0,0282, R2= 0,5482 dengan
metode kolorimetri kadar K2Cr2O7 sampel A dan B berturut-turut sebesar -4,38982 M dan -
4,39188 M, Sedangkan kadar KMnO4 sampel A dan B berturut-turut sebesar 0,000221479 M
dan 0,000221465 M.

G. KESIMPULAN
Kolorimetri adalah metode perbandingan dengan menggunakan perbedaan warna zat.
Metode kolorimetri digunakan untuk mengukur warna zat sebagai perbandingan, sumber
energi biasanya berupa cahaya putih yang untuk membandingkan absorpsi cahaya relatif
terhadap suatu zat. Metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi bahan aktif dalam
suatu sampel dengan cara membandingkan intensitas warna yang terbentuk setelah reaksi
dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar K2Cr2O7
sampel A dan B berturut-turut sebesar -4,38982 M dan -4,39188 M, Sedangkan kadar KMnO4
sampel A dan B berturut-turut sebesar 0,000221479 M dan 0,000221465 M.

H. DAFTAR PUSTAKA

Aziz, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, Dan Pb Dalam Susu Kental Manis Kemasan
Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. Jakarta: UI.
Basset, J. (1994). Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Braun, H. (1987). Theory and Application of an Alternative Correlation Flowmeter. Berlin:
Regelungstechnik Universitat.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Day, & Underwood. (1992). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Hendayana. 1994. Kimia Analitik Instrumen. IKIP semarang.
Hikmayanti, M., & Lisa, U. (2019). Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa Kelas
XI MA 1 Pekanbaru Pada Materi Tritrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia,
9(1), 52-57.
Ida Sulistyaningrum, Melati Putri Git Utami dan Reni Banowati Istiningrum. 2014.
Perbandingan Metode Kalibrasi dan Adisi Standar untuk Penentuan Timbal Terlarut
dalam air Bak Kontrol Candi Borobudur secara Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA)-Nyala. Jurnal Konservasi cagar Budaya Borobudur, Volume 8, Nomor 2,
Desember 2014, Hal 62-67. Yogyakarta: UII.
ICH. (2005). Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2 (R1).
International Conference on Harmonization of Technical, 13.
Khopkar, S. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Puspita, D., Riska, Y., Sandry, & K. (2021). Pengembangan Metode Analisis Kandungan
Yodium dengan Metode Rapid Test Kit. Jurnal Ilmiah Indonesia, 1 (5), 488-495.
Rismiarti, Z., & Indrawati, R. (2017). Karakterisasi Metode Paper Analytical Device Berbasis
Pencitraan Digital Untuk Deteksi Kadmium . Jurnal Chemistry Progress 10(2), 12-22.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

I. Lampiran

LS D 0,5

LS D 0,25

LS D 1

LS D 2
LS D 3

LS D Blanko

LS P 0,5

LS P 1

LS P 2

LS P 3

LS P 4

LS P Blanko

LT 1
LT 2

LT 3

LT 4

LT 5

LT Blanko

LT SAM A1

LT SAM A2

LT SAM A3

LT SAM B1
LT SAM B2

LT SAM B3

MSDS BAHAN
A. Larutan KmnO4
Bentuk : Cair
Warna : ungu
Bau : Tak berbau
pH : kira-kira 7 - 9 pada 20 g/l 20 °C
Titik lebur : > 240 °C (penguraian)
Bahaya : Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Tindakan pertolongan pertama
Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter
mata.Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam
satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban
tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter
secepatnya

B. Larutan K2Cr2O7
Bentuk : Cair
Warna : jingga
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : 3,6 pada 100 g/l
Titik lebur : Kira-kira 398 °C Metoda: Pedoman Tes OECD 102
Titik didih/rentang didih : > 500 °C pada 1.013 hPa
Bahaya : Dapat meyebabkan kerusakan genetik. Dapat meyebabkan
kanker. Dapat merusak kesuburan. Dapat merusak janin. Dapat mengintensifkan
api; pengoksidasi. Toksik bila tertelan. Berbahaya jika terkena kulit.
Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata. Dapat menyebabkan
reaksi alergi pada kulit. Fatal jika terhirup. Dapat menyebabkan alergi atau gejala
asma atau kesulitan bernafas jka terhrup.

Tindakan Pertolongan Pertama


Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi
dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas
buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata.
Kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam
satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan
karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.
C. Larutan H2SO4
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : 0,3 pada 49 g/l 25 °C
Titik lebur : -20 °C
Titik didih : Tidak tersedia informasi.
Bahaya : Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata

Tindakan pertolongan pertama


Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi
dirinya. Setelah terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.

D. Aquades
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : pada 20 °C netral
Titik lebur : 0 °C
Titik didih/rentang didih : 100 °C pada 1.013 hPa
Tidak berbahaya

Anda mungkin juga menyukai