Yuda Adrian Lapres Kolorimetri
Yuda Adrian Lapres Kolorimetri
PRAKTIKUM INSTRUMEN
Analisis Multikomponen Secara Kolorimetri
Disusun oleh :
Pernyataan Keaslian
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan secara jujur bahwa laporan yang saya
buat adalah hasil kerja sendiri, tidak menjiplak hasil kerja orang lain dan atau tidak
memanipulasi data. Jika terbukti ada hal-hal hasil menjiplak karya orang lain dan atau
memanipulasi data, maka saya siap menerima sanksi yang semestinya.
Selesai pada tanggal : Sabtu, 29 Maret 2023 Yang menyatakan
Jam : 15.50 WIB
A. TUJUAN PERCBOAAN
Analisis multikomponen kadar KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan metode kolorimetri dan
uji validasinya.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu seperangkat kamera seluler, Software
color analysis, Labu takar 25 mL dan 50 mL, Pipet ukur 1 mL dan 10 mL, tabung
reaksi. Botol aquades, dan label.
2. bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu, Larutan KMnO4 1.10-2 M, Larutan
K2Cr2O7 1.10-2 M, Larutan H2SO4 10-2 M dan Akuades.
C. PROSEDUR KERJA
1) Pembuatan larutan standar K2Cr2O7
Disiapkan 0,125, 0,25, 0,5, 1,0, dan 1,5 mL K2Cr2O7 lalu diencerkan dengan aquades
sampai tanda batas pada labu ukur 50 mL. Kemudian larutan dimasukan kedalam
tabung reaksi, lalu diletakkan pada pencahayaan yang cukup. kemudian foto pada
percobaan dengan jarak kurang lebih 10 cm pada ukuran normal (1X).
2) Pembuatan larutan standar KmnO4
Disiapkan 0,25, 0,5, 1,0, 1,5, dan 2,0 mL KmnO4 lalu diencerkan dengan aquades
sampai tanda batas pada labu ukur 50 mL. Kemudian larutan dimasukan kedalam
tabung reaksi, lalu diletakan pada pencahyaan yang cukup. kemudian foto pada
percobaan dengan jarak kurang lebih 10 cm pada ukuran normaL (1x).
3) Pembuatan Sampel lath larutan campuran K2Cr2O7 dan KmnO4
Dicampurkan larutan K2Cr2O7 dengan KmnO4 lalu digojog hingga homogen,
kemudian campuran dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diletakan pada
pencahayaan yang cukup. Ambil foto dengan jarak kurnag lebih 10 cm pada ukuran
normal (1X).
K2Cr2O7 1. 10-4 KMnO4 2.10-4 Volume akhir
(ml) (ml) (ml)
0 10 10
2 8 10
4 6 10
8 2 10
10 0 10
4. Larutan sampel
Rata-rata Log (Ib/I)
R G B
15948773028,66670000 -7,953842355
LT SAM A1 19.318.750.151 12.613.151.114 15.914.417.821
15676693558,00000000 -7,94636955
LT SAM A2 18.892.236.002 12.449.257.074 15.688.587.598
14939851093,66670000 -7,92546135
LT SAM A3 18.306.503.311 11.606.503.311 14.906.546.659
15317017058,00000000 -7,936289273
LT SAM B1 19.146.610.476 10.791.654.425 16.012.786.273
15757114589,66670000 -7,94859177
LT SAM B2 19.457.985.551 10.956.417.821 16.856.940.397
15923353803,00000000 -7,953149622
LT SAM B3 19.667.890.427 11.730.956.051 16.371.214.931
D P
0,04326706 -0,25225312
0,043226099 -0,25201376
0,043111496 -0,25134405
0,043170847 -0,25169088
0,04323828 -0,25208494
0,043263263 -0,25223093
E. ANALISIS DATA
1,00000000
0,80000000
0,60000000
[Log Ib/I
0,40000000
y = -1513x + 0,3783
0,20000000 R² = 0,1388
0,00000000
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025 0,0003 0,00035
-0,20000000
-0,40000000 [D]
0,35000000
0,30000000
y = 0,0638x - 0,0282
0,25000000 R² = 0,5482
LOG Ib/I
0,20000000
0,15000000
0,10000000
0,05000000
0,00000000
0 1 2 3 4 5 6
[P]
Kurva Larutan Sampel Latih Permanganat
0,04000000
0,02000000
0,00000000
0,00000 0,00005 0,00010 0,00015 0,00020 0,00025
-0,02000000
-0,04000000
log Ib/I
-0,06000000
-0,08000000
y = 91,222x - 0,0785
-0,10000000 R² = 0,014
-0,12000000
-0,14000000
-0,16000000
[P]
-0,06000000
-0,08000000
-0,10000000
-0,12000000
-0,14000000
-0,16000000
[D]
𝑌−0,3783 0,04326706−0,3783
x= = = 0,000221436
−1513 −1513
➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388
𝑌−0,3783 0,043226099−0,3783
x= = = 0,000221463
−1513 −1513
➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388
𝑌−0,3783 0,043111496−0,3783
x= = = 0,000221539
−1513 −1513
Jadi untuk kadar dikromat pada sampel A sebesar 0,000221479 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel A1, Sampel A2 dan Sampel A3.
𝑌−0,3783 0,0,043170847−0,3783
x= = = 0,0002215
−1513 −1513
➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388
𝑌−0,3783 0,04323838−0,3783
x= = = 0,000221455
−1513 −1513
➢ y = -1513x + 0,3783
R² = 0,1388
𝑌−0,3783 0,043263263−0,3783
x= = = 0,000221439
−1513 −1513
Jadi untuk kadar dikromat pada sampel B sebesar 0,000221465 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel B1, Sampel B2 dan Sampel B3.
𝑌−0,0282 −0,25169088−0,0282
x= = = −4,387
0,0638 0,0638
➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482
𝑌−0,0282 −0,25208494−0,0282
x= = = -4,39318
0,0638 0,0638
➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482
𝑌−0,0282 −0,25223093−0,0282
x= = = -4,39547
0,0638 0,0638
Jadi untuk kadar permanganat pada sampel B sebesar -4,39188 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel B1, Sampel B2 dan Sampel B3.
𝑌−0,0282 −0,25225312−0,0282
x= = = -4,39582
0,0638 0,0638
➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482
𝑌−0,0282 −0,25201376−0,0282
x= = = -4,39207
0,0638 0,0638
➢ y = 0,0638x - 0,0282
R² = 0,5482
𝑌−0,0282 −0,25134405−0,0282
x= = = -4,38157
0,0638 0,0638
Jadi untuk kadar permanganat pada sampel A sebesar -4,38982 yang diperoleh dari
nilai rata-rata sampel A1, Sampel A2 dan Sampel A3.
Kurva kalibrasi standar adalah metode untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam
sampel menggunakan serangkaian larutan standar dengan konsentrasi yang diketahui.
Hubungan linier antara konsentrasi larutan standar dan absorbansi membentuk persamaan
berikut:
Y = ax + b
Y = Absorbansi
x = konsentrasi analit
a = kemiringan (slope)
b = intersep (intercept)
Nilai Intersep adalah nilai respons untuk blanko, idealnya nol. Kemiringan atau slope
merupakan nilai sensitivitas dari metode pengujian, dimana semakin tinggi kemiringan maka
semakin tinggi pula nilai sensitivitas dari metode tersebut. Korelasi antara analit (x) dan
respon log Ib/I dinyatakan sebagai koefisien korelasi (R) (Chang, 2004). Korelasi adalah
ukuran seberapa banyak dua variabel berubah satu sama lain. Nilai korelasi yang mendekati -
1 atau +1 berarti hubungannya semakin kuat. Nilai di atas nol menunjukkan korelasi positif,
sedangkan nilai di bawah nol menunjukkan korelasi negatif. Nilai positif menunjukkan arah
hubungan searah. Artinya, jika x bertambah, maka y bertambah dan sebaliknya. Meskipun
korelasi negatif terjadi ketika nilai variabel x meningkat, nilai y menurun. Ketika tren tidak
menunjukkan arah positif atau negatif, kedua variabel tersebut dikatakan tidak berkorelasi.
Kriteria penerimaan korelasi adalah hubungan sangat rendah 0,00-0,199, hubungan rendah
0,20-0,399, hubungan sedang 0,40-0,599, hubungan kuat 0,60-0,799, dan hubungan sangat
kuat 0,80-1.000 (Sugiyono, 2018).
Berdasarkan data yang diperoleh, persamaan regresi yang dihasilkan dari larutan
sampel latih dikromat adalah y = -1513x + 0,3783, R2= 0,1388 dan persamaan regresi larutan
latih permanganat: y = 0,0638x – 0,0282, R2= 0,5482. Persamaan regresi tersebut
menunjukkan nilai R nya sebesar 0,1388 dan 0,5482. Nilai tersebut kurang dari 1 yang berarti
tidak termasuk grafik yang linear. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan linearitas
antara konsentrasi sampel dengan log 𝐼𝑏⁄𝐼 sampel memberikan hasil yang linear, namun hasil
percobaan diperoleh hasil yang tidak linear. Berdasarkan grafik kurva standar yang diperoleh,
kurva pada larutan sampel latih dikromat memiliki korelasi negatif karena terjadi peningkatan
nilai konsentrasi sampel latih dikromatnya, tetapi terjadi penurunan pada nilai log 𝐼𝑏⁄𝐼 .
Sedangkan kurva standar larutan sampel latih permanganat memiliki korelasi positif karena
terjadi peningkatan nilai konsentrasi sampel latih permanganat dan nilai log 𝐼𝑏⁄𝐼 sampel latih
permanganat. Dengan demikian, linearitas korelasi pada sampel latih dikromat adalah korelasi
negatif sedangkan pada sampel latih permanganat adalah korelasi positif. Berdasarkan
persamaan regresi dari sampel latih dikromat dan permanganat, didapatkan koefisien relasinya
sebesar 0,1388 dan 0,5482. Nilai ini tidak memenuhi persyaratan linear. Nilai koefisien
korelasi yang memenuhi persyaratan adalah mendekati 1 (ICH, 2005). Dengan demikian, kadar
K2Cr2O7 dan KMnO4 secara pendekatan persamaan regresi larutan sampel latih dikromat y = -
1513x + 0,3783, R2= 0,1388 dan permanganat: y = 0,0638x – 0,0282, R2= 0,5482 dengan
metode kolorimetri kadar K2Cr2O7 sampel A dan B berturut-turut sebesar -4,38982 M dan -
4,39188 M, Sedangkan kadar KMnO4 sampel A dan B berturut-turut sebesar 0,000221479 M
dan 0,000221465 M.
G. KESIMPULAN
Kolorimetri adalah metode perbandingan dengan menggunakan perbedaan warna zat.
Metode kolorimetri digunakan untuk mengukur warna zat sebagai perbandingan, sumber
energi biasanya berupa cahaya putih yang untuk membandingkan absorpsi cahaya relatif
terhadap suatu zat. Metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi bahan aktif dalam
suatu sampel dengan cara membandingkan intensitas warna yang terbentuk setelah reaksi
dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar K2Cr2O7
sampel A dan B berturut-turut sebesar -4,38982 M dan -4,39188 M, Sedangkan kadar KMnO4
sampel A dan B berturut-turut sebesar 0,000221479 M dan 0,000221465 M.
H. DAFTAR PUSTAKA
Aziz, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, Dan Pb Dalam Susu Kental Manis Kemasan
Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. Jakarta: UI.
Basset, J. (1994). Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Braun, H. (1987). Theory and Application of an Alternative Correlation Flowmeter. Berlin:
Regelungstechnik Universitat.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Day, & Underwood. (1992). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Hendayana. 1994. Kimia Analitik Instrumen. IKIP semarang.
Hikmayanti, M., & Lisa, U. (2019). Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa Kelas
XI MA 1 Pekanbaru Pada Materi Tritrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia,
9(1), 52-57.
Ida Sulistyaningrum, Melati Putri Git Utami dan Reni Banowati Istiningrum. 2014.
Perbandingan Metode Kalibrasi dan Adisi Standar untuk Penentuan Timbal Terlarut
dalam air Bak Kontrol Candi Borobudur secara Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA)-Nyala. Jurnal Konservasi cagar Budaya Borobudur, Volume 8, Nomor 2,
Desember 2014, Hal 62-67. Yogyakarta: UII.
ICH. (2005). Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2 (R1).
International Conference on Harmonization of Technical, 13.
Khopkar, S. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Puspita, D., Riska, Y., Sandry, & K. (2021). Pengembangan Metode Analisis Kandungan
Yodium dengan Metode Rapid Test Kit. Jurnal Ilmiah Indonesia, 1 (5), 488-495.
Rismiarti, Z., & Indrawati, R. (2017). Karakterisasi Metode Paper Analytical Device Berbasis
Pencitraan Digital Untuk Deteksi Kadmium . Jurnal Chemistry Progress 10(2), 12-22.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
I. Lampiran
LS D 0,5
LS D 0,25
LS D 1
LS D 2
LS D 3
LS D Blanko
LS P 0,5
LS P 1
LS P 2
LS P 3
LS P 4
LS P Blanko
LT 1
LT 2
LT 3
LT 4
LT 5
LT Blanko
LT SAM A1
LT SAM A2
LT SAM A3
LT SAM B1
LT SAM B2
LT SAM B3
MSDS BAHAN
A. Larutan KmnO4
Bentuk : Cair
Warna : ungu
Bau : Tak berbau
pH : kira-kira 7 - 9 pada 20 g/l 20 °C
Titik lebur : > 240 °C (penguraian)
Bahaya : Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Tindakan pertolongan pertama
Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter
mata.Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam
satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban
tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter
secepatnya
B. Larutan K2Cr2O7
Bentuk : Cair
Warna : jingga
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : 3,6 pada 100 g/l
Titik lebur : Kira-kira 398 °C Metoda: Pedoman Tes OECD 102
Titik didih/rentang didih : > 500 °C pada 1.013 hPa
Bahaya : Dapat meyebabkan kerusakan genetik. Dapat meyebabkan
kanker. Dapat merusak kesuburan. Dapat merusak janin. Dapat mengintensifkan
api; pengoksidasi. Toksik bila tertelan. Berbahaya jika terkena kulit.
Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata. Dapat menyebabkan
reaksi alergi pada kulit. Fatal jika terhirup. Dapat menyebabkan alergi atau gejala
asma atau kesulitan bernafas jka terhrup.
D. Aquades
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : pada 20 °C netral
Titik lebur : 0 °C
Titik didih/rentang didih : 100 °C pada 1.013 hPa
Tidak berbahaya