Anda di halaman 1dari 12

 

EVAKUASI MEDIS AIR


TBMM Panacea

1. PENGERTIAN
Merupakan pertolongan/penyelamatan serta cara melakukan evakuasi korban dari
perairan.

2. PENCEGAHAN KEDARURATAN DI AIR


a. Papan peringatan di daerah bahaya.
Contoh: Papan kedalaman kolam (depth), arus/gelombang (waves), binatang buas,
dsb.
b. Menyiapkan alat bantu apung di keramaian.
c. Mengetahui prosedur yang harus dilakukan pada keadaan darurat di air (standard
operation procedure)
d. Menggunakan life jacket.
e. Memperhatikan kondisi cuaca dan ramalan cuaca.
f. Kesiapsiagaan penyelamat.

3. PRINSIP MENGHADAPI KEDARURATAN DI AIR


Ketika mengetahui atau mendengar adanya keadaan darurat dan terdapat korban di dalam
air, maka segera lakukan:
a. Beri pertolongan bila mampu dan bawa ke tempat yang aman.
b. Mempertahankan jalan napas korban.
c. Lapor ke penanggung jawab lokasi/aparat setempat.

4. ISYARAT DARURAT
Isyarat dapat diberikan dengan menggunakan peluit dengan cara:
a. 1 kali tiupan peluit à hentikan aktivitas dan perhatikan asal suara untuk intruksi
selanjutnya.

 
 

b. 2 kali tiupan peluit à lanjutkan aktivitas.


c. 3 kali tiupan peluit à tanda bahaya! Segera tinggalkan lokasi secepatnya.

5. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DI SEKITAR


PERAIRAN
a. Banyak orang berkumpul di pinggir jembatan, sungai, dermaga, kolam, dll.
b. Orang lanjut usia dan anak kecil yang perlu pengawasan ekstra.
c. Orang yang terlalu gemuk.
d. Orang yang mabuk atau terpengaruh narkotika.
e. Orang yang belum mahir berenang dengan atau tanpa alat.

6. FAKTOR LINGKUNGAN YANG DIPERHATIKAN


6.1. Lingkungan air
Sifat & karakter air à tinggi permukaan selalu sama, konduktor panas yang baik,
mampu memantulkan membelokkan dan memecah sinar

6.2. Arus dan gelombang


Ada tiga macam gelombang yang ada di laut :
a. Spilling : gelombang yang aman untuk berenang
b. Plunging : gelombang yang dapat mencederai orang
c. Surging : gelombang yang dapat menarik korban masuk ke gelombang tersebut

Spilling  waves   Plunging  waves   Surging  waves  

7. MACAM-MACAM KORBAN
7.1. Perenang yang kelelahan
Korban akan berusaha untuk menjaga kepalanya tetap berada di atas dengan
gerakan dasar renang. Tanda-tanda:

 
 

a. Berusaha meminta bantuan


b. Terlihat panik
c. Kayuhan tangan/kaki lemah dan masih dapat mengapung
d. Posisi tubuh tergantung kondisi
e. Terdapat sedikit perubahan arah gerakan atau diam ditempat

7.2. Korban terluka


Korban yang merasakan kram atau luka lainnya ketika berenang. Tanda-tanda:
a. Berteriak meminta bantuan
b. Berusaha memegang bagian yang sakit/ injury
c. Terlihat kesakitan

7.3. Non-swimmer
Korban tidak dapat berenang dan berusaha untuk menjaga kepala agar tetap
diatas. Tanda-tanda:
a. Tidak dapat berteriak meminta pertolongan dan nafas terengah-engah
b. Gerakan tubuh tidak beraturan
c. Posisi tubuh vertikal
d. Hanya dapat bertahan selama 20-60 detik kemudian tenggelam
e. Tidak dapat mengikuti perintah/komunikasi.

7.4. Korban tenggelam tidak sadarkan diri


Korban sudah tidak sadarkan diri. Tanda-tanda:
a. Korban tidak bernafas
b. Posisi tubuh (terutama wajah) telungkup di dalam air

 
 

8. KEMAMPUAN PENYELAMATAN DI AIR


Seorang penyelamat di dalam air harus mempunyai kemampuan untuk:
8.1. Berenang dengan 5 gaya
a. Gaya bebas kepala rata dengan permukaan
b. Gaya dada
c. Gaya gunting
d. Gaya punggung Gaya Gunting
e. Gaya bebas kepala di atas permukaan
8.2. Mengendalikan perahu karet dan bermesin
8.3. Metode dan teknik pertolongan di air.
8.4. Medical first responder tingkat dasar.
8.5. Memahami sistem penanganan keadaan darurat.
8.6. Menguasai pembuatan simpul.

9. PRINSIP PENYELAMATAN DI AIR


a. Perhitungan / pertimbangan
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
d. Kemampuan fisik
e. Berenang menuju korbanmerupakan pilihan terakhir

10. METODE PERTOLONGAN DI AIR


Metode pertolongan di air adalah tindakan efektif yang diambil oleh tim penyelamat
ketika menghadapi kecelakaan di air. Terdapat 5 metode yaitu R-T-R-G-T (Reach-
Throw-Row-Go-Tow/Carry).
10.1. Reach
Penolong berada di darat/pinggir dengan cara
meraih/menjangkau korban dengan atau tanpa
alat. Korban berada di dekat penolong.

 
 

10.2. Throw
Penolong melemparkan alat/benda yang
mengapung ke arah korban dari darat/pinggir.
Korban berada pada posisi dimana tidak dapat
dijangkau.
 

10.3. Row
Penolong mendekati korban dengan alat
(perahu,kano,dsb) kemudian menggunakan
metode reach/throw.

10.4. Go
Penolong berenang mendekati korban dengan
membawa alat bantu apung dan akan berenang
kembali ke pinggir/darat bersama dengan
korban.
10.5. Tow/Carry
Dapat dilakukan dengan (tow) atau tanpa (carry) menggunakan alat.
Metode yang dapat digunakan ketika membawa korban tanpa menggunakan alat:

a. Cross-chest tow
Merupakan cara yang terbaik untuk korban yang panik,
karena penolong dapat mengkontrol korban dan korban
merasa aman. Penolong dapat mengunakan salah satu
atau kedua tanganya untuk menyilang dari bahu sampai
dada korban; dan bahu korban diapit di ketiak
penolong.

b. Close chin tow


Metode ini memberikan kesempatan penolong untuk membantu tubuh korban agar
tidak terlalu tenggelam. Penolong dapat melakukan monitor dan memberikan kontrol
yang lebih kepada korban. Penolong dapat mengunakan salah satu atau kedua
tanganya untuk menyilang dari ketiak menuju dagu korban; kemudian kepala korban
di taruh di bahu penolong sehingga kepala korban tetap berada di permukaan.

 
 

c. Wrist tow
Dapat digunakan untuk korban yang tidak sadarkan diri.
Penolong memegang pergelangan tangan korban (seperti
berjabat tangan), kemudian putar pergelangan penolong
(sehingga posisi jempol berada diatas permukaan)
sehingga korban ikut berputar.

d. Armpit tow
Dapat digunakan untuk korban yang tidak
sadarkan diri. Penolong dapat
mengunakan salah satu atau kedua
tanganya untuk memegang ketiak korban.

Jika korban berusaha untuk melawan dan tidak kooperatif sehingga


membahayakan penolong dan korban, dapat digunakan teknik Defend & Relase.
Metode defend & release yang dapat digunakan yaitu:

a. Block
Penolong dapat mendorong atau menendang tubuh
korban agar menjauh.

b. Wrist-Grip Escape
Buatlah korban berada di bawah air,
kemudian dorong bahu korban ke air dan
tendang korban sehingga penolong bisa
bebas.

c. Front Head-Hold Escape


Ambil nafas dalam dan tempelkan dagu ke
dada. Satukan kedua tangan di atas kepala
(sebanyak tiga kali) untuk membuat korban

 
 

berada di bawah air kemudian lepaskan tangan korban dari leher penolong sehingga
penolong bisa bebas.

11. ALAT-ALAT KESELAMATAN AIR


Untuk menghindari bahaya perairan seseorang perlu menggunakan alat keselamatan air
antara lain:
a. Pelampung/life jacket
b. Alat-alat ORAD (olahraga air deras)
c. Alat-alat navigasi
d. Alat-alat water rescue (Buoy, Throwing Bag, Perahu Karet, Rescue Tube, dll)

Rescue  Tube  
Throwing  Bag   Buoy  

e. PFD (Personal Floating Device) mengacu pada standar SOLAS (Safety Of Life at
Sea). Terdapat beberapa tipe PFD yaitu tipe I PFD, tipe II PFD, tipe III PFD, tipe
IV PFD.

 
 

12. SELF RESCUE


Merupakan usaha untuk mempertahankan diri dengan sarana yang ada di sekitarnya
hingga bantuan datang. Syarat ketika melakukan self rescue adalah tekad dan semangat
untuk bertahan. Sedangkan faktor penentu dilakukannya self rescue adalah adanya sarana
untuk bertahan, seperti:
a. Bisa dengan Life Jacket,
b. Tanpa Life Jacket (Survival Sculling) yaitu dengan menggunakan posisi HELP
atau posisi HUDDLE, dan manajemen Kram.

Dengan Life Jacket Tanpa Life Jacket


a. Pertahankan wajah tetap dipermukaan a. Cari benda yg dapat dimanfaat sebagai
air pelampung darurat, misal : kayu,
b. Jika terdapat perahu terbalik atau jerigen, botol, celana panjang
batang kayu, segera naik ke atasnya b. Keluarkan sebanyak mungkin bagian
sehingga tubuh keluar dari air tubuh dari air
c. Tetap gunakan pakaian khususnya topi c. Pertahankan pakaian khususnya topi
(Heat Conservation) d. Kurangi bergerak
e. Berenang jika tempat tujuan dekat

13. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SURVIVAL KORBAN


a. Usia
b. Posisi dalam air
c. Volume paru-paru
d. Penggunaan pfd
e. Suhu air
f. mammalian diving reflex
g. Lokasi korban juga bisa diklasifikasikan ke dalam air tenang, dan air bergerak
(deep holes, eddies downstream of large objects, dan strainers).

 
 

14. MEDICAL EMERGENCY IN DROWNING

Dibawah permukaan Breath holding


cairan

Hypoxemic
Laryngospasme
Respiratory
Movement Hypercarbic
Hyperactive
Acidotic
Aspirasi cairan
meningkat
Hipertensi
pulmonal
Cardiac
Surfactant failure
washout

14.1. Faktor risiko terjadinya tenggelam


a. Pada infant dan anak-anak
ü Kurangnya pengawasan orang dewasa
ü Kolam yang kurang aman
ü Kurangnya alat-alat penyelamatan air
ü Kekerasan terhadap bayi dan anak-anak
b. Pada orang dewasa
ü Konsumsi alcohol
ü Tidak bisa berenang
ü Memiliki riwayat penyakit emergency seperti penyakit
jantung,stroke,kejang
ü Kelelahan saat berenang
ü Kecelakaan saat menyelam ,rafting,atau kegiatan di air lainnya

14.2. Tanda-tanda tenggelam


1. a. Urutan terjadinya tenggelam
ü Perenang kesulitan untuk mengangkat kepala diatas air
 
 

ü Perenang akan berusaha menahan napas di air


ü Tapi kemudian air masuk lewat upper airway,terjadi laryngeal spasm
ü Terjadi relaksasi spasme lalu air masuk ke bronchus dan paru-paru(80%
kasus)
ü Kurangnya perfusi oksigen ke otak dan terjadi instabilitas hemodinamika
ü Kerusakan permanen otak terjadi bila otak kekurangan oksigen lebih dari 6
menit
b. Tanda korban tenggelam
ü Quiet,lethargy,unresponsive floating on the water
ü Dalam banyak kasus,kepala korban terangkat di permukaan air dengan
mulut terbuka dan korban sering ditemukan tertelungkup di permukaan air
ü Mata melebar dan terlihat panic
ü Korban mencoba berenang namun dengan gerakan yang tidak teratur

14.3. Tipe-tipe tenggelam


a. Dry drowning
Adanya laryngeal spasm yang menahan masuknya air ke bronchus dan paru-paru
korban
b. Wet drowning
Adanya laryngeal spasm, namun terjadi relaksasi spasme sehingga air masuk ke
upper airway lalu masuk ke bronchus dan paru-paru

14.4. Prioritas penyelamatan korban tenggelam


a. Selamatkan korban tak sadar yang carotid pulse nya masih teraba
b. Selamatkan korban sadar yang kooperatif
c. Selamatkan korban sadar yang nonkooperatif setelah korban tersebut tenang

14.5. Managemen korban tenggelam


a. Pindahkan korban secepatnya(metode RTRGT/carry) ,perhatikan safety ,panggil
bantuan

 
 

b. Bila insidensi minor biasanya pasien hanya batuk-batuk dan breathing mulai
normal kembali
c. Bila insiden mayor,assess korban,bila perlu di lakukan resusitasi lakukan resusitasi
d. Kepala dan badan korban sejajar untuk menghindari regurgitasi dan jangan
membalikkan korban kesamping kecuali bila ada gangguan airway
e. Nilai airway,bila ada obstruksi ,balikkan korban ke samping untuk clear
airwaynya
f. Bila korban sudah bisa bernapas normal,biarkan dalam posisi miring,kecuali bila
pasien tidak bernapas normal dan harus dilakukan resusitasi
g. Lakukan resusitasi dengan benar (5x initial breathing ,CPR) tanpa interupsi atau
gangguan
h. Jangan menekan perut korban untuk mengeluarkan air atau melakukan drainase
cairan saat proses resusitasi
i. Reassess dan monitor korban bila resusitasi sudah berhasil dilakukan

14.6. Komplikasi korban tenggelam


a. Acute respiratory distress syndrome
b. Pneumonia
c. Spinal injury
d. Organ injuries

14.7. Prognosis korban tenggelam


a. Kalo korban sadar dan memiliki orientasi baik,prognosis baik
b. Bila korban yang sudah berkurang kesadarannya atau sudah tidak sadar prognosis
tergantung dari lama korban diair dan seberapa cepat pertolongan air dilakukan
c. Semakin muda dan sehat korban,semakin baik prognosis korban
d. Semakin jernih air, prognosis semakin baik

 
 

DAFTAR PUSTAKA
 
1.  Australian Resuscitation Council : Guideline resuscitation of drowning victim
2. Unknown. Drowning Causes, Symptoms, Treatment - Drowning Symptoms - eMedicineHealth
3. Mecrow, Tom, et al.,2012, Instructor Manual: International Beach Lifeguard, Bangladesh;
International Drowning Research Centre Bangladesh

Anda mungkin juga menyukai