ORGANISASI-ORGANISASI KEPARIWISATAAN
Dalam dunia pariwisata, ada tiga faktor yang menentukan berhasilnya pengembangan
pariwisata sebagai suatu industri. Ketiga faktor tersebut adalah : Pertama, tersedianya objek
dan atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi
suatu daerah tujuan wisata. Kedua, adanya fasilitas accessibility, yaitu prasarana dan sarana
perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Ketiga, tersedianya fasilitas amenities, yaitu sarana
kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan
wisata yang dilakukan. Ketiga faktor ini merupakan syarat yang harus ada bila akan
menjadikan suatu pariwisata sebagai industri. Namun agar segala sesuatunya dapat berjalan
dengan lancar, sesuai dengan harapan atau tujuan maka dalam pengembangan pariwisata
diperlukan suatu badan atau organisasi yang bertanggung jawab untuk mengelolanya.
Pembangunan industry pariwisata dapat diwujudkan dengan peran aktif para pelakunya,
termasuk badan usaha perhotelan, restoran/rumah makan, jasa pangan yang bersatu dalam satu
wadah. Agar wadah tersebut berhasil guna dan berdaya guna dalam mengemban serta
melaksanakan peranannya dalam pembangunan dan bagi kemajuan anggota, maka badan usaha
perhotelan dan jasa akomodasi, restoran/rumah makan dan jasa pangan menghimpun diri dalam
satu organisasi. Organisasi itu disebut Perhimpunan Hotel dan Restoran yang merupakan
kelanjutan dari Indonesia Tourism Association (ITHA), yang didirikan pada 9 Februari 1969
untuk jangka panjang yang tidak ditentukan lamanya. PHRI berpusat di Ibukota Negara
Republik Indonesia Kedaulatan organisasi yang berazaskan Pancasila sepenuhnya ada di
tangan anggota dan dilaksanakan oleh Musyawarah Nasional ( MUNAS ).
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia yang di dalam Bahasa Inggris juga dikenal
dengan Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) adalah suatu
perkumpulan yang mewadahi pengusaha atau pelaku usaha di bidang jasa perjalanan wisata di
Indonesia. Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai salah satu rantai dalam jajaran
industri pariwisata sepakat untuk mempersatukan niat dan tekad dalam memajukan
kepariwisataan Indonesia melalui wadah persatuan dan kesatuan yang segala sesuatunya dapat
dilakukan dengan pengaturan. Untuk meningkatkan profesionalisme dan profiabilitas
perusahaan, para anggota, dengan cara perwakilan dalam rangka kemitraan dengan kalangan
industri dan pemerintah, mutlak menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan identifikasi
masalah guna meningkatkan rasa kepuasan jasa penjualan wisata. Asosiasi Perusahaan
Perjalanan Wisata Indonesia (Association of The Indonesian Tours and Travel
Agencies/ASITA) didirikan di Jakarta pada 7 Januari 1971 untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia yang disingkat dengan ASPINDO merupakan suatu
wadah organisasi profesi dari kalangan swasta yang bersifat non politik dan mandiri, yang
menghimpun perusahaan-perusahaan jasa impresariat Indonesia untuk melakukan kegiatan dan
berusaha di bidang impresariat.
Objek wisata yang berupa tempat atau keadaan alam, tata hidup, seni budaya serta peninggalan
sejarah bangsa, dan perwujudan ciptaan manusia yang menarik untuk dikunjungi wisatawan,
merupakan titik sentral dari upaya pengembangan kepariwisataan nasional. Untuk itu, perlu
dikembangkan secara terencana, terarah dan terpadu disertai upaya inovatif secara
berkesinambungan atas dasar pengkajian pola dan jenis permintaan. Atas dasar itu disadari
perlu adanya suatu wadah perjuangan kepentingan bersama dan sarana pengabdian profesi
dalam usaha pengelolaan objek wisata dengan membentuk suatu perhimpunan. Dengan
menyadari sepenuhnya hal-hal tersebut, dengan memohon bimbingan Tuhan Yang Maha Esa,
para pendiri organisasi dengan penuh ketulusan dan keikhlasan merasa memerlukan suatu
wadah kegiatan berupa perhimpunan. PUTRI didirikan pada 10 November 1977 untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
Pembangunan dan pengembangan pariwisata adalah tugas dari setiap komponen masyarakat
madani untuk mencapai hasil dan memperoleh manfaatnya. Masyarakat Pariwisata Indonesia
menempatkan diri sebagai forum, untuk menunjang aspirasi semua pihak secara dinamis,
dalam kerangka pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Peranserta masyarakat
menempati posisi penting dalam pembanguna kepariwisataan nasional dengan
menyumbangkan dharma baktinya dalam sektor pariwisata yang sangat berharga bagi bangsa
dan negara. MPI merupakan hasil reformasi di bidang pembangunan pariwisata yang
diprakarsai oleh forum dialog pariwisata (FDP) dan dideklarasikan pada 21 Juli 1998 dan
didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dan berpusat di ibukota Negara
Republik Indonesia.
Himpunan Pramuwisata Indonesia merupakan organisasi swasta nonpolitik dan mandiri yang
merupakan wadah tunggal pribadi-pribadi yang memiliki profesi sebagai pramuwisata.
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) disahkan pada 4 Oktober 1988 di Palembang
(Sumatera Selatan) dalam acara Musyawarah Nasional I Pramuwisata seluruh Indonesia.
Wadah tempat berkumpulnya para manajer HRD dari hotel-hotel berbintang dan apartemen
seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyatukan visi dan misi dari berbagai pemimpin
Departemen HRD agar dapat saling menukar informasi tentang sumber daya manusia yang
andal. Kemajuan dan perkembangan sebuah manajemen usaha sangat tergantung dari sumber
daya manusia yang profesional dan tangguh.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 12 Maret 1977 dan berkantor pusat di Jakarta. Maksud
dan tujuan HPP adalah untuk menghimpun para penulis pariwisata serta meningkatkan
kepariwisataan Indonesia. Usaha-usahanya adalah melalui peningkatan kemampuan para
penulis, komunikasi timbal balik, mengadakan ceramah, diskusi dan melakukan penulisan
apresiasi, penulisan promosi, pembahasan atau analisis kepariwisataan dan dalam mass media.
Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) adalah suatu asosiasi
kepariwisataan yang bergerak di bidang pengembangan dan pembinaan usaha konservasi di
kawasan Asia. Asosiasi ini dibentuk pada tahun 1983 di Manila dan berkantor Pusat di Macao.
Keanggotam AACVB meliputi antara lain: Organisasi Hotels, Airlines, Professional Congress
Organizer (PCO), Specialist Travel Agents dan Transportation Companies.
ASEAN PCT merupakan salah satu bagian dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
yang bergerak di bidang kepariwisataan yang dibentuk pada tahun 1969. Kedudukan sekretariat
organisasi ini bergilir mengikuti negara dari ketua organisasi ini. Tujuan ASEAN PCT adalah
meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang
perjalanan dan pariwisata.
AHRA adalah perhimpunan hotel dan restoran di kawasan ASEAN. Kantor pusatnya di
Singapura. Usaha dan tujuan AHRA adalah menerbitkan ASEAN Hotel and Restaurant
Directory, menyelenggarakan pendidikan dan konferensi tahunan untuk merumuskan dan
mencari pemecahan masalah-masalah kepariwisataan ASEAN.
9.3 Organisasi Kepariwisataan Internasional
1. WTO (World Tourism Organization)
World Tourism Organization (WTO) didirikan pada 27 September 1970 dan secara aktif
bekerja pada 1 Januari 1976.WTO dibentuk sebagai transformasi dan Internasional Union
Official of Travel Organization (IUOTO) yang didirikan pada 1924 di Den Haag-Belanda.
WTO merupakan organisasi internasional antara pemerintah berstatus Badan Konsultatif PBB
dan berkantor pusat di Madrid-Spanyol.
Pasific Asia Travel Association (PATA) adalah suatu organisasi pariwisata internasional yang
bertujuan untuk mempromosikan seluruh daerah/kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara
sebagai daerah wisata yang menarik. PATA didirikan pada 1951 di Hawaii, dan pada 1952
diselengarakan Sidang Tahunan I di Honolulu. Asosiasi ini bersifat tidak mencari keuntungan
(non-profit). Walaupun dalam tubuh asosiasi tergabung organisasi-organisasi yang hampir
seluruhnya saling bersaing, namun terdapat satu konsensus bahwa tugas utama setiap anggota
adalah memperbesar jumlah kunjungan wisatawan ke Asia Pasifik dan Amerika Utara yang
dengan sendirinya berarti meningkatkan tourism revenue setiap anggota.
Internasional Congress and Convention Association (ICCA) adalah suatu asosiasi profesi yang
berskala internasional yang secara khusus menitikberatkan tujuannya kepada pengembangan
dan pembinaan pengelola kongres, konvensi dan eksibisi. ICCA didirikan pada tahun 1964
berkantor pusat di Amsterdam-Belanda. Asosiasi ini pada posisi Januari tahun 1997 memiliki
lebih dari 467 anggota yang berasal dari 44 negara. Indonesia masuk menjadi anggota pada
tahun 1981.
UFTAA adalah organisasi dari perhimpunan biro-biro Perjalanan yang dibentuk pada tahun
1966. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan kepada biro-biro perjalanan melalui
perhimpunan biro perjalanan serta memberikan bantuan moral, material, keahlian dan teknik
yang diperlukan agar biro perjalanan dapat memperoleh kedudukan yang layak di kalangan
industri pariwisata dunia.
5. International Air Transport Association (IATA)
PENILAIAN