Perencanaan Kuda Kuda Kayu PDF
Perencanaan Kuda Kuda Kayu PDF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan seperti gedung,
jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua konstruksi bangunan
tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada
tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu disiplin ilmu (teknik sipil) yang
mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis. Pada
kesempatan ini, saya mencoba untuk merencanakan dan mendesain suatu konstruksi
bangunan gedung dua lantai.
1.3 Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu
yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai perbandingan
antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih
luas bagi para mahasiswa.
Jenis kayu yang digunakan untuk rangka kuda-kuda adalah kayu Rasamala dengan
berat jenis rata-rata adalah 0,81g/cm³, Konstruksi terlindung sehingga β = 1 dan pada
konstruksi bekerja muatan tidak tetap δ = 5/4 dan muatan tetap δ = 1 (PKKI – 1961 pasal
6). Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas II, yaitu kayu Rasamala dengan berat
jenis rata-rata 0,81 g/cm³, berdasarkan PKKI – 1961 daftar II untuk kayu kelas II (mutu A),
korelasi tegangannya adalah :
lt = 170 x 0,81 = 137,7 kg/cm2
// = 12 kg/cm2
Alat sambung yang digunakan adalah paku, untuk perencanaan dimensi alat
sambung digunakan rumus yang tertera pada PKKI – 1961 yang disesuaikan dengan
ukuran jenis kayu.
BAB II
PEMBEBANAN
J
A3
A4
I K
A2 A5
D2 V3 D3 3.13
H L
V2 V4 A6
A1 D1 D4
V5
V1 B
A
H1 C H2 D H4 E H5 F H6 G H7
10.80
Batang Diagonal
3,60 m
qx
q
α
B. Beban hidup
Beban hidup yang diperhitungkan pada atap gedung menurut PPI-1983 adalah
beban terpusat akibat pekerja dan peralatannya serta beban terbagi rata akibat air hujan.
Momen akibat beban hidup ini diambil yang paling besar atau yang paling menentukan
diantara dua jenis muatan berikut :
1. Beban terpusat
Berdasarkan PPI-1983 ( Bab-3 pasal 3.2 ayat 2.b), akibat beban terpusat dari
seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran yang bekerja di tengah bentang
merupakan beban hidup sebesar P = 100 kg.
Py
Px
P
C. Beban angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif dan
negatif (hisap). Tekanan angin bekerja tegak lurus pada bidang atap sebesar ω= 40 kg/m2
dengan demikian tekanan angin hanya bekerja pada sumbu y saja sedangkan sumbu x = 0.
Ada dua jenis beban angin yang harus ditinjau, yaitu:
1. Angin tekan
Koefisien angin tekan untuk sudut 65o adalah:
lt = x δ x σlt
y
Untuk ukuran gording yang direncanakan 8/12, maka
diperoleh:
12 cm x
Wx = 1/6 x b xh2 = 1/6 x 8 x 122 = 192cm3
Wy = 1/6 x b2 xh = 1/6 x 82 x 12 = 128cm3
Ix = 1/12 x b x h3 = 1/12 x 8 x 123 = 1152cm4
Iy = 1/12 x b3 x h = 1/12 x 83 x 12= 512cm4
8 cm
l tytb < l t
94,54 kg/cm2< 100 kg/cm2 ........................... (Aman)
Mx My 10505 5616
Diperoleh : l tytb = + = + = 111,32 kg/cm2
Wx Wy 128 192
l tytb <l t
111,32 kg/cm2<125 kg/cm2 ........................... (Aman)
Konstruksi gording aman terhadap tegangan lentur.
Lendutan gording
Lendutan gording
fy3 = 0
5 qy.L4 5 (0,048) x(360) 4
fx3 = x x 0,0729cm
384 E.Ix 384 (125000) x(1152)
2. Angin hisap
Lendutan akibat angin hisap tidak perlu diperhitungkan, karena angin hisap hanya
memperkecil lendutan.
fytotal = fx1 + fx2 + fx3 = 0,2354 + 0,760 + 0,000 = 0,9954 cm
fxtotal = fy1 + fy2 + fy3 = 0,1812 + 0,585 + 0,0729 = 0,8391 cm
fytb < f
fytb = 1,302 cm < 1,80 cm ……………………………………………(Aman)
Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa gording yang direncanakan dengan
ukuran 8/12 cm dapat digunakan, karena telah memenuhi syarat kontrol tegangan dan
lendutan.
I K
A2 A5
D2 V3 D3 3.13
H L
V2 V4 A6
A1 D1 D4
V5
V1 B
A
H1 C H2 D H4 E H5 F H6 G H7
1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80
10.80
B. Berat atap
D. Berat gording
V1 = V5 = 1,04 m
P = 0,08 x 0,12 x 1,04 x 810= 8,087 kg
V2 = V4 = 2,08 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,08 x 810= 16,174 kg
V3= 3,12 m
P = 0,08 x 0,12 x 3,12 x 810= 24,261 kg
D1= D4 = 2,08 m
Pelimpahan beban pada masing-masing titik buhul akibat berat batang sendiri :
1. Titik A = B = ½ (A1 + H1 ) + tritisan
= ½ (16,174+ 16,330) +8,942 = 25,194 kg
2. Titik C = G = ½ (H1 + H2 + V1)
= ½ (16,330+ 16,330+8,087) = 20,374 kg
Menurut PPI- 1983,berat penutup atap seng metal per m2 bidang atap = 10 kg/m2.
Bila jarak antar kuda–kuda 3,60 m, maka beban yang diterima :
Gording = 0,08 x 0,12 x 810 = 7,776 kg/m
∑MH = 0
RAH (2,08) = 49,594 (2) + 49,594 (1,4) + 49,594 (0,8) + 49,594 (0,2)
RAH = 104,910 kg
∑V = 0
RHA = 4(49,594) -104,910= 93,446kg
∑MI = 0
RHI (2,08) = 49,594 (1,68) + 49,594 (1,08) + 49,594 (0,48)
RHI = 77,252 kg
∑V = 0
RIH = 3(49,594) –77,252= 71,530kg
∑MJ = 0
RIJ (2,08) = 49,594 (1,96) + 49,594 (1,36) + 49,594 (0,76) + 49,594 (0,16)
RIJ = 101,094 kg
∑V = 0
RJI = 4(49,594) –101,094 = 97,282 kg
A. Beban orang/pekerja
PPI-1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul bagian atas perlu ditambah
beban sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang pekerja dan peralatannya. Tetapi pada
kantilever ditambah beban sebesar 200 kg. Demikian juga pada titik buhul bagian bawah
ditambah 100 kg sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik. Penyambungan titik
buhul dan keduanya merupakan bagian dari beban hidup.
1. Angin tekan
C = 0,02 – 0,4 = (0,02 x 30o) – 0,4 = 0,2
2. Angin hisap
C = – 0,4
Beban yang diterima masing-masing titik buhul :
Titik buhul A = B = (½ (A1)+ tritisan)x 3,60 x (-0,4) x 40
= (½(2,08) + 1,15) x 3,60 x (-0,4) x 40 = 93,024 kg (-)
Titik buhul H = I = K = L = ½ (A1 + A2) x 3,60 x (-0,4) x 40
= ½ (2,08+ 2,08) x 3,60 x (-0,4) x 40 = 119,808 kg (-)
Titik buhul J = ½ (A3) x 3,60 x (-0,4) x 40
= ½ (2,08) x 3,60 x (-0,4) x 40 = 59,904 kg (-)
BAB III
PENDIMENSIAN BATANG
Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas I, yaitu kayu rasamala dengan
berat jenis rata-rata 810 kg/cm2, berdasarkan PKKI-1961 daftar II untuk kayu kelas II
adalah:
lt = 100 kg/cm2
tk // = tr // = 85 kg/cm2
tk = 25 kg/cm2
// = 12 kg/cm2
Konstruksi terlindung (konstruksi kuda-kuda), faktor = 1. Pembebanan akibat muatan
tetap dan angin, faktor δ = 5/4 (PKKI-1961), maka tegangan-tegangan izinnya adalah:
lt = 1 x 5/4 x 100 kg/cm2 = 125 kg/cm2
tk // = tr // = 1 x 5/4 x 85 kg/cm2 = 106,25kg/cm2
tk = 1 x 5/4 x 25 kg/cm2 = 31,25 kg/cm2
P
σytb = ≤ tk //
Fbr
Im in 1 / 12.b.h 3
i min = = = 0,289 h
Fbr b.h
b. Batang diagonal
1. D1, D4
2. D2, D3
1
f max L ……………… (PKKI NI-5/1961)
300
dimana :
L = panjang bentang kuda-kuda = 10,80 m = 1080 cm
Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang
akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi.
1
f max x 1080 = 3,6 cm
300
BAB IV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Panjang maksimum kayu yang ada di pasaran adalah 4-5m, sehingga untuk batang -
batang yang lebih dari 4-5 m harus disambung. Sambungan batang untuk konstruksi kayu
kelas II, alat sambung yang direncanakan adalah paku.
Gaya
Maks
Batang
(Kg) Gaya
1 2
A1 -2877,93
A2 -2286,35
A3 -1732,22
tekan
A4 -1733,34
A5 -2284,7
A6 -2877,852
H1 2763,56
H2 2763,56
H3 2221,26
tarik
H4 2113,42
H5 2654,43
H6 2654,43
V1 238
V2 562,09
V3 1357,34 tarik
V4 596,95
V5 238
D1 -626,17
D2 -846
tekan
D3 -663,69
D4 -489,41
5.0280 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 5.3320 5.3320 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 5.0280
3.0000 3.0000
6.0000 6.0000
3.0000 3.0000
12.0000
BATANG H5
P = 2654,43kg (tarik)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10%
σkd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2
Digunakan paku 4” BWG 8 dengan diameter 4,19 mm
1,5𝑥2654 ,43
𝜎𝑡𝑟 = = 71,101 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < tr // = 106,25 𝑘𝑔 𝑐𝑚2 (𝑜𝑘)
4𝑥14
2654,43
𝑛= = 28,8 → 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 32 𝑝𝑎𝑘𝑢
92,17
(masing-masing sisi 16 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya
5d = 5 x 0,419 = 2,095 cm
3 x 5d = 6,285 cm diambil tinggi kayu 14 cm Ok
Digunakan 2 baris @ 8 paku
Posisi paku pada arah tegak lurus gaya: 3+6+3=12 cm
b. Arah sejajar gaya
2 x 12d = 12 x 0,419 = 10,056 cm
7 x 10d = 29,33 cm
Panjang satu sisi = 10,056 + 29,33 = 39,386 cm
Panjang pelat penyambung yang dibutuhkan = 2 x 39,386 = 78,772 cm ≈ 80 cm
Gambar sambungan :
5.3380 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 5.3320 5.3320 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 4.1900 5.3380
3.0000 3.0000
6.0000 6.0000
3.0000 3.0000
12.0000
d
12
5d
5d
5d
5d
5d
5d
d
12
12
d
10
d
5d
A1 = 2877,93 kg (tekan)
A1
H1 = 2763,56 kg (tarik)
2877,93
𝑛= = 29,90 → 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 30 𝑝𝑎𝑘𝑢
96,25
(masing-masing sisi 15 paku)
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm
3 x 5d = 6,285 cm diambil tinggi kayu 12 cm Ok
Digunakan 2 baris @ 8 paku
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ≈10 cm jarak miring
10d = 4,2 cm ≈8cm jarak miring
5d = 5x0,419 = 2,095 cm ≈ 3,4 jarak miring
Gambar sambungan :
4.0000
8.0000
4.0000
5d 5d 5d 5d
4
14
KAYU 8/12
V1 = 238 kg (tarik)
V1 H1 = H2 = 2763,56 kg (tarik)
Gambar sambungan:
12
8
7
14
7
4
5d 5d 5d
KAYU 8/12
KAYU 8/12
V2
D1
V2 = 562,09 kg (tarik)
H2 = 2763,56 kg (tarik)
H3 = 2221,26 kg (tarik)
D1 = 626,17 kg (tekan)
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10%
σkd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2
Digunakan paku 4” BWG 8 dengan diameter 4,19 mm
Kayu muka tebal 4 cm = 40 mm.
Digunakan sambungan tampang satu, dimana b2>1,5b1 maka,
5d 5d 5d
7
14
7
4 8 4
V3
D2 KAYU 8/12
D3
H3 = 2221,26 kg (tarik)
H4 = 2113,42 kg (tarik)
D2 = 846 kg (tekan)
D3 = 663,69 kg (tekan)
V3 = 1357,34 kg (tarik)
S 846
tV = 0,944 cm
112 x b 112 x 8
α ≥ 60o → t V ≤ 1/6 h
t V ≤ 1/6 (12)
tV ≤ 2
Di pakai t V = 1,5 cm
- Kayu muka (L V )
Di pakai L V = 25 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Perhitungan berdasarkan gaya D3 = 663,69kg (tekan)
Digunakan sambungan gigi tunggal, α = 30o
- Kedalaman gigi (t V ) :
S 663,69
tV = 0,741 cm
112 x b 112 x 8
α ≥ 60o → t V ≤ 1/6 h
t V ≤ 1/6 (12)
tV ≤ 2
Di pakai t V = 1,5 cm
- Kayu muka (L V )
Gambar sambungan:
1,5
12d
25
14
10d
5d
5d 5d 5d 5d 5d
4 8 4
A2
H
A1 D1
V1
V1 = 238 kg (tarik)
D1 = 626,17 kg (tekan)
A2 = 2286,35 kg (tekan)
A1 = 2877,93 kg (tekan)
Jumlah paku,
238
𝑛 = 96,25 = 2,4 → 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 4 𝑝𝑎𝑘𝑢 (𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 2 𝑝𝑎𝑘𝑢)
S 626,17
tV = 0,699 cm
112 x b 112 x 8
α ≥ 60o → t V ≤ 1/6 h
t V ≤ 1/6 (12)
tV ≤ 2
Di pakai t V = 2 cm
Sambungan gigi tunggal dapat dipakai.
Pengaturan penempatan paku
a. Arah tegak lurus gaya
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm
b. Arah sejajar gaya
12d = 12 x 0,419 = 5,03 cm ≈ 6 cm
10d = 4,2cm ≈ 5 cm
5d = 5 x 0,419 = 2,1 cm ≈ 3 cm
12
12d
5d
12d
6 6
4
8
4
A3
I
A2 D2
V2
V2 = 562,09 kg (tarik)
D2 = 846 kg (tekan)
A2 = 2286,35 kg (tekan)
A3 = 1732,22 kg (tekan)
𝑃 = 77𝑥5/4 = 96,25
Jumlah paku,
562 ,09
𝑛= 96,25
= 5,8 → 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 6 𝑝𝑎𝑘𝑢 (𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 3 𝑝𝑎𝑘𝑢)
12
12d
5d
5d
12d
4
8
4
J
A3 A4
V3
A3 = 1732,22 kg (tekan)
A4 = 1733,34 kg (tekan)
V3 = 1357,34 kg (tarik)
Perhitungan berdasarkan gaya A4 = 1733,34kg (tekan)
dicoba dengan menggunakan sambungan gigi rangkap;
Digunakan alat sambung paku, dengan perlemahan 10%
σkd untuk kayu dengan BJ 0,81 gr/cm3 adalah 150 kg/cm2
S 1733,34
tV = 1,935 cm
112 x b 112 x 8
α ≥ 60o → t V ≤ 1/6 h
t V ≤ 1/6 (12)
tV ≥ 2
Sambungan gigi tunggal tidak dapat dipakai, maka dicoba dengan menggunakan
sambungan gigi rangkap;
Gigi kedua dibuat tegak lurus batang diagonal (keadaan 2)
// α = tk // - ( tk // - tk ) sin α
// α = 85- (85 – 25) sin 30 = 33,038
S2 = ½ .S
S 2 . cos 866,67. cos 30
tV2 1,640
b. 8.33,038
940,428
tV 1 1,050cm
112.8
- Kayu muka (L V )
Di pakai LV1 = 15 cm
Di pakai LV2 = 25 cm
Gambar Sambungan :
5d 5d 5d 5d
5d
12d
8 8
12
12
8
12
BAB V
PERHITUNGAN KUBIKASI
Dari tabel 5.1 didapat volume kayu untuk satu rangka kuda-kuda adalah :
423360 cm³ = 0,423360 m³
Berat total untuk satu rangka kuda- kuda adalah :
W = 0,423360 x 810
= 342,9216 kg