Anda di halaman 1dari 15

Sejarah dibentuknya LTSA

LTSA Cirebon
LTSA Kabupaten Cirebon diresmikan pada tanggal 6 Desember 2017. Latar
belakang pendirian LTSA Kabupaten Cirebon yang merupakan pengirim PMI
terbanyak ke-4 di Indonesia serta Komitmen Kementerian Ketenagakerjaan, BNP2TKI
dan KPK untuk dapat menyediakan sistem pelayanan yang optimal bagi PMI. Sebelum
LTSA terbentuk proses pelayanan yang terintegrasi di Kabupaten Cirebon sudah
berjalan mulai dari tahun 2016. Payung hukum pendirian LTSA di Kabupaten Cirebon
berupa Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 46 Tahun 2017
tentang Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Asal Daerah Kabupaten Cirebon. Kemudian ditetapkan pula dengan SK
Bupati Nomor 560/Kep.1130-Disnaker/2017 tentang Pembentuan Tim Layanan
Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LTSA-
P2TKI) Asal Daerah Kabupaten Cirebon.

LTSA Kupang

LTSA Kabupaten Kupang dibentuk berdasarkan SK Bupati Nomor 172/KEP/HK/2018


tentang Perubahan Kedua Atas Lampiran Keputusan Bupati Kupang Nomor
137/KEP/HK/2017 tentang Pembentukan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Calon
Pekerja Migran Indonesia. Adapun Perda Kabupaten Kupang dibuat pada masa transisi, masih
menggantung dan perlu revisi. Perda Kabupaten Kupang ke depan diharapkan dapat menjadi payung
hukum untuk mengatur ketergabungan dinas-dinas terkait di LTSA. Dengan adanya payung hukum
berupa Perda Kabupaten Kupang dapat diupayakan untuk mendorong desk-desk segera bergabung
dalam operasional LTSA. Harus ada kekuatan hukum yang bisa memastikan desk untuk bergabung

BAB IV
Hasil Lapang (Tim Lapangan)

A. KETERSEDIAAN LAYANAN DI LTSA

1. LTSA Indramayu
Layanan penempatan dan pelindungan tenaga kerja Indonesia yang tersedia pada
LTSA Indramayu yaitu desk Dukcapil, desk Disnaker, desk Kepolisian, desk Kesehatan,
desk Imigrasi dan desk BNP2TKI. Namun layanan yang belum tersedia pada saat
kunjung lapang yaitu Desk BPJS. Terkait layanan kesehatan, desk kesehatan di LTSA
sebatas mengeluarkan surat pengantar untuk pemeriksaan kesehatan yang
dilanjutkan pemeriksaan dimaksud di RSUD Indramayu. Sedangkan layanan SKCK,
desk kepolisian di LTSA sebatas mengeluarkan rekom SKCK yang mana CPMI dapat
mengurus SKCK di Polda Jawa Barat.

2. LTSA Kupang

Saat ini kantor LTSA Kabupaten Kupang belum beroperasi karena desk-desk yang bergabung
dalam LTSA masih melakukan proses di kantor dinas masing-masing. Lokasi kantor-kantor dinas
yang harusnya tergabung dalam desk LTSA sebagian besar berdekatan di satu kompleks
perkantoran, sehingga dianggap masih efisien walaupun masih dilakukan proses pengurusan
CPMI di kantor masing-masing. Dibandingkan kalau proses dilakukan di kantor LTSA dan hanya
melayani beberapa orang karena semua proses belum bisa dilakukan di LTSA seperti proses
penerbitan pasport dan check kesehatan, lebih ekfektif di kantor masing-masing karena
kekurangan staff dan peralatan.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh LTSA Kabupaten Kupang adalah belum dapat
bergabungnya Dinas Imigrasi. Dengan belum dimungkinkannya dinas imigrasi untuk bergabung
menyebabkan daya tarik CPMI untuk mengurus dokumen di LTSA berkurang karena merasa
belum seluruhnya bisa diselesaikan dalam satu tempat dan masih harus bolak balik ke beberapa
kantor yang belum berbagung. Kalau dalam sehari hanya beberapa orang yang mengurus
dokumen di LTSA dirasa tidak efektif karena harus menempatkan staff dan sarana/prasarana di
kantor LTSA dimana ketersediaan sumber daya manusia di masing-masing dinas terkait sangat
terbatas.

3. LTSA Cirebon

Dinas yang sudah bergabung di LTSA Kabupaten Cirebon adalah Disnaker, Dulcapil, BNP2TK,
dan BPJS ketenagakerjaan. Awalnya Polres sudah dulu sudah bergabung tetapi karena
kewenangan penerbitan SKCK untuk pekerja luar negeri ada di Polda, maka ketergabungan desk
Polres dianggap tidak efektif karena CPMI tetap harus ke Polda untuk penerbitan SKCK. Petugas
yang awalnya sudah ditempatkan banyak menganggur karena tidak ada CPMI yang mengurus
SKCK di LTSA. Harus ada kebijakan pusat yang mengatur walaupun kewenangan penerbitan
SKCK tetap di Polda tetapi pengurusannya bisa di LTSA. CPMI tidak perlu ke Bandung ke
Kantor Polda, bisa ditunjuk yang berwenang mengesyahkan SKCK atau mengesyahannya dibuat
online.

Dinas Kesehatan belum bergabung karena belum tersedia peralatan walaupun yang sederhana
untuk pengecekan kesehatan awal, sehingga CPMI masih harus pergi ke rumah sakit yang
dirujuk.Dinas Imigrasi belum bergabung dalam LTSA karena permasalahan ketersediaan
peralatan. Anggaran untuk pengadaan peralatan desk imigrasi sudah diusulkan ke Proivnsi dan
telah diangggarkan sebanyak Rp 2 milyar tetapi berupa anggaran perubahan pada tahun 2019.
Anggaran perubahan ini dicairkan pada bulan November 2017, karena waktunya yang terlalu
singkat hanya satu bulan untuk mengadaan peralatan, tidak ada perusahaan yang bersedia
mengikuti lelang karena peralatan harus diimport dari luar, akhirnya anggaran tersebut
dikembalikan lagi ke negara dan direncanakan akan diianggarkan kembali pada tahun 2019
berupa anggaran murni bukan rubahan sehingga memiliki waktu lebih panjang. Karena kantor
imigrasi relatif dekat dari lokasi LTSA hanya sekitar 2 km, sehingga tidak menyulitkan bagi
CMPI untuk mengurus pasport walaupun dinas imigrasi belum bergabung di LTSA.

B. KONDISI UMUM (atas nama LTSA secara keseluruhan)


1. Komitmen
a. Dasar Hukum Daerah
1) LTSA Cirebon
Dasar hukum terbentuknya Pelayanan Layanan Terpadu Satu Atap
(LTSA) di Kabupaten Cirebon yaitu:
a) Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 46 Tahun
2017 tentang Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia Asal Daerah Kabupaten Cirebon.
b) SK Bupati Nomor 560/Kep.1130-Disnaker/2017 tentang Pembentuan
Tim Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (LTSA-P2TKI) Asal Daerah Kabupaten Cirebon.
c) Keputusan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia No. KEP-34/KA/V/2016 tentang Penunjukan
Lokasi Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jawa Barat.
d) Komitmen Bersama oleh 9 (Sembilan) Pemkab dengan KPK dan
Gubernur Jawa Barat beserta Kementerian/Lembaga terkait serta
kesepakatan untuk mewujudkan 7 (tujuh) layanan program terintegrasi
pada tanggal 13 Mei 2016.
2) LTSA Kupang
Dasar hukum terbentuknya Pelayanan Layanan Terpadu Satu Atap
(LTSA) di LTSA Kabupaten Kupang berdasarkan:
 Surat edaran Bupati Kupang Nomor
BU.800/831/BOSDA/II/2017 tentang Penyusunan Uraian Tugas
dan Pengusulan UPT Dinas/Badan/Kantor/ Bagian/Kecamatan
di Lingkungan SKPD Kabupaten Kupang.
 Surat Keputusan Bupati Nomor 172/KEP/HK/2018 tentang
Perubahan Kedua Atas Lampiran Keputusan Bupati Kupang
Nomor 137/KEP/HK/2017 tentang Pembentukan Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan Calon Pekerja Migran Indonesia,
Pekerja Migran Indonesia Bermasalah, Pekerja Migran
Indonesia Non Prosedural, dan Anti Perdagangan Orang di
Kabupaten Kupang.
2. Pendanaan Daerah

1) LTSA Cirebon

Biaya operasional khusus untuk LTSA belum tersedia. Anggaran operasional


LTSA masuk keanggaran Bidang Penempatan dan Anggaran Dinas Tenaga Kerja. Ke
depan apabila dinas imigrasi sudah bergabung dengan peralatannya maka dana
operasional untuk pengadaan listrik akan semakin besar dan memberatkan Dinas
Tenaga Kerja kalau belum tersedia dana khusus operasional LTSA. Ketersediaan dana
dari APBD hanya untuk proses rehabilitasi gedung LTSA, untuk dana operasional
seperti penyediaan tinta, alat kerja, gaji/ honor harus disiasati sendiri oleh Dinas
masing-masing yang telah tergabung. Biaya Operasional kantor LTSA diambil dari
anggaran rutin Seketariat Dinas Tenaga Kerja masuk ke belanja lutin misalnya untuk
pemeliharaan AC rusak dan lain-lain .

2) LTSA Kupang

Sumber dana yang berasal dari APBN sebesar Rp. 500.000.0000 diperuntukkan proses
pendirian LTSA yaitu untuk penyediaan rehabilatasi ruangan, penyediaan peralatan, fasilitas
lainnya termasuk papan nama. Di LTSA Kupang belum terdapat penyediaan dana
operasional karena kantor LTSA belum beroperasi. Dana yang telah diangggarkan
adalah untuk gugus tugas pencegahan human trafficking dan Buruh Migran Non-
Prosedural di wilayah Kabupaten Kupang. Salah satu tujuan dari pembentukan gugus
tugas ini adalah mempersiapkan operasional LTSA. Dana yang disediakan diantaranya
digunakan untuk proses sosialisasi, koordinasi dan pemberian honor untuk anggota
yang tergabung dalam gugus tugas. Besarnya dana untuk gugus tugas ini berasal dari
APBD sebesar Rp1.000.000.000 per tahun.

Untuk honor personal yang tergabung dalam LTSA harus diberikan oleh lembaga
secara vertikal dan belum ada payung hukumnya, maka untuk dapat mensiasati tetap
diberikan honor dibentuk gugus tugas dan personal yang bertugas di LTSA masuk
kedalam anggota gugus tugas. Pemberian honor sudah memasuki tahun ke–2
dengan besaran sekitar Rp.150.000.000 per tahun
2. Sarana
a. Peralatan Kerja

LTSA Cirebon

Sarana yang sudah disediakan oleh Disnaker di LTSA antara lain komputer,
printer standar, laptop, dan AC. Untuk sarana yang lain disediakan oleh Dinas
masing-masing, BNP3TKI menyediakan fingerprint, foto, scanner, printer. BPJS
menyediakan alat cetak kartu, Dukcapil menyediakan card reader.

LTSA Kupang

Disnaker sudah melakukan pengadaan untuk peralatan-peralatan yang dibutuhkan


untuk verifikasi data kependudukan. Jaringan dan peralatan sudah diinstallkan di
kantor Dukcapil oleh Petugas dari Ditjen Kependudukan Kemendagri. Untuk
jaringan internet sudah bagus dan cepat, menggunakan VSAT sampe 40 MB. Kepala
BNPTKI mengatakan, Kadisnaker kab kupang pernah membuat permohonan alat
cetak passport kepada BNP2TKI, tetapa mengingat LTSA di kabupaten Kupang
belum berjalan maka permohonan pengadaan alat cetak passport belum bisa
dipenuhi.

LTSA Kupang

b. Bahan Kerja

1) LTSA Cirebon
Biaya operasional khusus untuk LTSA belum tersedia. Anggaran operasional
LTSA masuk keanggaran Bidang Penempatan dan Anggaran Dinas Tenaga
Kerja. Biaya Operasional kantor LTSA diambil dari anggaran rutin Seketariat
Dinas Tenaga Kerja masuk ke belanja lutin

2) LTSA Kupang
Di LTSA Kupang belum terdapat penyediaan dana operasional karena kantor
LTSA belum beroperasi. Dana yang telah diangggarkan adalah untuk gugus
tugas pencegahan human trafficking dan Buruh Migran Non-Prosedural di
wilayah Kabupaten Kupang. Dana tersebut digunakan untuk proses
sosialisasi, koordinasi dan pemberian honor untuk anggota yang tergabung
dalam gugus tugas
3. Prasarana
Ketersediaan Gedung
LTSA Cirebon
Tempat pelayanan masih terpisah di empat rumah/gedung pada gedung
Dukcapil, Disnaker, BNPTKI, dan Imigrasi. Komisi Pemberantasan Korupsi
menyarankan untuk disatukan pada satu tempat di GOR, termasuk
pelayanan dan ruang tunggu.

LTSA Kupang
Bentuk ruangan LTSA Kupang terdiri dari 3 ruangan terpisah. Pertama
ruangan Koordinator LTSA sebesar 2x3 m, kedua ruang foto dengan ukuran
2x3 m dan ketiga ruangan layanan terbuka untuk 7 desk sebesar.
Transportasi

Ketersediaan Alat Trasnportasi

LTSA Cirebon
LTSA Cirebon tidak memiliki transportasi khusus untuk operasional
dalam pelayanan LTSA.

LTSA Kupang
LTSA Kupang tidak memiliki transportasi khusus untuk operasional
dalam pelayanan LTSA.

Meubeler, dll

LTSA Cirebon
Mebeler standar yang diperlukan untuk pelayanan di masing-masing desk yang
sudah bergabung dalam LTSA sudah dipenuhi oleh Dinas Tenaga Kerja maupun oleh
Dinas Terkait seperti meja, kursi, alat cetak, alat foto, filling cabinet, AC dll.

LTSA Kupang
Kantpor LTSA Kabupaten Kupang walaupun belum operasional tetapi peralatan
dan mebeler standar sudah tersedia seperti meja, kursi, seperangkat komputer dan
printer. Untuk desk Dulcapil telah tersedia juga alat untuk idetifikasi KTP berupa card
reader.

C. KONDISI KHUSUS (Menyangkut masing-masing desk)


1) LTSA Cirebon
Pada bulan Desember Tahun 2017 LTSA Kabupaten Cirebon dilouching. Merupakan amant Gubernur,
Bupati dan KPK. Dari anggaran APBD dibangun kantor LTSA yang merupakan gedung eks
tranmigrigasi transito di daerah kerucuk.

Dinas yang sudah bergabung Dulcapil, BNP2TK, BPJS ketenagakerjaan, Disnaker, Desk Polres
awalanya sudah bergabung tetapi karena kewenangan penerbitan SKCK untuk pekerja ke luar negeri
ada di Polda petugas yang ditempatkan banyak menganggur karena tidak ada CPMI yang meminta
pelayanan dan akhirnya ditarik kembali ke kantor Polres.

Untuk peningkatan layanan ke depan kantor LTSA yang saat ini masih terpisah-pisah akan
dipindahkan ke GOR bergabung semua menjadi satu atap. Saat ini pelayanan masih terpisah di tiga
gedung yaitu :

1. Rekom id  dulcapil dan disnaker satu ruangan karena satu jalur


2. E-ktln & BAP  bnp dan bpjs  evaluasi perlu untuk peningkatan BPJS yang asalnya nyatu
dengan disnaker dipindah ke bnp
3. Emigrasi  saat ini belum bergabung tetapi ruangan sudah disiapkan

LTSA Kupang

Kendala-kendala yang dihadapi untuk operasional Kantor LTSA diantaranya tidak adanya penegasan
dari pusat secara vertikal. Dengan adanya instruksi secara vertikal secara tegas dinas-dinas terkait
dihuruskan untuk bergabung akan lebih mudah. Dinas tenaga kerja walaupun sebagai koordinator
tidak bisa memaksa. Dinas-dinas terkait secara testimoni bersedia bergabung dalam LTSA tetapi
kenyataannya secara vertikal tidak ada kekuatan untuk menginstruksikan. Walaupun telah ada bukti
tanda tangan tiap desk komitment untuk bergabung, tetapi kalau tidak ada komitmen dari atas sulit
untuk direalisasikan. Untuk mempermudah pengaturan LTSA bisa diarahkan pembentukan UPTD
LTSA. Pengaturan organisasinya lebih mudah langsung, dari pusat ada komitment bersama, ke bawah
secara vertikal ada perintah bergabung.

Salah satu hambatan dalam pengoperasian LTSA di Kabupaten Kupang adanya rencana akan di
lakukan moratorium ke semua negara penempatan (termasuk Malaysia, Singapura, Hongkong) untuk
jangka waktu tertentu, hal ini mengakibatkan menurunnya semangat pihak-pihak terkait untuk
melanjutkan dan pengupayakan operasional kantor LTSA. Moratorium ini sudah dalam proses
penyesahan oleh Gubernur Provinsi NTT.

a. Desk Disnaker (Output: Recom Paspor)

LTSA Cirebon

Desk Dinas Tenaga Kerja sudah beroperasi dan bergabung sejak 6 desember 2017 di Kantor LTSA
Kabupaten Cirebon. Proses yang terjadi di Desk Disnaker adalah; Setelah CPMI menyelesaikan
verifikasi dokumen di Dulcapil, Disnaker melakukan wawancara dan verifikasi dokumen lainnya
misalnya bimbingan jabatan pengantar kerja, pengecekan bisa baca tulis, pembacaan perjanjian kerja,
kalau CPMI tidak bisa baca tulis penerbitan recom pasport ditunda. CMPI ketika melakukan proses di
Desk Disnaker diidampingi oleh Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja .
Setelah proses wawancara selesai, dilakukan penandatangan dokumen, selanjutnya CMPI menunggu
ID masuk ke Sisko untuk dapat dikeluarkan rekomendasi pasport produk yang akan digunakan di
Dinas Imigrasi. Proses total 10 menit bila normal. Wawancara 5 menit, proses rekam ID 3 menit ,
tanda tangan dokumen 2 menit. Semua proses yang dilakukan di Desk Disnaker CPMI tidak dipungut
biaya. Petugas yang ditempatkan di Desk Disnaker kebanyakan berstatus honorer, ada 6 orang,
honorer, staff PNS hanya pejabat strutural eselon 3 dan 4 sebagai supervisi.

LTSA Kupang

Sebagai koordinator LTSA desk disnaker tidak ada hambatan untuk bergabung pada kantor LTSA.
Sudah ada penugasan PNS dari Disnaker untuk bertugas di kantor LTSA. Tetapi karena desk lainnya
belum bergabung dan melakukan proses dikantor LTSA, maka Desk Disnaker belum bisa beroperasi
di Kantor LTSA.

Sosialisasi dan koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja sebagai koordinator LTSA dengan
desk-desk yang hurusnya bergabung di LTSA sudah dilakukan berulang-ulang minimal satu bulan
sekali. Untuk memudahkan proses koordinasi dibentuk gugus pencegahan tindak pidana perdagangan
orang, salah satu tugas didalamnya adalah pembentukan dan operasional LTSA. Anggota gugus tugas
terdiri dari desk LTSA dan LSM lembaga-lembaga terkait lainnya seperti P3MI/PPTKIS. Dibentuk
berdasarkan SK Bupati yang merupakan turunan dari UU pembentukan LTSA tahun 2017. Gugus
tugas ini dibentuk dalam rangka pembentukan, persiapan, sosialisasi, koordinasi, dan operasional
LTSA.

b. Desk Kepolisian (Output: Recom SKCK)


LTSA Cirebon

Saat ini untuk Desk Kepolisaian di Kabupaten Cirebon belum tergabung dengan Unit
Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) karena masih ada beberapa permasalahan yaitu sebagai
berikut :
- Belum tersedianya peralatan untuk penerbitan SKCK seperti catrider, scanner, barkotnya,
foto dan untuk mesin sidik jarinya
- keterbatasan personil untuk ditempatkan di kantor LTSA. Di Polres personil yang
mengurus penerbitan SKCK tersebut 3 orang
- wewenang penerbitan SKCK untuk pekerja di luar negeri Polda sementara wewenang di
Polres hanya bersifat memberi rekomendasi saja, sehingga proses penerbitan SKCK tidak
bisa selesai di Kantor LTSA, CPMI tetap harus ke Kantor Polda
- Pada awalnya Polres sudah bergabungnya dengan LTSA kab. Cirebon. Karena keterbatan
personil dengan penempatkan 1 orang petugas ternyata dirasakan tidak efektif karena
tidak CPMI yang mengurus proses di Desk Kepolisian, akhirnya petugas tersebut di tarik
kembali ke kantor Polres
Ltsa Kupang :

Hambatan ketergabungan desk kepolisian di Kantor LTSA diantaranya adalah belum adanya
penjabaran ke negara mana saja yang harus pengurus SKCK, hanya negara-negara tertentu saja yang
meminta surat SKCK. Polres Kabupatan Kupang sudah berapakali mengikuti rapat untuk proses
ketergabungan di kantor n LTSA. Sudah pernah menempatkan satu orang anggota di Kantor LTSA
tetapi berjalan secara efektif diantaranya karena yang berhak mengeluarkan SKCK untuk pekerja ke
luar negeri , permitaan ltsa bukan kabupaten tetapi Polda.

Peralatan yang dibutuhkan untuk penerbitan SKCK di Kantor LTSA belum tersedia seperti alat cetak,
kalau alat dipindahkan di polres tidak memungkinkan karena dibutuhkan untuk pelayanan penerbitan
SKCK di Kantor Polres. Kalau desk Polres sudah tergabung di LTSA jika wewenang penerbitan
SKCK masih di Polda pelayanan di Kantor LTSA hanya sebatas menerbitkan rekomendasi saja dan
cetak SKCK tetap dipolda.

a. Desk Kesehatan (Ouput: Surat Keterangan Sehat)

LTSA Cirebon

Dinas Kesehatan belum tergabung di Kantor LTSA. Pada saat ini proses pengecekan kesehatan
banyak dilakukan di rumah sakit walet sebagai salah satu rumah sakit yang ditunjuk sebagai
pemeriksa kesehatan oleh BNP2TKI dengan pertimbangan kelengkapan fasilitas.

Unsur kesehatan yang seperti apa yang bisa dilakukan di LTSA masih belum dirumuskan dan
menjadi perdebatan, misalnya di LTSA dimungkinkan hanya bisa mengecek HIV yang ada di data
base rumah sakit saja. Belum jelas kesehatan seperti apa yang harus ada. Di LTSA akan sulit untuk
disediakan sarana untujk medical check up lengkap. Medical check up tetap dirumah sakit. Proses
yang mungkin dilakukan di LTSA sebatas pengurusan data saja.

LTSA Kupang

Koordinasi dengan dinas kesehatan dalam rangka upaya penggabungan ke dalam desk LTSA
mengalami hambatan karena penunjukan rumah sakit yang dapat melakukan medical check up adalah
Kemenkes dan BNP2TKI. Pada kasus di Kabupaten Kupang RSUD kabupaten Kupang tidak ditunjuk
sebagai salah satu tempat medical check up untuk CPMI.

Kemungkinan ketergabungan desk kesehatan di LTSA hanya untuk rekomendasi awal dan untuk
memperoleh surat sehat, sedangkan untuk medical check up tetap harus dilakukan di rumah sakit yang
ditunjuk, karena akan sulit untuk memindahkan alat-alat medical check up ke lokasi kantor LTSA.
Kalau dinas kesehatan tergabung dalam LTSA dianggap kurang efektif karena CPMI tetap harus
melakukan medical check up di rumah sakit yang ditunjuk yang pada umumnya berlokasi di Kota
Kupang.
Prosedur pengecekan kesehatan di Kabupaten Kupang : Sebelum mengurus rekomendasi pasport di
Dinas Tenaga Kerja dan Dulcapil, CPMI biasanya sudah melakukan medical check up walaupun
belum tentu lolos administrasi. Ada tahap check kesehatan yang biasanya dilakukan oleh CPMI yaitu :

1. Surat Keterangan Sehat  lebih bersifat formalitas dan digunakan pada tahap awal sebelum
pengurusan administasi ke Dinas Tenaga Kerja dan Dulcapil
2. Hasil Medical check Up  dilakukan setelah lolos proses administrasi awal untuk dapat
melanjutkan proses di Imigrasi dan BPN4TKI

Kadang-kadang CPMI sudah membawa hasil medical check up pada awal proses pengurusan di Dinas
Tenaga Kerja dan Dulcapil walaupun belum tentu lolos administrasi, hal ini disebabkan untuk
menghemat waktu dan biaya karena untuk CPMI yang tempat tinggalnya jauh dari kantor-kantor
dinas akan merasa kesulitan kalau harus bolak-balik dalam rangka pengurusan dokumen.

c. Desk BPJS (Output: Kartu Kepesertaan BPJS)


LTSA Cirebon

BPJS Ketenagakerjaan telah bergabung dengan LTSA sekitar awal tahun 2017
(LTSA dibentuk,bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan ). Awalnya BPJS
Ketenagakerjaan bergabung di P4TKI kantor Kedaung, mulai bergabung dengan
instiusi LTSA sejak tahun 2017. Untuk pelayanan BPJS harus benar pegawai BPJS
bukan pegawai kontrak dan dilakukan pergantian shift untuk personel dalam
melakukan pelayanan di LTSA tersebut. Dasar penugasannya dalam pelayanan di
LTSA berdasarkan surat perintah dari kantor sendiri yaitu kantor BPJS cabang.

Peralatan sarana Kerja yang disediakan LTSA hanya berupa banguanan


ruangan,meja dan kursi saja. Namun untuk pengadaan tinta dan printer di bawa dari
BPJS Ketenagakerjaan. Karena kantor BPJS Ketenagakerjaan sudah punya sistem
sendiri.
Layanan yang diberikan yaitu mencetak kartu BPJS Ketenagakerjaan.
a) Alur pekerjaan:
(1) Cek bukti pebayaran iuran BPJS.
(2) Verifikasi data CPMI (daftar dari Sisko (kode billing)
(3) Cetak kartu kepesertaan
b) Waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan sekitar 1 Menit saja untuk
pencetakan kartu.
c) BPJS Ketenagakerjaan belum mempunyai standardisasi dalam pelayanan
di LTSA, dan secara garis besar petugas BPJS melayani pelanggan sesuai
SOP yang ada sesuai ketentuan kantor BPJS.
d) Tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh CPMI dalam pengurusan di desk
BPJS Ketenagakerjaan.
e) BPJS Ketenagakerjaan di LTSA hanya melayani proses cetak Kartu dan
untuk Klaim bisa langsung ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan di
Cirebon.
LTSA Kupang :

Desk BPJS Ketenagakerjaan belum tergabung dalam LTSA Kabupaten Kupang. Hambatan
ketergabungan desk BPJS di Kantor LTSA karena pada awal pendirian LTSA BPJS belum ditunjuk
sebagai lembaga yang mengurus asuransi untuk PMI sehingga belum disiapkan untuk bergabung.
Penunjukan BPJS untuk mengurus asuransi PMI baru di tahun 2017.

Desk BNP2TKI (Output: Verifikasi dokumen PAP, Pelaksanaan PAP dan E-KTKLN)
LTSA Cirebon

Desk BNP2TKI sudah bergabung di Kantor LTSA Kabupaten Cirebon sejak awal
beroperasinya Kantor LTSA. Adapun Jenis pelayanan di LTSA adalah : crisis center, pelayanan re
intry, pelayanan CMPI yang baru mau berangkat pertama kali

Pelayanan di LTSA pada umumnya mulai ramai pada siang hari sampai sore untuk pelayanan cmpi
yang baru, sedangkan untuk yang re entry pada umumnya pagi hari dan biasanya musiman, karena
mereka mengambil cuti misalnya pada waktu mau lebaran, atau setelah bekerja di negara penempatan
1 kali kontrak 3 tahun pulang kemudian nanti berangkat lagi. Pelayanan re entry menjelang lebaran,
setelah lebaran dan tahun baru biasanya ramai sehingga pelayanan melebihi jam kerja.

Proses pelayanan untuk yang re-entry adalah sebagai berikut :

PMI membawa perpanjang kontrak  daftar  cek berkas  sudah lengkap sesuai  rekomendasi
medical  medical  balik lagi  input  kode billing pembayaran BPJS  transaksi ke bank
yang sudah ditunjuk BPJS (BRI, Mandiri, BNI)  balik ke LTSA  print kartu BPJS  foto & sidik
jari  selesai. Untuk pelayanan re-entry pasport harus sudah perpanjang , kalau ternyata belum
diarahkan untuk perpanjangan dulu.

Proses pelyanan untuk CPMI yang baru pertama kali berangkat adalah sebagai berikut :

CPMI didampingi P3MI rekom id di dinas  verifikasi dulcapil  des BNP tinggal PAP

Proses yang terjadi di desk BNP3TKI : pengajuan  bawa berkas yang sudah diverifikasi dulcapil 
cek berkas di sisko (yang datang adalah P3MI)  jadwalkan PAP (minimal 1 hari sebelumnya)
setelah dokumen (yang diurus oleh petugas PL) ok  PAP satu hari (pagi sampai sore)  foto &
sidik jari bisa sebelum atau setelah PAP (dilakukan di LTSA memanfaatkan ruang kosong untuk
imigrasi  menunggu kapan diberangkatkan

Pelayanan Crisis center

PMI/keluarganya datang ke LTSA  legalisasi secara dokumen apa saja yang dibawa, petugas yang
menangani bagian crisis center lebih banyak terjun ke lapangan (banyaknya laki-laki) misalnya tki
yang meninggal dunia harus dijemput dibandara.

Waktu Proses dan Biaya Pelayanan :

- Waktu untuk memproses : re- entry : kalau tidak ke bank dan ke sarkes butuh waktu untuk
keluarnya hasil proses di LTSA 15 menit
- Waktu untuk memproses CPMI yang baru pertama kali berangkat 15 menit yang terdiri dari 2
tahapan regalisasi
- Waktu untuk memproses pembiayaan sampai pengajuan PAP sekitar 20 menit per satu orang
termasuk proses mencocokan dengan data sisko.

LTSA Kupang

Desk BNP2TKI belum tergabung di Kantor LTSA karena BNP3TKI dan P4TKI masih
memprioritaskan untuk ketergabungan di LTSA Provinsi NTT yang pada saat ini belum
berjalan.

d. Desk Imigrasi (Output: Paspor)

LTSA Cirebon

Desk Imigrasi belum tergabung dalam kantor LTSA. Adapun kendala yang dihadapi oleh
desk imigrasi untuk dapat bergabung di LTSA Kabupaten Cirebon adalah sebagai
berikut:
- Permasalahan pengadaan peralatan untuk dapat menerbitkan pasport di Kantor LTLSA.
Pada tahun 2017 ada bantuan dana APBD Provinsi untuk pengadaan alat imigrasi melalui
anggaran perubahan. Karena dana ini baru bisa dikucurkan pada bulan November tidak
ada perusahaan yang sanggup untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan alat selama satu
bulan, sehingga akhirnya dana tersebut dikembalikan dan direncanakan akan dianggarkan
kembali pada tahun 2019 sebagai anggaran murni.
- Sumber daya manusia sudah dipersiapkan sebanyak 5 orang dengan status diperbantukan
dari pegawai Pemda. Surat usulan dipersiapkan tinggal penugasan, akan dilatih oleh Dinas
Imigrasi. Personil dari imigrasi yang akan ditempatkan di LTSA 2 orang sisanya dari
pemda semuanya harus berstatus PNS tidak boleh honorer walaupun dari instasni
lain karena proses penerbitan pasport sangat rentan

- Dengan ketersediaan peralatan dan SDM, memungkinkan semua proses penerbitan


pasport bida dilakukan di Kantor LTSA, seperti harus tersedianya alat sidik jari, foto
cetak pasport ,lemari besi, peralatan komputer dan server yang sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan oleh Dinas Imigrasi.
- Biaya yang harus disediakan untuk penyediaan peralatan sekitar 2 milyar.
- Ruangan butuh yang ada besar karena ada beberapa mesin, private, server yang
ruang nya real ac

LTSA Kabupaten Kupang :

Desk Imigrasi belum tergabung dalam kantor LTSA. Adapun kendala yang dihadapi oleh
desk imigrasi untuk dapat bergabung di LTSA Kabupaten Kupang adalah sebagai berikut:
- Peralatan yang diperlukan untuk melakukan proses di LTSA belum tersedia dan Dinas imigrasi
tidak memiliki anggaran untuk dapat mengadakan peralatan karena sangat mahal. BNP3TKI
menyanggupi untuk memberi bantuan pengadaan alat untuk penerbitan pasport di LTSA.
- Dinas imigrasi untuk dapat bergabung di LTSA masih kekurangan alat cetak, jaringan internet
yang memadai. Pengadaan peralatan yang cukup mahal harus diperkuat dengan payung hukum
berupa perda sehingga dapat diupayakan sesegera mungkin.
- Kalau yang ditempatkan di LTSA hanya petugas kolektor saja, dan proses masing-masing masih di
dinas sehingga proses di LTSA hanya untuk mengambil hasilnya dianggap kurang efektif karena
CPMI tetap harus bolak-balik dan lokasi kantor imigrasi berada di luar komplek perkantoran
pemerintah Kabupaten Kupang.

Layanan Perbankan

LTSA Cirebon

Layanan Perbankan belum tergabung dalam LTSA Kabupaten Cirebon. B ank Jabar sudah
bersedia untuk bergabung.

LTSA Kupang

Layanan Perbankan belum tergabung dalam LTSA Kabupaten Cirebon.


c. Promosi/Sosialisasi

LTSA Cirebon

Mekanisme sosialisasi diantaranya dilakukan pertemuan ke desa. Di kantor Dinas Tenaga Kerja
terdapat mobil pengawas yang tidak digunakan. Diusulkan untuk digunakan sosialisasi ke desa-desa
sebagai mobil keliling, penyebaran informasi dinas tenaga kerja. Untuk muter-muter di mana
Kabupaten Cirebon mempunyai 400 kelurahn/desa, 40 kecamatan. Dengan Mobil bisa sosialisasi
keliling memberi informasi ke masyarakat. Dari pada nganggur mobil diserahkan untuk kepemilikan
daerah. Alat sudah kosong diambil pengawasan.

Memberi pembakalan pada pemerintah desa kewenangannya sudah diatur dalam UU PMI tahun 2017.
Soasialisasi sampai kecamatan mengundang pelayanan masyarakat, pemerintah desa dan kecamatan
pemerintah desa dan petugas kecamatan, diharapkan desa melalukan sosialisasi ke masyarakat. Yang
dididik pelayannya dulu, saat ini baru menyentuh 12 tempat lokasi kecamatan kali 10 desa per
kecamatan, dudah 200 desa yang sudah dilakukan sosialisasi. Bentuk kegiatan sosialisasi berupa
Bimtek selama satu hari di Kecamatan, yang diundang satu desa 2 orang, satu kecamatan ada 12
desa, ada unsur muspida. Kegiatan perluasan informasi prosedur penempatan tenaga kerja, anggran
120 juta satu kepala seksi. Tahun depan kecamatan yang lain, materi diubah terkait dengan apa yang
diperlukan bagusnya bintek 3 hari per 100 orang. Perlu dukungan lintas sektoral, sudah dibicarakan
dengan anggota dewan.

LTSA Kupang

 Sosialisasi dan koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja sebagai koordinator LTSA
dengan desk-desk yang harusnya bergabung di LTSA sudah dilakukan berulang-ulang minimal
satu bulan sekali. Untuk memudahkan proses koordinasi dibentuk gugus pencegahan tindak
pidana perdagangan orang, salah satu tugas didalamnya adalah pembentukan dan operasional
LTSA. Anggota gugus tugas terdiri dari desk LTSA dan LSM lembaga-lembaga terkait lainnya
seperti P3MI/PPTKIS. Dibentuk berdasarkan SK Bupati yang merupakan turunan dari UU
pembentukan LTSA tahun 2017. Gugus tugas ini dibentuk dalam rangka pembentukan,
persiapan, sosialisasi, koordinasi, dan operasional LTSA.
 Proses sosialisasi dan koordinasi dengan CPMI dan PPTKIS dimudahkan dengan adanya gugus
tugas dimana PPTKIS memiliki perwakilan didalam gugus tugas tersebut. Sosialisasi juga
dilakukan dengan mengunjungi daerah-daerah pengirim CPMI dan perusahaan-persuahaan
PPTKIS.

Desk Dukcapil (Output: Surat Keterangan Pindah Luar Negeri – SKPLN)

Kabupaten Cirebon :

Desk layanan Kependudukan (Disdukcapil) mulai bergabung dengan instiusi LTSA sejak tahun 2018,
yang diawali melalui rapat-rapat koordinasi dengan instansi lain terkait. Saat ini sarana yang tersedia
di LTSA tempatnya kurang luas dalam melakukan pelayanan CPMI, Tetapi untuk peralatan sudah
cukup memadai untuk proses pelayanan. Untuk ruangan LTSA sendiri kurang cukup luas tempatnya,
perlu di sediakan ukuran penambahan ruangan yang lebih cukup luas kedepannya karena sifatnya
sebagai pelayanan.

Dari segi SDM perlu menambah personal lagi karena hanya ada 2 (dua) orang PNS saja dan tidak ada
pegawai kontrak di desk dukcapil ini. Pembagian tugas kedua petugas adalah pertama melakukan
pengecekan data perekaman dengan sistem aplikasi dan yang kedua mencetak surat keterangan. Jam
kerja selama 7 (tujuh) jam dari jam 07.30 s.d 15.00 WIB, selesai jam pendaftaran. Namun apabila
melebihi jam kerja yang telah ditentukan tidak mendapat insentif.

Harapan dalam peningkatan pelayanan LTSA kedepannya agar dalam melakukan pengecheckan data
menggunakan aplikasi saat ini masih sering menggunakan manual. Kedepan perlu dilakukan dengan
alat yang mengetahui bahwa bukti fisik KTP itu asli atau palsu fisiknya.

CPMI tidak mengeluarkan biaya dalam melakukan pengurusan KTP, KK dan Akta Kelahiran tersebut
gratis tidak ada biaya administrasi dari Desk Dukcapil. Proses yang dilakukan di LTSA adalah rekam
sidik jari, foto verifikasi dokumen. Di LTSA tidak bisa dilakukan pencetakan KTP maupun KK.

LTSA Kupang

Desk Dulcapil belum bergabung dan beroperasi di Kantor LTSA. Adapun kendala Dinas Dukcapil
masih belum bergabung dengan LTSA Kab. Kupang adalah :
 Dinas Dulcapil secara tidak memiliki kendala untuk bergabung dengan LTSA apabila Disnaker
sebagai leading sectornya dan sebagai koordinatornya memerintahkan untuk bergabung dan
segera beroperasi di kantor LTSA. Dinas Dulcapil sudah menyiapkan SK Bupati untuk petugas yang
akan ditempatkan di LTSA di Disnaker. Sampai saat ini masih belum ada koordinasi untuk memulai
layanan.
 Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri, sudah memberikan alat card reader beserta
username dan password bagi petugas verifikasi di LTSA. Sehingga data-data kependudukan CPMI
(nama, tgl lahir, alamat, dan lain lain) sudah bisa digunakan.
 Koordinasi yang kurang, karena kami masing-masing dinas memiliki beberapa agenda antara lain
pilkada pada tahun ini, serta pemilu dan pilpres pada tahun depan. Komitmen Dinas Dulcapil
tetap siap untuk opersional LTSA.

Anda mungkin juga menyukai