PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan
sumber daya manusia aparatur. Oleh karena itu agar aparatur dapat melaksanakan upaya
tersebut tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin mulai dari rekruitmen, penempatan
sampai dengan jenjang kariernya. Kemudian untuk menindaklanjuti hasil seleksi CPNS
formasi tahun 2014, pelamar yang dinyatakan lolos dari proses rekruitmen ditetapkan
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan diterbitkannya Surat
Keputusan (SK) Penempatan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlaku mulai
tanggal 1 April 2015.
Untuk membantu agar para CPNS siap dan produktif dalam melaksanakan tugas yang
diembannya, serta agar upaya reformasi birokrasi berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan maka pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membuat kebijakan
tentang pelaksanaan orientasi CPNS. Kegiatan oritentasi ini bertujuan sebagai acuan dan
penilaian untuk persiapan Diklat Prajabatan juga sebagai sistem pengenalan organisasi di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Orientasi CPNS merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh seluruh CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Orientasi CPNS dilakukan dalam dua (2) tahap yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
berurutan. Pertama pembekalan pengetahuan yang kegiatannya disebut dengan kegiatan
orientasi organisasi, dan yang ke dua merupakan implementasi dari kegiatan orientasi
1
organisasi disebut dengan kegiatan praktik kerja. Diharapkan dengan melakukan orientasi
praktek kerja akan mendapat pengetahuan dan pengalaman mendasar di ruang lingkup kerja
yang baru.
Hal ini sangat mendukung kondisi CPNS yang belum siap untuk mulai melaksanakan
tugas sesuai dengan SK penempatan. Disamping itu organisasi yang menerima CPNS juga
tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Ketidakjelasan ini sangat mempengaruhi
ketidakpuasan CPNS, karena saat pertama tugas, biasanya yang bersangkutan melaksanakan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Atau sebaliknya, instansi
yang menerima CPNS menduga para CPNS sudah langsung mampu melaksanakan tugasnya
dengan benar, sehingga banyak tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh CPNS tersebut.
Sementara instansi tidak melakukan bimbingan atas tugas yang diberikannya. Kejadian ini
tidak menutup kemungkinan membuat para CPNS diawal pelaksanaan tugas merasa kurang
nyaman.
Salah satu instansi yang menjadi tempat kegiatan praktek kerja CPNS adalah Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah
sebuah institusi kesehatan milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat (Zivani, 2012). RSUD Labuang Baji mendapat 14 staf CPNS dari formasi
pelamar CPNS alokasi tahun 2014 dengan rincian 2 staf Dokter Umum, 2 staf Analis
Kepegawaian Pertama, serta 10 staf Bidan Pelaksana yang kemudian ditempatkan sesuai
dengan bidang ilmu masing-masing dan sesuai kebutuhan rumah sakit.
Sesuai dengan nama jabatan sebagai Analis Kepegawaian, maka penempatannya dalam
Sub Unit Organisasi RSUD Labuang Baji berada di Bagian Sumber Daya Manusia. Adapun
salah satu tugas harian yang dilaksanakan adalah membantu mengelola data absensi yang
terintegrasi dengan sistem E-TD.
E-TD merupakan sistem yang dikembang untuk mengelola data absensi dan tunjangan
daerah dalam ruang lingkup Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Gubernur No.
56 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Dan
Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan (Harun, 2014).
Perhitungan data absensi dan tunjangan daerah yang meliputi keterlambatan, sakit, izin, cuti,
tanpa keterangan dan jumlah tunjangan daerah telah disesuaikan dengan perhitungan yang
ada dalam peraturan Gubernur (Pedoman ETD, 2014).
Sistem ini terdiri atas tiga subsistem yaitu Web Base Application, AppServ dan
AppMobile. Web Base Application merupakan subsistem utama berbasis web yang dapat
diakses melalui http://etd-provsulsel.net/ yang diperuntukan untuk mengelola master data,
pengaturan dan laporan. Web Base Application terdiri atas beberapa modul yang dapat
dikelola secara dinamis sesuai hak akses yang diberikan. AppServ berupa aplikasi pendukung
berbasis desktop yang dipasang pada komputer SKPD yang terhubung dengan mesin finger
print dimana komputer tersebut terkoneksi dengan internet. AppServ mendukung seluruh
jenis finger print karena subsistem ini hanya mengambil record absensi dari database mesin
finger Print. AppMobile, merupakan aplikasi tambahan yang memudahkan dalam mengakses
informasi pemberitahuan, kehadiran, pembayaran tunjangan daerah dan pengiriman pesan
antar pegawai.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah :
1. Untuk melaporkan hasil praktek kerja orientasi Calon Aparatur Sipil Negara Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2015
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan laporan implementasi pelaksanaan praktek kerja
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan di RSUD Labuang Baji.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
4. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji untuk mengoptimalkan
manajemen absensi agar pemberian tunjangan daerah tepat waktu
D. Lingkup Bahasan
Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan dalam laporan ini antara lain:
1. Orientasi CPNS, merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti
hasil seleksi dan penempatan CPNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014
sebagai pembekalan akan sistem pemerintahan agar mampu beradaptasi dan mendapat
pengetahuan mendasar di ruang lingkup yang baru.
2. RSUD Labuang Baji, adalah rumah sakit umum daerah milik Pemerintah Daerah TK.I
Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Elektronik Tunjangan Daerah (E-TD), merupakan sistem Manajemen Absensi dan
Tunjangan Daerah sesuai Pergub No. 53 Tahun 2013 dan Pergub No.27 Tahun 2014.
BAB II
PROFIL TEMPAT CPNS PRAKTEK KERJA
Pada tanggal 13 September 2002 melalui Perda Provinsi Sulawesi Selatan No. 6 tahun
2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status Rumah Sakit Non Pendidikan menjadi
Badan Pengelola RSUD Labuang Baji. Kepala Badan serta pejabat yang mengisi struktur
organisasi Badan Pengelola tersebut diangkat melalui SK Gubernur Sulawesi Selatan No.
821.22-158 yang ditetapkan di Makassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik
tanggal 24 Desember 2002 kemudian melaluai SK Gubernur Provinsi Sulawesi selatan
Nomor 09 tahun 2009 berubah menjadi rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Provinsi
selawesi selatan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Rumah Sakit Unggulan se-Sulawesi Selatan
2. Misi
a. Mewujudkan profesionalisme SDM
b. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit
c. Memberikan pelayanan prima
d. Efisiensi biaya rumah sakit
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
C. Data Monografi
Berikut gambaran data monografi yang ada di RSUD Labuang Baji (Data Agustus 2015):
Tabel 1. Data Monografi RSUD Labuang Baji berdasarkan kualifikasi pendidikan
N
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGA
O
N
A. Dokter
1. Dokter Spesialis Bedah
3
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
4
1 Direktur
3. Dokter Spesialis Anak
4
4. Dokter Spesialis Obgyn
3
5. Dokter Spesialis Radiologi
3
6. Dokter Spesialis Anesthesi
1
7. Dokter Spesialis Patologi Klinik
3
8. Dokter Spesialis Jiwa
1
9. Dokter Spesialis Mata
2
10. Dokter Spesialis THT
3
11. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin
3
12. Dokter Spesialis Jantung
1
13. Dokter Spesialis Paru
14. Dokter Spesialis Saraf
2
15. Dokter Spesialis Bedah Saraf
16. Dokter Spesialis Orthopedi
2
17. Dokter Spesialis Urologi
18. Dokter Spesialis Patologi Anatomi
19. Dokter Spesialis Gizi Medik
1
20. Dokter Spesialis Rehab Medik
21. Dokter Spesialis Forensik
22. Dokter Gigi Spesialis Prostodons
1
23. Dokter Umum
11
24. Dokter PPDS
8
25. Dokter PPDGS
2
26. Dokter Gigi
5
27. Dokter/Dokter Gigi MHA/MARS
28. Dokter/Dokter Gigi S2/S3 Kes-Mas
2 Struktural
Jumlah
B
Tenaga Keperawatan
1. S1 Keperawatan
2. D.IV Keperawatan
3. D.IV Kebidanan
4. Akper/D3 Keperawatan
5. Akbid/D3 Kebidanan
6. D.IV Keperawatan Anestesi
7. D.III Keperawatan Gigi
8. Sekolah Perawat Kesehatan
9. Sekolah Perawat Kesehatan Jiwa
7
63
88
14
8
107
21
1
3
12
2
Jumlah
Tenaga Kefarmasian
1. Apoteker
2. S1 Farmasi/Farmakologi
3. D.IV Farmasi
4. Akademi Farmasi (AKFAR)
5. Sekolah Menengah Farmasi (SMF)
Jumlah
Tenaga Kesehatan Masyarakat
1. S2 MARS
2. S2 Kesehatan Masyarakat
3. S1 Kesehatan Masyarakat
4. D.III Sanitarian/AKL
5. D.I Sanitarian/SPPH
Jumlah
Tenaga Nutrisionis/Gizi
1. S2 Gizi
2. S1 Gizi
3. Akademi Gizi/D.III Gizi
4. D.I Gizi (SPAG)
Jumlah
Tenaga Keteknisan Medis
1. S1 Fisioterapi
2. S1 Kimia/Fisika
3. S1 Analis Kesehatan
4. D.IV Analis Kesehatan
5. D.IV Fisioterapi
6. D.IV Radiografer (APRO/ATRO)
7. D.III Fisioterapi
8. D.III Radiografer (APRO/ATRO)
9. D.III Perekam Medik
10. D.III Teknik Elektromaknetik
(ATEM)
11. D.III Anlis Kesehatan
12. Sekolah Pengatur Teknikal Gigi
13. Sekolah Menengah Analis Kesehatan
14. Sekolah Menengah Analis Kimia
Jumlah
Tenaga Administrasi
1. S2 Manajemen
2. S2 Administrasi Kesehatan
3. S2 Administrasi Publik
4. S1 Administrasi Publik
5. S1 Ekonomi/Akuntansi
8
0
4
260
12
3
1
6
5
27
2
6
8
5
2
23
1
7
10
1
19
1
3
5
4
4
1
2
9
1
4
4
1
9
1
49
4
3
7
2
6
6. S1 Administrasi
7. S1 Sosial
8. S1 Hukum
9. S1 Komputer
10. S1 Manajemen/Manajemen Industri
11. D.III Tata Laksana
12. D.III Komputer
13. D.III Bahasa & Seni
14. D.III Pariwisata
15. D.III Tata Boga
16. D.III Sastra
17. D.III Akuntansi/Manajemen
Keuangan
18. D.I Informatika RS
19. Pekarya Kesehatan (Pekkes)
20. SMA/SMU/SLTA
21. SMEA
22. STM
23. SMKK/SMTK
24. SMK Kesehatan
25. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
26. SMPS
27. SMEP
28. KPAA
29. SMP
30. MTsN
31. SD
Jumlah
3
8
0
1
1
2
38
6
6
5
0
2
1
1
0
11
1
7
115
UNIT KERJA
PENDIDIKAN
FORMAL
JUMLAH
JUMLAH
SAAT INI
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
S2
S2
1
3
SDM
S2
S1
SMA
2
4
2
S2
DIKLAT
MOBILISASI DANA
PERBENDAHARAAN
VERIFIKASI &
AKUNTASI
FASILITAS MEDIK &
KEPERAWATAN
S1
SMA
1
1
S2
S1
1
1
S2
S1
2
2
S2
S1
SMA
1
1
S3
S2
S1
1
2
1
S2
S1
SMA
2
3
1
S1
SMA
SD
2
3
1
S2
SMA
2
3
PELAYANAN MEDIK
BIDANG
KEPERAWATAN
RUMAH TANGGA
10
BAGIAN UMUM/
TATA USAHA
11
PERENCANAAN
S2
S1
SMA
3
2
1
12
PERBENDAHARAAN
S2
S1
SMA
1
3
3
S2
S1
SMA
1
6
5
12
13
MOBILISASI DANA
10
14
KOMITE MEDIK
SI
15
SATPOL
SMA
SMP
7
2
B
16
SMF ANAK
S2 SPESIALIS
ANAK
17
SMF ANASTESI
S2 SPESIALIS
ANASTESI
18
SMF BEDAH
S2 SPESIALIS
BEDAH
19
20
SMF INTERNA
SPESIALIS
PROS
S1 DOKTER
GIGI
PPDGS
SPESIALIS
PENYAKIT
DALAM
SPESIALIS
PENYAKIT
DALAM (MPP)
1
8
4
3
3
4
1
21
SMF JIWA
SPESIALIS
JIWA
22
SMF KARDIOLOGI
SPESIALIS
KARDIO
23
SMF KULIT
KELAMIN
SPESIALIS
KULIT
KELAMIN
24
SMF INSTALASI
PATOLOGI ANATOMI
SPESIALIS
PATOLOGI
ANATOMI
SMF INSTALASI
PATOLOGI KLINIK
SPESIALIS
PATOLOGI
25
11
KLINIK
26
SMF MATA
SPESIALIS
MATA
27
SMF OBGIN
SPESIALIS
OBGIN
28
SPESIALIS
ORTHO
29
SMF RADIOLOGI
SPESIALIS
RADIOLOGI
30
SMF SARAF
SPESIALIS
SARAF
31
SMF PARU
SPESIALIS
PARU
32
SMF THT
33
INSTALASI BANK
DARAH
34
INSTALASI
ANASTESI
35
36
INSTALASI BEDAH
SENTRAL
INSTALASI CARE
UNIT (ICCU/ICU)
S3
SPESIALIS
THT
S1
S1
D.IV
ANASTESI
S1
KEPERAWATA
N
S.ST
AMK
S1
KEPERAWATA
12
3
2
7
4
2
12
INSTALASI FARMASI
37
INSTALASI
FORENSIK
38
INSTALASI GIZI
39
40
INSTALASI
LABORATORIUM PK
INSTALASI
LOUNDRY
41
STERILISASI/CSSD
42
INSTALASI
PEMELIHARAAN
SARANA RS
43
INSTALASI
RADIOLOGI
N
AMK
APOTEKER
S1 FARMASI
DIV FARMASI
DIII FARMASI
SMF
12
3
1
6
5
27
SMA
S2
S1
DIII
SMA
SMP
SD
1
7
8
15
1
2
34
S2
S1
D.III
ANALIS
1
6
6
8
20
SMA
SMP
SD
SMA
SD
3
1
2
1
S2
S1
D.III
SMA
SMP
1
4
2
1
S1
D.III
SMA
3
8
1
13
11
12
44
INSTALASI RAWAT
JALAN (DOKTER
UMUM)
S1
11
PPDS
S2
S1
S1
D.IV FT
D.III FT
2
3
3
S1
D.III
D.I
SMA
SPK
4
1
1
7
1
INSTALASI SANITASI
KESEHATAN
LINGKUNGAN
D3
SMA
SMP
2
1
50
BPJS
S1
SMA
1
4
51
POLI ANAK
S1
52
POLI BEDAH
S1
D.III
Keperawatan
S1
D.III
Keperawatan
46
INSTALASI RAWAT
INAP
INSTALASI RAWAT
JALAN
47
INSTALASI REHAB
MEDIK
48
INSTALASI REKAM
MEDIK
45
49
53
54
POLI ENDOKTRIN
POLI GIGI
D.III
Keperawatan
SPRG
14
19
14
3
1
3
1
5
1
55
56
POLI GIZI
POLI INTERNA
S1
D.III
Keperawatan
S1
D.III
Keperawatan
3
1
57
POLI JIWA
S1
58
POLI KANDUNGAN
S1
D.III Kebidanan
2
1
59
POLI KARDIOLOGI
S1
D.III
Keperawatan
2
3
1
60
POLI KIA
S1
61
POLI KULIT
KELAMIN
S1
62
POLI MATA
S2
S1
1
4
63
POLI MDR
S1
D.III
Keperawatan
S1
D.III
Keperawatan
S1
D.III
Keperawatan
64
65
POLI MEDICAL
CHECK UP
POLI ORTHOPEDI
4
1
1
3
1
66
POLI PARU
S1
D4
3
1
67
POLI SARAF
S1
D.III
Keperawatan
15
2
1
68
POLI THT
S1
DIII
2
1
69
POLI VCT
S1
SMA
1
1
70
PERAWATAN CVCU
S1
DIII
6
1
71
PERAWATAN
HEMODIALISA
S1
DIII
8
2
S1
DIV
DIII
ORIENTASI
2
9
1
S1
72
73
74
75
76
77
PERAWATAN KAMAR
BERSALIN
RUANG PERAWATAN
BAJI ADA I
RUANG PERAWATAN
BAJI ADA II
RUANG PERAWATAN
BAJI ARENG
RUANG PERAWATAN
BAJI ATI
RUANG PERAWATAN
BAJI DAKKA I
13
D.III
Keperawatan
S1
D.III
Keperawatan
S1
D.III
Keperawatan
S1
5
7
D.III
Keperawatan
S1
16
10
78
RUANG PERAWATAN
BAJI DAKKA II
79
80
81
RUANG PERAWATAN
BAJI GAU I
RUANG PERAWATAN
BAJI GAU II
RUANG PERAWATAN
BAJI GAU III
S1
D.III
Keperawatan
S2
S1
D.III Kebidanan
2
2
S1
DIII
S1
DIII
7
4
82
RUANG PERAWATAN
BAJI KAMASE I
S1
AMK
4
3
83
RUANG PERAWATAN
BAJI KAMASE II
S2
S1
AMK
1
5
2
84
RUANG PERAWATAN
BAJI MINASA
S1
AMK
6
6
12
85
RUANG PERAWATAN
BAJI PA'MAI I
S1
86
RUANG PERAWATAN
BAJI PA'MAI II
S1
10
S1 Keperawatan
D.III
Keperawatan
D.III Kebidanan
6
12
1
S1 Keperawatan
87
88
RUANG PERAWATAN
IRD
RUANG PERAWATAN
MAMMINASA BAJI
D.III
Keperawatan
17
8
10
19
12
6
89
RUANG PERAWATAN
KHUSUS/RPK
S1 Keperawatan
D.III
Keperawatan
5
6
1
572
E. Kegiatan
18
Adapun jenis kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan (Profil RSUD Labuang Baji, 2014), meliputi:
1. Pelayanan administratif dan sentral opname (rekam medik)
2. Pelayanan rawat darurat
Instalasi Rawat Darurat (IRD) melayani penderita selama 24 jam, dipimpin oleh seorang
Dokter Spesialis Bedah dan dibantu oleh dua orang dokter umum sebagai Kepala Unit
Bedah dan Kepala Unit Non Bedah.
3. Pelayanan rawat inap dan kapasitas 325 tempat tidur, meliputi:
a. Perawatan umum (14 ruang perawatan)
b. Perawatan khusus (6 ruang perawatan)
1) Bedah sentral
2) Bedah kebidanan/kandungan
3) Perawatan khusus/RPK
4) Perawatan intensif
5) Haemodialisa
6) Kamar bersalin
4. Pelayanan rawat jalan
a. Pelayanan medik umum
b. Pelayanan medik gigi dan mulut
c. Pelayanan medik spesialistik, antara lain:
1) Spesialis mata
2) Spesialis bedah
3) Spesialis paru dan TB
4) Spesialis kebidanan dan Kandungan/KB
5) Spesialis Kia dan Laktasi
6) Spesialis penyakit dalam
7) Spesialis saraf
8) Spesialis kardiologi
9) Spesialis fisioterapi
10) Spesialis endokrin
11) Spesialis THT
12) Spesialis kulit dan kelamin
13) Spesialis jiwa
14) Spesialis anak
d. Pelayanan konsultasi gizi
e. Pelayanan haemodialisa
f. Pelayanan general check up
5. Pelayanan bedah sentral
Pelayanan bedah sentral dengan 4 kamar operasi yang didukung oleh 11 dokter ahli dari 6
spesialisasi yaitu: Bedah, Bedah tulang, Anesthesi, Obgyn, THT dan Mata, 5 orang piata
anasthesi, 2 orang perawat anasthesi, 13 perawat bedah dan 3 orang bidan.
19
20
BAB III
PERMASALAHAN
kesulitan dalam memenuhi berbagai persyaratan agar dapat memperoleh layanan kesehatan
yang diinginkan. Keterlambatan layanan medis yang mereka terima disebabkan oleh
birokrasi yang tidak dapat diajak kompromi. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi apabila ada
kesepakatan antara pemerintah dengan pihak rumah sakit untuk mempermudah dan
memperpendek jalur birokrasi dan prosedur administrasi.
B. Permasalahan Terkait Dengan Praktek Kerja
Pemberian
tambahan
penghasilan
merupakan
salah
satu
bentuk penghargaan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator
penilaian yang terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja,
dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pergub Sulsel No.56 Tahun 2013). Tunjangan Daerah
yang selanjutnya disingkat TD merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada
PNS dan CPNS, berdasarkan penilaian kehadiran dalam satu bulan. Sistem Informasi e-TD
adalah sistem penilaian kehadiran berbasis web (online system).
Adapun mekanisme pembayaran TD sebagai berikut (Pergub Sulsel No.27 Tahun 2014):
1. Operator setiap SKPD menginput data kehadiran bulanan PNS dan CPNS ke BKD paling
lambat tanggal 8 (delapan) secara on-line melalui system informasi e-TD
2. Paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada poin 1
(satu), maka BKD akan memproses dan mencetak daftar TD
3. Pada saat yang bersamaan, operator SKPD mencetak daftar TD untuk diverifikasi oleh
petugas verifikasi SKPD
4. Pada proses verifikasi, petugas verifikasi dapat melakukan konfirmasi dan penyesuaian
5. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah daftar BKD dicetak dan diverifikasi,
petugas verifikasi menyampaikan daftar TD kepada kepala SKPD untuk ditanda tangani
6. Setelah ditanda tangani oleh kepala SKPD, Bendahara SKPD membuat dan mengajukan
SPM kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah untuk diterbitkan SP2D
7. Setelah SP2D diterbitkan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah, maka bendahara
24
-dokumen pendukung
-dokumen pendukung
-dokumen pendukung
-dokumen pendukung
-surat pengantar
-print finger
-print finger
Direktur
Kelengkapan
Waktu
Gambar 2. SOP Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah RSUD Labuang Baji
daftar TD ke BKD
KEGIATAN
1. Jaringan internet
25
bagian keuangan dan 1rkp ke BKD
9
PELAKSANA
Operator
Kasubag SDM
Staf Verifikator1
Kabag SDM Verifikator2SDM Wadir
jadwal absensi
1
Menghidupkan print finger pegawai sesuai
NO
bulan berikutnya. Hal ini tentu saja menimbulkan ketidakpuasan pada pegawai. Berdasarkan
pembayaran tunjangan daerah diberikan pada akhir bulan bahkan terkadang loncat hingga
Mengupload data dari print finger menjadi
pertengahan bulan, namun tidak demikian yang terjadi di RSUD Labuang Baji. Seringkali
Idealnya pembayaran tunjangan daerah di setiap SKPD adalah tanggal 10-15 atau setiap
hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama 3 (tiga) bulan pertama bekerja praktek
sebagai CPNS, ada 2 (dua) hal utama yang menjadi faktor keterlambatan pembayaran
Aplikasi E-TD ini memerlukan koneksi internet yang stabil dan maksimal pada proses
penginputan, pengecekan, serta pengiriman data absensi dari SKPD ke BKD, sedangkan
jaringan internet yang ada tidak cukup stabil dan lemah karena berbagi pakai dengan
bagian/ divisi lain. Koneksi yang tidak stabil dan lemah sangat menghambat kinerja
operator untuk mengolah data absensi.
2. Prosedur Kerja
E-TD di RSUD Labuang Baji menggunakan sistem absensi regular dan shift, dengan
lembar pembagian jadwal shift sebagai acuan yang harus disetorkan setiap sebelum awal
bulan. Namun yang terjadi seringkali lembar jadwal shift tersebut disetor di pertengahan
bulan dan tidak diberi keterangan yang jelas, sehingga menyulitkan operator untuk
mengidentifikasi data yang diberikan. Hal tersebut juga menghambat kinerja operator.
26
BAB IV
ANALISA DAN SOP ORGANISASI
mendesak
untuk
melakukan
perbaikan-perbaikan.
27
Beberapa
alasan
untuk
28
keluarga pasien. Dengan adanya berbagai tuntutan ini, manajemen rumah sakit dituntut
untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya.
B. Analisa Terkait Dengan Praktek Kerja
Berdasarkan uraian permasalahan mengenai keterlambatan pembayaran tunjangan daerah
di RSUD Labuang Baji, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya solusi yang efektif dan
efisien. Adapun solusi yang telah dan dapat dilakukan terkait permasalahan ETD, antara lain:
1. Pemasangan Sistem Simpeg yang terintegrasi langsung dengan BKD
Diharapkan dengan pemasangan sistem SIMPEG yang terintegrasi langsung dengan
BKD akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penginputan dan pengolahan
data dari SKPD ke BKD.
2. Komunikasi efektif dengan Kepala ruangan tiap unit
Diharapkan dengan adanya komunikasi yang lebih efektif antara staf operator dengan
kepala ruangan tiap unit untuk mengumpulkan lembar pembagian jadwal shift yang lebih
lengkap setiap sebelum awal bulan mampu mempercepat kinerja staf operator sehingga
tunjangan daerah dapat dibayarkan tepat waktu.
3. Pelatihan aplikasi E-TD Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah bagi staf operator
Diharapkan dengan adanya pelatihan lanjutan aplikasi E-TD Manajemen Absensi dan
Tunjangan Daerah bagi staf operator dapat menambah pengetahuan dan skill dalam
mengoperasikan aplikasi yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja staf
sehingga pembayaran TD juga dapat dilakukan tepat waktu.
BAB V
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA
KEGIATAN
Mengumpulkan
dan menerima
TUJUAN
Mengetahui
unit mana yang
SASARAN
Memudahka
n untuk tahap
METODE
Mencentang
lembar yang
29
PELAKSANAAN
Menerima lembar
shift
WAKTU
08.00
16.15
TEMPAT
Ruang
ETD
BIAYA
-
KET
lembar
pembagian
jadwal shift
pegawai
Memilah dan
Mengidentifikasi
nomor id
berdasarkan
nama pegawai
Menginput rekap
absen pegawai
harian maupun
jadwal shift
sebulan
belum
mengumpulkan
lembar shift
memilah dan
mengidentifi
kasi
sudah
terkumpul
RSUD
Labuang
Baji
Agar id
pegawai PNS
tidak salah
terinput dgn id
non PNS
Jadwal absensi
dan shift yang
akurat
Memudahka
n proses
penginputan
Menandai
dengan
stabilo
Mengidentifikasi
id pegawai
08.00
16.15
Absensi
karyawan
masuk dalam
etd
Menginput
ke dalam
aplikasi
ETD
Menginput absen
harian dan shift
08.00
16.15
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Hari 2
Tabel 5. Impelementasi pelaksanaan praktek kerja hari kedua
NO
1
KEGIATAN
Menerima dan
mengumpulkan
bukti
ketidakhadiran
pegawai
Memilah dan
mengidentifikasi
id pegawai yang
tidak hadir
Menginput
keterangan
pegawai yang
tidak absen
berdasarkan bukti
ketidakhadiran
TUJUAN
Memudahkan
dalam proses
pengarsipan
yang terabjad
Agar id
pegawai PNS
tidak salah
terinput dgn id
non PNS
Keterangan
ketidakhadiran
yang akurat
SASARAN
METODE
PELAKSANAAN
WAKTU
TEMPAT
BIAYA
Memudahkan
untuk tahap
memilah dan
mengidentifikasi
Memudahkan
proses
penginputan
Mencentang
lembar yang
sudah
terkumpul
Menerima bukti
ketidakhadiran
08.00
16.15
Menandai
dengan
stabilo
Mengidentifikasi
id pegawai
08.00
16.15
Absensi
karyawan
masuk dalam
etd
Menginput
ke dalam
aplikasi
ETD
Menginput
keterangan
ketidakhadiran
08.00
16.15
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
30
KET
A. Kesimpulan
Kesimpulan implementasi organisasi
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu
untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,
tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
31
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan
rohani. Berangkat dari kesadaran tersebut, rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia
baik milik pemerintah maupun swasta termasuk RSUD Labuang Baji selalu berupaya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui
penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas
pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya.
Dari beberapa kasus kita menemukan suatu kenyataan bahwa sering sekali pasien harus
menunggu dalam waktu yang tidak wajar untuk mendapatkan pelayanan medis karena urusan
birokrasi. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi apabila ada kesepakatan antara pemerintah
dengan pihak rumah sakit untuk mempermudah dan memperpendek jalur birokrasi dan
prosedur administrasi.
Berdasarkan uraian permasalahan pelayanan di rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya pembenahan yang bukan hanya berkisar pada pelayanan medis rumah sakit,
tetapi juga terkait dengan masalah birokrasi administrasi seperti pengurusan kartu berobat
maupun berkas-berkas lainnya. Pembenahan di bidang administrasi ini meliputi pembenahan
fasilitas administrasi maupun peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas di rumah
sakit tersebut. Misalnya menambah fasilitas komputer dan membekali petugas dengan ilmu
dan ketrampilan agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan tetap menjaga etika
profesi. Beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit dalam
rangka penyediaan pelayanan yang memuaskan yaitu perkembangan ilmu dan teknologi
kedokteran yang semakin cepat, permintaan masyarakat yang semakin meningkat dan
kompleks, serta dengan semakin meluasnya bidang kegiatan rumah sakit, diperlukan unsurunsur penunjang medis yang semakin meluas juga, misalnya masalah administrasi,
32
33
Diharapkan dengan dilakukannya hal-hal tersebut di atas dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kinerja staf sehingga pembayaran TD juga dapat dilakukan tepat waktu.
B. Saran
Adapun yang menjadi saran penulis, antara lain:
1. Unit organisasi RSUD Labuang Baji terkhusus Manajemen rumah sakit, untuk terus
meningkatkan mutu pelayanannya baik dari segi medis maupun non medis.
2. Sub unit praktek kerja, agar staf operator diberikan pelatihan E-TD dan Sistem SIMPEG
yang berkelanjutan dan berkesinambungan guna menambah pengetahuan dan skill yang
dapat menunjang efektifitas dan efisiensi kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
BKD Provinsi Sulawesi Selatan. 2014. Buku Panduan E-TD (Web Base Application, AppServ,
dan AppMobile) Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Harun, A. 2014. Bimtek Penerapan Sistem e-TD Bagi Operator dan Petugas Verifikasi Unit Kerja
Lingkup Pemprov Sulsel. (Online) (http://sulselprov.go.id/berita-bimtek-penerapan-sistemetd-bagi-operator--petugas-verifikasi--unit-kerja-lingkup-pemprovsulsel.html#ixzz3spZZhLh4).
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Sulawesi Selatan No. 56 Tahun 2013 Tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai
Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
34
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 56 Tahun 2013 Tentang Tambahan Penghasilan
Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan.
RSUD Labuang Baji. 2014. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
Zivani, C. 2012. Analisis Faktor Personal, Kepuasan Kerja dan Persepsi Sanksi Hukuman dengan
Kehadiran Pegawai Bagian Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. SKRIPSI
Diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
35
36