Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan
sumber daya manusia aparatur. Oleh karena itu agar aparatur dapat melaksanakan upaya
tersebut tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin mulai dari rekruitmen, penempatan
sampai dengan jenjang kariernya. Kemudian untuk menindaklanjuti hasil seleksi CPNS
formasi tahun 2014, pelamar yang dinyatakan lolos dari proses rekruitmen ditetapkan
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan diterbitkannya Surat
Keputusan (SK) Penempatan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlaku mulai
tanggal 1 April 2015.
Untuk membantu agar para CPNS siap dan produktif dalam melaksanakan tugas yang
diembannya, serta agar upaya reformasi birokrasi berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan maka pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membuat kebijakan
tentang pelaksanaan orientasi CPNS. Kegiatan oritentasi ini bertujuan sebagai acuan dan
penilaian untuk persiapan Diklat Prajabatan juga sebagai sistem pengenalan organisasi di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Orientasi CPNS merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh seluruh CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Orientasi CPNS dilakukan dalam dua (2) tahap yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
berurutan. Pertama pembekalan pengetahuan yang kegiatannya disebut dengan kegiatan
orientasi organisasi, dan yang ke dua merupakan implementasi dari kegiatan orientasi
1

organisasi disebut dengan kegiatan praktik kerja. Diharapkan dengan melakukan orientasi
praktek kerja akan mendapat pengetahuan dan pengalaman mendasar di ruang lingkup kerja
yang baru.
Hal ini sangat mendukung kondisi CPNS yang belum siap untuk mulai melaksanakan
tugas sesuai dengan SK penempatan. Disamping itu organisasi yang menerima CPNS juga
tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Ketidakjelasan ini sangat mempengaruhi
ketidakpuasan CPNS, karena saat pertama tugas, biasanya yang bersangkutan melaksanakan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Atau sebaliknya, instansi
yang menerima CPNS menduga para CPNS sudah langsung mampu melaksanakan tugasnya
dengan benar, sehingga banyak tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh CPNS tersebut.
Sementara instansi tidak melakukan bimbingan atas tugas yang diberikannya. Kejadian ini
tidak menutup kemungkinan membuat para CPNS diawal pelaksanaan tugas merasa kurang
nyaman.
Salah satu instansi yang menjadi tempat kegiatan praktek kerja CPNS adalah Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah
sebuah institusi kesehatan milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat (Zivani, 2012). RSUD Labuang Baji mendapat 14 staf CPNS dari formasi
pelamar CPNS alokasi tahun 2014 dengan rincian 2 staf Dokter Umum, 2 staf Analis
Kepegawaian Pertama, serta 10 staf Bidan Pelaksana yang kemudian ditempatkan sesuai
dengan bidang ilmu masing-masing dan sesuai kebutuhan rumah sakit.
Sesuai dengan nama jabatan sebagai Analis Kepegawaian, maka penempatannya dalam
Sub Unit Organisasi RSUD Labuang Baji berada di Bagian Sumber Daya Manusia. Adapun

salah satu tugas harian yang dilaksanakan adalah membantu mengelola data absensi yang
terintegrasi dengan sistem E-TD.
E-TD merupakan sistem yang dikembang untuk mengelola data absensi dan tunjangan
daerah dalam ruang lingkup Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Gubernur No.
56 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Dan
Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan (Harun, 2014).
Perhitungan data absensi dan tunjangan daerah yang meliputi keterlambatan, sakit, izin, cuti,
tanpa keterangan dan jumlah tunjangan daerah telah disesuaikan dengan perhitungan yang
ada dalam peraturan Gubernur (Pedoman ETD, 2014).
Sistem ini terdiri atas tiga subsistem yaitu Web Base Application, AppServ dan
AppMobile. Web Base Application merupakan subsistem utama berbasis web yang dapat
diakses melalui http://etd-provsulsel.net/ yang diperuntukan untuk mengelola master data,
pengaturan dan laporan. Web Base Application terdiri atas beberapa modul yang dapat
dikelola secara dinamis sesuai hak akses yang diberikan. AppServ berupa aplikasi pendukung
berbasis desktop yang dipasang pada komputer SKPD yang terhubung dengan mesin finger
print dimana komputer tersebut terkoneksi dengan internet. AppServ mendukung seluruh
jenis finger print karena subsistem ini hanya mengambil record absensi dari database mesin
finger Print. AppMobile, merupakan aplikasi tambahan yang memudahkan dalam mengakses
informasi pemberitahuan, kehadiran, pembayaran tunjangan daerah dan pengiriman pesan
antar pegawai.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah :
1. Untuk melaporkan hasil praktek kerja orientasi Calon Aparatur Sipil Negara Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2015

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di RSUD


Labuang Baji
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jadwal pemberian tunjangan daerah
di RSUD Labuang Baji

C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan laporan implementasi pelaksanaan praktek kerja
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan di RSUD Labuang Baji.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
4. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji untuk mengoptimalkan
manajemen absensi agar pemberian tunjangan daerah tepat waktu
D. Lingkup Bahasan
Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan dalam laporan ini antara lain:
1. Orientasi CPNS, merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti
hasil seleksi dan penempatan CPNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014
sebagai pembekalan akan sistem pemerintahan agar mampu beradaptasi dan mendapat
pengetahuan mendasar di ruang lingkup yang baru.
2. RSUD Labuang Baji, adalah rumah sakit umum daerah milik Pemerintah Daerah TK.I
Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Elektronik Tunjangan Daerah (E-TD), merupakan sistem Manajemen Absensi dan
Tunjangan Daerah sesuai Pergub No. 53 Tahun 2013 dan Pergub No.27 Tahun 2014.

BAB II
PROFIL TEMPAT CPNS PRAKTEK KERJA

A. RSUD Labuang Baji


Rumah Sakit Labuang Baji didirikan oleh Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang
dan Semarang sebagai rumah sakit Zending yang diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938
dengan kapasitas 25 tempat tidur. Tahun 1946 1948 Rumah Sakit Umum Labuang Baji
mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedunggedung yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk penampungan korban akibat perang
tersebut. Kemudian pada tahun 1949 1951, Zending mendirikan bangunan permanen
sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 170 buah. Pada tahun 1952 1955, oleh Pemerintah
Daerah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan sehingga kapasitas
tempat tidur menjadi 190 buah. Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Labuang Baji dibiayai oleh
Pemerintah Daerah TK.I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960, oleh Zending Rumah Sakit
Umum Labuang Baji diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Daerah TK.I Sulawesi
Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Klasifikasi
Rumah Sakit kelas C (Profil RSUD Labuang Baji, 2014).
Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Peraturan Daerah Provinsi Dati I
Sulawesi Selatan Nomor : 2 tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit
kelas C menjadi Rumah Sakit kelas B non pendidikan. Peraturan Daerah tersebut disahkan
oleh Mentri Dalam Negeri pada tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non
pendidikan tersebut Direktur sebagai pimpinan Rumah Sakit dilantik dan dikukuhkan pada
tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan
dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.

Pada tanggal 13 September 2002 melalui Perda Provinsi Sulawesi Selatan No. 6 tahun
2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status Rumah Sakit Non Pendidikan menjadi
Badan Pengelola RSUD Labuang Baji. Kepala Badan serta pejabat yang mengisi struktur
organisasi Badan Pengelola tersebut diangkat melalui SK Gubernur Sulawesi Selatan No.
821.22-158 yang ditetapkan di Makassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik
tanggal 24 Desember 2002 kemudian melaluai SK Gubernur Provinsi Sulawesi selatan
Nomor 09 tahun 2009 berubah menjadi rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Provinsi
selawesi selatan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Rumah Sakit Unggulan se-Sulawesi Selatan
2. Misi
a. Mewujudkan profesionalisme SDM
b. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit
c. Memberikan pelayanan prima
d. Efisiensi biaya rumah sakit
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

C. Data Monografi
Berikut gambaran data monografi yang ada di RSUD Labuang Baji (Data Agustus 2015):
Tabel 1. Data Monografi RSUD Labuang Baji berdasarkan kualifikasi pendidikan
N
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGA
O
N
A. Dokter
1. Dokter Spesialis Bedah
3
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
4
1 Direktur
3. Dokter Spesialis Anak
4
4. Dokter Spesialis Obgyn
3
5. Dokter Spesialis Radiologi
3
6. Dokter Spesialis Anesthesi
1
7. Dokter Spesialis Patologi Klinik
3
8. Dokter Spesialis Jiwa
1
9. Dokter Spesialis Mata
2
10. Dokter Spesialis THT
3
11. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin
3
12. Dokter Spesialis Jantung
1
13. Dokter Spesialis Paru
14. Dokter Spesialis Saraf
2
15. Dokter Spesialis Bedah Saraf
16. Dokter Spesialis Orthopedi
2
17. Dokter Spesialis Urologi
18. Dokter Spesialis Patologi Anatomi
19. Dokter Spesialis Gizi Medik
1
20. Dokter Spesialis Rehab Medik
21. Dokter Spesialis Forensik
22. Dokter Gigi Spesialis Prostodons
1
23. Dokter Umum
11
24. Dokter PPDS
8
25. Dokter PPDGS
2
26. Dokter Gigi
5
27. Dokter/Dokter Gigi MHA/MARS
28. Dokter/Dokter Gigi S2/S3 Kes-Mas
2 Struktural
Jumlah
B

Tenaga Keperawatan
1. S1 Keperawatan
2. D.IV Keperawatan
3. D.IV Kebidanan
4. Akper/D3 Keperawatan
5. Akbid/D3 Kebidanan
6. D.IV Keperawatan Anestesi
7. D.III Keperawatan Gigi
8. Sekolah Perawat Kesehatan
9. Sekolah Perawat Kesehatan Jiwa
7

63
88
14
8
107
21
1
3
12
2

10. Perawat Bidan


11. Sekolah Pengatur Rawat Gigi
C

Jumlah
Tenaga Kefarmasian
1. Apoteker
2. S1 Farmasi/Farmakologi
3. D.IV Farmasi
4. Akademi Farmasi (AKFAR)
5. Sekolah Menengah Farmasi (SMF)
Jumlah
Tenaga Kesehatan Masyarakat
1. S2 MARS
2. S2 Kesehatan Masyarakat
3. S1 Kesehatan Masyarakat
4. D.III Sanitarian/AKL
5. D.I Sanitarian/SPPH
Jumlah
Tenaga Nutrisionis/Gizi
1. S2 Gizi
2. S1 Gizi
3. Akademi Gizi/D.III Gizi
4. D.I Gizi (SPAG)
Jumlah
Tenaga Keteknisan Medis
1. S1 Fisioterapi
2. S1 Kimia/Fisika
3. S1 Analis Kesehatan
4. D.IV Analis Kesehatan
5. D.IV Fisioterapi
6. D.IV Radiografer (APRO/ATRO)
7. D.III Fisioterapi
8. D.III Radiografer (APRO/ATRO)
9. D.III Perekam Medik
10. D.III Teknik Elektromaknetik
(ATEM)
11. D.III Anlis Kesehatan
12. Sekolah Pengatur Teknikal Gigi
13. Sekolah Menengah Analis Kesehatan
14. Sekolah Menengah Analis Kimia
Jumlah
Tenaga Administrasi
1. S2 Manajemen
2. S2 Administrasi Kesehatan
3. S2 Administrasi Publik
4. S1 Administrasi Publik
5. S1 Ekonomi/Akuntansi
8

0
4
260
12
3
1
6
5
27
2
6
8
5
2
23
1
7
10
1
19
1
3
5
4
4
1
2
9
1
4
4
1
9
1
49

4
3
7
2
6

6. S1 Administrasi
7. S1 Sosial
8. S1 Hukum
9. S1 Komputer
10. S1 Manajemen/Manajemen Industri
11. D.III Tata Laksana
12. D.III Komputer
13. D.III Bahasa & Seni
14. D.III Pariwisata
15. D.III Tata Boga
16. D.III Sastra
17. D.III Akuntansi/Manajemen
Keuangan
18. D.I Informatika RS
19. Pekarya Kesehatan (Pekkes)
20. SMA/SMU/SLTA
21. SMEA
22. STM
23. SMKK/SMTK
24. SMK Kesehatan
25. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
26. SMPS
27. SMEP
28. KPAA
29. SMP
30. MTsN
31. SD
Jumlah

3
8
0
1

1
2
38
6
6
5
0
2
1
1
0
11
1
7
115

Data pegawai berdasarkan tempat tugas :


Tabel 2. Data Pegawai RSUD Labuang Baji berdasarkan tempat tugas
KUALIFIKASI
NO
A
1
2

UNIT KERJA

PENDIDIKAN
FORMAL

JUMLAH

JUMLAH
SAAT INI

DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR

S2
S2

1
3

SDM

S2
S1
SMA

2
4
2

S2

DIKLAT

MOBILISASI DANA
PERBENDAHARAAN
VERIFIKASI &
AKUNTASI
FASILITAS MEDIK &
KEPERAWATAN

S1
SMA

1
1

S2
S1

1
1

S2
S1

2
2

S2

S1
SMA

1
1

S3
S2
S1

1
2
1

S2
S1
SMA

2
3
1

S1
SMA
SD

2
3
1

S2
SMA

2
3

PELAYANAN MEDIK

BIDANG
KEPERAWATAN

RUMAH TANGGA

10

BAGIAN UMUM/
TATA USAHA

11

PERENCANAAN

S2
S1
SMA

3
2
1

12

PERBENDAHARAAN

S2
S1
SMA

1
3
3

S2
S1
SMA

1
6
5

12

13

MOBILISASI DANA

10

14

KOMITE MEDIK

SI

15

SATPOL

SMA
SMP

7
2

B
16

SMF ANAK

S2 SPESIALIS
ANAK

17

SMF ANASTESI

S2 SPESIALIS
ANASTESI

18

SMF BEDAH

S2 SPESIALIS
BEDAH

19

SMF GIGI & MULUT

20

SMF INTERNA

SPESIALIS
PROS
S1 DOKTER
GIGI
PPDGS
SPESIALIS
PENYAKIT
DALAM
SPESIALIS
PENYAKIT
DALAM (MPP)

1
8
4
3
3
4
1

21

SMF JIWA

SPESIALIS
JIWA

22

SMF KARDIOLOGI

SPESIALIS
KARDIO

23

SMF KULIT
KELAMIN

SPESIALIS
KULIT
KELAMIN

24

SMF INSTALASI
PATOLOGI ANATOMI

SPESIALIS
PATOLOGI
ANATOMI

SMF INSTALASI
PATOLOGI KLINIK

SPESIALIS
PATOLOGI

25

11

KLINIK

26

SMF MATA

SPESIALIS
MATA

27

SMF OBGIN

SPESIALIS
OBGIN

28

SMF ORTOPHEDI &


TRAUMATOLOGY

SPESIALIS
ORTHO

29

SMF RADIOLOGI

SPESIALIS
RADIOLOGI

30

SMF SARAF

SPESIALIS
SARAF

31

SMF PARU

SPESIALIS
PARU

32

SMF THT

33

INSTALASI BANK
DARAH

34

INSTALASI
ANASTESI

35

36

INSTALASI BEDAH
SENTRAL

INSTALASI CARE
UNIT (ICCU/ICU)

S3
SPESIALIS
THT

S1

S1
D.IV
ANASTESI

S1
KEPERAWATA
N
S.ST
AMK
S1
KEPERAWATA
12

3
2

7
4
2

12

INSTALASI FARMASI

37

INSTALASI
FORENSIK

38

INSTALASI GIZI

39

40

INSTALASI
LABORATORIUM PK

INSTALASI
LOUNDRY

41

STERILISASI/CSSD

42

INSTALASI
PEMELIHARAAN
SARANA RS

43

INSTALASI
RADIOLOGI

N
AMK

APOTEKER
S1 FARMASI
DIV FARMASI
DIII FARMASI
SMF

12
3
1
6
5

27

SMA

S2
S1
DIII
SMA
SMP
SD

1
7
8
15
1
2

34

S2
S1
D.III
ANALIS

1
6
6
8

20

SMA

SMP
SD
SMA
SD

3
1
2
1

S2

S1
D.III
SMA
SMP

1
4
2
1

S1
D.III
SMA

3
8
1

13

11

12

44

INSTALASI RAWAT
JALAN (DOKTER
UMUM)

S1

11

PPDS

S2

S1

S1
D.IV FT
D.III FT

2
3
3

S1
D.III
D.I
SMA
SPK

4
1
1
7
1

INSTALASI SANITASI
KESEHATAN
LINGKUNGAN

D3

SMA
SMP

2
1

50

BPJS

S1
SMA

1
4

51

POLI ANAK

S1

52

POLI BEDAH

S1
D.III
Keperawatan

S1
D.III
Keperawatan

46

INSTALASI RAWAT
INAP
INSTALASI RAWAT
JALAN

47

INSTALASI REHAB
MEDIK

48

INSTALASI REKAM
MEDIK

45

49

53

54

POLI ENDOKTRIN

POLI GIGI

D.III
Keperawatan
SPRG

14

19

14

3
1
3
1
5
1

55

56

POLI GIZI

POLI INTERNA

S1
D.III
Keperawatan

S1
D.III
Keperawatan

3
1

57

POLI JIWA

S1

58

POLI KANDUNGAN

S1
D.III Kebidanan

2
1

59

POLI KARDIOLOGI

S1
D.III
Keperawatan

2
3
1

60

POLI KIA

S1

61

POLI KULIT
KELAMIN

S1

62

POLI MATA

S2
S1

1
4

63

POLI MDR

S1
D.III
Keperawatan

S1
D.III
Keperawatan

S1
D.III
Keperawatan

64

65

POLI MEDICAL
CHECK UP

POLI ORTHOPEDI

4
1

1
3
1

66

POLI PARU

S1
D4

3
1

67

POLI SARAF

S1
D.III
Keperawatan

15

2
1

68

POLI THT

S1
DIII

2
1

69

POLI VCT

S1
SMA

1
1

70

PERAWATAN CVCU

S1
DIII

6
1

71

PERAWATAN
HEMODIALISA

S1
DIII

8
2

S1

DIV
DIII
ORIENTASI

2
9
1

S1

72

73

74

75

76

77

PERAWATAN KAMAR
BERSALIN

RUANG PERAWATAN
BAJI ADA I

RUANG PERAWATAN
BAJI ADA II

RUANG PERAWATAN
BAJI ARENG

RUANG PERAWATAN
BAJI ATI

RUANG PERAWATAN
BAJI DAKKA I

13

D.III
Keperawatan

S1

D.III
Keperawatan

S1

D.III
Keperawatan

S1

5
7

D.III
Keperawatan

S1

16

10

78
RUANG PERAWATAN
BAJI DAKKA II
79

80

81

RUANG PERAWATAN
BAJI GAU I

RUANG PERAWATAN
BAJI GAU II
RUANG PERAWATAN
BAJI GAU III

S1
D.III
Keperawatan

S2

S1
D.III Kebidanan

2
2

S1

DIII

S1

DIII

7
4

82

RUANG PERAWATAN
BAJI KAMASE I

S1
AMK

4
3

83

RUANG PERAWATAN
BAJI KAMASE II

S2
S1
AMK

1
5
2

84

RUANG PERAWATAN
BAJI MINASA

S1
AMK

6
6

12

85

RUANG PERAWATAN
BAJI PA'MAI I

S1

86

RUANG PERAWATAN
BAJI PA'MAI II

S1

10

S1 Keperawatan
D.III
Keperawatan
D.III Kebidanan

6
12
1

S1 Keperawatan

87

88

RUANG PERAWATAN
IRD

RUANG PERAWATAN
MAMMINASA BAJI

D.III
Keperawatan

17

8
10

19

12
6

89

RUANG PERAWATAN
KHUSUS/RPK

S1 Keperawatan
D.III
Keperawatan

5
6
1
572

Rekapitulasi berdasarkan status kepegawaian :


Tabel 3. Data Pegawai RSUD Labuang Baji berdasarkan status kepegawaian
N
STATUS KEPEGAWAIAN
JUMLAH
O
1 PNS Provinsi Sulawesi Selatan
572
2 Non PNS / Swakelola
203
3 Konsultan
3
4 Partimer
2
5 Titipan
1
Total
781

Gambar 1. Struktur Organisasi Labuang Baji

D. Struktur Organisasi RSUD Labuang Baji

E. Kegiatan
18

Adapun jenis kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan (Profil RSUD Labuang Baji, 2014), meliputi:
1. Pelayanan administratif dan sentral opname (rekam medik)
2. Pelayanan rawat darurat
Instalasi Rawat Darurat (IRD) melayani penderita selama 24 jam, dipimpin oleh seorang
Dokter Spesialis Bedah dan dibantu oleh dua orang dokter umum sebagai Kepala Unit
Bedah dan Kepala Unit Non Bedah.
3. Pelayanan rawat inap dan kapasitas 325 tempat tidur, meliputi:
a. Perawatan umum (14 ruang perawatan)
b. Perawatan khusus (6 ruang perawatan)
1) Bedah sentral
2) Bedah kebidanan/kandungan
3) Perawatan khusus/RPK
4) Perawatan intensif
5) Haemodialisa
6) Kamar bersalin
4. Pelayanan rawat jalan
a. Pelayanan medik umum
b. Pelayanan medik gigi dan mulut
c. Pelayanan medik spesialistik, antara lain:
1) Spesialis mata
2) Spesialis bedah
3) Spesialis paru dan TB
4) Spesialis kebidanan dan Kandungan/KB
5) Spesialis Kia dan Laktasi
6) Spesialis penyakit dalam
7) Spesialis saraf
8) Spesialis kardiologi
9) Spesialis fisioterapi
10) Spesialis endokrin
11) Spesialis THT
12) Spesialis kulit dan kelamin
13) Spesialis jiwa
14) Spesialis anak
d. Pelayanan konsultasi gizi
e. Pelayanan haemodialisa
f. Pelayanan general check up
5. Pelayanan bedah sentral
Pelayanan bedah sentral dengan 4 kamar operasi yang didukung oleh 11 dokter ahli dari 6
spesialisasi yaitu: Bedah, Bedah tulang, Anesthesi, Obgyn, THT dan Mata, 5 orang piata
anasthesi, 2 orang perawat anasthesi, 13 perawat bedah dan 3 orang bidan.
19

6. Pelayanan penunjang medik, meliputi:


a. Pelayanan radiologi
b. Pelayanan patologi klinik
c. Pelayanan patologi anatomi
d. Pelayanan farmasi
7. Pelayanan penunjang non medik
a. Instalasi gizi
b. Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
c. Instalasi sanitasi lingkungan
d. Pelayanan isolasi, siaga bencana dan VCT

20

BAB III
PERMASALAHAN

A. Permasalahan Terkait Dengan Organisasi


Salah satu tugas utama negara adalah memberi pelayanan kepada masyarakat baik dalam
bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan sebuah negara,
kualitas pelayanan publik dapat digunakan sebagai salah satu indikator. Oleh karena itu, bila
sebuah negara berada dalam posisi menuju pada kemajuan, hal utama yang perlu diperbaiki
adalah pelayanan publik di negara tersebut. Indonesia sebagai negara yang sedang bergerak
menuju negara maju juga memprioritaskan pelayanan publik sebagai salah satu aspek yang
perlu ditingkatkan. Karena pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa jika masyarakat
sudah mendapatkan apa yang menjadi haknya yaitu pelayanan yang baik, maka masyarakat
juga akan menjalankan kewajibannya dengan penuh kesadaran.
Berbicara masalah pelayanan publik, dalam UU No 25 tahun 2009 dikatakan bahwa
ruang lingkup pelayanan publik meliputi :
1. Pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
2. Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan, pengajaran,
pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,
kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam,
pariwisata, dan sektor strategis lainnya.
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tugas pemerintah yang paling dominan adalah
menyediakan barang-barang publik (publik utility) dan memberikan pelayanan (publik
service) misalnya dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, perkembangan
21

perlindungan tenaga kerja, pertanian, keamanan dan sebagainya. Tidak mengherankan


apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya
adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan
bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.
Berangkat dari kesadaran tersebut, rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia baik
milik pemerintah maupun swasta termasuk RSUD Labuang Baji selalu berupaya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui
penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas
pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya.
Dengan demikian masyarakat benar-benar memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat dan
cepat.
Dari beberapa kasus kita menemukan suatu kenyataan bahwa sering sekali pasien harus
menunggu dalam waktu yang tidak wajar untuk mendapatkan pelayanan media karena urusan
birokrasi, misalnya urusan kartu berobat yang terlalu berbelit-belit. Bahkan bukan merupakan
hal yang berlebihan apabila dikatakan bahwa jiwa pasien yang seharusnya dapat tertolong
menjadi melayang sia-sia karena keterlambatan penanganan akibat birokrasi yang harus
dipenuhi pasien atau keluarga pasien. Biasanya hal ini terjadi bagi pasien yang menggunakan
layanan berobat gratis seperti Jamkesmas, Jamkesda, Askes, maupun layanan gratis lainnya.
Masalah manajemen atau pelayanan di rumah sakit pada akhir-akhir ini memang banyak
menjadi bahan pembahasan baik di lingkungan akademik maupun di berbagai seminar.
Terutama pelayanan administrasi terhadap pasien yang menggunakan program layanan
kesehatan gratis atau layanan kesehatan dari pemerintah seperti Jamkesmas, Askes, BPJS,
maupun Jamkesda. Sering sekali masyarakat yang menggunakan fasilitas ini mengalami
22

kesulitan dalam memenuhi berbagai persyaratan agar dapat memperoleh layanan kesehatan
yang diinginkan. Keterlambatan layanan medis yang mereka terima disebabkan oleh
birokrasi yang tidak dapat diajak kompromi. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi apabila ada
kesepakatan antara pemerintah dengan pihak rumah sakit untuk mempermudah dan
memperpendek jalur birokrasi dan prosedur administrasi.
B. Permasalahan Terkait Dengan Praktek Kerja
Pemberian

tambahan

penghasilan

merupakan

salah

satu

bentuk penghargaan

kepada Pegawai Negeri Sipil yang memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator
penilaian yang terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja,
dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pergub Sulsel No.56 Tahun 2013). Tunjangan Daerah
yang selanjutnya disingkat TD merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada
PNS dan CPNS, berdasarkan penilaian kehadiran dalam satu bulan. Sistem Informasi e-TD
adalah sistem penilaian kehadiran berbasis web (online system).

Pemberian Tambahan Penghasilan atau Tunjangan Daerah bertujuan (Pergub Sulsel


No.27 Tahun 2014):
1. Meningkatkan disiplin PNS dan CPNS
2. Meningkatkan motivasi PNS dan CPNS
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
4. Meningkatkan kinerja PNS, dan CPNS
5. Meningkatkan kesejahteraan PNS dan CPNS
6. Meningkatkan tertib administrasi pengelolaan Keuangan Daerah
23

Adapun mekanisme pembayaran TD sebagai berikut (Pergub Sulsel No.27 Tahun 2014):
1. Operator setiap SKPD menginput data kehadiran bulanan PNS dan CPNS ke BKD paling
lambat tanggal 8 (delapan) secara on-line melalui system informasi e-TD
2. Paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada poin 1
(satu), maka BKD akan memproses dan mencetak daftar TD
3. Pada saat yang bersamaan, operator SKPD mencetak daftar TD untuk diverifikasi oleh
petugas verifikasi SKPD
4. Pada proses verifikasi, petugas verifikasi dapat melakukan konfirmasi dan penyesuaian

5. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah daftar BKD dicetak dan diverifikasi,
petugas verifikasi menyampaikan daftar TD kepada kepala SKPD untuk ditanda tangani
6. Setelah ditanda tangani oleh kepala SKPD, Bendahara SKPD membuat dan mengajukan
SPM kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah untuk diterbitkan SP2D
7. Setelah SP2D diterbitkan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah, maka bendahara

24

-rekap absen bulanan

-rekap absen bulanan

-rekap absen bulanan

-rekap absen bulanan

-rekap absen bulanan

-dokumen pendukung

-dokumen pendukung

-dokumen pendukung

-dokumen pendukung

-surat pengantar

-data rekap absen harian

-print finger

-print finger

-data rekap print finger


-suart ijin

Direktur

Kelengkapan

Waktu

SKPD membayarkan TD kepada PNS dan CPNS.

Gambar 2. SOP Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah RSUD Labuang Baji

daftar TD ke BKD

KEGIATAN

tunjangan daerah di RSUD Labuang Baji, yaitu:

1. Jaringan internet

25
bagian keuangan dan 1rkp ke BKD
9

rekap absen pegawai


8

Memperbanyak rekap absen yang sudah


ditandatangai dan mengarsipkan untuk
SKPD kemudian mengirimkan 1rkp ke

Melakukan penomoran surat pengantar

Mengoreki dan menandatangani rekap absen

Mengoreksi dan memaraf rekap absen

pegawai bulanan dan konsep6 surat

pegawai bulanan dan surat pengantar 7

Merekap absen pegawai bulanan dengan

Memprint rekap absen harian pegawai dan

melampirkan bukti pendukung


5

melaporkan kepada kasubag perencanaan4

PELAKSANA
Operator
Kasubag SDM
Staf Verifikator1
Kabag SDM Verifikator2SDM Wadir

jadwal absensi
1
Menghidupkan print finger pegawai sesuai

NO

Menginput rekap absen pegawai harian dan


menginput keterangan pegawai yang tidak

bulan berikutnya. Hal ini tentu saja menimbulkan ketidakpuasan pada pegawai. Berdasarkan

mengabsen berdasarkan bukti


3
pemberitahuan

pembayaran tunjangan daerah diberikan pada akhir bulan bahkan terkadang loncat hingga
Mengupload data dari print finger menjadi

pertengahan bulan, namun tidak demikian yang terjadi di RSUD Labuang Baji. Seringkali

rekap absen ke dalam hardisk komputer2

Idealnya pembayaran tunjangan daerah di setiap SKPD adalah tanggal 10-15 atau setiap

hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama 3 (tiga) bulan pertama bekerja praktek

sebagai CPNS, ada 2 (dua) hal utama yang menjadi faktor keterlambatan pembayaran

Aplikasi E-TD ini memerlukan koneksi internet yang stabil dan maksimal pada proses
penginputan, pengecekan, serta pengiriman data absensi dari SKPD ke BKD, sedangkan
jaringan internet yang ada tidak cukup stabil dan lemah karena berbagi pakai dengan
bagian/ divisi lain. Koneksi yang tidak stabil dan lemah sangat menghambat kinerja
operator untuk mengolah data absensi.
2. Prosedur Kerja
E-TD di RSUD Labuang Baji menggunakan sistem absensi regular dan shift, dengan
lembar pembagian jadwal shift sebagai acuan yang harus disetorkan setiap sebelum awal
bulan. Namun yang terjadi seringkali lembar jadwal shift tersebut disetor di pertengahan
bulan dan tidak diberi keterangan yang jelas, sehingga menyulitkan operator untuk
mengidentifikasi data yang diberikan. Hal tersebut juga menghambat kinerja operator.

26

BAB IV
ANALISA DAN SOP ORGANISASI

A. Analisa Terkait Dengan SOP Organisasi


Berdasarkan uraian permasalahan pelayanan di rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya pembenahan yang bukan hanya berkisar pada pelayanan medis rumah sakit,
tetapi juga terkait dengan masalah birokrasi administrasi seperti pengurusan kartu berobat
maupun berkas-berkas lainnya. Pembenahan di bidang administrasi ini meliputi pembenahan
fasilitas administrasi maupun peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas di rumah
sakit tersebut. Misalnya menambah fasilitas komputer dan membekali petugas dengan ilmu
dan ketrampilan agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan tetap menjaga etika
profesi.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan mengukur dan
mengevaluasi bagaimana kualitas pelayanan publik di bidang kesehatan yaitu dengan
membandingkan antara indikator pelayanan publik dengan yang terjadi di lapangan atau yang
dirasakan oleh konsumen. Dan salah satu hal yang dapat dievaluasi adalah prosedur
administrasi yang harus dilalui oleh pasien sebelum mendapatkan pelayanan atau berobat.
Setelah mengetahui hasil dari evaluasi tersebut, apabila hasilnya menunjukkan hasil yang
buruk, langkah selanjutnya adalah mencari penyebab dari buruknya kualitas pelayanan
tersebut, untuk selanjutnya dicari bagaimana penyelesaian yang tepat.
Sebenarnya perbaikan terhadap mutu rumah sakit baik dari layanan administrasi maupun
medis memang benar-benar mutlak dibutuhkan. Bukan saja karena banyaknya keluhankeluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu,
kemudahan prosedur administrasi, tarif, dan juga dengan adanya perkembangan zaman yang
sudah

mendesak

untuk

melakukan

perbaikan-perbaikan.
27

Beberapa

alasan

untuk

meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit dalam rangka penyediaan pelayanan


yang memuaskan yaitu :
1. Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang semakin cepat.
Dalam 10 sampai 20 tahun terakhir ini, ilmu kedokteran di dunia, termasuk di
Indonesia telah berkembang tidak saja di tingkat spesialisasi dalam bidang-bidang ilmu
kedokteran, tetapi sudah ke superspesialisasi. Sejalan dengan ini, teknologi yang
dipergunakan juga semakin meningkat. Bisa dipahami bahwa modal dalam dunia
kedokteran juga akan semakin mahal, demikian juga dengan biaya rumah sakit. Karena
itu, manajemen rumah sakit yang tidak baik akan menimbulkan pelayanan kesehatan
yang semakin mahal atau apabila tidak memiliki fasilitas yang memadai maka rumah
sakit tersebut tidak akan dipercaya oleh masyarakat. Dengan menghadapi dilema ini,
rumah sakit dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik tetapi dengan biaya
yang terjangkau.
2. Permintaan masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks.
Masyarakat tidak saja menghendaki pelayanan kedoteran yang baik tetapi juga
semakin meluas. Masalah-masalah yang pada masa lalu tidak menjadi tugas seorang
dokter, saat ini juga menjadi tugas seorang dokter. Dapat dimengerti bahwa karenanya
beban rumah sakit dan dokter juga menjadi semakin berat.
3. Dengan semakin meluasnya bidang kegiatan rumah sakit, diperlukan unsur-unsur
penunjang medis yang semakin meluas juga, misalnya masalah administrasi, pengelolaan
keuangan, hubungan masyarakat dan aspek-aspek hukum/legalitas. Ditambah lagi dengan
unsur-unsur penunjang non medis lainnya, misalnya penyediaan sarana penginapan bagi

28

keluarga pasien. Dengan adanya berbagai tuntutan ini, manajemen rumah sakit dituntut
untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya.
B. Analisa Terkait Dengan Praktek Kerja
Berdasarkan uraian permasalahan mengenai keterlambatan pembayaran tunjangan daerah
di RSUD Labuang Baji, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya solusi yang efektif dan
efisien. Adapun solusi yang telah dan dapat dilakukan terkait permasalahan ETD, antara lain:
1. Pemasangan Sistem Simpeg yang terintegrasi langsung dengan BKD
Diharapkan dengan pemasangan sistem SIMPEG yang terintegrasi langsung dengan
BKD akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penginputan dan pengolahan
data dari SKPD ke BKD.
2. Komunikasi efektif dengan Kepala ruangan tiap unit
Diharapkan dengan adanya komunikasi yang lebih efektif antara staf operator dengan
kepala ruangan tiap unit untuk mengumpulkan lembar pembagian jadwal shift yang lebih
lengkap setiap sebelum awal bulan mampu mempercepat kinerja staf operator sehingga
tunjangan daerah dapat dibayarkan tepat waktu.
3. Pelatihan aplikasi E-TD Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah bagi staf operator
Diharapkan dengan adanya pelatihan lanjutan aplikasi E-TD Manajemen Absensi dan
Tunjangan Daerah bagi staf operator dapat menambah pengetahuan dan skill dalam
mengoperasikan aplikasi yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja staf
sehingga pembayaran TD juga dapat dilakukan tepat waktu.
BAB V
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

A. Implementasi Pelaksanaan Praktek Kerja


Hari 1
Tabel 4. Impelementasi pelaksanaan praktek kerja hari pertama
NO
1

KEGIATAN
Mengumpulkan
dan menerima

TUJUAN
Mengetahui
unit mana yang

SASARAN
Memudahka
n untuk tahap

METODE
Mencentang
lembar yang

29

PELAKSANAAN
Menerima lembar
shift

WAKTU
08.00
16.15

TEMPAT
Ruang
ETD

BIAYA
-

KET

lembar
pembagian
jadwal shift
pegawai
Memilah dan
Mengidentifikasi
nomor id
berdasarkan
nama pegawai
Menginput rekap
absen pegawai
harian maupun
jadwal shift
sebulan

belum
mengumpulkan
lembar shift

memilah dan
mengidentifi
kasi

sudah
terkumpul

RSUD
Labuang
Baji

Agar id
pegawai PNS
tidak salah
terinput dgn id
non PNS
Jadwal absensi
dan shift yang
akurat

Memudahka
n proses
penginputan

Menandai
dengan
stabilo

Mengidentifikasi
id pegawai

08.00
16.15

Absensi
karyawan
masuk dalam
etd

Menginput
ke dalam
aplikasi
ETD

Menginput absen
harian dan shift

08.00
16.15

Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji

Hari 2
Tabel 5. Impelementasi pelaksanaan praktek kerja hari kedua
NO
1

KEGIATAN
Menerima dan
mengumpulkan
bukti
ketidakhadiran
pegawai
Memilah dan
mengidentifikasi
id pegawai yang
tidak hadir
Menginput
keterangan
pegawai yang
tidak absen
berdasarkan bukti
ketidakhadiran

TUJUAN
Memudahkan
dalam proses
pengarsipan
yang terabjad
Agar id
pegawai PNS
tidak salah
terinput dgn id
non PNS
Keterangan
ketidakhadiran
yang akurat

SASARAN

METODE

PELAKSANAAN

WAKTU

TEMPAT

BIAYA

Memudahkan
untuk tahap
memilah dan
mengidentifikasi
Memudahkan
proses
penginputan

Mencentang
lembar yang
sudah
terkumpul

Menerima bukti
ketidakhadiran

08.00
16.15

Menandai
dengan
stabilo

Mengidentifikasi
id pegawai

08.00
16.15

Absensi
karyawan
masuk dalam
etd

Menginput
ke dalam
aplikasi
ETD

Menginput
keterangan
ketidakhadiran

08.00
16.15

Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji
Ruang
ETD
RSUD
Labuang
Baji

B. Penjelasan Implementasi Pelaksanaan Praktek Kerja


Hari 1
1. Mengumpulkan dan menerima lembar pembagian jadwal shift pegawai dari Karu tiap
unit, kemudian mencentang atau menandai dari daftar yang sudah dibuat untuk
mengetahui unit mana yang belum mengumpulkan lembar shift. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan pada tahap memilah dan mengidentifikasi.

30

KET

2. Memilah dan Mengidentifikasi nomor ID berdasarkan nama pegawai, kemudian


menuliskan ID yang diperoleh dari data E-TD di lembar shift. Hal ini dilakukan agar
ID pegawai PNS tidak salah terinput dgn ID NON PNS, sehingga memudahkan
proses penginputan.
3. Menginput rekap absen pegawai harian maupun jadwal shift sebulan. Jadwal absensi
dan shift yang sudah dipilah dan diidentifikasi berdasarkan ID menjadi lebih akurat
untuk diinput dalam etd.
Hari 2
1. Menerima dan mengumpulkan bukti ketidakhadiran pegawai dari Karu atau pegawai
yang bersangkutan. Staf kemudian menandai sesuai tanggal masuk yang akan
memudahkan dalam proses pengarsipan yang terabjad.
2. Memilah dan mengidentifikasi ID pegawai yang tidak hadir agar id pegawai PNS
tidak salah terinput dgn ID NON PNS.
3. Menginput keterangan pegawai yang tidak absen berdasarkan bukti ketidakhadiran ke
dalam aplikasi E-TD, sehingga absensi karyawan masuk dalam E-TD menjadi lebih
akurat.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan implementasi organisasi
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu
untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,
tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
31

pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan
rohani. Berangkat dari kesadaran tersebut, rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia
baik milik pemerintah maupun swasta termasuk RSUD Labuang Baji selalu berupaya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui
penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas
pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya.
Dari beberapa kasus kita menemukan suatu kenyataan bahwa sering sekali pasien harus
menunggu dalam waktu yang tidak wajar untuk mendapatkan pelayanan medis karena urusan
birokrasi. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi apabila ada kesepakatan antara pemerintah
dengan pihak rumah sakit untuk mempermudah dan memperpendek jalur birokrasi dan
prosedur administrasi.
Berdasarkan uraian permasalahan pelayanan di rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya pembenahan yang bukan hanya berkisar pada pelayanan medis rumah sakit,
tetapi juga terkait dengan masalah birokrasi administrasi seperti pengurusan kartu berobat
maupun berkas-berkas lainnya. Pembenahan di bidang administrasi ini meliputi pembenahan
fasilitas administrasi maupun peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas di rumah
sakit tersebut. Misalnya menambah fasilitas komputer dan membekali petugas dengan ilmu
dan ketrampilan agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan tetap menjaga etika
profesi. Beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit dalam
rangka penyediaan pelayanan yang memuaskan yaitu perkembangan ilmu dan teknologi
kedokteran yang semakin cepat, permintaan masyarakat yang semakin meningkat dan
kompleks, serta dengan semakin meluasnya bidang kegiatan rumah sakit, diperlukan unsurunsur penunjang medis yang semakin meluas juga, misalnya masalah administrasi,

32

pengelolaan keuangan, hubungan masyarakat dan aspek-aspek hukum/legalitas. Ditambah


lagi dengan unsur-unsur penunjang non medis lainnya, misalnya penyediaan sarana
penginapan bagi keluarga pasien. Dengan adanya berbagai tuntutan ini, manajemen rumah
sakit dituntut untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya.
Kesimpulan implementasi praktek kerja
Pemberian tambahan penghasilan merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator penilaian yang
terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja, dan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Pergub Sulsel No.56 Tahun 2013 dengan menggunakan
aplikasi E-TD. Idealnya pembayaran tunjangan daerah di setiap SKPD adalah tanggal 10-15
atau setiap pertengahan bulan, namun seringkali pembayaran tunjangan daerah di RSUD
Labuang Baji dibayarkan pada akhir bulan bahkan terkadang loncat hingga bulan berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama 3 (tiga) bulan pertama
melakukan praktek kerja sebagai CPNS, ada dua hal yang menjadi faktor keterlambatan
pembayaran tunjangan daerah di RSUD Labuang Baji, yaitu jaringan internet yang tidak
stabil dan keterlambatan tiap unit mengumpulkan jadwal shift. Hal tersebut dapat diatasi
dengan pemasangan sistem SIMPEG yang terintegrasi langsung dengan BKD sehingga
proses penginputan dan pengiriman data dari SKPD ke BKD diharapkan lebih cepat. Hal
lainnya yang perlu dilakukan adalah menjalin komunikasi dua arah yang lebih efektif ke
KARU tiap ruangan agar mengumpulkan jadwal shift lebih tepat waktu. Hal ketiga yang
penulis anggap perlu untuk dilaksanakan adalah pelatihan lanjutan aplikasi E-TD bagi staf
operator agar dapat menambah pengetahuan dan skill dalam mengoperasikan aplikasi E-TD.

33

Diharapkan dengan dilakukannya hal-hal tersebut di atas dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kinerja staf sehingga pembayaran TD juga dapat dilakukan tepat waktu.
B. Saran
Adapun yang menjadi saran penulis, antara lain:
1. Unit organisasi RSUD Labuang Baji terkhusus Manajemen rumah sakit, untuk terus
meningkatkan mutu pelayanannya baik dari segi medis maupun non medis.
2. Sub unit praktek kerja, agar staf operator diberikan pelatihan E-TD dan Sistem SIMPEG
yang berkelanjutan dan berkesinambungan guna menambah pengetahuan dan skill yang
dapat menunjang efektifitas dan efisiensi kinerja.
DAFTAR PUSTAKA

BKD Provinsi Sulawesi Selatan. 2014. Buku Panduan E-TD (Web Base Application, AppServ,
dan AppMobile) Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Harun, A. 2014. Bimtek Penerapan Sistem e-TD Bagi Operator dan Petugas Verifikasi Unit Kerja
Lingkup Pemprov Sulsel. (Online) (http://sulselprov.go.id/berita-bimtek-penerapan-sistemetd-bagi-operator--petugas-verifikasi--unit-kerja-lingkup-pemprovsulsel.html#ixzz3spZZhLh4).

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Sulawesi Selatan No. 56 Tahun 2013 Tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai
Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

34

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 56 Tahun 2013 Tentang Tambahan Penghasilan
Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan.

RSUD Labuang Baji. 2014. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
Zivani, C. 2012. Analisis Faktor Personal, Kepuasan Kerja dan Persepsi Sanksi Hukuman dengan
Kehadiran Pegawai Bagian Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. SKRIPSI
Diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

35

36

Anda mungkin juga menyukai