Anda di halaman 1dari 36

FAKTOR FAKTOR MEDIA DALAM KOMUNIKASI PERSUASI

A. Faktor Factor Media Dalam Komuniakasi Persuasi

a. Availability dan relevance, bila kedua hal tersebut ada, secara konsisten dapat diramalkan bahwa
perilaku seseorang didorong oleh sikapnya. Selanjutnya perubahan sikapnya akan merubah perilakunya.
Penyebab kegagalan persuasi biasanya bukan pada cara tetapi karena availability dan relevance sikap itu
sendiri dalam kaitan dengan situasi dan kondisi saat itu. Tugas pokok seorang persuader adalah
bagaimana ia mampu menciptakan kondisi sedemikian rupa AT-TABSYIR, Jurnal Komunikasi Penyiaran
Islam 81 Persuasi dalam Media Komunikasi Massa sehingga sikap yang ditawarkan melalui persuasi
menjadi availability dan relevance. Available dan relevant ini ditentukan oleh berbagai macam keadaan.
Pada beberapa kasus, ada sebagian orang lebih menghendaki adanya argument, tetapi di sisi lain ada
sebagian orang yang lebih menuntut adanya cues (isyarat, gejala, tanda-tanda, cirri, kecenderungan dll)
dalam upaya penyampaian pesannya.

b. Memahami kondisi berfikir sasaran atau menetukan strategi pendekatan. Ada dua macam proses
berfikir yakni heuristic dan systematic. Dengan adanya dua macam proses berfikir tersebut maka
dibutuhkan kemampuan komunikator untuk menyesuaikan bentuk persuasinya dengan kondisi
komunikan. Bila komunikator menghadapi komunikan dalam kategori berfikir systematic maka
diperlukan kemampuan komunikator untuk menyiapkan argument logis, data, pengalaman riil, statistic
dan sebagainya. Sebaliknya bila kondisi komunikan berada dalam proses berfikir heuristic maka
diperlukan banyak cues/isyarat, bungkus ide berupa cerita, metafora (ungkapan), perlambangan, pujian,
music, sindiran, dan pilihan kalimat yang indah dan jitu.

c. Memahami naluri dan reaksi spontan sasaran, pada umumnya orang selalu dalam keadaan heuristic
dan mudah dibujuk. Budaya dan pengalaman hidup masyarakat telah menanamkan benih cues yang
secara tidak disadari telah diikuti dan dijalankan oleh mereka yang berada dalam keadaan heuristic. Ada
upaya komunikator untuk memehami kebutuhan komunikator. Jika benefit yang ditawarkan
komunikator sesuai dengan needs yang ada dalam diri komunikan, maka proses persuasi akan berjalan
komunikatif.

d. Attribution dan sequential request, yakni teknik pendekatan untuk memperoleh “ya”. Diperlukan
attribution agar orang melakukan sesuatu. Dalam hal ini ada dua macam attribution yakni eksternal,
dimana terdapat adanya hukuman maupun ancaman serta imingiming hadiah sebagai stimulasi agar
suatu pesan dilakukan oleh komunikan. Dalam proses attribution eksternal ini pada awalnya komunikan
melakukan sesuatu karena terpaksa. Namun lama kelamaan akan menjadi terbiasa jika telah terjadi
proses internalisasi. Yang kedua adalah attribution internal yakni perubahan perilaku karena kemauan
dan tanggung jawab secara individual.

B. Menggali Kebutuhan Terdalam Komunikan dengan Bahasa Hypnosis.

Mensikapi Komunikasi Persuasi di Media Massa Berhasil tidaknya media komunikasi massa dalam
memberikan pengaruh pada masyarakat sehingga terbentuk pola kognisi, afeksi dan psikomotor mereka
sesuai dengan harapan komunitor tidak lepas dari kualitas persuasi yang dimiliki oleh komunikator
dalammenyampaikan pesan mereka. Komunikator sebagai pembawa pesan memilih media massa baik
berupa media cetak maupun media teknologi disebabkan melalui media tersebut semua elemen
komunikan dapat terjangkau.

Saat ini, tidak hanya media cetak berupa kran dan majalah, maupun media teknologi berupa televisi dan
radio saja yang menjadi media dalam komunikasi massa. Seiring dengan arus teknologi yang
berkembang pesat, seperangkat gadget berupa smartphone telah menjadi salah satu fenomena yang
baru dalam eksistensinya dalam menyemarakkan komunikasi massa. Masyarakat tidak lagi harus
meluangkan waktu untuk menonton tv, membeli surat kabar, dalam rangka memenuhi kebutuhan
mereka akan informasi, namun saat ini media internet telah dapat diakses melalui gadget atau
smartphone yang sudah menjadi alat komunikasi yang tidak mewah lagi. Ternyata antusiasme
masyarakat sangat tinggi dalam mengkonsumsi media tersebut sehingga lambat laun masyarakat telah
memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap media tersebut.

Kiprah surat kabar, majalah, televisi, radio,, internet dengan segala kekayaan programnya telah
merubah wajah masyarakat menjadi cermin dari sebuah pergerakan media massa. Budaya masyarakat
saat ini telah memiliki menjadi budaya media karena apa yang dilakukan 92 Volume 2, Nomor 2, Juli –
Desember 2014 Fatma Laili Khoirun Nida masyarakat adalah produk dari respon mereka terhadap
informasi yang mereka serap dari media. Keberhasilan media massa dalam membentuk segala aspek
psikis masyarakat tidak lepas dari keberhasilan persuasi yang senantiasa hidup dalam setiap kegiatan
penyampaian pesan baik secara verbal maupun non verbal yang ditayangkan lewat media.

Pola persuasi yang dimiliki media massa dalam ruang komunikasinya sangat beragam. Mulai dari
metode asosiasi, integrasi, atau kadangkala disertai metode pay-off and fear arousing sampai pada
metode iching, secara komprehensif disajikan dalam kegiatan persuasi dalam penyampaian informasi
secara berkesinambungan dengan menyesuaikan isi pesan dan kondisi komunikan. Semuanya bertujuan
untuk tercapainya fungsi dari komunikasi massa itu sendiri.

Sebagaimana telah disebutkan diatas terdapat beberapa fungsi dari komunikasi massa, yang diantaranya
adalah fungsi persuasi. Dalam menerjemahkan fungsi tersebut, komunikator dalam kegiatan komunikasi
massa tentunya memiliki tujuan dalam setiap penyampaian pesannya dimana tujuan tersebut yang
menjadi petunjuk dan arahan bagi komunikator dalam mendesain isi pesannya seperti menyangkut
kejelian produser untuk memilih pemeran (artis) yang harus memerankan tokoh yang nantinya
membawa misi persuasi, atau hal ini juga dapat dilihat bagaimana sebuah produser iklan memilih artis
yang sekiranya memiliki pengaruh kuat bagi masyarakat untuk berminat terhadap produk yang ia
pasarkan. Kepopuleran tokoh atau artis dalam sebuah sinetron maupun iklan serta pada acara-acara
yang lain sangat berpengaruh pada keberhasilan persuasi yang terdapat dalam setiap tayangan.

Kuatnya teknik persuasi dalam media komunikasi massa disebabkan melalui media tersebut diperoleh
pola komunikasi yang efektif dimana komunikan dapat melakukan distribusi dan penerimaan informasi
bagi komunikan dalam skala besar sehingga proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi
kemasyarakatan dapat mencapai sasaran dalam jumlah yang besar. Maka menjadi wajar bila dalam
sebuah iklan yang dipasang di media massa terutama televisi, membutuhkan dana yang besar untuk
dapat ditayangkan di media tersebut mengingat peluang untuk tercapainya tujuan yang sesuai dengan
pesan yang terdapat dalam iklan juga cukup tinggi.

Bila dilihat dari beragam tayangan di televisi maupun di media lainnya, unsur persuasi sangat
mendominasi. Hal tersebut berdasarkan pembahasan di atas bahwa persuasi memiliki kekuatan yang
cukup AT-TABSYIR, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 93 Persuasi dalam Media Komunikasi Massa besar
dalam membentuk sikap, pola pikir dan perilaku masyarakat. Maka kewaspadaan bagi masyarakat
sangat dibutuhkan untuk melakukan seleksi terhadap tayangan, maupun bacaan yang mereka konsumsi
dari media komunikasi massa tersebut untuk mengantisipasi efek negative dari media komunikasi
massa. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa pesan persuasi tersebut selalu ada hampir di
setiap tayangan. Hanya saja terbungkus oleh fashion, humor, film, sinetron, music dan yang paling
kental nuansa persuasi dapat dilihat dari tayangan iklan. Dibutuhkan kecerdasan komunikan untuk dapat
mengkonsumsi kegiatan tayangan informasi di media massa secara hati-hati dan bertanggung jawab.
Kesadaran yang penuh harus dibangun bahwa media massa hanya bagian kecil dari dinamika kehidupan
masyarakat. Perlu pengendalian yang kuat dari masyarakat dalam memahami media komunikasi massa
dengan cara komunikan sebagai masyarakatlah yang seharusnya menjadi penguasa dan pengendali
media, bukan sebaliknya seperti fenomena saat ini yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah
dibawah kendali dan kekuasaan media sehingga masyarakat kehilangan identitas diri dan integritasnya
sebagai manusia.

Unsur persuasi yang terdapat dalam setiap kegiatan komunikasi massa memang tidak dapat dihindari
karena melalui teknik komunikasi tersebut efektifitas dari komunikasi dapat tercapai khususnya dalam
merubah dan membentuk sikap dan perilaku masyarakat sebagai komunikan. Untuk itu yang harus
diupayakan hanyalah bagaimana menciptakan filter dari esensi persuasi dalam media komunikasi massa
yang bertanggung jawab karena bagaimaanpun juga moral masyarakat sangat ditentukan oleh kualitas
dari esensi persuasi tersebut.
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASI DALAM KAMPANYE PRODUK
SOSIAL

Pengertian persuasi adalah sebuah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Dalam persuasi, seorang persuader dianggap berhasil jika ia mampu
memengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain setelah ia melakukan ajakan dengan cara
memaparkan berbagai alasan dan prospek-prospek baik dari sebuah barang atau sebuah kondisi.

Beberapa orang masih sulit membedakan antara persuasi dan propaganda. Padahal, persuasi beda
dengan propaganda. Persuasi adalah sebuah tindakan membujuk secara halus. Artinya, tidak ada unsur
paksaan dalam persuasi. Pengertian ini tentunya beda dengan propaganda yang dapat dipahami sebagai
tindakan untuk memengaruhi pikiran dan pendapat orang lain dengan memberikan informasi yang
subjektif, manipulatif, dan cenderung menyesatkan.

Persuasi melarang keras persuader untuk melakukan kebohongan. Ketika melakukan persuasi terhadap
orang lain, seorang persuader harus menyampaikan fakta secara terbuka, tanpa ada satu pun hal yang
ditutup-tutupi. Point utama dari persuasi adalah menonjolkan kelebihan tanpa harus menutupi
kekurangan. Sehingga orang yang sedang dipersuasi akan mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu
hal sekaligus, namun tetap melihat kelebihan hal tersebut sebagai sesuatu yang lebih menonjol.

C. Faktor-Faktor Komunikasi Persuasif

Terdapat tiga komponen dasar dalam Komunikasi Persuasif, yaitu:

1. SUMBER (KOMUNIKATOR)

Dalam komunikasi persuasif, komunikator memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan dalam memengaruhi komunikan. Komunikator harus memiliki ketrampilan untuk memilih
sasaran dan menentukan tanggapan yang hendak dicapai. Sebelum melakukan persuasi, komunikator
harus memperhitungkan apakah komunikan mampu menangkap pesan yang disampaikannya.
Komunikator juga harus bisa menentukan media yang akan digunakan untuk melakukan persuasi
sehingga lebih efisien dalam mencapai sasaran.

Selain kemampuan dalam menyampaikan pesan, terdapat aspek-aspek lain dalam karakteristik personal
komunikator yang dapat memengaruhi respon komunikan, yaitu:

a. Kredibilitas Komunikator

Untuk bisa memengaruhi komunikan, maka kredibilitas komunikator harus benar-benar diperhatikan.
Kredibilitas mengacu pada tiga komponen yakni keahlian, kepercayaan, dan eksistensi. Keahlian
merupakan komponen utama yang mampu memengaruhi kesan komunikan terhadap komunikator.
Komunikator akan memberikan kesan bagi komunikan jika ia adalah seorang yang ahli dalam topik yang
sedang dibicarakan. Jika komunikator bukan orang yang ahli, maka sulit bagi komunikan untuk dapat
terpengaruh pada persuasi yang disampaikan komunikan.
Selain keahlian, kepercayaan merupakan komponen yang perlu ada dalam membangun kredibilitas
komunikator. Kepercayaan berhubungan dengan kesan komunikan terhadap watak komunikator.
Karenanya, penting bagi komunikator untuk dapat menunjukkan watak dan sikap yang baik sehingga
dapat dipercaya saat melakukan persuasi. Komponen terakhir yang tidak kalah penting adalah eksistensi
komunikator. Tidak dapat dipungkiri, seorang komunikator yang telah memiliki “nama” akan lebih
mudah mendapatkan perhatian dari komunikan dibandingkan komunikator yang tidak pernah diketahui
oleh publik saat melakukan persuasi. Karena hal itu, faktor eksistensi komunikator perlu juga menjadi
pertimbangan untuk memperoleh keberhasilan dalam komunikasi persuasif.

b. Daya Tarik Komunikator

Seorang komunikator dituntut untuk memiliki daya tarik, baik secara fisik maupun psikologis. Seorang
komunikator yang melakukan persuasi akan dapat lebih diterima secara baik jika ia memiliki daya tarik
fisik. Penerimaan komunikan terhadap persuasi komunikator karena daya tarik fisik bukanlah sesuatu
yang salah. Daya tarik fisik dapat mengantarkan seorang komunikator untuk mendapatkan perhatian
dan lebih dihargai ketika ia mencoba masuk ke lingkungan sosial komunikan untuk melakukan persuasi.

Selain daya tarik fisik, seorang komunikator juga harus memiliki daya tarik psikologis. Daya tarik
psikologis biasanya lebih merujuk pada adanya kesamaan dan kedekatan antara komunikator dan
komunikan pada saat proses persuasi. Pada umumnya, orang akan lebih tertarik pada orang lain yang
memiliki pandangan yang sama dengan dirinya. Karenanya, komunikator harus jeli dalam melihat
kesukaan dan juga cara berpikir komunikan sehingga dapat melakukan persuasi dengan cara
mendekatkan hubungan.

c. Kekuasaan Komunikator

Selain kredibilitas dan daya tarik, aspek lain dalam komunikator yang bisa memengaruhi sikap
komunikan saat melakukan persuasi adalah tingkat kekuasaan komunikator. Kekuasaan yang dimiliki
oleh komunikator dapat menimbulkan sikap tunduk komunikan. Meskipun begitu, kekuasaan
komunikator tidak boleh dimanfaatkan untuk “menekan” komunikan saat melakukan persuasi.
Komunikan tetap harus diberi kebebasan dalam melihat fakta baik dan buruk dari pesan yang
disampaikan saat proses persuasi. Jangan sampai kekuasaan komunikan justru menjadikan tindakan
persuasi yang dilakukan berubah menjadi propaganda.

2. PESAN

Komponen komunikasi persuasif yang kedua adalah pesan. Secara sederhana pesan dalam komunikasi
persuasif dapat diartikan sebagai materi yang diberikan oleh komunikator sebagai ajakan supaya
komunikan memercayainya. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam proses persuasi dapat
berupa kata-kata, gerak tubuk, hingga nada suara. Komunikasi persuasif memiliki dua aspek dasar dalam
penyampaian pesan, yakni:

a. Aspek Verbal

Aspek ini melibatkan kata-kata baik yang diucapkan secara langsung maupun yang disampaikan melalui
tulisan.

b. Aspek Non Verbal


Aspek ini melibatkan penampilan, ekspresi, gesture dan emosi komunikator ketika berkomunikasi.

3. KOMUNIKAN

Komunikan adalah sasaran yang akan menerima pesan-pesan persuasi dari komunikator. Beberapa hal
yang akan memengaruhi apakah komunikan dapat merespon persuasi secara positif adalah keyakinan,
sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh komunikan. Dengan memahami lebih dalam mengenai ketiga
faktor tersebut, seorang komunikator akan dapat dengan mudah melakukan persuasi kepada seorang
atau sekelompok komunikan.

D. Tujuan Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan tentunya memiliki tujuan
yang hendak dicapai. Komunikasi persuasif sedikitnya memiliki tiga tujuan dasar yakni untuk
membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan, dan mengubah tanggapan.

1. Membentuk tanggapan

Tujuan komunikasi persuasif yang pertama adalah untuk membentuk tanggapan. Tujuan persuasi ini
biasanya dilakukan komunikator terhadap komunikan yang masih “polos”. Komunikan belum
mendapatkan input informasi dari pihak manapun berkaitan dengan topik yang hendak
dikomunikasikan. Karenanya, tujuan komunikasi persuasif ini adalah untuk menanamkan dan
membentuk tanggapan komunikan terhadap topik yang dikomunikasikan oleh komunikator saat proses
persuasi.

2. Memperkuat tanggapan

Tujuan komunikasi persuasif yang kedua adalah untuk memperkuat tanggapan. Tujuan komunikasi
persuasif ini biasanya dilakukan oleh komunikator terhadap komunikan yang sejak awal sudah setuju
dengannya. Dengan komunikasi persuasif, komunikator berharap komunikan akan semakin yakin
terhadap topik yang dikomunikasikannya.

3. Mengubah tanggapan

Tujuan komunikasi persuasif yang ketiga adalah untuk mengubah tanggapan. Tujuan komunikasi
persuasif ini dilakukan komunikator kepada komunikan yang awalnya menolak atau tidak sepikiran
dengannya. Dengan komunikasi persuasif, diharapkan pemikiran komunikan akan berbalik dari tidak
setuju menjadi setuju.

E. STRATEGI PERSUASI YANG EFEKTIF

Dalam melakukan persuasi, kita harus tahu berbagai strategi yang diperlukan supaya persuasi yang kita
lakukan menjadi lebih efektif. Sebenarnya ada berbagai teori mengenai strategi persuasi yang tepat,
namun kali ini kita hanya akan membahas strategi persuasi umum yang sangat tepat untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, persuasi tidak hanya diperlukan oleh orang yang berprofesi
sebagai sales ataupun bekerja di bidang marketing. Persuasi juga diperlukan oleh manusia dalam
berbagai aspek kehidupannya supaya dapat dengan mudah membuat orang lain percaya dan yakin
terhadapnya.

Beberapa strategi persuasi yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Kesan Pertama

You’ll never have a second chance to create a good first impression. Kesan pertama hanya bisa
dihadirkan satu kali, karenanya seseorang harus bisa menciptakan kesan pertama yang baik bagi orang
yang ditemuinya. Kesan pertama merupakan faktor yang sangat penting dalam komunikasi persuasif.
Kesan yang dimunculkan komunikator dalam perjumpaan pertamanya dengan komunikan akan sangat
memengaruhi bagaimana komunikan dapat menerima pesan persuasi yang disampaikan oleh
komunikator.

Umumnya, kesan pertama didapatkan komunikan dari berbagai panca indera yang ada pada dirinya.
Misalnya, melalui indera penglihatan, komunikan akan dapat menangkap kesan pertama komunikator
dari penampilan wajah, pakaian, hingga tatanan rambutnya. Contohnya, seorang dokter yang berbicara
dalam seminar kesehatan akan lebih dipercaya oleh para audiences jika ia memiliki penampilan yang
rapi dibandingkan penampilan yang berantakan. Hal ini disebabkan karena penampilan yang rapi
cenderung memberikan kesan sehat dibandingkan penampilan yang berantakan.

Indera lain yang seringkali memengaruhi kesan pertama komunikan terhadap komunikator adalah
indera penciuman. Contohnya, seorang sales parfum akan lebih dipercaya oleh kliennya jika ia memiliki
aroma tubuh yang wangi. Jika seorang sales parfum memiliki bau badan yang tidak sedap, calon kliennya
pasti akan meragukan kualitas produk yang ia jual, meskipun belum tentu sang sales menderita bau
badan akibat dari produk yang dijualnya tersebut.

Selain hal-hal bersifat fisik, kesan pertama biasanya dipengaruhi juga oleh gesture yang ditunjukkan oleh
komunikator. Komunikator yang tampil rileks, percaya diri, dan murah senyum pastinya akan lebih
dihargai dibandingkan komunikator yang menampilkan kesan sebaliknya.

2. Menarik Empati

Seorang komunikator yang baik adalah komunikator yang mau mendengarkan. Dengan mendengarkan,
seorang komunikator akan tahu bagaimana karakteristik, keluhan, dan kebutuhan komunikan.
Komunikator yang memahami komunikan akan lebih mampu memengaruhi emosi dan alam bawah
sadar komunikannya. Sebagai akibatnya, komunikan akan melihat komunikator sebagai seorang yang
benar-benar peduli pada permasalahan dan kebutuhan-kebutuhannya serta dapat diandalkan untuk
memberikan solusi dari problema yang dihadapi oleh komunikan tersebut.

3. Membangun Kredibilitas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kredibilitas mengacu pada tiga komponen yakni keahlian,
kepercayaan, dan eksistensi. Untuk bisa membangun kredibilitas, seorang komunikator harus bisa
mengembangkan tiga komponen tersebut. Untuk membangun kredibilitas, langkah pertama seorang
komunikator adalah mengembangkan keahlian. Jika komunikator menjadi seorang yang lebih ahli dalam
suatu bidang, maka komunikan akan bisa lebih terpengaruh ketika sang komunikator melakukan
persuasi terkait bidang keahliannya tersebut.
Seorang komunikator juga harus bisa mengembangkan rasa kepercayaan komunikan, caranya adalah
dengan memperbaiki watak dan sikapnya terlebih dahulu. Komunikator yang memiliki watak baik akan
dipandang dan dinilai lebih positif oleh komunikan. Langkah terakhir dalam membangun kredibilitas
adalah dengan menambah eksistensi diri. Seorang komunikator harus mempertimbangkan untuk
menjadi sosok yang lebih sering muncul dalam dunia sang komunikan. Kemunculannya ini dapat
dilakukan secara langsung maupun melalui channel tertentu seperti media sosial.

4. Memotivasi

Strategi terakhir yang bisa dilakukan seorang komunikator untuk mempersuasi komunikan adalah
dengan menerapkan teknik motivasi. Umumnya, teknik motivasi yang mendasar adalah dengan
menggunakan kompensasi dan insentif. Melalui teknik ini, komunikator dapat menciptakan “perasaan
berhutang” pada diri komunikannya. Komunikan yang telah mendapatkan banyak hal dari komunikator,
secara otomatis akan merasa berkewajiban untuk membalasnya.

Insentif yang diberikan oleh seorang komunikator kepada komunikannya dapat berbentuk apa saja.
Mulai dari hadiah, mentraktir makanan, atau bahkan waktu yang diberikan komunikator untuk sekadar
mendengarkan keluhan-keluhan komunikan. Melalui strategi ini, komunikan biasanya akan mau
menuruti harapan komunikator tanpa perlu lagi dipaksa.

F. Pengertian Produk Sosial

Dalam social marketing (pemasaran sosial) yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang
ditawarkan untuk dibeli, yang berbentuk perilaku yang diharapkan dan manfaat perilaku tersebut. Hal
yang ditawarkan tersebut bisa termasuk juga sebuah barang dan layanan untuk mendukung perubahan
perilaku dari sasaran. Dalam pemasaran komersial hal tersebut sering dikatakan sebagai paket manfaat
yang ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Berikut adalah contoh Produk social
adalah program Keluarga Berencana :

Perilaku yang diharapkan : mengatur jarak kelahiran dan membatasi maksimal 2 anak.

G. Strategi Komunikasi Persuasi Dalam Kampanye Produk Sosial

Strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk
mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai
berikut :

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

b. Mengubah opini (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change behavior)


Menurut R Wayne Pace, Brent D Peterson dan M Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for
Effective Communication, tujuan strategi tersebut sebagai berikut:

a. To secure understanding

(Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi).

b. To establish acceptance

(Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik).

c. To motive action

(Penggiatan untuk memotivasinya)

d. The goals which the communicator sought to achieve

(Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi
tersebut).

Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill), teknisi
komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala kemampan komunikasi (communication
skill) untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional
dalam bentuk perencanaan yang taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu.

Kondisi yang mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message) tersebut dalam
berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The Process Dan Effects Of Mass
Communications, yaitu sebagai berikut:

• Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.

• Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh
komunikan .

• Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya.

• Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenui, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi
dari komunikan.

Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi gagasan dan perasaan. Pikiran dan pesan tersebut tidak
mungkin dapat diketahui oleh komunikan jika tidak menggunakan “suatu lambang yang sama-sama di
mengerti”.

Dalam melakukan kampanye atau propaganda, selain untuk mengkamapanyekan program kerja,
aktivitas dan informasi, tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan, meningkatkan kesadaran atau
pengertian dan mencari dukungan publik dari sasaran khalayak (target audience), dan sekaligus
mempengaruhi serta membujuk sasaran khalayak yang terkait dan dituju (significant public),
perkembangan berikutnya dikenal dengan stake holder (khalayak sasaran yang terkait).
TEKNIK-TEKNIK DALAM KOMUNIKASI PERSUASI

Faktor Khalayak dalam Komunikasi Persuasi

2.1 Pengertian Komunikasi Persuasi

Istilah persuasi berasal dari kata dalam bahasa Latin “Persuasio” yang berarti membujuk,
mengajak dan merayu. Persuasi merupakan usaha untuk mengubah sikap melalui penggunaan
pesan, berfokus terutama pada karakteristik komunikator dan pendengar. Sehingga komunikasi
persuasi lebih jelasnya merupakan komunikasi yang berusaha untuk mengubah sikap penerima
melalui penggunaan pesan yang dilakukan pengirim.

De Vito menjelaskan komunikasi persuasi dalam buku Komunikasi Antarmanusia sebagai


berikut: Pembicaraan persuasi mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat,
memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya
adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan
himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasinya. Dari penjelasan tersebut,
De Vito mengemukakan terdapat dua macam tujuan atau tindakan yang ingin kita capai dalam
melakukan pembicaraan persuasi. Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau
perilaku penerima atau untuk memotivasi perilaku penerima.

2.2 Landasan Konsep Komunikasi Persuasi

Ketika melakukan persuasi, perhatian kita dapat terpusat pada upaya mengubah atau
memperkuat sikap atau kepercayaan sasaran persuasi, atau pada upaya mengajak mereka untuk
bertindak dengan cara tertentu. Dari penjelasan tersebut, terdapat tiga konsep yang perlu kita
uraikan yaitu:

1) Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu.


Melalui komunikasi persuasi, seorang penerima pesan dapat berubah sikap karena
paparan informasi dari pengirim pesan. Menurut Martin Fishbein, sikap adalah
suatu kecenderungan untuk memberi reaksi yang menyenangkan, tidak
menyenangkan, atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek.
Sasaran perubahan sikap tersebut meliputi aspek dasar sikap manusia yaitu aspek
afektif (kesukaan atau perasaan terhadap suatu objek), kognitif (keyakinan terhadap
sebuah objek), dan motorik / perilaku (tindakan terhadap objek.

2) Kepercayaan

Kepercayaan adalah rasa yakin akan adanya sesuatu atau akan kebenaran
sesuatu. Kepercayaan timbul akibat dari percampuran observasi pengalaman, bukti
dari pihak kedua, juga motivasi yang kompleks. Martin Fishbein mengatakan
bahwa kepercayaan adalah hipotesis bahwa suatu objek itu ada dan bahwa
hubungan yang terjadi diantara objek dengan pertimbangan objek-objek yang
lainnya. Sehingga menurut definisi tersebut, terdapat dua kepercayaan yaitu
kepercayaan kepada objek dan kepercayaan tentang objek. Kepercayaan kepada
objek seperti Fulan sedang mengalami cedera. Kepercayaan tentang objek seperti
cedera yang dialami Fulan tidak akan berlangsung lama.

3) Perilaku

Perilaku dalam persuasi mengacu pada tindakan yang jelas atau dapat diamati.
Perilaku merupakan tindakan dari sikap kita terhadap sesuatu. Seperti perilaku
membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu tindakan yang terlihat
dari orang yang memiliki sikap sadar akan kebersihan.

2.3 Karakteristik Saluran Komunikasi Persuasif

Secara umum, ada dua saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam upaya
penyebarluasan pesan, yaitu saluran komunikasi personal dan komunikasi non personal atau yang
disebut dengan saluran media massa.

2.3.1 Saluran Komunikasi Personal


Saluran komunikasi personal, baik yang bersifat langsung melalui perseorangan
atau melalui kelompok, lebih persuasif dibandingkan dengan saluran media massa.

Hal ini karena disebabkan faktor sebagai berikut:

 Penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan


secara langsung kepada khalayak yang dituju, bersifat manusiawi dan
pribadi.
 Penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan
lebih terperinci dan lebih fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi
nyata.
 Keterlibatan khalayak dalam proses komunikasi cukup tinggi.
 Komunikator sumber dapat langsung mengetahui reaksi, umpan balik dan
tanggapan dari khalayak atau isi pesan yang disampaikan.
 Komunikator sumber dapat segera memberikan penjelasan apabila terdapat
kesalahpahaman dan kesalahan persepsi dari pihak yang menerima
pesan/khalayak atas pesan yang disampaikannya.

Dalam hal dampaknya, upaya penyampaian pesan melalui saluran


komunikasi personal ini dipandang efektif.

2.3.2 Saluran Media Massa (Non-personal)

Saluran media massa mempunyai jangkauan yang luas, bahkan tidak terbatas
kemampuan persuasifnya. Pengertian media massa yang dimaksud tidak hanya terbatas
pada surat kabar, majalah, televisi, radio, tetapi juga mencakup media lainnya seperti
billboard, leaflet, booklet dll. Namun kelima faktor yang disebutkan diatas yang
merupakan kelebihan yang dimiliki oleh saluran komunikasi personal, tidak miliki oleh
saluran media massa.

Dampak penyampaian pesan melalui komunikasi media massa, umumnya hanya


menyangkut aspek kognitif. oleh karena itu, penggunaan saluran media massa biasanya
hanya dititikberatkan pada pembentukan keahlian, pengetahuan, dan ingatan khalayak atas
kesatuan isi pesan. Contoh teori : Spiral of Silence.
2.4 Faktor Khalayak Yang Mempengaruhi Komunikasi Persuasi

 Persepsi.

Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau


peristiwa persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Persepsi
komunikan terhadap suatu pesan dapat berbeda-beda. Hal ini dapat mempengaruhi
sikap, kepercayaan dan perilaku komunikan.

 Latar Belakang Sosial Budaya

Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
juga akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.

 Emosi

Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
sedih, senang akan dapat memengaruhi komunikator dalam berkomunikasi dengan
komunikan. Komunikator perlu mengkaji emosi komunikan sehingga mampu
memberikan kesan tertarik ketika memnyampaikan pesan kepada komunikan.

 Jenis Kelamin

Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned (1990)
menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi.

 Peran dan hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yng
berkomunikasi. Cara berkomunikasi seorang komunikator dengan koleganya (teman
kantor atau keluarga), dengan cara komunikasi seorang komunikator pada komunikan
(target) akan berbeda tergantung peran.

 Lingkungan
Lingkungan interaksi akan memengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana bising,
tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan
ketidaknyamanan.
 Citra diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan
dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi. Komunikator akan lebih
segan kepada orang yang statusnya lebih tinggi dari komunikator tersebut.
 Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, pembicaraan
mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Persuasi Agar Berhasil

Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan
persuasi. Empat faktor utama adalah:

1 Sumber pesan atau komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya
seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
2 Pesan itu sendiri, apakah masuk akal atau tidak. Dapat dipahami atau tidak.
3 Pengaruh lingkungan dan fisik, seperti adanya ketertarikan terhadap komunikator karena
cara penyampaiannya yang mudah dipahami, atau penampilannya menarik, atau karena
lingkungannya yang nyaman sehingga komunikan bisa mendengar jelas apa yang
komunikator sampaikan.
4 Pengertian dan kesinambungan suatu pesan, apakah pesan tersebut diulang-ulang.

2.6 Hambatan Pada Saluran Komunikasi Persuasi

Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidak-beresan pada saluran komunikasi. Hal ini
juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan.
Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio tidak jelas,
tulisan tak jelas, suara tidak jelas, gambar pada televisi tidak jelas, dan sejenisnya, itu semua
menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tadi. Hambatan-hambatan teknis
seperti tersebut biasanya di luar kemapuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini
yang penting adalah persiapannya dalam menentukan atau memilih media yang digunakannya.
PEMBAHASAN

1.1 Pembagian Teknik Komunikasi Persuasi


Teknik komunikasi mempunyai tujuan menempatkan komunikan pada sebuah posisi agar
ia setuju atau mendukung sudut pandang komunikator, karena pada dasarnya penempatan
posisi tersebut memperhitungkan banyak hal, seperti pesan apa yang sedang ditransaksi dalam
persuasi tersebut (iklan, politik, artikel, dsb). Luasnya perhitungan/konteks menyebabkan
banyaknya jenis-jenis teknik komunikasi persuasi, yang kadang antar jenis mempunyai
perbedaan yang tipis. Teknik komunikasi dapat memanfaatkan permainan bahasa
tergantung konteks pembicaraan dalam kegiatan persuasi tersebut. Nada bicara yang keras,
bisa saja dapat mempersuasi orang yang mengartikannya sebagai keseriusan pembicara dalam
suatu hal sehingga ia setuju dengan pembicara tersebut; atau misalnya seorang teman
mendeskripsikan rumahnya degan sekedar kata sifat, contohnya “rumah merah paling cerah di
perumahan”, dengan sekedar kalimat tersebut juga bisa saja membuat orang tertarik untuk
mengunjunginya atau sekedar melihatnya.
Selain itu, karena penggunaan persuasi kebanyakan dipakai dalam bisnis dan politik, maka
kebanyakan teknik yang dipaparkan adalah bagaimana sebua iklan dapat menarik masyarakat
untuk membeli atau bagaimana pemimpin dapat meyakinkan masyarakat mengenai ideology
atau pemikirannya. Jika diurai secara ringkas, teknik komunikasi dan contoh kasus yang ada
di sekitar kita adala sebagai berikut :

Teknik Cara Kerja Contoh Kasus


No. Spesifik
Komunikasi Persuasi
Teknik ini sangatlah luas
Mempermainkan dan berdekatan dengan
emosi komunikan teknik lainnya. Fear dapat
1. Appeals
untuk membujuk. dikatakan sebagai bagian
dari Appeal. Biasanya teknik
ini menarget rasa patriotism,
keadilan, keluarga, atau
pesan moral.

Teknik ini juga sangatlah


Penggunaan kata
luas. Penggunaan teknik
dan bahasa yang
intensity dapat dimasukkan
Emotive kuat untuk
2. ke jenis ini karena dapat
Languages memainkan
memberikan kesan kuat dan
perasaan
tak biasa pada sebuah
komunikan
kejadian atau ide.

Memakai bahasa gaul dalam


Cara komunikator
iklan dapat menarik anak
Language menjelaskan ide
3. muda untuk membeli produk
Style dan gagasanya
yang memang ditujukan
dengan menarik.
untuk konsumen muda.

 Beautiful People
– menambatkan
model/selebriti
 Warm & Fuzzy –
Penggunaan
gambar
sentimental Produk kecantikan
 Symbol – menggunakan selebriti
Menumpangkan Penggunaan cantik sebagai modelnya
produk, jasa, atau kata/gambar yang agar orang berkhayal akan
ide pada sesuatu menggiring
4. Asosiasi komunikan ke secantik selebriti jika
yang menarik, memakai produk tsb.;
konsep yang
disukai, atau lebih besar, Donald Trump berslogan
diinginkan. menjurus “Make America Great
emosional Again”.
 Nostalgia –
Menggiring
komunikan
bahwa kehidupan
masa lalu lebi
sederhana dan
membahagiakan
Mempersuasi Iklan produk mencantumkan
seakan-akan semua kata “Semua orang keren
5. Bandwagon
orang minum produk ini!”
menginginkan/mela
kukan apa yang
dikatan
komunikator.
Membujuk dengan Teknik ini sering didapati di
diiming-imingi hal minimarket yang memasang
6. Bribery promo setiap kurun waktu
baik seperti hadiah,
diskon, dsb. tertentu

Menjelaskan sebuah
produk secara Produk menjelaskan harga,
7. Explicit Claim eksplisit, dimana produk itu dibuat,
menjanjikan harga dalam iklan.
kualitas yang baik.
Memaparkan hal Iklan pasta gigi memaparkan
buruk untuk akibat dari bau mulut untuk
8. Fear
mempromosikan mempersuasi konsumen.
solusi.
Iklan provider yang
Penggunaan humor memakai cerita komedi
9. Humor sebagai penarik pendek yang menarik
perhatian perhatian.

Ketika Donald Trump


menang, sebuah artikel
membuat headline “W.T.F”
Permainan kata seakan-akan artikel itu kaget
10. Pun untuk memberikan dan kesal dengan
arti lain. kemenangan Trump, tapi
juga punya arti lain yaitu
“Will Trump Fall?”

Kalimat “Rumah putih


paling cerah di perumahan-
11. Kata Sifat perumahan bisa jadi dapat
menarik keingintahuan
komunikan.

Penggunaan bahasa
yang berisi, hidup, Hot = Suffocating,
Bahasa yang
12. dan menarik. enervating, steamy
Berwarna
Biasaya dipakai
dalam bahasa asing.
 Superlatives
(Terbaik,
paling murah,
tercepat, dsb.) Kompetisi iklan dengan
Penggunaan kata  Comparatives produk yang sama seringkali
yang menunjukkan (Lebih baik,
13. Intensity lebih banyak, menunjukkan produk yang
intensifitas, paling unggul diantara
lebih sedikit,
keunggulan/ sb.) keduanya.
 Hyperbole
(Selamanya,
keren, luar
biasa, sb.)
Penggunaan kata
“beberapa”,
“Di Indonesia, beberapa
“mungkin”,
14. Maybe orang masih tidak tahu
“dapat”,
kegunaan…”
“kebanyakan”, dsb.
agar orang percaya.

Nada suara dari Nada yag keras dapat


kmunikator yang diartikan sebagaikeseriusan
15. Tone dapat dan kelantangan pembicara
memperlihatkan sehingga akan didengar oleh
perilaku. komunikan.

Pengulangan agar
Pengulangan penayangan
orang selalu
slogan dan mars partai
16. Pengulangan teringat dengan
politik di TV yang membuat
pesan persuasi
orang selalu ingat.
tersebut.

 Selebriti –
Orang terkenal
mempromosik
an produk/jasa
Penggunaan tertentu
pendapat orang- Selebgram meng-endorse
 Experts –
17. Testimoni orang tentang Pendapat ahli produk-produk tertentu di
sebuah produk atau tentang sebuah sosial media.
jasa (endorsing) produk/jasa
 Plain Folks
Pendapat/te
timoni orang-
orang biasa
tentang sebuah
produk agar
lebih
meyakinkan
tetang kualitas
produk dari
masyarakat.
Memperlihatkan
Pidato pemimpi seperti
rasa segan,
Soekarno dan Adolf Hitler
kekuatan, dan
18. Kharisma dapat membujuk orang-
percaya diri, agar
orang untuk berjuang demi
orang mengikuti
negaranya.
bujukan.

Penggunaan kata
Penggantian pilihan kata
yang lebih
“siksaan” dengan
19. Euphemism “diterima” agar
“peningkatan teknik
dapat diterima
interogasi”
komunikan.

Melabeli sesuatu Politisi menyerang oposisi


dengan sebuah kata dengan perkataan “siapa saa
20. Labelling yang berkonotasi yang berpikir seperti itu
tertentu. adalah seorang Komunis”

Membandingkan Sama halnya seperti “Dengan memakai produk


suatu hal dengan simile yang memakai ini, rasanya seperti nyuci
21. Metafora
lainnya. pilihan kata “… dengan 10 tangan !”
seperti…”
Menyimpulkan  Slippery Slops
sesuatu yang besar - Memaparkan “Pelarangan hijab di satu
dari sebuah fakta bahwa satu
Negara bisa berdampak
langkah kecil
22. Extrapolation kecil untuk pelarangan agama Islam di
dapat
menghilangkan menimbulkan seluruh dunia”.
kerumitan dalam keburukan
penjelasan sesuatu. yang besar.
 Praise -
Politikus berkampanye
Membujuk
dengan dengan penggunaan kata-
menyanjung kata “anda pantas
23. Attack/Praise
komunikan mendapatkan pelayanan
dan yang layak” pada
menimbulkan masyarakat; politikus
rasa superior.
 Attack – menyerang kebijakan
Menyerang oposisinya dengan
oposisi atas menyebutkan kekurangan-
ide-ide yang
kekurangannya.
dapat
menaikkan
kepercayaan
masyarakat
pada
pembicara.
Memaparkan ide
Biasanya terdapat dalam
atau produk yang
iklan smartphoe yang
dianggap baru
24. New memamerkan kegunaan-
karena kecintaan
kegunaan canggih yang
manusia terhadap
mutakhir.
perkembangan.

Pertanyaan yang
Dalam iklan obat di TV
dirancang agar
kadang meberikan
komunikan percaya
pertanyaan seperti, “Apakah
dengan
Pertanyaan anda mau, sakit kepala anda
25. komunikator dan
Retoris cepat hilang ?” Sehingga
Memperlihatkan
menghantarkan penonton
bahwa jawaban
bahwa jawabannya adalah
“benar”-nya sudah
produk tersebu
jelas.

Mengasumsikan
pembicara dengan Pemakaian kata-kata “Kita
Inclusive komunikan setuju semua tahu…”, “Kita semua
26.
Language atau tak setuju merasakan…”
terhadap suatu hal.

Membuat sebuah “Begitu ironis, ia


pernyataan yag mempunyai slogan
sebenarnya berarti menyelamatkan Negara tapi
Irony lain, tentang sebuah ia sendiri merupakan
27.
situation kejadian yang penjahat perang yang
terjadi di waktu banyak membunuh orang tak
yang tak tepat. bersalah”.

Pemaparan bukti Iklan sabun yang


28. Bukti Ilmiah
ilmiah dari para ahli menjelaskan persentase
untuk lebih keberadaan kuman menurut
meyakinkan. ahli.

Politisi menjelaskan
perubahan satu aturan bisa
menyelesaikan banyak
Memaparkan solusi
masalah ketatanegaraan;
Solusi sederhana dari
29. Iklan mobil membujuk jika
Sederhana sebuah masalah
memakai produk tersebut
yang kompleks
maka aan menimbulkan
ketampanan bagi
pemakainya.

“Dalam konser kemarin tak


Hanya memaparkan
ada kericuhan sama sekali”
satu sisi argumen
30. Bias menurut promotor konser
dalam sebuah
walaupun sebenarnya konser
permasalahan
memang tak terlalu mulus.

Cerita pendek yang


menarik dari sebuah
peristiwa untuk
memberi rasa Penggunaan kata “Beberapa
31. Anekdot simpati dan tahun lalu…”, dsb.
penerimaan
terhadap poin
pesan.

Masih banyak lagi jenis-jenis teknik yang dapat dipraktikan dalam komunikasi persuasi.
Jika ditilik, kebanyakan teknik menggunakan permainan kata dan bahasa yang dapat berarti
lain dan dapat membuat komunikan tertarik untuk mengelaborasi pesan tersebut. Walaupun
berbeda-beda konteks, tapi semua teknik sama-sama melalui tahap-tahap yang menentukkan
keberhasilan komunikasi persuasi.
Prinsip Aktualisasi Diri
Diri atau self adalah suatu susunan konsep hipotetik yang merujuk pada perangkat yang kompleks
dari karakteristik proses fisik, perilaku dan kejiwaan seseorang. Dimensi diri (self) terdiri dari lima
aspek, yakni fisik diri, diri sebagai proses, diri sosial, konsep diri, dan citra diri.

Bagian masing-masing diri, satu sama lain saling tergantung, saling tumpang-tindih dan saling
berkaitan. Proses penyesuaian diri yang kita lakukan merupakan bagian dari suatu konsep yang
disebut Manajemen Kesan, yakni kebiasaan seseorang untuk menyesuaikan kata-kata dan
perilakunya sedemikian rupa sehingga menghasilkan kesan yang diinginkannya dari orang-orang
di sekitarnya, untuk membuat orang lain menyukai, menghargai, menghormati, atau apa saja yang
diinginkan orang itu. Membentuk diri membutuhkan serangkaian proses, artinya hal itu berjalan
terus-menerus tanpa henti dan tidak bersifat statis.

A. Konsep Diri

Konsep diri (self concept) merupakan pandangan dan perasaan kita tentang diri kita, yang bersifat
psikologis, sosial dan fisik. Penghargaan mengenai diri kita masing-masing menentukan sampai
batas tertentu bagaimana kita akan bertindak dalam hidup. Bila kita berpikir bahwa kita bisa, maka
kita cenderung sukses, sebaliknya bila kita berpikir akan gagal, maka sebenarnya kita telah
menyiapkan diri untuk gagal. Jadi konsep diri merupakan ramalan yang dipersiapkan untuk diri
sendiri.

Konsep Diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri kita yang meliputi aspek fisik, aspek
sosial, dan aspek psikologis, yang terbentuk karena pengalaman masa lalu kita dan interaksi kita
dengan orang lain.

Konsep Diri berarti segala yang Anda ketahui tentang diri Anda, semua apa yang Anda percayai,
dan apa yang telah terjadi dalam hidup Anda terekam dalam mental hard-drive kepribadian
Anda, yaitu di dalam self-concept Anda. Self-concept Anda mendahului dan memprediksi tingkat
performa dan efektivitas setiap tindakan Anda. Tingkah laku nyata Anda akan selalu konsisten
dengan self-concept yang terdapat di dalam diri Anda. Oleh karena itu, perbaikan di segala
bidang kehidupan Anda harus dimulai dari perbaikan di dalam self-concept Anda.
Dalam konsep diri terkandung dua aspek, yakni citra diri (self image) dan harga diri (self
esteem). Konsep diri terdiri dari tiga dimensi, yakni pengetahuan Anda tentang Anda sendiri,
pengharapan Anda mengenai diri Anda, penilaian tentang diri Anda sendiri.

Tiga Bagian Utama Konsep Diri

Menurut Brian Tracy, self-concept Anda memiliki tiga bagian utama yaitu:

1. Self-Ideal (Diri Ideal),

2. Self-Image (Citra Diri), dan

3. Self-Esteem (Jati Diri).

Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk kepribadian Anda, menentukan
apa yang biasa Anda pikir, rasakan, dan lakukan, serta akan menentukan segala sesuatu yang
terjadi kepada diri Anda.

Self-Ideal (Diri Ideal)

Self-ideal adalah komponen pertama dari self-concept Anda.

Self-ideal Anda terdiri dari :

 harapan,

 impian,

 visi,

 idaman

Self-ideal terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang paling Anda kagumi dari diri
Anda maupun dari orang lain yang Anda hormati. Self-ideal adalah sosok seperti apa yang paling
Anda inginkan untuk bisa menjadi diri Anda, di segala bidang kehidupan Anda. Bentuk ideal ini
akan menuntun Anda dalam membentuk perilaku Anda.
Self-Image (Citra Diri)
Bagian kedua self-concept Anda adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana Anda
membayangkan diri Anda sendiri, dan menentukan bagaimana Anda akan bertingkah laku dalam
satu situasi tertentu. Karena kekuatan self-image

Semua perbaikan dalam hidup Anda akan dimulai dari perbaikan dalam self-imageself-image

Self-Esteem (Jati Diri)


self-esteem adalah seberapa besar Anda menyukai diri Anda sendiri. Semakin Anda menyukai
diri Anda, semakin baik Anda akan bertindak dalam bidang apa pun yang Anda tekuni. Dan,
semakin baik performansi Anda, Anda akan semakin menyukai diri Anda. Bagian ini adalah
komponen emosional dalam kepribadian Anda. Komponen-komponen pentingnya :

 bagaimana Anda berpikir,

 bagaimana Anda merasa,

 bagaimana Anda bertingkah laku.

Bagaimana Anda Akan Membentuk Konsep Diri

 Sangat ditentukan oleh sikap diri Anda sendiri. Sikap adalah kebiasaan berpikir dan oleh
karenanya dapat dibentuk dan dipelajari.

 Sikap yang baik harus terus menerus dipupuk dan dikembangkan dari waktu ke waktu
dengan cara mengubah cara berpikir Anda yang lama, menjadi cara berpikir yang baru
dalam memandang semua hal.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri terdiri dari reaksi orang lain, perbandingan dengan
orang lain, peranan seseorang dan identifikasi terhadap orang lain.

Seseorang dikatakan mempunyai Konsep Diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa
dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak
menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan Konsep
Diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang
dengan Konsep Diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada
dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan
orang lain.

Sebaliknya seseorang dengan Konsep Diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya
diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya.
Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan
dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan Konsep Diri yang positif akan
mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi
keberhasilan di masa yang akan datang.

C. Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri adalah suatu ekspresi yang bebas dan sempurna dari kemampuan dasar dan
kemampuan taraf berikutnya, yang telah dimiliki seseorang. Ada dua macam dorongan untuk
aktualisasi diri, yakni dorongan untuk mendapatkan kebutuhan positive regard dan dorongan untuk
mendapatkan kebutuhan self regard. Dalam aktualisasi diri terdapat Kebutuhan aktualisasi diri,
yaitu bagaimana seseorang mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan yang
menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi-inovasi baru, serta mampu menunjukkan sikap arif dan
bijaksana dalam mengambil suatu keputusan penting dalam suatu organisasi.

Ada 15 karakteristik pribadi yang telah beraktualisasi diri, yakni penerimaan terhadap diri sendiri
dan orang lain, persepsi yang akurat tentang kenyataan, keakraban dengan orang lain, otonomi
pribadi, memusatkan diri sendiri pada masalah, spontanitas, privasi, kemandirian dari lingkungan
dan kebudayaan, kesegaran dan apresiasi, pengalaman mistik, minat sosial, rasa humor yang
filosofis, berkarakter demokratis, kreativitas, pemikiran yang jernih tentang yang salah dan benar,
dan keterbukaan pada pengalaman.

Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan
kemampuan setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam
kehidupannya masing-masing. Kebutuhan tersebut meliputi:

1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat


tinggal maupun kebutuhan biologis.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan keamanan kerja,
kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan
yang mengancam.

3. Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan terhadap
persahabatan, berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.

4. Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan harga diri, status, martabat,
kehormatan, dan penghargaan dari pihak lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan


diri (self fulfillment) dengan memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri
yang ada di dalam dirinya.

Manusia secara tidak sadar menggunakan penyimpangan-penyimpangan kenyataan untuk


melindungi dirinya dari kecemasan yang datang karena mengetahui adanya satu motif dasar yang
muncul. Penyimpangan kenyataan ini disebut mekanisme pertahanan diri.

Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri terdiri dari proyeksi, regresi, represi, reaksi formasi,
intelektualisasi, rasionalisasi, dan sublimasi. Efek komunikasi persuasi ternyata berkorelasi
dengan harga diri dan konsep diri seseorang. Pengenalan terhadap aspek-aspek kepribadian
persuadee sangat penting dalam upaya menyusun strategi komunikasi.

D. Penerima dan Pengaruh Komunikasi Persuasi

Persuadee sebelum melakukan perubahan dirinya, sebenarnya melakukan suatu aktivitas yang
fundamental, aktivitas yang sifatnya intern, di dalam diri, yakni belajar.

Belajar biasanya tidak hanya merupakan suatu proses sesaat. Setiap persuadee, menerima stimulus,
menafsirkan, memberikan respon, mengamati akibat respon, menafsirkan kembali, memberikan
respon baru, menafsirkan dan seterusnya. Hal ini dilakukan terus-menerus, sehingga persuadee
mendapat kebiasaan memberikan respon dalam suatu cara tertentu terhadap suatu stimulus
tertentu.

Ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan kekuatan kebiasaan, yakni (1) sering terjadi
pengulangan respon yang mendapatkan ganjaran, (2) isolasi hubungan stimulus-respon, (3) jumlah
ganjaran, (4) waktu antara respon dan ganjaran, dan (5) usaha yang dikehendaki untuk melakukan
respon.

Persuadee tidak akan memberikan respon kecuali jika ia mengharap bahwa responnya akan
menguntungkan. Pemahaman tentang konsep ganjaran, dapat dikaji melalui pemikiran Dewey
tentang self interest.

Konsep pengaruh berawal dari asumsi yang dikemukakan oleh teori tentang tingkah laku manusia,
yang menyatakan bahwa manusia bertindak di bawah ketegangan fisiologis karena adanya
ambiguitas, dan ketiadaan bentuk, sehingga dengan demikian keinginannya untuk mempengaruhi
adalah suatu keinginan untuk mengurangi ketegangannya sendiri, dengan mengurangi ambiguitas
atau dengan mengurangi ketidakpastian tentang hakikat lingkungannya.

Secara fisiologis, indera keseimbangan memungkinkan persuadee untuk menyesuaikan dirinya


dengan lingkungan fisiknya. Secara psikologis, indera tersebut dapat menghasilkan keinginan
untuk ketetapan struktur dalam pengamatannya. Akibat suatu respon tidak selamanya bersifat
positif. Respon yang sama dapat pula menghasilkan akibat yang negatif.

Sikap dapat mempunyai fungsi yang berbeda bagi setiap individu. Paling tidak ada tiga fungsi
sikap, yakni (1) fungsi pengetahuan, (2) fungsi ekspresi, dan (3) fungsi peningkatan harga diri.

Pengaruh komunikasi persuasif atas perubahan perilaku persuadee dapat dilihat dari dua
pendekatan, yakni pendekatan tradisional dan pendekatan teori kognitif.

Persuasibilitas dapat diartikan sebagai kerentanan audiens terhadap pesan persuasi yang
diterimanya. Istilah lain untuk persuasibilitas adalah communication-free persuasibility atau
communication-bound persuasi-bility. Menurut Simons, terdapat banyak faktor yang berkaitan
dengan persuasibilitas, di antaranya (1) usia dan jenis kelamin, (2) inteligensia dan tingkat
pendidikan, (3) harga diri, (4) autoritarianisme dan dogmatisme, (5) struktur sikap, (6) kejelasan
kognitif, dan (7) penghin-daran-peniruan.
KELOMPOK SENDIRI!!!!

ANALISIS KASUS HAMBATAN PROSES KB OLEH BKKBN

PEMBAHASAN

Dampak Populasi Yang Meningkat

Hasil Sensus Penduduk 2010, Indonesia menduduki peringkat ke empat setelah Cina, India dan
Amerika dengan kuantitas 237,6 juta jiwa, yang berarti lebih tinggi dari angka proyeksi para ahli
kependudukan yang memberi target 235 juta jiwa, dari kuantitas yang begitu besar ini maka
kualitas manusianya merupakan suatu yang muncul di benak kita. Ketika kita berbicara kualitas
manusia Indonesia maka kita harus melihat beberpa indikator yang menjadi ukurannya, menurut
yang telah ditentukan oleh United Nation Development Program (UNDP) Indikator kualitas SDM
terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat harapan hidup, pendapatan perkapita, dan tingkat kematian
bayi, keempat indikator inilah yang disebut juga Index Pembangunan Manusia atau Human
Development Index.

realnya, Indonesia masih berkutat dengan persoalan pengangguran (8,96 juta per Agustus 2009)
dan kemiskinan (32,5 juta per Maret 2009), masalah ketimpangan pendapatan, buruknya kualitas
kesehatan, dan rendahnya kualitas pendidikan. Kondisi tersebut tidaklah berdiri sendiri, tapi terkait
satu sama lain. Misalnya, penduduk yang miskin akan kesulitan membiayai pendidikan anak-
anaknya, sehingga orang tua lebih memilih mempekerjakan ketimbang menyekolahkan anaknya.
Begitupun dengan rendahnya kualitas kesehatan, dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas
sehingga pendapatan yang diperoleh tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar.

Maka apabila kita analisa bahwa ada dampak sosial di masyarakat dengan jumlah
penduduk tersebut, seperti telah disebutkan rendahnyanya kualitas manusia tak terlepas dari
rendahnya tingkat pendapatan, yang kemudian akan berdampak kepada sisi kehidupan lainnya
seperti rendahnya kesehatan dan pendidikan. Salah satu dampak adalah kepada pemenuhan bahan
pangan, seperti yang kita ketahui bahwa Produksi pangan meningkat berdasarkan deret hitung
(1,2,3, dst), bila lonjakan jumlah penduduk berdasarkan deret ukur (1,2,4,8 dst) maka hal ini akan
memaksa manusia untuk mengimbangi kebutuhan pangan tersebut dengan cara membuka lahan
baru, hal ini tentunya membuat tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi lebih besar, contohnya
adalah pembakaran hutan dengan tujuan pembukaan lahan baru.

Laporan Bank Dunia menyebutkan, bahwa luas hutan mangrove di Indonesia mengalami
penurunan yang sangat signifikan, dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982, menjadi 3,24 juta hektar
pada tahun 1987 dan menjadi hanya 2,06 juta hektar pada tahun 1995. Di sektor kehutanan telah
terjadi deforestasi yang meningkat dalam decade ini. Bank Dunia (2003) dan Departemen
Kehutanan melaporkan tingkat deforestasi di Indonesia telah mencapai lebih dari dua juta hektar
per tahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2 juta hektar per tahun, maka 48 tahun ke
depan, seluruh wilayah Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas. Lautan di
Indonesia juga mengalami kerusakan terumbu karang. Data dari Bank Dunia bahwa saat ini sekitar
41% terumbu karang dalam keadaan rusak parah, 29% rusak, 25% lumayan baik, dan hanya 5%
yang masih dalamkeadaan alami. Sekitar 50% hutan bakau di Sulawesi telah hilang (sebagian
besar menjadi tambak udang).

Beberapa kawasan juga mengalami pencemaran. Ini terjadi di kawasan-kawasan yang sibuk
dengan kegiatan pelayaran, atau perairan yang bersinggungan dengan kota-kota besar, seperti
perairan teluk Jakarta dan Surabaya. Pada akhirnya, pertumbuhan populasi yang tinggi tidak
dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang cukup akan mengakibatkan ketidakseimbangan
antara supply dan demand yang bisa menyebabkan harga menjadi mahal sehingga seperti yang
sedang terjadi sekarang, inflasi semakin tinggi, harga bahan makanan semakin tinggi sehingga
kemiskinan pun semakin banyak.

Semakin menurunnya konsumsi masyarakat akan menyebabkan perusahaan merugi dan mem-
PHK karyawannya sebagai langkah efisiensi, sehingga semakin banyak lagi kemiskinan, yang
berujung pada rendahnya kualitas manusianya. Dampak yang begitu besar dan rumit ini
membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak khususnya keluarga-keluarga di negara ini sehingga
dapat membudayakan suatu perencanaan dalam bekeluarga.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan karena populasi
manusia terus meningkat yaitu, Pendidika, lahan pekerjaan, dan lingkungan atau alam.

3.2 Hambatan pemerintah dalam menerapkan program KB


Program keluarga berencana (KB) di Indonesia cenderung tidak berjalan dengan baik. Terjadinya
stagnansi atau bahkan penurunan dibanding pada era 1970-an hingga 1980-an merupakan bukti
dari kondisi program KB di Indonesia saat ini. Lantas, apa yang menyebabkan program KB di
Indonesia tidak maju? Menurut Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, ketua pengurus pusat Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), hambatan ini disebabkan oleh banyak faktor. Yaitu, KB dinilai membutuhkan
dukungan yang besar agar bisa berjalan dengan baik.

3.2.1 kurangnya dukungan untuk program KB

Kurangnya dukungan yang besar agar program keluarga berencana ini bejalan dengan baik,
masalah tempat yang jauh dari beberapa daerah menjadi salah satunya. Seperti yang di nyatakan
oleh dokter Emi mengenai hal ini

“Banyak faktor yang menghambat KB ini. Pelayanan Kb kan bukan hanya tugas bidan saja
melainkan juga banyak pihak. Butuh support yang besar dari daerah, misalnya," tutur Dr. Emi saat
ditemui pada acara pemantapan program bidan delima dalam rangka revitalisai program keluarga
berencana (KB) yang dilangsungkan di kantor pusat ikatan bidan indonesia (IBI), rabu
(19/03/2014)

Dr. Emi mengungkapkan bahwa otonomi daerah yang ada di Indonesia juga bisa dikatakan yang
menjadikan kurangnya dukungan daerah terhadap hal-hal sederhana seperti KB ini. Ia sangat
menyayangkan kondisi seperti ini.

"Padahal dulu kan Indonesia sangat sukses dalam menjalankan program KB. Pada era 1970-an
hingga 1980-an, program KB di Indonesia bahkan menjadi model acuan beberapa negara, bahkan
dunia," ujar Dr. Emi.

"Dulu itu juga kantor Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada di daerah-
daerah, tapi sekarang cuma ada di Jakarta. Inilah yang membedakan dulu dengan sekarang,"
imbuhnya.:

Denghan demikian kurangnya Kantor KB di daerah – daerah adalah salah satu penyebat hambatan
program keluarga berencana ini.
3.2.2 masyarakat penganut budaya

Seperti yang kita ketahui, indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Tetapi tidak semua
budaya atau kepercayaan itu membawa hal yang baik. Banyak masyarakat yang tidak ikut serta
dalam program pemerintah karena bertentang dengan kepercayaan mereka, seperti yang di katakan
DR. Eni adanya budaya yang kuat di masyarakat indonesia sebagai salah satu hambatan terbesar
dalam menerapkan program keluarga berencana ini. Menurutnya, 'banyak anak banyak rezeki'
adalah hal yang belum bisa dilepaskan di sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Dari sisi masyarakat, bisa dikatakan bahwa masih ada budaya 'banyak anak banyak rezeki'. Itu
kan yang juga menghambat," ungkap Dr. Emi.

Menurut Dr. Emi, hal ini tidak terlepas dengan kondisi di mana perempuan tidak bisa mengambil
keputusan sendiri jika ingin ikut program KB sehingga harus meminta izin suami. Dan sayangnya
tidak semua suami mau memberikan izin untuk ikut KB.

Budaya – budaya atau kepercayaan yang sudah di wariskan turun temurun dari nenek moyang
mereka menjadi salah satu hambatan, padahal pernyataan “banyak anak banyak rezeki” tidak
pernah terbukti pasti karna jika yang memiliki banyak anak itu adalah keluarga yang berekonomi
menengah kebawah, bukan “banyak anak banyak rezeki” tetapi “banyak anak makin repot.
Kenapa? Karena jika keluarga yang ekonominya rendah lalu memiliki banyak anak, akan sulitnya
keluarga itu untuk memeberikan pendidikan pada anknya, kemungkinan terbesarnya akan semakin
bertambah angka pengangguran di indonesia.

3.2.3. Agama yang dipeluk

Seperti yang kita ketahui, ada enam agama di indonesia yang diakui diantaranya, Islam, kristen
protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan yang terakhir Kong Hu Cu. tidak bisa dipungkiri berbeda
agama berarti berbeda kepercayaan atau keyakinan, jangankan berbeda agama, seringkali
masyarakat dengan agama yang samapun sering berselisih paham. Seperti Agama islam yang
sebagian penganutnya beranggapang bahwa melakukan KB itu dilarang, tetapi sebagian lagi
mengatakan bahawa itu diperbolehkan.berikut adalah pendapat ulama yang melarang ber KB.
Ulama yang melarang :

Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr.
Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk
membunuh keturunan seperti firman Allah:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan memberi
rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

Ulama’ yang memperbolehkan :

Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut,
Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan
ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk
menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan
pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan.
Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-Mu’minun ayat: 12, 13, 14.[4]

Berbicara mengenai agama tidak bisa ditarik kesimpulan siapa yang benar dan siapa yang salah,
karna itu kembali lagi kepada kepercayaan masing – masing.

3.3. keefektifan dalam menerapkan program keluarga berencana

Kita pasti sering mendengar tagline keluarga berencana (KB) diberbagai media massa baik
itu media elektronik maupun media cenak. Kita ambil salah satu media elektronik yaitu Tv tagline
khas dari keluarga berencana yang berbunyi “dua anak lebih baik” sering muncul di Tv, hal itu
sebagai ajakan untuk masyarakat agar merencanakan kehamilan dan membatasi kehamilan.

Seperti yang kita ketahui Tv adalah media massa yang masih sering dan banyak digunakan
oleh masyarakat karena selain mudah mendapatkannya, semua orang pun mampu untuk
mengoprasikannya, hal ini dimanfaatkan oleh BKKBN untuk mensosialisasikan tujuan mereka,
untuk mengajak masyarakat agar ikut dalam program yang sedang jalankannya, dengan cara
membuat iklan di Tv dengan kemungkinan yang besar semua orang akan mengetahui iklan
tersebut.

Dibeberapa iklan yang disiarkan, mereka mengajak masyarakat untuk ber KB. Disalah satu
iklannya mereka menjelaskan rahasia keharmonisan dalam berumah tangga adalah dengan ber-
KB, dalam iklan mereka mengatakan kita tidak perlu takut lagi berhubungan intim antara suami
dan istri karena tidak akan membuahkan janin. Adapun iklan lain yang menyasar kepada keluarga
dengan ekonomi menengah kebawah, iklan itu berisi seorang ibu rumah tangga yang kerepotan
mengurus urusan dapur, karena memiliki anak lebih dari dua.

Cara ini bisa terbilang efektif, karna BKKBN menerapkan Teori jarum hipodermik dengan cara
sangat rutin mensosialkan keluarga berencana (KB) dimedia massa. BKKBN memilih media
massa sebagai sarana untuk mensosialisasikan programnya adalah karna memang sudah pada
dasarnya bahwa media massa memiliki pengaruh langsung, segera dan sangat menentukan
terhadap audience. Pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogen
dan mudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan selalu
diterima, bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan.

Minimal pesan yang disampaikan akan diterima atau tersampaikan kepada komunikan, walau pun
belum tentu programnya berjalan dengan baik, tetapi jika ini dilakukan terus – menerus untuk
mensosialisasikan programnya lambat laun masyarakan atau komunikan akan terpengaruh, semua
ini terbukti dengan tagline “dua anak lebih baik”, siapa yang tidak tau dengan tagline ini?
Kemungkinan sangat kecil jika ada orang di Indonesia tidak mengetahui tagline tersebut karna
seperti dalam teori hipodermik media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap
komunikan.

KESIMPULAN

Pada mulanya, program Keluarga Berencana di dunia timbul karena keprihatinan sekelompok
orang terhadap kesehatan ibu di Inggris. kesadaran untuk mengatur kehamilan dan kelahiran mulai
tumbuh dan berkembang. Tujuan KB itu sendiri adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Agama islam yang sebagian penganutnya beranggapang bahwa melakukan KB itu dilarang
Prof. Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi mengatakan bahwa Mereka melarang mengikuti KB
karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan, dan ada juga yang memperbolehkan KB,
Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat
bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga
kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak
Program keluarga berencana (KB) di Indonesia cenderung tidak berjalan dengan baik. Di
Indonesia sendiri masih berkutat dengan persoalan pengangguran dan kemiskinan. Penduduk yang
miskin dan memiliki anak yang banyak akan kesulitan untuk membiayai sekolah anaknya,
Sehingga orang tua lebih memilih anaknya untuk berkerja.
Dibeberapa iklan yang disiarkan, mereka mengajak masyarakat untuk ber KB. Disalah satu
iklannya mereka menjelaskan rahasia keharmonisan dalam berumah tangga adalah dengan ber-
KB, dalam iklan mereka mengatakan kita tidak perlu takut lagi berhubungan intim antara suami
dan istri karena tidak akan membuahkan janin. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada
mereka akan selalu diterima, bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat
tehadap komunikan. Hal ini dibuktikan oleh teori hipodermik.

SARAN

Program pelayanan KB diharapkan dapat menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan


kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang norma keluarga kecil bahagia
sejahtera bila mana program KB ingin semakin terlaksana tentunya pemerintah harus memberikan
sarana seperti pukesmas di daerah-daerah terpencil yang ada di indonesia dan bila bisa di program
KB tersebut di berikan secara gratis kepada masyarakat yang kurang mampu karena program KB
ini tidak akan terlaksana jika warga kurang mampu harus merogoh kocek untuk sekali KB ke
puskesmas, dan juga masyarakat di berikan penyuluhan tentang KB seperti apa itu KB sampai
dampak bila mana KB ini tidak dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai