Naskah Publikasi PDF
Naskah Publikasi PDF
Naskah Publikasi PDF
Oleh :
YANI PARYANTI
J 230 113 034
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh :
YANI PARYANTI
J 230 113 034
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
PENELITIAN
Yani Paryanti*
Siti Arifah, S.Kp., M.Kes. **
Bagyo Rachmanto, S.Kep., Ns.***
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progesif dan tidak
dapat pulih kembali, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan
uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain dalam darah. Saat ini
hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak dilakukan
dan jumlahnya dari tahun ketahun terus meningkat. prosedur hemodialisa bukan
berarti tanpa resiko. Ascites adalah akumulasi cairan dalam rongga peritoneal
yang dihasilkan dari beberapa perubahan patofisiologi yaitu hipertensi portal,
menurunnya takanan osmotic, koloid plasma dan retensi natrium dan air. Tujuan
umum untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata tentang
asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan CKD yang mengalami
asites. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif, dengan pendekatan
studi kasus. Kesimpulan dari karya ilmiah ini adalah pada pasien Tn. S
mengalami masalah asites pada gagal ginjal kronik yang memerlukan perhatian
khusus bagi perawat untuk menanganinya.
ABSTRACT
tiap hari terbagi dalam 2 shift yaitu kerusakan jaringan ginjal atau
shift pagi dan shift sore. Jika ada menurunnya glomerulus filtration
pasien yang harus di lakukan rate (GFR) kurang dari 60
hemodialysis segera ada shift mL/min/1.73 m2 selama 3 bulan
tambahan. Pasien yang menjalani atau lebih. Berikut adalah tahap
hemodialisis antara 1-2 kali dalam 1 yang telah ditetapkan menerusi
minggu, adapun lama setiap (K/DOQI) pada tahun 2004 (Black
hemodialisis adalah 3-5 jam dalam and Hawks, 2005):
setiap dilakukan hemodialisis. 1) Stage 1: Kidney damage with
Hasil observasi peneliti normal or increased GFR (>90
menemukan ± 40% dari pasien yang mL/min/1.73 m2)
menjalani hemodialisa mengalami 2) Stage 2: Mild reduction in GFR
komplikasi ascites, Pembahasan (60-89 mL/min/1.73 m2)
pada asuhan keperawatan ini akan 3) Stage 3: Moderate reduction in
berguna untuk meyelesaikan GFR (30-59 mL/min/1.73 m2)
masalah asites yang sering muncul 4) Stage 4: Severe reduction in
pada pasien yang menjalani GFR (15-29 mL/min/1.73 m2)
hemodialisis, sehingga kedepan 5) Stage 5: Kidney failure (GFR <15
perawat mampu mengantisipasi mL/min/1.73 m2 or dialysis)
masalah yang muncul, berdasarkan Kelebihan ataupun
uraian diatas maka penulis tertarik kekurangan cairan ini dapat
untuk melakukan pembahasan meningkatkan morbiditas dan
mengenai Asuhan Keperawatan mortalitas pada pasien yang
Pada Tn. S dengan Chronic Kidney menjalani hemodialisis (Pace, 2007),
Disease yang Mengalami asites terutama yang berhubungan dengan
diruang Hemodialisis Rumah Sakit komplikasi kardiovaskulernya.
Umum Daerah Dr. Moewardi Beberapa komplikasi akibat
Surakarta. kegagalan mengatur asupan cairan
pada pasien gagal ginjal antara lain;
LANDASAN TEORI hipertensi yang tak terkendali,
Chronic Kidney Disease (CKD) hipotensi intradialisis, edema perifer,
Chronic Kidney Disease asites, efusi pleura dan gagal
(CKD) adalah kerusakan fungsi jantung kongestif.
ginjal yang progesif dan tidak dapat
pulih kembali, dimana kemampuan Asites
tubuh gagal untuk mempertahankan Menurut Price (2005) ascites
metabolisme serta keseimbangan adalah akumulasi cairan dalam
cairan dan elektrolit sehingga rongga peritoneal yang disebabkan
menyebabkan uremia berupa retensi karena perbedaan tekanan
ureum dan sampah nitrogen lain hidrostastik. Sedangkan menurut
dalam darah (Smeltzer, 2008). Smeltzer (2008) ascites adalah
Sementara National Kidney akumulasi cairan (biasanya cairan
Foundation (NKF) menyatakan gagal serosa yang merupakan cairan
ginjal kronik terjadi apabila berlaku
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Chronic Kidney Disease yang Mengalami 4
Asites di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Yani Paryanti)
berwarna kuning pucat dan jelas) kadar ammonia dan elektrolit dalam
dalam rongga (peritoneal) perut. serum, dan pantau nilai albumin
dalam darah.Tes ini dapat
Patofisiologi menemukan cairan dalam rongga
Patogenesis Chronic Kidney peritoneal. Paracentesis
Disease disebabkan karena menyediakan sampel cairan untuk
kerusakan pada nefron yang analisis. Temuan ini membantu
mengakibatkan penurunan GFR dan menentukan penyebab dari ascites:
nefron yang tersisa menjadi misalnya, temuan sel-sel ganas
hipertropi. Hal ini menyebabkan dapat menunjukkan tumor (Black
ginjal kehilangan kemampuan untuk dan Hawks, 2005).
mengkonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal. Teori Hemodialisa
Jika GFR terus menerus turun Hemodialisa merupakan
sampai nol, maka ginjal akan proses eleminasi sisa-sisa produk
mengkompensasi kehilangan nefron metabolisme (protein) dan koreksi
yang persisten yang terjadi pada gangguan keseimbangan cairan dan
gagal ginjal kronik. Rusaknya nefron elektrolit antara kompartemen darah
mengakibatkan kehilangan Natrium dan dialisat melalui selaput
dalam urine (Black dan Hawks, membran semipermiabel yang
2005). berperan sebagai ginjal buatan
Ketidakseimbangan natrium (Sukandar, 2006). Hemodialisis
dan cairan dalam tubuh dapat digunakan untuk klien dengan gagal
meretensi cairan dan natrium yang ginjal akut atau ireversibel terhadap
mengakibatkan peningkatan tekanan cairan dan ketidakseimbangan
hidrostatik di dalam tubuh elektrolit.Prosedur hemodialisis yaitu
menyebabkan penurunan ekskresi racun dalam darah klien dialihkan ke
urine dan mengakibatkan edema dialyzer, dibersihkan, dan kemudian
dan hipertensi. Edema yang terjadi kembali ke klien.sementara darah
pada rongga peritoneal akan berada dalam dialyzer, mesin
mengakibatkan terjadinya asites. pemompa menyebabkan cairan
Pada edema paru terjadi dialisis mengalir dari membran darah
peningkatan tekanan hidrostatik ke dialyzer. Asepsis yang ketat
yang mengakibatkan difusi CO2 dan harus dipertahankan selama
O2 terhambat sehingga klien prosedur.Salah satu aspek
merasakan sesak nafas. terpenting dari hemodialisis adalah
pembentukan dan pemeliharaan
Pemeriksaan Penunjang akses darah yang adekuat.Tanpa
Pemeriksaan yang paling itu, hemodialisis tidak dapat
dasar pada pasien Asites adalah dilakukan.Rute utama adalah akses
pengukuran serta pencatatan kateter vena sentral untuk akses
asupan dan haluaran cairan, jangka pendek dan fistula
pengukuran lingkaran perut dan arteriovenosa internal dan
berat badan setiap hari, pantau cangkokan untuk dialisis
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Chronic Kidney Disease yang Mengalami 5
Asites di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Yani Paryanti)