Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun
terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak
terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-
Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan
termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan
manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti
mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta
yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. apa pengertian tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, erosi, kebakaran hutan, angin
putting beliung, amblasan tanah?
2. apa saja penyebab, proses kejadian, dampak/akibat, upaya/usaha penanggulangan?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, penyebab, proses kejadian, dampak/akibat, upaya/usaha
penanggulangan dari bencana bencana tersebut

BAB II
PEMBAHASAN
MACAM MACAM BENCANA ALAM

1. Tsunami
A. Pengertian
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa
bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami
sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya
ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk
hidup yang terkena dampak tsunami.

B. Penyebab
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat
merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng
samudera menelusup ke bawah lempeng benua.Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut
naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran
meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai
ratusan meter.

C. Proses terjadinya
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.
Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana
ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang
berbalik menghantam pantai di Srilanka.
D. Dampak /akibat.
Berikut ini adalah beberapa dampak-dampak negatif dari tsunami, yaitu:
 kota menjadi porak-poranda
 banyak orang yang meninggal(menelan banyak korban)
 timbulnya berbagai macam penyakit
 pohon-pohon dan lingkungan rusak
 banyaknya uang negara atau biyaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk mengganti
kerugian yang diakibatkan dari tsunami

E. Upaya/usaha penanggulangan
Beberapa langkah dalam usaha/upaya dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke
tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat
yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai
yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.
2. Gempa bumi
A. Pengertian
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang
tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat
membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan,
jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena
gempa bumi yang besar.

B. Penyebab
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumibiasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi.

C. Peroses kejadiannya
Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan. Patahan
terbentuk karena batuan rapuh dan pecah yang disebabkan oleh tekanan besar (meregang,
menekan, atau memilin) yang mendesaknya. Tekanan yang timbul di daerah kerak ini
disebabkan oleh pergerakan perlahan-lahan lempeng bumi. Gempa bumi terjadi ketika
tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan sampai pada tingkat tertentu sehingga
terjadi pergerakan mendadak. Pergerakan mendadak ini dapat menciptakan patahan baru
ketika batuan pecah pada titik terlemah, atau pergerakan menyebabkan batuan tergelincir di
sepanjang patahan yang ada. Ketika ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan
dengan dilepasnya tekanan. Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya
bergetar, sehingga terjadi gempa bumi. Titik di mana batuan menggelincir atau pecah untuk
pertama kalinya, sehingga menyebabkan gempa bumi disebut fokus. Tempat di permukaan
bumi yang berada tepat di atas fokus disebut episentrum.

D. Dampak/akibat
Setelah terjadi gempa pasti akan menimbulkan berbagai dampak, diantaranya :
a. Dampak primer
 Getaran kuat
 Terjadi patahan di permukaan bumi
b. Dampak Sekunder
 terjadi longsor
 Terjadi tsunami
 Kebakaran
 Bangunan roboh
c. Dampak tertier
 Gangguan kejiwaan / trauma
 Timbulnya wabah penyakit
 Kerawanan ekonomi social
 Terjadi kerusakan lingkungan
E. Upaya/usaha penanggulangan
Sebelum terjadi gempa
a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun
kita berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
b) Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c) Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya
kebakaran.

Saat terjadi gempa


Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari
bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-
tempat yang mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda
tergantung yang mungkin akan jatuh menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-
bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah
berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan
keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat
yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari perlindungan di bawah
meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana
kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada
di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di
bawah jalan layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang
atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.

Setelah terjadi gempa


a) Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan
yang merusak kaki.
b) Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.
c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan
segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
e) Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah,
bila hal ini memungkinkan.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa
agar terhindar dari bencana yang lebih parah.

3. Gunung Meletus
A. Pengertian
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi
seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan
lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan
harta benda bisa diminimalisir.

B. Penyebab
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di
dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi.
Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah
gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma
terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.
Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan
karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di
sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di
dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3
km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan
gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di
bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini
menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini
menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di
dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan
membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar
magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui
lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai
mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara
lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada
letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat
magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau
bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini
mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung,
atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

C. Peroses kejadiannya
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Terjadinya Gunung meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk.Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius
18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan
gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan
kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

D. dampak/akibat
Dampak Positif Bagi Bisnis dan Perekonomian

 Menambah kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi banyak


pepohonan dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapa tahun
kedepan
 Dapat dijadikan objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara
setelah Gunung Merapi meletus
 Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan
karya seni dari endapan lava yang telah dingin.
 Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari
 Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan tambang yang
berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
 Membangkitkan industry semen dan industry yang berkaitan dengan insfrastuktur bisa
bangkit, termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli untuk memulihkan infrastruktur dan
sector lainnya di kawasan terkena musibah.
 Terjadinya disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan dari para
dermawan.

Dampak Negatif Bagi Bisnis dan Perekonomian

 Merusak pemukiman warga sekitar bencana


 Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)
 Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati
akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat letusan
Gunung Merapi
 Menyebabkan gagal panen
 Matinya infrastruktur
 Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana
 Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki
infrastruktur yang telah rusak akibat bencana
 Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur (Bencana
Merapi)
 Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena
debu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan mesin
pesawat mati
 Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat
lumpuh

E. upaya/usaha penanggulangan
Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung
Langkah kongkrit dalam kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung antara lain adalah :

1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya


2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3. Membuat sistem peringatan dini
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh
instansi berwenang
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat
pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,
pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api
biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan Gunung
Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :

1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan
daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa
melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa
kontak
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

d. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya Letusan


Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :

1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu


2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling dan pengapian
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan
sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
a. Penanganan sebelum terjadi letusan

1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif
2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya
Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi
3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung
berapi
6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti
peningkatan sarana san prasarana
b. Penanganan saat terjadi letusan

1. Memebentuk tim gerak cepat


2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan
peralatan yang memadai
3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan
kebutuhan
4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur
c. Penanganan setelah terjadi letusan

1. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan


2. Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
3. Mmemberikan saran penanggulangan bencana
4. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
5. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
6. Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
7. Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.

4. Banjir

A. Pengertian
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan
saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak
dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya
sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

B. Penyebab
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b) Pendangkalan sungai,
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

C. Peroses kejadiannya
Banjir adalah peristiwa terjadinya air yang mengenai daratan dan dapat menyebabkan
kerusakan fisik pada daratan tersebut dan dapat membuat kerugian sosial dan ekonomi pada
lingkungan sekitar yang terkena banjir. Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya
hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan. Secara non
ilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh kepermukaan
bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk kepermukaan tanah mengalir
ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar kepermukaan daratan.
Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu
mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.Sedangkan proses terjadinya
banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada
tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat
pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga
mengenai daratan dan menyebabkan banjir.Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan
karena ulah manusia. Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka
mendiami tempa tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia
bertampat tinggal di dataran yg sering terkena banjir bukan banjirlah yg mendatangi manusia
tapi manusialah yang mendatangi banjir.
D. dampak/akibat
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a) Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b) Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d) Rusaknya areal pertanian
e) Timbulnya penyakit-penyakit
f) Menghambat transportasi darat
E. upaya/usaha penanggulangan
a) membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.
b) mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c) membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)
sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e) tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung
oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f) membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke
dalam daratan.

5. Erosi

A. Pengertian
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan
proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah
atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan
organisme hidup. Angin yang berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis
batuan di dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun
dapat menggerusbatuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika.
Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan
batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.

B.Penyebab
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:
1. Iklim
2. Tanah
3. Topografi
4. Tanaman Penutup Tanah
5. Manusia

C. Peroses kejadiannya
Proses Terjadinya Erosi
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin
diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi merupakan
karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya merupakan sedimen,
misalnya pasir sertaletak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga
mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan
rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.

D. dampak/akibat
Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena terjadi kerusakan
lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi mengalami erosi.
Kebanyakan disebabkan oleh erosi air kemudian oleh angin. Jika erosi terjadi di tanah
pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan
tanah yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan
berubah.
Dampak lain dari erosi merupakan sedimen dan poluton pertanian yang terbawa air
akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk,
kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.

E. upaya/usaha penanggulangan
Pencegahan erosi
1. Pengolahan Tanah
2. Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
3. Penghutanan Kembali
4. Penempatan batu Batu Kasar Sepanjang pinggir pantai
5. Pembuatan Pemecah angin atau Gelombang
6. Pembuatan Teras Tanah Lereng
Cara Menanggulangi Erosi
Menghijaukan kembali lahan-lahan kritis.
Lahan-lahan yang kritis atau lahan yang gundul ditanami dengan lanam-tanaman keras,
seperti pohon mahoni, pohon angsana, pohon jati, pohon meranti dan lain-lain.
Untuk daerah-daerah yang miring, pengolahan lahan dilakukan dengan sistem
sengkedan atau terassering. Pada setiap pematang yang ada di sawah sengkedan usahakan
ditanami tanam-tanaman keras seperti pohon kelapa, turi, munggur dan lain-lain. Jenis
tanaman keras seperti pohon kelapa disamping dapat dimanfaatkan kayu, buah dan daunnya;
akar-akarnya juga berfungsi untuk menahan pematang dari bahaya longsor.
Untuk menghindari terjadinya erosi pada bibir pantai, maka pada bibir pantai
hendaknya dihutankan dengan tanaman bakau (mangrove). Jenis tanaman lainnya yang dapat
digunakan menghutankan bibir pantai merupakan pohon api-api. Hutan bakau atau api-api
yang ada di daerah pantai disamping dapat mencegah terjadinya erosi pada bibir pantai juga
bermanfaat bagi kehidupan beraneka satwa. Contohnya akar pohon bakau atau api-api yang
malang melintang di bawah permukaan air sangat bermanfaat bagi perkembangbiakan
berbagai jenis ikan.
Sedangkan dedaunan yang tumbuh rimbun pada bagian batang dan ranting-rantingnya
sangat cocok untuk perkembangbiakan berbagai jenis burung, monyet, ular pohon dan lain-
lain.
Pada daerah – daerah pantai yang tebingnya curam, maka di depan bibir pantai dapat
dibuat bangunan-bangunan pemecah ombak. Dengan adanya bangunan pemecah ombak,
maka ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih dahulu oleh bangunan tersebut.
Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa dinding pantai menjadi lemah.
Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi dari bahaya erosi akibat hantaman gelombang
pasang air laut.

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi.
Tindakan-tindakan tersebut antara lain :
1. Menanami dengan tanaman penutup pada bukit-bukit yang gundul.
2. Pada tebing-lebing yang miring atau curam ditanami dengan tanam-tanaman keras.
3. Menghutankan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan tanam-tanaman keras.
4. Pengolahan lahan pertanian di lereng-lereng gunung dan daerah-daerah miring dilakukan
sccaia sengkedan
5. Menghutankan daerah pantai dengan tanaman bakau atau api-api.
6. Membangun bangunan-bangunan pemecah ombak pada pantai-pantai yang bertebing curam.

6. Kebakaran Hutan
A. Pengertian
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat
sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya.
Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke
banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga
sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.

B. Penyebab
a) Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
b) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
c) Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d) Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.
e) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut
kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

C. Peroses kejadiannya
Dasar dari proses terjadinya kebakaran adalah proses pembakaran secara kimia dan
fisika.Energi yangtersimpan dalambiomassa dilepaskanpada saatbahan-bahanseperti
daun,rumput, ataukayu berkombinasidengan oksigenmembentuk karbondioksida (CO), air,
dan sejumlah substansi lain. Dalam kata lain,reaksi inimerupakan reaksikebalikan
darifotosintesis, dimanaCO, air, dan energi matahari berkombinasi memproduksi suatu energi
kimia simpanan dan oksigen
D. dampak/akibat
1. Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi
1. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan.
2. Terganggunya aktivitas sehari-hari
3. Peningkatan jumlah Hama
4. Terganggunya kesehatan
5. Produktivitas menurun
2. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan
a) Hilangnya sejumlah spesies
b) Ancaman erosi
c) Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan
d) Penurunan kualitas air
e) Terganggunya ekosistem terumbu karang
f) Menurunnya devisa Negara
g) Sedimentasi di aliran sungai
3. Dampak Terhadap Hubungan Antar negara
Asap yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut sayangnya tidak mengenal batas
administratif. Asap tersebut justru terbawa angin ke negara tetangga sehingga sebagian
negara tetangga ikut menghirup asap yang ditimbulkan dari kebakaran di negara Indonesia.
Akibatnya adalah hubungan antara negara menjadi terganggu dengan munculnya protes keras
dari Malaysia dan Singapura kepada Indonesia agar kita bisa secepatnya melokalisir
kebakaran hutan agar asap yang ditimbulkannya tidak semakin tebal.
Yang menarik, justru akibat munculnya protes dari tetangga inilah pemerintah
Indonesia seperti kebakaran jenggot dengan menyibukkan diri dan berubah fungsi sebagai
barisan pemadam kebakaran. Hilangnya sejumlah spesies dan berbagai dampak yang
ditimbulkan ternyata kalah penting dibanding jeweran dari tetangga.

4. Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata


Tebalnya asap juga mengganggu transportasi udara. Sering sekali terdengar sebuah
pesawat tidak bisa turun di satu tempat karena tebalnya asap yang melingkungi tempat
tersebut. Sudah tentu hal ini akan mengganggu bisnis pariwisata karena keengganan orang
untuk berada di temapt yang dipenuhi asap.

E. upaya/usaha penanggulangan
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan
pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi kegiatan:
a) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan;
b) Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;
c) Penyiapan regu pemadam kebakaran;
d) Pembuatan prosedur tetap;
e) Pengadaan sarana dan prasarana; dan
f) Pembuatan sekat bakar.

7. Angin Puting Beliung


A. Pengertian
Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu
daerah yang dapat merusak berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat
besar seperti badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan
bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
B. Penyebab
1. Udara panas,
2. badai,
3. tornado

C. Peroses kejadiannya
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada
siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di
siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi
pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang
turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan
berjalan secara acak.

D. dampak/akibat
Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung dapat menghancurkan area
seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung susulan. Rumah akan hancur dan
tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena
terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin.

E. upaya/usaha penanggulangan
1. Kenali bulan-bulan pancaroba di tempat anda.
2. Mengadakan penghijauan karena dengan adanya penghijauan udara tidak terlalau panas
sehingga tidak terjadi perbedaan panas yang dapat menimbulkan adanya angin puting
beliung.
3. Apabila terjadi angin puting beliung menghindar dari pepohonan tinggi yang sudah rapuh
karena bisa tertimpa pohon, cari tempat yang aman dan kuat atau menghindar jauh.
4. Membuat rumah yang permanen dan kuat.
5. Membuat tempat perlindungan di bawah tanah apabila tempat tinggal sering terjadi angin
puting beliung.
8. Amblesan Tanah
A. Pengertian
Amblesan tanah: merupakan proses penurunan muka tanah yg terjadi secara alamiah
karena konsolidasi pada lapisan tanah dangkal dan lapisan tanah lunak maupun karena
penurunan tekanan air tanah pada sistem aquifer di bawahnya akibat pengaruh kegiatan
manusia di atas permukaan tanah dan pengambilan air tanah.

B. Penyebab
1. Tambang batubara, terutama metoda penggalian keseluruhan (total extraction) contohnya
metoda longwall atau block caving. Tetapi kadang-kadang pada sistem room and pillar pada
kedalaman yang dangkal memungkinkan terjadinya amblesan dan geometri dari amblesan
mencerminkan pola pola support yang ada. Adanya spontaneous combustion pada lapisan
batubara juga bisa menyebabkan timbulnya amblesan. Amblesan sebagai akibat
penambangan biasanya hanya terjadi pada skala kecil (lokal) yaitu di daerah bekas tambang
yang bersangkutan saja. Meskipun demikian faktor geologi tetap mempunyai peranan yang
penting.
2. Penambangan untuk endapan berlapis (stratiform), contohnya garam, bijih besi, gipsum dll.
3. Pemompaan air tanah, uap geothermal dan minyak bumi yang berlebihan, akan menaikkan
efektifitas tekanan dan mengakibatkan kompaksi dan amblesan tanah.
4. Penambangan pada badan bijih yang mempunyai kemiringan yang sangat tajam dan berbentuk
pipa
5. Pengeringan pada endapan gambut atau lignite.
6. Akibat tektonik, biasanya peristiwa ini terjadi akibat turunnya bagian bawah dari patahan atau
sinklin. Umumnya terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi amblesan sedalam 2 m
dalam waktu yang singkat.
7. Beban dari luar.
8. Pelarutan batuan di bawah tanah. Amblesan ini umumnya terjadi akibat proses pelapukan
kimia pada batu gamping, dolomite dan gipsum. Pelarutan ini merupakan proses alamiah,
tetapi akibat perubahan hidrologi kemungkinan proses pelarutan akan dipercepat sehingga
menyebabkan amblesan.

C. Peroses kejadiannya
Fenomena tanah ambles biasanya terjadi tiba-tiba, walaupun hanya dikenal di tempat-
tempat tertentu yang rawan ambles, fenomena ini telah terjadi di seluruh dunia. Awalnya
ditandai dengan bocornya pipa-pipa ledeng yang berkarat, itu menandakan tanah berpijak kita
sedang ambles pertahan, dan suatu hari nanti wuuusss...! Bangunan-bangunan diatasnya akan
tersedot kedalamnya dan jalan-jalan akan hancur. Tapi ada juga yang amblesnya bersifat
alami bukan karena campur tangan manusia dan hasilnya sangat indah dan menakjubkan

D. dampak/akibat
1. Retakan pada dinding batu yang disebabkan oleh tekanan dan tarikan.
2. Mengubah bentuk bingkai pintu dan jendela, dan badan jalan.
3. Bangunan-bangunan tinggi menjadi tidak seimbang atau miring, misalnya chimney, tower
transmisi.
4. Masuknya air ke area penambangan.
5. Banjir pada daerah rendah atau menjadi rawa.
6. Kerusakan pada jaringan pipa atau terjadinya aliran balik di dalam pipa.
7. Retakan terbuka sampai ke permukaan tanah akan mengakibatkan rusaknya konstruksi di
atasnya.
8. Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah.
E. upaya/usaha penanggulangan
 Pengawasan yang melekat mengenai amblesan tanah
 Perlunya tenaga teknik spesifik yang berkompeten dalam bidang amblesan tanah,
 Pemanfaatan sediment sungai untuk mendapatkan nilai ekonomisnya (pengurugan dsb)
 Tata ruang kita belum mengakomodasi Potensi Sumberdaya Air menyeluruh.
 Pengelolaan pesisir yang terkoordinasi baik antar instansi satu kabupaten maupun antar
kabupaten dengan memperhatikan factor hidrologi dan geologi.
 Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam bidang kebencanaan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor
non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana alam
antara lain antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan dan tanah langsor. Sedangkan bencana non alam contohnya adalah konflik social,
epidemi dan wabah penyakit.

B. Saran
Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau tanpa
peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana untuk mengurangi risiko
dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat, dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi
risiko bencana. Selain itu, agar masyarakat mengetahui langkah-langkah penanggulangan
bencana sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri secara
tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan diri, dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan
terhadap bencana.
DAFTAR PUSTAKA

http://piba.tdmrc.org/content/proses-terjadinya-tsunami
http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/04/makalah-bencana-alam.html
http://carakata.blogspot.com/2012/04/penyebab-gempa-bumi-secara-umum.html

Anda mungkin juga menyukai