BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2002).
berkisar antara 0,3% - 0,7 %, sedangkan di negara – negara maju angka tersebut
lebih kecil yaitu 0,05 % - 0,1 % (informasi wadah organisasi islamiah, 2008).
Dalam periode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
Kasus panggul sempit dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu dan
bayi sehingga diperlukan salah satu cara alternative lain dengan mengeluarkan
hasil konsepsi melalui pembuatan sayatan pada dinding uterus melalui dinding
1
2
membuka dinding perut dan dinding rahim. Ada tiga teknik sectio caesarea, yaitu
lahirnya janin, plasenta dan selaput ketuban melalui irisan yang dibuat pada
Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui bedah caesar, yaitu
adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan bedah caesar dengan
frekuensi di atas 11%, antara lain cedera kandung kemih, cedera rahim, cedera
pada pembuluh darah, cedera pada usus, dan infeksi yaitu infeksi pada
Pada operasi caesar yang direncanakan angka komplikasinya kurang lebih 4,2%
kurang lebih 19%. Setiap tindakan operasi caesar memiliki tingkat kesulitan
janin pada akhir jalan lahir misalnya, sering terjadi cedera pada rahim bagian
bawah atau cedera pada kandung kemih (robek). Sedangkan pada kasus bekas
sering menyulitkan saat mengeluarkan bayi dan dapat pula menyebabkan cedera
Pada tahun 2008 jumlah ibu nifas pada RSUD Abepura dilaporkan
sebanyak 1.575 kasus. dari jumlah ibu nifas Post SC dengan indikasi CPD
kebidanan dan menuangkannya dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas Post Sectio Cesarea di Rumah
B. RUMUSAN MASALAH
mengetahui manajemen kebidanan pada ibu nifas Post Sectio Cesarea dengan
Post SC indikasi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji data pada ibu nifas dengan Post Sectio Cesarea indikasi CPD.
CPD.
CPD.
indikasi CPD.
indkasi CPD.
5
indikasi CPD.
D. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan bagi bidan dan dapat meningkatkan mutu dan
4. Bagi IBI
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa
2. Klasifikasi Nifas
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
bayinya.
Genetalis
8
Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur–
a. Corpus uterus
b. Endometrium
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang
mengalami degenerasi.
Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke
akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir.
e. Perubahan servix
pembuluh darah.
corunculac mirtiformis.
abdomen
kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi
a. Masa Taking In
1) Berlangsung sampai 2
minggu.
bayi.
perawatan mandiri.
c. Masa taking Go
11
III – IV.
b. Pengeluaran lochea
terdiri dari :
Berwarna kekuningan.
c. Payudara
pelvix, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali
jika laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih
dimulainya laktasi.
oleh payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat
sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak
sedikit.
d. Traktus Urinarius
e. System Kardiovarkuler
13
umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat
yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume darah
kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa.
hamil.(Saifuddin, 2002).
berikut :
a. Rawat gabung
1). Pemeriksa
2). Pemeriksa
3). Payudara;
4). Lochea;
5). Luka
6). Mobilisasi
7). Diet;
buahan.
8). Miksi;
9). Defekasi;
buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit
bab dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per
10). Kebersiha
kelamin dengan air dan sabun. Dari vulva terlebih dahulu dari depan
11). Menganjur
kan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40 hari (16
12). Nasehat
untuk ibu post partum; sebaiknya bayi disusui. Psikoterapi post natal
hamil dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta
persalinan
Tujuannya :
perdarahan berlanjut.
c). Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
Tujuannya :
ada bau.
abnormal.
istirahat.
tanda penyakit.
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari–
hari.
persalinan.
persalinan.
18
Tujuannya :
B. SECTIO CAESAREA
1. Definisi
artinya memotong. Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law (lex
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Muchtar,
1998).
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dindina rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Prawirohadjo,
2002).
3. Indikasi
a. Indikasi ibu
b. Indikasi Anak
Adapun indikasi lain dari Sectio Caesarea menurut Sulaiman 1987 Buku
gagal.
4. Komplikasi
a. Pada Ibu
kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu kenaikan suhu lebih
2). Perdarahan akibat atonia uteri atau banyak pembuluh darah yang
3). Trauma kandung kemih akbat kandung kemih yang terpotong saat
4). Resiko rupture uteri pada kehamilan berikutnya karena jika pernah
b. Pada Bayi
21
1). Hipoksia
5. Penatalaksaan
e. Kateterisasi
1. Definisi
bawah panggul.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10
kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang
transversa sempit.
2. Etiologi
sebagai berikut :
biasa
3). Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran
23
muka belakang
sempit.
miring.
sempit miring.
(www.tabloid-nakita.com/2009).
3. Klasifikasi
dan spinae ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan
24
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segi tiga dengan jarak antar tuberum
sacrum 11 ½ cm
ke ujung os sacrum 7 ½ cm
Pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis
ischii 8 atau kurang kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus
maupun persalinan.
2). Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida
menggantung
6). Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang dan letak lintang.
7). Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari
2). Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi
27
misalnya :
kecilnya
panggul.
e). Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam
sempit
f). Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh
physometra.
rongga sacrum.
tungkainya.
l). Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada
a). Patus lama misalnya: yang lebih dari 20 jam atau kala II yang
com/2009).
yakni :
a. Bentuk panggul
f. His
30
Diantara faktor faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti
jalannya persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat
lahir dengan selamat per vaginam kalau CV kurang dari 8 ½ cm. Sebaliknya
d. His
e. Lancarnya pembukaan
(www.stasiunbidan.com/2009).
6. Persalinan percobaan
31
vaginam pada wanita wanita dengan panggul yang relatif sempit. Persalinan
percobaan dilakukan hanya pada letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan
pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya.
secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak
jam tidak mau masuk ke dalam rongga panggul walaupun his cukup
kuat
percobaan lagi
32
diatas
2). Test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor
kepala janin tidak turun sampai H III maka test of labor dikatakan
berhasil.
panggul sempit
(www.ilmukeperawatan.com/2009).
Proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas dapat dijelaskan dalam 7
1. Biodata.
Pemeriksaan fisik :
9. Data Penunjang
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap maslah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
masalah atau diagnosa yang spesifik. Beberapa masalah tidak dapat diselesaikan
Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu post partum dan nifas tergantung dari hasil
yang akan timbul dan upaya pencegahannya. Komplikasi yang timbul dapat
dokter untuk dikonsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah.
ibu. Bila dilakukan sendiri oleh bidan atau sebagian oleh tenaga kesehatan lainnya
pelaksanaannya.
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. ASUHAN HARI KE I
1. LANGKAH I : PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
1). Biodata
Nikah ke :I Nikah ke :I
operasi
b). Riwayat keluhan utama : Tanggal 06 Juli 2009 Jam 09.00 Wit Ibu
(2). Elminasi
selamat
b. Data Obyektif
3). Kepala :
4). Leher :
5). Dada
a). Simetris : Ya
6). Abdomen
7). Ekstremitas
8). Genitalia
(1). HB : 11 gr%
pertama (5 jam)
DO :
c. Lochea : Rubra
6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
N : 80 x/m
RR : 24 x/m
SB : 37oC
b. Menginformasikan pada ibu, bahwa keadaan ibu dan bayi baik, kini bayi
2). Injeksi
h. Infus menetes baik dan urin tampung 800 cc sudah dibuang jam 20.00 Wit
B. ASUHAN HARI KE II
1. LANGKAH I : PENGKAJIAN
DS :
DO :
N : 84 x/m SB : 36,8oC
45
d. Abdomen
2). Luka operasi masih basah ditutup dengan kasa steril dan tidak ada
perdarahan
e. Payudara
f. Genetalia
kedua
DS :
DO :
N : 84 x/m SB : 36,8oC
d. Abdomen
2). Luka operasi masih basah ditutup dengan kasa steril dan tidak ada
perdarahan
e. Payudara
f. Genetalia
pervaginam
i. Beritahu ibu agar menjaga daerah operasi agar tetap kering dan tertutup
kasa steril
6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
ND : 80 x/m SB : 36,9oC
07.00 Wit
4). Pemberian caltroven suppoesutoria 1 bh/8 jam pada jam 10.00 Wit
c. Mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini (miring kanan, kiri dan duduk)
pervaginam
i. Memberitahu ibu agar menjaga daerah operasi tetap kering dan ditutuo
h. Ibu mengerti tentang rasa nyeri yang timbul dan ibu sudah diberitahu
l. Ibu merasa tidak nyaman karena belum mandi dan infus cateter masih
terpasang.
50
1. LANGKAH I : PENGKAJIAN
DS :
a. Ibu merasa tidak nyaman karena belum mandi dan infus douwer catater
masih terpasang
DO :
ND : 82 x/m SB : 37oC
ketiga
Dasar
DS :
a. Ibu merasa tidak nyaman karena belum mandi dan infus douwer catater
masih terpasang
DO :
ND : 82 x/m SB : 37oC
Tidak ada
f. Bersihkan badan ibu dengan air hangat dan lakukan perawatan vulva
hygiene
h. Beritahu ibu untuk menjaga daerah operasi tetap kering dan selalu
penyembuhan
l. Anjurkan ibu untuk untuk memberi ASI pada bayinya sesering mungkin
6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
ND : 84 x/m SB : 37oC
h. Memberitahu ibu agar menjaga daerah operasi tetap kering dan selalu
proses penyembuhan
k. Memberitahu ibu agar tidak melakukan aktifitas yang berat selama proses
c. Verband luka operasi sudah diganti dan keadaan luka operasi kering
f. Ibu sudah dilap dan ibu sudah dapat ganti softex sendiri
penyembuhan
55
k. Ibu sudah menyusui bayinya dan berjanji akan memberi ASI sesering
mungkin
bayinya.
D. ASUHAN HARI KE IV
1. LANGKAH I : PENGKAJIAN
DO :
ND : 88 x/m SB : 36,8oC
keempat
Dasar
DO :
ND : 88 x/m SB : 36,8oC
Tidak ada
Tidak ada
b. Ganti verband
57
6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 09 – 07 – 2009 Jam : 10.00 Wit
a. Melakukan observasi tanda – tanda vital
TD : 110/70 mmHg RR : 24 x/m
ND : 80 x/m SB : 36,7oC
b. Mengganti verband luka operasi dengan plester
obside
c. Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur
d. Menganjurkan ibu untuk menjaga jarak kehamilan
minimal 3 tahun dengan mengikuti program KB dan menjelaskan pada
ibu resiko kehamilan yang terlalu dekat dan kondisi ibu.
e. Memberitahu dan menganjurkan ibu agar pada
kehamilan berikutnya rajin periksa ke dokter atau unit kesehatan terdekat
f. Membantu keluarga menyelesaikan administrasi
g. Membantu klien untuk persiapan pulang.
58
BAB IV
PEMBAHASAN
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10 cm atau
kalau diameter transversa kurang dari 12 cm Conjugata vera dilalui oleh diameter
bahwa conjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat menimbulkan kesulitan. Menurut
dengan Post SC indikasi CPD berlangsung selama 4 hari pada tanggal 06 sampai
59
dengan 09 Juli 2009 di Ruang Rawat Gabung RSUD Abepura. Pada saat pengkajian,
penulis mendapatkan data dari keluarga dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
karena berdasarkan teori apabila seseorang menjalani operasi komplikasi yang sering
terjadi adalah infeksi. Namun pada kasus ini komplikasi pada post sc tidak terjadi.
Pada tindakan segera yang dilakukan adalah pantau keadaan luka, kolaborasi dokter
dengan protap nifas post SC, yaitu pemberian cefriaxon 1 gr iv/8 jam kalnex 1 amp
iv/8 jam, ranitidine 1 amp/8 jam. Lanjutkan dengan rencana asuhan pada klien Ny. T,
dimana hari pertama terfokus pada observasi keadaan umum, perdarahan di luka
57
operasi dan perdarahan pervaginam. Penulis melakukan asuhan kebidanan hari
pertama didapatkan luka bekas operasi masih tertutup kasa steril dan diplester, tidak
ada perdarahan, pengeluaran lochea rubra. Hari kedua dan ketiga asuhan terfokus
pada mobilisasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar masa nifas yang bertujuan untuk
tablet, becomzet 1 x 1 tablet, verband diganti dengan kasa steril, luka bekas operasi
sudah mulai kering, infus dan douwer cateter sudah di aff. Klien pada hari keempat
luka bekas operasi sudah mulai kering, pengeluaran lochea sanguinolenta tidak ada
60
komplikasi pada klien karena asuhan yang diberikan sesuai dengan protap perawatan
Dalam tindakan asuhan kebidanan pada kasus Ny. T tidak mendapatkan kendala
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Klien Ny. T adalah klien Nifas post SC. Dari hasil diagnosa, klien
hari diagnosa potensial tidak terjadi. Asuhan kebidanan difokuskan pada hari
Hari kedua dan ketiga asuhan terfokus pada mobilisasi dengan pemenuhan
hari, bayi sudah diberi ASI, kontraksi uterus baik, TFU teraba keras,
B. SARAN
59
1. Bagi Bidan di Ruangan
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien nifas post SC, sebaiknya
lebih tanggap dalam memberi tindakan secara cepat dan tepat dan dalam
3. Bagi Peneliti
62
4. Bagi Klien
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC,
Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.
Sarwono P, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Edisi I, Cetakan 3, YBP - SP, Jakarta.
63