Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I

PENDAHULUAN

Cerebral infarction (infark cerebri) merupakan keadaan iskemia otak yang

mengakibatkan kematian jaringan lokal dan biasanya disertaidefisit neurologis

fokal yang menetap pada area distribusi dari salah satu arteri cerebral, disebut juga

cerebral ischemia (iskemia cerebri). Cerebral infarction dapat juga didefinisikan

sebagai kematian sel otak atau sel retina akibat dari iskemia yang berkepanjangan.

Keadaan ini tidak dapat lepas dari kumpulan gejala yang lebih dikenal dengan

stroke.

Stroke ditandai dengan hilangnya aliran darah ke area tertentu dari otak

yang mengakibatkan hilangnya fungsi neurologis bersangkutan. Secara umum,

stroke diklasifikasikan menjadi dua, yaitu hemorrhagic dan ischemic. Keadaan

infark cerebri sendiri lebih umum dijumpai pada stroke iskemik. Acute ischemic

stroke mengacu pada stroke yang disebabkan oleh thrombosis atau emboli. Angka

kejadian stroke jenis ini lebih umum dibandingkan hemorrhagic stroke.

Pengetahuan tentang anatomi arteri cerebrovaskular dan daerah-daerah yang

disuplainya masing-masing sangat penitng dalam menentukan pembuluh daerah

mana yang terlibat dalam sebuah kejadian stroke. Pola atipikal yang tidak sesuai

dengan distribusi pembuluh darah dapat mengindikasikan diagnosis lain diluar

stroke iskemik.

Cerebral infarction dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yang

menyebabkan terhambatnya aliran darah yang memasok darahb ke daerah otak


2

tertentu, sehingga terjadi kerusakan secara permanen. Berbagai macam kelainan

darah, pembuluh darah, dan jantung dapat mengarah kepada cerebral infarction.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi

Kulit kepala (SCALP)

Menurut ATLS terdiri dari 5 lapisan yaitu:

 Skin atau kulit


 Connective Tissue atau jaringan penyambung
 Aponeurosis atau galea aponeurotika adalah jaringan ikat yang

berhubungan langsung dengan tengkorak


 Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar Merupakan tempat

terjadinya perdarahan subgaleal (hematom subgaleal).


 Perikranium

Tulang tengkorak

Terdiri dari kalvarium dan basis kranii. Rongga tengkorak dasar dibagi 3

fosa :

1. Anterior adalah tempat lobus frontalis


2. Media adalah tempat lobus temporalis
3. Posterior adalah tempat batang otak bawah dan serebelum

Meningen

Selaput ini menutupi seluruh permukaan otak terdiri 3 dari lapisan :

1. Duramater
4

Merupakan selaput keras atas jaringan ikat fibrosa melekat dengan

tabula interna atau bagian dalam kranium namun tidak melekat pada selaput

arachnoid dibawahnya, sehingga terdapat ruangan potensial disebut ruang

subdural yang terletak antara durameter dan arachnoid. Pada cedera kepala

pembuluh vena yang berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis

superior digaris tengah disebut Bridging Veins, dapat mengalami robekan

serta menyebabkan perdarahan subdural. Durameter membelah membentuk

2 sinus yang mengalirkan darah vena ke otak, yaitu : sinus sagitalis superior

mengalirkan darah vena ke sinus transverses dan sinus sigmoideus.

Perdarahan akibat sinus cedera 1/3 anterior diligasi aman, tetapi 2/3

posterior berbahaya karena dapat menyebabkan infark vena dan kenaikan

tekanan intracranial.

Arteri - arteri meningea terletak pada ruang epidural, dimana yang

sering mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada

fosa temporalis dapat menimbulkan perdarahan epidural.

2. Arachnoid

Arachnoid merupakan selaput halus yang memisahkan duramater

dengan piamater. Selaput membentuk sebuah kantong atau balon berisi

cairan otak yang meliputi seluruh sususnan syaraf sentral. Medula spinalis

terhenti dibawah lumbar I-II yang terdapat sebuah kantong berisi cairan,

berisi saraf perifer yang keluar dari medula spinalis dapat dimanfaatkan

untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbar.


5

3. Piameter

Lapisan ini melekat pada permukaan korteks serebri. Cairan

serebro spinal bersirkulasi diantara arachnoid dan piameter dalam ruang

subarahnoid. Perdarahan ditempat ini akibat pecahnya aneurysma intra

cranial.

Otak
Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Cerebrum (Otak Besar)

2. Cerebellum (Otak Kecil)

3. Brainstem (Batang Otak)

4. Limbic System (Sistem Limbik)

Gambar : Cerebrum, cerebellum dan brainstem


6

Gambar : Sistem limbic


1. Cerebrum (otak besar)

Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut dengan lobus.

Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang

menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing

adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus

Temporal.

Gambar : Lobus yang terdapat pada cerebrum

 Lobus Frontal
7

merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus

ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan

gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian,

kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan

bahasa secara umum.


 Lobus Parietal
berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti

tekanan, sentuhan dan rasa sakit.


 Lobus Temporal
berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran,

pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.


 Lobus Occipital
ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual

yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap

objek yang ditangkap oleh retina mata.

2. Cerebellum (otak kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat

dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi

otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol

keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga

menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari

seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan

mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan

pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
8

misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam

mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

3. Brainstem (batang otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau

rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung

atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar

manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,

mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia

yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

 Mesencephalon

Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang

otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah

berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,

pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

 Medulla oblongata

adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju

bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi

otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan

pencernaan.

 Pons
9

merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak

bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita

terjaga atau tertidur.

4. Sistem limbic

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang

otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah.

Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering

disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,

thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik

berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara

homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,

metabolisme dan juga memori jangka panjang.

Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu

bangunan-bangunan dimana CSS berada.

Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis

1. Ventrikel lateralis
10

Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel

lateralis berhubungan denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui foramen

interventrikularis (Monro).

2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)

Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus

dengan adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan

infundibularis menonjol ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus

pinealis ke arah kaudal. Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV

melalui suatu lubang kecil, yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).

3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)

Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara

cerebellum dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada

kedua sisi. Masing-masing recessus berakhir pada foramen Luschka, muara

lateral ventrikel IV. Pada perlekatan vellum medullare anterior terdapat

apertura mediana Magendie.

4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis

Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang

korda spinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Diatas, melanjut ke dalam medula

oblongata, dimana ia membuka ke dalam ventrikel IV.


11

Gambar : Sistem ventrikel

5. Vakularisasi
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vetebralis.
Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan
membentuk Sirkulus Willsi. Vena – vena otak tidak mempunyai jaringan
otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunya katup. Vena
tersebut keluar dari otak dan bermuara kedalam sinus venosus cranialis.
(Japardi,2004)
12
13

Gambar. Vaskularisasi Kepala

Gambar.efek dari perfusi otak abnormal


14

Gambar. Oklusi pembuluh darah sebagai penyebab iskemia

Gejala yang ditimbulkan ditentukan dari letak kelainan perfusi, misalkan

pada area yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.

Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, karena
pasokan darah ke otak terganggu, yang terjadi secara cepat dan berlangsung lebih
dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian. Stroke dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu : stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Pada stroke iskemik, suplai darah ke bagian otak terganggu akibat


aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sedangkan
pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
15

normal dan menyebabkan darah merembes pada area otak dan menimbulkan
kerusakan.

Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang
tinggi, namun penyakit. ini dalam perjalanannya menunjukkan penurunan angka
kematian dari 88,8 per 100.000 populasi (tahun 1950) menjadi 26,4 per 100.000
(tahun 1996). Angka kematian tersebut berbeda antara populasi kulit hitam dan
kulit putih. Angka kematian pada pria kulit hitam adalah 50,9 per 100.000
populasi dan 39,2 per 100.000 wanita kulit hitam. Sedangkan angka kematian
pada pria kulit putih adalah 26,3 per 100.000 dan 22,9 per 100.000 pada wanita
kulit putih. Alasan yang tepat mengenai perbedaan ini tidak diketahui dengan
pasti, tetapi diperkirakan bahwa faktor genetik, geografi dan budaya ikut
berpengaruh. Stroke iskemik dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Penyakit aterosklerosis pada arteri yang besar, misalnya: carotid arteries
atau vertebrobasilar arteries (60%)saasd
2. Gangguan pada penetrasi arteri yang berperan dalam oksigenasi dan
pemberian nutrisi pada Susunan Saraf Pusat (20%)
3. Penyakit yang terkait dengan kelainan jantung, seperti: atrial fibrillation
(15%); dan kasus yang tidak umum, seperti infeksi atau inflamasi pada
arteri (5%).
16

Gambar . Stroke iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow


(CBF) yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Derajat dan
durasi penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) kemungkinan berhubungan dengan
jejas yang terjadi. Jika suplai darah ke otak terganggu selama 30 detik, maka
metabolisme di otak akan berubah. Setelah satu menit terganggu, fungsi neuron
akan berhenti. Bila 5 menit terganggu dapat terjadi infark. Bagaimanapun, jika
oksigenasi ke otak dapat diperbaiki dengan cepat, kerusakan kemungkinan
bersifat reversibel.

Dalam keadaan iskemik, kadar kalium akan meningkat disertai penurunan


ATP dan kreatin fosfat. Akan tetapi, perubahan masih bersifat reversibel apabila
sirkulasi dapat kembali normal. Ion kalium yang meninggi di ruang ekstraseluler
akan menyebabkan pembengkakan sel astroglia, sehingga mengganggu transport
oksigen dan bahan makanan ke otak. Sel yang mengalami iskemia akan
melepaskan glutamat dan aspartat yang akan menyebabkan influx natrium dan
kalsium ke dalam sel.

Kalsium yang tinggi di intraseluler akan menghancurkan membran


fosfolipid sehingga terjadi asam lemak bebas, antara lain asam arakhidonat. Asam
arakhidonat merupakan prekursor dari prostasiklin dan tromboksan A2.
Prostasiklin merupakan vasodilator yang kuat dan mencegah agregasi trombosit,
sedangkan tromboksan A2 merangsang terjadinya agregasi trombosit. Pada
keadaan normal, prostasiklin dan tromboksan A2 berada dalam keseimbangan
sehingga agregasi trombosit tidak terjadi. Bila keseimbangan ini terganggu, akan
terjadi agregasi trombosit. Prostaglandin, leukotrien, dan radikal bebas
terakumulasi. Protein dan enzim intraseluler terdenaturasi, setelah itu sel
membengkak (edema seluler).
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak berperan dalam perluasan
kerusakan sel. Akumulasi asam laktat yang dapat menimbulkan neurotoksik
17

terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi sehingga terjadi peningkatan
glikolisis dalam keadaan iskemia.

Gambar . Patofisiologi stroke

D. Pemeriksaan CT Scan kepala

Untuk evaluasi dari penyakit cerebrovascular oklusisf, CT scan tanpa

kontras mampu membedakan daerah yang disuplai oleh arteri besar dan

mendeteksi perdarahan intracranial, edema otak, efek massa,

hidrocephalus,sumbatan darah pada pembuluh darah otak, dan kalsifikasi.

a. Indikasi pemeriksaan

1. Tumor,massa dan lesi


2. Metastase otak
3. Perdarahan intra cranial
4. Aneurisma
5. Abses
6. Atrophy otak
18

7. Kelainan post trauma (epidural dan subdural hematom)


8. Kelainan congenital

b. Teknik pemeriksaan
 Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi

kepala dekat dengan gantry.


 Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepala

diposisikan sehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu

indikator longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu

indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut atau

disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien

sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus pada head holder dan meja

pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien.


19

Gambar : Alat CT Scan


 Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada

umumnya:
 Potongan axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere.

Kriteria gambarnya adalah tampak :


20

a. Bagian anterior sinus superior sagital

b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)

c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri)

d. Sulcus

e. Gyrus

f. Bagian posterior sinus superior sagital

 Potongan axial IV
21

Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial

ventrikel. Kriteria gambarnya tampak :

a. Anterior corpus collosum

b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri

c. Nucleus caudate

d. Thalamus

e. Ventrikel tiga

f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)


22

g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri

 Potongan axial V
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria

gambar yang tampak :

a. Anterior corpus collosum

b. Anterior horn ventrikel lateral kiri

c. Ventrikel tiga

d. Kelenjar pineal

e. Protuberantia occipital interna

 Potongan axial VII


23

Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang orbita.

Struktur dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam

CT-scan. Modifikasi-modifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk

mendapatkan gambarannya adalah tampak :

a. Bola mata / occular bulb

b. Nervus optic kanan

c. Optic chiasma

d. Lobus temporal

e. Otak tengah

f. Cerebellum

g. Lobus oksipitalis

h. Air cell mastoid

i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid


24

c. CT Scan kepala normal

Gambar : CT Scan kepala normal


25

Gambar : CT Scan kepala normal, sistem ventrikel laterel tidak melebar

Gambar . Infark cerebri frontotemporal sinistra

Ischemia infarction

Gambaran CT scan dari stroke berhubungan dengan waktu antara iskemik

atau onset gejala dan pengambilan foto. Infark iskemi dapat dibagi menjadi 4

tahap : hiperakut (sampai 24 jam), akut (24 jam sampai 7 hari), subakut (8 sampai

21 hari), dan kronik (lebih dari 21 hari).

Hyperakut stage

Peran utama ct scan pada stage ini adalah untuk menyingkirkan

kemungkinan tanda-tanda perdarahan (CT scan tanpa kontras) dan menyingkirkan

adanya penyakit yang mendasari, seperti adanya tumor otak yang dapat saja

secara klinis menyerupai tanda-tanda stroke (CT-scan dengan kontras). Walaupun


26

begitu sensitivitas CT scan sebagai alat deteksi dini dari ischemia infarction masih

terbatas dan hanya setengah dari seluruh kejadian stroke yang dapat tampak pada

48 jam pertama.

Gambar Ct scan kepala pada laki-laki 37 tahun, terakhir terlihat normal pada

jam 10 malam, ditemukan keesokan pagi harinya dengan hemiplegia dan aphasia

berat. CT scan tanpa kontras perubahan yang dapat terlihat pada ct scan tanpa

kontras antara lain adanya efek massa disertai dengan hilangnya permukaan

sulcus pada cerebral cortical infarction dan kompresi ventrikelpada deep cerebral

infarction, hilangnya perbedaan antara densitas white matter dan grey matter

akibat adanya sedikit penurunan densitas dari grey matter karna cytotoxic brain

edema,dan areteri cerebral yang hiperdens.


27

CT scan konvensional tanpa kontras pada stroke akut

Penggunaan agen kontras pada stroke hyperacute dan acute dinilai masih
kontroversial, karena meterial kontras dapat menyebabkan ischemic, walaupun
tidak sampai tahap infarck yang irreversible.

Akut Stage
Selama minggu pertama stroke, hipodensitas CT termasuk grey dan white

matter yang infark semakin jelas terlihat. Infarct cerebrocortical biasanya

berbentuk segitiga dan deep infarct cerebral biasanya berbentuk bulat atau oval.

Edema otak dan efek massa biasanya mencapai puncaknya selama hari ketiga

sampai hari kelima.


28

Gambar CT Kepala dengan hipodens kanan dengan aphasia broca. Pada CT


Scan stroke hemisfer kanan

Potongan aksial menampilkan perubahan iskemik : tampak bayangan

hipodens pada nukleus lenticular dan caudate head (tanda panah) dan tampak

sweeling korteks dengan obliterasi sulci.

Gambaran ct scan laki-laki berumur 56 tahun dengan hemiparesis kanan dan

aphasia broca.pada ctscan konvensional tanpa kontras,tampak bayangan hipodens

pada korteks insular sebelah kiri,biasanya disebut juga insular ribbon sign (tanda

panah).

Subacute Stage

Pada CT kepala dengan penambahan kontras, peningkatan pada infarct


biasanya muncul selama minggu kedua setelah ictus. Pola dari peningkatan
termasuk penampakan korteks yang gyroform. Cincin peningkatan terlihat pada
gray matter bagian dalam. Peningkatan homogen juga mungkin terlihat. Pola dari
peningkatan tidak spesifik dan menggambarkan mekanisme patofisiologis yang
mendasarinya, termasuk adanya gangguan pada sawar darah otak, peningkatan
29

pengisian kapilar pada gyrus yang terkena (luxury perfusion), reactive hyperemia,
dan adanya neovaskuler

Edema otak dan efek massa mengalami penurunan selama fase subakut dan
biasanya mernghilang secara sempurna dalam 2 sampai 3 minggu. Gambaran
infark cerebri akan berkurang bersamaan dengan menghilangnya edema otak.
Beberapa infark akan menampilkan gambaran densitas normal (fogging effect)
pada CT tanpa atau dengan contrast selama fase subakut. Pada tahap ini infak
iskemi dapat berkembang menjadi hemorrhagic sekunder, yang biasanya dikaitkan
dengan infark emboli. Karena kurangnya proses autoregulasi pada kapiler dari
infarct emboli, paparan dari tekanan darah arteri setelah sumbatan mengalami
fragmentasi dan lisis, menghasilkan transformasi hemorrhagic yang diikuti
dengan pembentukan dari aliran normal antegrade. Perdarahan reperfusi ini
biasanya berupa petechie dan secara klinis tidak nampak. Hal tersebut sulit dilihat
pada foto CT tanpa kontras tetapi dapat dilihat pada foto MRI

Gambar . Gambaran CT scan dan MRI stroke iskemik


30

Cronic Stage

Daerah infark digantikan dengan daerah fokal berbatas yang tegas yang
merupakan cystic encephalomalacia dan gliosis termasuk gray dan white matter.
Pada foto CT kepala tanpa kontras, cycstic encephalomalacia memiliki
karakteristik isodens, mirip dengan cerebrospinal fluid (CSF), dimana gliotic rim
sedikit lebih hiperdens. Kadang juga terlihat dilatasi ventrikel dan sulcus
ipsilateral serta retraksi struktur di garis tengah (midline shift) ke arah infarct.
Derajat peningkatan kontras mulai menurun pada minggu ketiga setelah
ictus dan jarang terjadi setelah dua bulan. Dapat pula terlihat pita pada daerah
corteks yang berada di daerah infark, karena lapisan luar korteks lebih resisten
terhadap infark iskemik dibandingkan struktur bagian dalam.
Infark kronis yang luas pada korteks motorik atau kapsula interna dapat
menyebabkan atrophy pada pedunkulus cerebri dan pons ipsilateral serta
cerebelum kontralateral. Kalsifikasi juga biasanya terlihat pada infark cerebri
lama.
Hemorrhagic Infarction

Infark hemorrhagic terjadi dalam 24 jam setelah kejadian iskemik, dimana


perubahan hemorrhagic biasanya terlambat 7 sampai 10 hari karena proses
reperfusi. Infark hemorrhagic akut biasanya tampak sebagai garis kecil yang agak
hiperdens pada daerah infark yang hipodens. Perdarahan ini biasanya terlihat pada
korteks cerebri atau di tepi dari infark, tetapi dapat juga terlihat pada gray matter
bagian dalam. Perdarahan juga dapat saling bertumpukan sehingga tampak lebih
hiperdens. CT tanpa kontras dapat membedakan dengan jelas antara perdarahan
cerebri dan iskemia cerebri pada tahap akut sebagai lesi hiperdens, tetapi tidak
mampu membedakan perdarahan cerebri dengan yang bukan perdarahan pada
tahap subakut (isodens) atau kronik (hipodens).
31

DAFTAR PUSTAKA

 Hafid A, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah; edisi kedua. Jong W.D. Jakarta:

Penerbit

Buku Kedokteran EGC

 Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. (2002). Pathophysiology: Clinical

Concepts of Disease Process. 6th Ed. Mosby

 Luhulima JW,2003. Anatomi Susunan Saraf Pusat. Bagian Anatomi

Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin

 Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. 2003

 American Stroke Association. Stroke. 2000. Dikutip dari

stroke.ahajournals.org

Oemichan,M,R. N.Auer,H.G. Koing,2005. Injuries of The Brain’s

Coverings’,

Forensic Neuropathology and Associated Neurology, Elsevier Academic

Press, USA. Diakses tanggal 4-januari 2014.

http://books.google.co.id/books/about/Forensic_Neuropathology_and_Associat

ed_N.html?id=aU-xIHy53j4C&redir_esc=y

Anda mungkin juga menyukai