2
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Contoh
Distilasi
4
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Kesetimbangan Uap – Cair
5
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Kesetimbangan Uap – Cair …
6
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Diagram T-x-y
7
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Diagram T-x-y….
Sistem benzena – toluena mengikuti hukum Raoult, sehingga diagram titik
didih dapat dihitung dari data tekanan uap tabel berikut:
9
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Sistem Azeotrop
Azeotrop terbentuk akibat campuran cair berada pada titik didih
minimum atau maksimumnya.
Jika hanya ada satu fasa cair, maka campuran tersebut membentuk
azeotrop homogen, sedangkan jika lebih dari satu fasa cair, maka
azeotropnya heterogen.
10
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Kontak Kesetimbangan Satu Tahap
11
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Contoh 2
Uap pada dew point dan tekanan 101,32 kPa yang mengandung
0,4 fraksi mol benzena (A) dan 0,6 untuk toluena (B), dan totalnya
100 kgmol dikontakkan dengan 110 kgmol cairan pada titik
didihnya dan mengandung 0,3 fraksi mol benzena dan 0,7 toluena.
Kedua aliran dikontakkan dalam satu tahap, dan aliran keluar
diasumsikan sudah mencapai kesetimbangan. Asumsi terjadi
constant molal overflow.
Hitunglah jumlah dan komposisi aliran keluar.
12
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Batch Sederhana
14
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Volatilitas Relatif….
15
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Contoh 3
16
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Metode Operasi Distilasi
17
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Kesetimbangan atau Flash
18
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Batch Sederhana atau Diferensial
19
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Batch Sederhana atau Diferensial …
𝑳𝟏 𝒙𝟏 = 𝑳𝟐 𝒙𝟐 + 𝑳𝟏 − 𝑳𝟐 𝒚𝐚𝐯
21
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Contoh 4
22
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Uap Sederhana
24
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Metode McCabe-Thiele
Asumsi utama pada metode ini adalah aliran antara umpan masuk dengan
tray atas, serta umpan masuk dengan tray bawah berupa equimolar
overflow.
25
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Metode McCabe-Thiele…
𝑽𝒏+𝟏 + 𝑳𝒏−𝟏 = 𝑽𝒏 + 𝑳𝒏
𝑽𝒏+𝟏 𝒚𝒏+𝟏 + 𝑳𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 = 𝑽𝒏 𝒚𝒏 + 𝑳𝒏 𝒙𝒏
27
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Persamaan untuk Seksi Enriching
Neraca massa total dan komponen:
𝐹 =𝐷+𝑊
𝐹𝑥𝐹 = 𝐷𝑥𝐷 + 𝑊𝑥𝑊
Bagan seksi enriching dan penentuan garis operasi diilustrasikan
sebagai berikut:
28
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Persamaan untuk Seksi Enriching….
Neraca massa total dan komponen pada bagian yang diberi batas:
𝑽𝒏+𝟏 = 𝑳𝒏 + 𝑫
𝑽𝒏+𝟏 𝒚𝒏+𝟏 = 𝑳𝒏 𝒙𝒏 + 𝑫𝒙𝑫
30
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Persamaan untuk Seksi Stripping
Neraca massa total dan komponen pada bagian yang diberi
batas:
𝑽𝒎+𝟏 = 𝑳𝒎 − 𝑾
𝑽𝒎+𝟏 𝒚𝒎+𝟏 = 𝑳𝒎 𝒙𝒎 − 𝑾𝒙𝑾
31
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Efek Kondisi Umpan….
Kondisi aliran umpan (F) yang masuk ke dalam menara menentukan
hubungan antara uap Vm pada bagian stripping dan Vn pada bagian
enriching.
Jika umpan mengandung sebagian uap dan sebagian cairan, maka uap akan
bertambah pada Vm menjadi Vn.
Kondisi umpan dinyatakan dengan jumlah q, yaitu:
𝐩𝐚𝐧𝐚𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝟏 𝐦𝐨𝐥 𝐮𝐦𝐩𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐝𝐢𝐬𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤
𝒒=
𝐩𝐚𝐧𝐚𝐬 𝐥𝐚𝐭𝐞𝐧 𝐦𝐨𝐥𝐚𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐮𝐦𝐩𝐚𝐧
𝑯𝑽 − 𝑯𝑭
𝒒=
𝑯𝑽 − 𝑯𝑳 HV = entalpi umpan pada dew point
HL = entalpi umpan pada boiling point
HF = Entalpi empan pada kondisi masuk
q adalah jumlah mol cairan jenuh yang dihasilkan pada pelat umpan
dengan masing-masing mol umpan yang ditambahkan ke dalam
menara.
Dari definisi q tersebut, maka berlaku persamaan berikut:
𝑳𝒎 = 𝑳𝒏 + 𝒒𝑭
𝑽𝒏 = 𝑽𝒎 + 𝟏 − 𝒒 𝑭
33
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Efek Kondisi Umpan…
34
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Efek Kondisi Umpan…
• Efek dari kondisi termal umpan masuk pada slope garis q
diilustrasikan pada gambar di bawah.
35
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Pertimbangan Kondisi Umpan
36
37
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Pertimbangan Lokasi Umpan
38
39
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Total
Pada distilasi campuran biner A dan B, kondisi umpan,
komposisi distilat dan komposisi bottom biasanya telah
ditentukan dan jumlah tray teoretis dihitung.
Namun, jumlah tray teoretis yang dibutuhkan tergantung pada
garis operasi.
Untuk menetapkan garis operasi (R = Ln/D), maka harus diatur
rasio refluks pada bagian atas kolom.
Salah satu yang membatasi rasio refluks yaitu refluks total, atau
R = ∞.
𝑉𝑛+1 = 𝐿𝑛 + 𝐷
40
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Total…
Jika Ln sangat besar, maka begitu juga dengan aliran uap Vn.
Artinya slope R/(R+1) dari garis operasi enriching menjadi 1 dan
garis operasi dari kedua seksi kolom akan bertepatan dengan
garis 45o seperti pada gambar berikut:
41
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Minimum
Rasio refluks minimum adalah rasio refluks Rm yang membutuhkan
jumlah tray tidak terbatas untuk pemisahan xD dan xW pada derajat yang
diinginkan.
Rasio ini berhubungan dengan aliran uap dalam menara, sehingga
memengaruhi ukuran reboiler dan kondensor.
Jika nilai R turun, slope garis operasi enriching R/(R+1) akan turun, dan
perpotongan garis ini dan garis stripping dengan garis q menjauh dari
garis 45o dan mendekati garis kesetimbangan.
Akibatnya, jumlah tahap yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai xD
dan xW yang diinginkan menjadi meningkat.
42
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Minimum…
43
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Minimum…
44
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Optimum
Rasio refluks operasi aktual memanfaatkan batasan pada refluks
minimum dan refluks total.
Untuk memilih nilai R yang tepat membutuhkan neraca ekonomi
yang menyeluruh pada komponen biaya tetap pada menara dan
biaya operasi.
Rasio refluks optimum digunakan untuk mendapatkan biaya
terendah per tahunnya antara refluks minimum Rm dan R total.
Umumnya rasio refluks operasi yang digunakan antara 1,2Rm dan
1,5 Rm.
45
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Optimum….
46
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rasio Refluks Optimum….
47
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Efek Rasio Refluks terhadap Biaya Operasi
50
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Kolom Stripping
Pada beberapa kasus pemisahan, umpan yang didistilasi kadang
masuk pada bagian atas kolom stripping, seperti pada gambar.
Umpan biasanya berupa cairan jenuh pada titik didihnya, dan
produk atas adalah uap yang naik ke pelat atas, yang kemudian
menuju kondensor tanpa adanya refluks atau cairan yang
kembali ke menara.
Produk bawah (W) biasanya memiliki konsentrasi tinggi dari
komponen B yang kurang volatil.
Dengan asumsi aliran constant molar, persamaan garis stripping
adalah sebagai berikut:
𝐿𝑚 𝑊𝑥𝑊
𝑦𝑚+1 = 𝑥𝑚 −
𝑉𝑚+1 𝑉𝑚+1
51
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Kolom Stripping….
Jika umpan berupa cairan jenuh, maka Lm = F.
Jika umpan adalah cairan dingin di bawah titik didihnya, garis q
harus digunakan dan q > 1.
𝐿𝑚 = 𝑞𝐹
52
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Contoh 7
53
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Distilasi Kolom Enriching
Menara enriching juga digunakan pada waktu dimana umpan
masuk ke dasar kolom sebagai uap.
Distilat atas dihasilkan dengan cara yang sama dengan menara
distilasi yang utuh, dan biasanya kaya akan komponen volatil A.
Cairan bottom biasanya dapat dibandingkan terhadap umpan,
yang komposisinya agak lebih sedikit kandungan A.
Jika umpan berupa uap jenuh, uap di dalam menara Vn = F.
54
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Soal Latihan
Pada distilasi menara bertingkat, sebanyak 204 kmol/jam
campuran biner yang mengandung 60%-mol benzena dan 40%-
mol toluena dipisahkan. Produk distilat cair mengandung 95%-
mol benzena dan produk bawah mengandung 5%-mol benzena.
Umpan dipanaskan terlebih dahulu sehingga ketika masuk ke
kolom dalam kondisi teruapkan parsial, dengan persen molar
penguapannya sama dengan rasio distilat terhadap umpan.
Dengan menggunakan metode McCabe-Thiele dan asumsi
tekanan di sepanjang kolom adalah 1 atm, maka hitunglah:
Jumlah tahap minimum teoretis, Nmin
Rasio refluks minimum, Rmin
Jumlah tahap kesetimbangan, N jika R/Rmin = 1,3 dan lokasi umpan
optimal.
55
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rektifikasi dengan Injeksi Steam Langsung
56
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Rektifikasi dengan Injeksi Steam Langsung…
57
Khairul Akli | Operasi Teknik Kimia II
Kondensor Parsial…
61
Kondensor Parsial
Dalam beberapa kasus, produk distilat yang diinginkan berupa uap,
bukan cairan.
Hal ini dapat terjadi jika titik didih distilat yang rendah membuat
kondensasi sulit untuk dijalankan.
Kondensat cair dalam kondensor parsial dikembalikan ke dalam menara
sebagai refluks dan uap yang dipisahkan diambil sebagai produk.
Jika waktu kontak antara produk uap dan cairannya cukup, maka
kondensor parsial dapat dianggap sebagai satu tahap teoretis.
Komposisi xR dari refluks cair berada dalam kesetimbangan dengan
komposisi uap, yD, dimana yD = xD.
Jika pendinginan dalam kondensor berlangsung cepat, sehingga uap dan
cair belum mencapai kesetimbangan, maka hanya pemisahan tahap
parsial yang didapatkan.