Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini
Ekskresi air ketuban akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia
esophagus atau tumor-tumor plasenta. Hidramnion dapat memungkinkan ketegangan rahim
meningkat, sehingga membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya. (Manuaba, 2010)
3) Kelainan letak janin dalam rahim
Kelainan letak janin dalam rahim maksudnya pada letak sungsang danletak lintang. Letak janin
dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada
kehamilan <32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan bebas, dan demikian janin dapat menempatkan diri dalam letak
sungsang atau letak lintang. (Fadlun dkk, 2011)\
Pada kehamilan trimester akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas difundus uteri, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus. Letak sungsang dapat
memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput ketuban pecah sebelum
waktunya. (Manuaba, 2010)
6) Infeksi
Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.Adanya infeksi pada selaput ketuban
(korioamnionitis lokal) sudah cukup untuk melemahkan selaput ketuban di tempat tersebut. Bila
terdapat bakteri patogen di dalam vagina maka frekuensi amnionitis, endometritis, infeksi
neonatal akan meningkat 10 kali. (Fadlun dkk, 2011)
Ketuban pecah dini sebelum kehamilan preterm sering diakibatkan oleh adanya infeksi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang terikat pada membran melepaskan
substrat seperti protease yang menyebabkan melemahnya membran. Penelitian terakhir
menyebutkan bahwa matriks metaloproteinase merupakan enzim spesifik yang terlibat dalam
pecahnya ketuban oleh karena infeksi. (Manuaba, 2010)
Pemeriksaan dengan spekulum pada ketuban pecah dini akan tampak keluar cairan dari
orificium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan,
penderita diminta batuk, mengejan atau bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan
dari ostium uteri dan trekumpul pada forniks anterior. (Sujiyatini dkk, 2009)
4) Pemeriksaan dalam
Cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai pemeriksaan dalam
vagina dengan tocher perlu dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang bulan yang belum
dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam pemeriksaan dalam vagina hanya
dilakukan pada ketuban pecah dini yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi
persalinan dan dibatasi sedikit mungkin. (Fadlun dkk, 2011)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada
kasus ketuban pecah dini trtelihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering terjadi
kesalahan pada penderitaoligohidramnion. Walaupun pendekatan diagnosis ketuban pecah
dinicukup banyak macam dan caranya, namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis
dengan anamnesa dan pemeriksaan sederhana. (Sujiyatini dkk, 2009)
Berhasil
(persalinan vagina)
SEKSIO SESAREA