Anda di halaman 1dari 2

Daftar Maslah TB Paru

Daftar Masalah
TB Paru di Kab. Tangerang, Banten 1. Meningkatnya TB Paru di Kab Tangerang
1. Termasuk 5 provinsi tertinggi prevalensi akibat TB HIV, TB dengan DM, dan TB
TB Paru menurut tenaga kesehatan yaitu pada perokok
0,4 % (Riskesdas 2013) 2. Kesenjangan akses layanan DOTS
2. Provinsi tertinggi prevalensi TB Paru berkualitas pada kelompok unreach
menurut tenaga kesehatan yaitu 0,8 % people.
(Riskesdas 2018) 3. Pengobatan tidak sesuai standar serta
pasien kurang patuh dan tidak tuntas
berobat
4. Distribusi kasus TB Resisten Obat berada
di 20 wilayah Puskesmas (40 %) kota
Tangerang
5. Pengawasan peredaran obat rasional
terutama obat TB di pasaran masih
lemah, tanpa pengawasan terhadap
penggunaan obat rasional (standar
rejimen dan kualitas)
(Profil Kesehatan Kota Tangerang 2016)
6. Lebih dari 80% puskesmas Tangerang
memiliki rasio tidak ideal terhadap
jumlah penduduk (30.000 : 1 puskesmas)
7. Terdapat ratusan klinik swasta yang
belum tergabung dalam program
penanggulangan TB
8. Mutu diagnosis TB masih rendah (49,5%-
54,5%) dibawah 65 %
(Penelitian, Sofwatun Nida 2013)
9. Konsumsi rokok dan alkohol pada laki-laki
yang menurunkan kekebalan tubuh
sehingga rentan dengan kejadian TB.
10. Riwayat kontak serumah dengan
penderita TB Paru
11. Kepadatan hunian yang tidak memenuhi
syarat
(Penelitian Yufa Zuriya, 2016)
12. Kurangnya pengetahuan masyarakat
akan penyebab terjadinya TB Paru
13. Persentase penduduk miskin sebesar
32,13 % dengan tamatan SD
(Jurnal, Helper Sahat dan Bambang
Sukana)
Teknik Skoring

Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan di wilayah Kota Tangerang dengan menggunakan teknik
Matematic

1. Magnitude masalah, menunjukkan berapa banvak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit tersebut. Ini ditunjukan oleh angka prevalensi atau insiden penyakit
2. Severity adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada masa lalu yang dipakai sebagai ukuran
severity adalah Case Fatality Rate (CFR)masing-masingpenyakit. Sekarang severity tersebut bisa
juga dilihat dari jumlah disability days atau disability years atau disesase burden yang
ditimbulkan oleh penyakit bersangkutan.
3. Vulnerability menunjukan sejauh mana tersedia teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut. Vulnerability juga bisa dinilai dari tersedianya infrastruktur untuk
melaksanakan program seperti misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.
4. Affordability menunjukkan ada tidaknya Cdana yang tersedia. Bagi negara maju masalah dana
tidak merupakan masalah akan tetapi di negara berkembang seringkali pembiayaan program
kesehatan tergantung pada bantuan luar negeri.
5. Community and Political concern Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat

Referensi

Helper Sahat P Manalu* & Bambang Sukana. 2011. ASPEK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU
MASYARAKAT KAITANNYA DENGAN PENYAKIT TB PARU. Diakses 25 Maret 2019
https://media.neliti.com/media/publications/150706-ID-aspek-pengetahuan-sikap-dan-perilaku-
mas.pdf

Romlah, Laila. 2015. Hubungan Merokok Dengan Kejadian Penyakit TB Paru di Wilayah Kkerja
Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan. Diakses 22 Maret 2019
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37490/1/LAILA%20ROMLAH%20-FKIK.pdf

Zuriya, Yufa. 2016. Hubungan Antara Ffaktor Host dan Lingkungan Dengan Kejadian TB Paru di Wilayah
Puskesmas Pamulang. Diakses 28 Maret 2019
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34348/1/YUFA%20ZURIYA-FKIK.pdf

Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang. 2016. Diakses 22 Maret 2019


http://dinkes.tangerangkab.go.id/wp-content/files/Profil_2016_New.pdf

Nida, Sfwatun. 2014. Epidemiologi Spasial Kejadian TB Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009-2013.
Diakses tanggal 22 Maret 2019
http://www.ejournalhealth.com/index.php/medkes/article/download/265/257

Riset Kesehatan Dasar 2013

Riset Kesehatan Dasar 2018

Anda mungkin juga menyukai