Anda di halaman 1dari 6

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh Pabrik Kembang Api Kosambi di Tangerang

Diposkan pada 12 Maret 2018 oleh sadel98


Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku
manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Etika bisnis dapat menjadi standar
dan pedoman bagi seluruh karyawan manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
 Utilitarian Approach: Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach: Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
 Justice Approach: Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Oleh Pabrik Kembang Api Kosambi
Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan
umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah satu bentuk kembang api yang umum adalah
dalam pertunjukan kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara,
cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api dirancang agar dapat
meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah,
oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. Pertunjukan kembang api umum di seluruh dunia
dan merupakan titik pertemuan banyak pesta kultural dan religious.
Kembang api dibuat dari berbagai bahan kimia. Warna-warna yang dihasilkan
merupakan kombinasi yang rumit dari berbagai bahan kimia. Unsur yang sering digunakan
untuk pembuatan kembang api antara lain adalah magnesium, natrium, fransium, litium,
boron, kalium, kalsium dan berbagai oksidator.
Tetapi bagaimana jika sebuah pabrik kembang api meledak dan menyebabkan
beberapa korban meninggal? Apakah orang-orang masih bisa berfikir bahwa kembang api
adalah sebuah hal yang menyenangkan?
Berikut adalah yang terjadi sebuah ledakan pada pabrik yang berlokasi di Kompleks
Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang, Kamis (26/10/2017). Suara ledakan dan asap hitam itu berasal dari pabrik mercon
milik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang dilalap si jago merah.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, suara ledakan itu pertama kali terdengar pukul 09.00
WIB. Saat itu, saksi yang bernama Amri dan Ajud tengah bekerja memperbaiki mess yang
berjarak sekitar 20 meter dari pabrik mercon tersebut. Seusai mendengar suara ledakan,
kedua saksi melihat atap pabrik ambruk. Ambruknya atap pabrik langsung disusul kobaran api
yang langsung melahap bangunan yang terletak tak jauh dari gedung SMP 1 Kosambi itu.
Satu setengah jam setelah pabrik itu mulai terbakar, petugas pemadam kebakaran baru tiba
lokasi. Petugas pemadam kesulitan masuk ke dalam pabrik lantaran pintu utama pabrik
tersebut dalam keadaan terkunci. Komandan Petugas Pemadam Kebakaran Tangerang, Darda
Khadafi, mengungkapkan saat tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB, mereka melihat tembok
gudang sudah dijebol oleh warga. Sementara, pintu tidak bisa dibuka.
“Waktu kami datang, beberapa sudah diselamatkan oleh warga yang membobol tembok.
Tidak semua, yang lain terjebak di dalam,” kata Darda kepada KompasTV, Kamis.
Setelah petugas pemadam masuk, mereka menemukan tumpukan orang di belakang gudang
dalam kondisi mengenaskan. Mereka terbakar dan sudah tidak bernyawa.
“Korban ada di dalam bertumpuk, ada produksi, pintu gerbang dikunci, tidak ada akses
keluar,” kata Darda.
Darda menduga, para korban lari ke belakang untuk menyelamatkan diri karena pintu
gerbang terkunci. Petugas pemadam baru bisa menjinakan kobaran api pada sekitar pukul
12.00 WIB. Setelah dipastikan kondisi pabrik aman, petugas pemadam bersama pihak
kepolisian mengevakuasi korban dari dalam pabrik mercon itu. Setidaknya, ditemukan 47
orang tewas dan 46 orang lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa itu. Berdasarkan
informasi polisi, pabrik tersebut memiliki 103 karyawan. Belum diketahui pasti dimana 10
orang karyawan lainnya.
Para korban tewas langsung dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur guna dilakukan
proses identifikasi. Sementara korban selamat dilarikan ke RS BUN, RSUD Tangerang dan RS
Mitra Husada.
Tragedi yang menewaskan hingga 48 orang itu diyakini sebagai buah dari berbagai
pelanggaran aturan. Setidaknya, tercatat ada empat jenis pelanggaran yang dilakukan.
1. Izin usaha
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pabrik mercon milik PT Panca Buana
Cahaya Sukses itu memiliki izin lengkap mulai dari izin industri, izin lingkungan, hingga izin
mendirikan bangunan. Awalnya, pabrik itu beroperasi dengan izin gudang. Lalu tahun 2015
sesuai permintaan pemiliknya, statusnya ditingkatkan sebagai manufaktur. Tahun 2016, izin
industrinya diterbitkan dan tahun 2017 diperpanjang lagi sejak dua bulan lalu.
Meski mengantongi izin, belakangan diketahui ada perizinan yang dilanggar. Pelanggaran ini
membuat izin pabrik dicabut oleh Pemkab Tangerang. “Izin usaha industri dan di sana
dijelaskan ditandatangani oleh direksi, pekerjanya jauh di bawah 100 hanya 10 orang. Jadi
proposal semuanya dengan luasan sedemikian rupa, hanya 10 15 orang masih
memungkinkan, tapi ketika kita tahu ada 100 orang pekerja kemudian ada pelanggaran
bangunan sudah pasti dicabut,” ucap Zaki, Minggu (29/10/2017) malam.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penyelidikan polisi dan kesaksikan dari korban selamat menguak awal mula kebakaran pada
Kamis pagi itu. Api berasal dari percikan yang muncul saat sebagian pekerja mengelas asbes.
Percikan itu diduga menyambar ke bahan-bahan baku kembang api dan petasan banting yang
mudah terbakar. Kobaran cepat api dan minimnya akses keluar masuk juga dituding sebagai
penyebab banyaknya korban meninggal, kesulitan menyelamatkan diri.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengatakan dari segi konstruksi
bangunan sendiri, pabrik ini lebih mirip seperti gudang. Sarana, prasarana, dan keselamatan
kerjanya tidak memadai.
“Yang terkait K3 ada beberapa SOP untuk penimbunan, penggunaan, kemudian produksi
bahan berbahaya ini SOP lebih tinggi, soal panas saja ada diatur sarana prasarana yang baik
untuk mengendalikan panas,” ujar Hanif ketika berkunjung ke pabrik, Minggu (29/10/2017).
Dengan jenis usaha berbahaya, sangat disayangkan tidak ada jalur evakuasi. Padahal, titik dan
jalur evakuasi penting bagi industri rentan bahaya seperti ini. “Ada Peraturan Kapolri soal
pengendalian bahan berbahaya, ada juga di undang-undang yang mengatur K3,” kata Hanif
3. Mempekerjakan anak di bawah umur
Kesaksian para korban selamat mengatakan banyak anak bekerja, dari usia 13 hingga 17
tahun. Mereka direkrut oleh mandor untuk kerja dengan upah harian. Undang-undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan melarang anak atau mereka yang berusia di bawah
18 tahun untuk bekerja pada pekerjaan yang membahayakan bagi kesehatan, keselamatan,
atau moral anak.
Terhadap fenomena ini, Hanif memastikan ada sanksi yang harus dijalani pengusahanya.
“Laporan baru ada dua orang anak kami temukan, itu pelanggaran,” ujar Hanif.
4. Tidak terdaftar BPJS Ketenagakerjaan
Selain berbohong soal jumlah pekerja, pemilik juga melakukan pelanggaran jaminan sosial
berupa perusahaan daftar sebagian (PDS). Dari 103 pekerja, hanya 27 yang didaftarkan
sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. “Ini pelanggaran hanya mendaftarkan sebagian
pekerja,” ujar Hanif. Tanpa BPJS Ketengakerjaan, pekerja rentan dieksploitasi dan dilanggar
hak-haknya. Mereka yang terdaftar, akan menerima santunan sesuai aturan mengenai hak
peserta BPJS. Sementara mereka yang sebagian besar tidak terdaftar, akan tetap menerima
santunan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Namun Hanif menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menuntut agar pengusaha
membayarkan santunan sesuai aturan BPJS Ketenagakerjaan. “Dengan pemerintah
membantu tidak berarti melepaskan tanggung jawabnya. Saya enggak mau pakai perjanjian-
perjanjian, pokoknya dipenuhi kompensasi bagi pekerja,” ujarnya. “Sanksinya kita akan lihat
konstruksi hukum, tapi kalau menurut saya ini harus dikasih sanksi seberat-beratnya. Ini
korban besar,” ujar Hanif.
Sejauh ini, polisi telah menetapkan sang pengusaha, Indra Liyono, sebagai tersangka. Indra
dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan Pasal 74
juncto Pasal 183 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Andri
Hartanto selaku direktur operasional pabrik, dan Subarna Ega, selaku tukang las juga
ditetapkan sebagai tersangka. Indra dan Andri dan Ega dikenakan Pasal 359 KUHP tentang
Kelalaian yang Menyebakan Kematian dan Pasal 188 KUHP tentang Kelalaian yang
Menyebabkan Kebakaran dengan ancaman hukuman diatas lima tahun penjara. Andri sudah
ditahan, sementara Ega masih dalam pencarian, diduga meninggal.

Pemecahan Masalah
Banyak orang yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan keuntungan dan pada
dasarnya hal itu boleh saja dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja
tetap pada jalur yang tetap. Disini perusahaan seharusnya bersikap jujur dan mementingkan
para pekerjanya. Maka hal di atas mungkin saja bisa di cegah untuk terjadi. Karena
perusahaan kembang api ini pada awalnya sudah berbohong tentang jumlah pekerja yang
dikataan ada 10 orang ternyata memiliki 100 orang pekerja dan menyebabkan izin usaha
dicabut. Dan juga perusahaan sudah memperkerjakan anak di bawah umur yang seharusnya
tidak boleh dilakukan dan melanggar etika bisnis yang ada. Perusahaan juga tidak memakai
peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik. Dan lebih parahnya lagi banyak
para pekerja yang tidak terdaftar BPJS Ketenagakerjaan, dari 103 pekerja, hanya 27 yang
didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Jadi, cara menyelesaikan masalah pada kasus di atas agar tidak terulang di masa yang
akan dating adalah jika kita ingin membuat suatu perusahaan maka buatlah dengan
sejujurnya agar bisnis lebih lancer untuk dijalankan, dan juga kita harus lebih menghargai
karyawan yang bekerja di perusahaan dengan setidaknya mendaftarkan ke BPJS
Ketenagakerjaan dan membimbing mereka agar memahami peraturan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja (K3).
Bahan power point:
1. menjelaskan perusahaan
PT Panca Buana Cahaya Sukses itu memiliki izin lengkap mulai dari izin industri, izin
lingkungan, hingga izin mendirikan bangunan. Awalnya, pabrik itu beroperasi dengan izin
gudang. Lalu tahun 2015 sesuai permintaan pemiliknya, statusnya ditingkatkan sebagai
manufaktur. Tahun 2016, izin industrinya diterbitkan dan tahun 2017 diperpanjang lagi sejak
dua bulan lalu.
pabrik yang berlokasi di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa
Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang,

2. kasus yang terjadi

3. pelanggaran
a. izin usaha
< 2015 : izin gudang
2015 : izin manufaktur
2016 - 2017 : izin industri
Terdapat pelanggaran izin pabrik karena tidak sesuainya proposal terkait jumlah pekerja
dengan luasan usaha.

b. K3
- Tidak diterapkannya standar K3 sesuai regulasi yang ada, seperti layout pabrik, kegiatan
operasional
-perbaikan pabrik yang dilakukan tidak sesuai standar dan dilakukan bersamaan dengan
proses produksi

c. memperkerjakan karyawan dibawah umur


-terdapat beberapa anak berusia 13-17 tahun yang dipekerjakan
-melanggar UU nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

d. pegawai tidak terdaftar di bpjs ketenagakerjaan


-dari 103 pekerja hanya 27 yang didaftarkan BPJS
4.bagan & tanggap

Standar Moral :
1. Memaksimalkan utilitas
sosial
2. menghargai hak moral Informasi Faktual: Penilaian Moral atas baik
3. mendistribusikan Berkaitan dengan kebijakan, institusi, buruknya kebijakan,
keuntungan dan beban atau perilaku yang dihadapi institusi, atau perilaku.
secara adil
4. memberi perhatian

Anda mungkin juga menyukai