Anda di halaman 1dari 7

SOAL :

1. Pelanggaran etika apa saja yang sering terjadi di Organisasi dan Perusahaan dan
Bagaimana cara menanggulanginya?
2. Menurut saudara mana yang lebih cocok antara etika berbasis agama dan etika kerja
multidimensional, jelaskan alas an saudara!

JAWAB :

1. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh Pabrik Kembang Api Kosambi
di Tangerang.
Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah
perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Etika bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

 Utilitarian Approach: Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh


karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach: Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
 Justice Approach: Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Oleh Pabrik Kembang Api Kosambi

Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan
umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah satu bentuk kembang api yang umum
adalah dalam pertunjukan kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek
primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api
dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang
berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak.
Pertunjukan kembang api umum di seluruh dunia dan merupakan titik pertemuan
banyak pesta kultural dan religious.

Kembang api dibuat dari berbagai bahan kimia. Warna-warna yang dihasilkan
merupakan kombinasi yang rumit dari berbagai bahan kimia. Unsur yang sering
digunakan untuk pembuatan kembang api antara lain adalah magnesium, natrium,
fransium, litium, boron, kalium, kalsium dan berbagai oksidator.

Tetapi bagaimana jika sebuah pabrik kembang api meledak dan menyebabkan
beberapa korban meninggal? Apakah orang-orang masih bisa berfikir bahwa kembang
api adalah sebuah hal yang menyenangkan?

Berikut adalah yang terjadi sebuah ledakan pada pabrik yang berlokasi di Kompleks
Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017). Suara ledakan dan asap hitam itu berasal
dari pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang dilalap si jago merah.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, suara ledakan itu pertama kali terdengar pukul
09.00 WIB. Saat itu, saksi yang bernama Amri dan Ajud tengah bekerja memperbaiki
mess yang berjarak sekitar 20 meter dari pabrik mercon tersebut. Seusai mendengar
suara ledakan, kedua saksi melihat atap pabrik ambruk. Ambruknya atap pabrik
langsung disusul kobaran api yang langsung melahap bangunan yang terletak tak jauh
dari gedung SMP 1 Kosambi itu.
Satu setengah jam setelah pabrik itu mulai terbakar, petugas pemadam kebakaran baru
tiba lokasi. Petugas pemadam kesulitan masuk ke dalam pabrik lantaran pintu utama
pabrik tersebut dalam keadaan terkunci. Komandan Petugas Pemadam Kebakaran
Tangerang, Darda Khadafi, mengungkapkan saat tiba di lokasi sekitar pukul 10.30
WIB, mereka melihat tembok gudang sudah dijebol oleh warga. Sementara, pintu
tidak bisa dibuka.

“Waktu kami datang, beberapa sudah diselamatkan oleh warga yang membobol
tembok. Tidak semua, yang lain terjebak di dalam,” kata Darda kepada KompasTV,
Kamis.

Setelah petugas pemadam masuk, mereka menemukan tumpukan orang di belakang


gudang dalam kondisi mengenaskan. Mereka terbakar dan sudah tidak bernyawa.

“Korban ada di dalam bertumpuk, ada produksi, pintu gerbang dikunci, tidak ada akses
keluar,” kata Darda.

Darda menduga, para korban lari ke belakang untuk menyelamatkan diri karena pintu
gerbang terkunci. Petugas pemadam baru bisa menjinakan kobaran api pada sekitar
pukul 12.00 WIB. Setelah dipastikan kondisi pabrik aman, petugas pemadam bersama
pihak kepolisian mengevakuasi korban dari dalam pabrik mercon itu. Setidaknya,
ditemukan 47 orang tewas dan 46 orang lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa
itu. Berdasarkan informasi polisi, pabrik tersebut memiliki 103 karyawan. Belum
diketahui pasti dimana 10 orang karyawan lainnya.

Para korban tewas langsung dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur guna
dilakukan proses identifikasi. Sementara korban selamat dilarikan ke RS BUN, RSUD
Tangerang dan RS Mitra Husada.

Tragedi yang menewaskan hingga 48 orang itu diyakini sebagai buah dari berbagai
pelanggaran aturan. Setidaknya, tercatat ada empat jenis pelanggaran yang dilakukan.
1. Izin usaha

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pabrik mercon milik PT Panca
Buana Cahaya Sukses itu memiliki izin lengkap mulai dari izin industri, izin lingkungan,
hingga izin mendirikan bangunan. Awalnya, pabrik itu beroperasi dengan izin gudang.
Lalu tahun 2015 sesuai permintaan pemiliknya, statusnya ditingkatkan sebagai
manufaktur. Tahun 2016, izin industrinya diterbitkan dan tahun 2017 diperpanjang lagi
sejak dua bulan lalu.

Meski mengantongi izin, belakangan diketahui ada perizinan yang dilanggar.


Pelanggaran ini membuat izin pabrik dicabut oleh Pemkab Tangerang. “Izin usaha
industri dan di sana dijelaskan ditandatangani oleh direksi, pekerjanya jauh di bawah 100
hanya 10 orang. Jadi proposal semuanya dengan luasan sedemikian rupa, hanya 10 15
orang masih memungkinkan, tapi ketika kita tahu ada 100 orang pekerja kemudian ada
pelanggaran bangunan sudah pasti dicabut,” ucap Zaki, Minggu (29/10/2017) malam.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Penyelidikan polisi dan kesaksikan dari korban selamat menguak awal mula kebakaran
pada Kamis pagi itu. Api berasal dari percikan yang muncul saat sebagian pekerja
mengelas asbes. Percikan itu diduga menyambar ke bahan-bahan baku kembang api dan
petasan banting yang mudah terbakar. Kobaran cepat api dan minimnya akses keluar
masuk juga dituding sebagai penyebab banyaknya korban meninggal, kesulitan
menyelamatkan diri.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengatakan dari segi konstruksi
bangunan sendiri, pabrik ini lebih mirip seperti gudang. Sarana, prasarana, dan
keselamatan kerjanya tidak memadai.

“Yang terkait K3 ada beberapa SOP untuk penimbunan, penggunaan, kemudian produksi
bahan berbahaya ini SOP lebih tinggi, soal panas saja ada diatur sarana prasarana yang
baik untuk mengendalikan panas,” ujar Hanif ketika berkunjung ke pabrik, Minggu
(29/10/2017).
Dengan jenis usaha berbahaya, sangat disayangkan tidak ada jalur evakuasi. Padahal, titik
dan jalur evakuasi penting bagi industri rentan bahaya seperti ini. “Ada Peraturan Kapolri
soal pengendalian bahan berbahaya, ada juga di undang-undang yang mengatur K3,” kata
Hanif

3. Mempekerjakan anak di bawah umur

Kesaksian para korban selamat mengatakan banyak anak bekerja, dari usia 13 hingga 17
tahun. Mereka direkrut oleh mandor untuk kerja dengan upah harian. Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan melarang anak atau mereka yang berusia
di bawah 18 tahun untuk bekerja pada pekerjaan yang membahayakan bagi kesehatan,
keselamatan, atau moral anak.

Terhadap fenomena ini, Hanif memastikan ada sanksi yang harus dijalani pengusahanya.
“Laporan baru ada dua orang anak kami temukan, itu pelanggaran,” ujar Hanif.

4. Tidak terdaftar BPJS Ketenagakerjaan

Selain berbohong soal jumlah pekerja, pemilik juga melakukan pelanggaran jaminan
sosial berupa perusahaan daftar sebagian (PDS). Dari 103 pekerja, hanya 27 yang
didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. “Ini pelanggaran hanya mendaftarkan
sebagian pekerja,” ujar Hanif. Tanpa BPJS Ketengakerjaan, pekerja rentan dieksploitasi
dan dilanggar hak-haknya. Mereka yang terdaftar, akan menerima santunan sesuai aturan
mengenai hak peserta BPJS. Sementara mereka yang sebagian besar tidak terdaftar, akan
tetap menerima santunan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Namun Hanif menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menuntut agar pengusaha
membayarkan santunan sesuai aturan BPJS Ketenagakerjaan. “Dengan pemerintah
membantu tidak berarti melepaskan tanggung jawabnya. Saya enggak mau pakai
perjanjian-perjanjian, pokoknya dipenuhi kompensasi bagi pekerja,” ujarnya. “Sanksinya
kita akan lihat konstruksi hukum, tapi kalau menurut saya ini harus dikasih sanksi
seberat-beratnya. Ini korban besar,” ujar Hanif.
Sejauh ini, polisi telah menetapkan sang pengusaha, Indra Liyono, sebagai tersangka.
Indra dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan
Pasal 74 juncto Pasal 183 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Andri Hartanto selaku direktur operasional pabrik, dan Subarna Ega,
selaku tukang las juga ditetapkan sebagai tersangka. Indra dan Andri dan Ega dikenakan
Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebakan Kematian dan Pasal 188 KUHP
tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kebakaran dengan ancaman hukuman diatas lima
tahun penjara. Andri sudah ditahan, sementara Ega masih dalam pencarian, diduga
meninggal.

Pemecahan Masalah :

Banyak orang yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan keuntungan dan pada
dasarnya hal itu boleh saja dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja
tetap pada jalur yang tetap. Disini perusahaan seharusnya bersikap jujur dan
mementingkan para pekerjanya. Maka hal di atas mungkin saja bisa di cegah untuk
terjadi. Karena perusahaan kembang api ini pada awalnya sudah berbohong tentang
jumlah pekerja yang dikataan ada 10 orang ternyata memiliki 100 orang pekerja dan
menyebabkan izin usaha dicabut. Dan juga perusahaan sudah memperkerjakan anak di
bawah umur yang seharusnya tidak boleh dilakukan dan melanggar etika bisnis yang ada.
Perusahaan juga tidak memakai peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang
baik. Dan lebih parahnya lagi banyak para pekerja yang tidak terdaftar BPJS
Ketenagakerjaan, dari 103 pekerja, hanya 27 yang didaftarkan sebagai peserta BPJS
Ketenagakerjaan.

Jadi, cara menyelesaikan masalah pada kasus di atas agar tidak terulang di masa
yang akan datang adalah jika kita ingin membuat suatu perusahaan maka buatlah
dengan sejujurnya agar bisnis lebih lancer untuk dijalankan, dan juga kita harus lebih
menghargai karyawan yang bekerja di perusahaan dengan setidaknya mendaftarkan ke
BPJS Ketenagakerjaan dan membimbing mereka agar memahami peraturan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
2. Etika landasan agama hanya akan menjadi sebuah gagasan untuk berbuat baik tetapi
manusia tidak memiliki dorongan yang kokoh untuk melakukannya. Ia juga menjelaskan,
penerapan etika agama dalam sebuah perusahaan dengan keragaman agama pada
karyawan dan stakeholders-nya bukanlah sesuatu yang sulit. Terdapat nilai-nilai universal
yang terdapat dalam semua agama. Contohnya nilai-nilai kejujuran, keadilan, tanggung
jawab, dan sebagainya. Semua agama seharusnya melahirkan etika yang positif yang
dapat diterapkan dalam sebuah perusahaan. Namun penempatan agama sebagai sekadar
pembangunan citra agar konsumen tertarik tentu saja tak tepat. Lebih dari itu,agama
seharusnya dapat menghadirkan nilai-nilai transendetal dalam kehidupan, temasuk di
lingkungan perusahaan.
Sedangkan etika kerja multidimensional (MWEP) adalah tidak berbasis keyakinan agama
tertentu, dan ketika kerja yang dimaksudkan ialah kepuasan kerja, kegembiraan yang
tertunda, kerja keras, waktu senggang, moralitas / etika, kepercayaan diri, dan
pemborosan waktu (Millier, er al., 2001). Saya rasa etika kerja berbasis MWEP cocok
dilakukan di Indonesia karena lebih fleksibel, dan tidak tertuju pada golongan masyarakat
tertentu. Dan mengingat Indonesia bukan bentuk Negara berbasis agama, dengan segala
Agama ada di masyarakatnya dengan berbagai budaya.

Anda mungkin juga menyukai