Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MENFARKOM

STUDI KELAYAKAN APOTEK

Kelompok 9:
Ardianti Guspari 1006784683
Ajeng Cahyaning Ilham 1006754200
Fitrahwati Sudarmo 1006754440
Rianti Adi Cahyaningsih 1006754333
Wahyu Atmaja K.J. 1006754106

PROFESI APOTEKER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2010
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ii
A. Definisi….……...................................................................................... 1
B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan………………………………... 1
1. Penemuan Suatu Gagasan……………..…………………………… 1
2. Penelitian…………………………………………………………… 2
3. Evaluasi…………………………………………………………….. 2
4. Pembuatan rencana………………………………………………… 4
5. Pelaksanaan rencana kerja…………………………………………. 4
C. Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan…………...………………. 5
1. Penilaian Aspek Manajemen dan Staff…………………………….. 5
2. Penilaian Aspek Teknis…………………………………………… 6
3. Penilaian Aspek Pasar…………………………………………….. 10
4. Penilaian Aspek Keuangan……………………………………….. 14
D. Contoh Studi Kelayakan…………………………………………….. 19
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 24

STUDI KELAYAKAN
A. Definisi
Studi kelayakan adalah proses yang terkontrol untuk mengidentifikasi
masalah dan kesempatan, menentukan tujuan, menjelaskan keadaan, menetapkan
hasil akhir dan menilai biaya serta keuntungan yang berkaitan dengan penentuan
keputusan.
Studi kelayakan dilakukan untuk mendukung proses pengambilan
keputusan, berdasarkan analisis cost-benefit, untuk melihat keberlangsungan
bisnis atau perusahaan dalam hal ini adalah apotek. Studi kelayakan dilakukan
sebelum rencana bisnis dilaksanakan (saat membuat rencana pembuatan apotek)
dan pada saat pertimbangan pengambilan keputusan.
Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap studi kelayakan dalam
suatu usaha antara lain, yaitu:
 Pengusaha à untuk mengetahui apakah gagasan usaha layak
dilaksanakan
 Investor à untuk menganalisis apakah penanaman modal dapat
memberikan keuntungan
 Kreditor à mengkaji apakah proyek tersebut pantas diberikan kredit

B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan


Tahapan atau proses dalam membuat sebuah studi kelayakan pendirian
apotek, dapat terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap penemuan gagasan (ide), penelitian
lapangan, evaluasi data, pembuatan rencana dan pelaksanaan rencana kerja.

1. Penemuan suatu gagasan


Gagasan merupakan sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang ingin
sekali untuk dilaksanakan. Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan
dianalisis sebelum dilaksanakan adalah gagasan yang memenuhi beberapa
criteria diantaranya yaitu bahwa ide harus:
 Sesuai dengan visi organisasi
 Dapat menguntungkan organisasi
 Sesuai dengan kemampuan sumber dayanya yang dimiliki organisasi
 Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
 Aman untuk jangka panjang
2. Penelitian
Setelah gagasan disetujui, langkah berikutnya adalah melakukan penelitian
lapangan. Data-data yang dibutuhkan antara lain :
 Ilmiah : melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan
eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti :
- Nilai strategi sebuah lokasi
- Data kelas konsumen
- Peraturan yang berlaku di daerah tersebut
- Tingkat persaingan yang ada saat ini
 Non ilmiah yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang diperoleh
setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.

3. Evaluasi data
Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian dilapangan,
dapay dilakukan dengan cara yaitu:
A) Memperhatikan faktor yang berpengaruh, terdiri dari :
1) Eksternal faktor
 Tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman,
perkantoran)
 Tingkat keuntungan yang akan diperoleh, kondisi
keamanan.
 Peraturan tentang perkembangan tata kota (pelebaran jalan)
di tempat lokasi yang ditetapkan.
 Kondisi keamanan di sekitar lokasi yang ditetapkan.
2) Internal faktor
 Kemampuan keuangan
 Ketersediaan tenaga kerja
 Ketersediaan produk
 Kemampuan pengelolaan (manajemen)
B) Membuat usulan proyek (project appraisal), yang meliputi:
1) Pendahuluan, mengenai
 Latar belakang, munculnya gagasan.
 Tujuan
2) Analisis tekhnis mengenai :
 Peta lokasi dan lingkungan di sekitarnya
 Disain interior dan exterior
 Jenis produk:
3) Analisis pasar :
 Jenis pasar dan strategi persaingan yaitu gambaran
mengenai:
 Pasar monopoli
 Pasar oligopoli
 Pasar persaingan bebas
 Potensi pasar
 Jenis konsumen
 Daya tarik laba
 Target pasar (konsumen sasaran)
4) Analisis manajemen mengenai :
 Bentuk badan usaha
 Struktur organisasi
 Jenis pekerjaan
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja
 Program kerja
5) Analisis keuangan mengenai :
 Berapa jumlah investasi dan modal kerja mengenai:
 Berapa jumlah biaya investasi yang
dibutuhkan dan digunakan untuk keperluan apa saja?
 Berapa lama waktu pengembalian (payback
period)?
 Berapa besar tingkat pengembalian internal
yang aman (internal rate of return)?
 Aliran kas
 Bagaimana situasi aliran kasnya selama periode
investasi, apakah negatif atau positif?
 Langkah apa saja yang dilakukan bila aliran kasnya
selama periode investasi negatif?
 Sumber pendanaan
 Dari mana sumber biaya investasi diperoleh?
 Berapa besar tingkat efisiensinya dibanding sumber
lain?
 Jenis pinjamannya, jangka pendek atau jangka
panjang?

4. Pembuatan rencana
Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu (time
schedule) untuk memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas:
› Menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja
› Mengurus izin
› Membangun, merehabilitasi gedung
› Merekrut karyawan
› Menyiapkan barang dagangan, sarana pendukung
› Memulai operasional

5. Pelaksanaan rencana kerja


Dalam melakukan setiap jenis pekerjaan, dibuatkan suatu format yang
berisi mengenai:
› Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan
› Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi
› Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya

C. Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan


Aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan bila akan membuat
suatu usaha apotek, antara lain adalah:
 Management dan Staff
 Teknis
 Pasar
 Finansial
 Resiko Bisnis

1. Penilaian Aspek Manajemen dan Staff


Penilaian terhadap aspek manajemen operasional antara lain dapat
meliputi mengenai rencana :
1) Strategi Manajemen
Strategi manajemen yaitu : suatu strategi yang akan digunakan untuk
mengubah kondisi yang ada saat ini (current condition) menjadi kondisi
di saat yang akan (future condition) datang dalam suatu periode waktu
tertentu.
Strategi manajemen tersebut antara lain mengenai
 Visi : cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau pemiliknya.
 Misi : beban tugas utamanya.
 Strategi : siasat untuk mencapai tujuan.
 Program kerja : cara-cara untuk memperoleh sasaran.
 Standar prosedur operasional (SPO) : tata cara (langkah-langkah)
melaksanakan suatu kegiatan, yang berlaku sebagai peraturan.
2) Bentuk dan Tata Letak Bangunan
Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan, terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan yaitu
a) Bentuk bangunan, dapat menggambarkan
 Identity company image, untuk membentuk opini konsumen.
 Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun exterior, sesuai
dengan target konsumen yang akan dilayani.
 Kemudahan untuk dikembangkan.
b) Sistem tata letak (lay out) dapat memberi
 Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutasi
barang.
 Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk barang
otc/bebas).
c) Estetika, rapih,teratur dan tersusun dengan baik.
d) Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan
sifat barang, karena dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek
telah diatur oleh undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah
terpengaruh oleh berbagai macam keadaan.
3) Jenis Produk Yang Akan Dijual
Persediaan merupakan elemen penting dalarn perusahaan retail. seperti
diketahui dalam melakukan penilaian terhadap analisis produk yang akan
dijual berkaitan dengan beberapa hal yaitu :
 Target konsumen, bila target konsumennya yang menengah-atas, maka
barang yang dijual juga barang menengah-atas.
 Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen, umumnya
konsumennya yang menengah-atas meminta perhatian yang lebih dari
penjual. Oleh sebab itu lini dan jumlah itemnya terpenuhi agar
kelengkapannya terjaga.

2. Penilaian Aspek Teknis


1) Lokasi dan Lingkungan Di sekitarnya.
Arti strategis suatu lokasi adalah berkaitan dengan beberapa hal yang
menjadi pertimbangan yaitu meliputi:
 Jarak lokasi dengan supplier : relatif dekat dan mudah dicapai
 Jarak lokasi dengan domosili konsumennya relatif dekat dan mudah
dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi

Lokasi Strategis Dekat Dengan Konsumen


Lokasi Strategis Dekat Dengan Konsumen

Dekat Dengan Supplier


Dekat Dengan Supplier

Prospek Pasar Besar


Prospek Pasar Besar

Mudah Dikembangkan
Mudah Dikembangkan

Aman dan Nyaman


Aman dan Nyaman
Yang Diperhatikan Pada Kompetitor
Yang Diperhatikan Pada
Lokasi Apotik Kompetitor
Lokasi Apotik

Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan

Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk

Dekat Jalan/ searah arus pulang


Dekat Jalan/ searah arus pulang
kerja
kerja

Perkembangan daerah dan Tingkat


Perkembangan daerah dan Tingkat
pendidikan Masyarakat
pendidikan Masyarakat

 Bentuk dan luas lahan (bangunan) : mudah untuk mengembangkan usaha,


seperti praktek dokter, laboratorium klinik
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan fasilitas:
a. Menentukan tipe toko dan penyimpanan
b. Menentukan tempat dan ukuran penyimpanan yang cocok
 Menentukan tempat:
- Renovasi : paling cepat dan murah, bila telah memiliki
tempat
- Menyewa : cepat dan mengurangi kebutuhan modal, tapi
perlu mencari-cari tempat yang sesuai
- Membeli: cepat, tapi perlu mencari-cari
- Membangun gedung standar
- Membangun gedung yang disesuaikan dengan tujuan
 Alasan dilakukan penentuan ukuran:
- Untuk mendaftar lokasi & gedung yang sesuai
- Membuat desain yang realistis
- Mempersiapkan anggaran dana
c. Memilih metode dalam menentukan tempat dan pengaturan ruangan
e. Menentukan kerangka kerja (Job Description)
 Nyaman dan aman : daerahnya tidak jorok, tidak macet dan sempit dan
tingkat kriminalnya rendah (bukan daerah premanisme).
 Prospek pertumbuhan pasarnya relatif cepat dan besar : jumlah
konsumen dan daya beli (income perkapita) nya relatif tinggi.

2) Bentuk Badan Usaha


Bentuk badan usaha yang akan ditetapkan tentunya memiliki tujuan tertentu
misalnya :
 Koperasi untuk memperoleh fasilitas kemudahan dalam mengurus izin,
tetapi kurang mendapat perhatian dari kalangan konsumen, investor,
kreditor
 Persero (Pt) untuk memperoleh perhatian dari kalangan konsumen,
investor, kreditor tertentu, tetapi dalam mengurus izin dikenakan biaya
yang relatif mahal dibandingkan dengan koperasi.

3) Struktur Organisasi dan Staff


Tujuan pembentukan struktur organisasi untuk memberi gambaran
mengenai
 Jumlah jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab setiap pekerjaan
 Persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan
 Hirarkhi dalam pengambilan keputusan

Dalam struktur organisasi, besar-kecilnya bagan dan jumlah


pegawai yang dibutuhkan tegantung pada :
 Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaan banyak,
maka struktur diperbesar. Sebaliknya bila volume pekerjaan sedikit,
struktur dirampingkan, agar lebih efisien.
 Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya (the
right man on the right place) yang telah ditetapkan
Dalam mengelola sebuah apotek, perlu dilakukan cara mengelola
fungsi-fungsi manajemen dalam menyusun rencana kerja (planning) untuk
mencapai suatu tujuan. Karena untuk melaksanakan rencana kerja tidak
mungkin dilakukan oleh satu fungsi, maka organisasi (apotek) membagi-
bagi pekerjaan yang ada di apotek dengan tugas, wewenang, dan tanggung
jawab pada setiap fungsi. Masing-masing fungsi ini akan melaksanakan
rencana kerja sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang dicapainya.
1. PSA/Pemilik Saham
Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan
operasional dan program-program apotek terutama dalam hal penyediaan
modal.
2. Apoteker penanggung jawab apotek
APA berkoordinasi dengan pemilik saham dan apoteker
pendamping memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan apotek,
memiliki tugas melaksanakan tanggungjawab profesional kefarmasian
di apotek, yang mencakup :
 pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang
 Administrasi keuangan
 menerima resep dari pasien dan memberikannya secara langsung
disertai
 dengan pemberian informasi obat
 memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat, konsultasi,
edukasi
 monitoring penggunaan obat kepada pasien
 mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek
3. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas
APA apabila berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan
pemberian obat, memberikan layanan informasi, konseling, edukasi
dan monitoring obat serta mengontrol dan mengawasi kinerja
bawahannya.
4. Asisten Apoteker
Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker
pendamping dalam peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien,
bertanggung jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana
apotek
5. Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan operasional
apotek sehari-hari, termasuk kasir dan membantu delivery service ke
konsumen serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan
prasarana apotek

3. Penilaian Aspek Pasar


Kelayakan aspek pasar bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,
pada permintaan dan kapasitas penduduk di rencana pembangunan kawasan pada
kepemilikan unit apotek, serta melakukan analisis perbandingan dengan
kemampuan penyediaan kawasan.
Dalam menilai aspek pasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain,
a. Penentuan harga
Penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya operasional, biaya untuk
tenaga kerja, dan biaya peralatan usaha. Penghitungan ini dilakukan agar
pemilik apotek dapat memperhitungkan berapa pendapatan yang diinginkan
agar dapat mencapai break even point, yaitu suatu titik yang menggambarkan
bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh
keuntungan ataupun kerugian.
Penentuan harga jual ini sangat sulit dilakukan karena harus
memperhatikan jumlah keuntungan yang ingin didapat dengan adanya
kompetitor dan kepuasan pelanggan. Bila suatu apotek menjual obat dengan
harga jual yang rendah, keuntungan yang diperoleh apotek tersebut menjadi
lebih kecil. Bila suatu apotek menjual obat dengan harga jual yang tinggi,
keuntungan yang diperoleh apotek menjadi lebih besar, tetapi ada
kemungkinan pelanggan tidak kembali ke apotek tersebut dan beralih ke
apotek lain. Oleh karena itu, dalam menentukan harga jual obat di apotek
harus memperhatikan hal-hal berikut,
 Harga harus menutupi biaya agar tidak terjadi kerugian
 Harga harus dievaluasi dan disesuaikan terus-menerus

Faktor-faktor yang menentukan harga jual antara lain,


 Biaya pembelian
Biaya pembelian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli
produk yang akan dijual, termasuk biaya transportasi.
 Biaya operasional
Biaya operasional meliputi gaji karyawan dan biaya untuk listrik air, dan
lain sebagainya.
 Modal
Modal merupakan biaya yang diperlukan untuk memperoleh peralatan
untuk memulai dan mempertahankan kegiatan operasional

Penentuan harga (pricing) terbagi dalam lima tipe, yaitu


1. Berdasarkan proyeksi penjualan
Perkiraan jumlah barang atau jasa yang diharapkan terjual selama 5 tahun
pertama
2. Cost plus pricing
Penentuan harga dengan memperhitungkan total biaya yang dikeluarkan
ditambah dengan laba yang diinginkan. Biaya tersebut meliputi, harga beli
produk, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.
3. Competitive pricing
Penentuan harga mendekati harga di pasaran. Jika harga jual tidak dapat
menutupi modal, maka penentuan harga dengan cara ini menjadi tidak
layak.
4. Mark-up pricing
Penentuan harga berdasarkan patokan harga beli produk
5. Value-based pricing
Penentuan harga berdasarkan jumlah uang yang dapat dihemat oleh
konsumen.

b. Bentuk pasar
Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat berupa:
- Persaingan sempurna :
 Jumlah penjual dan konsumennya tidak terbatas
 Harganya ditentukan oleh jumlah penawaran (supply) dan jumlah
permintaan (demand).
 Tidak ada hambatan masuk (entry barrier)
Contoh : pasar industri, sembako, buah

- Persaingan monopolistis
 Jumlah penjual dan konsumennya banyak
 Harga ditentukan oleh promosi
 Tidak ada entry barrier
Contoh : pasar industri, restaurant, salon

- Monopoli, yaitu :
 Hanya ada satu penjual, tidak ada pesaing.
 Mempunyai posisi tawar yang dominant, sehingga dapat bertindak
sebagai penentu harga (price maker).
 Entry barriernya tinggi.
Contoh : PLN, Telkom

- Oligopoli, yaitu :
 Penjualnya sedikit
 Harga ditentukan oleh kualitas produk, service, promosi
 Entry barriernya tinggi
Contoh : pasar industri otomotif, hand phone

Bentuk pasar yang dihadapi apotek adalah persaingan sempurna,


dimana jumlah penjual dan konsumen tidak terbatas, harga ditentukan oleh
jumlah penawaran (supply) dan jumlah permintaan (demand), dan tidak ada
hambatan masuk (entry barrier).
c. Potensi pasar (potensial market)
Potensi pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki
uang dan keinginan untuk membelanjakannya (dikuantumkan dalam suatu
mata uang). Cara mengukur potensi pasar (Q) antara lain dapat dilakukan
dengan mengalikan jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).

d. Target pasar (target market)


Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau
yang akan menjadi sasaran pemasaran. Target pasar dapat dibagi menjadi 3
golongan, yaitu :
 Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya tunai, jumlah
pembeliannya kecil, seperti anggota masyarakat.
 Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu instansi), umumnya
kredit, jumlah pembeliannya besar, seperti PLN.
 Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli barang atau jasa untuk
dijual kembali, seperti grosir, dokter dispensing.

Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi


penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan
eksterior gedung, performance karyawan, dan kualitas pelayanan.
Target pasar juga termasuk target konsumen dan target jumlah dan jenis
produk kebutuhan konsumen. Misalkan target konsumen untuk sebuah apotek
adalah kalangan menengah ke atas, maka barang yang dijual sebagian besar
adalah barang untuk kalangan menengah ke atas dengan jumlah yang lengkap
dan pelayanan yang baik.

D. Penilaian Aspek Keuangan


Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan dapat meliputi penilaian terhadap:
1. Sumber pendanaan (financing) untuk investasi
a. Kegunaan
 Dana untuk kebutuhan membeli aktiva tetap, seperti tanah,
bangunan, peralatan interior (komputer, meja, rak obat, kursi
pasien), dan eksterior (billboard).
 Dana untuk kebutuhan modal kerja (untuk aktiva lancar yaitu
kas, rekening di bank, membeli barang dagangan, seperti obat-
obatan dan alat kesehatan).
b. Sumber Dana
Pertimbangan dalam memilih sumber dana adalah biaya yang paling
rendah (efisien) dengan masa tenggang pengembalian yang lebih lama
dibandingkan dengan payback periode proyeknya.
Beberapa sumber dana yang dapat dipergunakan ialah:
 Modal pemilik perusahaan (modal disetor)
 Bank (kreditor)
 Investor, didapat dari hasil penerbitan saham atau obligasi
 Lembaga non-bank atau leasing (dana pensiun)

2. Perhitungan aliran kas (cash flow) yang akan diperoleh selama investasi
Penilaian analisis keuangan
Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan suatu proyek
dapat dilakukan denan beberapa metode analisis.
a. Metode Analisis Payback Period (PP)
Payback Period adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup
kembali biaya investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran
kas (laba bersih) yang akan diterima.

Rumus

Indikatornya adalah:
 Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maksimum PP yang ditetapkan,
maka proyek tersebut layak dilaksanakan
 Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maksimum yang
ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan
 Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum yang ditetapkan, maka
proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.

Kelemahan:
Nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak di-sekarangkan
(Net Present Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang
investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

b. Metode Analisis Return on Investment (ROI)


Analisis Return on Investment ialah pengukuran besaran tingkat return (%)
yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan
jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai investasi.

Rumus:

Indikatornya ialah:
 Bila ROI yang diperoleh > bunga pinjaman, maka proyek dikatakan
layak dilaksanakan.
 Bila ROI yang diperoleh < bunga pinjaman, maka proyek dikatakan
tidak layak dilaksanakan.
 Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek dikatakan
boleh dilaksanakan boleh juga tidak.

Kelemahan
Jumlah laba yang akan diterima, nilainya tidak di-sekarangkan (Net Present
Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi yang
dikeluarkan pada saat sekarang.

c. Metode Analisis NPV (arus kas yang akan diterima)


Analisis NPV adalah analisis untuk mengetahui apakah nilai arus kas yang
akan diterima selama periode investasi (NPV2) lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.
Rumus

Indikatornya ialah:
 Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga
pinjaman hasil Δ-nya positif, maka proyek tersebut layak
dilaksanakan.
 Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga
pinjaman hasil Δ-nya negatif, maka proyek tersebut tidak layak
dilaksanakan.
 Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga
pinjaman hasil Δ-nya = 0, maka proyek tersebut boleh dilaksanakan
boleh juga tidak.

d. Metode Analisis Internal Rate of Return (IRR)


Analisis Internal Rate of Return adalah pengukuran besaran discount factor
(tingkat suku bunga) yang diperoleh dengan cara men-sekarang-kan
(presentate) aliran kas yang akan diterima selama periode investasi.
Nilai IRR harus lebih besar dari tingkat suku bunga pasar (market rate)
karena investasi mempunyai banyak risiko seperti:
 Risiko investasi gedung
 Risiko investasi mesin
 Risiko investasi kendaraan
Metode untuk mencari IRR dari arus kas yang akan diterima selama periode
investasi yaitu dengan cara menggunakan metode trial and error.

Langkah-langkah analisis IRR


 Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan diterima
selama periode investasi dengan discount factor (df1) yang sama
dengan suku bunga pinjaman, lalu hitung NPV2 dikurangi dengan
NPV1 (nilai investasi yang dikeluarkan sekarang) = Δ.
 Bila dengan discount factor (df1) yang sama dengan suku bunga
pinjaman mendaparkan hasil Δ1 (NPV2-NPV1) = negatif, maka trial
yang kedua dihentikan dan proyek dinyatakan tidak layak. Karena
dengan (df1) saja nilai Δ1 sudah negatif.
 Bila dengan discount factor (df1) yang sama dengan suku bunga
pinjaman hasil Δ1 (NPV2-NPV1) = positif, maka NPV2 nya dihitung
kembali dengan discount factor yang lebih besar (df2) sampai
memperoleh nilai Δ2 (NPV2-NPV1) yang paling mendekati 0 (+)
atau (-).
 Bila dengan menggunakan discount factor yang lebih besar dari suku
bunga yang ke-n telah memperoleh hasil Δ2 paling mendekati 0,
maka itulah (df2) yang paling maksimal. Karena apabila angka
discount factorya diperbesar maka nilai Δ2 akan negatif.
 Kemudian mencari IRRnya

Rumus:

e. Analisis Break Even Point (BEP)


BEP ialah titik yang menggambarkan bahwa keadaan kinerja apotek
berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak
memperoleh kerugian.

BEP terjadi bila TR = TC


TR = Total pendapatan (total revenue)
TC = Total biaya, terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

TR = P x Q
TR = jumlah penjualan (total revenue)
P = harga (price)
Q = jumlah unit barang (quantity)

TC = VC + FC
TC = Total biaya (total cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
FC = biaya tetap (fix cost)
Laba = TR –TC
Laba = Keuntungan (profit)

Kegunaan BEP ialah untuk mengetahui batas penjualan dimana apotek


memperoleh laba atau kerugian.
Fungsi analisis BEP ialah untuk merencanakan jumlah:
 Penjualan, di mana dapat diketahui pada tingkat penjualan berapa
laba dapat menutup biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan
apotek.
 Laba dan rugi, di mana dapat diketahui berapa jumlah keuntungan
atau kerugian yang akan diperoleh apotek ketika jumlah penjualan
dan jumlah biaya mencapai tingkat tertentu.

Rumus untuk menghitung break even point (BEP) adalah:

Keterangan:
FC = Fixed cost (biaya tetap)
VC = Variable cost (biaya variabel)
TR = Total revenue (pendapatan)

RISIKO BISNIS
Penjelasan mengenai resiko yang dihadapi dan akan dihadapi oleh apotek (analisis
SWOT), meliputi:
 karakteristik internal
 keunikan
 penanaman modal
 ramalan ekonomi
 perubahan regulasi
 perkembangan teknologi
E. Contoh Studi Kelayakan
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN
APOTEK 65 FARMA
Jln. Jend. Ahmad Yani no.168 Bandung

 Tujuan
Memberikan pelayanan dan informasi obat pada masyarakat dan
sekitarnya.

 Pemilihan Lokasi
Lokasi berada di Jln.Jend. Ahmad Yani no.168 Bandung. Lokasi ini
merupakan tempat yang strategis dan potensial sebagai tempat usaha, karena
300m dari lokasi terdapat RS Santo Yusuf dan terdapat 2 apotek yang berada
1km dan 500m dari lokasi apotek yang akan kita bangun. Lokasi ini juga
berada 200m dari perumahan dan pemukiman penduduk.

 Aspek Pemasaran
1. Observasi Lokasi
 Data apotek lain: apotek Sehat dan apotek Damai jarak 1 km
dan 500m dari apotek.
 Data RS: output resep RS Santo Yusuf diperkirakan ± 300
lembar/ hari.
 Data penduduk: pemukiman penduduk dengan 750 KK.
2. Estimasi jumlah resep dan penjualan tunai yang dapat diserap
apotek
 RS
Estimasi apotek memperoleh 10% dari total resep yang
dikeluarkan oleh RS, maka jumlah resep yang diterima apotek:
10% x 300lbr/ hr = 30lbr/ hr
30lbr/ hr x 26 hr = 780lbr/ bln
 Penjualan tunai
Asumsi dari 750 KK yang terdapat di sekitar apotek terdiri
dari 4 orang, sehingga jumlah penduduk = 3000 jiwa. Yang
berobat tanpa resep dokter dan membeli obat di apotek adalah
30% x 3000 jiwa/ bln = 900 jiwa/ bln = 34 jiwa/ hr.

3. Studi kelayakan pendirian apotek


a. MODAL

 Modal Tetap
Sarana fisik : tanah dan bangunan dengan luas
bangunan 4 x 7 m (1 lantai)
Harga : Rp 200.000.000,-
 Sarana penunjang
Rak kaca etalase kecil : Rp 3.000.000,-
Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000,
Meja kerja : Rp 500.000,-
Meja racik : Rp 300.000,-
Lemari narkotik : Rp 500.000,-
Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-
Peralatan administrasi : Rp 500.000,-
Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-
Telepon : Rp 500.000,-
Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-
Kulkas : Rp 1.500.000,-
Kipas angin : Rp 200.000,-
Plank nama apotek +
buku wajib farmasi : Rp 500.000,-
TOTAL : Rp 18.000.000,-

Modal operasional (modal tetap) : Rp 54.800.000,-

Modal total = (modal tetap + sarana penunjang +


modal operasional)
= Rp 200.000.000,- + 18.000.000,- + 54.800.000,-
= Rp 272.800.000,-

b. Tenaga Personalia dan Biaya Pengelolaan


 Biaya Personalia pertahun
Biaya & jumlah Apoteker Asisten apoteker Administrasi

Jumlah 1 2 2

Gaji/ bulan (Rp) 1.500.000,- 1.200.000,- 1.000.000,-

Gaji/tahun (Rp) 18.000.000,- 14.400.000,- 12.000.000,-

THR (Rp) 1.500.000,- 1.200.000,- 1.000.000,-

TOTAL (Rp) 19.500.000,- 16.800.000,- 14.000.000,-

 Biaya pengelolaan per tahun


o Biaya listrik, air dan
telepon : : Rp 1.500.000,-
o Pajak bangunan : Rp 2.000.000,-
o Lain-lain : Rp 1.000.000,-
o TOTAL : Rp 4.500.000,-

 Biata tetap
o Pengeluaran gaji pegawai :Rp 50.300.000,-
o Biaya pengelolaan
Pertahun :Rp 4.500.000,-
o TOTAL : Rp 54.800.000,-
c. Perolehan Omset per Tahun
 Penjualan
› Resep
Jumlah resep /hari : 30 lembar
Jumlah resep /bulan : 780 lembar
Jumlah resep /tahun : 9360 lembar
Harga rata-rata resep : Rp. 50.000,-
Jumlah Penjualan /tahun : Rp. 468.000.000,-

› Obat bebas
Harga penjulan /hari : Rp. 450.000,-
Harga penjulan /bulan : Rp. 11.700.000,-
Harga penjulan /tahun : Rp. 140.400.000,-
TOTAL PENJUALAN : Rp. 608.400.000,-

d. Perkiraan Laba Rugi Tahun Pertama

Omset penjualan resep : Rp. 468.000.000,-


Omset penjualan obat bebas : Rp. 140.400.000,-
TOTAL PENJUALAN : Rp. 608.400.000,-

Penjualan Resep : 77% x 1,3 (dari R/ 30%) = 1,00


Penjualan Obat Bebas :23% x 1,1 (dr obat bebas 10%) = 0,25
Indeks Penjualan 1,25
Laba kotor : 0,25 x 100%
1,25
: 20%
: 20% x Rp 608.400.000,-
: Rp. 121.680.000
Biaya Tetap : Rp. 54.800.000
Pajak 10% : Rp. 12.168.000 -
Laba Netto (laba bersih) : Rp. 54.712.000,-
Pay Back Periode (PP)

= Rp 272.800.000,- x 1 tahun
Rp. 54.712.000,-
= 5 tahun
ROI (% untuk 1 tahun)

= Rp. 54.712.000,- x 100%


Rp 272.800.000,-
= 20,06 %

Break Event Point (BEP)


 Aliran Kas Masuk
= Laba netto + Biaya tetap
= Rp. 54.712.000,- + Rp. 54.800.000,-
= Rp. 109.512.000.
 BEP per tahun
BEP = 1 x Biaya tetap
[1- (Biaya variabel / Pendapatan]
= 1 x 54.800.000
[1 - (1 /1,24]
= Rp. 288.421.052

= 77% x BEP
= 77% x Rp. 288.421.052
= Rp. 222.084.210/tahun → :12
= Rp. 18.507.017/bulan → :25
= Rp. 740.281/hari → : Rp.50.000/resep
= 15 resep
Daftar Pustaka
1. Umar, M.. Manajemen Apotek Praktis
Cetakan Ke-3. Wira Putra Kencana. 2009
2. Rofiya, Naiti. (2008). Laporan Praktek Kerja
Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma Medan. Medan :
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai