Anda di halaman 1dari 14

a

Pengendali Tegangan Bolak-balik


(AC-AC Controller) Lanjut

ELEKTRONIKA DAYA

Penulis
aswardi@ft.unp.ac.id
aswardimt@yahoo.com
http://www.aswadiwordpress.com

Lisensi Dokumen
Copyright © 2009 elearning- ft.unp.ac.id
Seluruh dokumen di e-learning FT UNP Padang dapat digunakan secara bebas oleh mahasiswa
peserta e-learning untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak
diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari penulis
naskah dan admin e-learning FT UNP Padang.

A. Objektif

Setelah pelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan prinsip kerja dari pengendali tegangan 3 fasa satu arah sebagai penghasil
tegangan ac variable
2. Menggambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran pengendali tegangan 3
fasa satu arah .
3. Mendeskripsikan penerapan Thyristor pada proses pengendalian tegangan keluaran
pengendali tegangan 3 fasa satu arah.
4. Menganalisis dan mengevaluasi unjuk kerja pengendali tegangan 3 fasa satu arah .

B. Pendahuluan

Setiap jenis pengendali tegangan bolak-balik 3 fasa dapat dikategorikan menjadi:


1. Pengendali tegangan 3 fasa satu arah (one directional ac-ac converter)
2. Pengendali tegangan 3 fasa dua arah (two directional ac-ac converter)

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 1
a

Penerapan pengendali tegangan ac (Applications of ac Voltage Controllers)

Pengendali tegangan bolak balik 3 fasa untuk digunakan untuk keperluan:


1. Pengaturan pencahayaan pada rangkaian daya bolak-balik.
2. Sistem pemanasan dengan prinsip induksi (Induction heating.)
3. Sistem pemanasa pada industri dan rumah tangga (Industrial heating & Domestic
heating).
4. Pengubah tap pada transformator tenaga (Transformer tap changing (on load
transformer tap changing).
5. Pengendali kecepatan motor induksi (single phase and poly phase ac induction
motor control).
6. Pengendali sistem kemagnitan dengan suplai ac (AC magnet controls.)

C. Pengendali Tegangan ac 2 Arah (Full Wave ac Voltage Controller)

Rangkaian daya Pengendali tegangan ac 2 arah menggunakan 2 buah


komponen pensakelaran thyristor dengan konfigurasi anti paralel, atau menggunakan
1 buah Triacs. Arus bolak-balik dari sumber akan mengalir pada sisi beban setiap ½
siklus dari periode tegangan sumber. Nilai rms dari tegangan beban dapat divariasikan
dengan cara menvariasikan besarnya sudut perlambatan penyalaan thyristor 'a ' . Oleh
karena tegangan dan arus suplai merupakan arus bolak-balik dengan gelombang
simetris, maka tidak terdapat komponen dc dari arus masukan, berarti juga arus suplai
rata-rata adalah nol. Konfigurasi pengendali tegangan ac 1 fasa dengan beban resistif
diperlihatkan pada gambar 1. Pengaturan besarnya daya yang mengalir/ yang diserap
pada sisi beban dapat dilakukan dengan cara mengatur besarnya sudut perlambatan
penyalaan 'a ' dari ke dua thyrostor. Pengendali tegangan ac seperti pada gambar 1
dapat disebut juga dengan pengendalian tegangan 2 arah.

Gambar 1. Rangkaian Daya Pengendali Tegangan ac 1 Fasa


Dengan komponen pensakelaran Thyristor.

Thyristor T1 akan mengalami tegangan arah maju selama ½ siklus dari


tegangan suplai. Thyristor T1 dinyalakan dengan sudut perlambatan penyalaan 'a '
( 0 �a �p radians ) . Dengan asumsi bahwa kondisi aktif (ON) thyristor T1 sebagai
sebuah sakelar ideal, tegangan suplai akan sampai pada terminal beban RL dan

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 2
a

tegangan keluaran vO = vS selama waktu w t = a sampai p radian. Arus beban akan


mengalir melalui thyristor T1 terus ke beban dan kembali lagi ke sumber selama
thyristor T1 konduksi dari w t = a sampai dengan p radian.
Pada saat w t = p , bilamana tegangan input tepat berada sama dengan nol,
arus thyristor (yang mengalir melalui beban resistor R) juga akan menuju nol, dan
menyebabkan thyristor T1 akan padam secara alami. Pada saat ini tidak ada arus
mengalir dalam rangkaian selama periode waktu w t = p sampai dengan ( p + a ) .
Thyristor T2 akan mengalami tegangan arah maju selama siklus negatif dari tegangan
suplai. Thyristor T2 dinyalakan dengan sudut ( p + a ) , dan tegangan keluaran akan
mengalir selama ½ siklus negatif dari tegangan sumber.dari w t = ( p + a ) sampai 2p .
Bilamana thyristor T2 konduksi arus beban negatif akan mengalir dari sumber
menuju thyristor T2 , dan terus ke beban untuk seterusnya kembali ke sumber selama
periode waktu w t = ( p + a ) sampai dengan 2p .
Interval waktu (spacing) antara pemberian pulsa triger untuk thyristor T1 dan
T2 dijaga on selama selang waktu p radian atau 1800. Pada saat w t = 2p tegangan
suplai berubah menuju nol, dan menyebabkan tidak arus mengalir dari sumber menuju
ke beban. Keadaan ini sekaligus menyebabkan thyristor T2 akan berada dalam
keadaan of (off state).

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 3
a

(a)

(b)
Gambar 2. Pengubah tegangan a suplai menggunakan Triacs

Fig: bentuk Gelombang tegangan dan arus keluaran Pengendali Tegangan 2


arah.

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 4
a

Persamaan penting
Tegangan sumber
vS = Vm sin w t = 2VS sin w t ;

Tegangan jepit pada beban resistor RL ;


vO = vL = Vm sin w t ;
for w t = a to p and w t = ( p + a ) to 2p

Arus beban
vO Vm sin w t
iO = = = I m sin w t ;
RL RL
for w t = a to p and w t = ( p + a ) to 2p

D. Penentuan Persamaan Tegangan Efektif pada beban

Persamaan tegangan efektif pada beban diperoleh dengan menggunakan


persamaan:
2p
1
VO2( RMS ) = V 2 L( RMS ) = � vL 2 d ( w t ) ;
2p 0
Persamaan tegangan keluaran pengendali 1 fasa 2 arah diperoleh dengan
asumsi bahwa bentuk sinyal ac masukan merupakan gelombang simetris untuk satu
periode. Dengan asumsi bahwa gelombang tegangan simetris, maka perhitungan dapat
dilakukan untuk ½ siklus. Dengan demikian persamaan tegangan keluaran rms dapat
diperoleh dengan cara:
p
1
V 2 L( RMS ) = � Vm 2 sin 2 w t.dw t
p 0
2p
1
V 2
L ( RMS )
= v .d ( w t )

2
;
2p
L
0

vL = vO = Vm sin w t ; (untuk wt = a sampai p dan wt = ( p + a ) sampai 2p

Diperoleh:
p 2p
1 � �
( ) ( ) ( ) ( )
2 2
VL2( RMS ) = �
� V sin w t d w t + � V sin w t d w t �
2p �
m m
a p +a �

1 � 2p 2 2p

= �m �
V sin w t .d ( ) m �sin 2 w t.d ( wt ) �
w t + V 2

2p � a p +a �

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 5
a

p 2p
Vm 2 � 1 - cos 2w t 1 - cos 2w t �
= �
� d ( w t ) + � d ( wt ) �
2p � a 2 p +a 2 �

p p 2p 2p
Vm 2 � �
= �
� d ( w t ) - � cos 2w t .d ( w t ) + � d ( w t ) - � cos 2w t.d ( wt ) �
2p �2 �
a a p +a p +a �

p 2p
Vm 2 � sin 2w t �p �
� sin 2w t �2p �
= ( wt )
� + ( wt ) -� - �
4p � a p +a � 2 � �a �� 2 � �p +a �

Vm 2 � 1 1
= ( p - a ) + ( p - a ) - ( sin 2p - sin 2a ) - ( sin 4p - sin 2 ( p + a ) ) �
� �
4p � 2 2 �

Vm 2 � 1 1 �
= 2 ( p - a ) - ( 0 - sin 2a ) - ( 0 - sin 2 ( p + a ) ) �

4p � 2 2 �

Vm 2 � sin 2a sin 2 ( p + a ) �
= 2( p -a ) +
� + �
4p � 2 2 �

Vm 2 � sin 2a sin ( 2p + 2a ) �
= 2 ( p -a ) +
� + �
4p � 2 2 �

Vm 2 � sin 2a 1 �
= 2 ( p -a ) +
� + ( sin 2p .cos 2a + cos 2p .sin 2a ) �
4p � 2 2 �

sin 2p = 0 & cos 2p = 1

Oleh karena

Vm 2 � sin 2a sin 2a �
VL2( RMS ) = 2 ( p -a ) +
� +
4p � 2 2 � �

Vm 2
= 2 ( p - a ) + sin 2a �

4p � �

Vm 2
V 2 L( RMS ) = ( 2p - 2a ) + sin 2a �

4p � �

Dengan mengambil nilai akar kuadrad,diperoleh:

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 6
a

Vm
VL( RMS ) = ( 2p - 2a ) + sin 2a �

� �
2 p

Vm
VL( RMS ) = ( 2p - 2a ) + sin 2a �

� �
2 2p

Vm 1
VL( RMS ) = ( 2p - 2a ) + sin 2a �

2 2p � �

Vm 1 �� sin 2a ��
VL( RMS ) = 2�
� ( p -a ) + ��
2 2p � � 2 �

Vm 1 � sin 2a �
VL( RMS ) = ( p -a ) +

2 p� 2 � �

1� sin 2a �
VL( RMS ) = Vi ( RMS ) ( p -a ) +

p� 2 � �

1� sin 2a �
VL( RMS ) = VS ( p -a ) +

p� 2 � �

Nilai rms maksimum pada beban diperoleh pada waktu sudut a = 0 , ini berarti
bahwa tegangan beban merupakan tegangan sinus dan persis sama dengan tegangan
Vm
sumber dan mempunyai nilai efektif sebesar = , perhatikan uraian di bawah ini
2
.
V 1� sin 2 �0 �
VL( RMS ) = m ( p - 0) +

a =0 2 p� 2 � �

Vm 1 � 0
VL( RMS ) = (p ) + �

a =0 2 p� 2��

Vm
VL( RMS ) = = Vi ( RMS ) = VS (4)
a =0 2

Pembahasan di atas juga menunjukkan bahwa nilai maksimum tegangan rms


pada beban terjadi pada sudut triger a = 0 dan akan minimum (0 volt) pada sudut
triger a = p .

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 7
a

E. Karakteristik Pengaturan Pengendali Tegangan ac 1 fasa 2 Arah


Kurva karakteristik pengendalian dari pengendali tegangan 1 fasa 2 arah
dengan beban resistif dapat ditentukan dengan mengambarkan tegangan VO( RMS )
versus sudut perlambatan penyalaan ( a ).

1� sin 2a �
VO( RMS ) = VS ( p -a ) +
� ;
p� 2 � �

Dengan
V
VS = m = Nilai rms tegangan suplai
2

Tabel 1. Hasil perhitungan Vo(rms) versus sudut triger a

Trigger angle a Trigger angle a VO( RMS ) %


in degrees in radians
0 0 VS 100% VS
300 p
6 (; 1p)6
0.985477 VS 98.54% VS

600 p
3 (
; 2p )
6
0.896938 VS 89.69% VS

900 p
2 (; 3p)6
0.7071 VS 70.7% VS

1200 2p
3 (
; 4p )
6
0.44215 VS 44.21% VS

1500 5p
6 (
; 5p )6
0.1698 VS 16.98% VS

1800 p (
; 6p )6
0 VS 0 VS

Berdasarkan data hasil perhitungan seperti pada tabel 1 di atas diperoleh kurva
karakteristik pengaturan dari pengendali tegangan ac 1 fasa 2 arah seperti gambar
berikut.

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 8
a

V O (R M S )
V S

0 .6 V S

0 .2 V S

0 60 120 180
T r ig g e r a n g le a in d e g r e e s

Gambar 2. Kurva Vo(rms) versus sudut triger a


Berdasarkan gambar di atas diperoleh bahwa nilai rms tegangan keluaran/
tegangan ac pada sisi beban dapat divariasikan dari maksimum 100% VS pada a = 0
sampai ‘0’ volt pada a = 1800 . Jadi diperoleh range pengaturan yang cukup lebar
dengan menggunakan pengendali tegangan 1 fasa 2 arah pengendalian.

Tugas latihan
Diberikan rangkaian pengendali tegangan ac seperti gambar berikut

D1 D3
+
T1

D4 D2
AC
S u p p ly RL

Dengan menggunakan prinsip pembahasan sebelumnya, saudara diminta untuk


menjelaskan prinsip kerja rangkaian berikut ini. Pahami cara kerja rangkaian dan
bandingkan bentuk sinyal keluaran pada sisi beban dengan pengendali tegangan ac 1
fasa 2 arah. Jawaban juga dikirimkan ke pembina mata kuliah bersamaan dengan
jawaban soal pada modul ini.

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 9
a

E. Soal Latihan

1. Pengendali tegangan ac 1 fasa 2 arah mempunyai tegangan masukan efektif 120 V


dan beban resistif 6 ohm. Besarnya sudut perlambatan penyalaan thyristor p 2 .
Tentukan:
a. Tegangan efektif keluaran (volt).
b. Daya keluaran (Watt)
c. Faktor Kerja Masukan
d. Arus thyristor rata-rata dan efektif.

Penyelesaian:
p
a = = 900 , VS = 120 V, R = 6W
2

Besarnya tegangan efektif keluaran


1
�1 � sin 2a �
�2
VO = VS � �p -a + �

�p� 2 � �

1
�1 � p sin180 �
�2
VO = 120 � �p- + �

�p� 2 2 � �

VO = 84.85 Volts

Arus efektif keluaran

VO 84.85
IO = = = 14.14 A
R 6

Daya Beban

PO = I O2 �R
PO = ( 14.14 ) �6 = 1200 watts
2

Arus masukan sama besar dengan arus beban.

Jadi I S = I O = 14.14 Amps


Daya masukan (VA) = VS I S = 120 �14.14 = 1696.8 VA

Jadi
Daya beban 1200
Faktor Kerja Masukan = VA Input = = 0.707 ( tertinggal ) .
1696.8

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 10
a

Setiap thyristor konduksi hanya setengah siklus, dengan demikian diperoleh:

Arus thyristor rata-rata IT ( Avg )


p
1
Vm sin w t.d ( w t )
2p R a�
IT ( Avg ) =

Vm
= ( 1 + cos a ) ; Vm = 2VS
2p R

2 �120
= [ 1 + cos 90] = 4.5 A
2p �6

Arus thyristor efektif IT ( RMS )

p
1 Vm2 sin 2 w t
d ( wt )
2p a� R 2
IT ( RMS ) =

Vm2 p ( 1 - cos 2w t )
d ( wt )
2p R 2 a� 2
=

1
V �1 � sin 2a �
�2
= m ��p -a + �

p�
2R � 2 � �

1
2VS �1 � sin 2a �
�2
= p - a +
2R �
�p�� 2 �


1
2 �120 �1 � p sin180 �
�2
= � p- +
� �
� = 10 Amps
2 �6 � p� 2 2 � �

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 11
a

2. Pengendali tegangan ac 1 fasa 1 arah menggunakan 1 buah thyrisor dan 1 buah


dioda yang terpasanga secara antiparalel dan terhubung pada beban pemanas
(heater) 1 kW, 230 V. Tentukan daya beban untuk sudut penyalaan thyristor

sebesar 450.

Penyelesaian:
p
a = 450 =, VS = 230 V ; PO = 1KW = 1000W
4
Pada tegangan suplai standard 230V, daya disipasi pemanas 1KW .

Jadi
VO �VO VO2
PO = VO �IO = =
R R

Tahanan pada pemanas


VO2 ( 230 )
2

R= = = 52.9W
PO 1000

Tegangan rms keluaran


1
�1 � sin 2a �
�2
; untuk sudut penyalaan a = 450
VO = VS � �2p - a + �

�2p � 2 � �

1
�1 � p sin 90 �
�2
VO = 230 � 2p
� - + �
� = 224.7157 Volts
�2p � 4 2 � �

Besarnya arus efektif keluaran

VO 224.9
IO = = = 4.2479 Amps
R 52.9

Daya beban
PO = I O2 �R = ( 4.25) �52.9 = 954.56 Watts
2

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 12
a

F. EVALUASI
1. Tentukan besarnya arus rata-rata dan arus efektif yang mengalir melalui beban
pemanas dari rangkaian pada gambar. Sudut penyalaan kedua SCR adalah 450.

SC R 1 io
+

1 - 1 kW ,220V
220V SC R 2
h e a te r
ac

2. Suatu pengendali tegangan 1 fasa digunakan untuk mengontrol aliran daya dari
sebuah sumber tegangan sebesar 220 V, 50 Hz ke beban yang terdiri dari R = 4 W
dan wL = 6 W.. Hitung:
a. Range sudut pengendalian
b. Arus rms beban maksimum
c. Faktor kerja maksimum
d. Arus thyristor rms maksimum.

3. Anda diminta untuk menemukan 2 buah contoh soal mengenai regulator tegangan
ac berikut dengan jawabannya. Contoh soal dapat anda peroleh dari buku teks,
learning material, dst. Berikan tanggapan anda tentang contoh soal tersebut,
misalnya berkaitan dengan ketuntasan dan kejelasan pembahasan, tingkat
kesukaran dsb.
Catatan: Tugas ini harus Saudara dikerjakan masing-masing. Jawabannya dikirim
lewat email dengan alamat seperti yang tertera pada modul ini dan telah sampai pada
Dosen Pembimbing paling lambat 2 minggu terhitung dari tanggal modul ini Saudara
download. Harap sertakan keterangan tanggal Saudara men download modul ini.
Penilaian jawaban modul ini akan memperhitungkan jawaban yang masuk tepat pada
waktunya

H. PENUTUP

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 13
a

Pembahasan yang telah dilakukan pada bagian ini telah menyelesaikan materi
mengenai regulator tegangan 1 fasa dengan pengendalian 1 arah dan pengendalian 2
arah. Pemahaman tentang cara kerja, menggambarkan rangkaian daya dan gelombang
arus masukan dan keluaran serta menggunakan rumus-rumus singkat (rumus akhir
dari setiap pembahasan) tetap merupakan fokus dari materi ini. Agar pemahaman
Saudara lebih mantap, coba Saudara kerjakan lagi soal yang ada tanpa melihat modul
ini. Saudara dipastikan telah dapat memahami materi dalam modul ini dengan baik,
jika Saudara dapat mengerjakannya tanpa melihat catatan,.

I. Daftar Pustaka
1. Cyril W. Lander (1981), Power Electronics
2. DA Badley (1995), Power Electronics
3. PC. Sen (1985). Principles of Electrical Machines and Power Electronics.
4. Mohan (1989), Power Electronics, Converter Application and Design.

J. Biografi Penulis

Aswardi, lahir di Bukit Tinggi 21 Februari 1959. Menamatkan


pendidikan pada jenjang strata 1 (S1) pada Fakultas pendidikan Teknologi
dan Kejuruan (FPTK) IKIP Padang tahun 1983. Melanjutkan pendidikan
pada jenjang Magister Teknik (S2) pada tahun 1996 di Institut Teknologi
Bandung dan selesai pada tahun 1999 pada bidang Mesin-mesin Listrik dan
Elektronika Daya. Meminati dan menekuni penelitian bidang Mesin listrik
dan Elektronika Daya, serta Electric Drive

http://elearning-ft.unp.ac.id/ 14

Anda mungkin juga menyukai