Hal 1-3 PDF
Hal 1-3 PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi bahan organik Petroganik yang paling efektif dalam
meningkatkan produksi tanaman okra, untuk mengetahui dosis pupuk SP-36 yang paling efektif dalam meningkatkan
produksi tanaman okra, dan untuk mengetahui adanya interaksi antara waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan
dosis pupuk SP-36 dalam meningkatkan produksi tanaman okra. Oleh karena itu penelitian ini akan memberikan
pengetahuan tentang waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 sehingga memberikan masukan
kepada ilmu pertanian khususnya dalam pemupukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada waktu
aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 berbeda nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman 40
dan 60 hst, jumlah buah per sampel, berat buah per sampel, jumlah buah per petak, berat buah per petak, dan berat
brangkasan kering. Disarankan adanya penelitian lebih lanjut pada waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis
pupuk SP-36 dikarenakan tidak memberikan pengaruh pada semua variabel pengamatan.
ABSTRACT
This study aims to determine the time of application of organic materials Petroganik most effective in
increasing crop production okra, to determine the dosage of fertilizers SP-36 is the most effective in increasing crop
production okra, and to investigate the interaction between the application of organic matter Petroganik and fertilizers
SP -36 in increasing crop production okra. Therefore, this study will provide knowledge about the timing of the
application of organic matter and fertilizers Petroganik SP-36 so as to provide input to agricultural science, especially
in fertilization. Based on the results of the study showed that at the time of application of organic materials Petroganik
and a dose of SP-36 fertilizer significantly different at variable observations of plant height of 40 and 60 days after
planting, the number of fruit per sample, weight of fruit per sample, the number of fruit per plot, weight of fruit per
plot, and by weight of dry stover. Suggested further research at the time of application of organic materials and
fertilizers Petroganik SP-36 due to not give effect to all variables observation.
I. Benih (kg) 12 12
II. Pupuk
1 SP-36 diberikan sesuai dosis perlakuan, 5 hari sebelum tanam
2 UREA 50 50 50 50 200
3 ZA 25 50 50 50 50 225
4 KCL 50 50 50 150
Sumber : PT. Mitra Tani 27
Rata-rata tinggi
tanaman (cm)
berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pengamatan 17.50
jumlah buah persampel, berat buah persampel, jumlah 17.00
buah perpetak, berat buah perpetak, dan berat kering 16.50
brangkasan. Berpengaruh nyata pada variabel 16.00
pengamatan tinggi tanaman umur 40 dan 60 hst. 15.50
Berpengaruh tidak nyata pada variabel pengamatan 15.00
tinggi tanaman umur 20 hst dan diameter batang umur W1 W2 W3
(20, 40, 60) hst. Sedangkan perlakuan dosis pupuk SP- Waktu aplikasi petroganik
36 berpengaruh sangat nyata terhadap variabel
pengamatan tinggi tanaman umur 60 hst, jumlah buah
Gambar 1: Grafik tinggi tanaman umur 20 hst
persampel, berat buah persampel, jumlah buah perpetak,
perlakuan waktu aplikasi petroganik.
berat buah perpetak, dan berat kering brangkasan.
Berpengaruh nyata pada variabel pengamatan tinggi
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 4,
tanaman umur 40 hst. Berpengaruh tidak nyata terhadap
bahwa perlakuan waktu aplikasi Petroganik terhadap
variabel pengamatan tinggi tanaman umur 20 hst dan
tinggi tanaman umur 20 hst menunjukan hasil
diameter batang umur (20, 40, 60) hst. Interaksi antara
berpengaruh tidak nyata, dengan hasil rata-rata tinggi
pengaruh waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk
tanaman yang relatif sama baik perlakuan 15 hari
SP-36 berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel
sebelum tanam (W1), 10 hari sebelum tanam (W2), dan
pengamatan.
5 hari sebelum tanam (W3) dengan rata-rata tinggi
tanaman (16,90-17,10) cm. Hal ini dikaenakan pada
Tinggi Tanaman
umur 20 hst bahan organik petroganik belum
Hasil analisis ragam Tabel 4, variabel
sepenuhnya diserap secara optimal oleh tanaman
pengamatan tinggi tanaman dengan perlakuan waktu
sehingga mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang
aplikasi Petroganik berpengaruh tidak nyata terhadap
nyata pada tinggi tanaman. Menurut hasil penelitian
tinggi tanaman umur 20 hst dan berpengaruh nyata
Mua’mal (2015) bahwa waktu aplikasi kompos azolla
terhadap tinggi tanaman umur (40 dan 60) hst.
tidak memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan
Perlakuan dosis pupuk SP-36 berpengaruh tidak nyata
awal tanaman dikarenakan sifat kompos slow release
terhadap tinggi tanaman umur 20 hst, berpengaruh nyata
sehingga membutuhkan waktu untuk diserap oleh
terhadap tinggi tanaman umur 40 hst, dan berpengaruh
tanaman.
sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 60 hst.
Sedangkan interaksi antara waktu aplikasi Petroganik
dan dosis pupuk SP-36 menunjukan berpengaruh tidak
nyata terhadap semua variabel pengamatan tinggi
tanaman.
Rata-rata tinggi
tanaman (cm)
Tinggi Tanaman (cm)
Waktu Aplikasi Petroganik
40 hst 60 hst 17.50
15 hari sebelum tanam (W1) 84,76 a 132,76 a 17.00
16.50
10 hari sebelum tanam (W2) 85,00 a 133,14 a 16.00
5 hari sebelum tanam (W3) 83,41 b 130,80 b 15.50
15.00
Keterangan : Angka–angka yang disertai dengan huruf D0 D1 D2 D3
yang sama pada kolom yang sama
menunjukan berbeda tidak nyata Dosis pupuk SP-36
menurut uji jarak berganda Duncan
taraf 5 % Gambar 2 : Grafik Tinggi Tanaman umur 20 hst
perlakuan Dosis pupuk SP-36
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 5,
menunjukan bahwa perlakuan waktu aplikasi Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 5,
Petroganik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman bahwa perlakuan dosis pupuk SP-36 terhadap tinggi
(40 dan 60) hst. Selanjutnya pada uji jarak berganda tanaman umur 20 hst menunjukan hasil berpengaruh
Duncan taraf 5% Tabel 5, tinggi tanaman umur 40 hst tidak nyata, dengan rata-rata tinggi tanaman yang relatif
menunjukan bahwa perlakuan waktu aplikasi sama baik perlakua dosis 50 kg/ha (D1), dosis 100 kg/ha
Petroganik 10 hari sebelum tanam (W2) berbeda tidak (D2), dosis 150 kg/ha (D3), dan kontrol (D0) dengan
nyata dengan 15 hari sebelum tanam (W1), tetapi rata-rata tinggi tanaman (16,90-17,30) cm. Hal ini
berbeda nyata dengan 5 hari sebelum tanam (W3). dikarenakan pupuk P yang diberikan belum sepenuhnya
Sehingga didapatkan perlakuan 10 hari sebelum tanam dimanfaatkn oleh tanaman dalam meningkatkan
(W2) dan 15 hari sebelum tanam (W1) memberikan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga menyebabkan
hasil tertinggi dengan rata-rata tinggi tanaman (84-85) tidak adanya perbedaan yang nyata pada setiap
cm, sedangkan hasil rata-rata terendah terdapat pada 5 perlakuan. Hal ini sesuai hasil penelitian Wahyu (2015)
hari sebelum tanam (W3) dengan rata-rata tinggi bahwa perlakuan pupuk P tidak memunculkan pengaruh
tanaman 83 cm. Pada umur 60 hst menunjukan bahwa nyata pada masa-masa vegetatif tanaman, melainkan
perlakuan 10 hari sebelum tanam (W2) berbeda tidak akan memunculkan pengaruh nyata pada awal-awal fase
nyata dengan 15 hari sebelum tanam (W1), tetapi generatif tanaman.
berbeda nyata dengan 5 hari sebelum tanam (W3).
Sehingga didapat perlakuan 10 hari sebelum tanam Tabel 6. Tinggi tanaman yang dipengaruhi oleh
(W2) dan 15 hari sebelum tanam (W1) memberikan pemberian dosis pupuk SP-36 umur 40 dan
hasil tertinggi dengan rata-rata tinggi tanaman (132- 60 hst.
133) cm, sedangkan hasil rata-rata terendah terdapat Tinggi Tanaman (cm)
pada 5 hari sebelum tanam (W3) dengan rata-rata tinggi Dosis Pupuk SP-36
40 hst 60 hst
tanaman 130 cm. Hal ini diduga bahwa pemberian
pupuk petroganik pada waktu yang tepat akan dapat Pupuk SP-36 0 kg/ha (D0) 83,05 b 128,54 c
meningkatkan nilai kandungan hara di dalam tanah, Pupuk SP-36 50 kg/ha (D1) 84,41 a 131,85 b
sehingga akan menyebabkan bahan organik mengalami Pupuk SP-36 100 kg/ha (D2) 85,22 a 134,79 a
proses mineralisasi. Hasil dari perombakan bahan Pupuk SP-36 150 kg/ha (D3) 84,88 a 133,76 a
organik inilah yang meningkatkan unsur N didalam Keterangan : Angka–angka yang disertai dengan huruf
tanah, sehingga mengakibatkan perbedaan pada tinggi yang sama pada kolom yang sama
tanaman. Menurut Safei dkk (2014) Unsur hara N pada menunjukan berbeda tidak nyata menurut
bahan organik sangat dibutuhkan tanaman terong dalam uji jarak berganda Duncan taraf 5 %
menunjang pertumbuhan vegetatif. Menurut Santi
(2006) Bahan organik memiliki unsur hara makro dan Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 6,
mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga apabila bahwa perlakuan dosis pupuk SP-36 berpengaruh nyata
diaplikasikan pada tanaman akan memberikan terhadap tinggi tanaman umur 40 hst dan berpengaruh
pertumbuhan vegetatif yang baik pada tanaman. sangat nyata pada umur 60 hst.
30.00
dosis pupuk SP36 memberikan pengaruh nyata, namun
dalam hal interaksi mereka tidak saling berkaitan antara 20.00
yang satu dengan yang lain, sehingga dalam hal ini 10.00
dapat dikatakan bahwa perlakuan waktu aplikasi
petroganik dan dosis pupuk SP-36 hanya unggul sebagai 0.00
faktor tunggal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian 20 hst 40 hst 60 hst
Menurut Santi (2006) bahwa apabila kedua faktor Waktu Aplikasi petroganik
perlakuan tidak memberikan pengaruh pada tanaman
maka tidak ada kombinasi diantara perlakuan tersebut
yang saling memacu satu dengan yang lain untuk W1 W2 W3
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
Gambar 4: Grafik diameter batang perlakuan waktu
tanaman. aplikasi petroganik.
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 6, 4.3. Jumlah Buah Per sampel
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata Berdasarkan analisis ragam Tabel 4, perlakuan
dalam interaksi antara perlakuan waktu aplikasi waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk SP-36
Petroganik dan dosis pupuk SP-36 terhadap semua berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pegamatan
variabel pengamatan diameter batang (20, 40 dan 60) jumlah buah per sampel. Sedangkan interaksi antara
hst, pada umur 20 hst dengan rata-rata diameter batang waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk SP-36
(5,9-6,2) cm, pada umur 40 hst dengan rata-rata menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap variabel
diameter batang (17,3-18,3) cm, dan pada umur 60 hst pengamatan jumlah buah per sampel.
dengan rata-rata diameter batang (20,7-22,2) cm. Hal ini
dikarenakan bahwa diantara kedua perlakuan ini tidak
ada yang saling menunjukan pengaruh nyata pada
diameter batang sehingga tidak memunculkan interaksi
didalamnya. Menurut Santi (2006) bahwa apabila kedua
faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh pada
tanaman maka tidak ada kombinasi diantara perlakuan
tersebut yang saling memacu satu dengan yang lain
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
W1D0 W1D1 W1D2 W1D3 W2D0 W2D1 W2D2 W2D3 W3D0 W3D1 W3D2 W3D3
Gambar 7 : Interaksi antara perlakuan waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk SP-36 pada
jumlah buah per sampel
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 8, Berdasarkan Tabel 9, perlakuan waktu aplikasi
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata Petroganik berbeda nyata antara berat buah per sampel,
dalam interaksi antara perlakuan waktu aplikasi pada uji jarak berganda duncan taraf 5 % menunjukan
Petroganik dan dosis pupuk SP-36 terhadap jumlah buah bahwa perlakuan waktu aplikasi 10 hari sebelum tanam
per sample dengan jumlah rata-rata (24-30) buah per (W2) berbeda tidak nyata dengan 15 hari sebelum tanam
sampel. Hal ini dikarenakan bahwa kedua unsur tidak (W1), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 5 hari
saling mendukung dalam peningkatan jumlah buah sebelum tanam (W3), sehingga didapatkan waktu
persampel walaupun pada perlakuan waktu aplikasi aplikasi 10 hari sebelum tanam (W2) dan 15 hari
Petroganik dan dan dosis pupuk SP-36 memberikan sebelum tanam (W1) sebagai perlakuan dengan hasil
pengaruh nyata namun, dalam hal interaksi mereka tidak tertinggi dengan rata-rata berat buah (244-257) gram per
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain, sampel, sedangkan 5 hari sebelum tanam (W3)
sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perlakuan menunjukan hasil terendah dengan rata-rata berat buah
waktu aplikasi petroganik dan dosis pupuk SP-36 hanya 220 gram per sampel. Hal ini diduga bahwa bahan
unggul sebagai faktor tunggal. Menurut Santi (2006) organik selain mampu memperbaiki sifat-sifat tanah
bahwa apabila kedua faktor perlakuan tidak juga dapat meningkatkan produksi tanaman. Dalam
memberikan pengaruh pada tanaman maka tidak ada bahan organik terkandung unsur hara makro dan mikro
kombinasi diantara perlakuan tersebut yang saling yang berfungsi untuk menunjang pertumbuhan dan
memacu satu dengan yang lain untuk meningkatkan produksi tanaman, kecukupan hara makro akan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang
optimal sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah
4.4. Berat Buah Per sampel buah dan diikuti oleh bobot buah pertanaman. Waktu
Berdasarkan analisis ragam Tabel 4, perlakuan pemberian bahan organik yang tepat akan meningkatkan
waktu aplikasi petroganik dan pupuk SP-36 produksi tanaman yang optimal karena hara akan
berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pegamatan manjadi tersedia bagi tanaman. Hal ini serupa dengan
berat buah per sampel. Sedangkan interaksi antara yang diungkapkan oleh Ramli (2014) bahwa
waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk SP-36 bertambahnya bobot buah merupakan akibat dari suplai
menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap variabel unsur hara yang diberikan pada tanaman tersebut.
pengamatan berat buah per sampel. Sedangkan menurut hasil penelitian Diansih (2015)
bahwa waktu pemberian Azolla segar yang tepat pada
Tabel 9. Berat buah per sampel yang dipengaruhi oleh tanaman kacang panjang mampu secara nyata
waktu aplikasi Petroganik. meningkatkan berat polong kacang panjang pada tiap-
Berat Buah Per tiap per plotnya.
Waktu Aplikasi Petroganik
sampel (gram)
15 hari sebelum tanam (W1) 244,98 a
10 hari sebelum tanam (W2) 257,53 a
5 hari sebelum tanam (W3) 220,12 b
Keterangan : Angka–angka yang disertai dengan huruf
yang sama menunjukan berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda
Duncan taraf 5 %.
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
W1D0 W1D1 W1D2 W1D3 W2D0 W2D1 W2D2 W2D3 W3D0 W3D1 W3D2 W3D3
Gambar 8: Interaksi antara perlakuan waktu aplikasi petroganik dan dosis pupuk SP-36 pada berat buah per sampel
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 10, pada tanaman maka tidak ada kombinasi diantara
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata perlakuan tersebut yang saling memacu satu dengan
dalam interaksi antara perlakuan waktu aplikasi yang lain untuk meningkatkan pertumbuhan dan
Petroganik dan dosis pupuk SP-36 terhadap variabel perkembangan tanaman.
pengamatan berat buah per sampel dengan rata-rata
berat buah (199-272) gram per sampel. Hal ini Jumlah Buah Per petak
dikarenakan bahwa kedua unsur tidak saling Berdasarkan analisis ragam Tabel 4, perlakuan
mendukung dalam peningkatan berat buah persampel waktu aplikasi petroganik dan pupuk SP-36
walaupun pada perlakuan waktu aplikasi Petroganik dan berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pegamatan
dosis pupuk SP-36 memberikan pengaruh nyata namun, jumlah buah per petak. Sedangkan interaksi antara
dalam hal interaksi mereka tidak saling berkaitan antara waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk SP-36
yang satu dengan yang lain, sehingga dalam hal ini menunjukan berpengaruh pengaruh tidak nyata terhadap
dapat dikatakan bahwa perlakuan waktu aplikasi variabel pengamatan berat buah per petak.
petroganik dan dosis pupuk SP-36 hanya unggul sebagai
faktor tunggal. Menurut Santi (2006) bahwa apabila
kedua faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 11, Berdasarkan Tabel 13, bahwa perlakuan waktu
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata aplikasi petroganik berbeda nyata antara berat buah per
dalam interaksi antara perlakuan waktu aplikasi petak, pada uji jarak berganda duncan taraf 5 %
Petroganik dan dosis pupuk SP-36 terhadap variabel menunjukan bahwa perlakuan waktu aplikasi 10 hari
pengamatan jumlah buah per petak, dengan jumlah rata- sebelum tanam (W2), 15 hari sebelum tanam (W1) dan
rata (864-1.215) buah per petak. Hal ini dikarenakan 5 hari sebelum tanam (W3), saling berbeda nyata.
bahwa kedua unsur tidak saling mendukung dalam Sehingga didapatkan perlakuan 10 hari sebelum tanam
peningkatan jumlah buah perpetak walaupun pada (W2) sebagai perlakuan dengan hasil tertinggi dengan
perlakuan waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk jumlah rata–rata berat buah 10.729 gram per petak,
SP-36 memberikan pengaruh nyata namun, dalam hal sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan 5 hari
interaksi mereka tidak saling berkaitan antara yang satu sebelum tanam (W3) dengan rata-rata berat buah 9.196
dengan yang lain, sehingga dalam hal ini dapat gram per petak. Hal ini diduga bahwa bahan organik
dikatakan bahwa perlakuan waktu aplikasi pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah, selain sebagai
petroganik dan dosis pupuk SP-36 hanya unggul sebagai penyubur tanah bahan organik juga berperan sebagai
faktor tunggal. Menurut Santi (2006) bahwa apabila sumber hara bagi tanaman pada bahan organik
kedua faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh terkandung unsur hara makro dan mikro yang
pada tanaman maka tidak ada kombinasi diantara dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah tertentu.
perlakuan tersebut yang saling memacu satu dengan
yang lain untuk meningkatkan pertumbuhan dan Rendahnya hara didalam tanah merupakan
perkembangan tanaman. kendala utama tanaman dalam meningkatkan
pertumbuhan dan produksinya. Sehingga pemberian
Berat Buah Per Petak bahan organik dalam jumlah dan waktu yang tepat akan
Berdasarkan Tabel 4, perlakuan waktu aplikasi dapat meningkatkan produksi tanaman secara terus
Petroganik dan pupuk SP-36 berpengaruh sangat nyata menerus. Hal ini serupa dengan yang telah disampaikan
terhadap variabel pegamatan berat buah per petak. oleh. Menurut Ramli (2014) pupuk organik memiliki
Sedangkan interaksi antara waktu aplikasi Petroganik kandungan unsur hara makro dan mikro yang
dan dosis pupuk SP-36 menunjukan berpengaruh tidak dibutuhkan oleh tanaman, sehingga aplikasinya pada
nyata terhadap variabel pengamatan berat buah per tanaman tidak hanya mampu meningkatkan kesuburan
petak. tanah melainkan juga dapat meningkatkan produksi
tanaman. Sedangkan menurut hasil penelitian Pasaribu
Tabel 13. Berat buah per petak yang dipengaruhi oleh (2009) bahwa waktu aplikasi dan pemberian dosis
waktu aplikasi pupuk Petroganik. kompos azolla mampu secara nyata meningkatkan
Berat Buah Per pertumbuhan dan produksi tanaman kailan.
Waktu Aplikasi Petroganik
petak (gram)
15 hari sebelum tanam (W1) 10.050,40 b
10 hari sebelum tanam (W2) 10.729,38 a
5 hari sebelum tanam (W3) 9.196,97 c
Keterangan : Angka–angka yang disertai dengan huruf
yang sama menunjukan berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan
taraf 5 %.
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 14, kedua faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata pada tanaman maka tidak ada kombinasi diantara
dalam interaksi antara perlakuan waktu aplikasi perlakuan tersebut yang saling memacu satu dengan
Petroganik dan dosis pupuk SP-36, dengan rata-rata yang lain untuk meningkatkan pertumbuhan dan
berat buah (8.211-11.546) gram per petak. Hal ini perkembangan tanaman.
dikarenakan bahwa kedua unsur tidak saling
mendukung dalam peningkatan berat buah perpetak Berat brangkasan kering
walaupun pada perlakuan waktu aplikasi Petroganik dan Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 14,
dosis pupuk SP-36 memberikan pengaruh nyata namun, perlakuan waktu aplikasi petroganik dan pupuk SP-36
dalam hal interaksi mereka tidak saling berkaitan antara berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pegamatan
yang satu dengan yang lain, sehingga dalam hal ini berat kering brangkasan. Sedangkan interaksi antara
dapat dikatakan bahwa perlakuan waktu aplikasi waktu aplikasi Petroganik dan dosis pupuk SP-36
petroganik dan dosis pupuk SP-36 hanya unggul sebagai menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap variabel
faktor tunggal. Menurut Santi (2006) bahwa apabila pengamatan berat brangkasan kering.
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
W1D0 W1D1 W1D2 W1D3 W2D0 W2D1 W2D2 W2D3 W3D0 W3D1 W3D2 W3D3
Gambar 11 : Interaksi antara perlakuan waktu aplikasi petroganik dan dosis pupuk SP-36 pada
berat brangakasan kering
Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 16, Dosis pupuk SP-36 100 kg/ha memberikan hasil
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata terbaik pada variabel pengamatan produksi
dalam interaksi antara perlakuan waktu aplikasi tanaman okra.
Petroganik dan dosis pupuk SP-36 terhadap variabel 3) Interaksi antara perlakuan waktu aplikasi
pengamatan berat brangkasan kering, dengan rata-rata Petroganik dan dosis pupuk SP-36 tidak
berat brangkasan kering (72,3-96,3) gram. Hal ini berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
dikarenakan bahwa kedua unsur tidak saling produksi tanaman okra.
mendukung dalam peningkatan berat brangkasan kering
walaupun pada perlakuan waktu aplikasi Petroganik dan DAFTAR PUSTAKA
dosis pupuk SP36 memberikan pengaruh nyata namun,
Ansari, AA. And S.A. Ismail. 2001. A. Case Study on
dalam hal interaksi mereka tidak saling berkaitan antara
Organic Farming in Uttar Pradesh. J. Soil Biol
yang satu dengan yang lain, sehingga dalam hal ini
Ecol, 27: 25-27
dapat dikatakan bahwa perlakuan waktu aplikasi
petroganik dan dosis pupuk SP-36 hanya unggul sebagai Badrudin, Ubad, S. Jazilah, dan A. Setiawan. 2008.
faktor tunggal. Menurut Santi (2006) bahwa apabila “The Increase of Cucumber Production (Cucumis
kedua faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh sativus L.) Through Time of Pruninggand
pada tanaman maka tidak ada kombinasi diantara Phosphate Fertilizer”. Fakultas Pertanian; Univ
perlakuan tersebut yang saling memacu satu dengan Pekalongan.
yang lain untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Diansih, A.D. 2015. Efetivitas Dosis dan Waktu Aplikasi
Azolla Segar terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis. L).
Fak. Pertanian. Univ. Muhammadiyah Jember.
KESIMPULAN
Djunaedi, A. 2009. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk
Berdasarkan hasil analisis data uji efektifitas Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Universitas
pupuk SP-36 dalam meningkatkan produksi okra Trunojoyo : Madura.
(Abelmoschus esculentus) dapat disimpulkan bahwa : Eze. 2013. Competency-Capacity Building Needs Of
1) Perlakuan waktu aplikasi Petroganik berpengaruh Okra Farmers For Commercial Production And
terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman Income Enhancement In Enugu State International
umur (40 dan 60) hst, jumlah buah per sampel, Reasearchers. 2 (4) : 185-191.
berat buah per sampel, jumlah buah per petak,
berat buah per petak, dan berat brangkasan kering. Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:
Waktu aplikasi 10 hari sebelum tanam Raja Grafindo.
memberikan hasil terbaik pada variabel
Hari, dan H.L. Soeseno. 2009. “Pengaruh Pengapuran
pengamatan produksi tanaman okra.
dan Pemupukan P Terhadap Pertumbuhan dan
2) Perlakuan dosis pupuk SP-36 berpengaruh
Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)
terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman
Merill)”. Pada Tanah Latosol”. Media Soerjo
umur (40 dan 60) hst, jumlah buah per sampel,
:Universitas Soerjo Ngawi. MEDIA SOERJO Vol.
berat buah per sampel, jumlah buah per petak,
5 No. 2. Oktober 2009, ISSN 1978 – 6239.
berat buah per petak, dan berat brangkasan kering.