Anda di halaman 1dari 67

Modul 9

Keseimbangan Umum dan


Ekonomi Kesejahteraan

Faried, W.M.

P E ND A HU L UA N

D alam masyarakat modern dengan sistem persaingan terdapat berbagai


macam pasar input maupun output yang mana keduanya berinteraksi
saling untuk mencapai keseimbangan. Keseimbangan pada satu pasar,
misalnya komoditi A, merupakan keseimbangan parsial dan menjadi bagian
dari keseimbangan umum seluruh (sistem) perekonomian. Kenyataan
menunjukkan selalu ada hubungan saling terkait antarpasar input dan output.
Bila syarat persaingan dipenuhi maka dicapai tingkat kesejahteraan umum
optimal seluruh masyarakat. Setiap perubahan keseimbangan di satu pasar,
akibat perubahan kekuatan permintaan dan penawaran, akan mengubah posisi
keseimbangan. Demikian pula bila ada kebijakan berupa campur tangan
pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, maka posisi keseimbangan
umum akan berubah.
Namun, meskipun semua syarat pasar persaingan dipenuhi, hasil
keseimbangan yang paling optimal bisa tidak bisa dipenuhi karena adanya
kegagalan pasar dan barang publik. Keduanya mengundang peran atau
campur tangan pemerintah untuk mengoreksi, kemudian muncul pula
kegagalan birokrasi atau sektor publik akibat peran campur tangan
pemerintah ini.
Keuntungan jangka panjang yang diperoleh perusahaan besar, yang
merupakan konsekuensi sistem pasar persaingan guna mengefisiensikan
produksi dan biaya, menghasilkan penyelesaian keseimbangan yang
meskipun optimal namun tidak ideal. Ini terutama dimaksudkan untuk
mempertahankan posisi perusahaan di pasar dalam jangka panjang serta
pertimbangan posisi dan kelompok manajer. Perusahaan milik negara yang
umumnya perusahaan besar dengan struktur oligopolis atau monopolis,
mencoba mengoreksi, meskipun mereka mengalami kegagalan birokrasi yang
9.2 Pengantar Ekonomi Mikro 

menimbulkan itensiensi dalam manajemen serta pemberian subsidi dapat


menyebabkan tidak tercapainya tingkat keseimbangan kesejahteraan optimal.
Dengan mempelajari modul kesembilan para mahasiswa diharapkan bisa
menjelaskan penentuan keseimbangan umum dalam perekonomian pasar, dan
kegagalan mekanisme pasar.
Secara khusus dengan mempelajari modul ini Anda mampu
menjelaskan:
1. penentuan keseimbangan umum dalam perekonomian;
2. kegagalan mekanisme pasar dan penangulangannya;
3. penentuan harga pasar jangka panjang;
4. pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
 ESPA4111/MODUL 9 9.3

Kegiatan Belajar 1

Keseimbangan Umum Mekanisme Pasar

P ada uraian tentang aliran melingkar pendapatan„ dan pengeluaran,


sejauh ini menjelaskan tentang keseimbangan pasar parsial yaitu
keseimbangan pada masing-masing pasar yakni, di pasar output dan di pasar
input atau faktor produksi. Sesungguhnya terdapat hubungan erat antarpasar,
baik antarpasar output, antarpasar input ataupun antarpasar input dan output.
Semuanya saling berkaitan membentuk sistem harga yang sangat kompleks.
Meskipun terdapat campur tangan pemerintah dengan berbagai bentuk yang
mengakibatkan distorsi atau penyimpangan serta adanya barang publik yang
bekerjanya tidak menurut sistem pasar, namun sebagian besar perekonomian
beroperasi menurut sistem harga pasar.

A. KESEIMBANGAN UMUM ANTARPASAR

1. Keseimbangan Parsial dan Umum


Keseimbangan pasar parsial merupakan analisis keseimbangan harga dan
output pada pasar yang merupakan komponen atau bagian sistem harga.
Perekonomian bukan terdiri atas banyak pasar yang tak berhubungan satu
dengan yang lain. Perekonomian merupakan jaringan kerja saling terkait di
mana perubahan di suatu pasar akan menimbulkan perubahan signifikan di
pasar-pasar lain. Analisis sistem harga secara keseluruhan disebut analisis
keseimbangan umum.
Gambaran analisis keseimbangan yang disajikan mula-mula adalah di
mana perubahan di suatu pasar akan berdampak pada perubahan pada pasar-
pasar lain yang berhubungan. Selanjutnya dengan menggunakan model
sederhana dua industri dan dua input (faktor produksi), disajikan hubungan
antarpasar dengan menggunakan analisis ekonomi mikro secara grafis.
Hubungan ekonomi pasar antarsektor secara lebih nyata disajikan dalam
bentuk tabel input-output.

2. Hubungan Antarpasar
Misalkan mula-mula perekonomian sudah berada pada keseimbangan
umum, di mana semua pasar baik pasar output maupun pasar input telah
9.4 Pengantar Ekonomi Mikro 

mencapai keseimbangan dalam arti tak ada faktor-faktor yang dapat


mengubah keadaan ekonomi di masing-masing pasar. Selanjutnya misalkan
karena suatu sebab terjadi kenaikan permintaan komoditi tekstil. Akibatnya
harga tekstil naik. Perusahaan tekstil menaikkan produksi dan selanjutnya
menaikkan permintaan turunan atas faktor-faktor produksi atau input yang
digunakan dan pada gilirannya menyebabkan harganya naik. Hubungan
antara harga output dan harga input tercermin pada permintaan input. Dalam
jangka menengah dan panjang harga input yang tinggi akan menarik
perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut untuk masuk. Industri-industri
lain terpaksa juga menaikkan tingkat upah untuk bisa bertahan. Akibatnya
tingkat keuntungan turun. Perpindahan sumber daya manusia atau bukan
manusia mungkin juga menyangkut perpindahan antarlokasi yang berkaitan
dan mempengaruhi industri lain misalnya transportasi, perumahan. semen,
kayu, kaca, dan sebagainya.
Kenaikan permintaan tekstil juga akan menaikkan permintaan kapas dan
serat rayon. Di samping itu industri-industri lain yang menggunakan faktor-
faktor produksi berupa kapital, tenaga kerja. dan tanah yang sama dengan
yang digunakan oleh industri tekstil, harus membayar harga input lebih tinggi
karena permintaan naik. Akibatnya biaya produksi mereka naik dan
penjualan produk industri tersebut turun.
Kenaikan permintaan tekstil tak hanya mempengaruhi pasar input saja,
tetapi juga menaikkan permintaan atas kancing baju, mesin jahit, dan benang
jahit yang selanjutnya ini akan mempengaruhi pasar faktor produksi barang-
barang tersebut. Kenaikan permintaan mesin jahit menaikkan permintaan
besi. Industri mesin jahit berusaha menyubstitusi beberapa bagian yang
dibuat dari besi dan mengganti dengan aluminium atau bahan plastik.
Demikian pula industri-industri lain yang menggunakan bahan besi mencoba
mengadakan substitusi serupa. Bila harga-harga input berubah maka industri-
industri mencoba mengubah kombinasi input-input yang digunakan agar
diperoleh alokasi input-input yang memberi biaya terendah.
Perubahan harga input-input serta kuantitas yang digunakan akan
mempengaruhi distribusi pendapatan perorangan. Sumber daya manusia pada
industri tekstil akan bertambah pendapatannya akibat kenaikan permintaan
tekstil. Mereka mungkin akan, karena kenaikan pendapatan ini, meminta
lebih banyak barang superior atau mewah, yaitu rumah mewah, televisi,
video, kulkas, sepeda motor, roti dan buah-buahan, serta mengurangi
 ESPA4111/MODUL 9 9.5

permintaan akan komoditi atau barang-barang inferior berkualitas rendah


misalnya tekstil kasar dan/atau sepatu plastik berkualitas rendah.
Bila ditelusuri, akibat yang ditimbulkan dari perubahan harga pada
industri tekstil, akan berlanjut hampir tanpa batas. Apa yang telah diuraikan
di atas menggambarkan saling keterkaitan harga, baik yang kelihatan nyata
maupun tidak. Setiap perubahan permintaan ataupun penawaran akibat
perubahan, misalnya perubahan teknologi, sumber daya, ekspektasi. pajak,
subsidi, peraturan pemerintah, serta perubahan-perubahan lain akan
menimbulkan reaksi ekonomis secara berantai dan sangat kompleks.

3. Model Dua Pasar Dua Industri


Sebelumnya telah diuraikan secara verbal bagaimana keterkaitan atau
hubungan serta saling pengaruh antarpasar atau antarindustri. Perubahan
harga komoditi di suatu pasar menyebabkan perubahan kondisi pasar
komoditi lain serta pasar input, dan distribusi pendapatan.
Dalam analisis ekonomi mikro yang baku, hal tersebut di atas akan
disederhanakan dengan menggunakan model keseimbangan umum dua
industri dan dua input. Misalkan ada dua pasar output untuk komoditi X yang
menggunakan input K dan komoditi Y yang menggunakan input L. analisis
pasar yang standar seperti kurva permintaan dan penawaran akan digunakan
di sini.
Perilaku kurva-kurva permintaan pasar adalah sebagai berikut.
a. Kurva-kurva permintaan output berlereng menurun karena berlakunya
Hukum Nilai Guna Marjinal yang, menurun. Untuk setiap satuan produk
yang dikonsumsi memberikan tambahan kepuasan kepada konsumen.
Jadi, konsumen akan membeli lebih banyak bila harga turun.
b. Kurva-kurva penawaran output berlereng menanjak. Hal ini didasarkan
pada Hukum Biaya Marjinal yang Menanjak, karena dalam periode
produksi jangka pendek berlaku Hukum Penambahan Hasil yang
Semakin Berkurang. Jika setiap unit faktor variabel dibeli pada harga
yang sama di pasar input persaingan murni dan memberikan tambahan
output dengan jumlah semakin kecil, maka biaya setiap tambahan satuan
output semakin tinggi. Sementara dalam jangka panjang input yang
efisien dan memberikan biaya lebih rendah digunakan untuk
menghasilkan suatu komoditi dan baru kemudian untuk memproduksi
lebih banyak digunakan input-input kurang produktif yang memberikan
biaya produksi lebih tinggi. Karena untuk memproduksi lebih banyak
output diperlukan biaya lebih tinggi maka harga jual harus lebih tinggi
9.6 Pengantar Ekonomi Mikro 

agar diperoleh keuntungan supaya ia bersedia memproduksi dan


menawarkan lebih banyak output.
c. Kurva permintaan input didasarkan pada Hukum Produktivitas Marjinal
Fisik yang semakin Berkurang atau Hukum Penambahan Hasil yang
semakin Menurun. Hukum ini menyatakan setelah melampaui titik
tertentu, setiap tambahan satuan faktor produksi variabel akan
menghasilkan kenaikan output total dalam jumlah yang semakin kecil.
d. Kurva penawaran faktor produksi variabel tenaga kerja mencerminkan
preferensi individual untuk bermalas-malas atau bekerja. Perusahaan
atau industri harus membayar tingkat upah lebih tinggi agar bisa
mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja.

Selanjutnya Gambar 9.1 menunjukkan proses keseimbangan. umum


sebagai hasil interaksi pasar-pasar input dan input. Pada model ada dua
industri yang memproduksi komoditi X dan komoditi Y di pasar output. Di
pasar input ada dua macam yaitu input L dan input K. Untuk
menyederhanakan, masalah input tersebut hanya terdiri dari sumber daya
manusia atau tenaga kerja. Tingkat upah merupakan harga tenaga kerja.
Sumber tenaga kerja jenis L dan K dianggap mudah bergerak dan dapat
berpindah antarindustri dengan cepat tanpa pelatihan atau penyesuaian yang
berarti. Model lengkap disajikan pada Gambar 9.1 yang meliputi banyak
input dan banyak output.
Di pasar komoditi X; Px, X, Sx dan Dx masing-masing adalah harga,
kuantitas output, penawaran dan permintaan komoditi X. Di pasar komoditi
Y; Py, Y, Sy dan Dy masing-masing adalah harga, kuantitas output,
penawaran dan permintaan komoditi Y. Di pasar input L; WL, L, SL dan DL
masing-masing adalah harga, kuantitas penawaran dan permintaan input L.
Akhirnya di pasar K; WK, K. SK dan DK masing-masing adalah harga,
kuantitas, penawaran dan permintaan input K. Industri komoditi X
menggunakan input (tenaga kerja) L, sedangkan industri komoditi Y
menggunakan input (tenaga kerja) K.
Misalkan perekonomian berada dalam keseimbangan awal di mana
tingkat harga output dan harga input keseimbangan pada komoditi X adalah
Px1 dan WL1, sementara PY1 dan WK1 merupakan keseimbangan harga output
dan harga input pada industri komoditi Y. Semua industri berada dalam pasar
persaingan murni dan produsen memperoleh keuntungan normal hingga tak
ada alasan bagi setiap industri untuk mengadakan perluasan atau penciutan
 ESPA4111/MODUL 9 9.7

kegiatan produksi. Di pasar input juga tak ada dorongan bagi mereka untuk
keluar dan atau masuk ke pasar input lain.

Keterangan:
: Aliran output atau input
: Aliran uang berupa biaya, penerimaan, pengeluaran atau pendapatan

Gambar 9.1.
Keseimbangan Umum dan Interaksi Pasar Output dan Pasar Input

Analisis keseimbangan umum menggambarkan bagaimana situasi


berubah karena ada perubahan yang mengganggu keseimbangan, serta
bagaimana terbentuknya posisi keseimbangan baru. Proses penyesuaian yang
terjadi secara keseluruhan digambarkan pada contoh berikut. Misalkan terjadi
perubahan selera atau preferensi konsumen di mana permintaan komoditi X
naik sementara permintaan komoditi Y turun pada waktu yang. sama.
Penyesuaian atas perubahan ini bisa terjadi di dua pasar output serta pasar
input dalam jangka pendek serta jangka panjang, dan juga penyesuaian di
pasar-pasar output dan input lain, serta efeknya atas distribusi pendapatan.
9.8 Pengantar Ekonomi Mikro 

Pada dua jenis penyesuaian terakhir diperlukan model lebih lengkap yang
melibatkan jenis komoditi dan faktor-faktor produksi lain.
a. Penyesuaian pasar jangka pendek
Dalam jangka pendek, penyesuaian yang terjadi hanya terbatas pada
keadaan dan struktur pasar, serta perusahaan berproduksi sesuai kapasitas
yang telah ada, tanpa melihat Pasar Output kemungkinan masuk atau
keluarnya perusahaan dari industri satu ke industri lain, atau antarpasar input
dari jenis yang satu ke jenis lain.
Pada posisi awal keseimbangan umum masing-masing perusahaan
memperoleh laba normal. Kenaikan permintaan komoditi X akan menggeser
kurva permintaan ke atas dari DX1 menjadi DX2, hingga perusahaan
memperoleh keuntungan supernormal pada tingkat harga keseimbangan baru
dengan harga PX2. Perusahaan akan menaikkan produksi. Ia masih menjual
pada harga lebih tinggi sebesar biaya marjinal. Penjumlahan kurva-kurva
biaya marjinal secara mendatar dari seluruh produsen merupakan kurva
penawaran SX1. Karena itu akan lebih menguntungkan bagi perusahaan-
perusahaan untuk menaikkan kuantitas output dari X1 menjadi X2.
Pada sisi pasar input, ekspansi output menyebabkan perusahaan-
perusahaan pada industri X harus menggunakan lebih banyak input L. Hal ini
karena permintaan input merupakan permintaan turunan hingga kenaikan
produksi komoditi X menyebabkan kenaikan permintaan tenaga kerja dan
DL1 menjadi DL2. Pemilik input di pasar L ingin menawarkan lebih banyak
kuantitasnya, misalnya tenaga kerja dengan bekerja lebih banyak jam atau
hari per minggu. Hal ini menggeser kurva penawaran input SL1 sebagai reaksi
terhadap kenaikan harga input yang lebih tinggi WL2.
Penyesuaian jangka pendek dengan arah berlawanan akan dialami pada
industri komoditi Y. Permintaan produknya turun menjadi DY2 dan
menyebabkan harga turun dari PY1 menjadi PY2. Pada harga ini. produsen
mengalami kerugian ekonomis. Melihat hal ini mereka bereaksi dengan
mengurangi tingkat produksi dan bergerak ke sebelah kiri kurva biaya
marjinal karena mereka tetap memproduksi pada tingkat output di mana
harga sama dengan biaya marjinal (P = MC). Pada pasar input K yang
digunakan untuk memproduksi komoditi Y. permintaan mengalami
penurunan dari DK1 menjadi DK2. dan menyebabkan harga input
keseimbangan input turun menjadi WK2.

b. Penyesuaian pasar jangka panjang


 ESPA4111/MODUL 9 9.9

Penyesuaian jangka pendek meliputi kemungkinan perluasan atau


penciutan kapasitas produksi, dan juga, kemungkinan masuk atau keluarnya
perusahaan-perusahaan dari industri bersangkutan akibat perubahan keadaan
pasar yang menyebabkan perubahan harga. Apa yang telah diuraikan adalah
penyesuaian atau impak putaran pertama yang mengakibatkan produsen
industri komoditi X memperoleh keuntungan sementara kerugian diderita
pada industri komoditi Y. Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan
yang baru akan masuk ke industri komoditi X sementara perusahaan-
perusahaan pada industri komoditi Y mengalami kerugian ekonomis.
bangkrut dan lalu meninggalkan industri Y. Jadi perubahan permintaan
konsumen berupa kenaikan. permintaan komoditi X menyebabkan
industrinya berkembang mengalami perluasan sementara industri komoditi Y
mengalami penciutan.
Masuknya perusahaan baru ke dalam industri X menyebabkan
pergeseran ke kanan kurva penawaran pasar dari SX1 menjadi SX2 dan
mengakibatkan harga turun katakanlah menjadi P X3. Tingkat output
keseimbangan naik lagi akibat masuknya perusahaan-perusahaan baru ke
dalam industri tersebut menjadi X3. Ini merupakan posisi keseimbangan baru
jangka panjang tampak bahwa harga pada keseimbangan baru pasar jangka
panjang (PX3) lebih tinggi daripada harga yang lama (PX2). Industri dengan
karakteristik seperti ini disebut industri dengan biaya menanjak naik.
Kemungkinan karakteristik lain adalah industri dengan biaya konstan. yaitu
bila harga Keseimbangan baru jangka panjang sama dengan yang lama.
Apapun karakteristik biayanya, tingkat kuantitas output yang baru dalam
jangka panjang lebih besar daripada tingkat output yang lama. Para
konsumen memperoleh apa yang diinginkan. Ini disebut kedaulatan
konsumen.
Kerugian yang diderita pada industri Y karena penurunan permintaan
para konsumen memaksa perusahaan-perusahaan meninggalkan industri
tersebut. Akibatnya kurva penawaran bergeser ke kiri dari SY1 menjadi SY2
dan selanjutnya menaikkan harga dari PY2 menjadi Py3 tetapi bila dianggap
industri Y juga merupakan industri dengan biaya menanjak naik maka
penciutan volume produksi juga menurunkan biaya. Pada posisi
keseimbangan jangka panjang, tingkat harga yang baru PY3 lebih tinggi dari
PY2. Perusahaan memperoleh laba normal lagi dan industri mencapai
keseimbangan.
Di pasar input pun berlaku proses keseimbangan jangka panjang. Kurva
penawaran input L digambarkan berdasarkan pada anggapan bahwa tingkat
harga konstan, begitu juga dengan input K. Pada analisis penyesuaian pasar
jangka pendek, perubahan permintaan input menyebabkan naiknya harga
9.10 Pengantar Ekonomi Mikro 

input L dan menurunkan harga input K. Akibatnya input berpindah dari


sektor industri Y ke sektor industri X, karena ada kesempatan kerja dan harga
input yang lebih tinggi, kurva penawaran input K turun dari SK1 katakanlah
menjadi SK2, sementara penawaran input L naik dari SL1 menjadi SL2. Dalam
jangka panjang harga input tipe K naik dari WK2 menjadi WK3, sementara
harga input L turun dari WL2 menjadi WL3.
Perlu dicatat proses penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang
selesai berjalan secara sekejap tanpa membutuhkan waktu. Keputusan
menaikkan atau menurunkan output akibat kenaikan atau penurunan
permintaan yang menyebabkan penurunan harga tak memerlukan waktu
untuk menggeser kurva penawaran output. Input tenaga kerja, misalnya,
dianggap bisa mengerjakan pekerjaan apapun hingga perpindahannya dengan
cepat bisa dilakukan. Dalam kenyataannya hal ini sulit terjadi karena harus
dilakukan dengan memberikan pelatihan dan penyesuaian yang biasanya
memerlukan waktu. Perpindahan pekerjaan ini memerlukan biaya terutama
bila menyangkut perpindahan lokasi. Selain itu banyak yang dapat
menghambat mobilitas input sebagai reaksi atas perubahan-perubahan,
sampai tercapai kondisi keseimbangan baru.

c. Penyesuaian pasar selanjutnya


Penyesuaian selanjutnya akan tampak mempengaruhi pasar output serta
pasar input lain. Untuk ini dapat dilakukan analisis dengan mengubah model
tak hanya meliputi dua pasar output dan dua pasar input, tetapi banyak pasar
output dan banyak pasar input. Di samping itu. penyesuaian jangka panjang
menyangkut aspek distribusi pendapatan.
Kita lihat dampak penyesuaian terhadap industri lain, misalnya industri
komoditi Z, jika terjadi perubahan struktur permintaan konsumen maka
dampak perubahan ini bergantung pada bagaimana hubungan antara dua
barang tersebut yaitu komoditi X dan Z. Hubungan ini bisa berupa hubungan
yang bersifat substitusi misalnya antara mentega dan minyak goreng atau
bersifat komplementer misalnya antara kompor gas dan gas elpiji, atau
hubungannya bersifat independen misalnya antara jam tangan dan buah
rambutan. Jika hubungan antara barang X dan Z bersifat independen maka
perubahan harga barang X tidak mempunyai banyak pengaruh atas
permintaan barang Z. Tetapi bila hubungan. dua barang tersebut bersifat
substitusi, kenaikan harga komoditi X akan menaikkan permintaan komoditi
Z. Dan begitu sebaliknya bila hubungan dua barang tersebut merupakan
barang komplementer. Selanjutnya, perubahan permintaan produk akan
berlanjut dengan penyesuaian yang terjadi pada pasar tenaga kerja atau faktor
produksi lain.
 ESPA4111/MODUL 9 9.11

Karena umumnya teknik produksi yang digunakan berada dalam


proporsi yang tetap zed proportion maka kenaikan permintaan suatu jenis
tenaga kerja tertentu akan menaikkan permintaan jenis barang kapital tertentu
yang relevan dalam proporsi sama. Dan begitu seterusnya dengan permintaan
faktor-faktor produksi lain yang juga digunakan dalam produksi barang yang
sama.
Perubahan harga, baik harga output maupun harga input, serta perubahan
kuantitas masing-masing menyebabkan perubahan permintaan di pasar
output, yang kemudian mempengaruhi distribusi pendapatan konsumen.
Seperti diketahui pendapatan perorangan ditentukan oleh harga faktor
produksi yang dimiliki dan kuantitas yang digunakan. Tenaga kerja, ataupun
input lain, misalnya para wirausahawan yang bekerja di industri X yang
mengalami kenaikan harga akan memperoleh pendapatan dan balas jasa
untuk faktor produksi yang lebih tinggi daripada pada industri Y.
Selanjutnya Gambar 9.2 menunjukkan keseimbangan umum sistem
harga pasar serta bagaimana penyelesaian tiga masalah fundamental ekonomi
yaitu apa dan berapa, bagaimana, dan untuk siapa komoditi diproduksi;
dalam model aliran melingkar (circular flow) banyak pasar komoditi dan
faktor produksi.

Gambar 9.2.
Keseimbangan Umum Sistem Harga:
9.12 Pengantar Ekonomi Mikro 

Model Aliran Melingkar Banyak Pasar Komoditi (Output) dan


Pasar Faktor Produksi (Input)
B. EKONOMI KESEJAHTERAAN DAN MEKANISME HARGA

Mekanisme lengkap sistem harga pasar persaingan model sederhana


dengan dua pasar komoditi dan dua pasar faktor produksi menunjukkan
bahwa sistem mekanisme demikian akan menuntun semua pihak mengambil
keputusan dan bertindak hingga diperoleh alokasi input yang paling efisien.
Pada keadaan tertentu, sistem mekanisme pasar persaingan murni di pasar-
pasar output dan input cenderung memproduksi kombinasi barang-barang
dan jasa-jasa yang memberikan kepuasan maksimum bagi konsumen.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Berikut adalah alasan logikanya dihubungkan
dengan jawaban tiga masalah fundamental yang dihadapi oleh setiap
perekonomian, yaitu apa dan berapa yang harus diproduksi? Bagaimana
memproduksinya? Dan untuk siapa barang-barang dan jasa-jasa tersebut
diproduksi?
1. Kepentingan pribadi serta situasi pasar persaingan mumi menyebabkan
produsen memproduksi dan menjual input pada harga sama dengan biaya
marjinal. Harga input mencerminkan nilai barang tersebut bagi
pemakainya, sementara biaya marjinal mengukur nilai input yang
diperlukan untuk memproduksi. Jadi, jumlah input yang diproduksi akan
terus ditingkatkan sampan harganya lebih tinggi atau sama dengan biaya
marjinal.
2. Persaingan memaksa para produsen berproduksi pada biaya paling
rendah. Produsen harus mengkombinasikan faktor-faktor produksi agar
diperoleh input dengan biaya terendah. Kombinasi input-input seperti ini
dicapai bila rupiah yang dibelanjakan pada setiap input memberikan
Produk Fisik Marjinal yang sama. Ini merupakan dasar bagi penurunan
kurva penawaran perusahaan individual. Di pasar input misalnya tenaga
kerja, proses keputusan produksi ditunjukkan oleh kurva permintaan
tenaga kerja oleh para produsen. Perusahaan akan memproduksi sampai
pada tingkat di mana Produk Pendapatan Marjinal (MRP) sama dengan
tingkat upah atau harga per satuan faktor produksi, agar mereka bisa
mencapai tujuan yakni memperoleh keuntungan maksimum.
3. Kondisi persaingan yang membuat konsumen bebas memilih dalam
rangka memaksimumkan kepuasan mereka. Dengan tingkat pendapatan
serta selera tertentu, masing-masing konsumen membeli kombinasi
 ESPA4111/MODUL 9 9.13

barang-barang dan jasa-jasa yang paling memuaskan. Untuk ini harus


dipenuhi syarat Nilai Guna Marjinal per rupiah yang dibelanjakan sama
untuk setiap komoditi yang diproduksi. Proses ini menghasilkan kurva
permintaan barang berlereng menurun (negatif). Para pemilik input
dalam suasana persaingan ingin memperoleh pendapatan maksimal.
Pemilik input tenaga kerja ingin memperoleh kepuasan maksimal yang
secara analitis dilakukan dengan analisis kurva indiferensi di mana
tenaga kerja mencoba mengalokasikan waktunya antara bekerja yang
memberikan pendapatan atau bermalas-malas yang memberikan
kepuasan. Untuk faktor produksi lain, para pemilik menawarkan dengan
biaya terendah terus berlanjut ke unit-unit dengan biaya lebih tinggi.
Dengan demikian penawaran input berlereng menanjak naik (positif).

Dengan dasar motif memenuhi kepentingan masing-masing secara


maksimum, bank sebagai konsumen, atau produsen, sistem harga
menkoordinasi, mengarahkan, dan menjamin secara teoritis dan logis
tercapainya efisiensi maksimum penggunaan sumber daya ekonomi yang
langka. Ini merupakan pencapaian kesejahteraan ekonomi masyarakat yang
optimal dan sering disebut Ekonomi Kesejahteraan.
Bila semua syarat dipenuhi, secara matematis teoritis dapat ditunjukkan,
situasi keseimbangan umum dengan mekanisme sistem harga persaingan
dapat mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal. Ini disebut kondisi
optimal Pareto. Bila keadaan menyimpang maka secara keseluruhan
kesejahteraan masyarakat berkurang atau kurang dari optimal. Keadaan
optimal Pareto sering didefinisikan sebagai keadaan di mana setiap
perubahan atas keadaan yang ada mengakibatkan keadaan beberapa anggota
masyarakat banyak lebih bank namun mengakibatkan keadaan anggota
masyarakat yang lain menjadi lebih buruk.

1. Dunia Nyata dan Harga Keseimbangan


Tingkat kesejahteraan optimal lewat sistem mekanisme pasar secara
logis dapat dicapai bila seperangkat kondisi, anggapan serta syarat dipenuhi
agar dapat diperoleh keadaan pasar persaingan murni. Bila satu atau beberapa
syarat tersebut kenyataannya tak dipenuhi maka kondisinya menjadi tak
sempurna.
Ketidaksempurnaan pasar terjadi misalnya dengan karena adanya
monopoli produsen berupaya agar memperoleh keuntungan maksimum,
memproduksi pada tingkat output lebih rendah dan menjual dengan harga
9.14 Pengantar Ekonomi Mikro 

lebih tinggi daripada pada persaingan murni. Akibatnya sumber daya yang
dialokasikan pada industri tersebut terlalu sedikit, hingga tak tercapai alokasi
sumber daya secara optimal. Monopsoni atau monopoli di pasar input juga
cenderung menyebabkan hal yang sama. Informasi tak sempurna
menyebabkan keputusan yang diambil tak memberikan hasil optimal. Proses
penyesuaian atas setiap perubahan kondisi pasar berjalan lambat dan tak
lengkap. Karena itu dapat disimpulkan ketidaksempurnaan pasar di dunia
nyata menyebabkan alokasi sumber daya menjadi kurang efisien dan sistem
harga persaingan kurang responsif terhadap perubahan kemajuan teknologi,
selera, atau perubahan tersedianya sumber daya dibandingkan pasar
persaingan murni.

2. Keseimbangan Umum Input-Output


Hubungan interrelasi secara kompleks antarpasar dalam perekonomian
yang secara sistematis digambarkan dengan analisis keseimbangan umum
akan lebih nyata dipahami dengan menggunakan Tabel Input-output (I-O).
Meskipun tabel inipun masih belum sepenuhnya menggambarkan kenyataan,
tetapi sudah berada pada tingkat operasional. Tabel 9.1 menunjukkan data
hipotetis dengan 4 sektor industri dan rumah tangga, dalam kenyataan Label
Input-Output terdiri atas puluhan sektor bahkan mungkin dibuat ratusan
sektor.
Tabel 9.1.
Tabel Input-Output (I-O) Sederhana dengan Data Hipotetis

Sektor-sektor
Pemakai (Konsumen) Logam
Sektor- Tekstil dan Pertanian/ Rumah Tangga Output
dan Energi
Sektor Produksi industri Kecil Pangan (Tenaga Kerja) Total
Mesin
Produsen
(1) Logam & Mesin 100 650 100 50 100 1.000
(2) Tekstil & Industri kecil 400 250 350 750 250 2.000
(3) Energi 150 50 50 50 2.900 500
(4) Pertanian /Pangan 150 100 500 500 5.250 6.500
(5) Rumah tangga (Tenaga kerja) 100 200 1000 5.500 500 10.000

Tabel I-O dinyatakan dengan satuan fisik. Dalam penyusunannya,


koefisien input-output dianggap konstan. Pada dasarnya ini merupakan
gambaran periode jangka pendek. Tabel ini selain menggambarkan struktur
perekonomian berupa interelasi yang kompleks antarsektor, juga digunakan
untuk perencanaan dan peramalan dalam penyusunan kebijakan ekonomi
agar konsisten.
 ESPA4111/MODUL 9 9.15

Tiap kolom menunjukkan sektor- sektor yang memproduksi dan pada


barisnya menunjukkan sektor-sektor yang menggunakan. Sektor-sektor pada
kolom dan baris sama. Kolom (6) menunjukkan output total masing-masing
sektor. Dengan melihat secara horizontal angka masing-masing baris, terlihat
bagaimana output total masing-masing sektor dipakai atau dihabiskan oleh
lima sektor yang ada. Dengan melihat masing-masing kolom secara vertikal
dapat dilihat banyaknya satuan output yang diproduksi oleh masing-masing
sektor yang dipakai sebagai input sektor-sektor tersebut. Jadi tabel ini
menunjukkan saling keterkaitan dan hubungan erat antara berbagai sektor
atau industri. Setiap sektor menggunakan output sektor lain sebagai input. Di
samping itu ada sebagian output yang digunakan atau dikonsumsi di dalam
sektor itu sendiri.
Sebagai contoh pada kolom (6) output total secara vertikal menunjukkan
output masing-masing sektor di mana sektor (industri) logam & mesin
menghasilkan 1.000 satuan, sektor mesin & industri kecil memproduksi
2.000 satuan, dan seterusnya ke bawah untuk sektor/industri lain. Kolom lain
secara vertikal menunjukkan banyaknya satuan output yang diproduksi oleh
masing-masing sektor yang dikonsumsi oleh sektor tersebut dan oleh sektor-
sektor lain. Pada kolom (2) misalnya, untuk menghasilkan sebanyak output
tekstil & industri kecil, diperlukan input sebanyak 650 satuan output logam
& mesin, 250 satuan output tekstil & industri kecil 50 satuan output energi,
100 satuan output pertanian/pangan, dan 200 satuan tenaga kerja. Secara
horizontal baris ke (4) misalnya menunjukkan dari 6.500 satuan output yang
diproduksi oleh sektor (industri) pertanian/pangan, sebanyak 150 satuan
dikonsumsi oleh sektor logam & mesin, 100 satuan oleh sektor tekstil &
industri kecil, 500 satuan oleh sektor energi, 500 satuan dikonsumsi sektor
pertanian/pangan sendiri, dan sebanyak 5.250 satuan dikonsumsi oleh sektor
rumah tangga (tenaga kerja).
Saling ketergantungan antar industri dalam perekonomian dapat dilihat
dampaknya sektor-sektor lain akibat perubahan output beberapa komoditi.
Misalkan dampak dari kenaikan sebesar 10 persen atau sebanyak 200 unit
produksi sektor tekstil & industri kecil, diperlukan sebanyak 10 persen
kenaikan produksi semua output yang digunakan sebagai input dalam
produksi tekstil dan industri kecil. Hal ini karena anggapan koefisien 1-0
adalah konstan di mana proses produksi dilakukan dengan skala produksi
konstan (constant return to scale). Dengan menerapkan kenaikan produksi
tekstil & industri kecil pada kolom (2) maka dapat diketahui diperlukan
9.16 Pengantar Ekonomi Mikro 

sebanyak 65 satuan tambahan logam & mesin, 5 satuan energi. 10 satuan


produk pertanian/pangan, 200 satuan tenaga kerja, dan 25 satuan tekstil dan
industri kecil untuk memproduksi tambahan produksi sebanyak 200 satuan
produk tekstil & industri kecil.
Tapi ini hanya merupakan permulaan saja dari begitu banyak
penyesuaian yang perlu seterusnya dibuat. Setiap sektor yang memasok input
kepada sektor tekstil & industri kecil harus juga menaikkan output. Para
pemasok pada gilirannya memerlukan lebih banyak input dari sektor-sektor
lain. Misalkan tambahan output sektor logam & mesin sebesar 65 satuan
dibutuhkan sebagai input untuk memproduksi tambahan output sektor tekstil
& industri kecil sebanyak 200 satuan yang pada gilirannya memerlukan
kenaikan sebesar kira-kira 6,5 persen. Bila koefisien 1-0-nya tetap dan
industri/sektor mengalami skala produksi konstan, produksi semua input
yang nampak pada kolom (1) diperlukan untuk memproduksi logam dan
mesin. Proses yang sama juga berlaku untuk sektor-sektor energi,
pertanian/pangan, dan sektor tenaga kerja. Jadi kenaikan produksi sebanyak 5
satuan energi yang diperlukan untuk memproduksi tambahan produksi tekstil
& industri kecil sebanyak 200 satuan mensyaratkan kenaikan produksi
(sebesar 1 persen) semua input yang terdapat pada kolom (3), dan proses
serupa juga terjadi untuk sektor-sektor pertanian/pangan dan tenaga kerja
(rumah tangga). Misalkan untuk memproduksi tambahan sebanyak 200
satuan output tekstil & industri kecil diperlukan input sebanyak 25 satuan
tekstil & industri kecil. Kenaikan sebanyak 25 satuan memerlukan kenaikan
berikutnya (yaitu sebanyak 1,25 persen dalam kasus ini) pada semua input
seperti yang ditunjukkan pada kolom (2).
Dan uraian di atas jelas terlihat interelasi masing-masing sektor terus
terjadi hampir tanpa batas. Dampak yang terjadi di sektor lainpun
memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Karena eratnya hubungan tersebut
perubahan besaran pada suatu kotak atau sel pada tabel I-O akan
menyebabkan perubahan pada besaran-besaran lain. Secara ringkas
dikatakan, perluasan produksi suatu sektor akan menimbulkan dampak di
sektor lain dan mempengaruhi hampir semua sektor dalam perekonomian.

1. Optimum Pareto atau Efisiensi Alokatif


Konsep optimum Pareto berarti tidak dapat membuat keadaan seseorang
menjadi lebih baik tanpa membuat keadaan yang lain lebih buruk. Ini
merupakan isu sentral dalam ilmu ekonomi. Salah satu cara melihatnya
 ESPA4111/MODUL 9 9.17

adalah dengan menggunakan grafik Batas Kemungkinan Daya Guna. Ini


hampir sama konsepnya dengan konsep Batas Kemungkinan Produksi yang
merupakan batas kombinasi banyaknya output fisik maksimal yang dapat
diproduksi oleh masyarakat, sedangkan yang pertama merupakan batas
kepuasan nilai guna atau kesejahteraan yang dapat dicapai.
Gambar 9.3 menunjukkan
Batas Kemungkinan Nilai atau
Daya Guna. Seperti biasa suatu
model digunakan untuk
menyederhanakan kenyataan
yang ada, maka dianggap
hanya ada dua orang dan nilai
guna yang diperoleh
dinyatakan pada dua sumbu.
Sumbu tegak menunjukkan
nilai guna atau kepuasan
individu A diberi simbol UA
dan pada sumbu mendatar
dinyatakan hal yang sama
untuk individu B dan diberi Gambar 9.3.
simbol UB. Batas Kemungkinan Nilai Guna Efisiensi
Pergerakan dari titik D ke Alokatif
titik E menunjuk terjadinya redistribusi berupa kenaikan nilai guna yang
diperoleh oleh A dan penurunan nilai guna yang diperoleh oleh B dari bundel
barang yang dikonsumsi. Hal ini paling mungkin terjadi karena ada
redistribusi pendapatan dari individu B ke individu A.
Di sepanjang titik-titik pada Batas Kemungkinan Nilai Guna, misalnya
di titik D atau E perekonomian telah mencapai efisiensi alokatif optimal
karena di sini kita tak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik
tanpa menurunkan kesejahteraan atau nilai guna yang diperoleh oleh individu
lain.
Tengoklah, sekarang pada titik yang terletak di sebelah dalam Kurva
Batas Kemungkinan Nilai Guna (UF0), sementara titik F tak dapat dicapai
karena berada di luar jangkauan batas UF0. Dengan menggunakan konsep
Batas Kemungkinan Nilai Guna maka dapat dikatakan situasi yang
menggambarkan efisiensi alokatif tercapai pada titik-titik di sepanjang garis
Batas Kemungkinan Nilai Guna. Pada titik C, masyarakat belum mencapai
tingkat Nilai Guna maksimum. Dengan demikian perpindahan dari titik C ke
9.18 Pengantar Ekonomi Mikro 

D akan memperbaiki keadaan kesejahteraan atau nilai guna yang diperoleh


oleh individu A dan B. Dalam jangka panjang, karena semakin banyak
barang konsumsi diproduksi dan tersedia maka Batas Kemungkinan Nilai
Guna akan bergeser ke kanan, misalnya menjadi UF1, dan sekarang titik F
terlihat bahwa nilai guna atau kesejahteraan masyarakat bertambah atau naik.

2. Surplus Konsumen
Jumlah pengeluaran total seorang konsumen yang menjadi penerimaan
produsen suatu komoditi, merupakan perkalian antara kuantitas yang
dikonsumsi serta harganya. Selisih antara nilai yang dibayar oleh konsumen
yaitu nilai pasar dan manfaat total yang diperoleh konsumen disebut surplus
konsumen. Hal ini karena konsumen memperoleh lebih banyak nilai manfaat
daripada nilai yang ia bayar, yang merupakan akibat berlakunya Hukum Nilai
Guna Marjinal yang Menurun.
Surplus konsumen muncul karena konsumen membayar harga yang
sama untuk setiap barang yang dibeli. Tak ada bedanya apakah barang
tersebut merupakan unit pertama yang dibeli atau unit terakhir, katakan
misalnya barang konsumsi tersebut adalah sepotong ayam goreng. Seperti
yang ditunjukkan oleh Hukum Nilai Guna Marjinal yang menurun, satuan
yang dibeli dan dikonsumsi lebih dulu akan berharga atau memberikan
kepuasan atau manfaat per unit lebih besar daripada unit yang dikonsumsi
berikutnya. Bila transaksi pembelian tak lagi memberikan manfaat kepuasan
kepada konsumen, ia akan berhenti dan mengkonsumsi.
Gambar 9.4 menunjukkan konsep surplus konsumen untuk seorang atau
satuan rumah tangga konsumen yang mengkonsumsi nasi gudeg. Katakanlah
harga nasi gudeg adalah Rp5.000.000,00 per bungkus.
 ESPA4111/MODUL 9 9.19

Gambar 9.4.
Surplus Konsumen untuk Satu Rumah Tangga Konsumen
Konsumen dapat membeli pada harga tersebut berapa bungkus pun yang
ingin beli. Ini ditunjukkan oleh garis mendatar PP. Banyaknya nasi gudeg
yang dibeli didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut. Nasi gudeg
pertama nilainya sangat tinggi baginya karena sebelumnya ia sangat lapar dan
memberi kepuasan atau nilai guna sangat tinggi. Ia bersedia membayar
sebesar Rp4.000,00 ribu per bungkus. Kurva permintaan individu berlereng
menurun mencerminkan hukum Nilai Guna Marjinal yang semakin Menurun.
Kurva permintaan karenanya merupakan skedul kesediaan membayar
berdasarkan manfaat atau Nilai Guna Marjinal yang diperoleh dengan
membeli dan membayar satuan barang tersebut. Tetapi ia membayar harga
untuk satu bungkus tersebut dan juga bungkus-bungkus seterusnya yang
dibeli hanya sebesar Rp5.000,00. Dengan demikian maka ia memperoleh
surplus konsumen sebesar Rp35.000,00 untuk satuan bungkus pertama nasi
yang dibeli dan dikonsumsi, dan begitu seterusnya.
Tetapi coba lihat surplus tersebut makin kecil karena harga per bungkus
tetap sementara kurva permintaan, yang juga menunjukkan kesediaan
membayar berdasarkan nilai guna menurun. Konsumen hanya membeli
sampai unit yang memberi Nilai Guna Marjinal sama dengan harga atau ia
hanya membeli bila ia memperoleh surplus konsumen. Jadi konsumen
tersebut akan membeli sebesar 8 bungkus nasi dengan demikian ia
memperoleh surplus. konsumen yang maksimal. Surplus konsumen total
merupakan area di bawah kurva permintaan individu namun di atas garis
horizontal harga (PP).
Konsep surplus konsumen digunakan untuk memutuskan sejauh mana
suatu barang, katakanlah barang publik misalnya jalan atau jembatan, harus
diproduksi atau dibangun agar diperoleh manfaat total maksimal bagi
masyarakat keseluruhan. Kurva permintaan pasar total akan suatu komoditi
diperoleh dengan menjumlahkan secara mendatar semua kurva permintaan
individu. Untuk barang publik, misalnya jembatan yang berlaku prinsip non-
eksklusif, maka penjualan kepada para individu pemakai jalan atau
penyeberang jembatan tersebut tak dapat dilakukan. Dengan demikian
dengan mekanisme pasar tak dapat diputuskan apakah jembatan tersebut
dibangun atau tidak. Konsep surplus konsumen bisa membantu
menyelesaikan, bila biaya pembangunan jembatan ditambah dengan semua
biaya pemeliharaan dan pengoperasian sepanjang periode waktu pemakaian
lebih kecil atau paling tidak sama dengan jumlah semua surplus konsumen
sepanjang waktu pemakaian, maka jembatan tersebut harus dibangun karena
9.20 Pengantar Ekonomi Mikro 

akan memberi tambahan bersih manfaat kepada para pemakai atau


masyarakat secara keseluruhan. Bila terjadi hal sebaliknya terjadi maka
jembatan tersebut jangan dibangun.
3. Surplus Produsen (Rente Ekonomi)
Karena berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang semakin Berkurang
dalam jangka pendek maka biaya produksi rata-rata atau marjinal yang
diperlukan untuk memproduksi suatu komoditi selalu naik dengan makin
banyaknya output yang diproduksi. Dalam jangka panjang input-input yang
lebih baik dan lebih produktif digunakan lebih dahulu untuk menghasilkan
output dengan biaya lebih rendah dan baru kemudian digunakan input yang
kurang produktif dengan biaya lebih tinggi. Dengan cara demikian maka
diperoleh kurva biaya marjinal yang menanjak naik dan sekaligus juga
merupakan kurva penawaran dalam pasar industri persaingan murni. Dalam
komponen biaya ekonomis telah termasuk komponen keuntungan normal.
Harga dan kuantitas keseim-
bangan terjadi pada perpotongan
antara kurva penawaran dan kurva
permintaan. Semua barang dijual
dengan harga sama yaitu harga
keseimbangan. Bila produsen
menjual pada harga sama dengan
biaya marjinal maka produsen telah
memperoleh keuntungan normal.
Harga jual di atas biaya marjinal
merupakan surplus produsen atau
rente ekonomi, hal ini nampak pada
Gambar 9.5.
Gambar 9.5.
Pada titik keseimbangan E, Surplus Ekonomis Surplus Produsen
produsen menjual pada harga dan dan Surplus Konsumen
kuantitas keseimbangan PE dan QE. Seluruh produsen dalam industri yang
bersangkutan memperoleh surplus produsen atau rente ekonomi sebesar
bidang segitiga AEPE, karena dengan menjual sampai kuantitas sebesar QE,
produsen dapat menjual pada tingkat harga di atas biaya produksi marjinal.
Sementara itu, pada harga dan kuantitas keseimbangan PE dan QE,
seluruh konsumen memperoleh surplus konsumen sebesar bidang atau area
segi tiga BPEE. Bila dua area segitiga yang merupakan surplus konsumen
dan rente ekonomi (surplus produsen) dijumlah maka diperoleh surplus
 ESPA4111/MODUL 9 9.21

ekonomi. Surplus ekonomi akan mencapai maksimal bila output diproduksi


dan dijual pada tingkat output dan harga keseimbangan. Pada tingkat ini
perekonomian berada pada tingkat alokasi sumbernya optimum. Bila output
diproduksi dan dijual tidak pada tingkat keseimbangan maka perekonomian
tidak berada pada tingkat alokasi sumber daya yang optimal dan masyarakat
mengalami kerugian (deadweight loss). Hal ini nampak pada Gambar 9.6.

Gambar 9.6.
Efisiensi Alokasi Sumber dan Deadweight Loss

Misalkan diproduksi output sebesar Q1 dan dijual sebesar P1, maka


surplus ekonomi yang diperoleh tidak mencapai maksimum seperti bila
diproduksi dan dijual sebesar QE pada harga PE. Penurunan surplus ekonomi
yang dialami adalah sebesar AEC, ini disebut sebagai kerugian (deadweight
loss). Kerugian ini bisa dihilangkan bila output yang diproduksi dinaikkan
menjadi sebesar QE. Hal ini karena pada output tambahan yang bisa
diproduksi sebesar Q1QE, Biaya Marjinal menjadi lebih rendah dibandingkan
kesediaan konsumen untuk membayar.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Apakah perbedaan antara keseimbangan parsial pasar dan keseimbangan


umum perekonomian?
9.22 Pengantar Ekonomi Mikro 

2) Bagaimana bisa menggambarkan keseimbangan umum perekonomian?


Jelaskan! Apa hubungan antara efisiensi alokasi sumber daya optimal
dengan surplus ekonomi?
Petunjuk Jawaban Latihan

1) Keseimbangan pasar parsial adalah kombinasi kuantitas dan harga


keseimbangan sebagai hasil interaksi kekuatan permintaan dan
penawaran di suatu pasar tertentu. misal pasar output atau input yang
terpisah dan pengaruh interaksi di pasar lain. Keseimbangan pasar umum
adalah keseimbangan pasar yang saling terkait dengan pasar yang lain
dalam perekonomian.
2) Keseimbangan umum bisa digambarkan dengan dua cara yaitu dengan
Tabel Input-Output dan dengan Aliran. Melingkar Perekonomian
produsen dan konsumen/pemilik input atau faktor produksi dengan
permintaan dan penawaran masing-masing di pasar output dan di pasar
input berdasar kepentingan atau tujuannya masing-masing.
Efisiensi alokasi sumber daya yang optimal berarti tercapainya tingkat
kesejahteraan optimal. Dari sisi konsumen, kesejahteraan merupakan
surplus konsumen yaitu selisih antara harga pasar komoditi yang dibeli
dan dikonsumsi dengan kesediaan membayar yang merupakan nilai
manfaat yang diperoleh dari komoditi tersebut. Dari sisi produsen. rente
ekonomi atau surplus produsen adalah selisih antara harga pasar
komoditi dengan biaya ekonomis (termasuk, keuntungan normal). Bila
surplus ekonomi yang merupakan surplus produsen dan surplus
konsumen maksimal maka kesejahteraan masyarakat adalah optimal dan
alokasi sumber daya mencapai optimal. Pelajari kembali mengenai
surplus konsumen dan surplus produsen.

RA NG K UM A N

Keseimbangan pasar parsial menunjukkan kondisi keseimbangan di


masing-masing pasar output atau input berdasarkan kekuatan permintaan
dan penawaran. Keseimbangan umum pasar menggambarkan hal yang
sama namun secara keseluruhan dengan melihat dampak dari apa yang
terjadi di pasar-pasar lain dalam perekonomian. Hal ini menunjukkan
adanya saling keterkaitan antara pasar yang satu dengan yang lain.
Secara sederhana, keseimbangan umum dapat digambarkan dengan
model pasar dua output dan dua input. Penyesuaian keseimbangan yang
terjadi akibat perubahan pada suatu pasar akan mengakibatkan
perubahan keseimbangan pada pasar lain. Penyesuaian ini bisa terjadi
 ESPA4111/MODUL 9 9.23

dalam jangka pendek dan jangka panjang. Penyesuaian yang pertama tak
mencakup perubahan kapasitas produksi, hanya meliputi perubahan
harga dan kuantitas keseimbangan pasar.
Bila semua persyaratan dan asumsi dipenuhi, mekanisme harga
pasar persaingan yang logis, akan menuntun ke hasil penyelesaian
kesejahteraan optimal. Syarat-syarat tersebut adalah pemenuhan
kepentingan pribadi dan kondisi persaingan.
Tabel Input-Output suatu perekonomian negara merupakan upaya
penggambaran hubungan yang erat dan kompleks antarsektor, industri
atau pasar dalam suatu perekonomian. Dengan anggapan bahwa
koefisien produksi konstan, tabel tersebut mencoba menggambarkan
output suatu sektor digunakan sebagai input, pada sektor-sektor lain.
Tabel ini bisa digunakan untuk membuat perencanaan pembangunan
ekonomi secara konsisten.
Pareto optimum atau efisiensi alokatif sumber daya pada sisi
konsumsi dapat digambarkan dengan menggunakan konsep Batas
Kemungkinan Nilai Guna. Ini analog dengan konsep Batas
Kemungkinan Produksi. Secara sederhana, dianggap hanya ada dua
individu konsumen yang mengkonsumsi bermacam bundel kombinasi
barang-barang konsumsi. Garis atau Kurva Batas Kemungkinan Nilai
Guna yang semakin jauh dari titik asal ke kanan atas menunjukkan
pencapaian Nilai Guna atau kepuasan lebih tinggi.
Surplus konsumen yang ditunjukkan dengan kurva permintaan
individual berlereng menurun karena berlakunya Hukum Nilai Guna
yang semakin Menurun, sementara konsumen membeli komoditi pada
harga yang sama yaitu harga pasar. Dengan demikian ada selisih antara
nilai manfaat yang diperoleh dengan harga yang dibayar, yang disebut
surplus konsumen. Konsumen akan terus menambah pembelian barang-
nya sampai tingkat di mana surplus konsumen not, atau di mana nilai
guna yang diperoleh atas konsumsi barang tersebut sama dengan harga.
Rente ekonomi atau surplus produsen analog dengan surplus
konsumen. Hal ini karena Biaya Marjinal berlereng menanjak naik,
sementara produsen menjual output-nya pada harga yang sama yaitu
harga pasar. Surplus produsen merupakan selisih antara harga pasar
dengan Biaya Marjinal. Biaya marjinal dalam kondisi pasar persaingan
murni menggambarkan kurva penawaran produsen. Produsen akan
memproduksi sampai pada tingkat output di mana rente ekonomi not
atau di mana Biaya Marjinal sama dengan harga.
Penyelesaian harga dan kuantitas keseimbangan pasar yang
merupakan hasil perpotongan antara kurva permintaan dan kurva
penawaran memberikan surplus ekonomi, yang merupakan surplus
konsumen dan surplus produsen yang maksimum. Bila output diproduksi
9.24 Pengantar Ekonomi Mikro 

lebih besar atau lebih kecil dibandingkan tingkat output keseimbangan


maka surplus ekonomis yang diperoleh tidak maksimum. Karena itu
perekonomian menderita kerugian (deadweight loss).
T ES FO R M AT IF 1

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Yang dimaksud dengan analisis ekonomika keseimbangan parsial dan


keseimbangan umum adalah ....
A. mekanisme harga persaingan yang logis yang akan menuntun hasil
ke penyelesaian kesejahteraan optimal, bila semua persyaratan dan
asumsinya dipenuhi
B. yang pertama selisih antara nilai yang dibayar oleh konsumen dan
manfaat total yang diperoleh konsumen barang tersebut. yang kedua
merupakan harga jual atas biaya produksi marjinal
C. yang pertama merupakan keseimbangan harga dan output pada pasar
komoditi tertentu, sedang yang kedua adalah analisis sistem harga
keseluruhan dengan melihat dampaknya pada perekonomian
D. perubahan harga, baik harga output maupun harga input, serta
perubahan kuantitas masing-masing menyebabkan perubahan
permintaan di pasar output oleh konsumen yang mempengaruhi
distribusi pendapatan

2) Analisis yang mencakup hubungan antara berbagai pasar input maupun


output disebut analisis ....
A. keseimbangan marjinal
B. ketidakseimbangan pasar
C. input-output atau keseimbangan umum
D. maksimisasi kepuasan

3) Dari pernyataan-pernyataan berikut, manakah yang menurut Anda


benar?
A. Menurut analisis keseimbangan parsial, sementara dianggap tak ada
hubungan antara pasar suatu komoditi misalnya mobil dengan pasar
faktor produksi tenaga kerja.
B. Hanya ada pasar input yang merupakan hubungan komplementer
dan merupakan anggapan analisis keseimbangan parsial.
C. Tak ada beda antara analisis keseimbangan pasar umum dan
keseimbangan pasar parsial karena keduanya mengemukakan
tentang harga dan kuantitas output.
 ESPA4111/MODUL 9 9.25

D. Keseimbangan parsial dikemukakan dengan grafik dan matematik


sedang keseimbangan pasar umum dikemukakan secara verbal.

4) Konsep Pareto Optimum menunjuk pada situasi di mana ....


A. para produsen sudah mencapai tingkat kepuasan maksimal dan para
konsumen memperoleh laba maksimal
B. kita tak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa
membuat orang lain menjadi lebih buruk
C. posisinya berada di titik-titik di sebelah luar atau kanan, atas Kurva
Batas Kemungkinan Nilai Guna
D. titik-titik posisinya tak ada hubungannya dengan Kurva Batas
Kemungkinan Produksi atau Kurva Batas Kemungkinan Nilai Guna

5) Surplus konsumen ....


A. adalah selisih antara kesediaan membayar oleh konsumen (atau
manfaat yang diperoleh) dengan harga barang yang dibeli
B. adalah selisih antara harga yang dibayar konsumen serta harga yang
diterima produsen
C. besarnya selalu sama dengan surplus produsen
D. dan surplus produsen hanya diperoleh bila keduanya terjadi dalam
masyarakat yang sudah makmur dan berkecukupan

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
9.26 Pengantar Ekonomi Mikro 

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang


belum dikuasai.
 ESPA4111/MODUL 9 9.27

Kegiatan Belajar 2

Eksternalitas dan Barang Publik

K eseimbangan parsial dan keseimbangan umum dalam sistem pasar


yang berpijak pada asumsi bahwa semua syarat penyelesaian berlaku
akan memberikan kesejahteraan ekonomi yang optimal atau disebut sebagai
Pareto Optimum alokasi sumber daya. Ini sering dikemukakan sebagai
kelebihan mekanisme harga atau perilaku dari tangan gaib (invisible hand).
Namun dalam kenyataan, karena suatu hal, satu atau beberapa syarat
berlakunya mekanisme harga pasar tidak dipenuhi, keadaan ini menyebabkan
kondisi Optimum Pareto tak dapat dicapai. Hal ini disebut sebagai kegagalan
pasar dan menyebabkan sistem pasar tidak mengalokasikan sumber daya
secara paling efisien. Untuk ini dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam
berbagai bentuk untuk mengkoreksi. Namun lagi, inipun menimbulkan
kegagalan birokrasi dan menghasilkan inefisiensi ekonomi. Tidak tercapainya
persaingan murni di pasar, eksternalitas, serta kasus barang publik
merupakan sebab kegagalan pasar. Pada modul ini dibicarakan evaluasi
positif dan negatif terhadap mekanisme harga pasar, tangan gaib, dan tiga
kasus kegagalan pasar, upaya penanggulangan atau pengendalian
eksternalitas, dan akhirnya akan dibahas pula tentang kegagalan sektor publik
(birokrasi).

A. EVALUASI SISTEM HARGA DAN KEGAGALAN PASAR

1. Kebaikan dan Keburukan Sistem Harga Pasar


Dua manfaat atau kebaikan sistem harga pasar adalah:
a. Efisiensi alokatif. Sistem harga pasar mengarahkan atau menuntun
kepada alokasi sumber daya secara efisien. Sistem harga pasar
kompetitif akan menuntun penggunaan sumber daya untuk memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang paling diinginkan masyarakat.
Persaingan memaksa perusahaan menggunakan teknik produksi paling
efisien dan mengembangkan inovasi dalam teknik produksi agar lebih
efisien. Tangan gaib menuntun ke arah efisiensi ekonomi maksimum, hal
ini merupakan efisiensi alokatif yang membuat para ahli ekonomi
9.28 Pengantar Ekonomi Mikro 

menentang campur tangan atau regulasi atas sistem pasar persaingan


bebas.
b. Kebebasan mengambil keputusan ekonomi. Sistem harga pasar
persaingan menjamin kebebasan perorangan. Masalah pokok ekonomi
yang dihadapi oleh masyarakat adalah bagaimana mengkoordinasikan
kegiatan ekonomi. Pada dasarnya ada dua cara. Pertama dengan
perencanaan terpusat dan dengan menggunakan paksaan, sedangkan cara
kedua melalui sistem harga persaingan tanpa instruksi (perintah)
paksaan. Sistem harga memungkinkan kebebasan berusaha dan memilih.
Para produsen dan pekerja tidak bertujuan memenuhi target produksi
yang ditetapkan pemerintah, tetapi untuk memenuhi kepentingan diri
sendiri.
Kritik pertama terhadap sistem harga adalah bahwa dalam prosesnya
justru membuat hilangnya persaingan, dan ini menjadi kendala
berlakunya mekanisme harga pasar persaingan. Dua faktor menyebabkan
hal ini. Pertama, dalam suasana persaingan di mana masing-masing
berusaha memperkuat posisi atau kedudukan ekonomi dengan berbagai
cara dengan persekongkolan, persaingan tak sehat dan saling
menjatuhkan. Faktor lain yang memperlemah persaingan adalah
kemajuan teknologi. Teknik produksi modern umumnya membutuhkan
kapital riil dalam jumlah besar, pasar menjadi berskala besar, manajemen
semakin kompleks, terpusat dan terintegrasi, sumber daya atau bahan
mentah dibutuhkan dalam jumlah besar dan terjamin penyediaannya.
Agar dicapai efisiensi produksi secara maksimum, melalui penggunaan
teknologi terbaik dan modern, maka hanya diperlukan sejumlah kecil
atau beberapa produsen besar, akibatnya mekanisme persaingan menjadi
melemah.
Kritik lain atas sistem harga persaingan adalah pemborosan dan produksi
yang tak efisien. Hal ini karena dua hal berikut.
c. Distribusi Pendapatan Tidak Merata. Mekanisme harga persaingan
memungkinkan para enterpreneur menjadi lebih efisien dan cerdik
mengakumulasikan sumber kekayaan. Hal ini makin intensif lewat
sistem pewarisan, ditambah lagi dengan perbedaan kualitas sumber daya
manusia yang ditawarkan oleh sektor rumah tangga menyebabkan
distribusi pendapatan tidak merata. Mereka yang mempunyai pendapatan
tinggi mempunyai kekuatan lebih besar dalam permintaan pasar dan
dalam menentukan jenis barang yang diproduksi serta alokasi sumber
daya ekonomi dalam masyarakat. Ketimpangan distribusi pendapatan
 ESPA4111/MODUL 9 9.29

menyebabkan produksi dan alokasi sumber daya tidak efisien karena


cenderung memproduksi terlalu banyak barang-barang mewah.
d. Kegagalan Pasar. Eksternalitas dan barang publik merupakan dua unsur
penting kegagalan pasar yang mencegah sistem pasar berfungsi secara
optimal dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien. Eksternalitas
menyebabkan sistem pasar gagal mencakup semua manfaat dan biaya
yang berhubungan dengan produksi atau konsumsi beberapa barang dan
jasa tertentu. Muncul manfaat atau biaya eksternal, di luar sistem pasar
barang/jasa yang bersangkutan. Permintaan di pasar barang dan jasa
mencerminkan manfaat yang diperoleh oleh konsumen individu atas
barang-barang dan/atau jasa-jasa tersebut, namun tidak mencakup
pembelian barang-barang/jasa-jasa misalnya suntikan imunisasi polio
dan penemuan sinar rontgent, serta pendidikan/pelatihan yang
memberikan manfaat atau kepuasan kepada masyarakat sebagai
keseluruhan. Dari segi penawaran pun keputusan para produsen tidak
mencerminkan biaya eksternal yaitu biaya yang merupakan beban dan
harus dibayar oleh masyarakat sebagai keseluruhan dalam bentuk polusi
atau pencemaran lingkungan. Bila permintaan dan penawaran tidak
mencerminkan biaya dan manfaat secara tepat dan sepenuhnya, maka
sistem harga persaingan tidak dapat diharapkan memberikan alokasi
sumber daya yang memuaskan kebutuhan masyarakat.
Bentuk kegagalan pasar kedua adalah barang publik. Cukup banyak
barang dan jasa-jasa yang tak dapat dibiayai atau diselenggarakan oleh
rumah tangga individu. Contohnya adalah jasa pendidikan, jalan raya,
program penyediaan pengairan untuk pertanian dan program
pengendalian banjir, pertahanan dan keamanan, pemeliharaan atas
berlakunya hukum dan ketertiban masyarakat, atau pembangunan lampu
mercu suar di laut yang tidak dapat dibeli berdasarkan pertimbangan
individu semata.
Ketidakmampuan sumber daya untuk bergerak juga merupakan unsur
kegagalan pasar. Sistem harga pasar persaingan gagal mengadakan
penyesuaian bila terjadi perubahan tujuan produksi masyarakat, selain
dibutuhkan waktu untuk mengadakan penyesuaian. Meskipun dalam
situasi paling kompetitif sumber daya manusia, alam, maupun peralatan
produksi tidak sepenuhnya mudah bergerak. Jadi perpindahan sumber
daya dari industri yang mengalami penciutan serta masuknya pemain
baru ke dalam industri yang mengalami perluasan memerlukan waktu
dan prosesnya tak terjadi secara sempurna dan dalam waktu sekejap.
9.30 Pengantar Ekonomi Mikro 

2. Tangan Gaib dan Kegagalan Pasar


Mekanisme sistem harga pasar menyimpulkan tangan gaib akan
menuntun setiap individu, unit, atau agen ekonomi dalam masyarakat untuk
mencapai keadaan terbaik bagi semua. Setiap upaya campur tangan
pemerintah atas proses atau situasi pasar bebas akan memperburuk keadaan
dan basil, tetapi setelah beberapa waktu kemudian disadari sistem mekanisme
harga pasar tidak sepenuhnya memberikan hasil optimal atau ideal yang
disebut juga first best (terbaik pertama) bagi masyarakat. Situasi seperti ini
sering kali disebut kegagalan pasar. Ada tiga elemen utama kegagalan pasar,
yaitu kondisi persaingan tak sempurna, eksternalitas, dan barang publik.

a. Persaingan tak sempurna (murni)


Hasil ideal terbaik pertama dalam mekanisme pasar diperoleh bila syarat
berlakunya persaingan murni dipenuhi. Kondisi atau syarat ini merupakan
istilah teknis ekonomis adalah situasi di mana petani, pengusaha produsen,
ataupun pekerja serta keseluruhan relatif banyak jumlahnya dibandingkan
dengan pasar hingga masing-masing pelaku pasar tak mempunyai pengaruh
individu atas harga pasar. Namun, bila salah satu dari mereka cukup besar
hingga cukup dapat mempengaruhi pasar, maka terdapat unsur pasar
persaingan tak sempurna.
Perekonomian dapat dikatakan efisien bila berada di sepanjang Kurva
Batas Kemungkinan Produksi. Bila ada ketidaksempurnaan pasar, maka
output masyarakat mungkin bergerak ke sebelah dalam Kurva Kemungkinan
Produksi. Hal ini bisa terjadi misalnya karena unsur ketidaksempurnaan pasar
berupa perusahaan monopoli yang mungkin menyebabkan harga lebih tinggi
dibandingkan dengan harga pada pasar persaingan murni/sempurna dan
produsen membatasi atau mengurangi produksi agar bisa diperoleh
keuntungan di atas normal (super). Bila banyaknya produsen penjual hanya
sedikit (hanya ada beberapa saja) maka tak ada jaminan barang dijual pada
harga sebesar biaya marjinal. Dengan demikian konsep kekuatan tangan gaib
yang menuntun pada penyelesaian yang terbaik menjadi tak berlaku (hilang).
Dalam kenyataan, hakikat utama produksi dan kemajuan teknologi adalah
mendorong perusahaan mengadakan ekspansi usaha, tak ada jaminan apakah
keadaan menjadi makin atau bahkan menjadi kurang kompetitif.
 ESPA4111/MODUL 9 9.31

b. Eksternalitas
Hasil ideal oleh pengaturan tangan gaib juga tak dapat dicapai bila
kegiatan ekonomi tumpah ke luar (spill over) dari pasar bersangkutan, yang
disebut eksternalitas. Eksternalitas yang bisa terjadi pada kasus pencemaran
udara di mana sebuah pabrik mengeluarkan asap atau debu yang mengganggu
kesehatan atau ketenteraman dan harta milik masyarakat yang seharusnya.
Namun pabrik tidak membayar biaya-biaya atas kerugian ini. Contoh lain
adalah pencemaran air sungai, danau atau laut, risiko proses produksi pabrik
yang tak aman atau fasilitas pusat pembangkit nuklir tenaga listrik. Di sisi
lain ada pula eksternalitas positif atau eksternalitas ekonomis di mana
masyarakat memperoleh manfaat atas penemuan suatu produk baru yang
tidak dilakukannya. Demikian pula manfaat yang diperoleh oleh seluruh
masyarakat karena program perbaikan dan pemeliharaan kesehatan
masyarakat yang dapat memberantas penyakit cacar, polio, tipus, malaria,
dan wabah penyakit lain. Eksternalitas terjadi bila aktivitas produsen atau
rumah tangga individu menimbulkan biaya atau manfaat kepada pihak lain
tanpa mereka menerima pembayaran atau membayar biaya yang sesuai

c. Barang publik
Ini adalah kegiatan ekonomi yang memberi manfaat kepada masyarakat
yang tak dapat diserahkan pelaksanaan atau penyelenggaraannya kepada
perusahaan swasta. Contohnya adalah pertahanan dan keamanan,
pemeliharaan hukum dan ketertiban, pembuatan jalan raya, dukungan
keuangan untuk riset dan pengembangan ilmu murni serta kesehatan
masyarakat. Manfaat barang tersebut menyebar luas ke seluruh masyarakat
hingga tak ada produsen atau konsumen yang secara individu mempunyai
rangsangan untuk melaksanakan, maka pemerintahlah yang wajib
menyediakan barang publik.

B. REALOKASI SUMBER DAYA DAN PENANGGULANGAN


EKSTERNALITAS

1. Realokasi Sumber daya Akibat Eksternalitas


Sistem harga pasar persaingan bereaksi terhadap keputusan yang dibuat
oleh konsumen individu dan produsen individu. Keputusan tentang apa yang
9.32 Pengantar Ekonomi Mikro 

akan diproduksi dan apa yang tidak diproduksi, mencerminkan reaksi


terhadap kebutuhan dan kepuasan individu.
Pasar persaingan menghasilkan alokasi sumber daya secara efisien.
Posisi keseimbangan yang dihasilkan menyamakan antara kesediaan
konsumen untuk membayar tambahan suatu barang satu-satuan (yang
dicerminkan oleh kurva permintaan), dengan tambahan biaya produksi satu
satuan barang yang, dicerminkan oleh kurva penawaran. Pada posisi
keseimbangan, tambahan manfaat kepuasan marjinal yang diperoleh dari
konsumsi satuan output terakhir tepat sama dengan tambahan biaya marjinal
untuk memproduksinya. Bila diproduksi volume output sebesar kurang dari
QE yaitu Qi maka masyarakat tidak memproduksi beberapa barang X sebesar
Q1QE di mana manfaatnya lebih besar daripada biaya per unit.

Gambar 9.7.
Keseimbangan Pasar

Dengan demikian, maka terjadi alokasi sumber daya yang terlalu sedikit
pada industri barang X. Hal ini karena pada tingkat output kurang dari QE,
kurva permintaan yang mencerminkan manfaat tambahan, terletak di atas
kurva penawaran yang mencerminkan biaya tambahan. Atau katakanlah di
sini manfaat marjinal lebih besar daripada biaya marjinal.
Hal sebaliknya terjadi bila tingkat output yang diproduksi adalah Q2
pada Gambar 9.7 (a), di sini biaya marjinal satuan output terakhir yang
diproduksi yang dinyatakan oleh kurva penawaran, lebih tinggi daripada
manfaat marjinal satuan output tambahan. Output terlalu banyak diproduksi
dan sumber daya terlalu banyak dialokasikan untuk memproduksi barang X.
Hanya pada titik keseimbangan QE merupakan tingkat output yang efisien
atau optimum. Jadi, bila semua pasar dalam industri adalah kompetitif maka
 ESPA4111/MODUL 9 9.33

tercapai alokasi sumber-sumber secara optimum atau efisien di antara


berbagai alternatif penggunaan.
2. Eksternalitas Ekonomi
Adanya eksternalitas disekonomi menimbulkan biaya eksternal,
misalkan saja bila perusahaan yang menghasilkan suatu produk atau bahan
kimia membuang limbah lewat saluran air ke sungai atau danau dan
membuatnya tercemar, jelas masyarakat menginginkan agar sungai atau
danau tersebut dibersihkan. Tetapi bagaimana caranya dan siapa yang akan
membiayai. Perusahaan produk kimia pencemar lingkungan cenderung
memproduksi dalam jumlah lebih banyak dengan biaya produksi rendah
karena ia tidak harus menanggung biaya untuk membersihkan limbah
tersebut.
Hasil efisiensi alokatif secara otomatis hanya bisa dicapai pada pasar
kompetitif bila semua biaya dan manfaat yang berkaitan dengan konsumsi
dan produksi setiap produk sepenuhnya tercermin di pasar atau pada kurva
permintaan dan penawaran pasar. Atau dapat dikatakan, bila manfaat atau
biaya yang terjadi dalam produksi dan konsumsi suatu barang/jasa tidak jatuh
ke pihak-pihak lain di luar pasar yang bersangkutan yang bukan merupakan
pembeli atau penjual langsung barang tersebut.
Eksternalitas ada dua macam yaitu biaya eksternalitas dan manfaat
eksternalitas. Biaya eksternal terjadi bila produksi atau konsumsi suatu
komoditi melibatkan beban biaya atas pihak ketiga tanpa pemberian
kompensasi. Contoh umum biaya eksternal adalah biaya sosial akibat
pencemaran lingkungan. Bila sebuah perusahaan industri petrokimia
membuang limbah proses produksi ke sungai atau danau di dekat lokasinya,
akan membuat para perenang, pemilik perahu, petani ikan, serta masyarakat
di sekitarnya atau di sepanjang sungai tercemar tersebut (yang memanfaatkan
untuk kehidupan sehari-hari baik untuk air mandi, cuci, atau minum), tak lagi
bisa menggunakan begitu saja seperti keadaan sebelum terjadi pencemaran.
Mereka ikut menanggung beban biaya eksternalitas padahal mereka tidak
terlibat dalam produksinya. Begitu pula keadaannya bila sebuah kompleks
penyulingan minyak bumi mencemarkan udara melalui asap yang
dikeluarkannya, atau sebuah pabrik industri cat mengeluarkan bau tak enak
yang menyengat, atau perusahaan industri semen yang mengeluarkan debu
serta mengganggu kesehatan penduduk di lingkungan pemukiman di
sekitarnya.
Keadaan ini menyebabkan tak efisiennya keputusan ekonomi. Sumber
daya yang dialokasikan untuk produksi barang tersebut terlalu banyak dan
demikian pula tingkat produksi komoditi tersebut. Bila produsen
9.34 Pengantar Ekonomi Mikro 

membebankan biayanya pada pihak lain maka biayanya turun. Hal ini terlihat
pada Gambar 9.7 (b). Kurva penawaran, yang mencerminkan kurva biaya,
bergeser dari turun S menjadi S, yang mencerminkan kurva penawaran yang
mencakup semua biaya, termasuk biaya eksternal berupa biaya atau
pengeluaran yang diperlukan untuk memasang alat penyaringan pencemaran.
Bagi perusahaan produsen yang bersangkutan akan menguntungkan dan juga
efisien bagi seluruh masyarakat bila memproduksi pada tingkat output Q0.
Yang merupakan tingkat output optimum. Dengan adanya pencemaran maka
biaya nampak lebih rendah dari kurva penawaran adalah S, akibatnya tingkat
output keseimbangan yang diproduksi sebesar QE. Tingkat output ini
memang memenuhi kriteria keuntungan maksimum bagi perusahaan individu
yang bersangkutan, tetapi tak bisa memenuhi tingkat output optimal yang
memberikan kesejahteraan maksimum bagi seluruh masyarakat, jumlah
output yang diproduksi terlalu banyak sebesar Q0QE.
Hal sebaliknya terjadi bila ada manfaat eksternal, secara grafik
mempengaruhi atau menurunkan kurva permintaan, yang mencerminkan
manfaat yang diperoleh oleh konsumen. Lihat Gambar 9.7 (c), dengan
adanya manfaat eksternal maka kurva permintaan bergeser dari D, menjadi
D. Produksi barang-barang dan jasa-jasa mungkin menimbulkan manfaat
sosial atau manfaat eksternal kepada pihak lain yang tak ada hubungannya
dengan pihak-pihak di pasar bersangkutan. Contohnya adalah penemuan
sinar rontgen dan suntikan imunisasi polio, pendeteksian secara dini
penderita TBC serta pencegahan terhadap penularan suatu kuman penyakit
memberikan manfaat langsung kepada para konsumen, sama halnya dengan
pendidikan dan pelatihan.
Kembali ke Gambar 9.7 (c), maka permintaan pasar D mencerminkan
manfaat total lebih kecil daripada manfaat sesungguhnya. Sementara itu D1
mencerminkan manfaat total berupa manfaat privat yang diperoleh oleh
individu perorangan atau lembaga yang bersangkutan ditambah manfaat
eksternal diperoleh oleh pihak ketiga di luar pasar bersangkutan. Permintaan
dan penawaran pasar menghasilkan tingkat output komoditi sebesar QE yang
ternyata lebih rendah daripada tingkat output optimum efisien ideal sebesar
Q0, yang merupakan tingkat output keseimbangan bila pasar bisa
mencerminkan semua manfaat privat dan sosial. Bila dibandingkan keadaan
pada D1, dan S maka untuk semua satuan output antara QE dan Q0, manfaat
tambahan atau marjinal melebihi biaya marjinal seperti yang ditunjukkan
oleh kurva-kurva permintaan dan penawaran.
Bila terdapat eksternalitas maka alokasi sumber daya akan berkurang
atau tak optimal. Kasus biaya eksternal menyebabkan alokasi sumber daya
menjadi terlalu banyak sementara pada kasus manfaat eksternal terjadi
 ESPA4111/MODUL 9 9.35

alokasi sumber daya yang terlalu kecil (dibandingkan bila tak terdapat
eksternalitas) dan tingkat output dapat mencapai optimal ideal.
Analisis eksternalitas berlaku untuk kasus eksternalitas disekonomis
maupun ekonomis. Contoh eksternalitas ekonomis adalah hasil riset
pengembangan pertanian padi atau perkebunan tanaman keras yang
memberikan manfaat kepada usaha tani kecil perorangan maupun perkebunan
besar. Dalam pasar kompetitif, produsen tidak tertarik mengadakan riset dan
pengembangan produk sendiri karena kecilnya manfaat marjinal privat yang
diperoleh akibat eksternalitas dalam penggunaan ilmu pengetahuan, tak ada
insentif bagi perusahaan atau unit produksi swasta untuk mengadakan riset di
bidang pertanian. Namun, manfaat ekonomis secara keseluruhan cukup besar
dengan ditemukan dan digunakannya bibit unggul atau teknik baru rotasi
tanaman. Dengan menambahkan semua manfaat privat maka diperoleh
manfaat sosial yang besar sekali bagi seluruh masyarakat. Keadaan seperti ini
menuntun pada kesimpulan lain bahwa bila industri bersangkutan merupakan
industri monopolis maka ia akan melakukan riset dan pengembangan
produsen karena dapat memperoleh seluruh manfaat. Karena itu dikatakan
dalam industri monopolis diharapkan bisa diperoleh penemuan dan inovasi
baru daripada dalam suasana persaingan murni.

3. Pengendalian dan Penanggulangan Eksternalitas


Tindakan penanggulangan eksternalitas yang dilakukan oleh pemerintah
pada kasus biaya maupun manfaat eksternal merupakan upaya
menginternalisasikan semua biaya maupun manfaat eksternal. Misalkan
dalam kasus berupa biaya eksternal,-produsen dikenakan peraturan dan/ atau
pajak khusus.
a. Peraturan berdasarkan hukum. Ini merupakan tindakan langsung dalam
contoh penanggulangan pencemaran berupa peraturan pelarangan secara
langsung untuk mengendalikan dan menghambat polusi. Dengan
demikian, perusahaan industri yang secara potensial merupakan
penyebab polusi harus mengeluarkan tambahan biaya untuk pembelian,
pemasangan dan operasi alat yang diperlukan untuk menyaring air atau
udara sebelum limbah dibuang atau dialirkan ke sungai. Karena ada
ancaman hukuman, biaya produksi para pencemar potensial akan naik
yang mengakibatkan kurva biaya bergeser ke atas.
b. Pengenaan pajak khusus pencemaran. Pungutan pajak harus kira-kira
sebesar biaya pencemaran per satuan output. Dengan demikian
9.36 Pengantar Ekonomi Mikro 

perusahaan/industri tak bisa menghindarkan diri dari menanggung biaya


eksternal. Akibatnya kurva biaya produksi naik dan harga naik pada
setiap tingkat output hingga lebih menguntungkan memproduksi output
lebih sedikit. Sumber daya yang digunakanpun lebih sedikit hingga dapat
digunakan di sektor produksi lain, akibatnya ada perbaikan alokasi
sumber daya ekonomi.

Sebaliknya pada kasus manfaat eksternal, manfaat yang diterima oleh


individu lebih kecil daripada manfaat yang diperoleh masyarakat secara
keseluruhan. Akibatnya tingkat output yang diproduksi terlalu sedikit. Untuk
menaikkannya, pemerintah dapat mengambil kebijakan memberikan insentif
untuk meningkatkan produksi. Subsidi merupakan kebalikan pajak,
memberikan tambahan pendapatan bagi perusahaan. Sebagai contoh adalah
subsidi program imunisasi masal dan program kesehatan masyarakat lainnya.
Pilihan kebijakan lain dalam kasus manfaat eksternal adalah pemerintah
membiayai atau langsung memiliki dan mengoperasikan usaha tersebut.
Selain itu pemerintah juga dapat mengambil posisi tidak campur tangan
dalam hal ini, penyelesaian diserahkan kepada pihak-pihak swasta. Dua
penyelesaian dengan pendekatan ini mencakup penyelesaian lewat negosiasi
antara pihak-pihak yang terlibat (liability rule).
Pada semua kasus eksternalitas, penyelesaian lewat mekanisme pasar
murni menghasilkan penyelesaian yang tidak efisien. Setiap pendekatan yang
digunakan untuk menyelesaikan harus menginternalisasikan, biaya eksternal,
karena itu biaya eksternal harus diinternalisasi bagi pengambil keputusan
untuk memberi insentif untuk menurunkan pencemaran polusi dalam jumlah
yang efisien. Misalkan pemerintah memutuskan tidak campur tangan dalam
masalah polusi air sungai. Keadaan ini menuntun pihak-pihak bersangkutan
mengadakan negosiasi dan perundingan guna mencapai persetujuan yang
memberikan hasil efisien. Penyelesaian seperti ini dapat diperoleh bila hak
milik dapat didefinisikan secara jelas dan biaya negosiasi rendah. Sebagai
contoh sebuah perusahaan industri membuang limbah kimia di hulu sungai.
Ini mencemari tambak udang atau tanah pertanian padi di hilir sungai. Pihak
yang terakhir bisa menuntut kerugian di pengadilan atau lewat perantara
hukum dengan negosiasi yang diselesaikan di luar pengadilan. Dengan
negosiasi, keduanya akan sampai pada keputusan tentang tingkat efisien
polusi. Tetapi hal ini sulit dirundingkan dan dilaksanakan karena sulit
mendefinisikan batas-batas hak milik serta menghitung kerugian yang
 ESPA4111/MODUL 9 9.37

diakibatkan. Dengan metode liability rule maka pembuat pencemaran dapat


dituntut untuk setiap akibat yang ditimbulkan terhadap orang atau pihak lain.
Pada penyelesaian pengendalian kolektif, pemerintah bertindak
menanggulangi polusi yang bisa berupa pengendalian langsung atau
pungutan denda berupa pengenaan pajak untuk mendorong perusahaan
mengurangi tingkat polusi atau eksternalitas lainnya. Secara praktis
pemerintah dapat menetapkan ambang batas pencemaran yang dapat ditolerir
bagi suatu perusahaan/industri. Misalnya ditetapkan untuk industri perakitan
mobil dan pembuatan suku cadang selama suatu periode waktu tertentu harus
menurunkan tiga sumber utama pencemarannya sebesar 90 persen. Untuk
pembangunan pembangkit tenaga listrik ditetapkan harus menurunkan
pencemaran sulfur sebesar 90 persen. Perusahaan produsen asbes diwajibkan
membersihkan udara di sekitarnya hingga tak boleh lebih dari dua lembar
serat asbes ada pada setiap satu kubik sentimeter udara. Penetapan yang
serupa juga bisa dilakukan untuk perusahaan industri semen, petrokimia, dan
industri lain.
Misalkan pemerintah menetapkan polusi tak boleh lebih besar dari 100
ton yang merupakan titik keseimbangan optimal di mana nilai tambahan
kerusakan lingkungan bagi masyarakat sama besarnya dengan tambahan
biaya marginal akibat penurunan pencemaran. Bila ambang batas ini
dilampaui maka ia dikenakan denda yang sangat berat hingga kebijakan
penetapan ambang batas polusi oleh pemerintah dapat tercapai. Tetapi dua
masalah akan muncul di sini. Pertama, bagaimana menetapkan tingginya
ambang batas agar bisa dicapai penyelesaian pencemaran yang optimal. Pada
dasarnya ini bisa dilakukan dengan mengadakan analisis biaya manfaat.
Semua kerusakan sosial dan biaya penanggulangan diidentifikasi dan
dihitung dan kemudian dicari tingkat pencemaran yang meminimumkan
biaya total, misalkan diperoleh ambang batas yang meminimumkan biaya
sebesar 100 ton pencemaran. Kesulitan kedua yang dihadapi adalah bila
pengenaan dendanya sangat besar, maka perusahaan akan terangsang
memenuhinya. Tetapi bila dendanya dipandang perusahaan cukup ringan
dibandingkan dengan manfaat atau keuntungan yang diperolehnya bila ia
mencemarkan lebih banyak atau. melebihi ambang batas, perusahaan
cenderung melanggar ambang batas.
Kelemahan penetapan ambang batas pencemaran adalah karena
ditetapkan secara umum dan tak membedakan menurut skala perusahaan,
output perusahaan industri baja di daerah terletak di daerah pedesaan ataupun
9.38 Pengantar Ekonomi Mikro 

perkotaan, apakah untuk bahan kimia beracun itu mempunyai efek merusak
permanen atau hanya temporer? Ketetapan ambang batas semacam ini tak
dapat secara efisien mengalokasikan penurunan pencemaran di antara
perusahaan industri hingga mereka yang biaya penanggulangan
pencemarannya rendah mungkin sekali harus menanggung biaya tinggi.
Karena adanya kritik atau kelemahan penetapan ambang batas
pencemaran yang merupakan metode pengendalian langsung maka beberapa
kalangan menyarankan pengenaan pajak pencemaran. Mekanisme bekerjanya
sebagai berikut, perusahaan industri pencemar lingkungan ditetapkan harus
membayar pajak atas pencemaran sebesar nilai kerusakan eksternal.
Perusahaan yang berorientasi mencapai keuntungan maksimum akan
mencapai keseimbangan pada tingkat produksi di mana biaya marjinal
penurunan pencemaran sama untuk privat ataupun untuk seluruh masyarakat.
Upaya penanggulangan pencemaran lewat pengenaan pajak polusi dapat
menurunkan pencemaran atau eksternalitas disekonomi lain secara lebih
fleksibel dan efisien, karena hanya beberapa pajak eksternalitas diperlukan
dibandingkan dengan ribuan peraturan penetapan ambang batas polusi.

C. BARANG PUBLIK DAN KEGAGALAN PUBLIK

1. Barang Publik
Barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dan dikonsumsi
masyarakat dapat dibedakan secara garis besar menjadi barang privat dan
barang publik. Contoh barang privat adalah nasi, sepatu, radio, pakaian,
pesawat televisi, dan lain-lain, yang diperjualbelikan melalui sistem pasar;
sementara barang publik seperti pertahanan dan keamanan nasional, mercu
suar, pengendalian banjir dan program pemberantasan hama penyakit
dilakukan oleh pemerintah. Mengapa demikian? Alasan utamanya adalah
aplikasi prinsip noneksklusi serta tumpahan manfaat eksternal yang besar.
Pada barang privat berlaku prinsip eksklusif, prinsip ini tak berlaku pada
barang publik. Pada kasus barang privat, mereka yang ingin atau bersedia
membayar harganya akan memperoleh barang tersebut, sedangkan mereka
yang tak membayar dikeluarkan atau dapat dipisahkan tak memperoleh
manfaat barang tersebut. Untuk barang publik, prinsip eksklusif tak dapat
diterapkan, karena tak ada cara yang secara praktis dapat memisahkan
individu-individu untuk memperoleh manfaat beberapa barang dan jasa bila
mereka menolak membayar. Contoh klasik adalah mercu suar yang memberi
 ESPA4111/MODUL 9 9.39

petunjuk arah kepada semua kapal yang lewat. Dalam hal ini tak mungkin
menghalangi beberapa kapal yang lewat untuk memperoleh jasa panduan
atau petunjuk arah, katakanlah bagi mereka yang tidak mau membayar biaya
pembangunan atau pengoperasiannya. Alasannya, bila bisa diperoleh manfaat
tanpa harus membayar, mengapa harus membayar, (sementara pihak lain
telah membayarnya). Di sini muncul penumpang gratis (free riders), yakni
pihak yang ikut mengkonsumsi tapi tidak ikut membiayai. Mekanisme pasar
tak dapat berlaku dan tak ada rangsangan bagi sektor swasta untuk
memproduksi atau menyediakan. Cerita yang sama juga berlaku untuk
fasilitas jalan raya kecuali jalan tol bebas hambatan yang dapat
mengeksklusifkan para penggunanya. Untuk penyelenggaraan fasilitas
semacam ini sektor swasta tak akan melaksanakan karena tak bisa menjual,
dan karena itu tidak menguntungkan. Meskipun fasilitas jasa tersebut
menghasilkan manfaat tetapi sistem pasar tidak mengalokasikan sumber daya
kepadanya.
Selain barang publik murni di mana prinsip eksklusif tak dapat
sepenuhnya diterapkan, bisa juga terjadi manfaat eksternal. Barang-barang
seperti misalnya pendidikan, jalan kecil dan besar, perlindungan polisi dan
pemadam kebakaran, suntikan untuk pencegahan penyakit, jasa pembuangan
sampah dan, kebersihan, dan saluran air buangan disebut barang kuasi publik.
Ini dapat dipenuhi oleh sektor swasta melalui mekanisme sistem harga
ataupun dilaksanakan oleh pemerintah. Banyak pertimbangan perlu
dilakukan, namun salah satu yang terpenting adalah pertimbangan efisiensi
pelaksanaan.
Barang publik atau barang kuasi publik yang disediakan dan
dilaksanakan oleh pemerintah dilakukan berdasar pilihan sekelompok orang
atau secara kolektif, yang ditentukan melalui proses pengambilan keputusan
politis. Dana pemerintah yang digunakan untuk membiayai, dihimpun dari
pajak rumah tangga perorangan dan produsen, hingga menyimpang ke luar
dari aliran melingkar penerimaan pendapatan antara sektor perusahaan dan
sektor rumah tangga. Pajak tersebut akan menurunkan permintaan agregatif
sektor swasta akan barang-barang dan jasa-jasa d4n selanjutnya menurunkan
permintaan sumber daya ekonomi.

2. Kegagalan Sektor Publik


Jika terdapat kegagalan pasar pada sektor swasta yang bekerja berdasar
mekanisme pasar, di mana pasar gagal mencapai penyelesaian terbaik dalam
9.40 Pengantar Ekonomi Mikro 

alokasi sumber daya yang optimal, sektor publik pemerintah dapat mengatasi
atau memperbaiki kegagalan pasar. Namun demikian, akan muncul pula
kegagalan sektor publik dan sering disebut kegagalan birokrasi. Sektor
birokrasi dipenuhi oleh prosedur ketat hingga menimbulkan inefisiensi dalam
pelaksanaan fungsinya.
Pemerintah memang bisa menyelesaikan masalah eksternalitas dan
barang publik secara .optimal dan lebih baik; demikian pula dalam mengatasi
masalah distribusi pendapatan. Analisis biaya manfaat dapat digunakan
menuju keputusan yang secara ekonomis efisien di sektor publik. Beberapa
faktor berikut merupakan alasan mengapa terjadi kegagalan birokrasi dan
mengapa sektor publik menghasilkan inefisiensi ekonomi?
a. Kepentingan golongan tertentu. Keputusan di sektor publik dimaksudkan
untuk kepentingan mayoritas warga negara, namun sering kali
menyimpang karena ada tekanan dari kelompok kepentingan ekonomi
kuat.
b. Biaya tak jelas sementara manfaat jelas dan langsung. Para politisi dan
pengambil keputusan, lebih menekankan dan membela serta
melaksanakan program yang memberikan manfaat jelas dan langsung
namun biayanya tak jelas atau tersembunyi. Nonselektif Proses politik
pengambilan keputusan di sektor publik cenderung bersifat nonselektif
dibandingkan dengan pilihan keputusan di sektor barang dan jasa swasta.
Di sektor swasta para konsumen dapat mengungkapkan dan memilih
preferensi secara tepat atas pilihan komoditi yang ada, tetapi di sektor
publik pilihannya berupa beberapa program berbeda untuk penyediaan
barang-barang dan jasa publik.
c. Birokrasi dan efisiensi. Sektor swasta sering kali dikatakan lebih efisien
dibandingkan dengan bekerjanya lembaga-lembaga sektor publik. Hal ini
bukan karena kurang atau perbedaan kompetensi. Lembaga swasta
bekerja dalam kerangka sistem mekanisme pasar, para manajer dan
karyawan mempunyai insentif pribadi yang besar untuk bekerja keras
dan efisien guna menurunkan biaya agar dapat memperoleh keuntungan
maksimum yang merupakan kriteria penilaian kinerja mereka. Mereka
yang efisien memperoleh keuntungan besar, bertahan, makmur, dan
tumbuh menjadi besar dan kuat, dan begitu sebaliknya. Tetapi tak ada
kriteria jelas yang secara periodik dan sistematis dapat diterapkan untuk
mengevaluasi efisiensi lembaga-lembaga birokrasi publik dalam menilai
kinerja atau upaya pelayanan mereka. Ada banyak segi harus
 ESPA4111/MODUL 9 9.41

dipertimbangkan yang mungkin tak sejalan atau bahkan bertentangan


satu dengan lain, misalnya bila ingin mengevaluasi efisiensi bekerjanya
suatu universitas, sekolahan, kantor pemadam kebakaran, dinas atau biro
penyuluhan pertanian, dan sebagainya, sering kali dikatakan syarat
pelaksanaan suatu proyek pemerintah akan berhasil jika adanya
tambahan dana anggaran, karena kesulitan yang hampir selalu
dikemukakan adalah tak ada atau kurangnya dana.
d. Ketidaksempurnaan kelembagaan. Sistem harga pasar persaingan tidak
selalu efisien dan sempurna. Fungsi ekonomi pemerintah berusaha
memperbaiki kekurangannya, namun sulit membandingkan keduanya
secara langsung. Keduanya merupakan lembaga tak sempurna dalam
melaksanakan fungsi dengan segala kekurangan. Memang mudah
mengatakan program atau kegiatan penyediaan produksi suatu komoditi
akan lebih efisien dilakukan oleh sektor publik pemerintah daripada
dilaksanakan oleh sektor atau pihak swasta, misalnya pertahanan dan
keamanan nasional serta ketertiban hukum, dan begitu sebaliknya untuk
sektor-sektor tertentu lainnya misalnya produksi padi, tekstil, alat-alat
dapur/rumah tangga, dan sebagainya. Namun sukar menentukan,
misalnya untuk penyediaan taman umum atau tempat rekreasi, asuransi
kesehatan, perumahan, pendidikan, dan sebagainya, yang dalam
kenyataan di masyarakat dilaksanakan baik oleh pihak swasta maupun
oleh sektor publik pemerintah.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan tentang mengenai kebaikan dan keburukan mekanisme sistem


harga dalam perekonomian. Apa komentar Anda secara umum?
2) Mengapa eksternalitas dan barang publik mencegah atau menghalangi
tercapainya kesejahteraan atau alokasi sumber secara optimal?
3) Jelaskan pengertian mengenai eksternalitas dan barang publik!
4) Perlukan eksternalitas negatif diberantas? Bagaimana cara yang mungkin
dilakukan untuk menangani eksternalitas?
5) Mengapa terjadi kegagalan di sektor publik?
9.42 Pengantar Ekonomi Mikro 

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Kebaikan sistem harga pasar persaingan adalah mengalokasikan sumber


daya secara efisien dan ada kebebasan untuk mengambil keputusan
ekonomi. Kritiknya adalah jika persaingan hilang atau melemahnya
distribusi pendapatan menjadi tidak merata, serta tak bisa menyelesaikan
kegagalan pasar berupa eksternalitas dan barang publik.
2) Eksternalitas, dari segi konsumsi dan produksi tidak mencerminkan
biaya dan manfaat yang harus dibayar dan diterima oleh konsumen dan
produsen saja tetapi juga ditanggung atau diterima oleh pihak lain yang
tak berhubungan, hingga interaksi di pasar tidak memberi penyelesaian
optimal. Demikian pula barang publik yang manfaatnya dinikmati atau
diperoleh oleh mereka yang tidak membayar, ini disebut penumpang
gratis (free rider) yang tak bisa di eksklusifkan, akibatnya mekanisme
pasar tak bisa berjalan (bekerja) secara optimal.
3) Eksternalitas, lihat jawaban soal (2) di atas. Demikian pula barang
publik. Beri contoh dan analisisnya dengan mempelajari kembali materi
mengenai eksternalitas dan barang publik.
4) Eksternalitas negatif tidak harus (perlu) diberantas sepenuhnya, tetapi
dioptimalkan. Hal ini karena bila harus dihilangkan sepenuhnya maka
proses produksi yang menghasilkan barang (output) yang juga
menimbulkan polusi harus dihentikan. Padahal ia memberikan manfaat
atau kesejahteraan. Karena itu optimisasi dalam arti seberapa kuantitas
yang diproduksi tergantung pada biaya dan manfaat dari pengurangan
atau perubahan tingkat polusi yang memberikan penyelesaian hasil yang
optimal. Penanganan eksternalitas dilakukan dengan peraturan legislatif
berupa pelarangan langsung atau penentuan ambang batas, dan dengan
pengenaan pajak khusus pencemaran.
5) Kegagalan di sektor publik karena kepentingan golongan tertentu, biaya
tak jelas sedang manfaatnya langsung dan jelas, birokrasi lambat dan tak
efisien, serta ketidaksempurnaan lembaga. Pelajari kembali materi
mengenai kegagalan birokrasi dan sektor publik.
 ESPA4111/MODUL 9 9.43

RA NG K UM A N

Sistem mekanisme harga pasar memiliki kebaikan dan juga


sekaligus keburukan. Kebaikan utama adalah efisiensi alokasi dan
kebebasan mengambil keputusan ekonomi. Sedangkan kritik utama
mengatakan ia cenderung membuat distribusi pendapatan makin tak
merata serta meningkatkan kegagalan pasar.
Tangan gaib yang menuntun mekanisme pasar persaingan gagal
mencapai hasil terbaik pertama (first best) karena ada unsur kegagalan
pasar, yaitu persaingan tak sempurna, eksternalitas, serta barang publik.
Eksternalitas terjadi bila kegiatan ekonomi menimbulkan dampak bagi
pihak lain di luar pelaku pasar bersangkutan. Eksternalitas bisa berupa
eksternalitas disekonomi yang menimbulkan biaya sosial dan
eksternalitas ekonomi yang menimbulkan manfaat sosial. Keadaan ini
menyebabkan keputusan ekonomi (produksi) atau alokasi sumber daya
menjadi tak optimal. Biaya eksternal menyebabkan output yang
diproduksi oleh pihak swasta terlalu banyak karena ia tak harus
menanggung biaya tersebut.
Penanggulangan atau pengendalian eksternalitas pada pokoknya
merupakan upaya internalisasi biaya atau manfaat eksternal. Tanpa
campur tangan atau peraturan pemerintah, sektor swasta yang
bersangkutan dapat menanggulangi dan menyelesaikan secara optimal
melalui pendekatan perundingan dan negosiasi, atau dengan metode
liability rule. Bila pemerintah turut campur mengatur hal ini, maka cara
yang ditempuh adalah dengan peraturan berdasar hukum serta
pengenaan pajak pencemaran disertai dengan ketentuan ambang batas.
Hasil yang diperoleh bukanlah penghapusan atau menghilangkan
pencemaran secara total keseluruhan, tetapi mengendalikan sampai ke
tingkat optimal.
Barang publik merupakan barang yang bersifat noneksklusi yang
berbeda dengan barang privat. Di sini tak dapat dipisahkan mereka yang
membayar (dan kemudian memperoleh manfaat) dan mereka yang tak
bersedia membayar. Bila barang itu telah tersedia maka siapapun juga
baik yang membayar maupun tidak, dapat memperoleh manfaat.
Mekanisme pasar tak bisa berfungsi dalam kasus barang publik,
karenanya harus disediakan dan diproduksi oleh sektor pemerintah atau
publik, selain itu ada juga barang kuasi publik.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian yang merupakan
reaksi untuk menanggulangi kegagalan pasar bisa menimbulkan masalah
tersendiri yaitu kegagalan birokrasi atau kegagalan sektor publik yang
9.44 Pengantar Ekonomi Mikro 

menyebabkan ketidakefisienan ekonomi. Hal ini disebabkan karena


kepentingan golongan tertentu yang kuat secara politis, biaya yang jelas
sementara manfaatnya tak jelas besarnya maupun untuk siapa, bersifat
tak selektif, dan birokrasi membuat pengambilan keputusan dan
pelaksanaan menjadi tak efisien.

T ES FO R M AT IF 2

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Misalkan produksi barang X menciptakan polusi (pencemaran


lingkungan) yang menimbulkan beban biaya pada masyarakat berupa
penurunan produktivitas SDM (sumber daya manusia) di suatu lokasi.
Manakah yang benar dari pernyataan-pernyataan berikut tentang pasar
barang X ....
A. Untuk menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, pemerintah
harus melarang produksi barang X
B. Industri tersebut memproduksi lebih banyak barang X
C. Keseimbangan yang dicapai oleh pasar barang X adalah efisien
karena setiap konsumen yang ingin membayar biaya produksi satu
satuan barang X dapat membeli satuan tersebut
D. Alokasi sumber daya secara efisien mensyaratkan lebih banyak
produksi barang X hingga biaya rata-rata untuk menghilangkan
pencemaran alam lebih rendah atau turun

2) Biaya dan manfaat yang ditanggung dan diterima oleh pihak-pihak lain
di luar yang ditanggung dan diterima oleh produsen dan konsumen
barang sering dan jasa disebut ....
A. biaya dan manfaat internal
B. eksternalitas
C. subsidi
D. biaya transaksi

3) Kebaikan sistem harga persaingan adalah ....


A. distribusi pendapatan yang merata lewat mekanisme tangan gaib
B. efisien alokatif dan kebebasan mengambil keputusan ekonomi
C. tidak adanya kegagalan pasar karena menerapkan sistem ekonomi
bebas
D. tidak akan menimbulkan eksternalitas, terutama eksternalitas negatif
 ESPA4111/MODUL 9 9.45

4) Kegagalan pasar berupa ....


A. persaingan tak sempurna, barang publik, dan eksternalitas mencegah
bekerjanya sistem harga pasar mencapai efisien ekonomi yang
optimal
B. eksternalitas tak perlu dipikirkan karena polusi bisa ditanggulangi
secara teknis tanpa mempengaruhi biaya produksi
C. barang publik dan eksternalitas merupakan masalah pemerintah dan
bukan masalah sektor swasta
D. merupakan akibat logis dan substitusi yang sempurna antara
konsumsi barang privat deng4n barang publik

5) Eksternalitas ekonomi terjadi bila ....


A. produsen dan konsumen cukup banyak jumlahnya secara relatif
terhadap pasar hingga masing-masing tidak mempunyai pengaruh
individual atas harga pasar
B. pihak-pihak yang tidak terlibat memperoleh manfaat tanpa mereka
membayar biaya yang sesuai
C. biaya produksi atau konsumsi menjadi beban pihak ketiga
D. masuknya barang dan jasa impor serta faktor produksi tenaga kerja
dan kapital dari luar negeri menimbulkan pengaruh negatif

6) Manakah dari barang berikut ini yang mempunyai sifat noneksklusif?


A. Televisi.
B. Jembatan.
C. Rumah.
D. Asuransi.

7) Kegagalan sektor publik ....


A. terjadi karena pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh
kepentingan golongan, birokrasi yang tak efisien, serta
ketidaksempurnaan kelembagaan
B. tidak pernah dialami karena. sektor publik dan pemerintah lebih
besar, berkuasa, dan superior dibandingkan dengan sektor swasta
C. tidak pernah terjadi karena hanya merupakan kritik dari golongan
yang tidak senang pada kebijakan pemerintah
D. tak mungkin terjadi bila pemerintah menyerahkan perencanaan
investasi fasilitas pelayanan publik kepada pihak swasta
9.46 Pengantar Ekonomi Mikro 

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 ESPA4111/MODUL 9 9.47

Kegiatan Belajar 3

Harga Pasar Jangka Panjang dan


Badan Usaha Milik Negara

U nit-unit atau satuan-satuan usaha umumnya dimiliki oleh sektor


swasta, sebagian oleh koperasi, dan sebagian lagi oleh pemerintah.
Yang terakhir ini terlibat langsung dalam kegiatan produksi dengan berbagai
tujuan yang ingin dicapai, misalnya melayani kebutuhan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, mengisi kegiatan ekonomi yang pihak swasta tidak bersedia
atau tidak mampu melakukan, melindungi masyarakat dari pihak-pihak atau
unit-unit usaha swasta yang berusaha mencari keuntungan sebesar-besarnya
dengan mengorbankan kepentingan umum, menjadi pelopor atau perintis di
bidang usaha tertentu, mengusahakan sektor kegiatan ekonomi strategis, dan
lain-lain.
Bentuk lembaga usaha di sektor bisnis sangat bervariasi. DI bidang
pertanian misalnya, bisa berbentuk usaha sangat kecil dan sederhana seperti
petani kecil yang mengusahakan tanaman padi di sebidang lahan sampai
perkebunan besar kopi, cokelat, atau karet yang dimiliki dan dioperasikan
oleh perusahaan swasta besar atau oleh perusahaan milik negara. Di bidang
industri atau jasa, satuan usaha bisa sangat bervariasi dari usaha reparasi
radio dan komputer, pabrik pengalengan makanan, pabrik tekstil, semen,
sampai ke pabrik pengolahan baja terpadu.
Dalam perkembangannya, unit-unit usaha atau perusahaan bisa
mengalami penggabungan menjadi beberapa grup besar. Tujuan mencapai
keuntungan bisa dilakukan melalui peningkatan efisiensi produksi yang bisa
menurunkan biaya produksi. Hal ini bisa dilakukan melalui penggunaan
peralatan kapital secara intensif, spesialisasi, dan dengan skala produksi
besar. Penggabungan satuan-satuan usaha menjadi satuan-satuan besar
merupakan langkah untuk menaikkan keuntungan. Dengan penggabungan-
penggabungan seperti ini perusahaan dapat mengkonsentrasikan pasar hingga
bisa mempengaruhi harga dan selanjutnya bisa menaikkan pendapatan atau
penerimaan dari penjualan produk. Usaha menaikkan keuntungan dilakukan
baik dengan mengendalikan dan menguasai pasar yang akan meningkatkan
pendapatan total perusahaan maupun peningkatan efisiensi yang dilakukan
melalui penggabungan satuan-satuan produksi.
9.48 Pengantar Ekonomi Mikro 

Hasil penggabungan satuan-satuan usaha memungkinkan perusahaan


mempunyai beberapa pabrik. Penggabungan dapat berbentuk integrasi
horizontal atau vertikal dan konglomerasi. Integrasi horizontal terjadi bila
suatu perusahaan memiliki beberapa pabrik yang sama atau memproduksi
barang-barang yang sama. Integrasi vertikal terjadi bila perusahaan memiliki
beberapa pabrik yang menangani tahap produksi yang berbeda akan suatu
produk. Konglomerat adalah perusahaan yang memproduksi bermacam-
macam barang jasa dan menjual di pasar berbeda yang tak berhubungan satu
sama lain.
Di hampir semua negara, selalu ada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Ini merupakan salah satu bentuk campur tangan pemerintah secara
langsung dalam kehidupan ekonomi dan produksi. Lalu mengapa ada
BUMN? Apa tujuan pembentukannya? Bagaimana analisis kinerja yang bisa
diterapkan?

A. MAKSIMISASI KEUNTUNGAN JANGKA PANJANG

Lembaga usaha sektor swasta merupakan bagian terbesar dalam kegiatan


ekonomi. Jenis usahanya bermacam-macam dan bervariasi dari usaha jasa,
kerajinan, industri dengan berbagai skala, keuangan dan perbankan,
angkutan, pertanian dalam arti luas, perdagangan, pertambangan, dan lain-
lain kegiatan. Skala usahanya juga bervariasi dari yang sederhana dan kecil
yang dimiliki dan dioperasikan oleh seorang individu atau sebuah keluarga
sampai suatu perusahaan industri besar berbentuk perseroan terbatas atau
bahkan grup atau gabungan perusahaan secara horizontal atau vertikal atau
merupakan konglomerasi.
Perusahaan-perusahaan bisa merupakan perusahaan negara atau
perusahaan swasta, tergantung pada siapa pemiliknya. Masing-masing jenis
perusahaan berdasar pemilikannya mempunyai berbagai bentuk. Untuk
perusahaan swasta pada dasarnya bentuknya adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan perorangan. Ini dimiliki oleh seseorang dan bertanggung
jawab, penuh atas utang-utang perusahaan termasuk kekayaan pribadi.
2. Perusahaan persekutuan. Bentuk ini dimiliki dan dijalankan oleh
beberapa orang. Bentuk persekutuan ada dua macam yaitu persekutuan
firma dari persekutuan komanditer. Pada bentuk firma, semua sekutu
bertanggung jawab penuh dan ikut mengendalikan perusahaan,
sedangkan pada bentuk komanditer hanya terdapat beberapa sekutu aktif
 ESPA4111/MODUL 9 9.49

dan bertanggung jawab penuh, beberapa sekutu lain tidak aktif dan
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkan.
3. Perseroan Terbatas. Para pemilik/pemegang saham tidak mengendalikan
perusahaan dan hanya bertanggung jawab terbatas sebesar modal saham
yang disetor. Pada bentuk ini terdapat pemisahan secara tegas antara
pemilik dan manajemen atau pengelola perusahaan, sedangkan pada dua
bentuk lain tidak terdapat pemisahan semacam ini.

Dua kutub ekstrim bentuk pasar persaingan murni dan monopoli murni
boleh dikatakan tak dijumpai dalam kenyataan. Bentuk yang ada lebih
banyak bersifat oligopoli atau persaingan monopolistik dengan berbagai
variasi dan intensitas. Hal ini menyangkut kebijakan penetapan harga dalam
jangka panjang. Karena itu, asumsi perilaku untuk memaksimumkan
keuntungan jangka pendek yang digunakan dalam model penetapan harga
dikritik karena jauh dari kenyataan pada pasar oligopoli. Tingginya
keuntungan jangka pendek menyebabkan perusahaan baru dapat mengatasi
halangan masuk dan memperoleh bagian pasar yang akan mengurangi
keuntungan perusahaan lain di masa datang. Dapat dibayangkan dengan
berjalannya waktu perusahaan oligopolis harus mempertimbangkan kebijakan
di luar jangka pendek untuk mempertahankan keuntungan dengan jalan
menghalangi pesaing baru masuk ke pasar. Perusahaan oligopolis harus
mempunyai kebijakan yang lebih tepat untuk memaksimumkan keuntungan
dalam jangka panjang.
Memaksimumkan keuntungan jangka panjang harus menghitung nilai
harapan sekarang dari keuntungan sekarang maupun keuntungan di masa
datang. Ini karena perusahaan menghadapi kondisi yang tidak pasti di masa
datang dan harus menggunakan analisis nilai sekarang agar keuntungan di
masa datang dapat dibandingkan dengan keuntungan sekarang. Perusahaan
harus memilih tingkat harga yang memaksimumkan nilai harapan sekarang
atau expected present value (EPV) atas keuntungan. Prakiraan harus dibuat
dengan memperhitungkan kemungkinan masuknya perusahaan baru di masa
datang, dihubungkan dengan setiap tingkat harga sekarang. Kemudian
pengaruh perusahaan baru terhadap tingkat harga harus diprakirakan,
termasuk pertumbuhan atau penurunan seluruh pasar, seperti pangsa pasar
masing-masing perusahaan di masa datang. Demikian pula kondisi
permintaan harus diperhitungkan sebelum estimasi keuntungan
diformulasikan. Dalam beberapa kasus, penelitian struktur biaya sangat
berfaedah, tetapi kadangkala dijumpai banyak halangan dalam
pembuatannya.
9.50 Pengantar Ekonomi Mikro 

Perusahaan dalam usaha memaksimumkan keuntungan jangka panjang


lebih menyukai cara proksi dalam memformulasikan fungsi tujuan. Karena
cara ini lebih mudah dan murah dari segi biaya, sedang hasilnya juga cukup
memuaskan.

1. Maksimisasi Penjualan dengan Target Keuntungan Minimal


W.J. Baumol menyarankan fungsi tujuan yang tepat untuk perusahaan
adalah maksimisasi penjualan dalam jangka pendek dengan mendasarkan
pencapaian tingkat keuntungan minimal tertentu. Penjualan di sini adalah
volume penjualan dan bukan penerimaan penjualan. Maksimisasi penerimaan
penjualan dapat dicapai bila Penerimaan Marjinal (MR) = 0 dan tidak ada
syarat mengenai kondisi biaya. Sedang maksimisasi volume penjualan
(dengan target keuntungan) adalah maksimisasi pangsa pasar perusahaan.
Pertama, lihat syarat keuntungan minimal dengan dua hal yang
mendasari, yaitu:
a. keuntungan minimal harus ada untuk mencegah pemilik saham menjadi
tidak puas dan memilih pengelola baru bagi perusahaan; dan
b. posisi perusahaan dalam pasar bursa saham bergantung pada current
profitability perusahaan, karena harapan pembayaran dividen
mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar dari saham. Sebagai
contoh, bila keuntungan yang sekarang rendah, saham akan menjadi
under valued dalam pandangan perusahaan. Dalam prospek jangka
panjang, mungkin perusahaan ditawarkan untuk diambil alih oleh
perusahaan lain, yang berarti risiko bagi pengelola (manajer) kehilangan
pekerjaan. Karena itu manajer mempunyai motivasi mempertahankan
keuntungan yang cukup dan memuaskan pemilik saham tetapi tidak
menimbulkan masuknya perusahaan baru ke pasar.

Setelah penentuan target atau tingkat minimum keuntungan disetujui,


perusahaan berupaya memaksimumkan penjualan dengan batasan
keuntungan yang ingin dicapai. Gambar 9.8 menunjukkan maksimisasi
penjualan dan maksimisasi keuntungan jangka pendek. Di situ terlihat kurva
Penerimaan Total (TR) dan kurva Biaya Total (TC). Keuntungan ditunjukkan
oleh selisih antara keduanya pada setiap tingkat output. Misalkan batasan
keuntungan minimal adalah sebesar Oπ*. Syarat ini terpenuhi bila tingkat
output terletak antara Q0 dan Q2. Tetapi output akan maksimal, dengan
batasan tadi, pada tingkat sebesar Q2. Jelas tingkat output ini lebih besar
daripada tingkat output keuntungan maksimal jangka pendek sebanyak Q1.
Tingkat harga yang terjadi lebih rendah dibanding dengan tingkat harga
 ESPA4111/MODUL 9 9.51

maksimisasi keuntungan jangka pendek karena kurva permintaan perusahaan


mempunyai slope negatif.

Gambar 9.8.
Maksimisasi Penjualan dengan Batasan Keuntungan Minimal

Pertanyaannya adalah mengapa maksimisasi penjualan dalam jangka


pendek merupakan proksi untuk maksimisasi keuntungan jangka panjang?
Tingkat harga yang lebih rendah dibanding dengan kebijakan harga yang
memaksimumkan keuntungan jangka pendek mempunyai implikasi pada
keuntungan di masa datang. Pertama, ia menghalangi perusahaan baru yang
mempunyai struktur biaya lebih tinggi dari harga pasar untuk masuk ke
dalam pasar. Kedua, ia mendorong lebih banyak konsumen membeli
produknya, ini berlangsung terus di masa datang karena konsumen menerima
pelayanan lebih baik dan terus ditingkatkan. Pelayanan yang baik merupakan
salah satu upaya peningkatan halangan masuk bagi pesaing karena
perusahaan baru harus mengeluarkan lebih banyak biaya promosi dan iklan
bila ingin menyaingi produknya. Ketiga, pangsa pasar yang besar dalam
jangka pendek merupakan landasan kuat bagi penjualan produk
komplementer dalam jangka panjang. Ini merupakan hal penting untuk pasar
barang konsumsi tahan lama seperti mobil, kamera yang selalu menyediakan
suku cadang pengganti untuk produknya dan perlengkapan lain.

2. Kebijakan Rintangan Harga


Model kebijakan rintangan harga pertama kali disarankan oleh J. Baim
yang pada pokoknya mengatakan perusahaan terutama dalam industri
oligopoli menetapkan harga yang sebenarnya bukan merupakan harga yang
memberikan keuntungan maksimal, tetapi lebih rendah sedikit dengan tujuan
9.52 Pengantar Ekonomi Mikro 

mencegah perusahaan baru masuk ke pasar. Tujuan perusahaan tidak lagi


mencari keuntungan maksimal tetapi membatasi pesaing baru masuk ke
pasar.
Rintangan harga dapat juga digunakan sebagai proksi untuk
memaksimumkan keuntungan jangka panjang. Dengan membatasi masuknya
perusahaan baru, berarti tidak ada pengurangan pangsa pasar di masa datang
hingga perusahaan dapat mengharapkan penjualan di masa datang dan
Expected Present Value (EPV) atas keuntungan sejak sekarang sampai masa
datang lebih besar jika perusahaan dapat membatasi pesaing baru masuk ke
pasar.
a. Rintangan harga untuk perusahaan dengan biaya tinggi. Dalam
beberapa kasus, perusahaan yang masuk diduga mempunyai struktur
biaya lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang sudah ada di pasar.
Ini mungkin disebabkan karena perusahaan yang masuk beroperasi pada
skala produksi kecil atau perusahaan harus mengeluarkan tambahan
biaya untuk mengadakan diferensiasi produk yang harus dikeluarkan
untuk mengimbangi loyalitas konsumen pada produknya. Perusahaan
mapan yang mungkin merupakan pemimpin harga memilih tingkat harga
yang tidak memungkinkan pesaing potensial masuk meskipun hanya
mendapatkan keuntungan normal pada setiap tingkat output. Pada
Gambar 9.9 harga tersebut ditunjukkan oleh PL yang lebih rendah
daripada setiap titik pada kurva biaya rata-rata jangka pendek pesaing
potensial yang masuk (ACp).

Gambar 9.9.
Rintangan Harga untuk Perusahaan dengan Struktur Biaya Tinggi
 ESPA4111/MODUL 9 9.53

Kurva permintaan D merupakan kurva permintaan sebuah perusahaan


yang ada di pasar. Perusahaan mapan di pasar tidak berusaha
menetapkan harga di atas PL, hingga kurva permintaannya patah menjadi
PLAD. Hal ini akan memaksimumkan keuntungan didasarkan pada
batasan yang dibuat yaitu output sebesar Q di mana Biaya Marjinal (MC)
dan Penerimaan Marjinal (MR) mendekati sama.
Karena harga yang ditetapkan oleh perusahaan mapan diduga lebih
rendah daripada biaya minimal per unit perusahaan potensial yang akan
masuk, perusahaan baru tidak akan masuk hingga pangsa pasar dan
tingkat keuntungan perusahaan mapan terlindungi paling tidak dalam.
jangka pendek. Dengan menggunakan kebijakan rintangan harga, seperti
maksimisasi penjualan yang relatif mudah dalam jangka pendek, berarti
mendekati tujuan jangka panjang. Ini tidak berarti pesaing baru tidak
masuk karena kemungkinan perusahaan mapan salah memperkirakan
kondisi pesaing potensial yang akan masuk. Sebagai contoh misalnya
pesaing potensial menggunakan tingkat teknologi lebih canggih hingga
mampu beroperasi secara lebih efisien dan dapat menembus rintangan
harga.
b. Rintangan harga untuk perusahaan dengan biaya rendah. Misalkan
pesaing potensial yang akan masuk mempunyai tingkat teknologi dan
kondisi pasar yang sama, serta mempunyai struktur biaya rendah seperti
perusahaan mapan. Dalam kasus ini, tidak ada penetapan harga di bawah
biaya perusahaan baru yang masuk, karena perusahaan akan menderita
kerugian. Perusahaan harus menetapkan harga di mana kuantitas ekstra
yang ditawarkan oleh perusahaan lain yang masuk menyebabkan harga
keseimbangan turun di bawah tingkat biaya semua perusahaan. Prospek
kerugian akan mencegah pesaing potensial betul-betul masuk kecuali
bila ia mengharapkan permintaan pasar terus bertambah sepanjang waktu
atau perusahaan mapan mengurangi tingkat output hingga harga tidak
jatuh di bawah biaya.
Gambar 9.10 menunjukkan rintangan harga untuk pesaing potensial yang
mempunyai biaya sama atau lebih rendah daripada perusahaan mapan.
Kurva permintaan pasar ditunjukkan oleh garis D dan kurva biaya rata-
rata pesaing potensial. ditunjukkan oleh kurva LAC. Untuk
menyederhanakan gambar kurva permintaan, ceteris paribus, perusahaan
mapan tidak ditunjukkan. Misalkan perusahaan mapan mengikuti
kepemimpinan harga dan harga pasar mapan adalah pada tingkat PL.
9.54 Pengantar Ekonomi Mikro 

Pada tingkat harga ini, penawaran kolektif adalah sebesar ∑Q unit di


pasar, ini berarti semua pembeli mau membeli paling sedikit pada tingkat
harga PL.

Gambar 9.10.
Rintangan Harga untuk Perusahaan dengan Struktur Biaya Rendah

Strategi rintangan harga mensyaratkan perusahaan mapan mengetahui


adanya ancaman perusahaan yang barunya masuk, hingga perusahaan
mapan akan mempertahankan output pada tingkat output yang sama atau
∑Q secara keseluruhan hingga output perusahaan yang baru merupakan
tambahan ∑Q dan hanya dapat dijual pada harga lebih rendah. Efeknya
perusahaan yang baru harus melihat kurva permintaan pasar di bawah
titik A. Ini merupakan sisa permintaan untuknya setelah perusahaan
mapan menawarkan sebesar ∑Q unit ke pasar. Dengan menggeser sisa
kurva permintaan pasar (AD) memotong sumbu vertikal, didapatkan
kurva permintaan dR yang menunjukkan kurva permintaan perusahaan
yang potensial masuk, PL merupakan batas harga. Tidak ada bagian
kurva permintaan dR terletak di atas kurva biaya perusahaan potensial
yang masuk yaitu LAC hingga dengan masuk ke pasar, perusahaan baru
tidak dapat memperoleh keuntungan pada setiap tingkat output dan skala
produksi.
c. Contestable markets. Teori pasar akhir-akhir ini dikembangkan lebih
lanjut oleh Baumol, Panzar, dan Willig. Halangan masuk merupakan
unsur kritis yang mempengaruhi perilaku penetapan harga oleh
perusahaan. Contestable market didefinisikan sebagai perusahaan baru
 ESPA4111/MODUL 9 9.55

yang dapat masuk tanpa biaya secara signifikan. Karena mempunyai


potensial untuk masuk, mereka mencegah perusahaan mapan di pasar
mengubah harga di atas harga yang mendatangkan keuntungan normal,
hal ini akan menarik perusahaan baru masuk dan bersaing dengan
perusahaan mapan, pada gilirannya mereka mendorong harga turun di
bawah biaya.
Pasar persaingan murni dan persaingan monopolistis adalah pasar
contestable, demikian pula beberapa pasar monopolis. Jika tidak ada
halangan signifikan untuk masuk tetapi bila skala produksi yang dipilih
perusahaan relatif besar maka hanya ada. satu perusahaan di pasar
monopoli alami atau beberapa perusahaan dalam pasar oligopoli alami.
Tetapi pasar monopoli dan oligopoli juga contestable, karena itu prospek
kehilangan pangsa pasar akibat masuknya perusahaan baru akan
memaksa perusahaan mapan mempertahankan harga mendekati biaya
rata-rata guna mencegah perusahaan baru tertarik masuk pasar.
d. Pencapaian target sebagai tujuan manajerial. Mengikuti Baumol
dengan hipotesis maksimisasi penjualan yang menyimpang dari teori
perusahaan tradisional yang memaksimumkan keuntungan jangka
pendek, dikembangkan beberapa teori perilaku perusahaan. Teori ini
menyarankan agar perusahaan berupaya memaksimumkan tingkat
pertumbuhan atau alternatifnya yaitu manajer berusaha
memaksimumkan nilai guna atau kepuasan manajerial. Model perilaku
perusahaan satisficing menyatakan perusahaan jangan mencoba
memaksimumkan suatu variabel akan tetapi buatlah target sederhana dan
diperoleh kepuasan bila target tersebut dapat dicapai. Target biasanya
berhubungan dengan keuntungan, penjualan, pangsa pasar, produktivitas
pekerja, atau nisbah investasi/penjualan, dan dapat dilihat dari segi
penerimaan atau biaya. Teori satisficing perusahaan didasarkan pada
preposisi bahwa perusahaan mengalami ketidakpastian biaya dan
permintaan meskipun dalam jangka pendek. Mereka menyesuaikan
harga, pengeluaran promosi, dan variabel lain bila nampak salah satu
targetnya tidak dapat dicapai. Sebagai contoh, bila satu target dicapai,
misalnya keuntungan, manajer berusaha mencapai target lain yang belum
dicapai dengan dasar sistem informasi tidak sempurna dan pengharapan
tidak sempurna sebagai akibat penyesuaian yang dibuat. Akibatnya
kepuasan manajer nampak dalam tindakan berdasarkan kriteria jangka
pendek untuk menjamin kontinuitas dan mempertahankan eksistensi
pasar perusahaan yang dipimpinnya.
9.56 Pengantar Ekonomi Mikro 

Model satisficing perilaku perusahaan merupakan perluasan model


maksimisasi penjualan Baumol, bila anggapan target keuntungan
minimal sebagai tujuan pertama perusahaan diterima. Setelah mencapai
tingkat keuntungan minimal, perusahaan mengejar target pangsa pasar
dan kemudian target lain seperti misalnya nisbah inventori dengan
penjualan, dan sebagainya. Dalam kenyataan, semua target dimonitor
secara simultan, dan perhatian terutama ditujukan pada target yang
dianggap membahayakan setiap waktu. Target tersebut diputuskan oleh
manajemen secara konsensus dan biasanya mencerminkan kemampuan
yang sudah dicapai ditambah dengan marjin tertentu sebagai insentif
untuk meningkatkan kinerja. Target atau tingkat aspirasi secara konsisten
mungkin dinaikkan bila perusahaan menjadi lebih efisien dalam
operasinya. Perbaikan secara kontinu pada tingkat aspirasi dapat berarti
strategi satisficing akhirnya bertemu dengan strategi jangka panjang
memaksimumkan keuntungan.

C. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Di banyak negara dijumpai cukup banyak perusahaan milik negara,


beberapa di antaranya didirikan untuk tujuan tertentu yaitu melayani
kebutuhan masyarakat yang kadang-kadang terlepas dari mekanisme harga
pasar dalam penentuan harga output. Umumnya mereka merupakan
perusahaan besar dan bergerak dalam usaha pelayanan umum atau publik
(public utility). Namun ada juga yang bersifat sementara dan bekerja seperti
halnya perusahaan swasta.

1. Alasan Dibentuknya BUMN


Banyak teori, argumen maupun alasan mengapa ada BUMN di dalam
kehidupan ekonomi di samping perusahaan swasta, alasan ini berkisar di
sekitar alasan ideologis, sosial-politis, dan pragmatis. Berikut ini beberapa
alasan dan argumentasi.

a. Pasar, historis, dan ideologi


Di negara-negara sedang berkembang, ketidakmampuan pihak swasta
dalam menghimpun modal, manajerial, serta keengganan menghadapi risiko
usaha menyebabkan pemerintah berperan besar dalam investasi di bidang
usaha guna mendorong pembangunan. Di negara-negara maju, BUMN timbul
karena kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai alokasi sumber daya
secara optimal. Aliran Neoklasik mengajarkan alokasi sumber daya secara
 ESPA4111/MODUL 9 9.57

optimal diperoleh melalui penetapan harga atas dasar biaya marjinal. Namun
monopoli alami cenderung menaikkan harga di atas biaya marginal dan
tingkat optimal, hingga alokasi sumber daya secara optimal tidak tercapai.
Alasan lain timbulnya BUMN adalah alasan idiologis di mana sosialisasi
produksi akan menghilangkan eksploitasi satu kelas oleh kelas lain,
pemilikan faktor produksi oleh negara akan menciptakan masyarakat tanpa
eksploitasi.
Warisan zaman penjajahan menyebabkan pemerintah tidak mempunyai
pilihan lain selain mengambil alih perusahaan pemerintah atau swasta
kolonial. Pendekatan ekonomi politik berusaha mengemukakan hubungan
erat antara politik, ekonomi, dan kekuatan sosial dalam hubungan
pembentukan BUMN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan
lembaga politik ekonomi dalam keadaan sosial-politik tertentu yang mampu
menciptakan surplus. Secara teoritis, BUMN dimiliki oleh pemerintah tetapi
dalam kenyataan pengawasan ada pada satu atau beberapa golongan yang-
mempunyai kekuatan politik melalui partai politik, golongan birokrat,
golongan teknokrat dalam perusahaan, atau kelompok tenaga kerja. Mereka
melakukan pengawasan atas faktor produksi dan pembagian surplus atau
keuntungan dan dalam kasus tertentu menguasai alokasi subsidi dari
anggaran pemerintah. Persaingan golongan/kelompok tidak hanya tampak
dalam hal pemilikan tetapi juga dalam pengawasan operasional, penentuan
strategi, dan pembagian surplus. Oleh karena itu, BUMN muncul bukan
hanya karena kegagalan pasar saja tetapi juga karena kebutuhan sosial-politik
dan aktivitas kelompok kuat yang berkepentingan.

b. Alasan Pragmatis
Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan salah satu bentuk campur
tangan pemerintah dalam perekonomian melalui pemilikan dan pengawasan
perusahaan. Bentuk lain intervensi pemerintah adalah melalui subsidi dan
perpajakan serta peraturan-peraturan. Alternatif mana yang akan dipilih
tergantung pada perbandingan biaya dan manfaat sosial masing-masing
campur tangan tersebut, BUMN merupakan salah satu bentuk intervensi
pemerintah guna mengatasi kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai
alokasi sumber daya secara optimal. Monopoli bukan hanya menyebabkan
biaya sosial serta alokasi yang salah tetapi tidak adanya persaingan juga
menyebabkan tambahan biaya. Manfaat sosial diperoleh karena pemerintah
menetapkan harga sama dengan biaya marjinal hingga alokasi sumber dapat
9.58 Pengantar Ekonomi Mikro 

tercapai secara optimal; walaupun mungkin BUMN sebagai unit usaha


menderita kerugian bila biaya marjinal lebih rendah daripada biaya rata-rata.
Campur tangan pemerintah semacam ini dapat menimbulkan kegagalan
organisasi atau birokrasi yang disebabkan oleh sistem birokrasi yang lebih
menekankan pada prosedur dan bukan pada kinerja karena para pengambil
keputusan tidak mempunyai sikap pengendalian biaya hingga menimbulkan
inefisiensi yang merupakan biaya sosial dari campur tangan ini, tetapi
perusahaan swasta juga dapat mengalami kegagalan organisasi atau
manajemen yang akan diperhitungkan dalam penentuan biaya sosial.
Pembentukan BUMN dapat merupakan kebijakan pragmatis untuk
mengatasi kegagalan mekanisme pasar dalam distribusi sumber daya yang
optimal. Menurut ilmu ekonomi kesejahteraan, alokasi sumber daya yang
optimal dikaitkan dengan efisiensi Pareto yaitu keadaan di mana tidak
seorang pun akan menjadi lebih baik tanpa membuat orang lain menjadi lebih
buruk. Keadaan ini dicapai bila biaya marjinal sosial sama dengan manfaat
marjinal sosial suatu kegiatan ekonomi. Kegagalan mekanisme pasar
disebabkan karena biaya menurun. Terbentuknya monopoli cenderung
menyebabkan penciutan output, kenaikan harga, dan keuntungan di atas
normal. Di sisi lain, kemajuan teknologi meningkatkan biaya sosial karena
eksternalitas negatif, misalnya timbulnya polusi. Tetapi dapat juga
menimbulkan eksternalitas positif yang meningkatkan manfaat sosial karena
kemajuan teknologi menunjang industri lain yang menggunakan produknya
sebagai input. Kenaikan biaya sosial atau manfaat sosial tidak diperhitungkan
dalam perusahaan swasta hingga walaupun biaya marjinal ditetapkan sama
dengan pendapatan marjinal tetapi dari segi masyarakat tidak dihasilkan
keseimbangan optimal. Karena itu diperlukan campur tangan pemerintah
untuk mengoreksi mekanisme pasar. Campur tangan yang diperlukan secara
nasional biasanya berupa investasi publik yang memerlukan biaya besar
tetapi tingkat hasilnya rendah. Hal ini sudah barang tentu tidak menarik bagi
usaha swasta.
Monopoli dapat terjadi tidak hanya secara alamiah karena kemajuan
teknologi, tetapi juga disebabkan oleh usaha golongan tertentu untuk
menguasai pasar. Melalui kekuatan pasar, mereka dapat mempengaruhi
alokasi sumber daya dan menghalangi masuknya perusahaan baru dalam
industri hingga menimbulkan distorsi pasar. Karena pasar bersifat sangat
independen maka distorsi pada satu pasar akan menyebabkan distorsi pada
pasar-pasar lain yang akhirnya menyebabkan penyimpangan biaya marjinal
 ESPA4111/MODUL 9 9.59

dan manfaat marjinal perusahaan serta masyarakat di pasar yang tidak


mengalami distrosi. Menyadari masalah ini maka pertimbangan
keseimbangan umum membenarkan adanya campur tangan, kalau pada pasar
yang tidak terawasi timbul distorsi yang tidak dapat diatasi, keadaan ini
disebut sebagai penyelesaian terbaik kedua (the second best solution).
Akan tetapi campur tangan pemerintah melalui pembentukan BUMN tak
hanya menimbulkan manfaat tetapi juga biaya sosial. Hal ini karena BUMN
dimiliki dan merupakan alat pemerintah maka tidak semua keputusan
dilakukan pada tingkat perusahaan misalnya keputusan untuk mengadakan
investasi. Sistem birokrasi pemerintahan didasarkan pada keputusan secara
berjenjang yang lebih menekankan pada prosedur dan bukan pada hasil yang
hendak dicapai. Akibatnya timbul kelambatan pengambilan keputusan. Tentu
saja ini tidak sesuai dengan tuntutan dunia usaha yang harus mengambil
keputusan dan bertindak cepat dalam menghadapi situasi pasar yang dinamis.
Kelemahan pengambilan keputusan investasi menyebabkan hilangnya
kesempatan yang menguntungkan serta menyebabkan kenaikan biaya. Hal
yang dapat menimbulkan biaya sosial dari campur tangan pemerintah adalah
kekuatan politik yang dimiliki oleh kelompok-kelompok tertentu dapat
menekan dan menyebabkan transfer pendapatan dari BUMN kepada mereka.
Fungsi transfer pemerintah seperti ini, seharusnya dari golongan
berpenghasilan tinggi kepada mereka berpenghasilan rendah. Selain itu tak
adanya insentif yang terkait dengan evaluasi kinerja BUMN menyebabkan
para manajer/eksekutif pengambil keputusan tidak mempunyai motivasi
menekan biaya dengan bekerja lebih efisien. Namun di pihak lain,
perusahaan swasta pun mengalami kegagalan manajerial disebabkan oleh tak
adanya kesadaran biaya terutama dalam posisi monopoli serta perusahaan
keluarga yang disertai nepotisme menyebabkan pemborosan.

D. TUJUAN DAN BENTUK FORMAL BUMN

Sebagai salah satu sarana campur tangan pemerintah dalam


perekonomian, secara umum BUMN dimaksudkan untuk mencapai tujuan-
tujuan berikut.
1. Efisiensi ekonomi, meliputi efisiensi alokatif atau ekonomis, efisiensi
teknologi dan efisiensi marjinal. Efisiensi alokatif merupakan efisiensi
alokasi sumber daya ekonomi. Efisiensi teknologi adalah hubungan
antara output dengan input pada proses produksi dengan tingkat
teknologi tertentu. Efisiensi marjinal dalam arti statis adalah kemampuan
manajemen mengadakan penghematan, sedang dalam arti dinamis adalah
9.60 Pengantar Ekonomi Mikro 

kemampuan manajemen memanfaatkan teknologi baru dan peluang


usaha. Jadi tujuannya adalah mencapai alokasi sumber daya secara
efisien dengan memperhatikan efisiensi teknis dan efisiensi usaha.
2. Kenaikan kemampuan memperoleh laba. Kemampuan memperoleh laba
adalah penting karena selain merupakan sumber dana internal bagi
perusahaan, laba juga merupakan sumber pendapatan bagi negara berupa
pajak dan bagian laba yang diterima oleh pemerintah sebagai pemilik.
3. Pemerataan distribusi pendapatan. BUMN merupakan alat pemerintah
untuk distribusi pendapatan melalui kebijakan harga dengan menjual
pada harga lebih rendah daripada biaya atau dengan melalui keputusan
investasi yang mengakibatkan skala ekonomis untuk meningkatkan
pendapatan riil golongan tertentu.
4. Tujuan bersifat makro. Sebagai alat pemerintah, BUMN mempunyai
tujuan mendorong dan menciptakan kesempatan kerja, memelihara
keseimbangan neraca pembayaran internasional, mencegah inflasi dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tiga bentuk formal BUMN adalah sebagai berikut.


1. Perjan atau Perusahaan Jawatan. Ini merupakan lembaga atau badan
yang memproduksi barang-barang dan/atau jasa-jasa tetapi harus
beroperasi seperti lembaga-lembaga pemerintah yang lain. Seluruh dana
operasi dan pendapatan termasuk dalam anggaran belanja pemerintah.
Tujuannya bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang dituju.
2. Perum atau Perusahaan Umum. Sama dengan Perjan, hanya Perum
mempunyai lebih banyak otonomi dalam operasi perusahaan sehari-hari,
tetapi masih di bawah pengawasan pemerintah sepenuhnya. Anggaran
harus dilaporkan dan diperiksa oleh Departemen Keuangan. Tujuan,
Perum selain untuk melayani kebutuhan masyarakat juga untuk
memperoleh keuntungan yang merupakan pendapatan negara. Persero
atau Perusahaan Perseroan Negara. Ini merupakan perseroan terbatas
yang semua atau sebagian besar saham dimiliki oleh negara hingga
perusahaan dapat sepenuhnya dikontrol oleh pemerintah. Tujuannya
seperti juga perseroan terbatas milik swasta yaitu memperoleh
keuntungan maksimum sebagai pendapatan negara.
 ESPA4111/MODUL 9 9.61

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Apa beda antara maksimisasi keuntungan jangka panjang dan jangka


pendek?
2) Mungkinkah perusahaan yang sudah mapan dalam suatu industri
merintangi masuknya perusahaan pesaing potensial dengan struktur
biaya yang lebih rendah?
3) Secara umum apa alasan pendirian perusahaan negara secara murni
ekonomi? Apa kira-kira alasan yang lain?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Maksimisasi keuntungan jangka pendek tidak memperhitungkan dampak


kemungkinan masuknya perusahaan pesaing potensial ke dalam industri
dan berupaya merintanginya. Sedangkan dalam jangka panjang, hal ini
harus diperhitungkan dan dipertimbangkan. Pelajari kembali materi
mengenai maksimisasi keuntungan jangka panjang.
2) Hal ini mungkin dilakukan dengan melihat dan mencoba
mengkonstruksikan kurva permintaan perusahaan yang potensial masuk
dengan melihat sisa permintaan setelah perusahaan mapan memproduksi
dan menawarkan sejumlah output tertentu. Pelajari kembali materi
mengenai strategi rintangan masuk.
3) Alasan pendirian perusahaan milik negara adalah alasan risiko,
mekanisme pasar, historis, dan idiologis serta pragmatis yang
memperhitungkan biaya (pengorbanan) dan manfaat kesejahteraan.
Hanya alasan mekanisme pasar dan pragmatik yang memberikan
manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pelajari kembali materi
mengenai Badan Usaha Milik Negara.
9.62 Pengantar Ekonomi Mikro 

RA NG K UM A N

Perusahaan swasta cenderung mengadakan konsentrasi dan


penggabungan untuk meningkatkan efisiensi usaha baik secara
horizontal, vertikal, maupun secara konglomerasi. Mereka bisa
berbentuk perusahaan perorangan, perusahaan persekutuan, maupun
berbentuk perseroan terbatas; masing-masing tergantung, pada tanggung
jawab keuangan. Asumsi sederhana yang dikemukakan adalah mereka
berusaha mencari keuntungan maksimum pada semua bentuk pasar. Ini
merupakan asumsi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam kasus
lebih umum dijumpai bentuk pasar oligopoli dan persaingan
monopolistik, keduanya sering disebut persaingan tak sempurna. Asumsi
keuntungan maksimum jangka pendek perlu direvisi dan
dipertimbangkan lagi. Mereka dianggap berusaha memaksimumkan
keuntungan jangka panjang yaitu memaksimumkan nilai harapan
sekarang dari keuntungan. Hal ini berhubungan dengan upaya
merintangi masuknya perusahaan pesaing ke dalam industri.
Tujuan tersebut di atas direalisasi melalui kebijakan maksimisasi
volume penjualan dengan target keuntungan minimum, kebijakan
rintangan harga yang meliputi rintangan untuk perusahaan dengan biaya
tinggi dan untuk perusahaan dengan biaya rendah, contestable markets,
serta tujuan pencapaian target sebagai tujuan manajerial.
Di hampir semua negara di dunia dijumpai BUMN (Badan Usaha
Milik Negara). Berbagai alasan dikemukakan mulai dari alasan risiko,
pemerataan, historis, politis, dan pragmatis. Alasan risiko dan
kemampuan manajerial merupakan sebab adanya BUMN karena sektor
swasta dianggap tidak bisa melaksanakan. Alasan pemerataan karena
pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan warganya yang lemah
dan miskin, alasan historis karena warisan lama, dan alasan politis
karena menyangkut sektor strategis dan kemungkinan adanya tekanan
kepentingan dari kelompok politik yang kuat. Sedangkan alasan
pragmatis didasarkan pada pertimbangan biaya dan manfaat ekonomis
dengan adanya campur tangan pemerintah di bidang ekonomi.
Tujuan BUMN meliputi upaya menaikkan efisiensi ekonomis
maupun teknologi, menaikkan kemampuan memperoleh laba,
pemerataan distribusi pendapatan, serta tujuan bersifat ekonomi makro.
Ada tiga bentuk formal BUMN yaitu perusahaan jawatan (Perjan),
perusahaan umum (Perum), dan perusahaan perseroan terbatas (Persero).
Pada bentuk pertama kaitan dengan birokrasi pemerintahan sangat erat.
Dana operasi dan pendapatannya termasuk dalam anggaran pendapatan
 ESPA4111/MODUL 9 9.63

dan belanja negara. Tujuannya memberikan pelayanan kepada


masyarakat yang dituju. Perum lebih mempunyai otonomi dalam operasi
sehari-hari dan berusaha mencari keuntungan namun sepenuhnya di
bawah pengawasan pemerintah. Perseroan merupakan perseroan terbatas
yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara.

T ES FO R M AT IF 3

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Karena keputusan maksimisasi keuntungan jangka panjang harus diambil


maka ....
A. syarat yang harus dipenuhi adalah memaksimumkan hasil penjualan
(pendapatan) total di mana pendapatan marjinal sama dengan nol
B. jumlahkan semua keuntungan jangka pendek selama lebih dari 5
tahun
C. tetapkan keuntungan minimum yang memuaskan pemilik saham
(perusahaan) serta memaksimumkan volume penjualan output
D. perlu dilakukan minimisasi biaya dan menjual produk sama dengan
biaya variabel saja supaya bisa bertahan hidup dalam jangka
panjang

2) Meskipun dalam jangka pendek memperoleh laba maksimum,


perusahaan dalam jangka panjang berupaya merintangi masuknya
pesaing. Ini dilakukan dengan ....
A. menetapkan harga lebih rendah daripada harga perusahaan pesaing
potensial
B. memaksimumkan penjualan dengan meningkatkan pelayanan dan
kampanye promosi/advertensi
C. meminta perlindungan pemerintah terhadap pesaing potensial dari
dalam dan luar negeri
D. memproduksi seminimal mungkin output agar terjadi kelangkaan
barang di pasar

3) Kebijakan rintangan harga bertujuan untuk ....


A. memaksimumkan penjualan dalam jangka pendek dengan
mendasarkan pencapaian tingkat keuntungan minimal tertentu
B. mengalokasikan sumber daya secara efisien, sehingga akan
diperoleh keuntungan yang maksimal
C. mencegah masuknya perusahaan baru ke pasar dengan menetapkan
harga yang bukan memberikan keuntungan maksimal
9.64 Pengantar Ekonomi Mikro 

D. penyesuaian jangka pendek, meliputi kemungkinan perluasan atau


penciutan kapasitas produksi, dan kemungkinan masuk keluarnya
perusahaan

4) Pencapaian target sebagai tujuan manajerial yang merupakan tujuan


perusahaan dalam jangka panjang ....
A. menyarankan agar memaksimumkan pertumbuhan perusahaan atau
memaksimumkan nilai guna (kepuasan) manajer
B. karena situasi yang dihadapi tidak pasti maka buatlah target
sederhana dalam penjualan, pangsa pasar, produktivitas pekerja, dan
nisbah investasi penjualan lalu sesuaikan bila tak tercapai atau
keadaannya berubah
C. masing-masing manajer dan eksekutif puncak serta para pemilik
mengetahui informasi secara sempurna
D. para manajer tidak usah melakukan optimisasi karena laba
maksimum dengan sendirinya dapat dicapai

5) Alasan pembentukan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah karena


alasan ....
A. risiko, mekanisme pasar, historis, dan idiologis serta pragmatis
B. historis dan idiologis semata karena tak ada pertimbangan ekonomi
mikro
C. pertimbangan sosial dan politik supaya bisa dikendalikan oleh
pemerintah
D. tak adanya barang publik dan eksternalitas yang menyebabkan
kegagalan pasar

6) Alasan pragmatis didirikannya BUMN adalah ....


A. adanya hubungan erat antara politik, ekonomi, dan kekuatan sosial
B. untuk mengatasi kegagalan pasar dalam menyediakan sumber daya
secara optimal
C. sosialisasi produksi akan menghilangkan eksploitasi satu kelas oleh
kelas lain
D. warisan penjajah sehingga pemerintah tidak memiliki pilihan lain
selain mengambil alih perusahaan kolonial

7) Dari hal-hal berikut, manakah yang bukan merupakan tujuan BUMN?


A. Mencapai efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.
B. Memperoleh laba untuk anggaran negara.
C. Menjual dengan harga murah, tak efisien, dan mengharapkan diberi
subsidi.
D. Memeratakan distribusi pendapatan.
 ESPA4111/MODUL 9 9.65

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).
Selamat! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.
9.66 Pengantar Ekonomi Mikro 

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3


1) C 1) B 1) C
2) C 2) B 2) A
3) A 3) B 3) C
4) B 4) A 4) B
5) A 5) B 5) A
6) B 6) B
7) A 7) C
 ESPA4111/MODUL 9 9.67

Daftar Pustaka

Boediono. (2000). Seri Sinopsis: Pengantar Ekonomi, Seri 1. Yogyakarta:


BPFE.

Mansoer, Faried Wijaya. (1992). Pengantar Mikroekonomika. Yogyakarta:


BPFE.

______. (1992). Seri Tes Uian: Konsep Dasar Mikroekonomika. Yogyakarta:


BPFE.

Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. (2001). Economics. Mc Graw-


Hill.

Kembali ke Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai