Anda di halaman 1dari 6

SISTEM BUDAYA BAHARI KOMUNITAS NELAYAN LUNGKAK DESA

TANJUNG LUAR, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

KELOMPOK 5
Ketua :
Nur Hasana Abunawas
(D121181002)
Sekretaris :
Sri Rahayu Indal Fatra
(D121181011)
Moderator :
Ainun Annisa Kahar
(D121181024)
Anggota :
Rivaldo Tiku Ali Sulle
(D121181331)

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA
2019
PENDAHULUAN
A. Pelaksanaan Diskusi
Tanggal : 25 April 2019
Waktu : 13.50 – 14.50 WITA
Tempat : Ruangan 210, Gedung CR FT-UH
Diskusi dipimpin dan dibuka oleh seorang moderator yang selaku pimpinan
tertinggi selama berlangsungnya diskusi di dalam kelas. Pertama-tama moderator
membuka kegiatan diskusi sebagaimana biasanya, yaitu dengan memperkenalkan
diri terlebih dahulu selaku moderator, memperkenalkan ketua sebagai panelis, dan
memperkenalkan sekretaris maupun anggota. Setelah itu, moderator mempersilahkan
panelis untuk memaparkan materi yang telah disiapkan. Saat pemaparan materi
berlangsung, peserta diskusi terlihat begitu tenang dan antusias dalam menyimak
kata demi kata yang disampaikan panelis. Setelah panelis selesai memaparkan
materi, moderator membuka sesi tanya jawab dengan memberikan kesempatan
kepada peserta diskusi untuk mengajukan pertanyaan, dalam hal ini moderator hanya
menerima 4 pertanyaan. Selama sesi tanya jawab berlangsung, beberapa penanya
cukup aktif dalam menaggapi jawaban yang dipaparkan oleh anggota pembawa
materi. Hal tersebut menandakan bahwa peserta diskusi betul-betul antusias dalam
mengikuti diskusi ini, meskipun sempat terjadi adanya forum dalam forum. Setelah
selesai menjawab pertanyaan dari para penanya, maka berakhir pula kegiatan diskusi
yang kami lakukan dengan waktu yang berkisar hingga 1 jam lamanya.
B. Tujuan
Mengetahui bagaimana sistem pengetahuan komunitas nelayan Lungkak yang
ada di Desa Tanjung Luar, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu
kearifan lokal dan modal sosial dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya
laut.
C. Inti dari Materi yang Dipaparkan
a. Pengetahuan tentang Tempat Penangkapan dan Posisi Rumah Ikan
b. Pengetahuan tentang Musim
c. Pengetahuan Tanda-tanda di Laut dan di Angkasa
d. Pengetahuan tentang Lingkungan Sosial Budaya
e. Sistem Keyakinan/Kepercayaan
f. Kritik terhadap isi jurnal beserta saran (Kesesuaian Judul dengan Isi Jurnal, Tata
Cara Penulisan, Kebergunaan sebagai Referensi )
PEMBAHASAN
A. Hasil Diskusi
Diskusi yang dilakasanakan pada tanggal 25 April 2019 tepatnya pada pukul
13.50 – 14.50 yang dihadiri oleh 43 mahasiswa berjalan cukup lancar. Hal tersebut
disebabkan karena para peserta diskusi berperan sebagaimana mestinya, yaitu tenang
pada saat materi dipaparkan dan aktif pada saat sesi tanya jawab dibuka. Walaupun
demikian, ketenangan itu tidak berlangsung lama karena disela berlangsungnya
diskusi terdapat forum dalam forum dan kembali tenang ketika moderator menegur.
B. Pertanyaan dan Jawaban
Dalam sesi tanya jawab, terdapat 2 sesi pertanyaan, yaitu tiap sesinya hanya 2
pertanyaan yang dapat diajukan.
Sesi I
Pertanyaan pertama :
 Penanya : Rofifah Nurul Annisa (Kelompok 9)
 Pertanyaan : Menurut kelompok anda mengapa masyarakat Lungkak beralih
profesi menjadi seorang TKI ? dan jika banyak yang beralih
bagaimana cara agar pengetahuan itu tetap lestari / tetap ada ?
 Jawaban :
Alasan masyarakat Lungkak banyak yang beralih profesi menjadi
seorang TKI karena mereka telah sadar bahwa budaya patronase atau
bergantung kepada pinggawa justru membuat mereka mendapatkan
penghasilan yang terbilang cukup sedikit. Maka dari itu sebagian mayarakat
disana memilih untuk menjadi seorang TKI demi kelangsungan hidupnya.
Dan adapun cara agar pengetahuan tersebut tetap ada atau tetap lestari
yaitu dengan cara mewariskannya kebudayaan tersebut kepada generasi
penerusnya yaitu disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
 Tanggapan :
Jadi mereka menghindari pinggawa dengan cara beralih profesi menjadi
seorang TKI ?
 Jawaban :
Sebenarnya memang benar sebagian dari masyarakat Lungkak beralih
profesi menjadi seorang TKI. Namun, beberapa masyarakat disana masih
menjadi nelayan dan menganut budaya patronase. Hal tersebut dikarenakan
karena nelayan Lungkak sudah merasa nyaman, aman dan berutang budi
kepada pinggawa karena biaya hidup mereka sudah diatur oleh pinggawa
tersebut sehingga para nelayan Lungkak sudah terbiasa dengan budaya
patronase tersebut meskipun kadang kala mereka tersiksa.
Pertanyaan Kedua :
 Penanya : Muhammad Shaleh (Kelompok 4)
 Pertanyaan : Apakah ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para
nelayan Lungkak saat melaut ?
 Jawaban :
Saat melaut para nelayan tidak memiliki peraturan, para nelayan bebas
menangkap ikan dimanapun selama masih di wilayah laut di sekitar dusun
mereka, yaitu Lungkak desa Tanjung Luar. Hanya saja tidak diperkenangkan
menggunakan jala harimau/jala besar, karena jala tersebut dapat menyaring
semua ikan baik yang besar maupun yang kecil sehingga bersifat merugikan.

Sesi II
Pertanyaan pertama :
 Penanya : Syahril Saputra (Kelompok 10)
 Pertanyaan : Seperti yang dijelaskan tadi bahwa masyarakat Lungkak banyak
beralih profesi menjadi seorang TKI dan hal tersebut dapat
mengurangi populasi nelayan yang ada disana. Jadi menurut
kelompok anda bagaimana cara agar anak muda yang ada di
Lungkak bisa berminat menjadi seorang nelayan ?
 Jawaban :
Yaitu dengan cara meningkatkan infrastruktur kelautan untuk daerah
tersebut, menata dan menciptakan sumberdaya manusia yang terampil,
meningkatkan sarana dan prasarana, membangun industri perikanan yang
kuat dan meningkatkan sistem inovasi melalui budidaya yang terstruktur.
Bukan itu saja, hal yang dapat dilakukan agar anak muda tersebut
berminat untuk menjadi seorang nelayan yaitu dengan cara menunjukkan dan
memberikan pencerahan bahwa sumber daya alam kita terutama laut
menyimpan banyak keindahan di dalamnya dan juga banyak memiliki nilai
guna yang jarang mengetahuinya terutama anak muda, oleh karena itu perlu
dilakukan eksploitasi laut agar para anak muda yang ada di Lungkak bisa
tertarik untuk menjadi seorang nelayan.
Pertanyaan Kedua :
 Penanya : Rendy Juniarta T (Kelompok 6)
 Pertanyaan : Apakah tanda-tanda yang dilihat oleh masyarakat Lungkak pada
malam hari untuk mengetahui suatu kondisi tertentu pola atau
bintang ? dan apakah hal tersebut termasuk ke dalam ilmu
perbintangan ?
 Jawaban :
Para nelayan di dusun Lungkak memiliki kemampuan dalam membaca
tanda-tanda di laut maupun di angkasa yaitu dengan melihat pola dari
bintang-bintang. Hal tersebut berguna untuk mengetahui kondisi atau
keadaan laut sehingga dapat mengantisipasi kendala yang mungkin akan
terjadi ketika mereka melaut. Contohnya seperti Bintang Tenggale bentuknya
seperti akat untuk membajak swah yang terbuat dari kayu, bintang ini berada
di sebelah timur dan biasanya muncul dari bulan Agustus-Desember dan
dipercaya bahwa jika bintang ini muncul maka ikan juga banyak. Contoh
lainnya yaitu Bintang Tagedoq yang muncul di sebelah selatan pada sekitar
bulan Januari-Juli, dan hilang ketika menjelang pagi dan dipercaya angina
akan datang dari sebelah selatan yang menandakan bahwa akan banyaknya
ikan trijo.
Dan muncul pertanyaan apakah hal tersebut termasuk ke dalam ilmu
perbintangan ? ya, kemampuan dari para nelayan yang berada di Lungkak
dalam membaca tanda-tanda termasuk dalam ilmu perbintangan atau
termasuk ke dalamnya ilmu astronomi.
 Tanggapan :
Menurut kelompok anda ilmu perbintangan tersebut termasuk ke dalam
ilmu astronomi. Jadi, apakah ilmu tersebut dapat digunakan di daerah lain ?
 Jawaban :
Iya bisa jadi. Akan tetapi pemahaman tiap daerah atau tiap suku yang
dilakukan oleh tiap masyarakatnya dalam mengamati tanda-tanda astronomi
berbeda-beda. Seperti pada daerah A dalam memberikan nama bintang yang
ia lihat tersebut berbeda dengan nama yang diberikan oleh daerah B. Namun
demikian, meskipun berbeda nama tetapi arti atau makna dari bintang tersebut
sama bagi pandangan para nelayan.
C. Jumlah orang dalam diskusi
Peserta yang mengikuti diskusi ini berjumlah 43 orang, 4 orang sebagai
kelompok yang mempresentasikan materi, 4 orang penanya dan sisanya 35 orang
sebagai audiens.
D. Kesimpulan secara keseluruhan
Dari diskusi yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa komunitas
nelayan Lungkak Desa Tanjung Luar memiliki sistem budaya kenelayaan yang masih
melekat hingga saat ini. Adapun sistem kebudayaan yang dimaksud yaitu mencakup
tentang sistem pengetuan dalam bidang-bidang tertentu. Seperti pengetahuan tentang
biota laut yang bernilai ekonomi, pengetahuan tentang tempat penangkapan dan posisi
rumah ikan, pengetahuan tentang musim dan waktu-waktu munculnya ikan,
pengetahuan tentang tanda-tanda di laut dan di angkasa, serta pengetahuan tentang
sistem keyakinan/kepercayaan yang dianut masyarakat Lungkak. Dan sebagian dari
masyarakat nelayan Lungkak masih menggunakan aturan-aturan local dalam
menjalani kehidupannya sehari-hari, yaitu adanya hubungan kerjasama antara
pinggawa.
PENUTUP
A. Kekurangan selama berdiskusi
1. Sebagian kecil dari peserta diskusi masih ada yang sibuk bermain handphone saat
panelis memaparkan materi.
2. Saat sesi tanya jawab berlangsung terutama saat penyaji materi mendiskusikan
jawaban dari para penanya, sebagian besar peserta diskusi menimbulkan
kebisingan.
B. Kelebihan selama berdiskusi
1. Saat moderator membuka diskusi yang berlangsung dini hari saat itu jugalah para
peserta diskusi tenang hingga panelis memaparkan materinya.
2. Panelis telah menguasai materi yang akan diapaparkan yaitu dengan menjelaskan
secara keseluruhan poin-poin.
3. Peserta diskusi cukup aktif dan antusias ketika sesi tanya jawab dibuka.

Anda mungkin juga menyukai