Anda di halaman 1dari 98

Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah

Jawa TimuR

PERATURAN
INTERNAL
(HOSPITAL BYLAWS)

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH / ‘Aisyiyah
JAWA TIMUR

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 1
Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

PERATURAN INTERNAL
(HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / ‘Aisyiyah
JAWA TIMUR

BAGIAN PERTAMA : UMUM

BAB I
MUKADIMAH

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya,
sehingga peraturan internal (Hospital By Laws) atau
Statuta Rumah Sakit Muhammadiyah / Rumah Sakit
‘Aisyiyah (selanjutnya disingkat RSM/RSA) Jawa
Timur, dapat terwujud.

Penyusunan peraturan internal (Hospital Bylaws) ini


dilandasi adanya kesadaran bahwa kesehatan adalah
hak individu setiap manusia sebagai anu­ge­rah dan
karunia Allah SWT. sehingga rumah sakit berupaya untuk

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 1


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

memberikan layanan ke­sehatan yang optimal di bidang


kesehatan bagi siapa setiap ummat yang mempercayakan
layanan kesehatannya kepada RSM/RSA Jawa Timur.
Untuk dapat memberikan layanan ke­se­hatan yang optimal
dengan mutu layanan yang baik, diperlukan ketentuan
dan peraturan yang dapat dijadikan acuan dan pedoman
setiap pihak yang terkait dengan rumah sakit dalam men­
jalankan tugas dan fungsinya.

Peraturan internal (Hospital Bylaws) ini meru­pakan


hasil dari kesepakatan dan evaluasi an­tara pihak Per­
syarikatan Muhammadiyah yang bertindak sebagai
pemilik, pendiri, dan pe­nyelenggara RSM/RSA Jawa
Timur, yang dalam hal ini adalah PDM/PDA/PCM/
PCA, MPKU-PDM/PDA-MK/MPKU/MPKU-PCM/PCA-
MK dengan pi­hak pengelola yang dalam hal ini adalah
Di­rek­tur/Direksi Rumah Sakit, pejabat struktural dan
se­luruh staf medis RSM/RSA Jawa Timur.

Seluruh tatanan hukum, peraturan, ketentuan, dan


kebijakan yang diberlakukan di internal se­tiap RSM/RSA
Jawa Timur harus tunduk dan me­­ngacu kepada peraturan

2 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

internal (Hospital Bylaws) sebagai landasan hukum dan


merupakan pe­­raturan tertinggi di RSM/RSA Jawa Timur,
ser­ta harus ditaati oleh seluruh pihak yang terkait da­lam
penyelenggaraan, pengelolaan dan pelak­sa­naan segala
bentuk kegiatan dan layanan di ru­mah sakit.

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan in­ternal


(Hospital Bylaws) ini diatur secara le­bih teknis sebagai
bentuk kebijakan teknis ope­rasional dan mengacu pada
peraturan pe­un­dang-undangan dan masih berlaku.

BAB II
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Batasan
Dalam peraturan internal ini yang dimaksud dengan:
1. Peraturan internal rumah sakit (Hospital
Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur
tata penyelenggaraan rumah sakit yang meliputi
peraturan internal korporasi dan peraturan
internal staf medis;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 3


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Peraturan internal korporasi (Corporate Bylaws)


adalah aturan dasar yang meng­atur tata kelola
korporasi (corporate go­ver­nance) terselenggara
dengan baik melalui pengaturan hubungan antara
pemilik, pe­nge­lola dan komite medis di rumah sakit;
3. Peraturan internal staf medis (Medical Staff
Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata
kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga
profesionalisme di rumah sakit;
4. Persyarikatan Muhammadiyah adalah or­ga­­
nisasi sosial keagamaan yang berstatus ba­
dan hukum sesuai dengan surat keputusan
(Besluit) Gubernur Jendral Hindia Belanda No.
36 tanggal 2 September 1921 dan Surat Dir­jen
Pembinaan Hukum Departemen Ke­hakiman RI
No. J.A.5./160/5, tanggal 8 Sep­tember 1971
mengenai Status Badan Hukum Perkumpulan
Muhammadiyah, diperkuat dengan Surat Dirjen
YanMed Depkes RI No. 155/Yan.Med/Men/1985
tanggal 22 Pebruari 1985 tentang Pernyataan
Mu­ham­madiyah sebagai Badan Hukum yang
ber­gerak di bidang kesehatan;

4 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

5. Rumah Sakit adalah Amal Usaha Mu­ham­


madiyah/‘Aisyiyah yang bergerak di bi­dang
kesehatan, berbentuk rumah sa­kit umum atau
rumah sakit khusus yang me­­nyelenggarakan
pelayanan kesehatan per­orangan secara
paripurna (meliputi pro­mo­tif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat;
6. Pemilik adalah Pimpinan Pusat (PP) Mu­
hammadiyah sebagai induk organisasi yang
berbadan hukum;
7. Pendiri adalah Pimpinan Persyarikatan Mu­ham­­
madiyah/’Aisyiyah yang mendirikan ru­mah sakit
Muhammadiyah/’Aisyiyah setempat;
8. Penyelenggara adalah Majelis Pembina Ke­
se­hatan Umum (MPKU) atau Majelis Ke­se­
hatan (MK) yang membina dan meng­awasi pe­
nyelenggaraan rumah sakit secara langsung;
9. Pengelola adalah direktur atau direksi rumah sakit;
10. Komite medis adalah perangkat rumah sakit
untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar staf medis di rumah sakit

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 5


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

terjaga profesioalismenya me­la­lui mekanisme


kredensial, penjagaan mu­tu profesi medis,
pemeliharaan etika dan di­siplin profesi medis
di RSM/RSA Jawa Timur yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh direktur rumah sakit;
11. Staf medis adalah dokter umum, dokter gigi,
dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang
bekerja di rumah sakit;
12. Kewenangan klinis (clinical privilege) ada­lah
hak khusus seorang staf medis un­tuk melakukan
sekelompok pelayanan me­dis tertentu dalam
lingkungan rumah sa­kit untuk suatu periode
tertentu yang di­lak­sanakan berdasarkan penu­
ga­san klinis (clinical appointment);
13. Penugasan klinis (clinical appointment) ada­lah
penugasan direktur rumah sakit ke­pada seorang
staf medis untuk melakukan pe­layanan di rumah
sakit berdasarkan ke­we­­nangan klinis yang telah
ditetapkan baginya;
14. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf
medis untuk menentukan kelayakan di­berikan
kewenangan klinis (clinical privilege);

6 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

15. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf


medis yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical
privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut;
16. Audit medis adalah upaya evaluasi secara
profesional terhadap mutu pelayanan me­
dis yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya yang dilak­sa­
nakan oleh profesi medis;
17. Dokter organik adalah staf medis yang be­kerja
di RSM/RSA Jatim secara purna waktu (full
time), dengan jam kerja sesuai jam dinas yang
sudah ditetapkan oleh rumah sakit;
18. Dokter mitra adalah staf medis yang membe­
rikan pelayanan medis rawat inap dan atau ra­
wat jalan pada waktu tertentu (paruh waktu /
part time) yang disepakati bersama antara yang
bersangkutan dengan direktur RS;
19. Mitra bestari (peer goup) adalah se­kelompok
staf medis dengan reputasi dan kompetensi
profesi yang baik untuk me­nelaah segala hal
yang terkait dengan profesi medis;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 7


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB III
IDENTITAS DAN TANDA PENGENAL

Pasal 2
Identitas

1. Nama : Rumah Sakit di RSM/RSA


Jawa Timur;
2. Alamat : Di Wilayah Hukum Propinsi
Jawa Timur;
3. Tipe : RS Umum atau RS Khusus A /
B/C/D;
4. Pembiayaan : Swasta Swadana;
5. Pemilik : Pimpinan Pusat Muham­ma­­­
diyah yang berbadan hukum
6. Dasar Pendirian : ……………………………………….
7. Tanggal Berdirinya : ……………………………………….
8. Tanggal Diresmikan : ……………………………………….
9. Ijin penyelenggaraan terbaru: ...........…………………………

8 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 3
Lambang

1. RSM/RSA Jawa Timur melambangkan identitas


Persyarikatan, yang mengandung unsur berupa
matahari bersinar, disertai lambang kesehatan
dari dunia Islam serta identitas lain yang
ditetapkan seperti lambang di bawah ini:

2. Lambang atau logo di RSM/RSA Jawa Timur


mempunyai makna sebagai berikut berikut:
a. Matahari bersinar dua belas me­lam­
bangkan simbol pemilik RSM/RSA yaitu
Persyarikatan Mu­hammadiyah;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 9


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

b. Bulan sabit merupakan lambang ke­


sehatan dari dunia Islam;
c. Di tengah matahari bersinar ber­
tu­lisan huruf Arab Muham­ma­di­
yah/’Aisyiyah, merupakan nama pen­
diri RS yaitu Persyarikatan Mu­ham­
madiyah/’Aisyiyah;
d. Tulisan melingkar di lingkaran atas
Bu­lan Sabit menunjukan nama ru­mah
sakit dan nama kota di mana RSM/RSA
berada;
e. Warna dasar biru tua melambangkan
keagungan;
f. Warna kuning keemasan me­lam­­bang­kan
ketabahan dan ket­eguhan;
g. Warna hijau melambangkan keda_
maian, keadilan dan kejujuran;

10 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 4
Stempel

1. Di RSM/RSA Jawa Timur ditentukan satu ben­


tuk stempel induk dengan spesifikasi ber­
gambar matahari bersinar, di tengah-tengah
ter­dapat gambar bulan sabit dan tulisan Arab
Mu­hammadiyah/‘Aisyiyah, tu­lisan di RSM/RSA
Jawa Timur melingkari lo­go, bentuk bulat (ling­
karan) dengan meng­gu­nakan satu warna biru
sebagaimana berikut:

2. Ukuran stempel induk ditetapkan dengan dia­


meter 3 (tiga) sentimeter yang penem­pa­tannya
di Bagian Administrasi dan dibuat ha­nya 1 (satu)
stempel;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 11


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

3. Stempel induk digunakan untuk legalisasi surat


yang ditandatangani oleh direktur ru­­mah sakit
dan pejabat struktural lainnya di­tempatkan di
bagian administrasi;
4. Bentuk stempel unit pelayanan akan diatur lebih
lanjut dalam surat keputusan direktur rumah
sakit;
5. Penggunaan stempel rumah sakit diatur lebih
lanjut oleh direktur rumah sakit.

Pasal 5
Hal lain sebagai tanda pengenal rumah sakit
dapat ditambahkan dalam tata aturan dan
ketetapan operasional rumah sakit, dengan tetap
memperhatikan nuansa atau ciri khas RSM/RSA.

12 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB IV
MAKSUD, TUJUAN DAN PENYEBARLUASAN
PERATURAN INTERNAL

Pasal 6
Maksud
Peraturan internal ini bermaksud mengatur tata
hubungan antara:
1. Unsur pemilik, unsur pendiri, unsur pe­nye­
leng­gara, dan unsur pengelola rumah sakit
(corporate bylaws);
2. Unsur staf medis sebagai tenaga fungsional
rumah sakit (medical staff bylaws); dan
3. Unsur tenaga rumah sakit lainnya sebagai kar­yawan
pelaksana kegiatan dan layanan rumah sakit.

Pasal 7
Tujuan
1. Menjadi pedoman dasar dan pernyataan ter­
tulis tentang tugas, kewenangan, hu­bungan
struktur/fungsional, dan tanggung jawab bagi
pemilik, pendiri, penyelenggara, dan pengelola

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 13


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

rumah sakit;
2. Sebagai norma dasar perlindungan hukum bagi
pe­milik, pendiri, penyelenggara, pe­nge­lola dan
te­naga medis fungsional dalam menjalankan tu­
gas­nya sesuai dengan keten­tuan hukum dan ko­
de etik profesi serta be­ru­paya untuk senantiasa
me­ningkatkan mu­tu layanan kesehatan kepada
pa­sien, pe­langgan dan atau pengguna jasa
rumah sakit;
3. Memberi kepastian dan perlindungan hu­kum
dan penghormatan terhadap hak-hak pasien,
pelanggan dan atau pengguna jasa rumah sakit
untuk mendapat layanan ke­se­hatan dan layanan
rumah sakit lainnya yang profesional;
4. Sebagai perangkat hukum internal yang sam­
pai batas-batas tertentu mengakui ke­mandirian
profesi medis untuk mengatur, menilai dan
mendisiplinkan anggotanya;
5. Sebagai perangkat hukum internal untuk
mencegah dan atau menyelesaikan sengketa
antar para profesional atau staf profesi yang
bekerja di rumah sakit; dan

14 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

6. Memberikan landasan hukum yang pasti ba­


gi staf medis fungsional untuk mengambil ke­
putusan klinis dan menjalankan tindakan medis
pada pasien sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.

Pasal 8
Penyebarluasan
Pengelola rumah sakit dalam hal ini direktur/di­
reksi rumah sakit beserta pejabat struktural wa­jib
mengupayakan agar setiap aturan yang di­tetapkan
harus diketahui, dipahami dan di­lak­sa­nakan oleh
semua pelaksana rumah sakit atau pi­hak lain yang
berkepentingan.

BAB V
LANDASAN HUKUM
PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL

Pasal 9
Landasan hukum yang dipakai sebagai acuan pe­nyu­
sunan peraturan internal (hospital bylaws) RSM/RSA

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 15


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Jawa Timur ini adalah:


1. Anggaran Dasar Muhammadiyah dan atau
Anggaran Dasar ‘Aisyiyah;
2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah dan
atau Anggaran Rumah Tangga ‘Aisyiyah;
3. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muham­ma­
diyah No. : 120/KEP/I.O/B/2006, ten­tang Qaidah
Unsur Pembantu Pimpinan Per­syarikatan;
4. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Mu­ham­
madiyah No. 87/KEP/I.0/B/2011 tentang Pe­
doman Majelis Pembina Kesehatan Umum;
5. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah
No.01/PED/I.O/B/2011 tentang Amal Usaha
Kesehatan Muhammadiyah;
6. Surat Keputusan Majelis Pembina Kesehatan
Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.:
06/KEP/I.6/H/2011 tentang Ketentuan MPKU
tentang Pedoman Amal Usaha Mu­ham­madiyah
(Pedoman PPM No.01/PED/I.O/B/2011);
7. Surat Keputusan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah
No. 130/SK.PPA/A/VIII/2012 tentang Maje­lis
Kesehatan;

16 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

8. Pedoman Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah No. 137/SK-


PPA/A/VIII/2012 tentang Amal Usaha Kesehatan
‘Aisyiyah;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
10. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
11. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik In­do­
nesia Nomor 772 Tahun 2002 Tentang Pe­doman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hos­pital
Bylaws);
13. Su­rat Keputusan Menteri Kesehatan No­mor 1419/
MENKES/PER/X/2005 tentang Pe­­­nye­lenggaraan
Praktik Dokter dan Dokter Gigi;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik In­do­
nesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 Ta­hun
2002 Tentang Peyelenggaraan Komite Me­dis di
Rumah Sakit;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 17


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB VI
LANDASAN DAN SUMBER SERTA TUJUAN RUMAH
SAKIT

Pasal 10
Landasan dan Sumber
Landasan dan sumber penyelenggaraan RSM/RSA Jawa
Timur mengacu pada landasan dan sumber pedoman
hidup islami warga mu­ham­ma­diyah yaitu al-quran
dan sunah Nabi yang me­­rupakan pengembangan dan
pengayaan dari pemikiran-pemikiran formal (baku)
dalam Muhammadiyah seperti matan keyakinan dan
cita-cita hidup muhammadiyah (MKCH), mu­qodimah
anggaran dasar muhammadiyah, ma­­tan kepribadian
muhammadiyah, Khittah per­juangan muhammadiyah
serta hasil-hasil keputusan majelis tarjih.

Pasal 11
Tujuan
1. Tujuan umum RSM/RSA Jawa Timur adalah
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal bagi semua lapisan masyarakat

18 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

dalam rangka terwujudnya masyarakat uta­


ma adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT
melalui pendekatan promotif, preventif, ku­
ratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan se­cara
menyeluruh.
2. Tujuan khusus di RSM/RSA Jawa Timur adalah :
a. Meningkatkan loyalitas sumber daya insani
(SDI) terhadap RSM/RSA Jawa Timur dan
Persyarikatan;
b. Meningkatkan profesionalisme SDI sesuai
standar kompetensi;
c. Memberikan pelayanan kesehatan se­suai
dengan tuntunan Islam;
d. Memberikan pelayanan kesehatan yang
pa­­ripurna (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif);
e. Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
standar;
f. Memenuhi kebutuhan pelanggan;
g. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas
pelanggan;
h. Meningkatkan pertumbuhan rumah sakit;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 19


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

i. Memberikan pelayanan yang terjangkau


oleh semua lapisan masyarakat;
j. Mewujudkan pengembangan fisik ru­
mah sakit sesuai dengan harapan ma­
syarakat sehingga mampu bersaing di era
globalisasi.

BAB VII
VISI, MISI, DAN MOTTO RUMAH SAKIT

Pasal 12
Visi
Visi dirumuskan dan ditetapkan oleh pendiri rumah
sakit setempat dan tidak boleh ber­ten­tangan dengan
visi Persyarikatan Mu­hammadiyah.

Pasal 13
Misi
Misi dirumuskan dan ditetapkan oleh pendiri Ru­mah
Sakit setempat dan tidak boleh ber­tentangan dengan
misi Persyarikatan Muhammadiyah.

20 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 14
Motto
Motto dirumuskan dan ditetapkan oleh pendiri ru­
mah sakit setempat dan tidak boleh bertentangan
de­ngan visi dan misi Persyarikatan Muhammadiyah.

BAB VIII
TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT

Pasal 15
Tugas
Tugas rumah sakit sesuai dengan undang-undang
rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan
peorangan secara paripurna.

Pasal 16
Fungsi
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 15, rumah sakit mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 21


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan per­


orang­an melalui pelayanan kesehatan yang pa­
ripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai ke­bu­
tuhan medis;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya insani dalam rangka pening­ka­­t­
an kemampuan dalam pemberian pela­yanan
kesehatan;
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengem­bangan
serta penapisan teknologi bidang kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidang kesehatan; dan
5. Penyelenggaraan dakwah Muham­madiyah­/‘Aisyi­­
yah dan syiar Islam.

22 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB IX
PENGORGANISASIAN

Pasal 17
Pemilik
Pemilik rumah sakit adalah Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah yang berkedudukan di Jl. Menteng
Raya nomor 62 Jakarta dan di Jl. Cik Ditiro No.23
Yogyakarta.

Pasal 18
Hak Pemilik
1. Menguasai dan memiliki semua aset rumah
sakit;
2. Memperoleh laporan pertanggungjawaban dari
Penyelenggara/Majelis;
3. Memperoleh dana pengembangan dakwah dari
rumah sakit.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 23


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 19
Kewajiban Pemilik
1. Memberikan kewenangan penuh kepada pen­
di­ri untuk menetapkan visi, misi dan tujuan
dalam pengelolaan rumah sakit yang didirikan;
2. Mengkoordinasikan pembinaan semua ru­mah sakit
untuk tercapainya visi dan misi Per­syarikatan;
3. Menyelesaikan ketidakserasian penyeleng­ga­
raan yang terjadi di rumah sakit;
4. Mengusahakan dana untuk investasi dan pe­
ngem­bangan rumah sakit.

Pasal 20
Pendiri
Pendiri rumah sakit adalah Persyarikatan Mu­ham­
madiyah/‘Aisyiyah dan berkedudukan di se­mua
tingkatan.

Pasal 21
Hak Pendiri
1. Mendirikan rumah sakit atas nama Per­sya­­
rikatan Muhammadiyah;

24 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, me­


nguasai semua aset rumah sakit yang didirikan;
3. Mendapatkan laporan pertanggungjawaban
rumah sakit dari Penyelenggara;
4. Memperoleh dana pengembangan dakwah dari
amal usaha di bidang kesehatan yang didirikan;
5. Bersama Majelis setingkat di atas, mela­ku­kan
tes kepatutan dan kelayakan terhadap calon
direktur RS;
6. Mengajukan calon direktur ke Persyarikatan dan
calon wakil direktur ke majelis setingkat di atas
persyarikatan penyelenggara.

Pasal 22
Kewajiban Pendiri
1. Memberikan kewenangan kepada pe­nye­leng­
gara untuk menjabarkan visi, misi, tu­juan, dan
kebijakan rumah sakit yang di­dirikan;
2. Mengkoordinasikan pembinaan semua amal
usaha sesuai dengan tingkatannya untuk ter­ca­
pai visi, misi, tujuan dan kebijakan rumah sakit;
3. Mengkoordinasikan dan menyelesaikan ke­ti­

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 25


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

dak­serasian pengelolaan yang terjadi di rumah


sakit; dan
4. Mengusahakan dana untuk investasi dan
pengembangan.

Pasal 23
Penyelenggara
Penyelenggaraan RSM/RSA Jawa Timur menjadi ke­
wenangan MPKU atau Majelis Kesehatan setingkat.

Pasal 24
Dewan Pengawas
1. Fungsi dewan pengawas sesuai dengan pasal
56 Undang undang no 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit;
2. Apabila di RS Muhammadiyah/‘Aisyiyah tidak
ada dewan pengawas, maka tugas pokok,
wewenang tanggung jawab dan fungsi dewan
pengawas melekat pada tugas pokok, wewenang
tanggung jawab dan fungsi Penyelenggara.

26 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 25
Pengelola atau Direksi
Direksi RSM/RSA Jawa Timur adalah pengelola ter­
tinggi yang bertugas, berwenang dan bertanggung ja­
wab melaksanakan tata kelola rumah sakit (corporate
governance) di RSM/RSA Jawa Timur.

Pasal 26
Staf Medis
Staf medis RSM/RSA Jawa Timur adalah para pro­
fesional yang bertugas, berwenang dan bertanggung
ja­wab menjalankan tata kelola klinis (clinical go­
vernance) dan asuhan klinis di RSM/RSA Jawa Timur.

Pasal 27
Tiga Tungku Sejerangan
Penyelenggara (termasuk di dalamnya Pendiri), di­
reksi dan staf medis secara bersama-sama ber­
tanggung jawab atas pelaksanaan tata kelola rumah
sakit (corporate governance) dan Tata kelola klinis
(clinical governance) secara terpadu, efisien dan
efektif untuk menghasilkan layanan dan asuhan

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 27


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

klinis yang profesional, islami, aman dan memenuhi


kepuasan pelanggan.

BAB X
MANAJEMEN

Pasal 28
Susunan Organisasi RSM/RSA Jawa Timur
1. Struktur organisasi RSM/RSMA Jawa Timur
selain mengacu pada perundang-undangan
yang berlaku (UU No. 44 tahun 2009 ten­tang
RS), juga harus mengandung unsur dakwah.
Sehingga struktur organisasi RSM/RSA minimal
mengandung unsur-unsur se­bagai berikut :
a. Direktur;
b. Unsur pelayanan medis;
c. Unsur keperawatan;
d. Unsur penunjang medis;
e. Komite medis;
f. Satuan pemeriksaan internal;
g. Administrasi umum dan keuangan;
h. Unsur pelayanan kerohanian

28 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Struktur organisasi RSM/RSA Jawa Timur harus di­


lengkapi dengan uraian tugas dan uraian ja­­batan
mulai dari tingkat direksi sampai pelaksana;
3. Struktur organisasi RSM/RSA Jawa Timur
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit dan harus disetujui dan disahkan
oleh penyelenggara.

Pasal 29
Rangkap Jabatan
Agar penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sa­kit
optimal dan berjalan lancar dan tidak ada benturan
kepentingan antara pendiri, pe­nye­lenggara, pengelola
dan pelaksana diatur ke­ten­tuan mengenai rangkap
jabatan sebagai berikut:
1. Pengelola rumah sakit dalam hal ini direksi tidak
boleh merangkap menjadi pengurus harian di jajaran
Persyarikatan maupun di Majelis setingkat;
2. Pelaksana rumah sakit tidak boleh merang­kap
menjadi pengurus harian di jajaran Persyarikatan
maupun di Majelis setingkat;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 29


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

3. Pejabat struktural dan pejabat fungsional ru­mah


sakit tidak boleh merangkap menjadi pe­ngurus
serikat pekerja dalam hal ini ikatan karyawan
kesehatan muhammadiyah (IKKM).

BAB XI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 30
Sumber Dana
Sumber pembiayaan atas penyelenggaraan ru­
mah sakit diperoleh dari operasional rumah sakit,
Persyarikatan, masyarakat, pemerintah, dan sumber
lain yang halal dan tidak mengikat.

Pasal 31
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Direktur RS setiap tahun anggaran wajib me­
nyusun program kerja dan rencana anggaran
pendapatan dan belanja;
2. Program kerja dan rencana anggaran pen­
dapatan dan belanja sebagaimana dalam ayat

30 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

(1) disahkan dan ditetapkan menjadi anggaran


dan pendapatan belanja RS oleh Penyelenggara;
3. Kekayaan RS yang berbentuk benda ber­gerak, tidak
bergerak maupun kakayaan lain­nya merupakan
kekayaan Persyarikatan yang harus dikelola secara
terpadu dan sinergi;
4. Pengelolaan, penggunaan, dan pemanfaatan
kekayaan menjadi wewenang pimpinan RS;
5. Pemindahan hak atas kekayaan berupa ben­da
bergerak dan hak kekayaan lainnya dilakukan
oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing
tingkat atas pelimpahan wewenang dari
Pimpinan Pusat, sedangkan untuk benda tidak
bergerak dilakukan atas ijin Pimpinan Pusat;
6. Sistem pengelolaan keuangan dan kekayaan
rumah sakit diatur dengan Pedoman Pim­pinan
Pusat dan PWM serta MPKU PWM;
7. Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat-ayat di atas dikenakan
sanksi adminisitratif berupa teguran dan atau
tertulis atau sanksi pemberhentian.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 31


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 32
Pengawasan
1. Pengawasan keuangan dan kekayaan rumah
sakit menjadi tugas dan tanggung jawab
Pimpinan Persyarikatan setingkat;
2. Pemeriksaan keuangan dan kekayaan RSM/RSA
Jawa Timur wajib dilaksanakan setiap tahun
anggaran;
3. Pemeriksaan sebagaimana ayat 2 (dua)
dilaksanakan oleh auditor independen atas
penugasan MPKU PWM Jawa Timur.

Pasal 33
Sarana dan Prasarana
1. Pengelolaan sarana dan prasarana diatur sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit;
2. Penggunaan barang inventaris tidak ber­gerak
se­bagai agunan peminjaman dana, harus men­
da­pat persetujuan pemilik;
3. Pengadaan barang inventaris dilaksanakan oleh
suatu tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh di­
rektur rumah sakit;

32 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

4. Penghapusan barang inventaris bergerak di­


lak­sanakan oleh tim yang ditetapkan oleh di­
rektur, dimana dalam tim tersebut ada unsur
Per­syarikatan penyelenggara dan disertai berita
acara penghapusan;
5. Penghapusan barang inventaris tidak ber­
gerak (bangunan) harus seijin Per­sya­ri­katan
penyelenggara dan disertai berita acara.

Pasal 34
Kerjasama dengan Pihak Luar
1. Kerjasama dengan pihak luar organisasi ru­mah
sakit dan atau pihak ketiga dilaksanakan de­ngan
tujuan menjamin kelangsungan dan peningkatan
mutu pelaksanaan , pen­didikan, pelatihan dan
pembangunan bidang ke­sehatan;
2. Bentuk dan tata cara kerjasama diatur sesuai
peraturan yang berlaku di rumah sakit.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 33


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAGIAN KEDUA : PERATURAN INTERNAL


KORPORASI
(CORPORATE BYLAWS)

BAB XII
PERATURAN PENYELENGGARA RUMAH SAKIT

Pasal 35
Ketentuan Penyelenggara
Ketentuan Pimpinan MPKU/MK sebagai penye­
lenggara rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggara (MPKU/MK) bertang­gung­ja­wab
kepada Persyarikatan setingkat;
2. Pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota
MPKU/MK diselenggarakan oleh Per­sya­rikatan
setingkat sesuai dengan tatacara yang ditetapkan
dalam Musyawarah Daerah (Musyda)/Musyawarah
Cabang Per­sya­rikatan (PDM/PDA/PCM/PCA);
3. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua
d­itengah suatu masa kepengurusan, maka
diambil alih oleh wakil ketua untuk sisa masa
jabatan hingga periode berakhir.

34 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 36
Hak Penyelenggara
1. Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
me­­nguasai semua aset amal usaha Mu­ham­
madiyah/‘Aisyiyah di bidang Kesehatan bergerak
dan tidak bergerak;
2. Mengusulkan calon pengelola (direksi) le­bih
dari satu orang kepada Persyarikatan setingkat;
3. Bersama dengan pendiri melaksanakan uji ke­
patutan dan kelayakan calon wakil direktur;
4. Mengesahkan struktur organisasi dan tata kerja
serta peraturan kekaryawanan yang diusulkan
oleh pengelola;
5. Meminta laporan pertanggung jawaban pe­
ngelola rumah sakit secara periodik (mi­nimal
tiga kali dalam setahun sekali) dan pada akhir
masa jabatan;
6. Memperoleh dana pengembangan dakwah
sesuai ketentuan yang berlaku.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 35


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 37
Kewajiban Penyelenggara
1. Menjabarkan pelaksanaan kebijakan ma­na­
jemen dan tata kerja yang digariskan oleh
pendiri rumah sakit;
2. Menjabarkan visi, misi dan tujuan rumah sa­kit
secara spesifik dengan mengacu pa­da visi, misi,
dan tujuan Persyarikatan Mu­hammadiyah;
3. Membina dan mengawasi pengelola rumah sakit;
4. Membantu pendiri dalam usaha pencarian da­na
untuk investasi dan pengembangan rumah sakit;
5. Membantu pengelola dalam pengadaan te­naga
profesional;
6. Memberikan laporan kepada pendiri dan
pemilik dari wilayah sampai pusat.

Pasal 38
Wewenang dan Tanggungjawab Penyelenggara
1. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan
atas pengelolaan RSM/RSA Jawa Timur yang
dilaksanakan oleh direksi;
2. Mengevaluasi dan mengendalikan rencana

36 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) ru­


mah sakit secara berkala;
3. Memberikan masukan, saran-saran dan per­
setujuan kepada direksi tentang rencana pe­
ngembangan rumah sakit dan perjanjian kontrak
kerja dengan pihak ketiga;
4. Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sin­­
kronisasi atas dasar ukhuwah Is­la­mi­­yah baik di
dalam maupun di luar Mu­ha­madiyah/’Aisyiyah;
5. Bersama-sama dengan direksi menjalin ker­
jasama dengan instansi pemerintah dan non-
pemerintah dalam upaya peningkatan mutu
penyelenggaraan rumah sakit;
6. Bersama-sama dengan direksi berupaya me­ning­
katkan kemampuan dan keterampilan sumber
daya insani (SDI) yang ada di rumah sakit;
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pendiri
dan mempertanggung jawabkan kepada pendiri.

Pasal 39
Tugas dan Wewenang Ketua Penyelenggara
1. Memimpin, membina, mengkoordinasikan,

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 37


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

meng­awasi dan mengevaluasi seluruh ke­gia­tan


MPKU/MK;
2. Memimpin semua rapat / pertemuan MPKU/MK;
3. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan pro­
sedur dan tatacara yang tidak diatur dalam cor­
porate bylaws ini atau dalam peraturan RSM/
RSA Jawa Timur;
4. Bekerjasama dengan direksi rumah sakit untuk
menangani berbagai hal mendesak;
5. Melaporkan setiap tugas yang telah di­laksanakan
kepada pendiri.

Pasal 40
Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Penyelenggara
1. Tugas wakil ketua adalah :
a. Membantu Ketua dalam hal melak­sa­nakan
tugas-tugasnya;
b. Mewakili ketua dalam hal ketua tidak hadir
atau berhalangan;
c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan
oleh ketua MPKU/MK;

38 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Dalam hal diperlukan sesuai dengan keten­


tuan dalam corporate byLaws ini, wakil Ke­tua
berwenang melaksanakan tugas ketua.

Pasal 41
Rapat Rutin
1. Rapat Rutin intern penyelenggara:
a. Rapat rutin intern MPKU/MK dilak­sana­
kan paling sedikit 1 (satu) minggu sekali
dengan interval yang tetap, pada waktu dan
tempat yang telah ditetapkan oleh ketua
penyelenggara;
b. MPKU/MK menyampaikan undangan ke­­
pada peserta rapat paling lambat 3 (tiga)
hari sebelum rapat tersebut dil­ak­sa­nakan;
c. Setiap undangan rapat yang disampaikan
oleh ketua sebagaimana diatur dalam bu­tir
di atas harus melampirkan:
a). Satu salinan agenda dan atau;
b). Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
2. Rapat koordinasi dengan direksi dilak­sa­nakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan se­kali de­

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 39


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

ngan interval yang tetap dan di­lak­sanakan di


rumah sakit.

Pasal 42
Rapat Khusus
1. MPKU/MK mengundang rapat khusus dalam hal:
a. Diperintahkan oleh ketua atau;
b. Permintaan yang diajukan oleh pa­ling se­
dikit tiga anggota MPKU/MK da­lam waktu
dua puluh empat jam se­belumnya;
2. Undangan rapat khusus harus disampaikan ke­
pada peserta rapat paling lambat dua pu­luh
empat jam sebelum rapat tersebut di­seleng­
garakan;
3. Undangan rapat khusus harus mencan­tum­kan
tujuan pertemuan secara spesifik.

Pasal 43
Rapat Tahunan
1. Rapat tahunan diselenggarakan sekali da­lam
satu tahun kalender;
2. Rapat tahunan MPKU/MK membahas ma­te­

40 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

ri utama yaitu laporan direktur tentang ha­


sil kegiatan rumah sakit selama 1 (satu) ta­hun
termasuk laporan keuangan, sebagai per­­
tanggung jawaban dan sebagai bahan pem­
buatan program kerja dan rencana anggaran pen­
dapatan dan belanja (RAPB) tahun berikutnya;
3. MPKU/MK menyampaikan undangan ter­tu­
lis kepada para peserta dan undangan lain
paling sedikit 7 (tujuh) hari sebelum rapat
diselenggarakan.

Pasal 44
Undangan Rapat
Setiap rapat MPKU/MK dinyatakan sah hanya bila
undangan telah disampaikan secara pantas, ke­cuali
seluruh anggota MPKU/MK yang ber­hak memberikan
suara menolak undangan ter­sebut.

Pasal 45
Peserta Rapat
1. Setiap rapat intern MPKU/MK diharapkan
dihadiri oleh seluruh anggota MPKU/MK;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 41


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Setiap rapat koordinasi MPKU/MK Penye­leng­gara


dengan direksi dihadiri oleh ang­gota MPKU/MK
penyelenggara dan direksi RS, bila dianggap perlu
juga dihadiri oleh staf manajemen rumah sakit
yang telah di­ten­tukan oleh direktur rumah sakit;
3. Pada rapat tahunan MPKU/MK peyelenggara
di­hadiri oleh anggota MPKU/MK penye­leng­
gara dan direksi RS, juga dihadiri oleh anggota
pendiri serta staf manajemen ru­mah sakit yang
telah ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit.

Pasal 46
Pejabat Ketua
Dalam hal ketua dan wakil ketua berhalangan hadir
dalam suatu rapat, maka dalam hal kuorum telah
tercapai, anggota penyelenggara memilih pejabat
ketua untuk memimpin rapat.

Pasal 47
Kuorum
1. Rapat MPKU/MK hanya dapat dilaksanakan bila
kuorum tercapai;

42 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Kuorum dianggap tercapai bila dihadiri oleh


paling sedikit setengah dari seluruh anggota
yang mempunyai hak suara;
3. Dalam hal kuorum tidak tercapai dalam wak­tu
setengah jam dari waktu rapat yang telah ditentukan,
maka rapat dapat dilanjutkan se­suai dengan agenda
yang telah ditentukan dan segala keputusan yang
terdapat dalam risalah rapat disahkan dalam rapat
MPKU/MK berikutnya.

Pasal 48
Risalah Rapat
1. Penyelenggaraan setiap risalah rapat MPKU/MK
menjadi tanggung jawab sekretaris MPKU/MK;
2. Risalah rapat MPKU/MK harus disahkan da­lam
rapat berikutnya dan segala putusan da­lam risalah
rapat tersebut tidak boleh d­isahkan sebelum
disahkan dalam rapat berikutnya.

Pasal 49
Pengambilan Putusan Rapat
Kecuali diatur dalam corporate bylaws ini, maka:

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 43


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

1. Pengambilan keputusan rapat diupayakan mela­


lui musyawarah dan mufakat;
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan
diambil melalui pemungutan suara dengan tata
cara sebagai berikut :
a. Setiap risalah yang diputuskan melalui
pemungutan suara dalam rapat MPKU/MK
ditentukan dengan cara mengangkat tangan
atau dengan amplop tertutup;
b. Putusan rapat diambil berdasarkan pa­da
suara terbanyak;
c. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh ada­
lah sama maka pimpinan rapat ber­­wenang
untuk menyelenggarakan pe­mu­ngutan
suara yang kedua kalinya.

Pasal 50
Pembatalan Putusan Rapat
1. MPKU/MK dapat merubah atau mem­ba­tal­
kan setiap keputusan yang diambil pada rapat
rutin atau rapat khusus sebelumnya, dengan
syarat bahwa usul perubahan atau pembatalan

44 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

tersebut dicantumkan dalam pemb­eritahuan


atau undangan rapat se­ba­gaimana yang telah
ditentukan dalam Corporate Bylaws ini;
2. Dalam hal usul perubahan atau pembatalan
pu­tusan MPKU/MK tidak diterima dalam rapat
tersebut, maka usulan tersebut tidak dapat
diajukan lagi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat ditolaknya usulan tersebut.

BAB XIII
DIREKSI RUMAH SAKIT

Pasal 51
Komposisi
1. Pengelola RSM/RSA Jawa Timur adalah di­reksi
atau direktur rumah sakit sebagai pim­pinan
tertinggi dalam pengelolaan rumah sakit yang
dalam pelaksanaannya de­ngan di­bantu oleh
jajaran pejabat struk­tural dan fungsional;
2. Direksi RSM/RSA Jawa Timur terdiri direktur di­
bantu oleh satu atau lebih wakil direktur sesuai
de­ngan kebutuhan.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 45


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 52
Persyaratan
1. Persyaratan Direktur :
a. Warga Negara Indonesia yang beragama
Islam;
b. Usia maksimal 60 tahun pada waktu peng­
angkatan pertama;
c. Berakhlaq baik;
d. Sehat jasmani dan rohani;
e. Anggota muhammadiyah aktif;
f. Mempunyai komitmen pada misi Muham­
madiyah;
g. Mempunyai sifat kepemimpinan yang Islami;
h. Apabila calon dari luar RS, telah ber­pe­
nga­laman memimpin RS atau institusi
kesehatan lain;
i. Apabila calon dari RS, telah ber­pe­­nga­la­man
menjadi pejabat struktural satu tingkat di
bawah direksi minimal 4 (empat) tahun;
j. Tidak rangkap jabatan di luar amal usa­ha
Muhammadiyah/’Aisyiyah;
k. Mampu mengoperasikan komputer, mini­

46 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

mal microsof office;


l. Bukan pegawai negeri sipil (PNS) aktif.
2. Persyaratan wakil direktur
a. Warga Negara Indonesia yang beragama
Islam;
b. Berakhlaq baik;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Anggota muhammadiyah aktif;
e. Mempunyai komitmen pada misi Mu­ham­
madiyah;
f. Mempunyai sifat kepemimpinan yang Islami;
g. Calon harus berasal dari internal RS, telah
berpengalaman menjadi pejabat struktral
satu tingkat dibawah direksi minimal 3 (tiga)
tahun;
h. Tidak rangkap jabatan di luar amal usa­ha
Muhammadiyah/’Aisyiyah;
i. Mampu mengoperasikan komputer, mini­
mal microsof office.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 47


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 53
Kompetensi Direksi
1. Kompetensi (kemampuan) direksi RSM/
RSA Jawa Timur meliputi kompetensi da­
sar, kompetensi bidang, kompetensi khu­
sus (kualitas personal dan latar be­lakang
pendidikan);
2. Rincian dari kompetensi direksi dia­tur dalam
Peraturan Direksi RS Muha­mamdiyah/‘Aisyiyah
Jawa Timur.

Pasal 54
Prosedur Perekrutan dan Test Kepatutan Kelayakan
Calon Direksi
1. Prosedur perekrutan calon direktur dan wa­kil
direktur mekanismenya dibedakan an­tara rumah
sakit yang didirikan di tingkat cabang dengan RS
yang didirikan di tingkat daerah;
2. Test kepatutan dan kelayakan calon di­rek­tur dan
wakil direktur mekanismenya di­be­da­kan antara
rumah sakit yang didirikan di tingkat cabang
dengan RS yang didirikan di ting­kat daerah;

48 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

3. Mekanisme yang disebut pada ayat 1 dan ayat


2 di atas diatur dalam peraturan direksi RS
Muhammadiyah/‘Aisyiyah Jawa Timur.

Pasal 55
Kewajiban Direksi
1. Memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pe­nye­
lenggaraan dan pengelolaan rumah sakit serta
pembinaan keislaman dan kemu­hammadiyahan
kepada seluruh karyawan;
2. Menjabarkan pelaksanaan visi dan misi rumah
sakit dan nilai kemuhammadiyahan secara ope­
rasional dalam bentuk program dan kegiatan
penyelenggaraan dan penge­lo­laan rumah sakit;
3. Mendayagunakan seluruh aset rumah sakit
secara efektif dan efisien;
4. Bersama penyelenggara menyusun rencana
induk (master plan) dan rencana strategis rumah
sakit;
5. Mengusulkan struktur organisasi rumah sa­kit
beserta uraian tugasnya kepada pe­nyelenggara;
6. Mengusulkan program kerja dan rencana ang­

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 49


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

garan pendapatan dan belanja kepada pe­


nyelenggara;
7. Meningkatkan dan mengembangkan mu­tu pe­
layanan rumah sakit dan wajib meng­i­kuti program
akreditasi rumah sakit yang dise­lenggarakan oleh
KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit);
8. Menjabarkan pelaksanaan kebijakan pe­nye­
lenggara untuk pengelolaan rumah sakit;
9. Meningkatkan kesejahteraan karyawan ru­mah sakit;
10. menetapkan regulasi operasional pelak­sanaan
kegiatan dan layanan rumah sakit;
11. Memberikan laporan pertanggung jawaban
secara periodik dan akhir masa jabatan;
12. Wajib menandatangani dan menjalankan Pakta
Integritas.

Pasal 56
Hak Direksi
1. Mendapatkan imbalan jasa, fasilitas kerja dan hak
lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Memperoleh perlindungan dan bantuan hukum.

50 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 57
Wewenang Direksi
1. Mengangkat dan memberhentikan pejabat
struktural dibawah direksi sesuai dengan
struktur organisasi rumah sakit yang berlaku dan
atas persetujuan penyelenggara;
2. Mengusulkan nama calon-calon wakil di­rek­­tur
yang jumlahnya sesuai dengan ke­butuhan atau
struktur organisasi rumah sakit yang berlaku;
3. Mengusulkan peraturan kekaryawanan ru­mah
sakit kepada penyelenggara;
4. Mengangkat dan memberhentikan karyawan
atas persetujuan penyelenggara;
5. Memberi sanksi kepada karyawan yang me­
lang­gar disiplin sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
6. Mejalin kerjasama/kemitraan strategis de­­ngan
pihak lain atas dasar saling meng­­untungkan dengan
persetujuan pe­nye­lenggara.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 51


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 58
Masa Jabatan Direksi
1. Masa jabatan atau masa bakti direksi RSM/A
Jawa Timur adalah 4 (empat) tahun.
2. Periode jabatan Direksi maksimal untuk 2 (dua)
kali masa jabatan berturut-turut,
3. Bila karena kebutuhan, direksi RSM/A Jawa
Timur dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)
kali masa bakti setelah mendapat persetujuan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah atau Pimpinan
Pusat ‘Aisyiyah.

Pasal 59
Pemberhentian Direksi
1. Pemberhentian dapat dilakukan sendiri-sen­diri
(masing-masing direksi) atau bersa­maan;
2. Pemberhentian direksi bisa dilaksanakan pada akhir
masa bakti atau sebelum masa baktinya berakhir;
3. Direksi dapat diberhentikan dari jabatannya
sebelum masa baktinya selesai apabila :
a. Melakukan pelanggaran berat atau tin­dakan
asusila;

52 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

b. Tidak cakap dalam memimpin rumah sakit;


c. Mengundurkan diri;
d. Cacat badan secara tetap yang tidak mungkin
dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari;
e. Meninggal dunia;
4. Sebelum pemberhentian dilaksanakan se­ba­
gaimana yang dimaksud dalam ayat (2) ha­rus
dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi se­cara
obyektif oleh Penyelenggara Per­sya­rikatan (MPKU/
MK) setingkat diatasnya dan hasilnya dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
5. Direktur atau wakil direktur yang karena sesuatu
hal tidak dapat diangkat kembali se­bagai direksi,
maka yang bersangkutan dapat didayagunakan
sebagai tenaga struktural atau fungsional di
RSM/A Ja­wa Timur atau tenaga struktural di RS
Muham­ma­diyah/‘Aisyiyah lainnya;
6. Apabila status kepegawaiannya tetap (or­ganik),
bila didayagunakan sebagai tenaga fungsional
atau struktural sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5), maka masa jabatan yang telah
diembannya diakui sebagai masa kerja efektif.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 53


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XIV
PELAKSANA RUMAH SAKIT

Pasal 60
Pelaksana
1. Pelaksana rumah sakit adalah seluruh kar­yawan
yang bekerja di rumah sakit termasuk staf medis
fungsional dan para profesional yang bekerja di
rumah sakit baik yang bekerja secara purna waktu
maupun paruh waktu;
2. Pelaksana diangkat dan diberhentikan se­
suai ketetapan direktur rumah sakit untuk
melaksanakan kegiatan operasional dan layanan
di rumah sakit dengan tugas, we­wenang dan
tanggung jawab sesuai dengan peraturan rumah
sakit yang berlaku;
3. Hak, kewajiban dan hal lain yang terkait dengan
pelaksana (karyawan) diatur dalam peraturan
kekaryawanan RS.

54 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAGIAN KETIGA : PERATURAN INTERNAL


STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)

BAB XV
TUJUAN

Pasal 61
Mengatur tata kelola klinis (good clinical go­ver­nance)
yang baik agar mutu pelayanan me­dis dan keselamatan
pasien di rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta
mengatur penyelenggaraan komite medis di setiap rumah
sakit dalam rangka peningkatan profesional staf medis.

BAB XVI
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)

Pasal 62
Pemberian Kewenangan Klinis
1. Staf medis dapat melakukan pelayanan me­dis
dan prosedur klinis lainnya di RSM/RSA setelah
mendapat penetapan kewenangan klinis (clinical
privilege);

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 55


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Kewenangan klinis setiap staf medis da­pat


saling berbeda, walaupun mereka mem­punyai
spesialisasi yang sama;
3. Rincian kewenangan klinis (delination of clin­ical
privilege) setiap spesialialisasi di RS ditetapkan
oleh komite medis dengan ber­pedoman pada
norma keprofesian yang te­lah ditetapkan
oleh kolegium setiap spe­sialisasi atau institusi
pendidikan/fakultas kedokteran yang terkait;
4. Pelayanan medis dan prosedur klinis ter­ten­tu
dapat dilakukan oleh para staf medis dari jenis
spesialisasi yang berbeda, sepanjang diatur di
kolegium (grey area);
5. Komite medis menyusun dan menetapkan bu­ku pu­tih
(white paper) yang berisi do­ku­mentasi sya­rat melakukan
pelayanan medis, dimana dalam pe­nyu­sunannya
melibatkan anggota komite medis bi­la diperlukan juga
melibatkan mitra bestari (peer group);
6. Kewenangan klinis seorang staf medis ti­dak
ha­nya berdasarkan pada kredensial ter­ha­dap
kompetensi keilmuan, ketrampi­lan­nya, kese­
hatan fisik, kesehatan mental dan perilaku

56 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

(behavior) staf medis yang ber­sangkutan;


7. Komite medis memberikan hasil rekomendasi
kewenangan klinis pada staf medis untuk
diajukan kepada direktur rumah sakit;
8. Kewenangan klinis sementara (temporary clinical
privilege) adalah kewenangan klinis yang diberikan
oleh direktur rumah sakit atas rekomendasi komite
medis kepada seorang staf medis untuk jangka waktu
ter­tentu memberikan pelayanan medis di rumah
sakit yang dikarenakan staf medis yang memiliki
kewenangan klinis tetap ber­halangan sementara;
9. Kewenangan klinis dalam kondisi darurat (emer­
gency clinical privilege) adalah ke­wenangan
kli­nis yang diberikan oleh direktur rumah sakit
kepada setiap staf medis yang bekerja di rumah
sa­kit untuk memberikan pe­layanan klinis dan
pro­­sedur kegawat daruratan yang bersifat pe­
nyelamatan hidup di rumah sakit;
10. Kewenangan klinis bersyarat (provisional cli­
ni­cal privilege) adalah kewenangan klinis
yang diberikan oleh direktur rumah sakit
atas rekomendasi komite medis kepada staf

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 57


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

medis secara bertahap sebelum mendapatkan


kewenangan klinis tetap.

Pasal 63
Berakhirnya Kewenangan Klinis
1. Surat penugasan (clinical appoinment) staf
medis habis sesuai masa berlakunya;
2. Kewenangan klinis (clinical privilege) staf medis
dicabut oleh direktur rumah sakit apabila :
a. Dinyatakan tidak kompeten oleh komite
medis untuk melakukan pelayanan dan
prosedur medis tertentu;
b. Melakukan kecelakaan medis karena in­kom­
petensi dan malpraktek;
c. Kondisi fisik dan atau mental staf medis
yang bersangkutan tidak mampu lagi me­la­
kukan tindakan medis secara menetap;
d. Diberhentikan oleh direktur karena me­lang­
gar peraturan rumah sakit yang berlaku;
e. Mengundurkan diri sebagai staf medis
rumah sakit ;
f. Meninggal dunia.

58 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XVII
PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT)

Pasal 64
1. Surat penugasan (clinical appointment) ha­nya
dapat diterbitkan direktur berdasar re­komendasi
komite medis;
2. Dalam kondisi tertentu direktur RS dapat me­­
nerbitkan surat penugasan sementara (Tem­
porary Clinical Appointment) untuk staf medis
yang diperlukan sementara oleh rumah sakit;
3. Direktur rumah sakit dapat mengubah, mem­
bekukan atau mengakhir penugasan kli­nis seorang
staf medis berdasarkan per­timbangan komite
medis atau alasan tertentu;
4. Mekanisme penugasan klinis ini merupakan
salah satu instrumen utama tata kelola klinis
(clinical governance) yang baik.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 59


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XVIII
KOMITE MEDIS

Pasal 65
Umum
1. Komite medis dibentuk dengan tujuan untuk
menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical
go­vernance) yang baik agar mutu pelayanan
medis dan keselamatan pasien lebih terjamin
dan terlindungi;
2. Komite medis merupakan suatu wadah non struk­
tural yang dibentuk di rumah sakit oleh direktur;
3. Komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bukan merupakan wadah perwakilan dari
staf medis.

Pasal 66
Susunan Organisasi dan Kepengurusan
1. Komite medis dibentuk oleh direktur rumah
sakit dengan susunan organisasi sekurang-
kurangnya terdiri dari :

60 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

a. Ketua;
b. Sekretaris ; dan
c. Subkomite

2. Dalam kondisi keterbatasan sumber daya ,


susunan organisasi komite medis sekurang-
kurangnya dapat terdiri dari :
a. Ketua dan sekretaris tanpa subkomite; atau
b. Ketua dan sekretaris merangkap ketua
dan anggota subkomite
3. Kepengurusan komite medis :
a. Kepengurusan komite medis dipilih
melalui rapat pleno staf medis untuk
me­milih ketua, wakil ketua dan se­kre­
taris sesuai prosedur tetap yang telah
dit­etapkan;
b. Ketua komite medis ditetapkan oleh di­rektur
RS dengan memperhatikan ma­sukan dari
staf medis yang bekerja di rumah sakit, atas
persetujuan Pe­nye­lengara;
c. Sekretaris komite medis dan ketua sub­
komite ditetapkan oleh direktur rumah sakit

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 61


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

dengan memperhatikan masukan dari staf


medis yang bekerja di rumah sakit;
d. Masa bakti kepengurusan komite medis
ditetapkan oleh direktur rumah sakit;
4. Biaya penyelenggaraan komite medis se­bagai­mana
dimaksud dalam pasal ini dibebankan sepenuhnya
pada anggaran belanja rumah sakit.

Pasal 67
Keanggotaan
1. Anggota komite medis terbagi ke dalam sub­
komite;
2. Subkomite sebagaimana dimaksd pada ayat (1)
terdiri dari :
a. Subkomite kredensial yang bertugas
menapis profesionalisme staf medis
b. Subkomite mutu profesi yag bertugas
mempertahankan kompetensi dan
profesionalisme staf medis; dan
c. Subkomite etika dan disiplin profesi
yang bertugas menjaga disiplin, etika
dan perilaku profesi staf medis.

62 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 68
Tugas dan Fungsi
1. Komite medis mempunyai tugas meningkatkan
profesionalisme staf medis yang bekerja di
rumah sakit dengan cara :
a. Melakukan kredesial bagi seluruh staf medis
yang akan melakukan pelayanan medis di
rumah sakit;
b. Memelihara mutu profesi staf medis;
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi
staf medis;
d. Melakukan koordinasi dengan unit terkait da­­lam
melaksanakan pemantauan dan pem­bi­naan
pelaksanaan tugas kelompok staf medis;
e. Memberikan laporan kegiatan kepada
direktur;
2. Dalam melaksanakan tugas kredensial, komite
medis memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan dan pengkompilasian daf­tar
kewenangan klinis sesuai dengan ma­­sukan
dari kelompok staf medis ber­dasarkan
norma keprofesian yang berlaku;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 63


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan


pengkajian :
- Kompetensi
- Kesehatan fisik dan mental
- Perilaku;
- Etika profesi
c. Evaluasi data pendidikan profesional ke­
dokteran/kedokteran gigi berkelanjutan;
d. Wawancara terhadap pemohon kewe­
nangan klinis;
e. Penilaian dan pemutusan kewenangan
klinis yang adekuat
f. Pelaporan hasil penilaian kredensial
dan menyampaikan rekomendasi kewe­
nangan klinis kepada komite medis;
g. Melakukan proses rekredensial pa­
da saat berakhirnya masa berlaku su­
rat penugasan klinis dan adanya per­
mintaan dari komite medis;
h. Rekomendasi kewenangan klinis dan
penerbitan surat penugasan klinis.
3. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu

64 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

profesi staf medis, komite medis memiliki fungsi


sebagai berikut :
a. Pelaksanaan audit medis;
b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal
dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis;
c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis; dan
d. Rekomendasi proses pendampingan
(proc­toring) bagi staf medis yang mem­
butuhkan.
4. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin,
etika, dan perilaku profesi staf medis komite
medis memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi
kedokteran;
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin;
c. Rekomendasi pendisiplinan perilaku
pro­fesional di rumah sakit; dan
d. Pemberian nasehat/pertimbangan da­

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 65


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

lam pengambilan keputusan etik pada


asuhan medis pasien.

Pasal 69
Wewenang
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, komite
medis berwenang:
1. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan
klinis (delination of clinical privilege);
2. Memberikan rekomendasi surat penugasan
klinis (clinical appointment);
3. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangn
klinis (clinical privilege) tertentu;
4. Memberikan rekomendasi perubahan/modif­i­
ka­si kewenangan klinis (delination of clinical pri­
vilege);
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit
medis;
6. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokte­
ran berkelanjutan;
7. Memberikan rekomendasi pedampingan (pro­c­
to­ring); dan

66 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

8. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan


disiplin.

Pasal 70
Hubungan Komite Medis dengan Direktur RS
1. Direktur rumah sakit menetapkan kebijakan, pro­
sedur dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan fungsi komite medis;
2. Komite medis bertanggung jawab kepada di­rek­
tur rumah sakit.

Pasal 71
Panita Adhoc
1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komit
medis dapat dibantu oleh panitia adhoc;
2. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh direktur RS berdasarkan
usulan ketua komite medis;
3. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari staf medis yang tergolong
sebagai mitra bestari;
4. Staf medis yang tergolong sebagai mitra bestari

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 67


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat be­


rasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis, dan atau institusi
pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.

Pasal 72
Pembinaan dan Pengawasan
1. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
komite medis dilakukan oleh Menteri, badan pe­
ngawas RS, penyelenggara RSM/RSA Jawa Timur,
kepala dinas kesehatan Jawa Timur, ke­pala dinas
kesehatan daerah setempat dan perhimpunan/
aso­siasi perumahsakitan dengan melibatkan per­
himpunan atau kolegium profesi yang terkait sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing;
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 (satu) diarahkan untuk
meningkatkan kinerja komite medis dalam
rangka menjamin mutu pelayanan medis dan
keselamatan pasien di rumah sakit;
3. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana di­mak­
sud dalam ayat 1 (satu) dilaksanakan melalui:

68 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

a. Advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis;


b. Pelatihan dan peningkatan kapasitas
sumber daya insani; dan
c. Monitoring dan evaluasi.
4. Dalam rangka pembinaan menteri, kepala Dinas
kesehatan Propinsi Jawa Timur, Kepala Dinas
Kesehatan Daerah setempat dapat memberikan
sanksi administratif berupa teguran lisan dan
teguran tertulis.

BAB XIX
Rapat Komite Medis

Pasal 73
1. Rapat komite medis terdiri dari rapat rutin, rapat
khusus dan rapat pleno;
2. Setiap rapat komite medis dinyatakan sah hanya
bila undangan telah disampaikan secara pantas,
kecuali seluruh anggota komite medis yang
berhak memberikan suara menolak undangan
tersebut.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 69


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 74
Rapat Rutin
1. Komite medis menyelenggarakan rapat rutin
satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh ketua komite medis;
2. Rapat rutin untuk membahas permasalahan ru­
tin dan berdampak terbatas;
3. Sekretaris komite medis menyampaikan pembe­
ritahuan rapat rutin beserta agenda rapat
kepada anggota yang berhak hadir paling lambat
lima hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan;
4. Rapat rutin dihadir oleh pengurus komite medis,
bila perlu Ketua dapat mengundang pihak lain;
5. Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh
sekretaris komite medis sebagaimana diatur
dalam ayat (2) harus melampirkan :
a. Satu salianan agenda rapat;
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang
lalu; dan
c. Satu salinan rapat khusus yang lalu.

70 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 75
Rapat Khusus
1. Rapat khusus komite medis diadakan setiap saat
kalau ada permasalahan yang dianggap sangat
penting;
2. Sekretaris komite medis menyelenggarakan
ra­pat khusus dalam waktu dua hari setelah di­
terimanya permintaan tertulis rapat yang di­
tandatangani seperempat dari jumlah anggota
ko­mite medis yang behak untuk hadir dan mem­
beri­kan suara dalam rapat tersebut;
3. Sekretaris komite medis menyampaikan pem_
beri­tahuan rapat khusus beserta agenda rapat
kepada anggota yang berhak hadir paling lambat
dua hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan;
4. Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan
secara spesifik hal-hal yang akan dibicarakan
dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan
membicarakan hal-hal yang tercantum dalam
pemberitahuan tersebut.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 71


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 76
Rapat Pleno
1. Rapat Pleno komite medis diselenggarakan tiga
b­lan sekali untuk membahas permasalahan
yang berdampak luas;
2. Rapar pleno dihadiri oleh seluruh staf medis ru­
mah sakit;
3. Agenda rapat pleno paling tidak memuat la­
poran kegiatan yang telah dilaksanakan ko­mi­
te medis, rencana kegiatan yang akan dilak­sa­
nakan komite medis, dan agenda lainnya yang
ditetapkan oleh komite medis;
4. Sekretaris komite medis menyampaikan pem­
be­ritahuan rapat pleno beserta agenda rapat
ke­pada anggota yang berhak hadir paling lam­
bat empat belas hari sebelum rapat tersebut
dilaksanakan.

Pasal 77
Kuorum
1. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling
sedikit setengah dari jumlah pengurus komite

72 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

medis ditambah satu yang berhak hadir dan


memberikan suara;
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum
telah tercapai.

Pasal 78
Pengambilan Putusan Rapat
Kecuali telah diatur dalam peraturan internal/statute
ini, maka:
1. Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui
musyawarah dan mufakat;
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan
ra­pat diambil melalui pemungutan suara ber­da­
sarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir;
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sa­
ma maka ketua berwenang membuat keputusan
hasil rapat.

Pasal 79
Tata Tertib Rapat
1. Setiap rapat komite medis berhak dihadiri oleh
seluruh pengurus komite medis;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 73


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Rapat dipimpin oleh ketua komite medis atau


yang ditunjuk oleh ketua komite medis;
3. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen
dibacakan atas perintah ketua;
4. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat
sampai selesai;
5. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan
rapat dengan seijin pimpinan rapat;
6. Setiap peserta rapat wajib menjaga ketertiban
selama rapat berlangsung;
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat
akan ditetapkan oleh ketua sebelum rapat dimulai.

Pasal 80
Notulen Rapat
1. Setiap rapat harus dbuat notulen rapat;
2. Semua notulen rapat komite medis dicatat oleh
sekretaris komite medis atau penggantinya
yang ditunjuk;
3. Notulen akan diedarkan kepada semua pe­ser­
ta rapat yang berhak hadir sebelum rapat be­
rikutnya;

74 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

4. Notulen rapat tidak boleh diubah kecuali


untuk hal-hal yag berkaitan dengan keakuratan
notulen tersebut;
5. Notulen rapat ditandatangani oleh ketua komite
medis dan sekretaris komite medis pada rapat
berikutnya, dan notulen tersebut diberlakukan
sebagai dokumen yang sah;
6. Sekretaris memberikan salinan notulen kepada
di­rektur paling lambat satu minggu setelah di­tan­
datangani oleh ketua dan sekretaris komite medis.

BAB XX
STAF MEDIS

Pasal
Umum
1. Staf medis yang boleh memberikan pelayanan medis
dan prosedur klinis di RSM/RSA adalah staf medis
yang dinyatakan lolos dalam proses kredensial atau
rekredensial dan sudah mendapat surat penugasan
(clinical appointment) dari di­rektur RS sesuai
kewenangan klinis yang telah ditetapkan;

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 75


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

2. Kategori staf medik yang bekerja di rumah sakit


dibedakan atas dokter organik dan mitra;
3. Hak dan kewajiban staf medis yang bekerja
di RSM/RSA akan diperinci dalam perjanjian
hubungan kerja antara staf medis dengan
direktur RS dan diketahui oleh penyelenggara.

Pasal 82
Kebutuhan Staf Medis Rumah Sakit
1. Permohonan untuk menjadi staf medis RSM/
RSA akan dievaluasi, dan dapat dikabulkan atau
ditolak, sejalan dengan rencana pengembangan,
kebutuhan rumah sakit dan kemampuan rumah
sakit yang melibatkan komite medis;
2. Direktur rumah sakit akan menerbitkan per­jan­
jian hubungan kerja dengan staf medis setelah
di­terbitkan surat penugasan.

Pasal 83
Kewajiban Staf Medis Kepada Pasien
Dalam melaksanakan pelayanan, staf medis fung­
sio­nal mempunyai kewajiban terhadap pasien yang

76 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

ditanganinya antara lain :


1. Melakukan upaya kesehatan dengan sungguh-
sungguh dan profesional sesuai standar mutu
dan atau standar prosedur operasional (SPO)
yang telah ditetapkan;
2. Segera menjalankan kebijakan dan tindakan
medik yang benar, layak dan tidak menyalahi
aturan dan atau prosedur;
3. Melakukan tindakan medik semaksimal mungkin
dan jika diperlukan segera berkonsultasi dengan
tenaga medis yang berkompeten untuk suatu
tindakan lebih lanjut ataupun melakukan
rujukan ke tenaga medis atau fasilitas lain sesuai
aturan yang berlaku;
4. Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik
dengan pasien atau keluarganya;
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan te­
na­ga kesehatan lainnya;
6. Memenuhi apa yang menurut etika dan hukum
yang menjadi hak pasien;
7. Menghormati kepentingan lain dari pasien;
8. Menghormati kerahasiaan medis pasien, dan

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 77


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

9. Memberikan penjelasan dan informasi ke­pada


pasien dengan jujur dan tetap mem­per­tim­
bangkan aspek psikologisnya.

BAB XXI
SUBKOMITE KREDENSIAL

Pasal 84
Tujuan
1. Tujuan umum: untuk melindungi keselamatan pa­
sien dengan memastikan bahwa staf medis yang
akan melakukan pelayanan di RSM/RSA kre­dibel;
2. Tujuan khusus :
a. Mendapatkan dan memastikan staf me­
dis yang profesional dan akuntabel bagi
pelayanan di RS;
b. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan kli­nis
(clinical privilege) bagi setiap staf me­dis
yang melakukan pelayanan medis di RS;
c. Dasar bagi direktur RS untuk menerbitkan
penugasan klinis (clinical appointment)
bagi staf medis untuk melakukan pela­

78 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

yanan medis di RS;


d. Terjaganya reputasi dan kredibilitas pa­ra
staf medis dan RS dihadapan stake­holders.

Pasal 85
Tugas dan Tanggungjawab
1. Subkomite kredensial bertanggung jawab untuk
melaksanakan kredensial dan rekredensial staf
medis di rumah sakit yang dilaksanakan dengan
se­mangat keterbukaan, adil, obyektif, sesuai
dengan prosedur dan terdokumentasi;
2. Menyiapkan berbagai instrumen kredesial, an­
tara lain: kebijakan RS tentang kredensial, kewe­
nangan klinis, pedoman pengisian kompetensi
klinis dan formulir yang diperlukan untuk diaju­
kan dan disahkan oleh direktur;
3. Melalui ketua komite medis, menerbitkan re­ko­
mendasi lingkup kewenangan klinis seorang staf
medis kepada direktur;
4. Bila diperlukan memberikan rekomendasi kepa­
da komite medis untuk menyusun tim mitra
bestari guna membantu proses kredensial.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 79


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 86
Pedoman Pengorganisasian / Keanggotaan
1. Anggota subkomite kredensial sekurang-ku­rang­
nya 3 (tiga) orang staf medis yang memiliki su­rat
penugasan klinis dan berasal dari berbagai di­
siplin ilmu yang berbeda;
2. Pengorganisasian subkomite kredensial sekurang-
kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan ang­
gota yang ditetapkan oleh dan bertanggung
jawab kepada Ketua komite medis.

Pasal 87
Mekanisme Kredensial dan Pemberian
Kewenangan Klinis
Tahapan pemberian kewenangan klinis adalah se­ba­
gai berikut:
1. Staf medis mengajukan permohonan kewe­na­
ngan klinis kepada direktur RS dengan mengisi
formulir daftar rincian kewenangan klinis yang
telah disediakan oleh RS dengan dilengkapi ba­
han-bahan pendukung;
2. Berkas permohonan staf medis yag telah leng­kap

80 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

disampaikan direktur kepada komite me­dis untuk


dilakukan kajian oleh subkomite kredensial;
3. Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi :
a. Kompetensi :
i. Berbagai area kompetensi sesuai stan­
dar kompetensi yang disahkan oleh
lem­baga pemerintah yang berwenang;
ii. Kognitif
iii. Afektif
iv. Psikomotor
b. Kompetensi fisik
c. Kompetensi mental/perilaku
d. Perilaku etis (ethical standing)
4. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup de­
rajat kompetensi dan cakupan praktik;
5. Daftar kewenangan klinis (delination of clinical
pri­vilege) diperoleh dengan cara :
a. Menyusun daftar kewenangan klinis dila­ku­
kan dengan meminta dari setiap kelompok
staf medis (KMF);
b. Mengkaji kewenangan klinis bagi pemohon
dengan menggunakan daftar rincian kewe­na­

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 81


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

ngan klinis (delination of clinical privilaege);


c. Mengkaji ulang daftar kewenangan klinis
bagi staf medis secara periodik
6. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis di­
lakukan komite medis berdasarkan masukan
dari subkomite kredensial;
7. Subkomite kredensial melakukan rekredensial
bagi setiap staf medis yang mengajukan per­mo­
ho­nan pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis (clinical appointment) , dengan
re­komendasi berupa :
a. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilan­
jut­kan;
b. Ke­wenangan klinis yang bersangkutan di­
tam­­bah;
c. Kewenangan klinis yang bersangkutan di­
kurangi;
d. Kewenangan klinis yang bersangkutan di­be­
kukan untuk waktu tertentu;
e. Kewenangan klinis yang bersangkutan di­
ubah dimodifikasi;
f. Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.

82 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

8. Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewe­


na­ngan klinis yang dikurangi atau menambah
ke­wenangan klinis yang dimiliki dapat me­
nga­jukan permohnan kepada komite medis
me­lalui direktur. Selanjutnya komite medis
menyelenggarakan pembinaan profesi antara
lain mekanisme pendampingan (proctoring);
9. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
mem­berikan rekomendasi kewenangan klinis:
a. Pendidikan
i. Lulus dari fakultas kedokteran yang
terakreditasi, atau dari fakultas ke­
dok­teran luar negeri dan sudah di­
re­gistrasi;
ii. Menyelesaikan pendidikan konsulltan.
b. Perijinan (lisensi)
i. Memiliki tanda registrasi yang se­
suai dengan bidang profesi;
ii. Memiliki ijin praktek dari Dinas Ke­
sehatan setempat yang masih ber­laku.
c. Kegiatan penjagaan mutu profesi
i. Menjadi anggota organisasi yang

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 83


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

melakukan penilaian kompetensi


ba­gi anggotanya;
ii. Berpartisipasi aktif dalam proses
eva­luasi mutu klinis.
d. Kualifikasi personal
i. Riwayat disiplin dan etik profesi;
ii. Keanggotaan dalam perhimpunan
profesi yang diakui;
iii. Keadaan sehat jasmani dan mental,
termasuk tidak terlibat penggunaan
obat terlarang dan alkohol, yang
da­­pat mempengaruhi kualitas pela­
yanan terhadap pasien;
iv. Riwayat keterlibatan dalam tinda­
kan kekerasan;
v. Memiliki asuransi proteksi profesi
(professional indemnity insurance).
e. Pengalaman dibidang keprofesian
i. Riwayat tempat pelaksanaan prak­
tek profesi;
ii. Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh
pasien selama menjalankan profesi.

84 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XXII
SUBKOMITE MUTU PROFESI

Pasal 88
Tujuan
1. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar
senantiasa ditangani oleh staf medis yang ber­
mutu, kompeten, etis dan profesional;
2. Memberikan asas keadilan bagi staf medis un­
tuk memperoleh kesempatan memelihara kom­
petensi (maintening competence) dari ke­we­
nangan klinis (clinical privilege);
3. Mencegah kejadian yang tidak diharapkan (me­
dical mishaps);
4. Memastikan kualitas dari asuhan medis yang
di­berikan oleh staf medis melalui upaya pem­
berdayaan, ebalasi kinerja profesi yang ber­
kesinambungan, maupun evaluasi kinerja medis
yang terfokus.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 85


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

Pasal 89
Tugas dan Tanggungjawab
1. Subkomite mutu profesi berperan dalam men­jaga
mutu profesi medis yang bekerja di rumah sakit;
2. Menyusun penatalaksanaan asuhan medis dan
panduan praktek klinik di rumah sakit
3. Memantau kualitas/mutu pelayanan medis se­
cara berkala dengan melaksanakan audit medis
dan kegiatan lainnya seperti laporan berkala,
kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian
(death case);
4. Menentukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang
da­pat diikuti oleh masing-masing staf medis
se­tiap tahun dan tidak mengurangi hari cuti
tahunannya;
5. Memberikan persetujuan terhadap permintaan
staf medis kepada direktur;
6. Menfasilitasi proses pendampingan (proctoring)
bagi staf medis yang membutuhkan;
7. Menindaklanjuti temuan terkait dengan kualitas
pe­layanan medis, misalnya pelatihan singkat
(short course), aktivitas pendidikan berkelanjutan,

86 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

pendidikan kewenangan tambahan;


8. Memberi laporan hasil audit medis dan ana­li­
sisnya, efektifitas pelayanan, dan kewajaran pe­
layanan medis yang diberikan oleh seluruh staf
medis yang bekerja di RS secara berkala kepada
komite medis untuk ditindaklanjuti.

Pasal 90
Pedoman Pengorganisasian /Keanggotaan
1. Anggota subkomite mutu profesi sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang staf medis yang memiliki
surat penugasan klinis dan berasal dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda;
2. Pengorganisasian subkomite mutu profesi se­
ku­rang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris
dan anggota yang ditetapkan oleh dan ber­tang­
gungjawab kepada Ketua komite medis.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 87


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XXIII
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Pasal 91
Tujuan
Tujuan pembentukan subkomite etika dan disiplin
profesi adalah:
1. Melindungi pasien dari pelayanan staf medis
yang tidak memenuhi syarat (unqualified) dan
tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan
asu­han klinlis (clinical care);
2. Memelihara dan meningkatkan mutu profesiona­
lis­me staf medis di rumah sakit.

Pasal 92
Tugas dan Tanggungjawab
1. Menyusun program pembinaan profesionalisme
ke­dokteran staf medis di lingkungan rumah sa­kit;
2. Mengupayakan pendisiplinan berperilaku pro­
fe­sional staf medis di lingkungan rumah sakit
ber­dasarkan peraturan internal RS, peraturan in­
ternal staf medis, etik RS, norma etika medis dan

88 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

norma norma bioetika;


3. Membentuk sebuah panel dalam upaya pe­ne­ga­kan
disiplin profesi dan pembelaan profesi staf medis;
4. Mengadakan pertemuan pembahasan kasus
pelanggaran etik dan disiplin dengan mengikut
5. Sertakan pihak-pihak terkait yang kompeten
untuk memberikan pertimbangan pengambilan
keputusan etis .

Pasal 93
Pedoman Pengorganisasian/Keanggotaan
1. Anggota subkomite etika dan disiplin profesi se­
kurang-kurangnya 3 (tiga) orang staf medis yang
memiliki surat penugasan klinis dan berasal dari
berbagai disiplin ilmu yang berbeda;
2. Pengorganisasian subkomite etika dan disiplin
profesi sekurang-kurangnya terdiri dari ketua,
sekretaris dan anggota yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medis
3. Bila diperlukan sub komite etika dan disiplin
pro­fesi dapat membentuk sebuah panel yang
jum­lahnya minimal 3 orang dalam jumlah ganjil

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 89


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

dengan susunan sebagai berikut:


a. Satu orang dari subkomite etika dan
disiplin profesi yang memiliki disiplin
ilmu yang berbeda dari yang diperiksa;
b. Dua orang atau lebih yang berasal
dari dalam RS atau luar RS, baik atas
permintaan komite medis dengan
persetujuan direktur RS terlapor.

Pasal 94
Tolok Ukur Pendisiplinan Perilaku Profesional Staf
Medis
Tolok ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku pro­fe­
sional staf medis meliputi:
1. Pedoman pelayanan kedokteran di rumah sakit;
2. Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
3. Daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk mela­ku­kan
pelayanan medis (white paper) di rumah sakit;
5. Kode etik kedokteran Indonesia;
6. Pedoman perilaku profesional kedokteran (buku
penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik);

90 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

7. Pedoman pelanggaran disiplin kedokteran yang


berlaku di Indonesia;
8. Pedoman pelayanan medis/Panduan Praktek Klinik;
9. Standar prosedur operasional asuhan medis.

Pasal 95
Upaya Pendisiplinann Perilaku
Profesional Staf Medis
Mekanisme pemeriksaan pada upaya pendisiplinan
perilaku professional adalah sebagai berikut:
1. Melakukan verifikasi sumber laporan, ada 2
macam yaitu:
a. Notifikasi (laporan) yang berasal dari
perorangan, antara lain:
i. Manajemen rumah sakit ;
ii. Staf medis lain;
iii. Tenaga kesehatan lain atau te­
na­ga non kesehatan;
iv. Pasien atau keluarga pasien.
b. Notifikasi (lapoan) yang berasal dari
non perorangan, antara lain :
i. Hasil konferensi kasus kematian

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 91


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

(dead case)
ii. Hasil konferensi klinis
2. Menentukan dasar dugaan pelanggaran disi­
plin profesi. Keadaan dan situasi yang dapat
di­gunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran
di­siplin profesi oleh seorang staf media adalah
hal-hal yang menyangkut, antara lain:
a. Kompetensi klinis;
b. Penatalaksanaan disiplin profesi;
c. Pelanggaran disiplin profesi;
d. Penggunaan obat dan alat kesehatan
yang tidak sesuai dengan standar pe­
layanan di RS;
e. Ketidakmampuan bekerjasama de­ngan
staf rumah sakit yang dapat memba­ha­
yakan pasien.
3. Melakukan pemeriksaan yang meliputi:
a. Pemeriksaan oleh panel pendisiplinan
pro­fesi;
b. Melalui proses pembuktian;
c. Dicatat oleh petugas sekretariat komite
medis;

92 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

d. Terlapor dapat didampingi oleh personil RS;


e. Seluruh pemeriksaan yang dilakukan oleh
panel disiplin profesi bersifat tertutup dan
pengambilan keputusan bersifat rahasia.
4. Keputusan panel yang dibentuk oleh subkomite
etika dan disiplin profesi diambil berdasarkan
sua­ra terbanyak, untuk menentukan ada atau
tidaknya pelanggaran disiplin profesi kedokteran
di rumah sakit;
5. Memberikan rekomendasi tindakan pendisiplinan
profesi pada staf medis oleh subkomite etika dan
disiplin profesi berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Limitasi (reduksi) kewenangan klinis;
c. Bekerja dibawah supervisi dalam waktu
tertentu oleh orang yang mempunyai
ke­wenangan untuk pelayanan medis
ter­sebut, pencabutan kewenangan kli­
nis sementara atau selamanya.
6. Hasil rekomendasi tindakan pendisiplinan profesi
pada staf medis terlapor diserahkan kepada di­
rek­tur untuk dilakukan eksekusi.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 93


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XXIV
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
RUMAH SAKIT

Pasal 96
Untuk melaksanakan tata kelola klinis (clinical go­
vernance) diperlukan aturan-aturan profesi bagi staf
medis antara lain adalah:
1. Pemberian pelayanan medis dengan standar
profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
2. Ke­wajiban melakukan konsultasi dan / atau
merujuk pasien kepada dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, atau dokter gigi spesialis lain dengan
disiplin yang sesuai;
3. Kewajiban melakukan pemeriksaan pato­lo­gi
anatomi terhadap semua jaringan yang di­ke­luar­
kan dari tubuh dengan penge­cualiannya;
4. Kewajiban membuat rekam medis dan se­ge­ra
melengkapi rekam medis dalam setiap mem­
berikan pelayanan medis, termasuk memperoleh
persetujan tindakan (inform consent) dari pasien

94 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

dan/atau keluarganya atas tindakan medis yang


mengandung risiko;
5. Peraturan-peraturan sebagaimana dimaksud da­
lam ayat 1-4 diatur terpisah dari medical staff
bylaws ini melalui peraturan direktur.

BAB XXV
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN
INTERNAL RUMAH SAKIT

Pasal 97
1. Perubahan peraturan internal (hospital bylaws)
RSM/RSA Jawa Timur dilakukan melalui rapat
khusus oleh pihak-pihak pendiri, penyelenggara,
pengelola yang dalam hal ini adalah direktur/
direksi rumah sakit dan komite medis;
2. Perubahan peraturan internal ini dilakukan se­mata-
mata untuk memantapkan dan meng­konsolidasikan
hubungan antara pihak pendiri, penyelenggara, pihak
pengelola dan staf medis di RSM/RSA Jawa Timur
sesuai dengan fungsi, we­wenang dan tanggungjawab
masing-masing pihak.

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 95


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

BAB XXVI
PENUTUP

Pasal 98
Aturan Peralihan
1. Peraturan internal (hospital bylaws) ini di­nya­takan
berlaku terhitung mulai tanggal ………………. 2013;
2. Peraturan internal (hospital bylaws) RSM/RSA
Jawa Timur yang ditetapkan sebelum tanggal
berlakunya peraturan internal ini dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan internal ini.

Pasal 99
Aturan Tambahan
1. Usulan untuk merubah peraturan internal
ini hanya dapat dilaksanakan bila ada pem­
beritahuan tertulis untuk maksud tersebut telah
disampaikan kepada pendiri dan penyelenggara
paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya,
2. Peraturan internal ini diupayakan agar dapat dilihat dan
diketahui oleh pihak-pihak yang ber­kepentingan.

96 mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


Hospital Bylaws RS Muhammadiyah / ‘Aisyiyah
Jawa TimuR

mpku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 97

Anda mungkin juga menyukai