PENDAHULUAN
1
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat (RSJRW) merupakan
salah satu rumah sakit jiwa yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Selain berfokus pada pelayanan jiwa publik (anak-anak hingga
dewasa), RSJRW juga mengembangkan pelayanan jiwa pada geriatri atau lansia.
Hal ini sesuai dengan visi RSJRW yaitu “menjadi rumah sakit rujukan nasional
psikogeriatri pada tahun 2019”. Sebagai rumah sakit yang dikelola langsung oleh
Kementerian Kesehatan RSJRW telah mendapatkan sertifikat lulus akreditasi
dengan status “Paripurna” pada tahun 2015 dan saat ini telah dilakukan proses
reakreditasi dengan menggunakan standar terbaru yaitu SNARS Edisi 1. Penilaian
menggunakan SNARS Edisi 1 meliputi seluruh pelayanan kesehatan dan
manajemen di RSJRW termasuk pelayanan psikogeriatri.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyajikan hasil simulasi
telusur akreditasi menggunakan SNARS Edisi 1. Kegiatan ini dilakukan pada
tanggal 11 April 2019 di Ruang Rawat Inap Psikogeritari RSJRW dengan metode
telusur ReDoWSKo (Regulasi, Dokumen, Wawancara, Observasi, dan
Konfirmasi). Wawancara dilakukan oleh tim simulasi yang berperan sebagai
surveyor dengan lima orang petugas kesehatan (perawat dan dokter) di ruang
rawat inap RSJRW. Wawancara dilakukan selama kurang lebih dua jam diikuti
dengan penelusuran sesuai dengan Redowsko. Hasil dari penelusuran tim akan
dilakukan penyesuaian dengan telusur akreditasi di bidang pelayanan medis dan
keperawatan. Adapun penilaian elemen standar akreditasi yang akan disesuaikan
dengan pelayanan medis dan keperawatan meliputi: SKP, ARK, HPK, AP, PAP,
PAB, PKPO, MKE, PMKP, PPI, TKRS, MFK, KKS, MIRM, Program Nasional dan
IPKP.
BAB II
PANDUAN TELUSUR DI UNIT RAWAT INAP
2
Rawat Telusur Standar EP R D O W S
Inap
Staf SPK dan RKK KKS 10 + + +
Klinis KKS 12 + + +
Kompe KKS 14 + + +
ten dan KKS 17 + + +
Berwe AP 3 + + +
nang
Proses DPJP, PPJA dan HPK 2.2 3 + +
Asuhan PPA lainnya harus
memperkenalkan diri
saat pertama kali
bertemu pasien
Cuci tangan SKP 5 3 +
Asesmen awal AP 1.1 + +
medis, termasuk
menghasilkan
diagnosis dan
rencana asuhan
Pemberian HPK 2.1 5 + +
penjelasan tentang
hasil dan proses
asuhan / pengobatan
Penjelasan tentang HPK 2.1 6 + +
hasil yang tidak
terduga
3
banding) dan
dasar diagnosis
b. Kondisi pasien
c. Tindakan yang
diusulkan
d. Tata cara dan
tujuan tindakan
e. Manfaat dan risiko
tindakan
f. Nama orang
mengerjakan
tindakan
g. Kemungkinan
alternatif dari
tindakan
h. Prognosis dari
tindakan
i. Kemungkinan
hasil yang tidak
terduga
j. Kemungkinan
hasil bila tidak
dilakukan
tindakan
Informasi verbal MKE 11 5 +
diperkuat dengan
materi tertulis
Asesmen awal
keperawatan
o Skrining nyeri AP 1.5 1 +
o Asesmen nyeri AP 1.5 2 + +
o Risiko malnutrisi AP 1.4 2 + +
o Status fungsional AP 1.4.1 2 + +
o Risiko jatuh AP 1.4.1 2 + +
o Selesai 24 jam AP 1.1 5 + +
Hasil asesmen AP 4 1 + +
diintegrasikan
Hasil asesmen AP 4 2 + +
dianalisis untuk
membuat rencana
asuhan
Rekam medik pasien MIRM 9 4 + +
terisi dengan lengkap
dan mudah dibaca
4
Pemberian informasi HPK 2.1 2 + +
kondisi, diagnosis
Informasi tentang HPK 2.1 3 + +
rencana asuhan dan
tindakan yang akan
dilakukan
Pelaksanaan MKE 9 1 + +
pemberian R
penjelasan tentang M
hasil asesmen, MKE 11 5 +
diagnosis, dan
rencana asuhan
Asesmen ulang AP 2 + + +
o Asesmen ulang AP 2 2 + +
medis
o Asesmen ulang AP 2 3 + +
perawat
o Asesmen ulang AP 2 4 + +
PPA lainnya
o Asesmen ulang AP 1.5 3 + +
nyeri
o Bukti koordinasi ARK 3.1 + + + +
asuhan
o Pemberian MKE 9 2 + +
edukasi oleh
DPJP dan PPJA
tentang hasil
asuhan dan
pengobatan
termasuk hasil
asuhan yang tidak
diharapkan
Rencana asuhan PAP 1 + + +
o PPK, CP, Protokol PAP 2 + + + +
o Integrasi PAP 2.1 2 + +
pelayanan
o Rencana asuhan PAP 2.1 3 + +
terintegrasi dan
dengan sasaran
o Dievaluasi dan PAP 2.1 4 + +
direvisi
o Evaluasi berkala
pada
o CPPT dan dibuat PAP 2.1 5 + +
notasi
5
Hak pasien
o Hak privasi HPK 1.2 + + + +
o Hak atas nilai dan HPK 1.1 + +
keyakinan
o Pemberian HPK 2.1 + + +
informasi hasil
asuhan dan
pengobatan
o Pemberian HPK 5.1 + + +
informasi atas
risiko tindakan,
transfusi dan
invasif
Form transfer ARK 3.3 + + + +
Proses transfer ARK 3 + + +
Proses pelaksanaan ARK 3.1 + + + +
untuk mendukung
kesinambungan dan
koordinasi asuhan
sebagai asuhan
pasien terintegrasi
Skrining pasien ARK 3.1 + +
Rujukan ARK 5 + + +
ARK 5.2 + + +
Penolakan rujukan ARK 4.4 + + + +
HPK 2.3 + +
Edukasi
o Materi edukasi MKE 10 + + +
nutrisi, nyeri, obat
o Bukti pemberian MKE 11 + + +
edukasi
Perencanaan ARK 3 + + +
pemulangan pasien
Pasien terminal PAP 7 + + +
Keselama Identifikasi Pasien SKP 1 + + + +
tan Han d hygiene SKP 5 + + + + +
Pasien Proses melaporkan SKP 2 + + + +
Pelaporan nilai kritis SKP 2.1 + + + +
Hand over SKP 2.2 + +
High Allert Medication SKP 3 + + +
Pencegahan pasien SKP 6 + + + +
jatuh
PPI Ruang Isolasi PPI 5 + + + + +
6
Pasien airborne
disease
Pasien immune PPI 8 + + + + +
compromised
Identifikasi risiko infeksi PPI 7 + + + + +
Limbah PPI 7.4 + + + + +
Benda tajam PPI 7.5 + + + + +
Alkes Kedaluarsa PPI 7.2.1 + + + +
Fasilitas hand PPI 9 2 +
hygiene
Simulasi hand PPI 9 3 + +
hygiene
Laborato Kerangka waktu AP 5.4 1 +
rium penyelesaian 2 + +
pemeriksaan 3 + +
laboratorium
SKP Cuci tangan SKP 5 3 +
PKPO Obat emergensi PKPO 3 4 + +
PKPO 2 + + +
3.4
PKPO 3 + + +
3.4
Pasien Pemberian informasi HPK 5.1 + + +
Bedah anestesi MKE 9 4 + +
MKE 11 + + +
Pemberian informasi HPK 5.1 + + +
bedah
MKE 9 4 + +
MKE 11 + + +
Edukasi adanya nyeri PAP 6 4 + + +
pasca tindakan MKE 11 5 +
Site marking SKP 4 + + +
Transfer Penyiapan form transfer ARK 3.3 + + + +
Informasi ringkasan MKE 5 5 + +
asuhan
Pasca Manajemen nyeri
operasi Staf dilatih manajemen PAP 6 5 + +
nyeri
Pelayanan nyeri sesuai PAP 6 2 + +
kebutuhan
Asesmen ulang nyeri AP 1.5 3 + +
7
Edukasi mengatasi PAP 6 3 + +
nyeri MKE 10 4 + +
MKE 11 5 +
Risiko EWS PAP 3.1 + + + +
tinggi Code blue PAP 3.2 + + + +
KKS 8.1 + + + +
Pelayanan darah: HPK 5.2 2 + +
informed consent AP 5.11 2 + +
RS mempunyai sistem MFK 7 4 + +
deteksi dini (smoke
detector dan heat
detector) dan alarm
kebakaran sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
PMKP Indikator mutu unit kerja PMKP 6 + + +
rawat inap
BAB III
HASIL TELUSUR
8
1. HASIL TELUSUR TENTANG STAF KLINIS
a. KKS 10 : SPK dan RKK
Regulasi
Regulasi di RSJRW untuk adanya SPK RKK staf medis berupa
Kebijakan Penentuan Kewenangan Klinis bagi dokter, dimana tertulis
bahwa penetapan kewenangan klinis dibuat berdasarkan
rekomendasi dari Komite Medik dalam bentuk SPK RKK.
Dokumen
Terdapat SPK RKK medis di unit rawat inap psikogeriatri.
Wawancara
Saat wawancara dengan 2 orang petugas, mereka dapat menjawab
secara bersamaan bahwa SPK RKK medis terdapat di ruang rawat
inap psikogeriatri dan kemudian menunjukkan map dokter tersebut
kepada kami. Map file kepegawaian berada terpusat di bagian
kepegawaian untuk seluruh pegawai RSJRW, namun mereka secara
tersendiri memiliki map kepegawaian khusus untuk dokter dan
perawat yang bertugas di unit rawat inap psikogeriatri.
Skoring: Hijau
9
Gambar 2 :Contoh RKK Perawat PK II
10
Gambar 3: Wawancara dengan 2 orang petugas di ruang rawat inap psikogeriatri
11
d. KKS 17 : SPK dan RKK
Regulasi
Regulasi di RSJRW untuk pelaksanaan kredensial staf profesi
pemberi asuhan lain adalah berupa Kebijakan Pelaksanaan
Kredensial Staf Profesi Pemberi Asuhan lain yang berbunyi bahwa
proses kredensial staf medis di RSJRW dilaksanakan oleh mitra
bestari dan melibatkan masing-masing kepala unit.
Dokumen
Terdapat bukti telah dilaksanakannya kredensial untuk staf profesi
pemberi asuhan pada map file kepegawaian.
Wawancara
Saat wawancara dengan 2 (dua0 orang petugas, mereka
menyampaikan bahwa pelaksanaan proses kredensial dan
rekredensial staf profesi pemberi asuhan lain dilakukan oleh mitra
bestari dan melibatkan masing-masing kepala unit
Skoring: Hijau
12
a. MIRM 9 : Rekam medis pasien terisi dengan lengkap dan mudah dibaca
Dokumen
Terdapat bukti rekam medik terisi lengkap dan dapat dibaca, dalam
formatrekam medik elektronik.
Observasi
Dari hasil observasi ditemukan ada rekam medik tertulis dan rekam
medik elektronik yang diisi oleh semua PPA.
Skoring: Hijau
13
Gambar 5. Tampilan asesmen ulang dalam rekam medik pasien di Ruang Rawat
Inap psikogeriatri
14
Surveior meminta 5 orang staf yang bertugas di ruangan rawat inap
psikogeriatri memperagakan cuci tangan dengan handrub. Diberikan
pertanyaaan pula untuk masing-masing perawat tentang berapa lama
durasi cuci tangan dengan handrub serta kapan melakukan cuci tangan.
Dari hasil pengamatan saat simulasi, semua petugas dapat melakukan
langkah -langkah cuci tangan dengan benar. Untuk pertanyaan tentang
durasi cuci tangan, salah seorang perawat menjawab kurang benar.
Pertanyaan tentang kapan melakukan cuci tangan (five moments) dapat
dijawab dengan baik oleh semuanya.
Skoring: Hijau
15
Skoring:Hijau
Wawancara
Surveior sempat bertemu dengan salah satu DPJP di ruang rawat inap
psikogeriatri, dr. Yulia, SpKJ yang sedang melakukan visite kepada
pasien sehingga dapat melakukan sedikit wawancara, setelah melihat
secara langsung beliau menjelaskan kepada pasien tentang proses
asuhan yang dilakukan serta rencana tindakan ke depan. Beliau
menjelaskan bahwa apa yang dijelaskan kepada pasien tersebut
dituangkan dalam CPPT, termasuk di dalamnya menjelaskan
kemungkinan adanya hasil yang tak terduga walaupun kejadian tersebut
jarang sekali terjadi di RSJRW.
Skoring: Hijau
16
PAP 2.4. Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang hasil asuhan dan
pengobatan
Dokumen
Terdapat bukti pemberian informasi kepada keluarga tentang hasil asuhan
dan pengobatan, didokumentasikan oleh DPJP di CPPT
Wawancara
dr. Yulia, SpKJ mendemonstrasikan pemberian informasi kepada keluarga
tentang kondisi pasien, dan menunjukkan bukti dokumentasinya di CPPT
Skoring: Hijau
17
rawat inap. Hal ini tidak sesuai dengan SOP tentang asesmen ulang
pasien yang tertuli maksimal 24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
Skoring: Kuning
18
oleh Tim PPA setiap hari. DPJP melakukan verifikasi atas asesmen ulang
yang dibuat oleh PPA yang lain
Observasi
Surveior menyaksikan perawat dan DPJP memberikan pelayanan dan
melakukan pendokumentasian di CPPT. DPJP membuat notasi di CPPT
setelah melihat keseluruhan hasil asuhan yang dilakukan oleh PPA lain.
Wawancara
Dari wawancara kepada 2 (dua) orang staf perawat diperoleh informasi
bahwa yang bertidak sebagai clinical leader adalah DPJP yang bertugas
untuk mengintegrasikan keputusan dari masing-masing PPA dalam
rencana asuhan pasien
Skoring:Hijau
19
informasi hanya kepada penanggungjawab atau pihak lain yang
diperbolehkan menurut peraturan perundangan, agar privasi pasien tetap
terjaga.
Dokumen
Dapat ditunjukkan dokumen kebijakan tentang menjaga privacy pasien
dan Kebijakan pelepasan informasi tersebut
Observasi
Identitas pasien terpasang hanya pada tempat-tempat yang
diperbolehkan oleh regulasi. Tidak terdapat papan berisi identitas pasien
di ruang yang dapat diakses oleh umum.
Wawancara
Diberikan pertanyaan kepada 1 (satu) orang petugas tentang dimanakah
letak identitas pasien, dan cara menanyakan kepada pasien yang masih
dapat berkomunikasi tentang persetujuan pelepasan informasi. Petugas
juga menyatakan bahwa identitas pasien tidak boleh diberikan kepada
orang luar yang menanyakan hal tersebut.
Skoring: Hijau
20
Gambar 9: Nomor telepon petugas kerohanian yang bekerjasama dengan
RSJRW
Skoring: Hijau
HPK 2.1. Pemberian informasi hasil asuhan dan pengobatan serta Pemberian
informasi tentang risiko tindakan, transfusi dan tindakan invasif
Regulasi
Hal ini diatur dalam Kebijakan Pelepasan Informasi.
Dokumen
Dapat ditunjukkan dokumen kebijakan pelepasan informasi tersebut
Wawancara
Diberikan pertanyaan kepada satu orang petugas tentang bagaimana
cara petugas menerapkan kebijakan pelepasan informasi tersebut dan ia
dapat menjelaskan. Ia juga menyampaikan bahwa pasien ataupun
keluarganya acapkali masih kurang memahami tentang hasil yang tidak
diantisipasi dari pelayanan sehingga dibutuhkan penjelasan yang lebih
lengkap, namun DPJP tidak selalu dapat datang untuk melakukannya.Ia
mengharapkan adanya regulasi untuk kondisi seperti ini.
Skoring: Kuning
21
Gambar 10 : Formulir Discharge Planning (Perencanaan Pulang)
Dokumen
Terdapat formulir perencanaan pemulangan pasien yang telah diisi oleh
seluruh PPA namun belum dilakukan secara konsisten
Wawancara
Staf perawat yang diwawancarai menyatakan bahwa perencanaan
pemulangan pasien bersifat dinamis dan terintegrasi, sesuai dengan
dinamika kondisi pasien. PPA yang menemukan hal penting yang harus
diperhatikan ketika pasien dipulangkan akan menuliskannya dalam
formulir perencanaan pemulangan pasien.
Skoring: Kuning
22
PAP 7. Pasien Terminal
Regulasi
Terdapat regulasi tentang asesmen pasien terminal dalam Pedoman
Asesmen Pasien
Dokumen
Terdapat dokumen berupa CPPT dalam rekam medik elektronik yang
menunjukkan kesinambungan dan koordinasi pelayanan yang dilakukan
oleh DPJP dan PPA lainnya
23
9. HASIL TELUSUR TENTANG AKSES KE RUMAH SAKIT DAN
KONTINUITAS PELAYANAN
ARK 3.1 Proses pelaksanaan untuk mendukung kesinambungan dan
koordinasi asuhan sebagai asuhan pasien terintegrasi
Regulasi
Terdapat regulasi tentang proses untuk mendukung kesinambungan
dan koordinasi asuhan sebagai asuhan pasien terintegrasi yang
berpusat pada pasien (patient centered care) berupa Pedoman
Manajemen Kasus dan Petunjuk Teknis Pengisian CPPT
Dokumen
Terdapat dokumen berupa CPPT dalam rekam medik elektronik yang
menunjukkan kesinambungan dan koordinasi pelayanan yang dilakukan
oleh DPJP dan PPA lainnya
Observasi
Setiap formulir atau dokumen tentang pelayanan terintegrasi dan
koordinasi pelayanan antar tenaga kesehatan pemberi asuhan, selalu
diisi dengan lengkap, baik yang sudah berbasis elektronik maupun yang
masih berbasis kertas .
Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang di Rawat Inap Instalasi
Psikogeriatri. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa setiap pelayanan
kesehatan kepada pasien selalu dicatat di dokumen dan formulir yang
tersedia di SIMRS RSJRW. Hal ini memudahkan petugas kesehatan
dalam memberikan asuhan karena catatan perkembangan pasien dapat
diketahui dengan jelas.
Skoring : Hijau
24
Gambar 12 : .Prosedur mutu layanan pasien rawat inap psikogeriatri
Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruang di
Rawat Inap Instalasi Psikogeritari, didapatkan bahwa setiap pasien
yang akan dilakukan perawatan di Rawat Inap Instalasi
Psikogeriatri akan dilakukan proses skrining sesuai dengan
prosedur dan alur yang ditetapkan.
Skoring : Hijau
25
Regulasi
Proses transfer pasien di RSJRW telah tertuang dalam dokumen
Keputusan Direktur Utama RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Nomor HK.02.04/III/0367/2015 tentang Panduan Transfer Pasien RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Dokumen
Terdapat dokumen transfer pasien di Rawat Inap Psikogeritari RSJRW
antara lain berupa:
a. Pendokumenan transfer pasien keluar rumah sakit terdiri dari:
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), form Transfer
Pasien Keluar Rumah Sakit, form Discharge Planning, lembar
rujukan, form permintaan ambulan, lembar observasi ambulan,
lembar rujukan penunjang diagnostic, lembar permintaan tindakan
diagnostic, hasil pemeriksaan penunjang.
b. Pendokumenan transfer pasien di dalam rumah sakit terdiri dari:
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), form transfer
pasien dalam rumah sakit, formulir skrining pasien, form pengantar
masuk rumah sakit, form permintaan kelas dan perawatan dokter,
form permintaan kenaikan kelas perawatan, Checlist kamar operasi.
Observasi :
26
Terdapat dokumentasi proses transfer pasien di Rawat Inap Geritari.
Wawancara
Pada saat wawancara dengan 2 orang perawat Rawat Inap di
Psikogretiatri RSJRW memberikan penjelasan tentang proses transfer
pasien yang keluar dari RSJRW ke RS lain apabila ada penyakit penyerta
non psikiatrik dan penjelasan tentang proses transfer pasien dalam
RSJRW (antar ruang rawat inap ke kamar operasi dan antar ruang rawat
inap ke ruang rawat inap yang lain).
Skoring: Hijau
27
Gambar 16: Checklist serah terima pasien antar ruangan rawat inap
28
Observasi
Dari hasil observasi tentang informasi ringkasan asuhan di Rawat Inap
Geritari ditemukan bahwa setiap petugas (perawat atau dokter) mengisi
data rekam medik pasien sesuai dengan petunjuk di SIMRS.
Skoring: Hijau
29
Gambar 18: Formulir rujukan
30
Gambar 19 :Dokumentasi proses rujukan di CPPT
Wawancara
Hasil wawancara dengan salah satu perawat di Ruang Rawat Inap
Psikogeriatri didapatkan bahwa setiap kali merujuk pasien keluar rumah
sakit, pengisian dan kelengkapan dokumen pasien akan selalu dicek
ulang, baik di formulir rujukan maupun di CPPT.
Skoring: Hijau
31
Gambar 20: Panduan pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran
Dokumentasi
Terdapat dokumentasi berupa bukti pemberian edukasi kepada
pasien/keluarga tentang risiko medis akibat asuhan medis yang belum
lengkap, bukti pasien keluar atas permintaan sendiri/keluarga, bukti
pelaksaan rujukan sesuai ARK 5 dan bukti pelaksanaan evaluasi alasan
pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri/keluarga.
32
Gambar 21: Formulir persetujuan rujukan
Observasi
Hasil observasi tentang penolakan rujukan menunjukkan adanya bukti
tentang persetujuan rujukan yang memuat penolakan rujukan yang
ditandatangani oleh pasien/keluarga.
Wawancara
Dalam wawancara kepala Ruang Rawat Inap Geritari mengatakan bahwa
setiap pasien dan keluarga akan diberitahu tentang proses rujuk
dikarenakan ada kondisi penyakit penyerta non jiwa yang tidak dapat
diberikan asuhan medis/keperawatan di RSJRW. Jika pasien/keluarga
menolak maka akan diberikan formulir yang harus ditandatangani oleh
pasien/keluarga disertai oleh saksi yang mendampingi pasien/keluarga.
Sehingga apabila terjadi komplain atau pengaduan, dokumen tersebut
dapat menjadi bukti bahwa pasien/keluarga telah menolak proses rujukan
yang ditandatangani dalam formulir persetujuan rujukan.
Skoring: Hijau
33
10. HASIL TELUSUR TENTANG KESELAMATAN PASIEN
SKP 1. Identifikasi pasien
Regulasi
Regulasi di RSJRW untuk identifikasi pasien berupa Panduan Identifikasi
Pasien dan tertulis bahwa identifikasi pasien dilakukan dengan nama
pasien , tanggal lahir, nomer rekam medik dan foto pasien
Dokumen
Label identifikasi yang memuat nama pasien, tanggal lahir, nomer rekam
medik, dan foto pasien di setiap status rekam medik
Observasi
Telah terlabel identitas pasien sesuai regulasi di setiap berkas rekam
medik.
34
Gambar 22: Label identifikasi pasien
Wawancara
Dari lima petugas yang diwawancarai, mereka menyebutkan langkah -
langkah identifikasi pasien yang sama dengan yang tertulis di regulasi,
namun urutan identifikasi belum sesuai dengan regulasi yang ada
Skoring: Hijau
Hand hygiene SKP 5
Regulasi di RSJRW untuk identifikasi pasien berupa Pedoman Cuci
Tangan dan isi regulasi mengacu pada standar WHO
Dokumen
Dokumen kepatuhan cuci tangan di ruang rawat inap ini berupa ceklis
kepatuhan cuci tangan yang dikumpulkan dari PIC data mutu ruangan
rawat inap.
Observasi
Saat melakukan telusur di ruang rawat inap terdapat satu orang perawat
yang melakukan cuci tangan dengan handrub saat akan melakukan
tindakan injeksi ke pasien
Wawancara
Diberikan pertanyaaan pula untuk masing-masing perawat tentang
berapa lama durasi cuci tangan dengan handrubserta kapan melakukan
cuci tangan. Untuk pertanyaan tentang durasi cuci tangan, salah seorang
perawat menjawab kurang benar. Pertanyaan tentang kapan melakukan
cuci tangan (five moment) dapat dijawab dengan baik oleh semuanya.
Simulasi
35
Diminta memperagakan cuci tangan dengan handrub kepada 5 orang
petugas yang bertugas di ruangan rawat inap psikogeriatri. Dari hasil
pengamatan saat simulasi, semua perawat dapat melakukan langkah -
langkah cuci tangan dengan benar.
36
Gambar 24: CPPT yang termuat dalam rekam medik elektronik RSJRW
Wawancara
Saat wawancara terhadap 2 orang petugas, mereka dapat menjelaskan
proses komunikasi verbal dengan metode Tulbakon dan menunjukkan
bukti penulisan di CPPT.
Simulasi
Saat meminta 2 orang petugas melakukan simulasi, mereka dapat
memperagakan proses komunikasi verbal dengan metode Tulbakon
dengan baik dan benar
Skoring: Hijau
37
Dua orang petugas mampu menjelaskan sesuai regulasi, namun ada
sekitar 1 orang petugas yang kurang lancar dalam menjelaskan
Simulasi
Dua petugas mampu memperagakan simulasi pelaporan nilai kritis
laboratorium dengan cara tulis, baca, konfirmasi kembali.
Skoring: Hijau
Wawancara
Wawancara dengan perawat ruang rawat inap menyampaikan bahwa
proses hand over dilakukan antar PPA terutama perawat saat operan
pasien dari unit satu ke unit lain dan juga operan shift jaga.
Skoring: Hijau
38
Observasi
Saat survey di ruang rawat inap, tidak ditemukan penyimpanan elektrolit
pekat di ruang rawat inap.
Wawancara
Wawancara dengan apoteker ruangan dan diampaikan tidak ada
penyimpanan elektrolit pekat di ruangan rawat inap. Penyimpanan
tersentralisasi di instalasi farmasi dan didistribusikan ke ruangan rawat
inap dalam bentuk yang telah mengalami pengenceran.
Skoring: Hijau
39
Gambar 26: Pelaksanaan assesment dan reassesment harian
pasien resiko jatuh di rekam medik pasien RSJRW
Wawancara
40
Dua petugas mampu menjelaskan dan sesuai dengan regulasi yang
ditetapkan rumah sakit
Skoring: Hijau
Wawancara
Staf Ruang Rawat Inap yang diwawancarai dapat menyampaikan cara
mengidentifikasi dan melakukan pengendalian risiko infeksi sesuai
regulasi .
Simulasi
Surveior meminta staf yang bertugas untuk melakukan pembuangan spuit
bekas suntikan, dan staf tersebut melakukannya dengan baik..
Skoring: Hijau
41
PKPO 3 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat
emergensi tersimpan di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia,
tersimpan aman dan dimonitor
Dokumen
Regulasi penyediaa, penyimpanan, dan monitoring obat emergensi di
RSJRW termuat dalam SOP Obat Emergensi
Observasi
Di ruang rawat inap yang ditinjau tersedia obat emergensi dalam tas
emergensi dalam kondisi terkunci dan dilengkapi dengan label yang
memuat isi tas emergensi dan monitoring dari petugas farmasi dalam
bentuk cek lis dan paraf petugas
Skoring: Hijau
Observasi
Saat dilakukan survey, tas emergensi tidak dilakukan pembukaan
sehingga belum dapat mengecek kesesuaian dengan label.
Wawancara
Dua orang petugas baik apoteker dan perawat rawat inap yang
diwawancarai mampu menjelaskan isi tas emergensi sesuai label.
42
Gambar 28: Survey persediaan obat emergensi
di ruang rawat inap bersama apoteker rawat inap
Skoring: Hijau
43
Gambar 29: Perawat ruangan menjelaskan tentang prosedur
penggantian obat emergensi bila terpakai
Skoring: Hijau
44
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada staf yang bertugas dikatahui
bahwa kedua staf mampu menyebutkan contoh pertanyaan yang
berhubungan dengan skrining nyeri
Skoring: Hijau
Wawancara
Staf yang diwawancarai memahami cara penggunaan EWS ini dan kapan
sistem ini diaktifkan.
Simulasi
Surveior meminta staf untuk membuka EWS dalam rekam medik
elektronik dan memeragakan cara mempergunakannya. Staf tersebut
dapat melakukan permintaan ini.
Skoring: hijau
45
Regulasi
Regulasi di RSJRW untuk pelaksanaan hal ini dituangkan dalam sebuah
Pedoman Pelaksanaan Code Blue yang didalamnya berisi pelaksanaan
pelatihan bantuan hidup dasar dilakukan berapa kali dalam setahun,
siapa petugas yang diwajibkan mengikuti pelatihan tersebut, siapakah
yang menjadi pelatih dalam pelatihan tersebut jika dilakukan in house
training dan sebagainya
Dokumen
Terdapat pedoman pelaksanaan code blue di RSJRW
Wawancara
Pada hari dilakukan telusur ini, dilakukan wawancara bagaimana cara
melakukan bantuan hidup dasar kepada lima orang perawat di ruang
rawat inap yang sedang bertugas dan dalam praktik tersebut hanya satu
orang yang terdapat sedikit lupa terhadap urut-urutan praktik bantuan
hidup dasar tersebut
Simulasi
Pada hari dilakukan telusur ini, dilakukan wawancara bagaimana cara
melakukan bantuan hidup dasar kepada lima orang perawat di ruang
rawat inap yang sedang bertugas setelah saat wawancara dibetulkan tata
urutannya, pada praktik pelaksanaan pemberian bantuan hidup dasar,
para perawat telah melakukannya dengan benar
Skoring:Kuning
46
Gambar 31: APAR dan helm penanda tim siaga bencana kebakaran (code red)
Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala unit rawat inap psikogeriatri,
didapati apabila terjadi kebakaran, penandanya sementara ini
menggunakan alarm yang ada di gedung pusat dan belum berbunyi
sampai ke ruang rawat inap psikogeriatri. Sementara ini hanya disiapkan
pengumuman melalui sound system sentral.
Skoring: Kuning
47
Dari hasil wawancara dengan 2 staf rawat inap yang sedang bertugas di
dapatkan informasi bahwa pelaporan indikator mutu unit dilakukan setiap
hari oleh penanggung jawab data di unit rawat inap. Untuk pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien sudah dilakukan sesuai standar yang
berlaku di RSJRW dan dari kedua staf tersebut mampu menjelaskan
dengan baik prosedurnya.
Skoring: Hijau
BAB IV
PEMBAHASAN
48
tampak dari proses wawancara dan simulasi yang dilakukan, serta observasi
terhadap kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Surveior sela,a pengambilan
data. Belum optimalnya pelaksanaan beberapa standar - seperti misalnya
pelaksanaan asesmen ulang medis pada hari libur atau pelaksanaan asuhan
farmasi klinis yang masih terbatas - pada umumnya terjadi karena kekurangan
jumlah SDM namun masih masuk dalam batas toleransi yang ditentukan standar
SNARS edisi 1 ini.
BAB IV
REKOMENDASI
1. Dilakukan evaluasi pelaksanaan asesmen ulang oleh DPJP dan PPA yang
lain terutama pada akhir pekan, atau dibuat kebijakan tersendiri tentang
asesmen ulang oleh DPJP di unit rawat inap pada akhir pekan atau pada saat
DPJP berhalangan hadir.
2. Pemenuhan kebutuhan SDM sesuai standar
3. Percepatan pengembangan rekam medik elektronik
4. Pemeliharaan kemampuan staf dalam melakukan bantuan hidup dasar harus
terus menerus dilaksanakan
5. Pemenuhan sarana prasarana perlindungan fasilitas terhadap bencana
kebakaran dan bencana lain
49
DAFTAR PUSTAKA
KARS, 2017. Standar akreditasi rumah sakit edisi 1. Standar Akreditasi Rumah
Sakit, hal.1–421.
Wardhani, V., 2018. Akreditasi dan sistem manajemen mutu pelayanan kesehatan,
UB Press, Malang.
50