Anda di halaman 1dari 5

Sistem Pengendalian

Manajemen

Analisis Kasus Wal-Mart

Nama Kelompok : (Akuntasi - C)

Alvi Nefrizar (1202111003)


Fikih AP (1202110016)
Yasir Hariemufti (1202110038)
1. Analisis situasi

Walmart merupakan perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringan department


store. Didirikan oleh Sam Walton pada tahun 1962, Walmart mulai mencatatkan sahamnya di Bursa
Saham New York pada tahun 1972. Walmart beroperasi di Argentina,Brasil, Britania Raya (dengan
nama ASDA), Jepang (dengan nama Seiyu), Kanada, Meksiko(dengan nama Walmex), Puerto Riko, dan
RRC. Walmart pernah beroperasi di Jerman namun akhirnya tutup pada tahun 2006 karena rugi.
Perusahaan Walmart bertumbuh 276 toko di 11 negara pada akhir dekade. Setiap minggu, sekitar 100 juta
pelanggan mengunjungi sebuah toko Wal-Mart diseluruh dunia. Perusahaan memperkerjakan lebih dari
1,3 juta karyawan di seluruh duniamelalui lebih dari 3.200 toko di AS dan lebih dari 1.100 unit di
Meksiko, PuertoRico, Kanada, Argentina, Brazil, Cina, Korea, jerman dan Inggris. Pada tahun 1983,
perusahaan membuka keanggotaan Sam's Club dan pada tahun 1988membuka supercenter
pertama sebagai toko penyedia sayuran terlengkap dan barang dagangan lainnya. Walmart menjadi
sebuah perusahaan internasional pada tahun 1991 ketikapertama kali membuka Sam's Club di
dekat Mexico City. Pada akhir tahun 2002, Wal-mart merupakan perusahaan ritel terbesar di dunia,
dengan penjualana $218 milyar. Keberhasilan itu tidak lepas dari strategi yang diterapkan oleh Wal-mart
seperti :

a. Penjualan produk bermerek dengan biaya rendah


b. Pendekatan dengan pelanggan atau lebih dikenal 10-foot attitude .

Pada tahun 2001, majalah Fortune menyebut Wal-Mart sebagai perusahaan ketiga yang paling
mengagumkan di Amerika, dan Financial Times dan Pricewaterhouse Coopersmenempatkannya pada
peringkat delapan sebagai perusahaan yang paling mengagunkan didunia. Pada tahun berikutnya, Wal-
Mart disebut sebagai nomor satu pada daftar fortune 500dan disajikan dengan Ron Brown Award for
Corporate Leadership, suatu penghargaan presiden yang mengakkui perusahaan-perusahaan atas
pencapaian dalam hubungan masyarakatdan karyawan.

2. Analisis masalah

Pada tahun 1998, Walmart bergabung dengan perusahaan ritel untuk membentuk sebuah
perusahaan di Asia, setelah dua tahun sebelumnya Wal-Mart gagal memasuki pasar ritel Korea akibat
ketatnya persaingan sesama perusahaan ritel. Walmart juga pernah mencoba memasuki pasar
internasional Eropa melalui Jerman. Namun Walmart mengalami kesalahan strategi saat memasuki
pasar Eropa melalui Jerman. Kebanyakan perusahaan Amerika masuk pasar Eropa melalui UK, karena
kesamaan budaya, bahasa, lingkungan danperaturan hukum. Kesalahan anggapan Walmart bahwa dengan
menaklukkan pasar Jermanakan dapat menaklukan hampir ke seluruh bagian besar pasar Eropa.
Walmart tidak bisamengaplikasikan strategi EDLP (Every Day Low Price) di Eropa yang sangat
sensitifterhadap harga. Moral pegawai dipengaruhi oleh pergantian aturan internal Walmart.
Eksekutifmengalami perubahan budaya saat dalam perjalanan bisnis, mereka diminta untuk
berbagikamar dengan alasan pengurangan biaya, dimana hal ini tidak pernah dialami mereka
diperusahaan terdahulu. Walmart kesulitan membina hubungan dengan suppliernya di Jerman.Di Amerika
perusahaan dengan pihak supplier menyukai distribusi secara sentralisasi, namun supplier di Jerman tidak
menyukai distribusi secara sentralisasi.

Walmart juga mengalami masalah penyimpanan (inventory), hanya memiliki satutempat


untuk penyimpanan segala macam barang /stok, kondisi ini menyulitkan pengaturan.Walmart kekurangan
pegawai di bagian inventory karena biaya gaji pegawai yang tinggi dijerman, sehingga perputaran stok
barang sangat lambat. Walmart tidak memahami budayakerja orang Jerman, dengan tidak menunjuk
perwakilan serikat pekerja. Walmart jugamembayar gaji pegawai dengan rendah, dan Walmart tidak
memenuhi Kondisi lingkungankerja yang baik, hingga terjadi pemecatan besar, dikarenakan walmart
harus mengurangibeban biaya pegawai. Walmart memiliki kendala pada budaya di Jerman.

Wal-Mart mempunyai stategi“ten-foot ruless” namun tidak dapat diterapkan di Jerman, karena
orang Jerman tidak sukaorang asing ikut campur saat mereka berbelanja. Walmart tidak bisa menugaskan
seseorangdipintu masuk toko untuk menyapa selamat datang pada pelanggan, karena orang Jermantidak
memperdulikan hal tersebut. Walmart tidak bisa memberikan “loyalty card” karena terbentur aturan
pemerintahyang melarang diskon tanpa penyesuaian. Walmart juga memiliki kendala pada bahasa
diJerman. Petinggi manajemen Amerika tidak belajar bahasa Jerman, English adalah bahasaresmi di
Walmart, kondisi ini mengakibatkan pekerja merasa asing, mereka tidak dapatberbaur dan tertekan
dengan kondisi seperti ini, bahkan pegawai Jerman kesulitan denganpelafalan (Pronounce) Walmart
dengan benar.

3. Analisis kebijakan

Dari hambatan yang diterangkan diatas, seharusnya manajeman Walmart melakukan


observasi terlebih dahulu sebelum membuka cabang atau toko-toko di negara lain. Dari hambatan
di atas kesalahan utama yang dilakukan oleh Walmart adalah terlalu percaya diri saat membuka cabang
di Jerman karena Walmart berpikir jika ia dapat menguasai pasar Jerman maka ia dapat menaklukan
sebagian besar pasar Eropa. Selain itu wal mart membuat kebijakan atas kasus pencurian kecil oleh
karyawannya. Kebijakan ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir kejadian tersebut.
Kebijakannya adalah memberikan bonus kepada karyawan atas loyalitasnya terhadap toko. Selain itu ada
lagi mngenai 10 feet attitude, yang mana karyawan harus menyapa, dan menanyakan apakah ada yang
bisa di bantu. Kebijakan tersebut dilakukan agar semakin membuat konsumen merasa nyaman. Para
karyawan juga berhak menerima inmbalan bagi hasil. Dengan syarat 1000 jam pertahunnya. Dengan
adanya kebijakan ini tentunya membuat karyawan merasa nyaman dan sejahtera. Ketika pensiun juga
diberi kebebasan untuk memilih memiliki saham di Wal Mart.

4. Problem solving analysis

Walmart dapat menerapkan strategi IT. Berikut strategi dasar penggunaan IT yang dilakukan oleh
walmart :

Walmart membangun jaringan satelit canggih yang menghubungkan point of sales di semua
tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk memberi para manajer dan bagian penjualan terkait informasi
status penjualan serta persediaan yang paling baru agar dapat meningkatkan pemebelian produk. Walmart
melakukan strategi inovasi dengan membuat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI secara
dramatis sehingga akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisensi, layanan pelanggan dan
memangkas waktu ke pasar. Walmart memiliki pusat-pusat distribusi yang berlokasi strategis di daerah
daerah niaga di seluruh AS, paling jauh jaraknya sekitar 350 mil (atau satu hari berkendaraan) dari took
toko yang mereka layani. Tiap barang yang ada di pusat distribusi mereka dipasangi kode komputer, dan
sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang, saat barang tersebut disimpan dan
dikirmkan. Walmart mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko. Hasilnya memungkinkan
Walmart untuk memprediksi penjualan setiap produk di setiap toko dengan keakuratan yang sangat tinggi,
yang kemudian menghasilkan penghematan besar dalam persediaan dan hasil maksimum dari
pengeluaran promosi. Dan sekarang, Walmart dan Apple sedang melakukan kerjasama dalam
pembangunan inovasinya dengan memanjakan bagi pelanggan pengguna gadget dengan menggunakan
system “ Scan and Go” yang memungkinkan pelanggan melakuakan pembayaran hanya dengan
menggunakan I-phone. Strategi pertumbuhan yang digunakan Walmart adalah menggunakan TI untuk
mengelola perluasan bisnis secara regional dan global. Perusahaan-perusahaan seperti Walmart mulai
memperluas jaringan mereka ke para pelanggan dan pemasok mereka, agar dapat membangun sistem
pengisian persedian secara berlanjut yang akan mengamankan bisnis mereka. Penggunaan RFID dapat
meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi kosongnya persediaan suatu produk tertentu, mencegah
pencurian dan pemalsuan barang.

Anda mungkin juga menyukai