Analisis Kasus Walmart
Analisis Kasus Walmart
Manajemen
Pada tahun 2001, majalah Fortune menyebut Wal-Mart sebagai perusahaan ketiga yang paling
mengagumkan di Amerika, dan Financial Times dan Pricewaterhouse Coopersmenempatkannya pada
peringkat delapan sebagai perusahaan yang paling mengagunkan didunia. Pada tahun berikutnya, Wal-
Mart disebut sebagai nomor satu pada daftar fortune 500dan disajikan dengan Ron Brown Award for
Corporate Leadership, suatu penghargaan presiden yang mengakkui perusahaan-perusahaan atas
pencapaian dalam hubungan masyarakatdan karyawan.
2. Analisis masalah
Pada tahun 1998, Walmart bergabung dengan perusahaan ritel untuk membentuk sebuah
perusahaan di Asia, setelah dua tahun sebelumnya Wal-Mart gagal memasuki pasar ritel Korea akibat
ketatnya persaingan sesama perusahaan ritel. Walmart juga pernah mencoba memasuki pasar
internasional Eropa melalui Jerman. Namun Walmart mengalami kesalahan strategi saat memasuki
pasar Eropa melalui Jerman. Kebanyakan perusahaan Amerika masuk pasar Eropa melalui UK, karena
kesamaan budaya, bahasa, lingkungan danperaturan hukum. Kesalahan anggapan Walmart bahwa dengan
menaklukkan pasar Jermanakan dapat menaklukan hampir ke seluruh bagian besar pasar Eropa.
Walmart tidak bisamengaplikasikan strategi EDLP (Every Day Low Price) di Eropa yang sangat
sensitifterhadap harga. Moral pegawai dipengaruhi oleh pergantian aturan internal Walmart.
Eksekutifmengalami perubahan budaya saat dalam perjalanan bisnis, mereka diminta untuk
berbagikamar dengan alasan pengurangan biaya, dimana hal ini tidak pernah dialami mereka
diperusahaan terdahulu. Walmart kesulitan membina hubungan dengan suppliernya di Jerman.Di Amerika
perusahaan dengan pihak supplier menyukai distribusi secara sentralisasi, namun supplier di Jerman tidak
menyukai distribusi secara sentralisasi.
Wal-Mart mempunyai stategi“ten-foot ruless” namun tidak dapat diterapkan di Jerman, karena
orang Jerman tidak sukaorang asing ikut campur saat mereka berbelanja. Walmart tidak bisa menugaskan
seseorangdipintu masuk toko untuk menyapa selamat datang pada pelanggan, karena orang Jermantidak
memperdulikan hal tersebut. Walmart tidak bisa memberikan “loyalty card” karena terbentur aturan
pemerintahyang melarang diskon tanpa penyesuaian. Walmart juga memiliki kendala pada bahasa
diJerman. Petinggi manajemen Amerika tidak belajar bahasa Jerman, English adalah bahasaresmi di
Walmart, kondisi ini mengakibatkan pekerja merasa asing, mereka tidak dapatberbaur dan tertekan
dengan kondisi seperti ini, bahkan pegawai Jerman kesulitan denganpelafalan (Pronounce) Walmart
dengan benar.
3. Analisis kebijakan
Walmart dapat menerapkan strategi IT. Berikut strategi dasar penggunaan IT yang dilakukan oleh
walmart :
Walmart membangun jaringan satelit canggih yang menghubungkan point of sales di semua
tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk memberi para manajer dan bagian penjualan terkait informasi
status penjualan serta persediaan yang paling baru agar dapat meningkatkan pemebelian produk. Walmart
melakukan strategi inovasi dengan membuat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI secara
dramatis sehingga akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisensi, layanan pelanggan dan
memangkas waktu ke pasar. Walmart memiliki pusat-pusat distribusi yang berlokasi strategis di daerah
daerah niaga di seluruh AS, paling jauh jaraknya sekitar 350 mil (atau satu hari berkendaraan) dari took
toko yang mereka layani. Tiap barang yang ada di pusat distribusi mereka dipasangi kode komputer, dan
sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang, saat barang tersebut disimpan dan
dikirmkan. Walmart mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko. Hasilnya memungkinkan
Walmart untuk memprediksi penjualan setiap produk di setiap toko dengan keakuratan yang sangat tinggi,
yang kemudian menghasilkan penghematan besar dalam persediaan dan hasil maksimum dari
pengeluaran promosi. Dan sekarang, Walmart dan Apple sedang melakukan kerjasama dalam
pembangunan inovasinya dengan memanjakan bagi pelanggan pengguna gadget dengan menggunakan
system “ Scan and Go” yang memungkinkan pelanggan melakuakan pembayaran hanya dengan
menggunakan I-phone. Strategi pertumbuhan yang digunakan Walmart adalah menggunakan TI untuk
mengelola perluasan bisnis secara regional dan global. Perusahaan-perusahaan seperti Walmart mulai
memperluas jaringan mereka ke para pelanggan dan pemasok mereka, agar dapat membangun sistem
pengisian persedian secara berlanjut yang akan mengamankan bisnis mereka. Penggunaan RFID dapat
meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi kosongnya persediaan suatu produk tertentu, mencegah
pencurian dan pemalsuan barang.