Anda di halaman 1dari 6

Masalah yang dihadapi Wal-Mart Stores

Pada tahun 1998, Walmart bergabung dengan perusahaan ritel untuk membentuk sebuah perusahaan
di Asia, setelah dua tahun sebelumnya Wal-Mart gagal memasuki pasar ritel Korea akibat ketatnya
persaingan sesama perusahaan ritel. Walmart juga pernah mencoba memasuki pasar internasional
Eropa melalui Jerman. Namun Walmart mengalami kesalahan strategi saat memasuki pasar Eropa
melalui Jerman. Kebanyakan perusahaan Amerika masuk pasar Eropa melalui UK, karena kesamaan
budaya, bahasa, lingkungan dan peraturan hukum.Kesalahan anggapan Walmart bahwa dengan
menaklukkan pasar Jerman akan dapat menaklukan hampir ke seluruh bagian besar pasar
Eropa. Walmart tidak bisa mengaplikasikan strategi EDLP (Every Day Low Price) di Eropa yang sangat
sensitif terhadap harga.

Moral pegawai dipengaruhi oleh pergantian aturan internal Walmart. Eksekutif mengalami perubahan
budaya saat dalam perjalanan bisnis, mereka diminta untuk berbagi kamar dengan alasan pengurangan
biaya, dimana hal ini tidak pernah dialami mereka di perusahaan terdahulu. Walmart kesulitan membina
hubungan dengan suppliernya di Jerman. Di Amerika perusahaan dengan pihak supplier menyukai
distribusi secara sentralisasi, namun supplier di Jerman tidak menyukai distribusi secara sentralisasi.

Walmart juga mengalami masalah penyimpanan (inventory), hanya memiliki satu tempat untuk
penyimpanan segala macam barang /stok, kondisi ini menyulitkan pengaturan. Walmart kekurangan
pegawai di bagian inventorykarena biaya gaji pegawai yang tinggi di jerman, sehingga perputaran stok
barang sangat lambat. Walmart tidak memahami budaya kerja orang Jerman, dengan tidak menunjuk
perwakilan serikat pekerja. Walmart juga membayar gaji pegawai dengan rendah, dan Walmart tidak
memenuhi Kondisi lingkungan kerja yang baik, hingga terjadi pemecatan besar, dikarenakan walmart
harus mengurangi beban biaya pegawai.

Walmart memiliki kendala pada budaya di Jerman. Wal-Mart mempunyai stategi “ten-foot rules”
namun tidak dapat diterapkan di Jerman, karena orang Jerman tidak suka orang asing ikut campur saat
mereka berbelanja. Walmart tidak bisa menugaskan seseorang dipintu masuk toko untuk menyapa
selamat datang pada pelanggan, karena orang Jerman tidak memperdulikan hal tersebut.

Walmart tidak bisa memberikan “loyalty card” karena terbentur aturan pemerintah yang melarang
diskon tanpa penyesuaian. Walmart juga memiliki kendala pada bahasa di Jerman. Petinggi manajemen
Amerika tidak belajar bahasa Jerman, English adalah bahasa resmi di Walmart, kondisi ini
mengakibatkan pekerja merasa asing, mereka tidak dapat berbaur dan tertekan dengan kondisi seperti
ini, bahkan pegawai Jerman kesulitan dengan pelafalan (Pronounce) Walmart dengan benar.
Strategi dalam menyelesaikan masalah yang ada

Walmart menjual barang bermerk dengan harga yang lebih murah, juga menawarkan garansi Kepuasan
Pelanggan, dan waktu yang lebih panjang untuk berbelanja. Walmart memiliki strategi EDLP (Every Day
Low Price)

3.1 Memahami Pelanggan

Walmart berusaha untuk menyediakan barang untuk para pelanggannya dengan harga yang murah
sesuai dengan taglinenya yaitu Save Money Live Better yang berarti dengan menghemat pengeluaran,
keluarga dapat hidup lebih baik. Studi yang dilakukan oleh Goldman Sachs yang dikutip dalam majalah
Fortune, Walmart menjadi price leader di berbagai kategori produk. Walmart memang dikenal dengan
harga yang murah dan diskonnya.

3.2 Merchandising Focus

Walmart lebih fokus untuk menjual produk dengan harga murah dan melakukan seleksi produk.
Walmart juga berfokus pada barang-barang bermerk namun dengan harga yang murah yang pasti
diminati oleh konsumen/pelanggannya. Segmentasi Pasar. Walmart membagi segemen pasarnya
menjadi 5, yaitu:

1. Walmart discount stores yang dibuka pertama kali pada tahun 1962. Sampai dengan sekarang, sudah
terdapat lebih dari 803 toko yang menawarkan kepuasan serta kenyamanan pelanggannya di seluruh
Amerika

2. Walmart supercenter yang dikembangkan pada tahun 1988 untuk meningkatkan kenyamanan dan
onestop family shopping yang sangat menggambarkan tagline Walmart Every Day Low Price

3. Walmart neighborhood market merupakan pasar cepat dan nyaman

4. Marketside merupakan segmen Walmart yang menyediakan makanan segar dalam beberapa menit.
Marketside ini ditujukan bagi para pelangannya yang sibuk.

5. Walmart.com adalah kenyamanan belanja bagi pelanggan melalui internet dengan harga yang rendah
dan dapat dikirim ke tempat pelanggan.

3.3 Keramahan Pelayanan.


Walmart memberikan keterampilan para karyawannya untuk melayani pelanggan. Sam Walton selalu
mengingatkan bahwa penghasilan mereka berasal dari konsumen. Para karyawannya juga selalu
menyambut pelanggan dengan senyuman di pintu masuk.

3.4 Strategi Supply Chain

Walmart selalu menekan biaya pembelian dan menawarkan harga terbaik untuk para pelanggannya.
Maka dari itu, barang/persediaan diperoleh langsung dari produsen tanpa perantara. Walmart benar-
benar menyeleksi harga-harga dari pemasoknya dan melakukan transaksi jika sepenuhnya yakin bahwa
produk dari pemasok tidak tersedia di tempat la
Strategi Integrasi untuk Wal-Mart

4.1 Strategi Kepemimpinan Biaya dan Diferensiasi

Walmart sangat yakin bahwa komputer sangat penting untuk mengelola pertumbuhan dan menekan
struktur biaya. Walmart membangun jaringan satelit canggih yang menghubungkanpoint of sales di
semua tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk memberi para manajer dan bagian penjualan terkait
informasi status penjualan serta persediaan yang paling baru agar dapat meningkatkan pemebelian
produk. Selanjutnya, Walmart mulai menggunakan efisiensi operasional atas sistem informasi semacam
itu untuk menawarkan produk dan layanan berbiaya lebih rendah dan berkualitas lebih baik, serta
melakukan diferensiasi atas dirinya dari para pesaingnya.

4.2 Strategi Inovasi

Walmart melakukan strategi inovasi dengan membuat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI
secara dramatis sehingga akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisensi, layanan pelanggan
dan memangkas waktu ke pasar. Walmart memiliki pusat-pusat distribusi yang berlokasi strategis di
daerah-daerah niaga di seluruh AS, paling jauh jaraknya sekitar 350 mil (atau satu hari berkendaraan)
dari toko-toko yang mereka layani. Tiap barang yang ada di pusat distribusi mereka dipasangi kode
komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang, saat barang tersbut
disimpan dan dikirmkan. Semua barang ini bergerak keluar masuk gudang di atas conveyor belt
sepanjang 8,5 mil yang dituntun oleh sinar laser yang dapat membaca kode di tiap kotak dan
mengirimnya ke truk yang benar.

Mereka menyimpan lebih dari 80.000 barang di toko-toko dan gudang mereka secara langsung
melengkapinya dengan 85% dari inventory, dibandingkan dengan hanya 50%-65% dari pesaing mereka.
Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan sejak pemesanan lewat komputer dikirim oleh pengelola toko
sampai dengan penerimaan barang, hanya sekitar 2 hari di bandingkan dengan 5-6 hari oleh para
pesaing mereka. Penghematan waktu dan fleksibilitas sistem ini menimbulkan penghematan biaya yang
membuat investasi sistem ini menjadi investasi yang menguntungkan. Biaya Walmart dalam
mengirimkan barang ke toko mereka lebih rendah dari 3% sedangkan para pesaingnya antara 4.5%-5%.
Jadi, jika mereka menjual suatu barang dengan harga eceran yang sama, maka Walmart akan mendapat
keuntungan 2.5% lebih banyak daripada para pesaingnya.

Walmart menggunakan AI untuk mengubah data mentah menjadi data berguna. Walmart
mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko. Hasilnya memungkinkan Walmart untuk
memprediksi penjualan setiap produk di setiap toko dengan keakuratan yang sangat tinggi, yang
kemudian menghasilkan penghematan besar dalam persediaan dan hasil maksimum dari pengeluaran
promosi.
Pada tahun 2005 Walmart mengembangkan sistem RFID (radio frequency identify) untuk
menggantikan bar code. Tag RIFD berisi chip yang disertai informasi. Bar code hanya memberikan
informasi produk untuk retailer saja seperti Walmart, sedangkan RFID memberikan informasi tentang
persediaan suatu produk baik kepada retailer maupun kepada supplier, selain itu RFID juga
menginformasikan keberadaan suatu produk dalam rangkaian supply chain. Dengan informasi tersebut,
supplier tahu kapan mereka harus mengisi ulang kembali produk mereka di toko. Penggunaan RFID
dapat meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi kosongnya persediaan suatu produk tertentu,
mencegah pencurian dan pemalsuan barang.

4.3 Strategi Pertumbuhan

Strategi pertumbuhan yang digunakan Walmart adalah menggunakan TI untuk mengelola perluasan
bisnis secara regional dan global. Walmart bisa mendapatkan suatu informasi setiap waktu dengan
cepat, baik secara keseluruhan maupun secara terperinci, berkat sistem informasi mereka yang baik.
Sistem satelit global yang mereka gunakan juga memungkinkan para eksekutif untuk melakukan
kunjungan ke toko-toko atau pusat-pusat distribusi, jika ada hal penting yang ingin mereka sampaikan.

4.4 Strategi Persekutuan

Perusahaan-perusahaan seperti Walmart mulai memperluas jaringan mereka ke para pelanggan dan
pemasok mereka, agar dapat membangun sistem pengisian persedian secara berlanjut yang akan
mengamankan bisnis mereka. Kondisi ini menciptakan sistem informasi antarperusahaan dengan
internet yang menghubungkan proses bisnis sebuah perusahaan dengan pelanggan dan pemasoknya,
yang menghasilkan sistem bisnis yang akan membentuk persekutuan baru bisnis. Hubungan e-bussiness
yang bahkan lebih kuat dibentuk melalui sistem pengisian persediaan tanpa stok seperti yang dilakukan
antara Walmart dan P&G. Di sistem itu, P&G secara otomatis akan mengisi stok Walmart atas berbagai
produk dari P&G.

4.5 Strategi Barriers to entry

Walmart melakukan investasi besar-besaran dalam sistem komputer yang lebih baik agar mereka bisa
melacak penjualan, barang, dan inventaris, terutama untuk transaksi setiap toko. Mereka juga
melakukan investasi dalam sistem satelit yang merupakan salah satu competitive advantage mereka
yang paling besar. Dengan sistem satelit ini, mereka semakin cepat mendapatkan informasi sehingga
dapat ditindaklanjuti dengan cepat. Mereka telah menghabiskan hampir $700 juta dalam membangun
sistem komputer dan satelit ini. Namun hasilnya sepadan dengan jumlah yang mereka keluarkan.
Teknologi informasilah yang membantu para manajer toko memahami arah kerja
mereka. Database mereka merupakan yang terbesar di dunia yang dimiliki oleh pihak sipil. Hal ini
merupakan penghalang bagi mereka yang mencoba untuk masuk dalam industri ini, karena biaya yang
harus mereka keluarkan untuk bisa bersaing dengan Walmart bukanlah jumlah yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai