B Indo PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN


PENDEKATAN SAINTIFIK (PROBLEM BASED LEARNING)
SESUAI KURIKULUM 2013 DI KELAS VII
SMP NEGERI 2 AMLAPURA

Ni Luh Gede Riwan Putri Bintari,. I Nyoman Sudiana., Ida Bagus Putrayasa.

Program Studi Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail {putri.bintari@pasca.undiksha.ac.id , nyoman.sudiana@pasca.undiksha.ac.id ,


bagus.putrayasa@pasca.undiksha.ac.id}

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura, (2)
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013
di kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura, (3) evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan
pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura, dan (4) kendala-
kendala yang dialami yang guru dalam menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan
pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura.
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara. Data dianalisis melalui reduksi data,
klasifikasi dan penyajian data, dan penarikan simpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa
Indonesia di kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam tahap perencanaan pembelajaran kelima
kegiatan pokok pendekatan saintifik direncanakan pada komponen langkah-langkah pembelajaran, (2)
dalam tahap pelaksanaan pembelajaran kelima kegiatan pokok pendekatan saintifik tampak dalam
kegiatan pembelajaran dan terlaksana dalam dua kali pertemuan, (3) dalam tahap evaluasi pembelajaran
penilaian meliputi penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan, dan (4) kendala-kendala yang dialami
guru adalah ketidaksesuaian antara waktu dengan cakupan materi pembelajaran, serta contoh yang
disajikan dalam buku pegangan siswa tidak kontekstual.
Berdasarkan temuan tersebut disarankan kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk
menggunakan penelitian ini sebagai penyedia teori berkaitan dengan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran bahasa. Para guru disarankan untuk lebih cermat dalam menyusun RPP. Pihak sekolah
dan dinas pendidikan hendaknya terus memberikan pelatihan terkait implementasi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Peneliti lain disarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan terkait implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Kata kunci: pembelajaran bahasa Indonesia, pendekatan saintifik, Kurikulum 2013.

Abstrack
This research aims to describe (1) lesson plan of Indonesian learning based on scientific approach
according to Curriculum 2013 in VII grade class of SMP N 2 Amlapura, (2) the application of Indonesian
learning based on scientific approach according to Curriculum 2013 in VII grade class of SMP N 2
Amlapura, (3) the evaluation of Indonesian learning based on scientific approach according to Curriculum
2013 in VII grade class of SMP N 2 Amlapura, (4) the obstacles that happened when the teacher apply
Indonesian learning based on scientific approach according to Curriculum 2013 in VII grade class of SMP
N 2 Amlapura.
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

This research is using descriptive qualitative method. The data in this research is compiled using
documentation method, observation method, and interview method. The data is analyzed which are the
data reduction, data classification, and the drawing of the conclusion. The subject in this research is the
Indonesian teacher in VII grade class of SMP N 2 Amlapura.
The result of the study shows that (1) in lesson planning stage, five main activities in scientific
approach are planned on the lesson plan steps component, (2) in the implementation of learning activity,
five main activities in scientific approach appear in the learning activity and it implemented in two
meetings, (3) in the assessment stage, it covers assessment of knowledge and skill aspects, and (4) the
problems experienced by the teacher are time with the learning material scope is not compatible and also
the example showed in student book is not contextual.
According to that result, educational institution are suggested to use this research as the theory
providers according to scientific approach in language learning. The teachers are suggested for more
careful in setting the lesson plan. The school and also educational agency must give the teacher training
about the implementation of the scientific approach in the learning process continually. The other
researchers are suggested to continue in conducting the study about the implementation of scientific
approach in learning.

Keywords: Indonesian learning, scientific approach, curriculum 2013

Pendahuluan dalam bentuk kegiatan bimbingan,


Pendidikan merupakan bagian yang pengajaran, dan/atau latihan. Bimbingan
integral dalam pembangunan. Proses pada hakikatnya adalah pemberian
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari bantuan, arahan, motivasi, nasihat, dan
proses pembangunan itu sendiri. penyuluhan agar siswa mampu mengatasi,
Pembangunan diarahkan dan bertujuan memecahkan masalah, menanggulangi
untuk mengembangkan sumber daya kesulitan sendiri. Pengajaran adalah bentuk
manusia yang berkualitas. Manusia yang kegiatan yaitu suatu situasi yang
berkualitas telah terkandung secara jelas mengakibatkan terjalinnya hubungan
dalam tujuan pendidikan nasional. interaksi dalam proses belajar mengajar
Suatu rumusan nasional tentang antara tenaga kependidikan dan peserta
pendidikan dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, didik untuk mengembangkan perilaku
Bab I, Pasal I dikemukakan sebagai berikut: sesuai dengan tujuan pendidikan.
“Pendidikan adalah usaha sadar untuk Pendidikan adalah suatu proses
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan dalam rangka memengaruhi peserta didik
bimbingan, pembelajaran, dan/atau latihan agar mampu menyesuaikan diri sebaik
bagi peranannya di masa yang akan mungkin dengan lingkungan (Djamarah,
datang”. Pada rumusan ini ada empat hal 1994:3). Dengan demikan, pendidikan
yang harus digarisbawahi. Dengan “usaha dapat menimbulkan perubahan dalam diri
sadar” dimaksudkan bahwa pendidikan peserta didik yang memungkinkan untuk
diselenggarakan berdasarkan rencana yang berfungsi secara adekwat dalam kehidupan
matang, mantap, jelas, lengkap, masyarakat. Pengajaran bertugas
menyeluruh, berdasarkan pemikiran yang mengarahkan proses pendidikan agar
rasional-objektif. sasaran dari perubahan itu dapat tercapai
Fungsi pendidikan adalah sebagaimana yang diinginkan.
menyiapkan peserta didik. Sesuai rumusan Pendidikan nasional, sebagai salah
tersebut, “menyiapkan” diartikan bahwa satu sektor pembangunan nasional dalam
peserta didik pada hakikatnya belum siap, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
tetapi perlu disiapkan dan sedang mempunyai visi terwujudnya sistem
menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini pendidikan sebagai pranata sosial yang
menunjukkan pada proses yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
berlangsung sebelum peserta didik itu siap semua warga negara Indonesia
untuk terjun ke kancah kehidupan nyata. berkembang menjadi manusia yang
Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan berkualitas sehingga mampu dan proaktif
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

menjawab tantangan zaman yang selalu satuan pendidikan secara nasional menjadi
berubah. Makna manusia yang berkualitas hal yang sulit untuk dilaksanakan. Oleh
yaitu manusia terdidik yang beriman dan karena itu, Kurikulum 2013 akan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dilaksanakan secara terbatas dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, berjenjang pada sekolah-sekolah yang
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara telah memenuhi persyaratan.
yang demokratis dan bertanggung jawab Kurikulum 2013 merupakan
(UU No. 20 Tahun 2003). Oleh karena itu, pengembangan dari kurikulum tingkat
pendidikan nasional harus berfungsi secara satuan pendidikan yang diberlakukan mulai
optimal sebagai wahana utama dalam tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013
pembangunan bangsa dan karakter. telah memenuhi dua dimensi kurikulum
Dari sekian banyak unsur sumber yaitu rencana dan pengaturan mengenai
daya pendidikan, kurikulum merupakan tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara
salah satu unsur yang bisa memberikan yang digunakan untuk kegiatan
kontribusi signifikan untuk mewujudkan pembelajaran. Kurikulum 2013 bertujuan
perkembangan kualitas potensi peserta untuk mempersiapkan manusia Indonesia
didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa agar memiliki kemampuan hidup sebagai
kurikulum yang dikembangkan dengan pribadi dan warga negara yang beriman,
berbasis pada kompetensi, sangat produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
diperlukan sebagai instrumen untuk mampu berkontribusi pada kehidupan
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
manusia berkualitas yang mampu dan peradaban dunia.
proaktif menjawab tantangan zaman yang Kurikulum 2013 menganut
selalu berubah; dan (2) manusia terdidik pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, peserta didik. Peserta didik adalah subjek
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) yang memiliki kemampuan untuk secara
warga negara yang demokratis dan aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi,
bertanggung jawab. Pengembangan dan dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu
pelaksanaan kurikulum berbasis pembelajaran harus berkenaan dengan
kompetensi merupakan salah satu strategi kesempatan yang diberikan kepada peserta
pembangunan pendidikan nasional didik untuk mengkonstruksi pengetahuan
sebagaimana yang diamanatkan dalam dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 memahami dan dapat menerapkan
tentang Sistem Pendidikan Nasional. pengetahuan, peserta didik perlu didorong
Kurikulum dan pembelajaran untuk bekerja memecahkan masalah,
merupakan dua hal yang berkaitan erat. menemukan segala sesuatu untuk dirinya,
Kurikulum pada dasarnya merupakan dan berupaya keras mewujudkan ide-
perencanaan menyeluruh yang mencakup idenya.
kegiatan dan pengalaman yang perlu Kurikulum 2013 mengembangkan
disediakan dan memberikan kesempatan dua modus proses pembelajaran yaitu
secara luas bagi siswa untuk belajar proses pembelajaran langsung dan proses
(Hamalik, 2001:1). Dengan adanya pembelajaran tidak langsung. Proses
kurikulum, maka akan tersedia kesempatan pembelajaran langsung adalah proses
dan kemungkingkan terselenggaranya pendidikan di mana peserta didik
proses belajar mengajar. mengembangkan pengetahuan,
Kurikulum 2013 merupakan kemampuan berpikir dan keterampilan
intervensi peningkatan mutu yang strategis, psikomotorik melalui interaksi langsung
namun sasarannya besar baik dari segi dengan sumber belajar yang dirancang
siswa yang akan menjadi subjek dari dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-
Kurikulum 2013, maupun guru yang kegiatan pembelajaran. Dalam
menjadi aktor utama dalam pembelajaran langsung tersebut peserta
implementasinya, sehingga pelaksanaan didik melakukan kegiatan belajar
secara serentak dengan sasaran semua mengamati, menanya, mengumpulkan
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

informasi, mengasosiasi atau menganalisis, yang dimiliki oleh guru dan siswa. Siswa
dan mengkomunikasikan apa yang sudah dituntut untuk mampu memecahkan
ditemukannya dalam kegiatan analisis. masalah dengan kemampuan berpikir
Proses pembelajaran langsung tingkat tinggi, sedangkan guru dituntut
menghasilkan pengetahuan dan memiliki kemampuan untuk menerapkan
keterampilan langsung atau yang disebut dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut.
dengan instructional effect. Pembelajaran Kemampuan guru tersebut terutama
tidak langsung adalah proses pendidikan berkaitan dengan pengetahuan dan
yang terjadi selama proses pembelajaran kemampuan, serta tugas yang dibebankan
langsung tetapi tidak dirancang dalam dalam bentuk standar kompetensi guru.
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak Standar kompetensi guru adalah suatu
langsung berkenaan dengan ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan
pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dengan pengetahuan tentang nilai dan dan berperilaku layaknya seorang guru
sikap yang dilakukan dalam proses untuk menduduki jabatan fungsional sesuai
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang
tertentu, pengembangan sikap sebagai pendidikan (Abdul Majid, 2008:6).
proses pengembangan moral dan perilaku Salah satu ruang lingkup standar
dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan kompetensi guru adalah kompetensi
dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, pengelolaan pembelajaran. Kompetensi
sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan pembelajaran meliputi
dalam proses pembelajaran Kurikulum penyusunan perencanaan pembelajaran,
2013, semua kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
belajar di sekolah dan di luar dalam pembelajaran. Kompetensi pengelolaan
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler pembelajaran ini berkaitan erat dengan
terjadi proses pembelajaran untuk pendekatan yang ditetapkan dalam
mengembangkan moral dan perilaku yang Kurikulum yang berlaku.
terkait dengan sikap. Penerapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menekankan dilaksanakan secara bertahap di berbagai
dimensi pedagodik modern dalam jenjang pendidikan, sehingga terdapat
pembelajaran yaitu menggunakan beberapa sekolah yang menjadi pilot
pendekatan saintifik. Pembelajaran project penerapan Kurikulum 2013.
berpendekatan saintifik adalah Berdasarkan hasil wawancara awal dengan
pembelajaran yang dirancang secara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
prosedural sesuai dengan langkah-langkah Karangasem, salah satu sekolah yang
umum kegiatan ilmiah. Pada pembelajaran, menjadi pilot project pelaksanaan
pendekatan saintifik diimplementasikan Kurikulum 2013 adalah SMP Negeri 2
dalam kegiatan yaitu mengamati, menanya, Amlapura. Penerapan Kurikulum 2013 di
menalar, mengasosiasi, dan SMP Negeri 2 Amlapura terbatas pada
mengomunikasikan. Sejalan dengan hal kelas VII. Dari hasil observasi awal di SMP
tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia Negeri 2 Amlapura diperoleh informasi
berbasis Kurikulum 2013 dapat dirancang bahwa guru-guru yang mengajar di kelas
dengan menggunakan pendekatan saintifik. VII telah mendapat pelatihan mengenai
Pembelajaran bahasa Indonesia implementasi Kurikulum 2013 termasuk
berdasarkan pendekatan saintifik adalah implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang pembelajaran baik dalam hal perencanaan
dirancang secara prosedural sesuai dengan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
langkah-langkah umum kegiatan ilmiah. dan evaluasi pembelajaran. Berbekal
Pembelajaran bahasa Indonesia pelatihan tersebut, diharapkan guru mampu
berdasarkan pendekatan saintifik bertujuan menerapkan Kurikulum 2013 dengan tepat
meningkatkan kemampuan intelek, sesuai dengan kebijakan pemerintah.
khususnya kemampuan berpikir tingkat Beranjak dari latar belakang pendidikan
tinggi siswa. Oleh karena itu, dalam proses peneliti adalah pendidikan bahasa, maka
belajar mengajar diperlukan kompetensi peneliti memfokuskan penelitian pada
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

pembelajaran bahasa Indonesia fenomena. Mereka dilatih untuk mampu


berdasarkan pendekatan saintifik di kelas berfikir logis, runut dan sistematis, dengan
VII SMP Negeri 2 Amlapura. menggunakan kapasistas berfikir tingkat
Kurikulum 2013 merupakan tinggi (Akhmad Sudrajat, 2013).
pengembangan dari kurikulum tingkat Penggunaan pendekatan saintifik
satuan pendidikan yang diberlakukan mulai dalam pembelajaran harus dipandu
tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah.
telah memenuhi dua dimensi kurikulum Pendekatan ini bercirikan penonjolan
yaitu rencana dan pengaturan mengenai dimensi pengamatan, penalaran,
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
yang digunakan untuk kegiatan tentang suatu kebenaran. Dengan
pembelajaran. Kurikulum 2013 bertujuan demikian, proses pembelajaran harus
untuk mempersiapkan manusia Indonesia dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai,
agar memiliki kemampuan hidup sebagai prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
pribadi dan warga negara yang beriman, Terkait dengan kebijakan baru
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta Pemerintah yaitu penerapan kurikulum
mampu berkontribusi pada kehidupan 2013 dengan menekankan pendekatan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan saintifik yang diimplementasikan dalam
peradaban dunia. pembelajaran, maka peneliti memfokuskan
Kurikulum 2013 menganut: (1) penelitian pada pembelajaran bahasa
pembelajaran yang dilakukan guru (taught Indonesia berdasarkan pendekatan saintifik
curriculum) dalam bentuk proses yang di kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura.
dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan Metode
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar Penelitian ini menggunakan metode
langsung peserta didik (learned-curriculum) dokumentasi, observasi, dan wawancara.
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, Analisis data melalui tiga tahap, yaitu (1)
dan kemampuan awal peserta didik. reduksi data; (2) klasifikasi dan penyajian
Pengalaman belajar langsung individual data; (3) penarikan simpulan.
peserta didik menjadi hasil belajar bagi Metode dokumentasi digunakan untuk
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh mengumpulkan data tentang perencanaan
peserta didik menjadi hasil kurikulum. pembelajaran bahasa Indonesia
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 berdasarkan pendekatan saintifik sesuai
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2
dan Menengah telah mengisyaratkan Amlapura.
tentang perlunya proses pembelajaran yang Pengumpulan data dengan metode
dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan dokumentasi dilakukan dengan
saintifik/ilmiah. Upaya penerapan mengumpulkan perangkat pembelajaran
Pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses berupa silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran ini sering disebut-sebut pembelajaran (RPP) yang dibuat guru
sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan sebelum melaksanakan pembelajaran di
tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. kelas. Hal yang menjadi fokus peneliti
Para ahli yang meyakini bahwa melalui adalah kesesuaian antara model RPP
pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat sesuai Permendikbud Nomor 81a Tahun
menjadikan siswa lebih aktif dalam 2013 dengan RPP yang disusun oleh guru.
mengkonstruksi pengetahuan dan Data yang akan dideskripsikan melalui
keterampilannya, juga dapat mendorong metode dokumentasi ini adalah bagaimana
siswa untuk melakukan penyelidikan guna perencanaan pembelajaran bahasa
menemukan fakta-fakta dari suatu Indonesia berdasarkan pendekatan
fenomena atau kejadian. Artinya, dalam saintifik sesuai Kurikulum 2013.
proses pembelajaran, siswa dibelajarkan Instrumen penelitian yang
dan dibiasakan untuk menemukan digunakan dalam metode dokumentasi ini
kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk adalah berupa pedoman dokumentasi yang
beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu digunakan untuk mencatat hasil analisis
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

RPP yang dibuat guru bahasa Indonesia Hasil dan Pembahasan


dalam perencanaan pembelajaran bahasa Dari analisis data mengenai
Indonesia berdasarkan pendekatan saintifik pembelajaran bahasa Indonesia
sesuai Kurikulum 2013. berdasarkan pendekatan saintifik sesuai
Penelitian ini menggunakan observasi Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2
langsung, yakni peneliti mengadakan Amlapura menunjukkan bahwa penerapan
pengamatan secara langsung dalam situasi pendekatan saintifik terlihat dalam langkah-
yang sebenarnya. Metode observasi yang langkah pembelajaran. Pada tahap
akan digunakan adalah metode observasi perencanaan pembelajaran, guru bahasa
partisipasi pasif karena peneliti bukan Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura
merupakan bagian dari subjek yang diteliti, menggunakan silabus yang telah
namun ikut dalam kegiatan penelitian. Hal dikembangkan oleh Kementerian
ini peneliti lakukan agar tidak terjadi bias Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
terhadap data yang ingin dikumpulkan. sebagai pedoman penyusunan rencana
Metode observasi ini digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran (RPP).
mengetahui data mengenai pelaksanaan Kemudian, guru bersama MGMP bahasa
pembelajaran bahasa Indonesia Indonesia Kabupaten Karangasem
berdasarkan pendekatan saintifik yang menyusun RPP sesuai dengan
diadakan guru di kelas VII SMP Negeri 2 Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013.
Amlapura dan data mengenai evaluasi Pada tahap pelaksanaan pembelajaran,
pembelajaran bahasa Indonesia guru menerapkan pendekatan saintifik
berdasarkan pendekatan saintifik yang dalam langkah-langkah pembelajaran,
dilakukan guru di kelas VII SMP Negeri 2 khususnya dalam kegiatan inti
Amlapura. pembelajaran. Kegiatan pokok dalam
Instrumen observasi yang digunakan pendekatan saintifik yaitu mengamati,
adalah model catatan lapangan dan model menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
check list. Catatan lapangan yang mengomunikasikan tidak dapat terlaksana
digunakan adalah model uraian yang berisi seluruhnya dalam satu kali pertemuan
catatan-catatan selama peneliti karena terkendala waktu dan kemampuan
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran siswa dalam menyerap materi
di kelas sedangkan alat observasi yang pembelajaran yang tidak merata. Evaluasi
terdiri atas item yang berisi faktor-faktor pembelajaran bahasa Indonesia
yang akan diteliti. Hal tersebut mencakup berdasarkan pendekatan saintifik sesuai
kesesuain antara perencanaan Kurikulum 2013 dilakukan guru dalam satu
pembelajaran yang dibuat dan kali pertemuan. Evaluasi pembelajaran
pelaksanaannya di kelas. dilaksanakan dalam bentuk penilaian hasil
Metode wawancara ini peneliti belajar yang mengukur aspek pengetahuan
gunakan untuk mengumpulkan data dan aspek keterampilan (KI 3 dan KI 4).
mengenai kendala-kendala guru dalam Kendala-kendala yang dialami guru dalam
menerapkan pembelajaran bahasa menerapkan oembelajaran bahasa
Indonesia berdasarkan pendekatan santifik Indonesia berdasarkan pendekatan saintifik
sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII SMP dalam Kurikulum 2013 adalah
Negeri 2 Amlapura. Data yang diperoleh ketidaksesuaian antara waktu yang tersedia
melalui metode wawancara ini juga untuk dengan cakupan materi pembelajaran,
melengkapi data yang didapat lewat kemampuan siswa dalam menyerap materi,
metode observasi, sehingga data yang dan contoh yang disajikan dalam buku
diperoleh lebih lengkap dan mendalam. pegangan siswa yang tidak relevan dengan
Dengan demikian, metode wawancara ini lingkungan sekitar siswa.
merupakan triangulasi pengumpulan data Berdasarkan hasil penelitian,
atas data observasi. Metode wawancara ditemukan bahwa terdapat beberapa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen RPP yang tidak sesuai dengan
wawancara tidak terstruktur. model RPP berdasarkan Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013. Guru bersama
MGMP mengembangkan beberapa
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

komponen RPP. Guru menambahkan Tujuan pembelajaran yang


komponen tema dan subtema sebagai dirumuskan guru dalam RPP mengarah
pengembangan dari komponen materi pada aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
pokok. Guru menambahkan komponen aspek keterampilan. Tujuan pembelajaran
tema dan subtema dengan maksud untuk yang dirumuskan oleh guru telah sesuai
menghindari kekeliruan saat mengajar dengan KD yang dikembangkan yaitu
karena RPP yang dibuat guru untuk setiap meliputi aspek sikap, aspek pengetahuan,
materi pokok bisa lebih dari satu. Selain itu, dan aspek keterampilan. Oleh karena itu,
penambahan komponen tema dan subtema tujuan pembelajaran dirumuskan mengarah
dimaksudkan untuk memperjelas identitas kepada ketiga aspek tersebut. Hal ini tidak
mata pelajaran. Penambahan komponen sesuai dengan contoh RPP karena dalam
tema dan subtema ini sesuai dengan contoh RPP berbasis Kurikulum 2013,
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 rumusan tujuan pembelajaran hanya
tentang Standar Proses yang menegaskan mengarah kepada dua aspek yaitu aspek
bahwa komponen identitas mata pelajaran pengetahuan dan aspek keterampilan
tidak hanya berupa nama mata pelajaran, karena aspek sikap (KI 1 dan KI 2)
tetapi dapat dilengkapi dengan materi merupakan pembelajaran tidak langsung
pokok, tema, dan subtema. sehingga indikator dan tujuan
Perbedaan selanjutnya adalah tidak pembelajarannya terintegrasi pada KI 3 dan
ada komponen kompetensi inti (KI) yang KI 4. Pembelajaran tidak langsung adalah
dicantumkan dalam RPP. Guru tidak proses pendidikan yang terjadi selama
mencantumkan rumusan keempat KI proses pembelajaran langsung tetapi tidak
karena KI telah tercermin dalam rumusan dirancang dalam kegiatan khusus.
kompetensi dasar (KD). Seharusnya, KI Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dicantumkan sebagai komponen awal dengan pengembangan nilai dan sikap
dalam penyusunan RPP karena KI (Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013
berfungsi sebagai unsur pengorganisasi tentang Implementasi Kurikulum).
(organising element) Kompetensi Dasar Guru tidak mencantumkan metode
(Kemdikbud, 2013). Sebagai unsur pembelajaran yang akan digunakan dalam
pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan proses pembelajaran. Guru hanya
pengikat untuk organisasi vertikal dan mencantumkan pendekatan yang
organisasi horizontal Kompetensi Dasar. digunakan yaitu pendekatan saintifik. Hal ini
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar dilakukan oleh guru karena guru beralasan
adalah keterkaitan antara konten bahwa metode pembelajaran bersifat
Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang situasional yaitu berkembang sesuai
pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya dengan situasi. Seharusnya, dalam setiap
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu pembelajaran tercantum metode
terjadi suatu akumulasi yang pembelajaran yang digunakan oleh guru
berkesinambungan antara konten yang untuk mewujudkan suasana belajar dan
dipelajari siswa. Organisasi horizontal proses pembelajaran agar peserta didik
adalah keterkaitan antara konten mencapai KD yang disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran karakteristik peserta didik dan KD yang
dengan konten Kompetensi Dasar dari akan dicapai.
mata pelajaran yang berbeda dalam satu Hal lain yang menonjol dalam RPP
pertemuan mingguan dan kelas yang sama yang disusun oleh guru adalah tidak
sehingga terjadi proses saling adanya alokasi waktu untuk setiap kegiatan
memperkuat.. Dengan tidak adanya KI yang pembelajaran baik kegiatan pendahuluan,
tercantum dalam RPP, rumusan KD kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru
menjadi tidak terarah, karena KI berfungsi beralasan bahwa dalam pelaksanaan
sebagai pedoman dalam pengintegrasian pembelajaran nanti, alokasi waktu akan
berbagai KD (Permendikbud Nomor 68 disesuaikan dengan kondisi saat
Tahun 2013 tentang Kurikulum SMP dan pembelajaran berlangsung. Seharusnya
MTs). guru tetap memperhatikan alokasi waktu
untuk setiap kegiatan pembelajaran, agar
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

tidak terjadi masalah keterbatasan alokasi menantang, memotivasi peserta didik untuk
waktu sehingga pembelajaran tidak secara aktif menjadi pencari informasi,
berlangsung secara efektif. Hal ini sesuai serta memberikan ruang yang cukup bagi
dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
2013 tentang Standar Proses yang sesuai dengan bakat, minat dan
mengisyaratkan tentang pentingnya perkembangan fisik serta psikologis peserta
memperhatikan alokasi waktu untuk setiap didik melalui lima kegiatan pokok yaitu
kegiatan pembelajaran. Alokasi waktu mengamati, menanya, mencoba,
disesuaikan dengan keperluan untuk mengasosiasi, dan mengomunikasikan
pencapaian KD dan beban belajar dengan (Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran tentang Implementasi Kurikulum). Kegiatan
yang tersedia dalam silabus dan KD yang penutup yang dilaksanakan tidak sesuai
harus dicapai. dengan RPP. Guru hanya memberikan
Temuan lain dalam RPP yang tugas sebagai tindak lanjut dalam kegiatan
disusun oleh guru adalah perbedaan pembelajaran.
penyusunan penilaian. Penilaian disusun Tahap evaluasi pembelajaran
oleh guru berdasarkan penilaian proses dan bahasa Indonesia dilakukan guru dalam
penilaian hasil. Guru beralasan bahwa satu kali pertemuan untuk memantau
penilaian proses merupakan penilaian perkembangan belajar siswa dengan
mengenai sikap siswa selama mengikuti harapan agar pelaksanaan evaluasi dapat
proses pembelajaran sehingga guru berjalan dengan optimal. Siswa memiliki
menggolongkan KI 1 dan KI 2 ke dalam waktu yang cukup dalam mengerjakan soal
penilaian proses, sedangkan penilaian hasil evaluasi. Guru bahasa Indonesia di kelas
merupakan penilaian kemampuan dan VII SMP Negeri 2 Amlapura hanya
keterampilan siswa menyerap materi melaksanakan penilaian hasil belajar yang
pelajaran sehingga guru menggolongkan KI mengukur aspek pengetahuan dan
3 dan KI 4 ke dalam penilaian hasil belajar. keterampilan siswa. Penilaian proses tidak
Hal ini tidak sesuai dengan Permendikbud dilakukan karena guru beranggapan bahwa
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar pembelajaran masih berlangsung selama
Penilaian yang mengisyaratkan bahwa satu semester ke depan. Hal ini tidak
enilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan Permendikbud Nomor 66
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
dan keterampilan dilakukan secara yang menyatakan bahwa penilaian hasil
berimbang dan berdiri sendiri sehingga belajar peserta didik mencakup kompetensi
dapat digunakan untuk menentukan posisi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
relatif setiap peserta didik terhadap standar dilakukan secara berimbang sehingga
yang telah ditetapkan. dapat digunakan untuk menentukan posisi
Terkait dengan tahap pelaksanaan relatif setiap peserta didik terhadap standar
pembelajaran, guru tidak sepenuhnya yang telah ditetapkan.
melaksanakan langkah-langkah Penilaian dalam Kurikulum 2013
pembelajaran berdasarkan RPP yang telah untuk setiap mata pelajaran meliputi
disusun. Langkah-langkah pendekatan penilaian kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2),
saintifik tidak terlaksana secara kompetensi pengetahuan (KI 3), dan
keseluruhan dalam satu kali tatap muka kompetensi keterampilan (KI 4). Penilaian
karena terkendala waktu dan kemampuan sikap meliputi penilaian siswa selama
peserta didik dalam mencerna materi mengikuti proses pembelajaran. Penilaian
pelajaran. Hal ini tidak sesuai dengan sikap ini dilakukan dengan cara mengamati
hakikat kegiatan inti pembelajaran perilaku siswa dalam mengikuti pelajaran.
berdasarkan pendekatan saintifik yang Penilaian hasil belajar meliputi penilaian
menekankan bahwa Kegiatan inti terhadap kemampuan siswa menyerap
pembelajaran berdasarkan pendekatan pelajaran dan kemampuan siswa
saintifik merupakan proses pembelajaran menerapkan materi pelajaran yang telah
untuk mencapai tujuan, yang dilakukan didapat. Penilaian untuk kompetensi
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, pengetahuan dan kompetensi keterampilan
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), penilaian hasil pembelajaran yang meliputi
sedangkan kompetensi sikap menggunakan penilaian pengetahuan dan penilaian
skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup keterampilan. (4) Kendala-kendala yang
(C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi dialami guru ketika menerapkan
ke dalam Predikat A – D. pembelajaran bahasa Indonesia
Beberapa kendala yang dihadapi berdasarkan pendekatan saintifik sesuai
guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2
berdasarkan pendekatan saintifik sesuai Amlapura adalah ketidaksesuaian antara
Kurikulum 2013 adalah kesesuaian antara waktu dengan materi pembelajaran. Materi
waktu yang disediakan dengan materi pembelajaran sangat kompleks sedangkan
pembelajaran. Pada jenjang SMP, alokasi waktu yang tersedia sangat terbatas.
waktu untuk satu jam pelajaran adalah 40 Kendala lain yaitu contoh-contoh yang
menit. Pelajaran bahasa Indonesia disajikan pada buku pegangan siswa tidak
mendapat alokasi waktu selama 2 x 40 kontekstual sehingga menyulitkan siswa
menit untuk satu kali pertemuan, sehingga menyerap materi pembelajaran.
cakupan materi yang terlalu luas sulit untuk Berdasarkan temuan dalam
terselesaikan. Kendala lain yang dihadapi penelitian ini, saran-saran yang ingin
guru adalah contoh-contoh yang disajikan disampaikan melalui penelitian ini adalah
dalam buku pegangan siswa tidak sebagai berikut. (1) Lembaga pendidikan
kontekstual sehingga menyulitkan siswa disarankan untuk menggunakan penelitian
untuk memahami materi pelajaran yang ini sebagai referensi yang dapat
disampaikan. Oleh karena itu, guru memberikan sumbangan positif bagi
sebaiknya mencari contoh-contoh lain yang perkembangan dan kemajuan ilmu
lebih relevan dengan kondisi di sekitar pengetahuan khususnya berkaitan dengan
siswa agar siswa lebih mudah dalam penyediaan teori mengenai pendekatan
memahami materi pelajaran. saintifik dalam pembelajaran bahasa. (2)
Para guru disarankan untuk lebih cermat
Penutup dalam menyusun RPP. Kecermatan
Berdasarkan masalah yang tersebut meliputi penjabaran KI dan KD
diajukan, hasil kajian terhadap agar implementasi KI dan KD tersebut
pembelajaran bahasa Indonesia dapat dicapai oleh siswa. Selain itu, guru
berdasarkan pendekatan saintifik sesuai harus memperhatikan alokasi waktu untuk
Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2 setiap kegiatan pembelajaran agar kelima
Amlapura dapat disimpulkan sebagai langkah pokok dalam pendekatan saintifik
berikut. (1) Perencanaan pembelajaran dapat terlaksana. (3) Pihak sekolah dan
bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan dinas pendidikan hendaknya terus
saintifik sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII memberikan pelatihan terkait Kurikulum
SMP Negeri 2 Amlapura menunjukkan 2013 khususnya mengimplementasikan
bahwa kegiatan pendekatan saintifik pendekatan saintifik dalam pembelajaran
direncanakan pada komponen langkah- kepada guru sehingga implementasi
langkah pembelajaran. (2) Pelaksanaan pendekatan saintifik untuk setiap aspek
pembelajaran bahasa Indonesia kegiatan pembelajaran baik dalam hal
berdasarkan pendekatan saintifik sesuai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 2 yang dirancang oleh guru dapat terlaksana
Amlapura menunjukkan bahwa langkah- dengan baik. Di samping itu, pihak
langkah kegiatan dalam pendekatan pengawas dari dinas pendidikan disarankan
saintifik yaitu mengamati, menanya, untuk terus memantau keefektifan dan
mencoba, mengasosiasi, dan keefisienan kegiatan pembelajaran yang
mengomunikasikan tampak dalam kegiatan dilakukan oleh guru, terutama
pembelajaran dan terlaksana dalam dua kekonsistenan antara perencanaan dan
kali pertemuan. (3) Evaluasi pembelajaran pelaksanaan pembelajaran. (4) Peneliti lain
bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan disarankan untuk mengembangkan dan
saintifik sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII melakukan penelitian lanjutan dengan
SMP Negeri 2 Amlapura hanya berupa memperluas masalah dan situs penelitian
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

ini. Dengan demikian, hasil penelitian ini Peraturan Menteri Pendidikan dan
menjadi lebih luas dan dapat Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. tentang Standar Penilaian. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Daftar Rujukan Kebudayaan.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Peraturan Menteri Pendidikan dan


Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan
Kementerian Pendidikan dan Struktur Kurikulum Sekolah
Kebudaayaan. 2013. Kurikulum Menengah Pertama/Madrasah
2013:Kompetensi Dasar Sekolah Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian
Menengah Pertama Pendidikan dan Kebudayaan.
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah
(MTs). Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 81A Tahun
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan 2013 tentang Implementasi
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Kurikulum. Jakarta: Kementerian
Rosdakarya. Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Sudrajat, Akhmad. 2013. Pendekatan
Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Saintifik Ilmiah dalam Proses
tentang Standar Proses Pendidikan Pembelajaran.
Sekolah Menengah //http:pendekatan_saintifik_ilmiah_d
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. alam_proses_pembelajaran/_tentan
Jakarta: Kementerian Pendidikan g_pendidikan.htm/. diunduh tanggal
dan Kebudayaan. 1 Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai