Bismillahirrohmaanirrahiim.
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan pengalaman yang saya peroleh selama
mengikuti kegiatan PKL di beberapa Unit Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelayanan
baik yang berada di daerah Kalimantan Selatan maupun yang berada di luar daerah
Kalimantan Selatan,seperti di daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian
Nasional tahap akhir tahun ajaran 2010-2011 pada SMK Farmasi ISFI Banjarmasin .
Disamping itu juga untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapat baik secara teoritis maupun praktek, sekaligus untuk mencari pengalaman kerja
sebagai tambahan ilmu pengetahuan.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,di karenakan adanya keterbatasan
pengetahuan,pengalaman dan kemampuan yang saya miliki. Namun saya telah berusaha
sebaik mungkin agar penyajian laporan ini dapat di pahami dan bisa bermanfaat pada
nantinya. Oleh karena itu, saya harapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.
1. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga besar saya yang memberikan bantuan
baik materi maupun dorongan kepada saya.
2. Bapak Drs. H. Fauzi Anwar,S.Si.,Apt selaku Kepala Sekolah SMF-ISFI
Banjarmasin.
3. Bapak/ibu selaku pembimbing dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak dan ibu guru serta Staf Tata Usaha dan Perpustakaan SMF-ISFI Banjarmasin,
yang telah memberikan ilmu pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
5. Pimpinan dan seluruh staf PT. Nyonya Menir.
6. Pimpinan dan seluruh staf PT. Indofood cbp sukses makmur
Akhir kata saya mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau
kejanggalan dalam penyusunan laopran PKL ini
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak saya mengucapkan banyak
terimakasih dan semoga dapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Penyusun
Sejarah
Para kerabat dekat di Semarang segera mencium ‘dingin’nya tangan Nyonya Meneer
mengolah jamu. Nyonya Meneer yang ringan tangan dan sangat peduli pada orang-orang di
sekitarnya dengan senang hati meracik untuk mereka yang demam, sakit kepala, masuk angin dan
terserang berbagai penyakit ringan lainnya. Sebagian besar yang mencobanya puas.
Semakin banyak yang merasakan khasiat jamu racikan Nyonya Meneer, semakin banyak
pula permintaan padanya untuk mengantarkan sendiri jamu yang belakangan mulai dikemasnya
itu. Kesibukan Nyonya Meneer di dapur tidak memungkinkan untuk memenuhi permintaan itu.
Dengan berat hati dia minta maaf, dan sebagai ganti dia mencantumkan fotonya pada kemasan
jamu buatannya. Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga bahwa di kemudian hari,
jamu dengan potret seorang wanita ini melegenda.
Berbekal perabotan dapur biasa, usaha keluarga ini terus memperluas penjualan ke kota-
kota sekitar. Bahkan, pada tahun 1919, Nyonya Meneer berhasil mewujudkan impiannya,
mendirikan perusahaan "Jamu Jawa Asli Cap Portret Nyonya Meneer di Semarang". Untuk
mempermudah pelanggan Nyonya Meneer juga membuka toko di Jalan Pedamaran 92,
Semarang. Perusahaan terus berkembang dengan bantuan anak-anaknya yang mulai besar.
Seorang putrinya, Nonnie hijrah ke Jakarta pada tahun 1940. Dialah yang merintis dibukanya
toko Nyonya Meneer, di Jalan Juanda, Pasar Baru. Jamu yang tadinya muncul dari keterbatasan
dan keprihatinan ini pun masuk ke ibukota dan meluas ke seluruh penjuru negeri.
Produk Unggulan
Produk Unggulan Minyak Telon
Awet Ayu Buste Cream
Singkir Angin Cair Madu
Singkir Angin Cair Flu
Jamu Amurat
Jamu Habis Bersalin Lengkap Super
Sejarah
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional bermula dari
suatu kebun koleksi tanaman berkhasiat obat yang bernama Usaha Tanaman Obat-obatan Lawu
Complex Hortus Medicus Tawangmangu yang dirintis oleh R.M. Santosa (almarhum) dibantu oleh
Prof. DR. Sutarman. Pada tahun 1948 Hortus medicus menjadi cabang dari laboratorium
Pharmacoterapie Klaten, dan 16 September 1951 diresmikan oleh Wakil Presiden RI Pertama Bapak
Dr. M. Hatta dan dikelola di bawah lembaga Eijkman.
Hortus Medicus pada awal berdiri bertugas menanam dan mempelajari tanaman obat sub-tropis.
Antara tahun 1950 samapai 1956 telah dicobakan lebih dari 100 jenis tanaman yang berasal dari luar
negeri. 1 Juni 1955 Hortus Medicus di bawah pengelolaan Lembaga Farmakoterapi dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 26124/Sekdj, sehingga selain tempat menanam tanaman obat juga
menjadi lembaga penyelidikan tanaman obat.
Guna meningkatkan penggunaan bahan-bahan obat asal tanaman Indonesia, Hortus Medicus
dialihkan pengelolaannya ke BPU Farmasi Negara dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 32521/Kab/BPU/63 tanggal 8 Juni 1963, dengan kegiatan utama pada usaha produksi
simplisia-simplisia secara komersial.
Perubahan induk organisasi terjadi lagi dengan dikeluarkannya surat keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI Nomor 4500/A/75 tanggal 9 Juli 1975, Hortus
Medicus pengelolaannya dikembalikan dari Lembaga Farmasi Nasional kepada Direktorat
Pengawasan Obat Tradisionil Dit. Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Jakarta.
Dengan perkembangan yang ada pada saat ini telah dilakukan reorganisasi di lingkungan
Departemen Kesehatan termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Berdasarkan
Peraturan Presiden No. 9 tahun 2005, bahwa struktur organisasi dalam Badan Litbang di lingkungan
Departemen hanya terdiri dari 4 puslitbang. Bertitik tolak dari Penpres tersebut maka dalam
perkembangannya Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional tidak lagi terdapat dalam struktur baru
Badan Litbang Kesehatan dan berganti menjadi Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Dan dengan
Permenkes No. 491/Menkes/Per/VII/2006 BPTO meningkat statusnya menjadi Balai Penelitian
Tanaman Obat menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional yang diharapkan akan lebih mendekatkan area litbang obat tradisional ke bagian hulunya
yaitu tanaman obat sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal.
Struktur Organisasi
Sesuai dengan Permenkes No. 491/Menkes/Per/VII/2006 Balai Besar Litbang TO&OT dipimpin
oleh pejabat eselon IIB yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Litbang
Kesehatan.
4. Instalasi
Merupaka fasilitas penunjang penyelenggaraan litbang dibidang TO dan OT
Visi
Menjadi Institusi Unggulan dan Referensi Nasional dalam Bidang Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Misi
Menghasilkan Iptek dan Informasi Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
yang Berkulaitas berdasarkan Kaidah Ilmiah dan Etika
Tugas Pokok
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Besar Litbang TO OT menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
3. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelstarian plasma nutfah
tanaman obat
4. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat dan bahan baku obat
tradisional
5. pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang tanaman obat dan obat
tradisional
6. pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat tradisional
7. pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen, analisa, koleksi
spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan obat tradisional
Kompetensi
1. Potensi Bioprospeksi TO
2. Budidaya TO
Melaksanakan identifikasi (determinasi) tumbuhan dan simplisia baik dalam bentuk kering maupun
dalam bentuk rajangan dan serbuk, pembuatan spesimen herbarium serta dokumentasi pengelolaan
TO dalam bentuk foto, slide dan CD
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkoleksian benih dari lokasi tertentu, sortasi biji, uji
viabilitas, pemyimpanan benih. Disamping itu juga pengadaan bibit baik secara konvensional
maupun kultur jaringan
Melakukan adaptasi TO hasil eksplorasi, pelestarian plasma nutfah TO yang termasuk dalam
kategori langka.
4. Instalasi Koleksi TO
Menangani hasil panen meliputi : pencucian, sortasi, pengubahan bentuk (perajangan), pengeringan,
penyerbukan, pengemasan dan penyimpanan serta stok/ gudang simplisia
6. Laboratorium Galenika
Kegiatannya meliputi pembuatan sediaan galenika dalam bentuk ekstrak, tinktur dll. Selain itu juga
dilaksanakan penyulingan/ destilasi minyak atsiri. Juga dilakukan koleksi minyak atsiri dan ekstrak
7. Laboratorium Fitokimia
Melakukan penetapan parameter standar ekstrak dan simplisia, profil kromatografi minyak atsiri,
pemeriksaan kandungan senyawa kimia, penetapan kadar senyawa aktif, isolasi dan identifikasi
senyawa aktif, baik secara spot test, spektrofotometri, KLT densitometri maupun HPLC.
8. Laboratorium Bioteknologi
Kegiatannya meliputi kulktur jaringan tanaman baik untuk mendapatklan bibit maupun
mendapatkan metabolit sekunder (senyawa aktif), penetapan cemaran mikroba (AJ dan ALT) dan
uji aktifitas antimikroba
9. Laboratorium Farmakologi
Melaksanakan koleksi dan perawatan hewan coba, serta melakukan uji preklinik (khasiat dan
keamanan) dan uji klinik Tanaman Obat dan Obat Tradisional
C. ALUR
D.WISATA
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu menyelengarakan suatu
paket wisata edukatif dimana pengunjung di suguhi dengan pengenalan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional mulai dari budidaya, pasca panen hingga pengolahan simplisia menjadi produk Obat
Tradisional. Paket tersebut meliputi :
1. Kebun Tlogodlingo
Merupakan lahan budidaya dan koleksi TO seluas 13 Ha yang terletak di lereng gunung Lawu
dengan ketinggian 1800 m dpl. Mempunyai pemandangan yang indah dan berhawa sejuk.
3. Pembibitan
Menyediakan bibit untuk kebutuhan
Penelitian, Pelatihan dan Koleksi
4. Museum TO dan OT
Museum TO dan OT dikembangkan sebagai wahan untuk mengenal, mempelajari dan meneliti
budaya lokal dalam pemanfaatan TO dan OT
yang dilakukan nenek moyang pada jaman dahulu
serta perkembangannya sampai saat ini.
Koleksi Tanaman Obat Balai Besar Litbang TO OT sampai dengan Januari 2008 sejumlah 748
spesies :
9 Caesalpinia sappan L Kayu secang Kayu : obat mencret, batuk, obat luka.
Kecubung
235 Datura stramonium L Bunga dan daun : sesak nafas.
pendek
271 Elephantopus scaber L. Tapak liman Daun : obat mencret, batuk, sariawan.
309 Ficus benjamina L. Beringin Daun : obat sakit sawanan pada anak.
314 Ficus glomerata Roxb. Elo Daun dan buah : obat diare.
327 Garcinia dulcis Kurz Mundu Biji : obat luka, gondok, sariawan.
Gardenia mutabilis
330 Gardenia Daun : obat jantung.
Reinw.
Gaultheria fragrantissima
331 Gandapura Minyak daun : obat masuk angin.
Auct. Non Wall.
332 Geranium radula Cavan Ambre Daun : rematik, bahan baku kosmetik.
333 Gigantolochloa apus Bambu apus Rebung : obat demam, peluruh air seni.
Impatiens platypetala
385 Pacar banyu Daun : obat sakit perut pada anak-anak.
Lindl.
Imperata cylindrica
386 Alang-alang Akar : peluruh air seni.
Beauv.
Indigofera sumatrana
387 Tarum Daun : obat bisul.
Gaertn.
389 Ipomoea aquatica Forsk. Kangkung Daun : obat penenang, sukar tidur.
401 Jatropha gossypifolia L. Jarak cina Daun : urus-urus, radang anak telinga.
404 Jussieua erecta L. Salah nyowol Daun : obat hidung berdarah, panu.
Kalanchoe
409 Sosor bebek Daun : obat batuk, penurun panas.
daigremontiana DC.
417 Lactuca indica L. ? Sawi India Daun : obat demam, peluruh air seni.
Lagerstroemia loudonii T.
421 Bungur Daun : obat bisul.
& B.
456 Manilkara kauki Dub Sawo Buah belum masak : obat mencret.
460 Marsilea crenata Presl. Semanggi Daun dan batang : peluruh air seni.
507 Nothopanax fruticosum Kedondong laut Daun dan akar : peluruh air seni.
Nothopanax scutellarium
508
Merr.
Pandanus polycephalus
528 Pandan kecil Daun : obat gusi bengkak.
Lamk
Pinus merkusii
563 Pinus Getah dan daun : obat luka.
Jungh.&De Vr.
572 Pisonia sylvestris T. & B. Sayor putih Daun : sesak nafas, sakit kuning.
607 Quamoclit pinnata Bojer. Songgo langit Daun : obat bengkak dan demam.
610 Raphanus sativus L. Lobak Umbi : peluruh air seni, diphteri, obat
Rauwolfia serpentina
611 Pule pandak Akar : obat kolera, tekanan darah tinggi.
Benth
Rauwolfia verticillata
612 Pule pandak Akar : tekanan darah tinggi.
Lour
Rhododendron simsii
615 Asalea Daun : obat batuk, obat rematik.
Planch.
616 Rhoeo spathacea Swartz. Nanas kerang Daun dan bunga : obat batuk.
620 Rosa multiflora L. Mawar merci Akar : obat keputihan. Daun : rematik.
623 Rubus reflexus Ker. Arben hutan Daun : obat diare. Akar : wasir.
629 Saccharum officinarum L Tebu Batang : batuk, pegal linu, obat kuat.
631 Salvia coccinea Juss. Salfia Akar : pelega perut dan mulas.
632 Salvia splendens Sello Salfia Akar : pelega perut dan mulas.
Sambucus javanica
634 Kerak nasi Daun : obat pegal linu, peluruh air seni.
Reinw. Ex Bl.
Saxifraga stolonifera
640 Kuping macan Daun : obat sakit telinga.
Meerb.
646 Sechium edule Sw. Labu siem Buah : sariawan, penurun panas.
650 Sesamum indicum L Wijen Biji : obat luka, batuk, perut nyeri.
Solanum grandiflorum
656 Grandiflorum Daun : obat luka bakar.
Auct.
671 Soya max Piper Kedele Biji : penurun tekanan darah tinggi.
Stephanotis floribunda
678 Kembang emas Daun : obat luka. Bunga : obat demam.
(R.Br.) Brongn.
681 Strobilanthes crispus Bl. Keji beling Daun : peluruh air seni.
Strobilanthes dyerianus
682 Samber lilen Daun : peluruh air seni, rematik.
Mast.
Strobilanthes laevigatus
683 Ngokilo Daun : obat batuk, tonikum, parfum.
Clarck.
Cempoko
693 Talauma candollii Bl. Daun : obat demam. Bunga : parfum.
gondok
705 Thuja orientalis L. Cemara kipas Daun : obat demam, batuk, mencret.
Thunbergia grandiflora
706 Bunga madia Daun : obat luka gigitan ular.
Roxb.
Tithonia diversifolia
710 Kembang bulan Daun : obat sakit perut kembung.
(Hemsley) A. Gray
717 Triphasia trifoliata DC. Jeruk kingkit Buah : obat batuk . Daun : sakit perut.
724 Valeriana officinalis L. Valerian Akar : pereda kejang dan obat pusing.
725 Vanilla planifolia Andrew Panili Buah : obat pusing, bahan kosmetika.
Woodfordia floribunda
735 Sidawayah Buah : obat luka baru.
Salisb.
(struktur terlampir)
RSUD Ulin Banjarmasin merupakan salah satu sarana kesehatan yang mengupayakan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat Kalimantan Selatan khususnya Banjarmasin demi tercapainya derajat
kesehatan yang tinggi. RSUD ini terletak di Jl. A. Yani No.43 Banjarmasin.
Untuk mempermudah pelayanan, Instalasi Farmasi RSUD Ulin Banjarmasin memiliki 8 depo
pengambilan obat (Apotek) dan 1 gedung yang dipimpin oleh seorang kepala IFRS, Dra.
Sulistyaningtyas AH, Apt., di mana tiap Depo memiliki Apoteker penanggung jawab. Depo-depo
tersebut antara lain:
Depo IGD :
Depo I : 22 orang
Depo II : 8 orang
Depo Gakin : 10 orang
Depo IV IBS : 6 orang
Depo Anggrek :
DeponAster :
Depo Askes : 8 orang
Depo Logistik : 12 orang
Tata Usaha :
Laporan PKL 10/11 Rifaat Nazmi
1.3. Sejarah
RSUD Ulin adalah Rumah Sakit kelas B pendidikan yang berada di Banjarmasin, Kal-sel, dan
satu – satunya yang ada dipulau Kalimantan. Berdiri pada tahun 1943 diatas lahan seluas 0,3 ha dengan
konstruksi utama terdiri dari bahan kayu ulin.
Renovasinya sendiri, pertama kali pada tahun 1985 yang diganti dengan konstroksi beton. Dan
pada tahun 1997 dibangun Paviliun Aster, kemudian di renovasi lagi dan dibangun bersama poliklinik
rawat jalan dan ruang rawat Inap Aster pada tahun 2002. Sejak saat itulah RSUD Ulin terus mengalami
berbagai kemajuan fisik sampai sekarang.
Untuk meningkatkan kemampuan jangkauan dan mutu pelayanan, maka berdasarkan SK Menkes
No. 153/Menkes/SK/II/88 tanggal 16 Februari1988 tentang persetujuan RSUD Ulin menjadi rumah sakit
type B Pendidikan dan KepMenDagRi No. 455.420-1279 tahun 1999 tentang penetapan RSUD Ulin
Banjarmasin sebagai Rumah Sakit pendidikan calon dr. Umum dan calon dr. spesialis , maka tugas dan
fungsi Rumah Sakit Ulin selain mengenban fungsi pelayanan juga melaksanakan fungsi pendidikan dan
penelitian.
Sejalan dengan upaya Desentralisasi, maka berdasarkan perda No.9 tahun 2002 status RSUD Uln
berubah menjadi lembaga Teknis berbentuk Badan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan.
Penyelenggaraan obat – obat dan alkes pun sangat erat kaitannya dengan pelayanan kesehatan
masyarakat di RSUD ULin. Unit pelayanan obat di Rumah Sakit biasanya disebut instalasi farmasi.
Awalnya RSUD Ulin tidak memiliki pembagian Depo seperti sekarang, namun seiring perkembangan
yang terjadi di RSUD Ulin dan untuk mempermudah pelayanan yang menyeluruh terhadap masyarakat
maka instalasi farmasi RSUD Ulin dibagi hingga 8 depo pengambilan obat sampai sekarangdan 1 buah
gedung khusus kefarmasian.
1.4.2. Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bermutu tinggi & terjangkau sesuai
perkembangan IPTEKDOK
2. Menjadi Pusat rujukan spesialistik di kalimantan
1.5. Moto
“SEHAT PRIMA”
1.6. Tujuan
1. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal, baik dalam keadaan darurat maupun biasa.
2. Menyelenggarakan pelayanan profesi berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.
3. Melakukan pengawasan obat dan analisa mutu pelayanan sesuai aturan, berorentasi pada
Farmasi klinis.
1.7. Falsafah
Menjamin kelancaran penyediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan, tepat, berkualitas, cepat,
terjangkau mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta memuaskan pasien dan
masyarakat pada umumnya.
1.8. Strategi
1.9. Kebijakan :
1.10.1. Perencanaan
Perencanaan obat pada Instalasi Farmasi RSUD Ulin adalah dengan menggunakan
metode gabungan antara metode konsumsi dengan metode epidemiologi. Metode konsumsi
dibuat berdasarkan pemakaian sebelumnya dengan keuntungan lebih praktis,mudah dan
cepat.Meski demikian pemakaian metode ini bisa terdapat kendala jika terjadi perubahan pola
penyakit.Instalasi Farmasi RSUD Ulin juga menggunakan metode epidemilogi dalam penyediaan
obat untuk kasus penyakit yang bersifat stategis, misalnya untuk obat sitostatika ataupun obat
penyakit kronis.Tujuan perencanaan disini adalah agar terjadi kesinambungan antara permintaan
dan pelayanan obat – obatan sehingga masyarakat mendapat pelayanan yang memuaskan dari
pihak rumah sakit. Perencanaan obat – obatan di tiap depo diakukan dalam periode tertentu,
biasanya tiap akhir bulan. Tiap harinya obat – obatan yang ada di depo dicek untuk diketahui
stok – stok obat yang habis, kemudian dimasukkan dalam buku amprahan dan dikirim ke depo
logistik.
Untuk perencanaan obat – obat psikotropik dan narkotik dilakukan terpisah dari golongan
obat – obat lainnya, dimaksudkan untuk mempermudah pelaporannya. Setiap pengeluaran obat-
obat narkotika dan psikotropika, langsung di tuliskan di kartu stock agar mudah dikontrol dan
diawasi sehingga menghindari penyalahgunaan.
1.10.2. Pengadaan
Setelah buku amprahan diterima oleh depo logistik , perbekalan farmasi yang masih
tersedia di depo logistik disiapkan dan langsung dikirimkan ke depo yang bersangkutan.
Sedangkan perbekalan farmasi yang sudah habis stoknya di depo logistik akan dimasukkan ke
surat pesanan obat untuk dipesan. Selanjutnya surat pesanan akan dikirimkan ke PBF yang
bersangkutan atau pemesanan dapat dilakukan langsung melalui salesman yang datang ke depo
logistik dan untuk obat dropping yang berasal dari DINKES tingkat I atau DINKES kota.
1.10.3. Penyimpanan
Penyimpanan obat – obatan dan alkes yang telah diterima dari PBF terpusat di depo
logistik. Keperluan untuk setiap depo yang bersangkutan akan dikirimkan ke tiap depo.
Penyimpanan di depo logistik berdasarkan sediaan, golongan obat dan disusun rapi sesuai abjad.
Yang terdiri dari perbekalan farmasi untuk umum dan perbekalan farmasi untuk ASKES.
Sistem penyimpanan ditiap depo menggunakan system FIFO (First In First Out) artinya
obat – obatan yang lebih dulu masuk dikeluarkan lebih dulu pula (diletakkan di depan) dan FEFO
(First Expired First Out) artinya dengan memperhatikan exp.date obat – obat tersebut agar
dihindari penggunaan obat yang tidak memenuhi syarat.
Penyimpanan obat dan alkes di setiap depo berdasarkan sediaan dan golongan. Khusus
untuk obat – obat yang lebih sering keluar (Fast Moving) diletakkan ditengah meja peracikan
untuk mempermudah pengambilan obat.
Untuk penyimpanan narkotik dan psikotropik disimpan dalam lemari terkunci yang
memiliki 2 (dua) pintu dan terpisah dari obat – obat lain. Khusus untuk obat-obat narkotik dan
psikotropik, setiap pemasukkan dan pengeluaran harus dicatat langsung dalam kartu stok yang
tersedia. Dan dalam pengeluaran obat – obatan ini yang perlu dicatat adalah sbb :
Tanggal pengambilan
Nama pasien
Alamat pasien
Nomor telepon pasien
Ruang perawatan jika pasien adalah pasien rawat inap
Nama dokter yang menulis resep
Jumlah pengambilan obat
Sisa stok akhir
Nama pengambil
Untuk alkes diletakkan di rak yang juga terpisah dari obat – obatan. Sediaan cair / infuse
diletakkan dalam lemari terpisah di dekat meja penyerahan obat.
Untuk soppositoria, injeksi tertentu atau yang tidak stabil dalam suhu kamar disimpan di
dalam kulkas. Khusus depo rawat inap penyimpanan obat dan alkes dibedakan antara obat –
obat Askes dan non Askes.
Untuk penyimpanan resep, dikumpulkan setiap harinya dan resep narkotik dipisahkan
tersendiri yang kemudiaan diantar keruang administrasi untuk diperiksa dan disimpan selama ±
3 tahun, yang kemudian dapat dimusnahkan dengan cara dibakar oleh Apoteker Pengelola
Apotek dengan disaksikan beberapa orang dari wakil Dinas Kesehatan dan Balai POM serta
perwakilan depo dan RSUD Ulin.
1.10.4. Pelayanan
Pelayanan obat – obatan dan alkes di RSUD Ulin dilakukan di 8 (delapan) depo.
Pelayanan perbekalan farmasi kepada pasien dilakukan di 7 (tujuh) depo, sedangkan pelayanan
perbekalan farmasi ke setiap depo hanya dilakukan oleh 1 (satu) depo. Pembagian ini
dimaksudkan untuk mempermudah pelayanan perbekalan farmasi kepada pasien. Biasanya resep
yang dilayani adalah resep – resep yang berasal dari dokter rumah sakit sendiri.
Waktu pelayanan di setiap depo berbeda-beda yang akan dijelaskan di bawah ini:
Depo 1 : Setiap hari, dari jam 08.00-21.00 WITA
Depo 2 : Senin-Sabtu, dari jam 08.00-14.00 WITA. Khusus
untuk hari Jumat dari jam 08.00-11.00 WITA.
Depo 3 (Gakin) : Setiap hari, dari jam 08.00-16.00 WITA. Khusus untuk
hari Minggu dari jam 09.00-16.00 WITA.
Depo 4 (Instalasi : Senin-Sabtu, dari jam 08.00-14.00 WITA
Bedah Sentral)
Depo 5 : Senin-Sabtu, dari jam 08.00 sampai 14.00 WITA.
Khusus unuk hari Jumat dari jam 08.00-11.00
Depo IGD : Setiap hari selama 24 jam.
Depo Logistik : Senin-Sabtu, dari jam 08.00-14.00 WITA.
Resep Diterima
SJP / Jaminan
Resep Diterima
Entry resep
LOKET I LOKET II
Terima Resep
Kartu Obat
Resep diterima
Resep Diterima
Entry resep
Resep Diterima
Pengelolaan obat di depo rawat inap dibagi sesuai jenis pasien, antara lain :
Umum : Pembayaran langsung dilakukan setelah resep diterima
Tagihan : Pembayaran ditanggung pihak ketiga, misalnya :
a. Asuransi
b. Jamsostek
c. Perusahaan
Askes : obat obatan dan alkes ditanggung oleh PT. ASKES FARMA Jenis obat yang diserahkan
mengacu pada DPHO (Daftar Pedoman Harga Obat ) Askes yang merupakan Pedoman jenis
obat yang dapat dilayani bagi peserta ASKES.
KS : Diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang tidak mampu berobat, obat dan alkes juga
ditanggung PT. ASKES FARMA. Jenis obat yang diserahkan sesuai dengan SK
No.336/MenKes/SK/V/2006 tentang harga obat generic yang dikeluarkan tanggal 15 Mei 2006.
Untuk pasien Askeskin dan Askes hanya dapat dilayani jika dapat memperlihatkan surat
jaminan penawaran (SJP) atau memberikan uang jaminan jika SJP belum diberikan oleh pihak
Askes Center.
Dan setiap pemakaian obat harus dicatat didalam kartu stok untuk mengetahui jumlah
dan frekuinsi pemakaian obat. Khusus untuk depo rawat inap bagi pasien Askes, KS dan tagihan ,
pemakaian obat harus dicatat di kartu stok pemakaian obat pasien.
Dalam pelayanan resep,copy resep diberikan jika :
Pasien yang meminta, kecuali resep narkotik
Obat tidak tersedia di depo
Ada tanda “ ITER “ pada resep
Obat dalam resep hanya diambil sebagian
PUSKESMAS 9 NOPEMBER
Puskesmas merupakan satu organisasi yang merupakan unit fungsional dari Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota yang mempunyai tanggung jawab sebagai pengelola
kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
1. SEJARAH
Puskesmas 9 Nopember dalam sejarahnya merupakan Balai Kesehatan Ibu dan
Anak yang dibangun pada tahun 1965. Kemudian seiring bertambahnya problematika
kesehatan di wilayah kerjanya yakni Kelurahan Penganbangan sehingga dibentuk menjadi
Puskesmas pada tahun 1979. Puskesmas ini berlokasi di jalan keramat No.2 RT.2 kelurahan
pengambangan kecamatan Banjarmasin timur, Banjarmasin.
Selama kurang lebih 30 tahun Puskesmas 9 Nopember sangat berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan di wilayah Kelurahan Pengambangan dan pada tahun 2001
Kelurahan Benua Anyar masuk dalam wilayah kerja. Pada tahun 2004 dilakukan rehabilitasi
total gedung Puskesmas 9 Nopember.
Luas wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember adalah 113,6 km2 . Luas Wilayah
Kelurahan Pengambangan adalah 0,98 km dengan persentase terhadap luas wilayah kerja
No Kelurahan Jiwa KK
1.
Pengambangan 11.910 2.219
2.
Benua Anyar 6.823 1.406
Selain ruang berobat , puskesmas 9 nopember memiliki ruangan lainnya, antara lain:
a) Ruangan Kepala Puskesmas
b) Ruangan TU
c) Aulia
3. TUJUAN
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.
4. POLA PENGELOLAAN
Pengelolaan di apotek di lakukan oleh Asisten Apoteker yang setiap harinya
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas 9 Nopember ini di pimpin
oleh seorang dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan di puskesmas. Ruang
lingkup pola pengelolaan di puskesmas 9 nopember meliputi :
4.1 PERENCANAAN
2) Metode epidemiologi
Yaitu dengan menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Langkah
yang perlu dilakukan adalah menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani,
menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit, menyediakan
pedoman pengobatan, menghitung perkiraan kebutuhan obat, dan penyesuaian
dengan alokasi dana yang tersedia.
3) Metode campuran
Yaitu merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi.
PERHITUNGAN PERENCANAAN
𝑟𝑒𝑘𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
× 12 + 20%
12
Semua jenis obat yang tersedia di puskesmas yang berasal dari berbagai sumber
anggaran dapat digunakan untuk melayani semua katagori pengunjung puskesmas dan
puskesmas pembantu, katagori tersebut antara lain :
1) Pasiun Umum Bayar
Di tujukan untuk pasien bukan warga Banjarmasin yang berobat di puskesmas yang
ada di Banjarmasin. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, pasien yang bukan warga di
kenakan biaya sebesar lima ribu rupiah untuk pengobatan dasar.
2) Umum Gratis
Dengan menunjukan bukti bahwa si pasien adalah warga Banjarmasin,seperti
menyerahkan fotocopy KTP (untuk usia di atas 17 tahun) atau fotocopy Kartu Keluarga
(untuk yang berumur di bawah 17 tahun).
3) UKS
Pasien UKS yaitu anak-anak sekolah juga tidak dipungut bayaran, tapi mereka harus
memiliki “ Buku Berobat “ dari sekolah masing-masing.
4) JamKesMas
Pasien Jamkesmas tidak di pungut biaya , dengan syarat memiliki kartu JamKesMas
yang di bawa setiap kali berobat.
5) AsKes
Pasien ASKES meliputi PNS dan pensiunan. Mereka tidak di pungut biaya karena
sudah terdaftar menjadi anggota ASKES, dan apabila berobat harus membawa kartu askes
asli.
a) Pemakaian rata-rata
b) Sisa stock obat tahun lalu
c) Jumlah kunjungan
d) Pola penyakit
4.2 PENGADAAN
Menurut mentri kesehatan No. 085 tahun 1989 tentang kewajiban menuliskan resep
dan atau menggunakan obat generic di pelayanan kesehatan milik pemerintah, maka hanya
obat generic saja yang di perkenankan tersedia di puskesmas.
Permintaan rutin :
- Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
masing- masing puskesmas.
- Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir laporan pemakaian lembar
permintaan obat (LPLPO)
- Permintaan obat ditunjukan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan selanjutnya
diproses oleh UPOPPK kabupaten/kota.
Permintaan khusus, yaitu dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila :
- Kebutuhan meningkat
- Penanganan kejadian luar biasa (KLB)
Registrasi obat ditutup setiap tanggal 25, maksimal tanggal 1 bulan depan, surat
permintaan obat sudah harus masuk ke GFK, jika sampai pada tanggal 1 permintaan belum
sampai ke GFK, maka Puskesmas harus mengambil sendiri obat yang diminta ke GFK. Obat
datang dari GFK paling lambat tanggal 8 tiap bulannya.Apabila obat habis ditengah jalan,
maka dilakukan permintaan khusus ke GFK, menggunakan bon obat.
Contoh terlampir
Disalurkan
1. Apotek
b.pustu(LB2 Terlampir)
c.pusling
d.posyando
e.poskesdes
4.4 PENYIMPANAN
PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang di
terima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin.
Tujuan penyimpanan adalahn :
Agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat di perhatikan.
Setelah obat datang dari GFK, obat masuk ke gudang obat Puskesmas, kemudian di
catat dalam buku register penerimaan obat dan dimasukan ke kartu stok (kartu stok
terlampir) obat denga mencantumkan ED/NB. Di gudang, obat disusun berdasarkan
alfabet,berdasarkan jenis sediaan obat,untuk obat – obat narkotik,psikotropik ditempatkan
dalam lemari besi khusus yang terkunci 2 kali,obat yang disimpan pada lantai harus
diletakkan diatas palet serta tumpukan dus sesuai petunjuk. Pengeluaran obatnya berdasarkan
metode gabungan dari first in first out ( FIFO ) dan First Expired First Out (FEFO). Untuk
obat yang rusak di kembalikan ke GFK dengan surat berita acara dan untuk penanganan obat
yang hamper ED di lakukan denag system promosi ke poli-poli.
PENYIMPANAN RESEP
Resep disimpan dalam lemari khusus sesuai dengan resepnya, yaitu :
4.5 DISTRIBUSI
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran obat dan penyerahan obat secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan obat sub unti pelayanan kesehatan seperti kamar obat,
laboratorium, Pustu, Pusling, Posyandu dan Polindes.Tujuan distribusi adalah memenuhi
kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan
jenis, mutu, jumlah, dan tepat waktu.
Berdasarkan PERDA no.9 tahun 2007 tentang “ Retribusi Pelayanan Kesehatan dan
Perizinan di Bidang Kesehatan “ .
1. Pemeriksaan kesehatan umum : Rp 5.000
2. Pemeriksaan kesehatan pelajar : Rp 2.500
3. Calon pengantin : Rp 10.000
4. Pendidikan/penataran PNS/guru : Rp 10.000
5. Melamar pekerjaan : Rp 5.000
6. Surat keterangan sakit : Rp 5.000
7. Surat kehamilan : Rp 10.000
8. Tes buta warna : Rp 10.000
9. Pemeriksaan mata : Rp 10.000
Meja Peracikan
Penyerahan obat
kepada pasien Kontrol
dengan memberi
penjelasan
NB: Scareeng resep adalah membaca resep, juga mengontrol dan melihat apakah persediaan
masih ada atau tidak ada dan voleh atau tidak boleh untuk dipakai oleh pasien.