Kel 4 Pengadaan BM
Kel 4 Pengadaan BM
“Study Kelayakan”
“Pengadaan/Pembelian Bahan Makanan”
Dosen Pembimbing : Magdalena.A.,M.Kes
Rusmini Yanti, SKM.,MS
Disusun Oleh :
2019
DAFTAR ISI
halaman
POLTEKKES BANJARMASIN | i
BAB I
PENDAHULUAN
POLTEKKES BANJARMASIN | 1
1.1.1 Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
Pada tahun 1995 sampai tahun 2002 berdasarkan Perda 06 Th
1995, status RSUD Ulin sebagai Unit Swadana. Untuk meningkatkan
kemampuan jangkauan dan mutu pelayanan maka berdasarkan SK
Menkes No. 004/Menkes/SK/I/2013 tanggal 7 Januari 2013 tentang
Peningkatan Kelas RSUD Ulin Banjarmasin Provinsi Kalimantan
Selatan menjadi Rumah Sakit Umum dengan klasifikasi Kelas A, serta
Kepmendagri No. 445.420-1279 tahun 1999 tentang penetapan RSUD
Ulin Banjarmasin sebagai Rumah Sakit Pendidikan Calon Dokter dan
Calon Dokter Spesialis. Dengan demikian tugas dan fungsi RSUD Ulin
selain mengemban fungsi pelayanan juga melaksanakan fungsi
pendidikan dan penelitian. Sejalan dengan upaya desentralisasi maka
berdasarkan Perda No. 9 tahun 2002 status RSUD Ulin berubah
menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Saat ini RSUD Ulin
Banjarmasin sudah menjalani Survei Akreditasi RS: Akreditasi Penuh
Tingkat Lengkap 16 Bidang (SK Menkes 2007 YM.01.10/III/1142/07)
dan Akreditasi ulang dengan predikat lulus Penuh 16 Bidang Pelayanan
pada tahun 2010. RSUD Ulin Banjarmasin merupakan rumah sakit
pusat rujukan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur. Saat ini sebagai Lembaga Teknis Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan dengan klasifikasi Kelas A telah ditetapkan sebagai
PPK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bertahap melalui
Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0456/Kum/2007
tanggal 27 Desember Tahun 2007. PPK-BLUD Penuh melalui
Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0464/Kum/2009.
Sebagai RS-BLUD, RSUD Ulin Banjarmasin mempunyai tugas utama
melaksanakan ”Pelayanan Medik, Pendidikan Kesehatan, Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat”. Adapun tujuannya adalah
terselenggaranya pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) secara
efektif dan efisien melalui pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu dengan pelayanan preventif dan promotif
POLTEKKES BANJARMASIN | 2
serta pelayanan rujukan, pendidikan, pelatihan dan penelitian-
pengembangan.
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Berdasarkan Permenkes No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin
Banjarmasin termasuk Rumah sakit tipe A, klasifikasi ini didasarkan
atas pelayanan, Sumber daya Manusia (SDM), peralatan, Sarana dan
Prasarana, serta administrasi dan manejemen. Ketentuan untuk Rumah
Sakit Tipe A, yaitu:
1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayananmedik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) PelayananSpesialis Penunjang
Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13(tiga
belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A
meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik
Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, dan
Pelayanan Penunjang Non Klinik.
3. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan
tingkat pelayanan.
4. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang
ditetapkan oleh Menteri. Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit
harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri. Peralatan
radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi standar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jumlah tempat
tidur minimal 400 (empat ratus) buah.
5. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan
tata laksana. Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala
POLTEKKES BANJARMASIN | 3
Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis,
unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. Tata
laksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana
organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO),
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
POLTEKKES BANJARMASIN | 4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui penerapan pengadaan atau pembelian bahan
makanan di RSUD Ulin Banjarmasin.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui syarat pembelian bahan makanan di RSUD
Ulin Banjarmasin
2) Untuk mengetahui prosedur pembelian bahan makanan di RSUD
Ulin Banjarmasin
3) Untuk mengetahui cara mendapatkan rekanan di RSUD Ulin
Banjarmasin
4) Untuk mengetahui penetapan spesifikasi bahan makanan di
RSUD Ulin Banjarmasin
5) Untuk mengetahui frekuensi pembelian masing–masing bahan
makanan segar dan bahan makanan kering.
POLTEKKES BANJARMASIN | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
POLTEKKES BANJARMASIN | 6
3. Spesfikasi Pabrik
Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan
oleh suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya
spesifikasi untuk makanan kaleng
b. Survey Pasar
Kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan
makanan yang ada dipasaran, sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan sebagai dasar perencanaan anggaran bahan makanan.
Dari survey tersebut akan diperoleh perkiraan harga bahan makanan
yang meliputi harga terendah, harga tertinggi, harga tertimbang dan
harga perkiraan maksimal.
POLTEKKES BANJARMASIN | 7
4) Adanya menu dan jumlah bahan makananyang
dibutuhkan selama periode tertentu (1 bulan, 3 bulan, 6
bulan atau 1 tahun)
5) Adanya pesanan bahan makanan untuk periode menu
POLTEKKES BANJARMASIN | 8
f) Jenis pemesanan bahan makanan institusi
Sistem penyelenggaraanmakanan di institusi dilakukan
secara swakelola. Secara garis besar, pemesanan makanan /
bahan makanan di Institusi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1) Pemesanan bahan makanan basah
Kegiatan pemesanan bahan makanan khususnya
bahan makanan segar dilakukan setiap hari (harian)
dimana bahan makanan yang dipesan hari ini merupakan
bahan makanan yang akan digunakan untuk pengolahan
menu siang dan sore hari berikutnya serta menu makan
pagi dua hari berikutnya. Misalnya pemesanan yang
dibuat pada tanggal 14 Januari 2015 digunakan untuk
menu siang dan sore tanggal 15 Januari 2015 serta untuk
makan pagi tanggal 16 Januari 2015, kecuali sayur.
Berdasarkan contoh tersebut, data yang digunakan
sebagai acuan pemesanan adalah data diet pasien pada
tanggal 14 Januari 2015.
2) Pemesanan bahan makanan kering
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama sehingga
memungkinkan adanya cadangan dalam gudang. Contoh
bahan makanan yang masuk dalam kelompok ini adalah
teh, susu, bumbu-bumbu kering, beras, dan garam. Bahan
makanan kering datang setiap 2-3 hari sekali atau rata-rata
seminggu sekali. Ada sedikit perbedaan dalam proses
pemesanan bahan makanan kering dan bahan makanan
basah, yaitu pemesanan bahan makanan kering dilakukan
dua kali dalam seminggu. Dalam melakukan pemesanan
bahan makanan kering, terlebih dahulu dilihat stok gudang
sebagai pertimbangan dalam pemesanan bahan makanan
tersebut.Penyimpanan bahan makanan kering tidak
dilakukan dalam jumlah yang besar sehingga
POLTEKKES BANJARMASIN | 9
pemesanannya dilakukan dua kali dalam satu minggu. Hal
ini dikarenakan gudang tempat penyimpanan bahan
makanan kecil ruangannya kecil.
POLTEKKES BANJARMASIN | 10
b) Prosedur pembelian
Dalam suatu institusi diperlukan yang namanya prosedur
pembelian yaitu sebagai berikut:
1. Tanda terima dan analisis Daftar Permintaan Pembelian
(Purchase Requisition –PR)
2. Pemilihan sumber persediaan yang potensial
3. Pengajuan Permintaan Penawaran Harga
4. Pemilihan Sumber yang Tepat
5. Penetapan Harga yang Tepat
6. Pengeluaran Pesanan Pembelian ( Purchase Order – PO )
7. Analisis LaporanPenerimaan dan Persetujuan Faktur Penjaja
/ Vendor bagi pembayaran
c) Prinsip dalam pembelian bahan makanan
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009) prinsip adalah
hal pokok yang dijadikan pedoman dalam melakukan sesuatu,
oleh karena itu, yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelian
adalah hal-hal pokok dalam pelaksanaan fungsi pembelian yang
perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian diadakan
untuk melayani atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh
karena itu, prinsip-prinsip kerjanya harus sedemikian rupa
sehingga juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang
ditugaskan tersebut dan prinsip kerja dari fungsi pembelian harus
diatur supaya mampu memberikan kontribusi yang besar bagi
keberhasilan perusahaan.
Prinsip dari purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price merupakan nilai suatu barang yang
dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang umum
berlaku pada saat dan kondisi pembelian dilakukan.
2. The Right Quantity
POLTEKKES BANJARMASIN | 11
Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah
yang benar-benar diperlukan oleh suatu perusahaan atau
perhotelan pada saat tertentu.
3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang
tersedia setiap kali diperlukan.Dalam hal ini persediaan
barang haruslah diperhitungkan karena jika ada persediaan
barang tentunya ada biaya perawatan barang tersebut.
4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang
yang dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yang
dikehendaki oleh pembeli.
5. The Right Quality
The right quality adalah mutu barang yang diperlukan oleh
suatu institusi sesuai dengan ketentuan yang sudah
dirancang yang paling menguntungkan institusi.
d) Cara atau System pembelian bahan makanan
1. Pembelian langsung ke pasar (the open market of buying)
Pembelian ini digolongkan sebagai pembelian
setengah resmi, karena banyak hal-hal yang merupakan
kesepakatan antara pembeli dan penjual, yang tidak dapat
dikendalikan secara pasti. Pembelian bahan makanan
secara langsung ke pasar biasanya dilakukan di institusi
makanan yang melayani konsumen sedikit sekitar 50
orang, sehingga penyediaan bahan makanan masih dapat
dibatasi dengan cara pembelian langsung. Metode macam
ini melalui prosedur yang sederhana.Pesanan dapat
dilkukan melalui telepon, datang langsung ke pasar atau
berdasarkan perjanjian antara pembeli dan penjual.Metode
pembelian ini diharapkan mengikuti prosedur administrasi
keuangan yang berlaku, harus ada bon pesanan,
penerimaan dan pencatatan.
POLTEKKES BANJARMASIN | 12
2. Pembelian dengan musyawarah (the negotlated of buying)
Cara pembelian ini termasuk pembelian setengah
resmi pembelian ini hanya dilakukan untuk bahan
makanan yang hanya tersedia pada waktu-waktu
tertentu, jumlahnya terbatas dan merupakan bahan
makanan yang dibutuhkan klien.
3. Pembelian yang akan datang (future contract)
Pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang
telah terjamin pasti, terpecaya mutu, keadaan dan
harganya karena produk bahan makanan yang dibatasi,
maka pembeli berjanji membeli bahan makanan tersebut
dengan kesepakatan harga saat ini tetapi bahan makanan
dipesan sesuai dengan waktu dan kebutuhan pembeli dan
institusi.
4. Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contract/auction)
a. Firm at the opening of price (FAOP)
Dimana pembeli memesan bahan makanan pada saat
dibutuhkan , harga disesuaikan pada saat transaksi
berlangsung.
b. Subject approval of price (SAOP)
Dimana pembeli memesan bahan makanan pada saat
dibutuhkan, harga sesuai dengan yang ditetapkan
terdahulu.
5. Pembelian melalui pelelangan ( the formal competitive)
Pembelian bahan makanan dengan pelelangan
adalah Cara pembelian semi resmi semacam ini yaitu
mengikuti prosedur pembelian yang telah disebarkan
dalam keppres No. 29-30 Tahun 1984 dan No.8 Tahun
1986 serta peraturan yang ditetapkan pemerintah daerah
ataupun penanggung jawab tertentu.
POLTEKKES BANJARMASIN | 13
2.3 Prosedur Pembelian Bahan Makanan
1. Formal
Pembelian melalui Tender. Pembelian dengan cara menyebutkan
rincian kebutuhan bahan makanan secara tertulis meliputi macam, jumlah
dan spesifikasi bahan makanan. Keuntungan cara formal : spesifikasi
barang yang diperlukan dapat dipelajari sebelumnya oleh pemasok
sehingga order barang lebih cepat.
a. Open Tender
1) Pembeli akan menentukan penjual mana yang akan dipilih,
dengan mempertimbangkan harga, kualitas barang yang
ditawarkan, dan juga kredibilitas penjual
2) Kredibilitas berkaitan dengan kapasitas perusahaan dan dari
catatan yang dipunyai pembeli tentang perilaku penjual pada
waktu yang lalu terutama yang dialami langsung oleh pembeli
3) Jenis dan jumlah bahan makanan dapat dibeli secara tetap untuk
bahan makanan yang tahan lama tidak mudah rusak dan fluktasi
harga tidak banyak bervariasi.
4) Barang yang dibeli harian adalah bahan makanan yang segar
dengan jumlah nya sesuai kebutuhan harian.
2. Non Formal
a. Cara ini dilakukan dengan cara melakukan pembelian secara
langsung ke pasar.
b. Pada intitusi besar biasanya hal ini dilakukan karena ada barang
yang mendadak dibutuhkan.
c. Pada intitusi kecil banyak yang menggunakan cara ini secara umum
dengan resiko apabila bahan makanan yang dibutuhkan tidak ada
dipasaran maka digunakan bahan makanan pengganti, berarti
terjadi pergantian menu.
d. Transaksi dilakukan langsung kepasar atau melalui telpon
e. Pembelian ini tidak dapat menjamin bahan makanan yang dibeli
terpenuhi semua jumlah dan spesifikasinya.
POLTEKKES BANJARMASIN | 14
2.4 Metode Penawaran Pembelian Bahan Makan
POLTEKKES BANJARMASIN | 15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini dinarasikan secara deskriptif karena penelitian
hanya ingin mengetahui dan mempelajari tentang penyelanggaraan
makanan yang ditinjau dari pengadaan atau pembelian bahan makanan di
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
C. Subjek Penelitian
Kegiatan penyelenggaraan makanan yang ditinjau dari proses
pengadaan atau pembelian bahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin.
POLTEKKES BANJARMASIN | 16
b). Data Sekunder
Data yang diperoleh dari laporan tahunan Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin dan laporan tahunan instalasi gizi meliputi :
1) Gambar organisasi instalasi
2) Gambaran umum Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Ulin
3) Struktur organisasi instalasi gizi, keterangan yang meliputi
jumlah dan tingkat pendidikannya.
4) Informasi cv atau perusahaan rekanan yang menyediakan
bahan makanan.
2. Cara Pengumpulan Data
a) Data Primer
Data mengenai kegiatan penyelanggaraan makanan ditinjau
dari segi pengadaan atau pembelian bahan makanan dengan cara
observasi dan wawancara yang menggunakan formulir check
list.
b) Data Sekunder
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan
melihat laporan tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin dan
laporan tahunan di instalasi gizi rumah sakit
3. Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Menurut Suardeasasri (2010) obeservasi adalah suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis baik secara langsung
maupun tidak langsung pada tempat yang diamati.
Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu
observasi langsung berperan pasif. Peneliti mengamati keadaan
ruang instalasi gizi bagian pengadaan atau pembelian bahan
makanan. Peneliti berusaha mendapatkan informasi yang mendalam
pada proses kegiatan tersebut.
POLTEKKES BANJARMASIN | 17
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1) Variabel Penelitian
Variable penelitian yang digunakan adalah pengadaan atau
pembelian bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD Ulin Banjarmasin.
2) Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara dan Hasil Skala
Penelitian Operasional Alat Ukur Ukur
Pengadaan Pembelian bahan Observasi Deskriptif Ordinal
atau makanan dan
Pembelian merupakan Wawancara
Bahan serangkaian
Makanan kegiatan
penyediaan macam,
jumlah, spesifikasi,
bahan makanan
untuk memenuhi
kebutuhan
konsumen/pasien
sesuai
ketentuan/kebijakan
yang berlaku.
5. Pengelolaan Data
a) Data Primer
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung menggunakan
check list kemudian dibandingkan dengan pedoman PGRS (2013)
dan dianalisis secara deskriptif.
b) Data Sekunder
Data tentang gambaran secara umum rumah sakit dan
gambaran umum Rumah Sakit Umum Daerah Ulin yang didapat
penelitian dengan melihat hasil laporan tahunan rumah sakit dan
instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Ulin yang dinarasikan
secara deskriptif.
POLTEKKES BANJARMASIN | 18
BAB IV
POLTEKKES BANJARMASIN | 19
4.2 Sistem Pembelian Bahan Makanan
POLTEKKES BANJARMASIN | 20
yang digunakan di RSUD Ulin Banjarmasin sudah sesuai dengan teori
yang ada tentang pembelian melalui pelelangan (The Formal
Competitive).
POLTEKKES BANJARMASIN | 21
harus mengganti bahan makanan tersebut saat itu juga. Contoh dari
spesifikasi bahan makanan seperti sayuran yang segar, tidak berakar,
tidak ada ulat, dan bersih. Untuk bawang sudah dikupas dan masih
segar sedangkan untuk spesifikasi ayam harus segar, tidak berbau,
sudah dipotong, tidak berlendir, tidak ada darah. Spesifikasi untuk
ikan harus tanpa kepala, segar, daging masih kenyal, tidak bersisik, isi
perut sudah bersih. Berikut adalah spesifikasi bahan makanan RSUD
Ulin Banjarmasin :
POLTEKKES BANJARMASIN | 22
setiap 7-10 hari sekali atau disesuaikan dengan kebutuhannya.
Sedangkan bahan makanan kering seperi beras, gula pasir, tepung,
formula komersial, minyak goreng, margarine dan susu skim dilakukan
sebulan sekali atau disesuaikan dengan permintaan kebutuhan makanan
dari gudang penyimpanan bahan makanan. Begitu juga dengan air
mineral dimana pemesanan dilakukan sesuai kebutuhan karena tidak
memungkinkan menumpuk kardus-kardus berisi air mineral gelas di
dalam Gudang terlalu lama.
POLTEKKES BANJARMASIN | 23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
POLTEKKES BANJARMASIN | 24
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : EGC
Hariandja, Marihot T.E., & Hardiwati, Yovita. 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Grasindo
POLTEKKES BANJARMASIN | 25
Lampiran
1. Daftar Ketetapan Harga Bahan Makanan Pokok Dinas Perdagangan Prov.
Kalimantan Selatan
POLTEKKES BANJARMASIN | 26
4. Form Pemesanan Bahan Makanan Untuk Agen Besar (CV) dan Rekanan
Pedagang
POLTEKKES BANJARMASIN | 27