Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan
UPTD Puskesmas Muara Kulam ini. UPTD Puskesmas Muara Kulam mempunyai
tugas dan fungsi menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan, agar
tugas dan fungsi dapat terlaksana dengan baik harus didukung oleh kemampuan tertib
administrasi yang baik.
Buku Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan ini disusun dengan maksud
memberikan acuan untuk staf melaksanaan pelayanan klinis.Dengan diterbitkannya
pedoman ini diharapkan pelaksanaan Upaya Kesehatan Perorangan dapat berjalan
lebih teratur dan terarah sehingga efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan
pelayanan dapat tercapai.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
buku pedoman ini. Semoga buku ini bermanfaat guna mewujudkan Puskesmas yang
bermutu.

Muara Kulam, Januari


2021

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
BUKU PEDOMAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

Muara Kulam, Januari 2021


Mengetahui,
Penanggung Jawab UKP Ka. Tata Usaha

dr. Tri Handayani Ns. Masamah, S.Kep


NIP. 199003242019022008 NIP.
198307222005012003

Mengetahui,
Ka. UPTD Puskesmas Muara Kulam

Ns. Nelly Haryanti, S.Kep


NIP.198004162011012004
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Tujuan Pedoman.............................................................................
C. Sasaran Pedoman..........................................................................
D. Ruang Lingkup Pedoman................................................................
E. Batasan Operasional.......................................................................
BAB II STANDAR KETENAGAAN ..........................................................
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia..................................................
B. Distribusi Ketenagaan.....................................................................
C. Jadwal Kegiatan..............................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS ................................................................
A. Denah Gedung dan Ruang.............................................................
B. Standar Fasilitas..............................................................................
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN...................................................
A. Lingkup Kegiatan Pelayanan..........................................................
B. Tatalaksana.....................................................................................
BAB V LOGISTIK......................................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN............................................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA............................................................
BAB VIII PENINGKATAN MUTU..............................................................
BAB IX PENUTUP.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Rujukan ........................................................................


Lampiran 2 Surat Rujukan Internal/ Rujukan Balik ..................................
Lampiran 3 Surat Keterangan Kesehatan (KIR) ......................................
Lampiran 4 Surat Keterangan Lahir ..........................................................
Lampiran 5 Surat Keterangan Meninggal dunia ......................................
Lampiran 6 Surat Keterangan Perawatan ...............................................
Lampiran 7 Formulir Persetujuan Tindakan Medis ...................................
Lampiran 8 Formulir Persetujuan Rujukan ...............................................
Lampiran 9 Formulir Penolakan Tindakan Medis .....................................
Lampiran 10 Surat Keterangan Hamil .....................................................
Lampiran 11 Surat Keterangan Buta Warna ............................................
Lampiran 12 Hasil Pemeriksaan Laboratorium ........................................
Lampiran 13 Surat keterangan Keadaan Sakit..........................................
Lampiran 14 Surat Keterangan Terapi Pengobatan ................................
Lampiran 15 Surat Keterangan Persalinan................................................
Lampiran 14 Surat Keterangan Rapid Test Antigen ................................
Lampiran 15 Surat Keterangan Rapid Test Antibody ..............................
Lampiran 16 Rekam Medik........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta
masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung awab
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan
kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
tutup usia. Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana
kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa
layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin
selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia
jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya.
Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai
dengan harapan atau belum. Olehnya itu puskesmas sangat dituntut untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan yang berkualitas bagi masyarakat
di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Pedoman

Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di UPTD
Puskesmas Muara Kulam dalam menyelenggarakan kegiatan Upaya Kesehatan
Perorangan UPTD Puskesmas Muara Kulam. Sehingga penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perorangan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperoleh
hasil sesuai yang diharapkan

C. Sasaran pedoman

Sasaran pedoman penyelenggaran UKP UPTD Puskesmas Muara Kulam meliputi :


1. Semua penyelenggara pelayanan klinis; mulai dari petugas pendaftaran, rekam
medis, tenaga medis (dokter/dokter gigi), paramedis (perawat, bidan), ahli gizi,
tenaga kesehatan lingkungan, analis laboratorium, tenaga farmasi.
2. Pasien dan keluarga yang terkait untuk bekerjasama dalam pelaksanaan
pelayanan klinis di Puskesmas.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di UPTD
Puskesmas Muara Kulam meliputi:
1. Pelayanan Pendaftaran,
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum,
3. Pelayanan KIA dan Keluarga Berencana,
4. Pelayanan Anak dan Imunisasi,
5. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
6. Pelayanan Konsultasi (Gizi dan Sanitasi),
7. Pelayanan Tindakan Medis dan Gawat Darurat,
8. Pelayanan Rawat Inap,
9. Pelayanan Ruang Bersalin,
10. Pelayanan Laboratorium,
11. Pelayanan Obat,
12. Pengelolaan Gudang Obat,
13. Pengelolaan Rekam Medis,
14. Pengelolaan Lingkungan Fisik Puskesmas

E. Batasan Operasional
1. Pelayanan pendaftaran adalah unit pelayanan yang melayani pendaftaran
pasien baru, pasien lama, dan pemberian berbagai informasi terkait dengan
pelayanan Puskesmas
2. Pelayanan Poli umum adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan umum dewasa dan anak usia diatas 5 tahun
3. Pelayanan Ibu dan adalah unit yang melayani pemeriksaan kesehatan ibu
hamil, ibu nifas , ibu menyusui, dan melayani pemberian kontrasepsi (pil KB,
suntik, implant, IUD) serta pemeriksaan IVA
4. Pelayanan Anak dan imunisasi adalah unit yang melayani pemeriksaan
kesehatan anak dibawah 5 tahun, deteksi dini tumbuh kembang anak dan
pemberian imunisasi
5. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah unit yang melayani pemeriksaan
dan pengobatan gigi dan mulut
6. Pelayanan konsultasi unit yang memberikan pelayanan berupa konsultasi gizi
dan sanitasi
7. Pelayanan tindakan medis dan gawat darurat adalah unit pelayanan yang
menangani pasien yang memerlukan tindakan medis dan pasien yang
memerlukan pertolongan segera dan melakukkan rujukan emergensi ke
Rumah sakit bila diperlukan
8. Pelayanan rawat inap adalah unit yang melayani pasien yang memerlukan
rawat inap dan tidak memerlukan rujukan spesialis
9. Pelayanan laboratorium adalah unit yang melayani pemeriksaan darah rutin,
urin rutin, feses rutin, pemeriksaan sputum, dan pemeriksaan lainnya yang
diperlukan untuk menunjang diagnosis
10.Pelayanan obat adalah unit yang melayani pemberian obat berdasarkan resep
dari dokter dan bidan atau perawat yang mendapat pendelegasian wewenang
dari dokter, serta melakukan pelayanan informasi obat
11.Pengelolaan gudang obat adalah unit yang menerima, menyimpan, dan
mendistribusikan obat ke ruang pelayanan obat dan ke unit pelayanan yang
merupakan jaringan Puskesmas
12.Pengelolaan rekam medis adalah proses mempersiapkan formulir rekam
medis dan melakukan penomoran rekam medis yang diperlukan untuk
pelayanan kepada pasien baru atau pasien lama
13.Pengelolaan Lingkungan fisik Puskesmas adalah proses penataan lingkungan
di dalam pagar Puskesmas agar tercipta suasana yang bersih, aman, dan
nyaman, sehingga tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas dan para
pengunjung Puskesmas berada dalam keadaan terbebas dari kemungkinan
tertular penyakit dan akibat negatif lainnya.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Upaya Kesehatan


Perorangan UPTD Puskesmas Muara Kulam adalah Sumber Daya Manusia (SDM
Kesehatan). Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dihitung berdasarkan analisa beban
kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, luas wilayah kerja, dan ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja.

Kualifikasi Ketenagaan Pelaksana UKP di UPTD Puskesmas Muara Kulam


No Jenis Pelayanan Kualifikasi Sumber Daya Kompetensi
- Tenaga D3 Rekam Medik
Pelayanan
1 - Pekarya kesehatan /
Pendaftaran
lulusan SMA
Pelayanan Dokter
2
Pemeriksaan Umum Perawat minimal lulusan D3
Punya sertifikat pelatihan
Pelayanan ibu dan pemasangan alat
3 Bidan minimal lulusan D3
KB kontrasepsi seperti IUD,
implant
- Bidan minimal lulusan D3 pelatihan pelayanan
Pelayanan anak dan
4 - Perawat minimal lulusan immunisasi
imunisasi
D3
Pelayanan kesehatan Perawat gigi minimal
5
gigi dan mulut lulusan D3
Ahli gizi minimal lulusan D3
6 Pelayanan konsultasi gizi dan sanitarian lulusan
D3 Kesehatan lingkungan
Punya sertifikat pelatihan
Pelayanan tindakan
Dokter, perawat lulusan D3, ATCLS (dokter) dan
7 medis dan gawat
bidan lulusan D3 BTCLS (perawat), APN
darurat
(bidan)
Dokter,
8 Pelayanan rawat inap Perawat S1 Ners atau
minimal lulusan D3
Pelayanan Analis kesehatan minimal
9
Laboratorium lulusan D3
Apoteker atau minimal D3 Sertifikat pelatihan
10 Pelayanan Obat
Farmasi Keamanan Pangan
Pengelolaan Gudang
11 Lulusan D3 Farmasi
Obat
Penata rekam medis
Pengelolaan Rekam
12 minimal lulusan D3 rekam
Medis
medis
Pengelolaan Sanitarian lulusan D3
13 Lingkungan Fisik Kesehatan Lingkungan,
yang Aman Lulusan SLTA

B. Distribusi Ketenagaan

Distribusi dan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di ruang – ruang


pelayanan klinis dikoordinir oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab
Upaya Kesehataan Perorangan (PJ UKP) sesuai dengan analisis Beban Kerja, dan
atau sesuai dengan kesepakatan.

Jaringan
No Jenis ketenagaan Puskesmas Jumlah
(Pustu,Polindes,Poskesdes)
1 Dokter umum 2 - 2
2 Dokter gigi - - -
3 Perawat 22 3 25
4 Bidan 7 14 21
5 Perawat gigi 2 - 2
6 Sanitarian 1 - 1
7 Nutrisionist 1 - 1
8 KesMas 4 - 4
9 Rekam Medik 1 - 1
10 Apoteker - - -
11 Asisten apoteker 2 - 2
12 Analis Labor 3 - 3
Sarjana (S1) Non
13 4 - 4
Medis
14 Pekarya kesehatan 2 - 2
15 Cleaning Service 2 - 2
16 Driver 1 - 1
17 Keamanan 2 - 2
C. Jadwal kegiatan
Jadwal pelayanan Upaya perorangan di UPTD Puskesmas Muara Kulam.

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Poliklinik/Rawat jalan Senin s/d Kamis Pelaksanaan


- Pendaftaran: kegiatan diluar
08.00-12.00 gedung
- Pelayanan: dilakukan diluar
08.00-14.00 jadwal
Jum’at pelayanan
- Pendaftaran: puskesmas
08.00-11.00
- Pelayanan:
08.00-14.00
Sabtu
- Pendaftaran:
08.00-12.00
- Pelayanan:
08.00-14.00
2. Unit Gawat Darurat Senin s/d Minggu
(UGD) 24 jam
3. Rawat Inap Senin s/d Minggu
24 jam
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang

Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan

B. Standar Fasilitas

Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya pelayanan


kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Peralatan kesehatan di
Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan,
memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan diuji serta
dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Standar peralatan Upaya Kesehatan perorangan di UPTD Puskesmas Muara Kulam
mengacu pada standar peralatan puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. (Lihat
Permenkes nomor 43 tahun 2019, Halaman. 64 sampai dengan halaman 105)

No Nama Ruangan Fasilitas Jumlah


1 Ruang pendaftaran Meja pendaftaran, kursi, komputer Menyesuaikan
2 Ruang tunggu Kursi tunggu, alat peraga, Menyesuaikan
bermacam – macam informasi
dalam bentuk poster, banner, dan
lain - lain
3 Ruang Poli umum Meja petugas, bed dewasa, meja Menyesuaikan
alat, wastafel, peralatan medis
4 Ruang pelayanan Ibu Meja petugas, bed dewasa, bed Menyesuaikan
dan KB ginekologi, lemari dan alat medis
5 Ruang pelayanan anak Meja petugas, bed anak, lemari es Menyesuaikan
dan imunisasi untuk vaksin, termos vaksin
6 Ruang pelayanan Meja petugas, kursi gigi (dental Menyesuaikan
kesehatan gigi dan mulut chair), sterilisator alat, peralatan
medis gigi
7 Ruang pelayanan Meja petugas, media konsultasi, Menyesuaikan
konsultasi food model, alat peraga
8 Ruang tindakan dan Bed pasien, troli alat, lemari dan alat Menyesuaikan
gawat darurat medis, sterilisator alat, wastafel
9 Ruang Pelayanan Rawat Bed pasien, meja, lemari dan alat Menyesuaikan
Inap medis, kursi, lemari kecil untuk
pasien, skiram, piring, gelas,
10 Ruang laboratorium Meja petugas, alat-alat Menyesuaikan
labor,wastafel
11 Ruang Pelayanan Obat Meja petugas, lemari obat, meja Menyesuaikan
untuk PIO
12 Gudang Obat Lemari obat, lemari es, tempat obat Menyesuaikan
psikotropik dan narkotika
13 Ruang rekam medik Formulir rekam medis, Rak arsip Menyesuaikan
rekam medis
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN


Kegiatan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Muara Kulam mencakup
pelayanan terhadap pasien umum dan pasien peserta JKN KIS (PBI, BPJS kes
ASN/TNI/Polri, JKN Mandiri), yang meliputi layanan rawat jalan, layanan rawat inap non
spesialis, dan layanan gawat darurat.
Kegiatan layanan klinis terhadap pasien ini terdiri dari :
1. Pelayanan Pendaftaran Pasien,
2. Pengkajian awal untuk pasien baru dan anamnesis untuk pasien ulangan,
3. Pemesiksaan fisik dan penunjang,
4. Keputusan Klinis,
5. Rencana layanan klinis.

B. TATA LAKSANA
a. Pendaftaran Pasien
1. Pasien datang mencuci tangan, cek suhu badan dan dillakukan skrining Covid-
19/ISPA
2. Pasien mendapatkan informasi terkait puskesmas di bagian meja informasi
seperti, jenis pelayanan, jadwal pelayanan, tarif pelayanan, alur pelayanan, alur
pendaftaran, sarana pelayanan, ketersediaan tempat tidur di rawat inap, rumah
sakit rujukan, serta hak dan kewajiban pasien,
3. Metode yang dilakukan pada pendaftaran pasien menggunakan metode antrian,
Foto no antrian

4. Pendaftaran pasien dipisah antara pasien ISPA (poli ILI/TB) dan Non ISPA
5. Pasien lanjut usia, ibu hamil, dan disabilitias diberikan nomor antrian khusus
karena pasien diberikan prioritas untuk dilayani terlebih dahulu,
6. Untuk pasien yang baru pertama kali datang ke puskesmas, petugas pendaftaran
meminta KTP dan KK untuk identifikasi serta menanyakan apakah pasien
memakai Kartu JKN atau tidak,
7. Untuk pasien lama, petugas meminta kartu kunjungan atau kartu berobat,
8. Untuk pasien ISPA atau pasien yang akan ke Poli ILI/TB pendaftaran dilakukan
oleh keluarga atau petugas informasi (jika pasien tidak memiliki pendamping)
9. Petugas meregistrasi pasien ke buku register berdasarkan wilayah tempat tinggal
dan memberikan nomor rekam medis,
10. Untuk pengkodean rekam medis menggunakan system family folder dengan
format 00 - 00 - 00. (kode Desa - kode Dusun/RT - kode KK).
Hak dan kewajiban pasien harus diinformasikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
1. Hak-hak pasien meliputi :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
d. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga terhindar dari kerugian
fisik dan materi
e. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
f. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktek (SIP)
g. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
h. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan medis,
alternative tindakkan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakuan serta perkiraan biaya pengobatanak/tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya
i. Memberikan persetujuan atau menolak sebagian atau seluruh tindakan yang
akan diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakkan tersebut secara
lengkap dengan pengecualian yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan
j. Didampingi keluarganya atau penasehatnya dalam keadaan kritis
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berobat di puskesmas.
l. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan puskesmas terhadap dirinya

2. Kewajiban pasien meliputi :


a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di puskesmas.
b. Mematuhi segala instruksi Dokter dan tenaga paramedis (perawat, bidan, gizi dan
kesling) dalam pengobatannya
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat
d. Membayar restribusi sesuai perda atas jasa pelayanan puskesmas
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

b. Pengkajian awal, rencana layanan klinis dan pelaksanaan layanan serta


rencana rujukan pada pasien meliputi :
1) Pengkajian awal
Kajian awal dilakukan oleh tenaga yang kompeten. Dalam hal ini dilakukan
oleh perawat, bidan dan dokter. Kajian awal yang paripurna meliputi kajian
keperawatan,kajian kebidanan dan kajian medis atau kajian lain oleh tenaga
profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
Informasi yang harus didapatkan pada kajian awal adalah keluhan utama
pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi.
Pengkajian awal juga mengakses kondisi biologis, sosial ekonomi, nilai - nilai
budaya, kondisi spiritual, makanan kegemaran, hobby, dan lain – lain. Kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh berupa ; antropometri
(tinggi badan dan berat badan) dan tanda-tanda vital seperti frekuensi nadi,
frekuensi nafas, suhu, tekanan darah.
Proses pengkajian awal selanjutnya adalah pengkajian medis. Dokter
melakukan anamnesis secara terstruktur dan melakukan pemeriksaan fisik
menyeluruh atau pemeriksaan fisik khusus meliputi pemeriksaan mata, leher,
THT, thoraks, abdomen, ekstremitas, dan genitalia. Jika diperlukan, dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah, urin atau feses.
Semua informasi yang didapat dicatat dalam rekam medis.

2) Rencana layanan
Rencana layanan diputuskan oleh dokter atau petugas yang kompeten yang
diberi pendelegasian wewenang oleh dokter. Rencana layanan bisa berupa
pengobatan, tindakan medis, rawat inap, atau rujukan ke fasilitas kesehatan
tingkat lanjut. Jika dibutuhkan, dilakukan pelayanan secara tim atau terpadu
untuk kasus – kasus tertentu seperti Hipertensi, Diabetes, Diare, Gizi buruk, dan
lain - lain. Untuk itu perlu dibentuk tim kesehatan interprofesi.
Rencana layanan dipandu oleh prosedur yang sudah dibakukan dan
melibatkan pasien dan keluarga pasien. Rencana layanan harus memperhatikan
kebutuhan biologis, fisik, psikososial dan memperhatikan tata nilai budaya.
Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas serta
mempertimbangkan efisiensi sumber daya yang ada. Efek samping dan risiko
pelayanan harus diinformasikan kepada pasien. Semua rencana layanan harus
dicatat dalam rekam medis, ditandatangani oleh pemberi layanan dan oleh
pasien atau keluarga pasien sebagai tanda mereka dilibatkan dalam rencana
layanan.
Pada pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan berdasarkan triase/panduan triase. Adanya pembentukan tim
kesehataan antar profesi diperlukan bila dilakukan pelayanan klinis secara tim.
Pada situasi dan kondisi tertentu, pendelegasian wewenang pada layanan klinis
diperlukan agar terjaga kesinambungan pelayanan, sehingga penanganan pasien
dapat dilakukan dengan baik. Dalam pelaksanannya, dokter atau dokter gigi
membuat surat pendelegasian wewenang kepada perawat yang sudah dilatih
dan mempunyai kompetensi dalam menangai pasien tertentu.

3) Pelaksanaan layanan
Pelaksanaan layanan dilakukan di ruang – ruang pelayanan. Agar proses
pelayanan berlangsung secara sistematis sesuai dengan spesifikasi layanan
yang diberikan di ruangan tersebut.
1. Pelayanan Pendaftaran,
Pasien datang mencuci tangan, mengecek suhu tubuh lalu menuju meja
informasi untuk dilakukan skrining Covid-19/ISPA. Petugas memberikan
informasi terkait puskesmas serta hak dan kewajiban pasien. Setelah pasien
dillakukan skrining pasien dipisahkan antara pasien ISPA/ILI/TB dengan
pasien Non ISPA. Pasien mengambil nomor antrian pendaftaran jaminan
kesehatan. Untuk pasien lansia, ibu hamil, dan pasien disabilitas terdapat
nomor antrian khusus.

Gambar 4.1 Nomor Antrian Puskesmas

Pasien yang menuju ke poli ILI/TB pada proses pendaftaran dilakukan


oleh keluarga/pendamping, bila pasien tidak memiliki pendamping proses
pendaftaran akan dilakukan oleh petugas puskesmas. Pasien menyerahkan
kartu identitas, kartu jaminan Kesehatan dan kartu berobat kepada petugas.
Pasien Non ISPA akan diarahkan ke bagian pendaftaran dengan membawa
syarat pendaftaran. Pasien dipanggil ke loket pendaftaran sesuai dengan
nomor antrian. Bagi yang belum pernah berkunjung ke Puskesmas
(Kunjungan Baru), pasien mendaftarkan diri dengan menyampaikan data
nama, tanggal lahir, alamat, nama KK, & keperluan, ke Petugas pendaftaran.
Kemudian semua data dimasukkan ke Komputer, sementara Petugas Loket
membuatkan Kartu berobat, Pasien menuju ke tempat pelayanan yang lain.

Bagi Pasien yang membawa kartu, dipanggil ke loket pendaftaran sesuai


dengan nomor antrian pendaftaran dapat langsung menyodorkan kartu
berobat dan membayar karcis retribusi Rp. 5.000,-. Setelah semua data
dimasukkan ke Komputer Pasien menuju tempat pelayanan yang lain.

Gambar 4.2 Kartu Berobat

Untuk Pasien BPJS Mandiri tidak dikenakan biaya sama sekali, yang
berhak menentukan rujukan adalah Dokter. Untuk pasien rujukan harus
diikutkan ke Puskesmas untuk diperiksa dokter, kecuali membawa surat
diagnosa dari dokter. Pasien rujukan hanya dapat diwakilkan jika pasien yang
bersangkutan sudah berada di Ruang IGD Rumah Sakit setempat.

Di Poli Pasien akan mendapatkan pelayanan yang diinginkan sesuai


standart. Setelah Pasien mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan
konseling pasien menuju apotik untuk mengambil obat kemudian pulang.
Setelah dari Poli sesuai keperluan, pasien bisa dirujuk ke Laboratorium,
Pojok Gizi,  dll. Bila di Poli / Unit pelayanan  yang lain ada tindakan medis
pasien akan dikenakan biaya tindakan sesuai Perda dan dibayar di Kasir
(Apotek).

2. Pelayanan Pemeriksaan Umum


3. Pelayanan Ibu dan Keluarga Berencana,
4. Pelayanan Anak dan Imunisasi,
5. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
6. Panduan Pelayanan Konsultasi (Gizi dan Sanitasi),
7. Panduan Pelayanan Tindakan Medis dan Gawat Darurat,
8. Panduan Pelayanan Rawat Inap,
9. Panduan Pelayanan Laboratorium,
10. Panduan Pelayanan Obat,
11. Panduan Pengelolaan Gudang Obat,
12. Panduan Pengelolaan Rekam Medis,
13. Panduan Pengelolaan Lingkungan Fisik Puskesmas,

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam Pelaksanaan Layanan adalah :
1. Bila terjadi perubahan rencana layanan harus tercatat dalam rekam medis
oleh tenaga medis/paramedis dan profesi kesehatan lainya,
2. Pelaksanaan layanan ini dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu,
3. Dalam pelaksanaan layanan klinis ini, pasien dimonitor, dievaluasi, dan
ditindak lanjut .
4. Bila dalam pelaksanaan layanan dilakukan tindakan medis/pengobatan
yang beresiko (anestesi, pembedahan dan tindakan lainya) maka dilakukan
pemberian informasi kepada pasien dan adanya persetujuan pasien (pasien
mengisi form informed consent) serta didokumentasikan pada rekam medis,
5. Pasien berhak untuk menolak pengobatan, berhak untuk menolak jika
dirujuk ke sarana kesehatan lain,
6. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, maka pasien tersebut
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat
dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut,
7. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat dan kasus-kasus berisiko tinggi
harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi,
8. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal),
9. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic,
10. Untuk pelayanan anestesi lokal dan pembedahan harus dipandu dengan
SOP Anestesi local dan pembedahan serta dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten,
11. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan,
12. Dalam pelaksanan pelayanan ini tenaga medis/paramedis/tenaga
kesehatan lainya harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta
mengidentifikasi keluhan pasien dan tindak lanjutnya.

4) Rencana Rujukan dan Pemulangan


Beberapa ketentuan dasar untuk Rujukan dan Pemulangan pasien adalah
sebagai berikut :
1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan pasien dari rawat jalan, dari rawat inap di Puskesmas, atau
pun proses rujukan,
2. Dokter wajib menindak lanjuti umpan balik atau rujukan balik sesuai
rekomendasi dari fasilitas rujukan,
3. Pada rujukan pasien ditulis resume klinis,
4. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut, dan diberi
informasi pilihan tempat rujukan untuk pasien umum atau BPJS
(berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk tempat rujukan BPJS).

Kriteria merujuk pasien meliputi :


1. Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak
dapat diatasi di Puskesmas,
2. Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang medis di
Puskesmas ternyata tidak mampu diatasi,
3. Pasien memerlukaan pelayanaan medis spesialis /subspesialis di Rumah
Sakit berdasarkan keadaan penyakit yang diderita pasien,
4. Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang
tidak tersedia di fasilitas pelayanan Puskesmas,
5. Apabila telah diobati berulang kali di Puskesmas ternyata pasien
memerlukan pemeriksaan dan pengobatan di sarana kesehatan yang lebih
mampu. Pada saat pemulangan( rawat jalan), pasien/keluarga pasien
diberi informasi tentang tindak lanjut layanan.

BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan
yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas atas dasar kebutuhan
pasien dan demi kelancaran dalam pelayanan. Ketersediaan logistik harus dijamin
kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan
alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Dalam pengadaan logistik setiap ruang pelayanan melakukan usulan kepada
penanggung jawab pelayanan untuk disampaikan pada pimpinan Puskesmas dalam
rangka mendapatkan persetujuan. Sumber dana untuk pembelian logistik berasal dari
APBD dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kebutuhan logistik untuk administrasi disediakan oleh Penanggung Jawab
Administrsi dan Manajemen. Kebutuhan itu berupa ;
1. Form Rekam Medis
2. Forrm informed Consent
3. Form Rujukan BPJS
4. Form Rujukan Umum,
5. Kertas Resep,
6. Form Permintaan Laboratorium,
7. Form Permintaan Konsultasi,
8. Ballpoint,
9. Kertas F4,
10. Catridge Print,
11. Tinta Stempel,
12. Bantalan Stampel,
13. Buku Register,
14. Buku Untuk Rujukan Dan Buku Tindakan,
15. Map,
16. Type X.
17. Peralatan Untuk Kebersihan,
18. Serta Sabun Handwash (Handscrub),
19. Bayclin,
20. Plastik,
21. Dll .

Untuk kebutuhan logistik bahan habis pakai medis, setiap penanggung jawab
ruang pelayanan meminta kebutuhan tersebut sesuai dengan keperluan kepada
penanggung jawab Gudang Farmasi. Logistik bahan habis pakai medis di ruang layanan
klinis berupa :
1. Kasa Kotak Steril,
2. Kasa Gulung,
3. Kapas,
4. Jarum jahit (nald hecting),
5. Spuit 3 cc, 5 cc, 10cc,
6. Benang berbagai jenis dan ukuran,
7. Povidene Iodine (Betadine),
8. Alkohol,
9. Plester,
10. Cairan Infus (Nacl 0,9%, Rl, Dextrose 5%)
11. Infuse Set,
12. Obat-Obat Emergency,
13. Oksigen,
14. Dll.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. UPAYA KESELAMATAN PASIEN


Sesuai dengan standar akreditasi FKTP, maka upaya-upaya keselamatan pasien
yang perlu dilakukan di Puskesmas antara lain adalah :
1. Mengupayakan tercapainya sasaran keselamatan pasien,
2. Penanganan dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien,
3. Penerapan manajemen risiko klinis dalam pelayanan pasien,
4. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan obat,
5. Pelayanan laboratorium dan pelayanan penunjang yang lain,
6. Serta pengendalian infeksi dalam pelayanan klinis.

Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak


Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan harapan, yang
terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena penanganan klinis (clinical
management). Penanganan klinis yang tidak sesuai yang tidak menimbulkan cedera,
maka kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera ( KTC).
Kejadian Nyaris Cedera ( KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam
penanganan klinis, tetapi kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan. Dalam keadaan
tertentu saat pelayanan klinis, misalnya tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan
pengaman, lantai yang licin yang beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi,
menimbulkan cedera. Keadaan ini disebut kondisi berpotensi menyebabkan cedera
(KPC).
Terdapat kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC,KNC dan resiko
dalam pelayanan klinis yaitu SK Kepala Puskesmas tentang penanganan
KTD,KTC,KPC,KNC dan SOP penanganan KTD, KTC, KPC,KNC. Jika terjadi KTD,KTC,
dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut. Resiko- resiko yang mungkin terjadi dalam
pelayanaan klinis diidentifikasi, dianalisis, dan ditindak lanjuti. Terdapat kebijakan yaitu
SK Kepala Puskesmas tentang penerapan manajemen resiko klinis, Panduan
Manajemen resiko klinis. Pelaksanaan keselamatan pasien harus mengikuti kerangka
acuan perencanaan program keselamatan pasien.

B. LANGKAH-LANGKAH KESELAMATAN PASIEN


1. Membentuk tim mutu klinis dan keselamatan pasien dengan program kerja yang
jelas,
2. Menetapkan area prioritas dalam pelayanan klinis yang menjadi fokus untuk
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
3. Mengembangkan tata nilai dan budaya keselamatan pasien,
4. Melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap mutu pelayanan klinis dan
perilaku dalam pemberian pelayanan klinis,
5. Melaksanakan pelayanan klinis sesuai dengan prosedur dan panduan praktik
klinis,
6. Menerapkan manajemen risiko dalam pelayanan klinis,
7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan mutu klinis dan keselamatan pasien.
Pembelajaran melalui penerapan manajemen risiko klinis pada area prioritas,
8. Mengupayakan tercapainya enam sasaran keselamatan pasien,
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien.

C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Upaya pencegahan risiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap unit
layanan klinis. Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam pelayanan klinis ada beberapa sasaran
keselamatan pasien yang harus dilaksanakan, yaitu :
a. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100%.
Label identitas tidak tepat apabila salah penulisan nama, salah jenis kelamin dan
salah alamat.
b. Ketepatan penyampaian informasi, baik informasi sesama petugas maupun
antara petugas dengan pasien atau keluarga pasien. Misalnya ketepatan
penyampaian hasil pemeriksaan penunjang harus 100 %. Yang dimaksud tidak
tepat apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.
c. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat
dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi), tepat waktu dan
tepat dokumentasi.
d. Ketepatan dan keamanan tindakan yang meliputi ketepatan lokasi, tepat
prosedur, tepat operasi, dan pemakaian inform concent.
e. Pencegahan dan penanggulangan infeksi. Menerapkan CTPS sebelum
memberikan pelayanan atau di lima momen, Membiasakan memakai APD,
proses sterilisasi alat, ruang tindakan, linen, tempat tidur, dan lain – lain, tempat
pasien mengambil sputum, pemisahan ruang pelayanan anak dengan pasien
umum, dan seterusnya.
f. Pengurangan risiko pasien jatuh. Misalnya kursi roda dilengkapi dengan sabuk
pengaman, pasien dilarang mengendarai motor setelah minum obat dengan efek
samping ngantuk, dan lain – lain.
Agar ke-enam sasaran keselamatan pasien tersebut dapat dicapai maka perlu
dilakukan kegiatan - kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - sasaran tersebut,
untuk selanjutnya dimonitor secara periodik dengan menggunakan indikator - indikator
yang jelas dan terukur.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja di Puskesmas mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia Puskesmas, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan Puskesmas
agar sehat, selamat, dan bebas dari gangguan kesehatan dan pengaruh buruk yang
diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan, dan aktivitas kerja.

A. PENYELENGGARAAN K3 DI PUSKESMAS
Penyelenggaraan K3 di Puskesmas meliputi:

a. Menerapkan standar K3 di Fasyankes.

a. Penetapan kebijakan K3 di Puskesmas,

b. Perencanaan K3 di Puskesmas,

c. Pelaksanaan rencana K3 di Puskesmas,

d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 di Puskesmas,

e. dan peninjauan dan peningkatan kinerja K3 di Puskesmas.

B. STANDAR K3 DI PUSKESMAS

Standar K3 di Puskesmas meliputi :

a. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di Puskesmas,

b. Penerapan kewaspadaan standar;

c. Penerapan prinsip ergonomi;


d. Pemeriksaan kesehatan berkala;

e. Pemberian imunisasi;

f. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes;

g. Pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan


kesehatan kerja;

h. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;

i. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran;

j. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan
beracun; dan

k. Pengelolaan limbah domestik.

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN MEKANISME KONTROL


Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan K3 di Puskesmas dilaksanakan
secara semester dan tahunan. Sistim Pencatatan dan Pelaporan adalah sebagai
berikut:
a. Pencatatan dan pelaporan secara semester meliputi kasus yang berhubungan
dengan kejadian keselamatan dan kesehatan kerja,

b. Pencatatan dan pelaporan secara tahunan meliputi seluruh pelaksanaan


kegiatan K3 di Fasyankes selama 1 (satu) tahun,

c. Mekanisme pelaporan penyelenggaraan K3 di Puskesmas dilakukan secara


berjenjang dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Kementerian Kesehatan,

d. Pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara terintegrasi dengan sistem


informasi yang ada di Puskesmas,

e. Mekanisme kontrol pelaksanaan K3 di Puskesmas dilakukan secara internal


melalui mekanisme audit internal Puskesmas dan secara eksternal oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu UKP tidak bisa berdiri sendiri. Pengendalian Mutu harus
terintegrasi dengan bidang lain seperti Bidang Administrsi dan Manajemen dan bidang
Upaya Kesehatan Masyarakat. Secara umum masalah mutu dan kinerja Puskesmas
antara lain :
1. Proses tidak diukur dg baik,
2. Proses tidak dimonitor dg baik,
3. Proses tidak dikendalikan dg baik,
4. Proses tidak dipelihara dg baik,
5. Proses tidak disempurnakan,
6. Proses tidak didokumentasi dg baik.
Untuk mengatasi Penyebab Masalah Mutu dan Kinerja yang rendah, perlu dibuat
Indikator Mutu yang ingin dicapai. Ciri – ciri indikator mutu adalah sebagai berikut :
1. Bisa diukur dg baik,
2. Bisa dimonitor dg baik,
3. Bisa dikendalikan dg baik,
4. Bisa dipelihara dg baik,
5. Bisa disempurnakan,
6. Bisa didokumentasi dg baik.
Untuk mengoptimalkan kinerja pengendalian mutu, perlu dibentuk Tim
Manajemen Mutu di Puskesmas.

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan klinis adalah bagian pelayanan kesehatan Puskesmas yang


mengedepankan Tanggung Jawab, Disiplin, Kebersamaan dan mengutamakan
keselamatan pasien. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
merupakan dasar bagi setiap ruang pelayanan untuk melaksanakan pelayanan sesuai
dengan spesifikasi dan pola pelayanan di ruangan masing – masing.
Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan UPTD Puskesmas Muara Kulam ini dibuat
dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadikan acuan oleh seluruh staf
dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam melaksanakan pelayanan klinis.
Semoga dengan adanya Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
ini, pelayanan klinis di Puskesmas dapat berjalan dengan baik dan bermutu, dan
semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat. Diharapkan, untuk jangka panjang
terjadi penghematan yang signifikasn dalam pembiayaan kesehatan, karena akan
semakin sedikit pasien yang dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan,


2. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional,
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan,
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 th 2015 ttg Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien,
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 83 Th 2019 ttg Registrasi Tenaga Kesehatan,
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat,
8. Keputusan Menteri Kesehatan No HK.02.02/Menkes/514 Tahun 2015 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.

Anda mungkin juga menyukai