Anda di halaman 1dari 6

Gong Perdamaian Nusantara dan Monumen Nosarara Nosabatutu Palu

Wiwit Sri Arianti

Menjadi tim pekerja kemanusiaan atau humanitarian team harus siap ditugaskan dimanapun kota
yang sedang mengalami bencana, apalagi aku juga pernah menjadi anggota emergency response team
untuk tsunami Aceh, gempa di Jogja dan Padang sehingga harus selalu siap dipanggil. Banyak
pengalaman suka duka dalam menjalankan tugas di situasi bencana, namun aku selalu yakin pasti ada
hikmahnya dibalik semua itu. Ketika ada bencana tsunami dan likuifaksi di Palu, akupun terpanggil
untuk bertugas di Palu, memang tidak mudah sehingga tidak setiap orang mau bekerja di situasi
bencana. Ketika sudah beberapa minggu di situasi ini stress-pun mulai mengganggu irama kerja
sehingga harus mencari waktu dan tempat untuk menurunkan tingkat stress yang mulai naik. Bagiku
tidak sulit karena kesukaanku menjelajah tempat-tempat baru, maka mulailah kucari informasi yang
menarik di sekitar kota Palu untuk rekreasi dan menurunkan stress dan pilihan ada pada Gong
Perdamaian dan Monumen Nosarara Nosabatutu di Kota Palu, di bawah ini fotonya.

Gong Perdamai Nusantara

Gong Perdamaian Nusantara dan Monumen Nosarara Nosabatutu ini terletak di Kelurahan Tondo,
Kecamatan Mantikulore Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tidak terlalu sulit untuk mencapai tempat ini,
berada di atas bukit 2km di belakang Mako Polda Sulawesi Tengah. Tempat ini bisa dicapai melalui
jalan Soekarno-Hatta dan jalan mendaki sekitar 10 menit dengan menggunakan kendaraan.

Nama Nosarara Nosabatutu adalah semboyan yang berasal dari suku Kaili, yang berarti bersaudara
dan bersatu. Bagian depan gong terdiri dari 3 bagian lingkaran dan 1 bagian yang menonjol keluar.
Pada lingkaran yang paling luar terdapat 444 logo beserta nama Kota dan Kabupaten yang ada di
Negara Indonesia. Lingkaran tengah terdapat 33 logo beserta nama Provinsi yang ada di Negeri
tercinta Indonesia, dan juga tulisan “GONG PERDAMAIAN NUSANTARA, SARANA PERSAUDARAAN
DAN PEMERSATU BANGSA”. Bagian dalamnya terdapat 5 logo agama yang ada di Indonesia, yaitu
agama Islam, Buddha, Kristen, Katolik dan Hindu. Sedangkan pada bagian tengah gong yang menonjol
keluar terdapat gambar pulau Indonesia dan diatas gong terdapat tulisan UUD 1945.

Oh ya, di bawah ini bukti kalau aku juga sudah datang menyaksikan indahnya simbol perdamaian di
Kota Palu, hi hi.... 😊

Latar belakang pembuatan Gong perdamaian Nusantara dan Monumen Nosarara Nosabatutu ini
konon karena keprihatinan atas terjadinya kekerasan sosial dan konflik di wilayah Sulawesi Tengah
seperti Poso, Sigi dan wilayah lainnya yang telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat
korban kekerasan sosial dan konflik di wilayah tersebut. Maka dirasa perlu membangun simbol-simbol
perdamaian di kota Palu dengan tujuan untuk menghentikan kekerasan sosial dan konflik di berbagai
daerah di Sulawesi Tengah. Ide pembuatan simbol perdamaian berupa Gong Nusantara dan Monumen
Nosarara Nosabatutu itu berasal dari bapak Dewa Parsana Kapolda Sulawesi Tengah dengan tujuan
sebagai pilar dalam membangun perdamaian, kebersamaan, kerukunan, dan mengajak seluruh
komponen bangsa untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan keamanan, kedamaian dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah. Dan simbol perdamaian yang
berupa Gong dan Monumen Nosarara Nosabatutu ini diresmikan oleh Brigadir Dewa Parsana pada
tanggal 11 Maret 2014.

Selain simbol gong untuk menjaga perdamaian, di Bukit Tondo juga dibangun graha yang bisa
dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah masyarakat apabila ada masalah yang
harus diselesaikan bersama. Selain itu, Gong Perdamaian dan Monumen Nusarara Nusabatutu juga
bisa menjadi alternatif rekreasi dan hiburan di Kota Palu untuk menurunkan tingkat emosional, stress,
dan ketegangan di kalangan masyarakat. Dan yang lebih penting, dibangunnya tempat tersebut
dengan adanya jalan yang membelah perbukitan dapat menghubungkan Kelurahan Tondo dengan
Keluruhan Paboya, sekaligus dapat berfungsi sebagai jalan evakuasi bila ada bencana tsunami.

Sejauh mata memandang dari atas perbukitan terlihat pemandangan hijau berbagai tumbuhan dan
pepohonan yang menghiasi taman serta Teluk Palu yang indah beratapkan awan putih, sungguh
sangat mempesona.

Pemandangan dari atas bukit di dekat Monumen Nusarara Nusabatutu

Di Area Gong Nusantara dan Monumen Nosarara Nosabatutu ini dilengkapi dengan semacam kafe jika
kita haus dan ingin menikmati minuman hangat dan makanan kecil sambil menikmati live musik.
Tempat ini juga dilengkapi dengan toilet dan mushola kecil bagi pengunjung muslim serta tempat selfi
yang indah salah satunya seperti foto di bawah ini.
Bagi yang hobby selfi, ada tempat indah untuk berfoto

Tangga menuju Monumen Nusarara Nusabatutu


Sebelum mencapai Gong Perdamaian Nusantara, kita akan melewati taman dan Monumen Nusarara
Nusabatutu yang indah, untuk mencapai monumen tersebut kita harus menaiki tangga. Bangunan
tugu perdamaian Palu terdiri dari 3 tingkat, yang menggambarkan untuk tetap menjaga 3
keseimbangan dalam hidup manusia didunia, yaitu: hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta,
hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

Selain itu, masing-masing lantai dalam monumen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, Lantai
dasar, berfungsi sebagai museum perdamaian, yang berisikan ajaran perdamaian dari kitab suci
agama, pesan-pesan moral dan pesan perdamaian dari para tokoh perdamaian termasuk dari korban
kekerasan. Lantai dua, berfungsi sebagai museum seni budaya nusantara berisikan hasil kerajinan
aneka seni budaya nusantara yang harus dipelihara dan dikembangkan. Dan lantai tiga, berfungsi
sebagai museum bahaya penyalahgunaan Narkoba, sebagai antisipasi ancaman bahaya besar bagi
generasi muda kedepan.

Kami sengaja menunggu senja untuk menikmati sunset, mengantar perjalanan mentari kembali ke
peraduannya di ufuk barat, di balik pegunungan dan berganti malam untuk membuktikan cerita
teman-teman kalau pemandangan senja dan malam akan nempak lebih indah. Penantian kami tidak
sia-sia karena apa yang dikatakan teman-teman terbukti betapa indahnya suasana di taman dan
sekitaran Monumen Nusarara Nusabatutu. Kita juga dapat menyaksikan semburat merah di atas
gunung yang terus menurun ditelan bumi.

Senja dari bukit taman Nusarara Nusabatutu

Pada malam hari pemandangan akan berubah menjadi lebih indah dan suasananya menjadi lebih
romantis. Sepoi angin malam membawa harum aroma bunga liar dan nyanyian binatang malam dari
sela-sela dedaunan menambah suasana menjadi syahdu. Kita juga bisa menikmati pemandangan
lampu berwarna-warni yang indah terpancar dari rumah-rumah warga kota Palu dan Monumen
Nusarara Nusabatutu yang bersinar indah berganti-ganti warna dari putih ke biru, hijau, dan berubah
lagi menjadi ungu seperti foto di bawah ini.
Sahabat, ketika malam sudah semakin larut, kamipun beranjak turun meninggalkan keindahan
malam di puncak bukit menuju kota Palu untuk beristirahat dan berharap esok pagi bangun dengan
pikiran lebih jernih dan tubuh terasa lebih segar untuk memulai hari baru.

Sampai disini sahabat Baltyran....sampai jumpa di jelajah Nusantara berikutnya. Salam hangat 😉

Anda mungkin juga menyukai