Estimasi Ketidakpastian Santo PDF
Estimasi Ketidakpastian Santo PDF
Estimasi Ketidakpastian Santo PDF
Walaupun konsep ketidakpastian pengukuran telah lama dikenal oleh para kimiawan, namun
baru pada tahun 1993 terbit suatu petunjuk formal untuk mengevaluasi dan mengekspresikan
ketidakpastian dalam lingkup pengujian yang luas. Petunjuk tersebut ialah “Guide to the Expression
of Uncertainty in Measurement” yang diterbitkan dan disusun oleh ISO melalui kolaborasi dengan
BIPM (Bureau International des Poids et Mesures, International Bureau of Weights and Measures),
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry), IUPAP (International Union of Pure
and Applied Physic), dan OIML (Organisation Internationale de Métrologie Légale, International
Organization of Legal Metrology)[2]. Dokumen ini kemudian seringkali dikenal dengan istilah ISO-
GUM dan berlaku untuk semua area pengujian secara luas. Pada tahun 1995 EURACHEM kemudian
menerbitkan dokumen yang menunjukkan bagaimana konsep estimasi ketidakpastian dalam ISO-
GUM diterapkan dalam pengukuran/pengujian kimia[3]. Dokumen terakhir tersebut kemudian
digunakan secara meluas dalam berbagai lingkup pengukuran/pengujian kimia.
Dari asal katanya, kata ketidakpastian mempunyai beberapa arti yaitu “ragu-ragu”,
“kekurangpercayaan” dan “derajat ketidakyakinan”. Namun definisi ketidakpastian secara metrologis
telah didefinisikan oleh ISO (atau VIM, Vocabulaire international de Métrologie) sebagai berikut [4]:
Jadi ketidakpastian merupakan suatu parameter non-negative yang menggambarkan sebaran nilai
kuantitatif suatu hasil pengujian (measurand), berdasarkan informasi yang digunakan.
1
Namun bahasan tentang konsep ketidakpastian tidaklah utuh tanpa membahas juga tentang
konsep traceability (ketertelusuran). Menurut ISO istilah traceability secara metrologis didefinisikan
sebagai berikut[4]:
“property of a measurement results whereby the result can be related to a reference through
a documented unbroken chain of calibrations each contributing to the measurement
uncertainty”
Jadi ketertelusuran merupakan sifat dari pengukuran/pengujian, dimana hasil tersebut dapat
dihubungkan ke suatu nilai acuan melalui mata rantai kalibrasi yang tidak terputus yang
terdokumentasi, dimana masing-masing mata rantai berkontribusi terhadap ketidakpastian
pengukuran/pengujian. Dapat dicermati bahwa definisi ini secara tegas menggambarkan keterkaitan
antara ketidakpastian dengan ketertelusuran.
Jika ketertelusuran menyatakan keterkaitan hasil terhadap nilai benar berdasarkan suatu
acuan, sementara ketidakpastian menggambarkan sebaran nilai kuantitatif dari hasil uji, maka tidaklah
keliru pandangan yang menyatakan bahwa ketidakpastian merupakan suatu rentang dimana nilai
benar itu berada, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi konsep ketidakpastian yang digambarkan merupakan suatu rentang (± U), dan mencakup nilai benar (X)
Jadi kita tidak dapat mengevaluasi nilai ketidakpastian suatu hasil pengukuran/pengujian sebelum
aspek ketertelusuran dari pengukuran/pengujian tersebut secara jelas dinyatakan.
Selain itu, standar ini pun mengatur tentang ketertelusuran, yaitu pada butir 5.6. Standar ini
mensyaratkan bahwa hasil pengujian harus terhubung ke SI (satuan internasional) dengan mata rantai
2
yang tidak terputus. Khusus untuk laboratorium penguji, dimana jika ketetelusuran ke satuan SI tidak
mungkin atau tidak relevan, maka dapat ketertelusuran dapat dilakukan ke bahan acuan bersertifikat
(CRM), metode, atau standar konsensus yang disepakati[5]. Tidak semua hasil pengujian harus
tertelusur ke SI atau CRM, seperti dalam kasus metode empiris dimana measurand didefinisikan oleh
suatu prosedur pengujian tertentu. Contoh untuk kasus ini misalnya analisis logam Cd yang
terlarutkan dari wadah keramik; dalam hal ini measurand betul-betul dipengaruhi oleh prosedur
pengujian yang dilakukan seperti faktor kekuatan asam, waktu, dan suhu. Maka untuk metode empiris
ini, tidak perlu ketertelusuran terhadap SI atau CRM, melainkan cukup terhadap metode uji saja.
3
dsb. Jika metode yang digunakan berbeda maka hasilnya pun akan berbeda. Metode inilah
yang dimaksud dengan metode empiris.
Adalah penting untuk membedakan antara metode empiris dan metode rasional karena akan
berpengaruh pada bagaimana estimasi ketidakpastian akan dilakukan.
Dalam upaya melakukan spesifikasi measurand ini, pembuatan model pengujian berupa
diagram alir dapat sangat membantu memahami prosedur percobaan dan melihat faktor-faktor
yang dapat berkontribusi pada ketidakpastian, dilanjutkan dengan penulisan dan pengecekan
kembali rumus perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan measurand.
4
• Dll.
Standar
deviasi (s) s/√n
Cara
konversi
Gambar 2. Jenis-jenis data sumber ketidakpastian dan cara konversinya untuk mendapatkan
2 2
a = b*c a = b u u
Aturan 2 atau
c ua = a b + c
b c
u (q ) n ⋅ u ( x )
Aturan 4 q = xn =
q x
6
Derajat Kebebasan
t
v
1 12.7
2 4.3
3 3.2
4 2.8
5 2.6
6 2.5
Konsentrasi
Ambang Batas
Gambar 3. Beberapa kemungkinan situasi yang dihadapi pada penerapan konsep ketidakpastian
Gambar 3 (a) menggambarkan situasi di mana hasil pengujian secara jelas berada di atas atau di
bawah ambang batas. Pada situasi ini proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara jelas. Jika
ini merupakan suatu situasi rutin, maka cukup diperlukan perhitungan ketidakpastian secara kasar
saja. Pada situasi 3 (b) dapat dilihat bahwa hasil uji sangat dekat dengan ambang batas, maka dalam
hal ini nilai ketidakpastian yang baik (dan cara estimasi ketidakpastian yang baik) akan memperbaiki
kualitas pembuatan keputusan. Jika hasil yang melebihi ambang batas tidak diinginkan seperti pada
Gambar 3 (c), nilai ketidakpastian yang tidak dievaluasi dengan lengkap (underestimation of
7
uncertainty) dapat membawa pada keputusan yang keliru. Dalam beberapa kasus resiko
compliance/non compliance dapat terbagi menjadi 2 bagian, seperti pada Gambar 3 (d). Dalam hal ini
pertimbangan seksama harus diberikan terhadap nilai ketidakpastian dan kelayakan prosedur estimasi.
BIAYA
Biaya Pengukuran
untuk hasil B
Biaya Pengukuran
untuk hasil A
Pada Gambar 4 dapat dilihat suatu contoh kasus dimana diperoleh 2 nilai hasil pengujian, yaitu hasil
A mempunyai nilai 50 ± 15 mg/L dan hasil B 50 ± 2 mg/L. Dari kurva dapat dilihat bahwa biaya yang
lebih besar diperlukan untuk memperoleh hasil dengan nilai ketidakpastian yang lebih kecil (hasil B).
Untuk mencapai nilai ketidakpastian yang lebih kecil mungkin diperlukan peralatan dengan tingkat
akurasi dan presisi lebih tinggi, kondisi akomodasi dan lingkungan yang lebih baik agar faktor
kontaminasi berkurang, bahan-bahan kimia dan bahan acuan dengan kualitas yang lebih baik,
pelatihan personel untuk meningkatkan ketrampilan analis, dan sebagainya, yang semuanya itu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek ketertelusuran dan ketidakpastian
metrologis merupakan indikator kunci untuk menilai kualitas dari suatu hasil pengukuran/pengujian,
antara lain untuk mengevaluasi reliabilitas hasil, untuk membuat perbandingan yang valid antara dua
8
hasil atau lebih, mengevaluasi tingkat keyakinan terhadap keputusan yang akan diambil berdasarkan
data tersebut, dan untuk menilai apakah hasil pengukuran/pengujian tersebut sesuai dengan tujuan
penggunaannya (fit for purpose).
Penilaian tentang manakah yang lebih baik, apakah hasil uji dengan ketidakpastian kecil lebih
baik dari hasil dengan ketidakpastian besar atau sebaliknya, seperti pada ilustrasi pada Gambar 4,
tidak dapat semata-mata dinilai hanya berdasarkan besar/kecilnya nilai ketidakpastian yang
dihasilkan, namun juga harus dilihat tujuan penggunaan dari hasil uji tersebut. Nilai ketidakpastian B
lebih kecil dari A tetapi membutuhkan biaya ekstra yang tidak sedikit. Jika biaya ekstra yang
dikeluarkan tersebut sepadan dengan manfaat yang diperoleh, dalam arti memang meningkatkan
kualitas proses pembuatan keputusan, maka biaya ekstra tersebut memang layak dan dapat
dibenarkan. Tetapi jika tidak, maka pengeluaran biaya ekstra untuk sesuatu yang kurang signifikan
manfaatnya dapat dinilai sebagai pemborosan. Evaluasi yang memadai perlu dilakukan agar dapat
memperkecil nilai ketidakpastian secara signifikan dengan biaya ekstra yang tidak terlalu besar.
Pustaka