MAKALAH Gadai Fidusia Tanggungan
MAKALAH Gadai Fidusia Tanggungan
Disusun oleh
1. Farizky Arif Prazada (1312011362)
2. Sariani (1412011
3. Novi (1412011
4. I Wayan Wirakarsa (1312011363)
5. Neldian Saputra (1312011359)
6. Wahyu Novarianto (1212011381)
7. Richard (1412011
8.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah resume ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami dan pembaca mengenai Hak Gadai, Hak Fidusia, dan Hak
Tanggungan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada hal yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Makalah ini disusun berdasarkan literatur yang ada dan diambil dari berbagai kajian
situs internet. Makalah ini memberikan suatu aspirasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan. Di lain hal, banyak manfaat yang diperoleh pembaca dalam
melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai harapan penerus bangsa dan negara.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh para pembaca. Kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Artinya, sebagai gadai tidak hapus dengan pembayaran sebagai utang debitor,
berdasarkan Pasal 1160 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
1. Harus ada perjanjian utang piutang sebagai perjanjian pokok dan harus ada benda
bergerak sebagai jaminan utang.
2. Membuat perjanjian gadai
3. Bentuk jaminan bebas
4. Jika secara tertulis, dapat dengan akta autentik yang di buat di muka notari dan
dapat pula tidak autentik.
Setelah perjanjian gadai dibuat, kemudian benda bergerak yang dijadikan jaminan itu
diserahkan kepada kreditor selaku penerima gadai. Perjanjian gadai terjadi sejak
penyerahan benda jaminan itu dilaksanakan. Jika benda jaminan tidak diserahkan
kepada keraditor perjanjian gadai tidak sah dan tidak mengikat, sesuai dengan Pasal
1152 ayat (2) KUHPdt.
1. Penerrima gadai berhak menahan benda jaminan sampai piutangnya dilunasi, yang
meliputi jumlah pokok dan bunga serta biayanya berdasarkan Pasal 1159 ayat (1)
KUHPdt.
2. Penerima gadai berhak mengambil pelunasan dari pendapatan penjualan benda
jaminan apabila debitor tidak membayar utangnya.
3. Penjualan benda jaminan dapat dilakuka sendiri atau dapat juga dengan perantara
pengadilan berdasarkan Pasal 1155 ayat (1) dan pasal 1156 ayat (1) KUHPdt.
4. Penerima gadai berhak menggadaikan lagi benda jaminan apabila hak itu sudah
menjadi kebiasaan, seperti halnya dengan pengadaan surat saham atau obligasi
sesuai dengan Pasal 1153 KUHPdt.
1. Penerima gadai bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya nilai jaminan
karena kelalaiannya sesuai dengan Pasal 157 ayat (1) KUHPdt.
2. Penerima gadai harus memberitahukan kepada pemberi gadai (debitor) apabila dia
hendak menjual benda jaminan untuk melunasi piutangnya berdasarkan Pasal 1156
ayat (2) KUHPdt.
3. Penerima gadai harus memberi perhitungan mengenai pendapatan penjualan dan
menyerahkan kelebihannya kepada debitor setelah pelunasan utang debitor sesuai
dengan Pasal 1155 ayat (1) KUHPdt.
4. Penerima gadai wajib mengembalikan benda jaminan apabila utang pokok, bunga,
dan biaya pemeliharaan denda jaminan telah dilunasi.
Hak gadai akan hapus apabila terjadi beberapa hal, antara lain:
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai hak gadai, hak fidusia, dan hak tanggungan yang sudah
dijabarkan di dalam Pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, bahwa:
1. Perbedaan antara Hak Gadai dan Hak Fidusia adalah hak gadai dengan menyerahkan
benda yang akan digadaikan, sedangkan hak fidusia dengan menyerahkan bukti
kepemilikan saja, tanpa perlu menyerahkan bendanya.
2. Hak Gadai terjadi karena adanya unsur-unsur munculnya hak debitur yang
disebabkan oleh perikatan utang-piutang dan adanya penyerahan benda bergerak,
baik berwujud maupun tidak berwujud, sebagai jaminan yang diberikan oleh
kreditur.
3. Hak Gadai bersifat accesoir (tambahan) dari perjanjian pokok, yaitu perjanjian
pinjaman uang.
4. Hak Tanggungan dikatakan sebagai hak jaminan atas tanah sebagai pelunasan utang
tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kreditur tertentu terhadap
kreditur lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131041-T%2027412-Tinjauan%20terhadap-
Tinjauan%20literatur.pdf
Muhammad, Prof. Abdulkadir. 2014. Hukum Perdata Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti
Salim. 2011. Perkembangan Hukum Jaminan Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Indonesia
Sutardi, Adrian. 2012. Hukum Hak Tanggungan. Jakarta:Sinar Grafika
Usman, Rachmadi. 2008. Hukum Jaminan Keperdataan. Jakarta: Sinar Grafika