Makalah Asli Komkep Konflik Fiks
Makalah Asli Komkep Konflik Fiks
BAB I
PENDAHULUAN
komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk.
Konflik dalam hubungan antar pribadi tersebutyang akan menjadi kajian pada
pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampumemberikan pengetahuan
serta wawasan yang lebih memberikan referensi serta pengetahuan dalam
berkomunikasi yang lebih baik dan lebih jauh lagi dalam perkembangan positif.
BAB II
PEMBAHASAN
mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun
tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal
seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan
pertentangan.
Konflik interpersonal ialah konflik yang terjadi antar individu. Konflik ini
terjadi dalam setiap lingkungan sosial, seperti dalam keluarga, kelompok teman
sebaya, sekolah, masyarakat dan negara. Konflik ini dapat berupa konflik antar
individu dan kelompok, baik di dalam sebuah kelompok (intragroup conflict)
maupun antar kelompok (intergroup conflict).
1. An Expressed Struggle
Orang yang terlibat dalam konflik memiliki persepsi tentang pikiran dan
perasaan mereka sendiri dan persepsi tentang pikiran dan perasaan orang lain.
Konflik hadir saat mereka mengkomunikasikan persepsi tentang pikiran dan
perasaan mereka sendiri dan persepsi tentang pikiran dan perasaan orang lain.
Komunikasi dapat terjadi secara verbal dan non verbal. Seringkali, perilaku
komunikatif mudah diidentifikasi dengan konflik, seperti ketika salah satu
pihak secara terbuka tidak setuju dengan yang lain. Namun, konflik
interpersonal dapat terjadi dalam tingkat yang tidak diucapkan atau
dikomunikasikan. Komunikasi adalah elemen utama dalam semua konflik
interpersonal.
2. Interdependence
Pihak yang berkonflik terlibat dalam sebuah perjuangan dan merasa
terganggu satu sama lain karena mereka saling bergantung. Seseorang yang
tidak tergantung pada yang lain, yaitu yang tidak memiliki special interest
dalam perilaku ataupun hal-hal yang orang lain lakukan tidak memiliki
konflik dengan orang tersebut. (Braiker & Kelley dalam Wilmot & Hocker
2007). Pilihan masing-masing orang mempengaruhi orang lain karena konflik
adalah aktivitas yang sama (mutual activity). Pihak-pihak yang berkonflik
tidak pernah benar-benar bermusuhan dan harus memiliki kepentingan yang
sama (mutual interest), walaupun kepentingan tersebut hanya ada selama
konflik berlangsung. Interdependence menjelaskan bahwa konflik terjadi
pada pihak-pihak yang saling bergantung yang ditandai dengan adanya
aktivitas yang sama (mutual activity) dan kepentingan yang sama (mutual
interest).
a. Perceived Incompatible Goal
Orang-orang biasanya terlibat dalam konflik karena adanya tujuan
19
yang penting bagi mereka. Tujuan tersebut dianggap tidak sesuai karena
pihak-pihak yang berkonflik menginginkan hal yang sama atau hal yang
berbeda. Pertama, pihak yang berkonflik mungkin menginginkan hal yang
sama. Kedua, kadang-kadang orang yang berkonflik memiliki tujuan yang
berbeda. Mereka berjuang atas pilihan-pilihan yang tidak sesuai. Kadang-
kadang tujuan tidak bertentangan sebagaimana yang tampak. Terlepas
dari apakah orang yang berkonflik melihat tujuan yang sama atau berbeda,
tujuan yang tidak sesuai dirasakan sangat penting untuk semua konflik.
Perceived incompatible goal menjelaskan bahwa konflik terjadi karena
adanya ketidaksesuaian tujuan diantara pihak-pihak yang berkonflik.
b. Perceived Scarce Resources
Sumber daya dapat didefinisikan sebagai "hal-hal yang dirasakan
positif baik secara fisik, ekonomi dan sosial" (Miller dan Steinberg 1975
dalam Wilmot & Hocker, 2007). Sumber daya mungkin obyektif nyata
atau dianggap sebagai nyata oleh orang. Demikian juga, kelangkaan, atau
pembatasan, dapat terlihat atau aktual.
Uang, sumber daya alam seperti minyak atau tanah, dan pekerjaan
mungkin memang sumber daya yang langka atau terbatas. Komoditas
berwujud seperti cinta, penghargaan, perhatian, dan peduli juga dapat
dianggap sebagai hal yang langka. Dalam perjuangan interpersonal, dua
sumber daya yang sering dianggap langka adalah kekuasaan (power) dan
harga diri (self-esteem). Terlepas dari persoalan tertentu yang terlibat,
orang dalam konflik biasanya merasa bahwa mereka memiliki terlalu
sedikit kekuasaan dan harga diri dan bahwa pihak lain memiliki terlalu
banyak kekuasaan dan harga diri. Perceived scarce resources
menjelaskan bahwa konflik terjadi apabila seseorang merasakan
langkanya atau berkurangnya sumber daya seperti cinta, penghargaan,
perhatian, rasa peduli, kekuasaan serta harga diri.
c. Interference
Orang-orang yang saling tergantung, melihat tujuan yang tidak
sesuai, dan sumber daya yang sama-sama langka mungkin masih tidak
memenuhi persyaratan untuk konflik. Gangguan, atau persepsi gangguan,
20
3. Variabel Pribadi
Menurut Taylor, dkk (2009) tipe konflik interpersonal dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
21
a. Perilaku Spesifik
Beberapa konflik terjadi karena perilaku spesifik dari pasangan. Pada level ini
pasangan mengalami masalah pengkoordinasian aktivitas tertentu.
b. Norma dan Peran
Beberapa konflik berfokus pada isu yang lebih umum seperti hak dan
tanggung jawab pasangan dalam suatu hubungan. Pada level ini pasangan
mengalami masalah dalam menegosiasikan aturan dan peran dalam hubungan
mereka.
c. Disposisi Personal
Beberapa konflik berfokus pada niat dan sikap pasangannya. Pada level
disposisional, pasangan mungkin berselisih soal personalitas dan niat mereka.
21
22
22
23
kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi
disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik
yang berkepanjangan.Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-
bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan
organisasi) di atas kepentingan bawahan.
2. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut
secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik
yang terjadi. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak
mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk
sementara.Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat
konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres
karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
3. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar
pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika
kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara
kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
4. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal
tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-
masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk
mendapatkan situasi yang saling menguntungkan.
5. Berkolaborasi
Menciptakan situasi seri dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada
pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika
terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi
menjadi hal yang harus kita pertimbangkan.
2.9. Manfaat Konflik
23
24
Pada umumnya setiap orang tak dapat menghindari konflik antar pribadi,
tetapi setiap orang berpendapat bahwa konflik perlu dihindari agar tak merusak
hubungan harmonis yang telah terjadi sebelum konflik. Konflik sering dituduh
sebagai penyebab terjadinya pertengkaran, perpisahan, perceraian, penyakit jiwa,
kericuhan sosial bahkan tindakan kekerasan. Di lain pihak, tidak adanya konflik
menunjukkan pertanda adanya ketidak pedulian dan ketidak terlibatan (pertanda
hubungan yang tak sehat). Untunglah bahwa di saat ini banyak orang menyadari
bahwa kegagalan dalam menangani konflik itulah yang akan merusak hubungan
baik antar pribadi, bukannya adanya konflik itu sendiri. Konflik bila ditangani
dengan baik, dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun demi tetap terjalinnya
hubungan baik yang telah terjadi sebelum konflik. Beberapa manfaat konflik dapat
disebutkan di sini, yakni:
Konflik dapat membuat yang mengalami akan lebih sadar bahwa ada
masalah yang perlu diselesaikan dalam hubungan antar pribadi.
Konflik dapat meningkatkan kesadaran yang mengalami mengenai
masalah yang ada, siapa saja yang terlibat dan cara mengatasinya.
Konflik dapat mendorong adanya perubahan.
Konflik akan membangkitkan tenaga dan menambah motivasi untuk
mengatasinya. Kesadaran adanya konflik dapat merangsang reaksi fisik
yang selanjutnya memberikan energi fisik cukup besar serta pemusatan
intensitas psikologis. Selanjutnya energi ini akan memotivasi yang
bersangkutan untuk menyelesaikannya dengan melaksanakan rencana
sebaik-baiknya.
Konflik akan membuat kehidupan lebih menarik. Keberadaan dalam
konflik sering menyulut keingintahuan dan minat yang mengalaminya.
Diskusi perbedaan pendapat mengenai politik, olah raga, pekerjaan,
masalah-masalah sosial dan sebagainya akan membuat hubungan antar
pribadi lebih terdorong untuk mencari informasi mengenai hal yang
didiskusikan menjadi lebih terbuka.
Konflik yang dibuka serta diselesaikan akan mengurangi kejengkelan
dalam hubungan antar pribadi. Permusyawarahan yang baik akan
mengurangi ketegangan dalam berinteraksi antar pribadi.
24
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik,
pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana
25
26
3.2 Saran
Untuk terjalinnya kerjasama yang baik antara pribadi, tentunya harus ada
komunikasi yang baik, sehingga tidak terjadinya diskomunikasi atau konflik.
Akibatnya dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan antar sesama, hal ini akan
merugikan dari kedua pihak yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
26
27
http://erepo.unud.ac.id/8674/3/27a59569068ff1b1cabee4666e2d2167.pdf
http://kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/4e-MANAJEMEN%20KONFLIK(revJan’03).doc
http://vhalleandra.blog.friendster.com/2008/12/manajemen-konflik-dan-komunikasi-
organisasi/
27