PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian NKRI dan bagaimanakah sistem pemerintahan
NKRI?
2. Bagaimanakah proses penentuan bentuk negara Indonesia?
3. Apakah fungsi dan tujuan NKRI?
4. Bagaimana cara menjaga keutuhan NKRI?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI dan sistem pemerintahan
NKRI.
2. Untuk mengetahui proses penentuan bentuk negara Indonesia.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan NKRI.
4. Untuk mengetahui cara menjaga keutuhan NKRI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di dunia ini terdapat banyak bentuk negara antara lain Negara Kesatuan,
Negara Serikat, Perserikatan Negara (Konfederasi) , UNI (dibagi menjadi 2 yaitu
Uni Riil dan Uni Personil), Dominion, Koloni, Protektorat, Mandat, dan Trust.
Setiap negara memiliki bentuk negara yang berbeda-beda karena disesuaikan
dengan keadaan negara tersebut masing-masing. Untuk menentukan bentuk
negara apa yang akan dipakaipun tidak semudah membalikan telapak tangan,
perlu proses yang panjang dan rumit sampai benar-benar tersepakati suatu bentuk
negara yang ideal. Hal itu juga terjadi di Indonesia. Bangsa ini mengalami
beberapa kali pergantian bentuk negara hingga akhirnya memutuskan untuk
menggunakan bentuk Negara Kesatuan, dibawah ini merupakan penjelasannya.
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
3
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.
4
Untuk menyelenggarakan otonomi pemerintah pusat menyerahkan
sejumlah urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangga daerah otonom baik
pada daerah provinsi maupun daerah kabupaten dan kota, berdasarkan kondisi
politik, ekonomi, social, dan budaya, pertahanan dan keamanan, serta syarat-
syarat keadaan dan kemampuan daerah otonom yang bersangkutan. Dalam politik
desentralisasi terkandung juga masalah pengaturan sumber-sumber pembiayaan
bagi daerah otonom (keuangan daerah). Oleh sebab itu sumber-sumber keuangan
bagi daerah otonom dipandang essensial untuk mengembangkan potensi daerah
yang bersangkutan. Perhatian yang mendasar terhadap keuangan daerah semakin
dibutuhkan, mengingat daerah-daerah otonom di Indonesia juga dibebani
kewajiban untuk melaksanakn berbagai kepentingan daerah pusat yang terdapat
didaerah-daerah. (Muhammad Nishom, 2012)
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan mengenai kelebihan
dan kekurangan NKRI, antara lain:
5
kebijakan dan membuat peraturan ( selain 6 kewenangan pemerintah pusat di atas)
namun tetap harus selaras dengan pemerintah pusat.
6
Republik Indonesia. Namun hanya setengah hati. Hal ini terbukti dengan
adanya pertentangan dan perbedaan antar kelompok bangsa.
7
Proses kembalinya ke NKRI:
8
dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara federal
sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik orang-
orang Belanda yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di
Asia. Oleh karena itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat
ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide mengenai pembentukan negara federal.
Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi oleh
sebagian besar rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh Belanda
sebagai muslimat untuk menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-cita
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. Disamping itu,
konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan perpecahan. Hal tersebut
mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada dasarnya
pembentukan negara-negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak
rakyat karena Belanda ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat
umum diselenggarakan di berbagai daerah, juga demontrasi-demontrasi yang
membentuk pembubaran RIS. Sebagian dari pemimpin RI termasuk yang ada
dalam parlemen, bertekat untuk secepat mungkin menghapus sistem federal dan
membentuk negara kesatuan. (Echo, 2015)
Meskipun telah kembali menjadi negara kesatuan sesuai dengan konstitusi
yang berlaku UUDS 1950 pasal 1 ayat (1) banyak sekali timbul upaya
pemberontakan di berbagai daerah hingga tahun 1958. Kondisi ini membuat
penyelenggaraan negara tidak optimal sehingga Presiden harus mengambil
tindakan dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya konstitusi
Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali menggunakan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini mampu meyakinkan
kembali bahwa negara kesatuan merupakan yang terbaik dan menghilangkan
keraguan akan pecahnya negara Indonesia. Dalam Pasal 1 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip
bahwa ”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.” dan
Pasal 37 ayat (5) "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan".
9
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah
dilaksanakan amandemen dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang diawali dari adanya kesepakatan MPR yang salah
satunya yaitu tidak mengganti bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sedikitpun & terus mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk final negara Indonesia. Kesepakatan
untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan dilandasi pertimbangan
bahwa negara kesatuan merupakan bentuk yang ditetapkan dari mulai berdirinya
negara Indonesia & dianggap paling pas untuk mengakomodasi ide persatuan
sebuah bangsa yang plural atau majemuk dilihat dari berbagai latar belakang.
UUD RI tahun 1945 secara nyata memiliki spirit agar Indonesia terus
bersatu, baik yang terdapat dalam Pembukaan ataupun dalam pasal-pasal Undang-
Undang Dasar yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan RI dalam 5
Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan
pasal 37 ayat (5) UUD RI tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam upaya membentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan menyadari seutuhnya bahwa dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah dasar berdirinya bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan, Pembukaan
tersebut tetap dipertahankan & dijadikan pedoman. (Echo, 2015)
Dalam kaitan dengan negara, tujuan adalah apa yang secara ideal akan
dicapai oleh negara, sedangkan fungsi merupakan pelaksanaan tujuan yang
hendak dicapai. Jadi, negara adalah alat dan bukan sebagai tujuan itu sendiri.
10
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
11
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan
memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta
memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka
Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu
semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan
kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan
dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua
komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila
sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di
daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
6. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan
dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi
kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan. (Pusaka Indonesia,
2014)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi di
mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di
luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan pemerintah pusat. Bangsa Indonesia pernah
mengalami masa-masa sulit untuk mencari jati dirinya. Hal ini
dibuktikan dengan berganti-gantinya bentuk negara Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan tujuan
nasional negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
B. Saran
13
DAFTAR RUJUKAN
14