Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MEKANIKA FLUIDA

PERANCANGAN SISTEM TRANSPORTASI


UNIT EKSTRAKSI EUGENOL DARI MINYAK CENGKEH
KASAR

Nama Anggota /(NPM):


Kris T.G (2013620072) Steven Alexander (2017620056)
Reihan Krisnawan (2017620008) Denny Linggar (2017620070)
Melisa Kurniawan (2017620010) Theodore James (2017620096)
Anthony Tiensun (2017620012) William C. (2017620098)
Gisela Githa (2017620014) Ryan Hartono (2017620102)
Tushita Fariyani (2017620032) Hardian Rahmat D. (2017620136)
Dennis Adrian (2017620042) Krisnawan Souw (2017620140)
James Christian (2017620054)
Kelas : F

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2019
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat dan
karunianya, kami dapat selesai membuat laporan dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini berjudul “Laporan Mekanika Fluida Perancangan Sistem Transportasi Unit
Ekstraksi Eugenol Dari Minyak Cengkeh Kasar”.. Pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk
menyelesaikan tugas perancangan kedua yang telah diberikan oleh Bapak Kevin C.W. selaku
Dosen Responsi Mekanika Fluida.

Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan. Mulai dari orang
tua yang telah memberi dukungan dalam pembuatan laporan ini.

Penulisan karya ilmiah ini juga tidak luput dari berbagai hambatan yang telah kami
lewati namun hambatan tersebut kami atasi. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan sesuai
dengan harapan kami. Kami sadar bahwa laporan yang kami buat masih belum sempurna
sehingga kami pun menerima saran dan kritik dari para pembaca. Walaupun demikian, kami
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 8 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.3 Tujuan Perancangan ......................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Perancangan ....................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

DASAR TEORI ......................................................................................................................... 3

2.1 Minyak Cengkeh .............................................................................................................. 3

2.2 Eugenol............................................................................................................................. 3

2.3 Isolasi Eugenol ................................................................................................................. 4

2.4 Isolasi Eugenol Dalam Minyak Cengkeh ......................................................................... 4

BAB III ...................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

3.1 Pembentukan Eugenol ...................................................................................................... 5

3.2 Rancangan Alat Pengolahan Eugenol .............................................................................. 6

BAB IV .................................................................................................................................... 11

KESIMPULAN ........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai
pengobatan alternatif. Minyak cengkeh mengandung bahan-bahan tertentu, salah satunya
yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan lain yang terdapat di
dalamnya antara lain zat mangan, asam lemak omega 3, magnesium, serat, zat besi,
potassium, kalsium, vitamin C dan juga vitamin K.
Minyak cengkeh bermanfaat untuk pengobatan salah satunya untuk bahan anestesi
gigi. Di Indonesia, minyak cengkeh adalah salah satu produk alami yang mempunyai nilai
harga ekonomis dan dapat diperoleh dengan mudah terutama di kawasan Asia Tenggara.
Minyak cengkeh di Indonesia secara tradisional diproduksi melalui proses distilasi bunga,
tangkai bunga, dan daun-daun pohon cengkeh Euginia aromatica. Komponen yang paling
dominan (70-90%) dan merupakan bahan aktif adalah fenol eugenol (Tamaru et al., 1998).
Di Amerika Serikat eugenol, isoeugenol dan vanili dibuat dari minyak cengkeh yang
berasal dari gagang atau daun cengkeh karena lebih mudah dilakukan.
Beberapa metode yang telah dilakukan untuk mendapatkan minyak cengkeh antara
lain ekstraksi, penyulingan (distilasi) dan lain-lain. Namun, untuk tugas perancangan ini
digunakan proses ekstraksi dengan menambahkan senyawa basa lalu ditambahkan senyawa
asam kuat. Dalam proses ini diperlukan alat yang dapat mengekstrak kandungan yang
terdapat di daun cengkeh maka kami merancang sebuah alat pengolahan sederhana yang
dapat mengekstrak dan memurnikan kandungan minyak cengkeh terutama kandungan
Eugenolnya sehingga dapat digunakan untuk keperluan medik ataupun industri lain nya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, kami merumuskan
beberapa rumusan masalah yang dijadikan sebagai dasar laporan kami yaitu:
1. Bagaimana perancangan pipa dan pompa yang tepat sehingga pabrik produksi minyak
cengkeh dapat berjalan sesuai dengan peraturan pemerintah?
2. Apakah asumsi-asumsi yang logis yang dapat dituangkan untuk permasalahan pabrik
berikut ini?

1
1.3 Tujuan Perancangan
Dengan dibuatnya laporan perancangan ini, kami memeiliki beberapa tujuan yang
ingin kami capai yaitu:
1. Menentukan diameter pipa yang digunakan untuk proses ekstraksi,
2. Menentukan tenaga pompa yang digunakan,
3. Menentukan asumsi yang diperlukan untuk perancangan perpipaan unit ekstraksi.

1.4 Manfaat Perancangan


Dengan dibuatnya laporan perancangan ini kami berharap dapat berguna bagi
berbagai kalangan terutama untuk mahasiswa, masyarakat, dan pengembangan selanjutnya
yaitu:
1. Manfaat untuk Mahasiswa:
 Melatih kemampuan merancang sebuah proses pengolahan bahan sehingga mampu
menghadapi tugas akhir perancangan pabrik,
 Melatih pemahaman mengenai materi mekanika fluida dan partikel terutama
mengenai sistem pemipaan,
 Mengasah pola pikir mahasiswa sehingga mahasiswa mendapat sense of
engineering.
2. Manfaat untuk masyarakat:
 Sebagai dasar pemahaman mengenai cara mengolah minyak cengkeh dalam skala
industri,
 Mengembangkan kemampuan masyarakat di bidang pengolahan sumber daya alam
erutama pengolahan cengkeh dengan bantuan alat proses produksi sederhana.
3. Manfaat untuk Pengembangan selanjutnya:
 Sebagai salah satu rujukan yang digunakan dalam mengembangkan alat pengolahan
produk cengkeh dengan lebih baik dan efisien,
 Sebagai refrensi dalam pembelajaran mengenai produk cengkeh terutama
kandungan minyak cengkeh di dalam nya.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Minyak Cengkeh


Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai
pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak cengkeh yaitu antibiotik, anti
virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan lain yang terdapat di dalamnya adalah zat
mangan, asam lemak omega 3, magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium.
Vitamin yang diperlukan oleh tubuh juga ada di dalamnya, terutama vitamin C.

Pemurnian minyak cengkeh dengan distilasi fraksinasi dilakukan didasarkan pada


perbedaan titik didih antara eugenol, isoeugenol dan caryofilen yang merupakan komponen
utama minyak cengkeh. Distilasi fraksinasi bertujuan untuk memisahkan campuran
beberapa bahan menjadi masing-masing bahan dengan menggunakan prinsip
kesetimbangan cair-uap. Minyak cengkeh diuapkan di dasar kolom dan dibuat setimbang
dengan cairan dari destilat yang dikembalikan (refluk) dari puncak kolom. Pada
kesetimbangan yang terjadi dalam kolom, komponen titik didih rendah cenderung ke atas
dan keluar sebagai destilat dan komponen titik didih tinggi cenderung turun kebawah
kembali ke bejana penguapan. Destilat yang diperoleh mengandung komponen ringan
caryofilen lebih banyak dan eugenol sedikit. Komposisi destilat berubah sampai komponen
ringan tersebut habis, dan yang keluar adalah eugenol. Dengan demikian, hasil destilat
fraksinasi terdiri dari komponen yang dapat dikelompokkan berdasar titik didihnya. Produk
dianalisis kandungan komponennya menggunakan Gas Kromatografi atau secara kasar bisa
ditentukan berdasar kelarutannya dengan NaOH atau berdasar densitas destilatnya.

2.2 Eugenol
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang
memberikan bau dan aroma khas pada minyak cengkeh. Eugenol murni merupakan cairan
tidak berwarna, berbau, keras, dan mempunyai rasa pedas. Eugenol mudah berubah
menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Dalam bidang industri pemanfaatan
eugenol masih terbatas pada industri parfum.

3
2.3 Isolasi Eugenol
Eugenol merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat
bereaksi dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat diisolasi dengan
penambahan larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH atau Ca(OH)2.
Eugenol dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat yang larut dalam air. Bagian
non eugenol diekstrak dengan eter. Dengan penambahan asam anorganik akan
menghasilkan garam natrium eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan
penguapan dan penyulingan. Reaksi sebagai berikut :

Gambar 2.3.1: Reaksi Isolasi Eugenol

2.4 Isolasi Eugenol Dalam Minyak Cengkeh


Isolasi eugenol dapat dilakukan melalui beberapa jenis proses pemurnian(isolasi). Di
antaranya, yaitu proses ekstraksi, distilasi fraksionasi (rektifikasi),kromatografi kolom,
ekstraksi superkritik, dan distilasi molekuler. Selama ini, telah dilakukan pengambilan eugenol
hanya dengan prosesekstraksimenggunakan NaOH dan menghasilkan kadar eugenol sebesar
82,6%. Selain itu juga telah dilakukan pengambilan dengan caraekstraksi minyak daun cengkeh
menggunakan NaOH berlebih dan dilanjutkan proses pengasaman dengan larutan HCl pekat,
hanya mencapai kadar eugenolsekitar 86%. Dari proses ekstraksi ini, kelemahan terjadi pada
proses recovery solven. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan isolasi eugenoldengan distilasi
fraksionasi tekananrendah tanpa menggunakan bahan lain seperti pelarut serta mencegah
dekomposisi komponen dalam minyak daun cengkeh.Teknologi ini diharapkan dapat
mengambil komponen eugenol sebagai produk utama dari minyak daun cengkeh tanpa merusak
performa minyak daun cengkehtersebut karena berlangsung pada temperatur rendah.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembentukan Eugenol


Eugenol ialah fenilpropena, suatu guaiakol yang didapatkan dengan mengekstrak dari
daun cengkeh. Ekstraksi ini dilakukan dengan menggunakan zat basa kuat yaitu Natrium
Hidroksida sehingga membentuk garam yaitu Natrium Eugenolat, lalu dipisahkan ion Natrium
menggunakan asam kuat yaitu asam klorida (HCl). Dilakukan nya ekstraksi ini tersebut
menggunakan alat yaitu ekstraktor dimana terjadi pencampuran antara minyak cengkeh dengan
zat asam ataupun basa. Hasil dari ekstraktor ini mempunyai persamaan reaksi yaitu:

EuOH + NaOH ↔ EuONa + H2O

EuOAc + 2NaOH ↔ EuONa + AcONa + H2O

Reaksi yang terjadi dimulai dari Eugenol dari dalam cengkeh mengikat ion dari Natrium
yang berasal dari zat basa kuat Natrium Hidroksida sehingga membentuk Natrium Eugenolat
dan terpisah dari daun cengkeh.zat yang selain Eugenol akan masuk ke dalam fasa fasa akuatik
yang akan terpisah dari Eugenol yang diekstrak dalam fasa organik dengan proses berikutnya.

Setelah terjadi reaksi pembentukan garam Natrium Eugenolat lalu dipisahkan dengan asam
klorida (HCl) sehingga ion Natrium terlepas dan mengikat ion klorida membentuk garam
Natrium klorida dan Eugenol terbentuk mengikat dari ion di air (EuOH) Persamaan reaksi
kimia yang terjadi adalah:

EuONa + HCl ↔ EuOH + NaCl

Dalam proses pembentukannya Eugenol dengan direaksikan dengan Asam Klorida ini
juga menghasilkan dua fasa yaitu fasa organik adalah Eugenol dan fasa akuatiknya adalah
Natrium Klorida yang terlarut dalam air.

Diketahiu sebelumnya bahwa hasil dari reaksi dengan asam kuat dan basa kuat
sebelumnya menghasilkan dua fasa yaitu fasa organic yang mengandung Eugenol atau Natrium
Eugenolat dan fasa akuatik yang mengandung air ataupun ion dari klorida maupun Natrium.
Alat yang digunakan untuk memisahkan kedua fasa tersebut adalah dekanter dimana dibagi
menjadi dua unit yaitu pada saat pemisahan natrium eugenolat dengan air dan sisa minyak

5
cengkeh, lalu dekanter kedua digunakan memisahkan hasil reaksi dari eugenol dengan garam
Natrium Klorida yang terlarut dengan air yang masih tersisa.

Setelah dipisahkan menggunakan dekanter maka didapatkan eugenol murni dengan konsentrasi
yang tinggi yang dapat digunakan untuk keperluan medik ataupun industri. Zat eugenol ini
akan disimpan dalam tangki penyimpanan untuk digunakan nantinya.

3.2 Rancangan Alat Pengolahan Eugenol


Dalam rancangan transportasi atau pemipaan dari alat ekstraksi dan pemurnian eugenol
dikethui memiliki alur proses sebagai berikut:

Natrium Hidroksida dan Minyak Cengkeh yang terdapat dalam tangki terpisah dengan nama
T-01 dan T-02 dipompa menuju ekstraktor dengan pompa yang terpisah juga dengan nama P-
01 untuk T-01 dan P-02 untuk T-02. Pipa digunakan adalah Pipa01 untuk tangki T-01 dan
Pipa02 untuk tangki T-02

Asam Klorida dan Minyak cengkeh masuk ke dalam ekstraktor dengan nama E-01 lalu terjadi
reaksi dimana membentuk dua fasa yaitu fasa akuatik yang mengandung air dan zat pengotor
dan fasa organik yang mengandung Natrium Eugenolat. Kedua zat tersebut dipompa
menggunakan pompa dengan nama P-03.pipa yang digunakan adalah Pipa03.

Hasil ekstraksi yang telah dipompa dari dari E-01 memasuki dekanter dimana dipisahkan fasa
organik dan fasa akuatik berdasarkan perbedaan densitas nya. Fasa akuatik berada di bawah
dan dibuang menuju pengolahan limbah sedangkan fasa organik berada di atas dan menuju
ekstraktor kedua dengan nama E-02 yang dipompa menggunakan pompa dengan nama P-
04.pipa yang digunakan adalah Pipa04.

Dalam ekstraktor juga ditambahkan zat Asam Klorida yang didapatkan dari tangki dengan
nama T-03 yang dipompa menggunakan P-05 menuju ekstraktor yang diberi nama E-02. Dari
hasil pencampuran ini didapatkan zat eugenol dengan konsentrasi yang lebih tinggi sebagai
fasa organik dan juga didapatkan zat garam Natrium Klorida yang terlarut di dalam air sebagai

6
fasa akuaik. Kedua zat ini kemudian dipompa menuju dekanter menggunakan pompa P-06.
Pipa yang digunakan adalah Pipa06 menuju D-02 dan Pipa05 dari tangki T-03.

Zat hasil ekstraksi dari E-02 memasuki dekanter dimana dipisah berdasarkan perbedaan
densitasnya fasa akuatik berada di bawah dan fasa organik berada di atas. Fasa akuatik yang
berada di bawah disalurkan menuju pengolahan limbah dan fasa organik yang mengandung
eugenol dipompa menuju tangki penyimpanan dengan nama T-04 dengan menggunakan
pompa dengan nama P-07.

Berdasarkan alur proses tersebut maka didapatkan gambar rancangan alat ekstraksi
eugenol dengan pemetaan posisi alat secara sederhana yaitu:

Gambar 3.2.1 : Rancangan Alat Ekstraksi Eugenol

7
Berdasarkan rancangan pemetaan tersebut juga terdapat ukuran-ukuran panjang dan
diameter dari pipa beserta daya dari pompanya. Dalam proses perhitungan penentuan dari
diameter panjang pipa dan daya pompa diperlukan data tambahan yang digunakan dan
beberapa hal yang diasumsikan yaitu,

1. Densitas yang keluar dari ekstraktor E-01 memiliki densitas campuran yang sama
dengan densitas yang dimiliki oleh Eugenol 1056 Kg/m³ hal ini terjadi karena
konsentrasi dari Natrium Eugenolat mendekati 90% dan densitas Natrium Eugenolat
mendekati densitas Eugenol yaitu 1060 Kg/m³.

2. Zat pengotor yang terdapat di dalam hasil ekstraksi diasumsikan sebagai zat yang
bersifat akuatik sehingga dapat terpisah akibat perbedaan tegangan zat dan densitas.

3. Proses yang terjadi di dalam dekanter baik pada dekanter D-01 dan D-02 terjadi secara
sempurna sehingga mampu memisahkan fasa organik yang mengandung Eugenol
maupun Natrium Eugenolat dan fasa akuatik yang mengandung air, pengotor, ataupun
garam Nartium Klorida. Hal ini dilakukan karena kemampuan memisahkan zat dari
dekanter harus ditentukan dengan cara pengujian langsung.

4. Hasil keluaran dari eksteaktor E-02 memiliki densitas campuran yang sama dengan
densitas dari Eugenol murni, hal ini dikarenakan kandungan zat pengotor belum
diketahui secara pasti dan konsentrasi Eugenol adalah 74% sehingga densitas sangat
mendekati zat tersebut.

5. Hasil dari pemisahan yang dilakukan oleh dekanter D-02 menghasilkan zat Eugenol
yang sepenuhnya terekstrak tanpa ada yang terbawa oleh fasa akuatik. Hal ini terjadi
akibat tidak diketahui efisiensi dari dekanter memisahkan zat.

6. Dalam proses ekstraksi Eugenol dalam minyak cengkeh, seluruhnya berjalan secara
kontinu dan tunak, dimana tidak terjadi penurunan debit pada masukan (Feed) alat.

7. Tempratur yang terjadi di dalam alat selama proses ekstraksi Eugenol adalah tekanan
suhu ruang (270C) juga tidak terpengaruh oleh tekanan dari luar, karena diasumsikan
tangki , dekanter dan rekator tertutup.

8
Diketahui dari hasil perancangan didapatkan ukuran pipa yang digunakan sebagai
dasar untuk menentukan diameter pipa yang sesuai untuk transportasi zat dari satu alat
pengolahan ke alat pengolahan lain nya. Jenis pipa yang digunakan dalam proses ekstraksi
Eugenol menggunakan jenis pipa yang sama yaitu “Scedule Pipe 40” yang merupakan pipa
berbahan baja yang umumdigunakan dalam industri. Ukuran panjang disajikan dalam
bentuk ilustrasi sebagai berikut sebagai berikut:

Gambar 3.2.2 : Ukuran Panjang Pipa


Adapun penentuan fraksi massa yang didapat untuk menentukan fraksi masukan
dekanter memiliki nilai 89% fasa organik di dekanter D-01 dan 74% fasa organik di
dekanter D-02. Perhitungan ini didapatkan dari hasil perhitungan yang dilakukan
menggunakan persamaan neraca massa yang terlampir pada laporan ini. fasa organik dan
dari fasa anorganik. Adapun contoh perhitungan dari neraca massa dapat dilihat di

9
lampiran. Untuk perhitungan penentuan fraksi pada reaktor 1,setelah dilakukan beberapa
perhitungan trial and error dengan algoritma perhitungan di lampiran neraca massa, dipilih
perhitungan dengan galat paling kecil diantara kelima perhitungan tersebut. Perhitungan
dengan fraksi EuOAc 0,05 adalah yang dipilih karena memberikan nilai fraksi EuOH yang
cukup besar membuat produksi produk samping (AcONa) mengecil. Selanjutnya
perhitungan dilanjutkan dengan fraksi massa EuOH sebesar 0,95 dan menggunakan laju
alir total sebesar laju alir absolutnya (12.440 kg/jam).

Dari hasil perhitungan penentuan diameter pipa untuk transportasi zat dari satu
alat ke alat lain didapatkan ukuran juga didapat kerja juga daya pompa sebagai berikut yang
disajikan dalam bentuk tabel yaitu:

Kerja Pompa Daya Pompa


Pompa Jalur Pipa Diameter
(KW) (KW)
Pompa 01 T-01 ; E-01 2" 7,608946 76,08946
Pompa 02 T-02 ; E-01 2" 15,80263 38,55842
Pompa 03 E-01 ; D-01 4" 13,66346 169,9734
Pompa 04 E-01 ; D-02 4" 25,38159 283,2251
Pompa 05 T-03 ; E-02 2" 31,11298 69,07082
Pompa 06 E-02 ; D-02 3" 20,0749 268,5757
Pompa 07 D-02 ; T-04 3" 46,96754 464,989
Daya Total 1370,482 kW

Dari tabel tersebut diketahui diameter yang dimiliki dari alur antar alat memiliki
diameter yang berbeda-beda hal ini dikarenakan jumlah laju alir dari pipa antar alat berbeda
selain itu panjang pipa yang berbeda-beda sehingga menghasilkan gaya gesek yang
berbeda. Perbedaan gaya gesek ini menyebabkan keperluan untuk daya pompa berbeda-
beda mulai dari yang terkecil 38,558 KW hingga terbesar 464,98 KW dengan total daya
pompa yaitu 1370,482 KW dimana itu seluruhnya berasal dari daya pompa. Tolak ukur
penentuan diameter pipa tersebut benar atau salah yaitu memakai data literatur maksimal
daya yang diberikan oleh PLN untuk satu pabrik yaitu 30000 kW. Melalui perhitungan di
dapatkan daya total 1370,482kW. Dapat disimpulkan jika penentuan diameter pipa pada
rancangan ini dapat digunakan karena daya yang dipakai untuk pompa masih lebih kecil
dari daya maksimal yang diberikan oleh PLN.

10
BAB IV
KESIMPULAN

1. Terbukti dapat dilakukan perhitungan menghitung diameter pipa untuk sistem transportasi
zat dari satu alat ke alat lain dengan diameter yaitu pompa01 2”, pompa02 2”, pompa03
4”, pompa04 4”, pompa05 2”, pompa06 3”, pompa07 3”.

2. Didapatkan daya untuk pompa untuk memindahkan fluida yaitu pompa 01 76,08946KW,
pompa 02 38,55842KW, pompa 03 169,9734KW pompa 04 283,2251KW, pompa 5
69,07082Kw, pompa 06 268,5757Kw, pompa 07 464,989KW.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195612061983032-GEB I_D W I
Y ANTI/ IS O L A SI_EUGENOL.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-conten t/uplo ads/2009/11/pemisahan _eu ge no l_da
ri_minyak_cen g k eh.pdf
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan-201412 071
2095 1.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=2ahUKEwjR
8vf3zPHgAhUD8XMBHcK6DcEQFjABegQIBBAB&url=http%3A%2F%2Findustri
a.ub.ac.id%2Findex.php%2Findustri%2Farticle%2Fdownload%2F150%2F328&usg=
AOvVaw1fRkS2HiAUxDrCK4YQ3RLm
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=2ahUKEwjR
8vf3zPHgAhUD8XMBHcK6DcEQFjAGegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Fjtk.unsri
.ac.id%2Findex.php%2Fjtk%2Farticle%2Fdownload%2F114%2F112&usg=AOvVaw
1OPyMeOhiEjeFMh3pewWzN
https://finance.detik.com/energi/d-2904440/tarif-listrik-rumah-mewah-mal-sampai-pabrik-
besar-naik

12
LAMPIRAN
Pompa 01

Viskositas (mPa) 4,1


minyak cengkeh
Densitas (kg/m3) 1034
F (kg/jam)
10000
Q (m3/jam)
9,67118

Jenis pipa 2inc pipe schedule 40


Diameter inside (m)
0,0525
A (m2)
0,002166

Kecepatan (m/s) 1,240491


Nre
16424,41

Friction Panjang (m) V1 (m/s) f Kf F ( J/kg )

Elbow 0 1,240491 0 0,75 2,308228

Pipe 36,523 1,240491 0,006 0 12,84623

Valve 0 1,240491 0 0 0

Pelebaran 0 1,240491 0 0 0,769409

Penyempitan 0 1,240491 0 0 0,423175


sigma F 16,34705

P2 0 H2 7 v2^2 1,538819
P1 0 H1 9,523 v1^2 0
delta P 0 delta H -2,523 delta v 1,538819
perubahan
0 potensial -24,7254 Ek 0,769409
P

Ws (J/kg) 7,608946

13
Daya (kW) 76,08946

Pompa 02

Viskositas (mPa) 0,9556


NaOH
Densitas (kg/m3) 1024,55
F (kg/jam)
2440
Q (m3/jam)
2,381533

Jenis pipa 2inc pipe schedule 40


Diameter inside (m) 0,0525

A (m2) 0,002166

Kecepatan (m/s) 0,305472


17194,41
Nre

Friction L (m) V1 (m/s) f Kf F (J/kg)


Elbow 0 0,305472 0 0,75 0,139969
Pipe 25,691 0,305472 0,0055 0 0,502292
Valve 0 0,305472 0 0,17 0,007932
Pelebaran 0 0,305472 0 0 0,046656
Penyempitan 0 0,305472 0 0 0,025661
sigma F 0,72251

P2 (J) 0 H2 7 v22 0,093313


P1 (J) 0 H1 8,691 v12 0
Delta P
0 Delta H -1,691 Delta v 0,093313
(J)
DP/rho
0 Ep/m -16,5718 Ek/m 0,046656
(J/kg)

Ws (J/kg) 15,80263

14
Daya (kW) 38,55842

Pompa 03

Viskositas (mPa) 8,93


NaOEu
Densitas (kg/m3) 1067
F (kg/jam)
12440
Q (m3/jam) 11,65886

Jenis pipa 4inc pipe schedule 40


Diameter inside (m) 0,1023

A (m2)
0,008223

Kecepatan (m/s) 0,393856


Nre 4814,222

Friction Panjang(m) V1 (m/s) f Kf F


Elbow 0 0,393856 0 0,75 0,232684
Pipe 21,25 0,393856 0,0092 0 0,592893
Valve 0 0,393856 0 0,17 0,013185
Pelebaran 0 0,393856 0 0 0,077561
Penyempitan 0 0,393856 0 0 0,042659
sigma F 0,958982

P2 (atm) 0 H2 (m) 4,5 v22 (M/S) 0,155123


P1 (atm) 0 H1 (m) 6 v12 (M/S) 0
Delta P Delta H Delta v
(atm) 0 (m) -1,5 (m/s) 0,155123
Delta
P/rho Ep/m Ek/m
(J/kg) 0 (J/kg) -14,7 (J/kg) 0,077561

Ws (J/kg) 13,66346

15
Daya (kW) 169,9734

Pompa 04

Viskositas (mPa) 8,93


Eugenol
Densitas (kg/m3) 1067
F (kg/jam)
11158,68
Q (m3/jam) 10,45799

Jenis pipa 4inc pipe schedule 40


Diameter inside (m) 0,1023

A (m2)
0,008223

Kecepatan (m/s) 0,353289


Nre 4318,357

Friction Panjang (m) v1 (m/s) f Kf F (J/kg)


Elbow 0 0,353289 0 0,75 0,18722
Pipe 21,5 0,353289 0,01 0 0,52463
Valve 0 0,353289 0 0,17 0,010609
Pelebaran 0 0,353289 0 0 0,062407
Penyempitan 0 0,353289 0 0 0,034324
sigma F 0,819188

P2 (atm) 0 H2 (m) 7 v22 (m/s) 0,124813


P1 (atm) 0 H1 (m) 4,5 v12(m/s) 0
Delta P Delta H Delta v
0 2,5 0,124813
(atm) (m) (m/s)
Delta P / Ep/m Ek/m
0 24,5 0,062407
rho (J/kg) (J/kg) (J/kg)

Ws (J/kg) 25,38159

16
Daya (kW) 283,2251

Pompa 05

Viskositas (mPa) 1,4977


HCl
Densitas (kg/m3) 1145,2
F (kg/jam)
2220
Q (m3/jam) 1,938526

Jenis pipa 2inc pipe schedule 40


Diameter inside (m) 0,0525

A (m2)
0,002166

Kecepatan (m/s) 0,248649


Nre 9981,635

Friction Panjang(m) V1 (m/s) f Kf F


Elbow 0 0,248649 0 0,75 0,092739
Pipe 30,251 0,248649 0,008 0 0,569996
Valve 0 0,248649 0 0,17 0,005255
Pelebaran 0 0,248649 0 0 0,030913
Penyempitan 0 0,248649 0 0 0,017002
sigma F 0,715906

P2 (atm) 0 H2 (m) 7 v22 (m/s) 0,061826


P1 (atm) 0 H1 (m) 10,251 v12(m/s) 0
Delta P Delta H Delta v
(atm) 0 (m) -3,251 (m/s) 0,061826
Delta P / Ep/m Ek/m
rho (J/kg) 0 (J/kg) -31,8598 (J/kg) 0,030913

17
Ws (J/kg) 31,11298
Daya (kW) 69,07082

Pompa 06

Viskositas (mPa) 8,93


Eugenol
Densitas (kg/m3) 1067
F (kg/jam)
13378,68
Q (m3/jam) 12,53859

Jenis pipa 3inc pipe schedule 40


Diameter inside (m) 0,07792

A (m2)
0,00477

Kecepatan (m/s) 0,730102


Nre 6797,445

Friction Panjang(m) V1 (m/s) f Kf F


Elbow 0 0,730102 0 0,75 0,799574
Pipe 26,5 0,730102 0,008 0 2,900578
Valve 0 0,730102 0 0,17 0,045309
Pelebaran 0 0,730102 0 0 0,266525
Penyempitan 0 0,730102 0 0 0,146589
sigma F 4,158575

P2 (atm) 0 H2 (m) 4,5 v22 (m/s) 0,53305


P1 (atm) 0 H1 (m) 7 v12(m/s) 0
Delta P Delta H Delta v
0 -2,5 0,53305
(atm) (m) (m/s)
Delta P / Ep/m Ek/m
0 -24,5 0,266525
rho (J/kg) (J/kg) (J/kg)

18
Ws (J/kg) 20,0749
Daya (kW) 268,5757

Pompa 07

Viskositas (mPa) 8,93


Eugenol
Densitas (kg/m3) 1067
F (kg/jam)
9900,22
3
Q (m /jam) 9,278557

Jenis pipa 3inc pipe schedule 40


Diameter inside (m) 0,07792

A (m2)
0,00477
Kecepatan (m/s) 0,540276
Nre 5030,108

Friction Panjang(m) V1 (m/s) f Kf F


0,75
Elbow 0 0,540276 0 0,437847

22,5587 0,00877
Pipe 0,540276 0 1,482264

Valve 0 0,540276 0 0 0
Pelebaran 0 0,540276 0 0 0,145949
Penyempitan 0 0,540276 0 0 0,080272
sigma F 2,146331

P2 (atm) 0 H2 (m) 9,0587 v22 (m/s) 0,291898


P1 (atm) 0 H1 (m) 4,5 v12(m/s) 0
Delta P Delta H Delta v
0 4,5587 0,291898
(atm) (m) (m/s)
Delta P / Ep/m Ek/m
0 44,67526 0,145949
rho (J/kg) (J/kg) (J/kg)

19
Ws (J/kg) 46,96754
Daya (kW) 464,989

Daya Total =1370,482 kW


Percobaan Iterasi Fraksi W1 EuOAc = 0.3
Laju Alir 1 2 3
F 10000 2440 13652,88
wEuOAc 0,3 - -
wEuOH 0,7 - -
wNaOH - 1 -
wH2O - - 0,070123
wEuONa - - 0,790827
wAcONa - - 0,13905
r1 45,375
r2 7,8125
F EuOAc 3000 -
F EuOH 7000 -
F H2O - - 957,375
F EuONa - - 10797,06
F AcONa - - 1898,438
N H2O - - 53,1875
N EuONa - - 53,1875
N AcONa - - 7,8125
Galat =9,749799035%
Percobaan Iterasi Fraksi W1 EuOAc = 0.2
Laju Alir 1 2 3
F 10000 2440 13595,58
wEuOAc 0,2 - -
wEuOH 0,8 - -
wNaOH - 1 -
wH2O - - 0,073866
wEuONa - - 0,833043
wAcONa - - 0,093091
r1 50,58333
r2 5,208333
F EuOAc 2000 -
F EuOH 8000 -
F H2O - - 1004,25
F EuONa - - 11325,71
F AcONa - - 1265,625
N H2O - - 55,79167
N EuONa - - 55,79167

20
N AcONa - - 5,208333
Galat = 9,289255 %

Percobaan Iterasi Fraksi W1 EuOAc = 0.1


Laju Alir 1 2 3
F 10000 2440 13538,29
wEuOAc 0,1 - -
wEuOH 0,9 - -
wNaOH - 1 -
wH2O - - 0,077641
wEuONa - - 0,875617
wAcONa - - 0,046742
r1 55,79167
r2 2,604167
F EuOAc 1000 -
F EuOH 9000 -
F H2O - - 1051,125
F EuONa - - 11854,35
F AcONa - - 632,8125
N H2O - - 58,39583
N EuONa - - 58,39583
N AcONa - - 2,604167
Galat = 8,828711147 %

Percobaan Iterasi Fraksi W1 EuOAc = 0.4


Laju Alir 1 2 3
F 10000 2440 13710,17
wEuOAc 0,4 - -
wEuOH 0,6 - -
wNaOH - 1 -
wH2O - - 0,066411
wEuONa - - 0,748964
wAcONa - - 0,184626
r1 40,16667
r2 10,41667
F EuOAc 4000 -
F EuOH 6000 -
F H2O - - 910,5
F EuONa - - 10268,42
F AcONa - - 2531,25

21
N H2O - - 50,58333
N EuONa - - 50,58333
N AcONa - - 10,41667
Galat = 10,21034298 %

Percobaan Iterasi Fraksi W1 EuOAc = 0.05


Laju Alir 1 2 3
F 10000 2440 13509,65
wEuOAc 0,05 - -
wEuOH 0,95 - -
wNaOH - 1 -
wH2O - - 0,080
wEuONa - - 0,897
wAcONa - - 0,023
r1 58,39583
r2 1,302083
F EuOAc 500 -
F EuOH 9500 -
F H2O - - 1074,563
F EuONa - - 12118,68
F AcONa - - 316,4063
N H2O - - 59,69792
N EuONa - - 59,69792
N AcONa - - 1,302083
Galat = 8,598439175 %

22
23

Anda mungkin juga menyukai