Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA PROFESI BAB V

Disusunoleh :

1. DendrifikaAnggun Maharani NIM. 1531410013


2. RiniAnggraeni NIM. 1531410014
3. Violitha Regina Aldisa NIM. 1531410114

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang

Kemajuanteknologiakanterusberjalandanakanselalumengalamipercepatan.
Kemajuantersebutakanmelibatkanseluruhaspekkehidupantermasukjugadalamhalpeme
nuhankebutuhanhidupmanusia. Salah
satubentukdarikemajuanteknologiadalahkemajuandalambidangindustri yang
akanmelibatkanbanyaktenagaahlikhususnyadalambidangTeknik. Teknik Kimia
merupakansalahsatubidangteknologi yang mempunyaiperanan yang sangatbesar,
terutamaberkaitandenganrekayasadanoperasionalsuatuIndustri.Tenagaahli di
bidanginisangatdibutuhkandalammendukungpembangunan di bidangindustri di
Indonesia.
Etikasudahmelekatdalamsetiapinteraksi yang
dilakukanmanusiadengansesamanya.Sebagaisuatusubyek,
etikaberkaitandengankonsep yang
dimilikiolehindividuataupunkelompokuntukmenilaiapakahtindakan-tindakan yang
dikerjakannyaitusalah, benar, baik,
atauburuk.Setiapmanusiaselalueratkaitannyadenganetika,
baikketikamanusiatersebutberperilakudalamlingkunganmasyarakatmaupundalamlingk
ungankerja.Manusiasebagaimakhlukpribadimaupunsebagaimakhluksosial yang
selaluberinteraksidengansesamanyatidakdapatlepasdarietika.Kehidupanmanusia yang
saratakankepentingandantujuanmembuatmanusiaterkadangmelupakanpentingnyakebe
radaanetika yang sebenarnyamelekatpadadirimerekamasing-masing.
Manusiaitusendirihendaknyaselalubertindakdanbekerjasesuaietika yang diterapkan di
lingkungankerjamerekamasingmasingsertamengingatkembalietikatersebut agar
iadapatbertindakdanbekerjadenganmengutamakanetikadaripadakepentingandantujuan
masingmasingpribadi.

1.2 Keselamatan dan Risiko


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek penting dalam mengendalikan
semua risiko yang ada didalamoperasional perusahaan sehingga Penerapan (K3)
ditempat kerja dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja pada setiap
kegiatanproses produksi. Kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja sebagian besar
88% disebabkan karena perilaku yang tidak aman(unsafe action), 10% kondisi
lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan 2% tidak diketaui
penyebabnya. Oleh karenaitu manajemen perusahaan harus melakukan analisis
terhadap manajemen risiko yang diharapkan dapat mengurangi danmelindungi bahkan
menghilangkan risiko kecelakaan kerja (zero Accident) pada tenaga kerja dengan
melakukan pencegahan padatimbulnya kecelakaan kerja selama melakukan kegiatan
proses produksi. Tujuan penelitan ini yaitu melakukan identifikasi potensibahaya dan
melakukan penilaian risiko bahaya yang akan terjadi di PT. X divisi Particle Board di
area glue kitchen, forming danpress line. Terdapat 23 kejadian risiko keselamatan dan
kesehatan kerja yang sudah di identifikasi. Adapun risiko yang palingbanyak terjadi
yaitu pada tahapan proses forming dan press process. Tingkat risiko yang paling
tinggi yang bisa berpotensi kematian(ektstrem risk) yaitu ketika pekerja melintasi
tangga forming dan hot press. Sedangkan tingkat risiko yang paling rendah yaitu
ketikapekerja terbentur besi beam, terkena flake yang tajam dan terkena oli panas saat
terjadi kebocoran pipa.
1.3 Desain Keselamatan
Desain keselamatan yang baik dalam proses desain engineering baku

1. Mendefinisikan masalah (penentuan kebutuhan, persyaratan, dan penentuan batasan)


2. Menghasilkan beberapa solusi (berbagai desain alternatif diciptakan)
3. Menganalisis setiap solusi (menentukan apa saja sisi pro dan kontra dari masing-
masing solusi)
4. Menguji solusi
5. Memilih solusi terbaik
6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih
1.4 Analisa Risiko dan Manfaat
1. Salah satu metode yang kadang-kadang digunakan unt. membantu menganalisis risiko
dan menentukan apakah suatu proyek dilanjutkan atau tidak.
2. Harus mempertimbangkan siapa yang menaggung risiko dan siapa yang mendapatkan
manfaat.
3. Penting unt memastikan bhw orang yang menanggung risiko adl. orang yang akan
mengambil manfaat.
4. Ini hal yang mendasar terhadap isu keadilan ekonomi dalam masy. (konsep “rasisme”
lingkungan)
1.5 Kecelakaan
1. KeelakaanProsedural merupakankecelakaan
palingumumdanterjadiakibatdaripilihanburuk yang diambilseseorangataukarena orang
itutidakmengikutiprosedur yang telahditetapkan.
2. Kecelakaan Teknis disebabkan oleh kerusakan dalam desain, meliputi : kerusakan
material, peralatan yang tidak bekerja sesuai harapan, atau peralatan yang tidak
bekerja dengan baik dalam situasi yang dihadapi.
3. Kecelakaan Sistemis merpkan teknologi yang sangat canggih dan organisasi rumit
yang diperlukan unt. Mengoperasikannya (lebih sulit dipahami dan sulit diawasi).
BAB II
PEMBAHASAN

1.6 Study Kasus

Masyarakat Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, terbelah menjadi


pro dan kontra atas keberadaan pabrik pengolah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA). Sebagian warga setuju, sebagian lagi menolak
keberadaan pabrik yang telah ada di desa tersebut semenjak tahun 2010.

Menurut Rumiyati, yang menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Perempuan Peduli


Lingkungan (KPPL) Desa Lakardowo menyatakan bahwa awalnya warga desa tidak
merasakan dampak apapun terhadap keberadaan pabrik. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir
ini dampaknya mulai dirasakan warga terutama air tanah atau air sumur untuk keperluan
harian.

Heru Siswoyo yang merupakan warga Desa Lakardowo juga mengatakan perubahan
kualitas air sumur di desanya mulai terlihat sejak tahun 2013, dari bau hinggap perubahan
warna air. Berulang kali saya membuat sumur, namun airnya tetap tidak layak pakai. Padahal
sebelumnya bisa digunakan untuk mencuci dan memasak.

Heru yang pernah bekerja di PT. PRIA sejak tahun 2010 mengatakan bahwa limbah yang
di bawa ke pabrik hanya ditimbun di tanah, tampa menggunakan sistem pengamanan maupun
diolah terlebih dahulu. Pada tahun 2010, mereka belum mempunyai izin tetapi sudah
melakukan aktifitas. Tanah di lahan mereka dikeruk tanpa diberi alas dan semua jenis limbah
dibuang langsung disitu.

Rumiyati meminta agar pabrik ditutup, semua limbah dipindahkan dari desa serta kondisi
lingkungan dipulihkan. Sementara Heru meminta agar Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) untuk mencabut izin PT. PRIA sekaligus melihkan kembali kondisi
Lakardowo.
Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi juga menambahkan bahwa dampak lingkungan
akibat pengolahan limbah B3 yang tidak benar hanya tinggal menunggu waktu saja. Proses
hidrologi yang terjadi akibat penimbunan memang tidak akan bisa dihindari, indikasi yang
terjadi di masyarat sangat memungkinkan pencemaran memang ada di lingkungan Desa
Lakardowo.

Pengecekan kualitas air oleh Ecoton Foto: Ecoton


Peraih gelah PhD di bidang sumber daya lingkungan ekuitas dan tanah dari University
of Arizona, Tuscon, Melinda Laituri juga menyatakan bahwa penilitian kasus pencemaran air
akibat limbah yang mirip dengan Lakardowo pernah dilakukan di Arizona. Penyakit seperti
kanker, lukemia dan penyakit berbahaya lainnya yang diderita warga yang harus dicurigai
sebagai dari dampak pencemaran lingkungan.

PT PRIA merupakan satu-satunya perusahaan pengolahan limbah B3 di Jawa Timur


dan bergerak dalam bidang jasa pengangkutan, pemanfaatan dan pengolahan limbah B3. PT.
PRIA menerima limbah lebih dari 1.000 industri, rumah sakit dan klinik kesehatan. Jenis
kegiatan pengolahan yang dilakukan antara lain pengangkutan limbah B3, pemanfataan
limbah B3 menjadi produk batako, paving block dan kertas (low grade paper), pengolahan
limbah cair dengan metode elektrokoagulasi, pengolahan limbah fasa padad dengan
menggunakan mesin insinerator.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur telah melakukan uji laboratorium
terhadap kualitas air sumur Desa Lakardowo, namun hasilny belum keluar. Sementara
masyarakat Desa bersama Lakardowo bersama Ecoton telah melaporkan persoalan ini ke
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk ditindaklanjuti.
1.7 Analisa
1. DENDRIFIKA ANGGUN M
Masalah yang di hadapi oleh PT.PRIA ini apabila dilakukan analisa
merupakan jenis kecelakaan kerja prosedural.Dikarenakan pemilihan desain yang buruk
dan seharusnya dilakukan pengujian limbah yanglebih detail dan lebih komplex
dikarenakan limbah B3merupakan limbah yang berbahaya dan sangat mencemari
lingkungan. Selain itu juga prosedural yang seharusnya dilakukan harus dilakukan
sesuai standart yang ada .
2. RINI ANGGRAENI (16)
Masalah yang dihadapi oleh PT. PRIA jika dianalisa menurut RISIKO,
KESELAMATAN, DAN KECELAKAAN, merupakanjeniskecelakaanProsedural dan
kecelakaan Teknis. Dimana kecelakaan Prosedural timbul karena pilihanburuk yang
diambilseseorangataukarena orang itutidakmengikutiprosedur yang telahditetapkan.
PT. PRIA tidak membuat tempat pengolahan limbahnya sesuai prosedur serta tidak
melakukan proses pengolahan limbah sesuai prosedur, sehingga limbah yang
ditampung menyebabkan pencemaran terhadap sumur – sumur air warga sekitar.
Sedangkan pencemaran Teknis timbul karena kerusakandalamdesain. Kerusakan
dalam desain ini merujuk pada desain tempat penampungan limbah yang ada jurang
sesuai. Seharusnya pabrik merancang tempat penampungan limbah sesuai prosedure,
karena yang ditangani adalah limbah B3 yang sangat berbahaya bila sampai
mencemari lingkungan.
3. VIOLITHA REGINA ALDISA
Kecelakaan yang terjadipadakasuslimbah B3 PT. PRIA tersebut di
bahaspadamateribab lima tugasetikaprofesitermasukKecelakaan Teknis disebabkan
oleh kerusakan dalam desain. Hal inidapatdiketahuidari air sumurmasyarakatsekitar
yang telahtercemarolehlimbah industry
tersebut.Kerusakandalamhaldesainitudapatdijelaskankarenaindutritersebuttidakmemb
anguntempatpenampungan yang
amanutuktempatlimbahnya.Sehinggalimbahtersebutmenyemari air
sumurmasyarakatsekitar.

Anda mungkin juga menyukai