Anda di halaman 1dari 17

SOLUSIO PLASENTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Kegawatdaruratan Maternal


Neonatal

Dosen Pengampu : Maria Julin Rarome, Skp., M.Kes

Disusun oleh Kelompok 14 :

Ana Sican PO.62.24.2.17. 355

Maulida Kuntiari PO.62.24.2.17. 368

Rizka Rahmadita PO.62.24.2.17. 383

POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA

DIV KEBIDANAN REGULER IV

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas materi, pendapat maupun
pikiran yang diberikan oleh pihak-pihak yang telah turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami harap makalah yang berjudul Solusio Plasenta ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca agar kedepannya pembaca dan penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, kami sadar masih


banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Palangka Raya, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................i

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Solusio Plasenta .....................................................................................
2.2 Etiologi ....................................................................................................................
2.3 Klasifikasi dan Macam ............................................................................................
2.4 Tanda dan Gejala .....................................................................................................
2.5 Patofisiologi .............................................................................................................
2.6 Diagnosis .................................................................................................................
2.7 Penanganan ..............................................................................................................
2.8 Prognosa ..................................................................................................................
BAB III KASUS
3.1 Contoh Kasus dan Penyelesaian Dalam Bentuk SOAP...........................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
4.2 Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Solusio plasenta atau disebut juga abruptio placenta atau ablasio placenta
adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpusuteri)
dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta
terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu
ke janin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan
maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. Hebatnya perdarahan tergantung
pada luasnya area plasenta yang terlepas.

Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio
plasenta sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan.
Angka kematian perinatal sebesar 25 %. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya
lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan
yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan
perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu
inilah sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam
keadaan yang demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar
diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok

Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus
berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan 15,5%
disertai pula oleh preeklamsia. Faktor lain yang diduga turut berperan sebagai penyebab
terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya
usia ibu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian solusio plasenta?
1.2.2 Bagaimana etiologi/faktor pedisposisi solusio plasenta?
1.2.3 Apa saja kalsifikasi dan macam darai solusio plasenta?
1.2.4 Apa tanda dan gejala solusio plasenta?
1.2.5 Apa saja patofisiologi dari solusio plasenta ?
1.2.6 Bagaimana diagnosis dari solusio plasenta?
1.2.7 Bagaimana penanganan solusio plasenta?
1.2.8 Bagaimana prognosa dari solusio plasenta?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami tentang
pengertian, etiologi/faktor, tanda gejala, petofisiologi, penanganan dan prognosa dari
solusio plasenta. Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas askeb
kegawatdaruratan maternal neonatal dari Ibu Maria Julin Rarome, Skp., M.Kes.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
mengenai solusio plasenta baik bagi pembaca maupun penulis terutama untuk
mahasiswa kebidanan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Solutio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum waktunya, plasenta itu


secara normal terlepas setelah anak lahir jadi plasenta terlepas sebelum waktunya
kalau terlepas sebelum anak lahir.
Akan tetapi pelepasan plasenta sebelum minggu ke 22 disebut abortus dan
kalau terjadi pelepasan plasenta pada plasenta yang rendah implantasinya maka
bukan disebut solutio plasenta tapi plasenta previa.
Jadi definisi yang lengkap ialah: solutio plasenta adalah pelepasan sebagian
atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya
anak. Nama lain yang sering dipergunakan dalam kepustakaan ialah:
 Abruptio plasenta
 Ablatio Plasenta
 Accidental haemorrhage
 Premature separation of the normallly implanted plasenta
Penyulit terhadap ibunya dapat dalam bentuk:
 Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum
 Terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernapasan.
 Penderita tampak anemis
 Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah, karena terjadi pembekuan
intravaskuler yang diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen makin berkurang
dan memudahkan terjadinya perdarahan.
 Setelah persalinan dapat menimbulkan perdarahan postpartum karena atonia
uteri atau gangguan pembekuan darah
 Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan
kopmplikasi sekunder.
 Peningkatan timbunan darah di belakang plasenta dapat menyebabkan rahim
yang keras, padat dan kaku.
 Penyulit terhadap janin dalam rahim, tergantung luas plasenta yang lepas dapat
menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian dalam rahim.

2.2 Etiologi
Sebab yang primer dari solusio plasenta tidak diketahui, tetapi terdapat
keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio
plasenta dan dianggap sebagai faktor resiko. Solusio plasenta merupakan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan perhatian karena penyulit yang ditimbulkan
terhadap ibu dan janin.
Penyebab solusio plasenta adalah :
a) Trauma langsung terhadap uterus saat hamil:
 Terjatuh terutama dengan keadaan tertelungkup
 Tendangan anak yang sedang di gendong
 Atau trauma langsung lainnya.
b) Trauma kebidanan artinya solusio plasenta terjadi karena tindakan kebidanan
yang dilakukan:
 Setelah tindakan versi luar.
 Setelah memecahkan ketuban
 Persalinan anak kedua hamil kembar (Gemelli)
c) Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat yang pendek
Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta adalah:
 Hamil pada usia tua
 Mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Bersamaan dengan preeklampsia atau eklampsia
 Tekanan vena kava inferior yang tinggi
 Kekurangan asam folik
 Hidramnion

Dari sumber lain terdapat 5 kategtori populasi perempuan yang berisiko


tinggi untuk solusio plasenta, 5 kategori tersebut yaitu:
a). Kategori sosioekonomi yaitu keadaan yang tidak kondusif seperti usia muda,
primiparitas, single-parent (hidup sendiri tanpa suami), dan pendidikan yang
rendah.
b). Kategori fisik termasuk trauma tumpul pada perut, umumnya karena kekerasan
dalam rumah tangga atau kecelakaan dalam berkendaraan.
c). Kategori kelainan pada rahim seperti mioma terutama mioma submukosum
dibelakang plasenta atau uterus berseptum.
d). Kategori penyakit ibu sendiri memegang peran penting seperti penyakit
tekanan darah tinggi dan kelainan sistem pembekuan darah seperti trombofilia.
e). Kategori sebab iatrogenik seperi merokok dan kokain.
Tabel Faktor resiko solusio plasenta
Faktor risiko Risiko relatif
Pernah solusio plasenta 10 – 25
Ketuban pecah pretern / korioamnionitis 2,4 – 3,0
Sindroma pre-eklapmpsia 2,1 – 4,0
Hipertensi kronik 1,8 – 3,0
Merokok / nikotin 1,4 – 1.9
Merokok + hipertensi kronik atau preeklampsia 5-8
Pecandu kokain 13%
Mioma dibelakang plasenta 8 dari 14
Gangguan sistem pembekuan darah (trombofilia) Meningkat s/d 7x
Acquired anthiphospholipid autoantibodies Jarang
Trauma abdomen dalam kehamilan jarang
Plasenta sirkumvalata jarang
2.3 Klasifikasi dan Macam

Klasifikasi solusio plasenta dibedakan berdasarkan derajat pelepasan, bentuk


perdarahan dan tingkat gejala klinisnya.

Berdasarkan derajat pelepasanya, Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta


menjadi 3 yaitu:
 Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya
 Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian
 Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.
Berdasarkan bentuk perdarahannya, Pritchard JA membagi solusio plasenta
menjadi:
 Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
 Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang
membentuk hematoma retroplacenter
 Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion.

Berdasarkan tingkat gejala klinisnya, Cunningham dan Gasong masing-masing


dalam bukunya mengklasifikasikannya, yaitu :

 Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma lebih 250 mg%.
 Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda prerenjatan,
gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
 Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin
mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

2.4 Tanda dan gejala

a. Perdarahan yang disertai nyeri.


b. Anemia dan shock ; beratnya anemia dan shock sering tidak sesuai dengan
banyaknya darah yang keluar.
c. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
d. Palpasi sukar karena rahim keras.
e. Fundus uteri makin lama makin naik.
f. Bunyi detak jantung janin biasanya tidak ada.
g. Teraba ketuban yang tegang terus menerus ( karena isi rahim bertambah).
h. Sering ada proteinuria karena disertai preeklampsia.

Jenis Ringan Sedang Berat


Frekuensi nadi Tetap Meningkat Meningkat
Tekanan darah Tetap Turun Turun
Perdarahan <200 cc >200 cc -
Sifat Uterus Agak nyeri, Tidak Nyeri, Tegang & Sangat nyeri,
tegang, & terus sifatnya terus Tegang &
menerus menerus berkontraksi tetanik
Syok Tidak syok Ibu syok Ibu syok berat
Keadaan Janin Hidup Gawat / mati Mati
Bagian plasenta 1/6 ¼ - 2/3 > 2/3
lepas
Kadar fibrinogen >250 mg%. 120 -250 mg% <150 mg%
% Kejadian Jarang 14% 86%

2.5 Patofisiologi

Solusio plasenta di awali perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua


kemudian terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat keendometrium.
Akibatnya, proses ini pada tahapnya yang paling awal memperlihatkan
pembentukan hematom desidua yang menyebabkan pemisahan, penekanan, dan
akhirnya destruksi plasenta yang ada di dekatnya. Pada tahap awal mungkin belum
ada gejala klinis.

Pada beberapa kasus, arteri spiralis desidua mengalami rupture sehingga


menyebabkan hematom retroplasenta, yang sewaktu membesar semakin banyak
pembuluh darah dan plasenta yang terlepas. Bagian plasenta yang memisah dengan
cepat meluas dan mencapai tepi plasenta. Karena masih teregang oleh hasil
konsepsi, uterus tidak dapat berkontraksi untuk menjepit pembuluh darah yang
robek yang memperdarahi tempat implantasi plasenta. Darah yang keluar dapat
memisahkan selaput ketuban dari dinding uterus dan akhirnya muncul sebagai
perdarahan eksternal, atau mungkin tetap tertahan dalam uterus.

2.6 Diagnosis

1. Anamnesis
 Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
 Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-
konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah
yang berwarna kehitaman
 Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
 Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
 Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2. Inspeksi
 Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
 Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
 Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3. Palpasi
 Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
 Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (woodem
uterus) baik his maupun di luar his
 Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
 Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
4. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140,
kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas
lebih dari 1/3 bagian.
5. Pemeriksaan dalam
Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
a). Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang
b). Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini
akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta
6. Pemeriksaan umum
Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita
penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi
cepat dan kecil
7. Pemeriksaan laboratorium
a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder
dan leukosit.
b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-
match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan
pembekuan darah hipofibrinogenemia
8. Pemeriksaan plasenta
Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas
(kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di
belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
9. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan perdarahan antara plasenta dan
dinding abdomen.

2.7 Penanganan
Penanganan solusio plasenta menurut Manuaba (1998:260-261) :
1. Solusio plasenta ringan :
a. Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak.
b. Keadaan janin masih dapat dilakukan penanganan konservatif.
c. Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat, dengan janin
yang masih baik dilakukan sectio cesaria.
d. Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap
2. Solusio plasenta tingkat sedang dan berat
Penanganannya dilakukan di rumah sakit karena dapat membahayakan jiwa
penderita. Tatalaksananya adalah :
a. Pemasangan infus dan tranfusi darah.
b. Memecahkan ketuban.
c. Induksi persalinan atau dilakukan SC.
Oleh karena itu, penanganan solusio plasenta sedang dan berat harus dilakukan
di rumah sakit dengan fasilitas yang mencukupi.
3. Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta.
Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan
pertolongan kebidanan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu maupun perinatal. Dalam menghadapi perdarahan pada kehamilan,
sikap bidan yang paling utama adalah melakukan rujukan ke rumah sakit.
Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat :
a. Pemasangan infus
b. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam
c. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
d. Mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarganya
e. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk
memberikan pertolongan pertama
Pertolongan solusio plasenta di RS menurut Marmi (2011:80-81) :
 Transfusi darah
 Pemecahan ketuban
 Infus oksitosin
 Di SC, jika perlu
2.8 Prognosa
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,
banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,
tersembunyi tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta
sampai selesainya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta berat
berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan,
gagal jantung dan gagal ginjal.

Hampir 100% janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.
Tetapi ada literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat berkisar
antara 50-80%. Pada kasus solusio plasenta ringan sampai sedang, keadaan janin
tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus, lamanya solusio
plasenta berlangsung dan usia kehamilan. Perdarahan lebih dari 2000 ml biasanya
menyebabkan kematian janin. Pada kasus-kasus tertentu tindakan seksio sesaria dapat
mengurangi angka kematian janin.
BAB III

KASUS

Kasus : Pada tanggal 21 Februari 2019 di jam 14.30 WIB Ny. Prita datang ke RSUD
Kebumen di poli kandungan untuk memeriksakan kehamilannya. Ny. P G2 P1 A0 umur
30 tahun mengeluh keluar flek – flek kecoklatan dari kemaluannya sejak 3 hari yang
lalu. Ibu mengatakan nyeri pada bagian perut dan terasa sesak juga kadang – kadang
perut terasa tegang. Ibu merasa cemas dengan keadaan janinnya. Ibu mengatakan HPHT
tanggal 11 Juni 2018.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya

sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage.

Keadaan klien dengan solutio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat

keparahannya, tingkat keparahan ini dilihat dari volume perdarahan yang terjadi mulai

dari solutio ringan hingga berat.

Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek atau lilitan

tali pusat, janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas, tekanan pada vena kafa

inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari solution plasenta.

Beberapa faktor yang menjadi faktor predisposisi solution plasenta itu sendiri didapat

dan diketahui mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari

kebiasaan-kebiasaan klien yang dapat mendukung timbulnya solution plasenta. Adapun

komplikasi dari solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta

yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi

terparah dari solution plsenta dapat mengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi,

keadaan seperti ini sangat berpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin.

3.2 Saran

Penulis harapkan semoga dimasa yang akan datang, para tenaga kesehatan dapat

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien kasus solusio plasenta. Dan

harapan penulis kepada para pembaca semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan menambah keterampilan kita dalam memberi pelayanan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, dkk,. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi. Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, Triyanto, Kuspuji, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius.

Manuaba, Chandarnita, dkk,. 2008. Gawat-darurat obstetri-ginekologi & obstetri-


ginekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo S, Hanifa W. 2002. Kebidanan Dalam Masa Lampau, Kini


dan Kelak. Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi III. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai