2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas materi, pendapat maupun
pikiran yang diberikan oleh pihak-pihak yang telah turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami harap makalah yang berjudul Solusio Plasenta ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca agar kedepannya pembaca dan penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Solusio Plasenta .....................................................................................
2.2 Etiologi ....................................................................................................................
2.3 Klasifikasi dan Macam ............................................................................................
2.4 Tanda dan Gejala .....................................................................................................
2.5 Patofisiologi .............................................................................................................
2.6 Diagnosis .................................................................................................................
2.7 Penanganan ..............................................................................................................
2.8 Prognosa ..................................................................................................................
BAB III KASUS
3.1 Contoh Kasus dan Penyelesaian Dalam Bentuk SOAP...........................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
4.2 Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio
plasenta sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan.
Angka kematian perinatal sebesar 25 %. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya
lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan
yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan
perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu
inilah sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam
keadaan yang demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar
diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus
berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan 15,5%
disertai pula oleh preeklamsia. Faktor lain yang diduga turut berperan sebagai penyebab
terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya
usia ibu.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
Sebab yang primer dari solusio plasenta tidak diketahui, tetapi terdapat
keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio
plasenta dan dianggap sebagai faktor resiko. Solusio plasenta merupakan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan perhatian karena penyulit yang ditimbulkan
terhadap ibu dan janin.
Penyebab solusio plasenta adalah :
a) Trauma langsung terhadap uterus saat hamil:
Terjatuh terutama dengan keadaan tertelungkup
Tendangan anak yang sedang di gendong
Atau trauma langsung lainnya.
b) Trauma kebidanan artinya solusio plasenta terjadi karena tindakan kebidanan
yang dilakukan:
Setelah tindakan versi luar.
Setelah memecahkan ketuban
Persalinan anak kedua hamil kembar (Gemelli)
c) Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat yang pendek
Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta adalah:
Hamil pada usia tua
Mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi)
Bersamaan dengan preeklampsia atau eklampsia
Tekanan vena kava inferior yang tinggi
Kekurangan asam folik
Hidramnion
Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma lebih 250 mg%.
Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda prerenjatan,
gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin
mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.
2.5 Patofisiologi
2.6 Diagnosis
1. Anamnesis
Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-
konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah
yang berwarna kehitaman
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2. Inspeksi
Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3. Palpasi
Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (woodem
uterus) baik his maupun di luar his
Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
4. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140,
kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas
lebih dari 1/3 bagian.
5. Pemeriksaan dalam
Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
a). Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang
b). Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini
akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta
6. Pemeriksaan umum
Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita
penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi
cepat dan kecil
7. Pemeriksaan laboratorium
a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder
dan leukosit.
b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-
match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan
pembekuan darah hipofibrinogenemia
8. Pemeriksaan plasenta
Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas
(kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di
belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
9. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan perdarahan antara plasenta dan
dinding abdomen.
2.7 Penanganan
Penanganan solusio plasenta menurut Manuaba (1998:260-261) :
1. Solusio plasenta ringan :
a. Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak.
b. Keadaan janin masih dapat dilakukan penanganan konservatif.
c. Perdarahan berlangsung terus ketegangan makin meningkat, dengan janin
yang masih baik dilakukan sectio cesaria.
d. Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap
2. Solusio plasenta tingkat sedang dan berat
Penanganannya dilakukan di rumah sakit karena dapat membahayakan jiwa
penderita. Tatalaksananya adalah :
a. Pemasangan infus dan tranfusi darah.
b. Memecahkan ketuban.
c. Induksi persalinan atau dilakukan SC.
Oleh karena itu, penanganan solusio plasenta sedang dan berat harus dilakukan
di rumah sakit dengan fasilitas yang mencukupi.
3. Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta.
Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan
pertolongan kebidanan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu maupun perinatal. Dalam menghadapi perdarahan pada kehamilan,
sikap bidan yang paling utama adalah melakukan rujukan ke rumah sakit.
Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat :
a. Pemasangan infus
b. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam
c. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
d. Mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarganya
e. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk
memberikan pertolongan pertama
Pertolongan solusio plasenta di RS menurut Marmi (2011:80-81) :
Transfusi darah
Pemecahan ketuban
Infus oksitosin
Di SC, jika perlu
2.8 Prognosa
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,
banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,
tersembunyi tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta
sampai selesainya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta berat
berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan,
gagal jantung dan gagal ginjal.
Hampir 100% janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.
Tetapi ada literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat berkisar
antara 50-80%. Pada kasus solusio plasenta ringan sampai sedang, keadaan janin
tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus, lamanya solusio
plasenta berlangsung dan usia kehamilan. Perdarahan lebih dari 2000 ml biasanya
menyebabkan kematian janin. Pada kasus-kasus tertentu tindakan seksio sesaria dapat
mengurangi angka kematian janin.
BAB III
KASUS
Kasus : Pada tanggal 21 Februari 2019 di jam 14.30 WIB Ny. Prita datang ke RSUD
Kebumen di poli kandungan untuk memeriksakan kehamilannya. Ny. P G2 P1 A0 umur
30 tahun mengeluh keluar flek – flek kecoklatan dari kemaluannya sejak 3 hari yang
lalu. Ibu mengatakan nyeri pada bagian perut dan terasa sesak juga kadang – kadang
perut terasa tegang. Ibu merasa cemas dengan keadaan janinnya. Ibu mengatakan HPHT
tanggal 11 Juni 2018.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage.
Keadaan klien dengan solutio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat
keparahannya, tingkat keparahan ini dilihat dari volume perdarahan yang terjadi mulai
Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek atau lilitan
tali pusat, janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas, tekanan pada vena kafa
inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari solution plasenta.
Beberapa faktor yang menjadi faktor predisposisi solution plasenta itu sendiri didapat
dan diketahui mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari
komplikasi dari solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta
yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi
terparah dari solution plsenta dapat mengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi,
keadaan seperti ini sangat berpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin.
3.2 Saran
Penulis harapkan semoga dimasa yang akan datang, para tenaga kesehatan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien kasus solusio plasenta. Dan
harapan penulis kepada para pembaca semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para
Mansjoer, Arif, Triyanto, Kuspuji, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius.