Anda di halaman 1dari 8

8 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1.

Januari 2006: 8 - 15

PERANAN MANAJEMEN K3 DALAM


PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

Bambang Endroyo
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES)

ABSTRAK
Satu dari beberapa karakteristik proyek konstruksi yaitu mempunyai resiko yang tinggi terhadap kecelakaan.
Dengan semakin banyaknya penggunaan alat-alat kerja yang canggih, walaupun telah dilengkapi dengan sistem
keamanan, resiko kecelakaan tetap semakin besar. Selanjutnya sesuai teori Maslow, kebutuhan rasa aman akan
muncul setelah kebutuhan tingkat pertama (phisik dan biologis) terpenuhi, sehingga mulai sekarang keselamatan
merupakan hal yang harus diusahakan pemenuhannya. Teori lama menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena
kesalahan pekerja (individual). Sekarang, kecelakaan dianggap akibat dari faktor organisasi dan manajemen yang
salah. Sejalan dengan teori-teori terbaru, maka peran manajemen sangat berarti dalam pencegahan kecelakaan.
Dalam tulisan ini, peran manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibahas dari fungsi-fungsi
manajemen, sumber-sumber daya yang digunakan, dan aspek lain yang relevan.

Kata kunci: keselamatan kerja, kecelakaan konstruksi, manajemen, organisasi

1. PENDAHULUAN
Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih sehingga tercipta suatu kegiatan kerja yang
termasuk buruk. Pada tahun 2004 saja, lebih dari aman. Sejalan dengan teori-teori penyebab
seribu tujuh ratus pekerja meninggal di tempat kecelakaan yang terbaru, maka pihak
kerja. Menurut Juan Somavia, Dirjen ILO, manajemen harus bertanggungjawab terhadap
industri konstruksi termasuk paling rentan keselamatan kerja para pekerjanya. Tulisan ini
kecelakaan, diikuti dengan anufaktur makanan akan membahas peranan manajemen dalam
dan minuman (Kompas, 1/05/04). Tidak saja di usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja di
negara-negara berkembang, di negara maju proyek konstruksi.
sekalipun kecelakaan kerja konstruksi masih
memerlukan perhatian serius. Penelitian yang 2. TINJAUAN UMUM
dilakukan oleh Duff (1998) dan Alves Diaz 2.1 Tinjauan Historis
(1995) menyatakan hasil analisa statistik dari Secara historis, keselamatan kerja telah
beberapa negara-negara menunjukkan peristiwa banyak diperhatikan sejak zaman dahulu.
tingkat kecelakaan fatal pada proyek konstruksi Hammurabi, raja Babilonia pada tahun 2040 SM
adalah lebih tinggi dibanding rata-rata untuk telah membuat dan memberlakukan suatu
semua industri, dalam Suraji (2000). peraturan bangunan yang dikenal sebagai The
Dahulu, para ahli menganggap suatu Code of Hammurabi. Beberapa pasal dalam
kecelakaan disebabkan oleh tindakan pekerja peraturan tersebut antara lain: (a) apabila
yang salah. Sekarang anggapan itu telah seseorang membuat bangunan dan bangunan
bergeser bahwa kecelakaan kerja bersumber tersebut runtuh sehingga menimbulkan korban
kepada faktor-faktor organisasi dan manajemen. jiwa maka pembuat bangunan tersebut harus
Para pekerja dan pegawai mestinya dapat dihukum mati dan (b) apabila bangunan yang
diarahkan dan dikontrol oleh pihak manajemen dibuat runtuh dan menimbulkan kerusakan pada

8
Bambang Endroyo, Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi 9

hak milik orang lain maka pembuat bangunan 1996, Davies (1996). Kemudian muncul
harus mengganti semua kerusakan yang Health and safety in roof work HSG33
ditimbulkannya. Jadi aspek keamanan telah (Second edition) HSE Books 1998 ISBN 0
menjadi persyaratan utama yang mutlak harus 7176 1425 5; Health and safety in cons-
dipenuhi sejak zaman dahulu kala, Suhendro truction HSG150 (Second edition) HSE Books
(2003). Lima abad kemudian, Mozai raja setelah 2001 ISBN 0 7176 2106 5
Hammurabi mengharuskan para ahli bangunan (www.hsebooks.co.uk; www.hse.gov.uk).
bertanggung jawab pula pada keselamatan para Untuk pekerjaan-pekerjaan secara umum,
pelaksana dan pekerjanya, Suma’mur (1981). berlaku pula OHSAS 18001 tahun 1999.
Masalah-masalah keselamatan kemudian meluas Sedangkan di Indonesia, keselamatan kerja
ke Yunani, Romawi dan lain-lain, misalnya di sudah diadakan sejak zaman penjajahan
Perancis tahun 1840, Inggris tahun 1644, Belgia Belanda, namun sasarannya lebih banyak ke
tahun 1810, Denmark dan Swiss tahun 1877, hasil kerja dan alat-alat kerja dibanding
Amerika Serikat tahun 1886, dan sebagainya. memperhatikan pekerjanya. Program itu lebih
Selanjutnya diadakan konggres-konggres dikenal dengan “kerja paksa”. Setelah merdeka,
internasional misalnya di Paris tahun 1889, di perhatian tentang keselamatan dan kesehatan
Bern tahun 1891 dan di Milan tahun 1894, serta kesejahteraan pekerja mulai banyak
Suma’mur (1981). Pada abad sembilan belas, di diperhatikan terbukti dari peraturan-peraturan
tahun 1904 perhatian terhadap kecelakaan dan dan undang-undang yang dihasilkan. Bersumber
kondisi kerja di dalam pekerjaan pembangunan dari pasal 27 ayat 2 UUD 1945, terbit beberapa
diadakan untuk melayani permintaan UU dan kemudian PP dan Keputusan Menteri,
masyarakat, tetapi sampai 1926 peraturan yang antara lain sebagai berikut. UU Kerja
pembangunan yang telah dihasilkan adalah tahun 1951, UU Kecelakaan tahun 1951, PP
dalam lingkup terbatas yaitu hanya diberlakukan tentang istirahat bagi pekerja tahun 1954, UU
bagi lokasi yang di atasnya ada gaya mekanis No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
yang digunakan. Dari 1930 sampai 1948 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketena-
peraturan-peraturan tersebut telah menjadi gakerjaan, Per Menaker No. 01/1980 tentang K3
ketinggalan jaman sebab intervensi Perang pada Konstruksi Bangunan, SKB Men PU dan
Dunia Kedua, Davies (1996). Menaker No. 174/Men/1986 – 104/kpts/1986
Setelah itu, karena bertambahnya angka tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
kecelakaan, maka diberlakukan berbagai Tempat Kegiatan Konstruksi, Keputusan Men
peraturan baru, misalnya The Building (Safety PU No. 195/kpts/1989 tentang K3 pada tempat
Health and Welfare) Regulation 1948; The konstruksi di lingkungan PU, Peraturan Menteri
Construction (General Provision) Regulation Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996
1961; Contruction (Health and Welfare) tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Regulation 1966; The Health and safety at Kesehatan Kerja., Surat Edaran Menteri PU
Work (HSW) Act 1974; Management of Nomor: 03/SE/M/2005 Perihal Penyelenggaraan
Health and Safety at Work Regulation 1992; Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah TA
Construction Design and Management 2005. Walaupun telah banyak usaha yang
(CDM) 1994; The Construction Health, dijalankan, namun Indonesia masih menempati
Safety and Welfare (CHSW) Regulation urutan ke lima (terburuk) di kawasan ASEAN
10 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 2006: 8 - 15

setelah Singapura sebagai urutan pertama Jaya Jakarta, Suara Merdeka (5/9/1991); Empat
yang disusul oleh Malaysia, Thailand dan pekerja tewas tertimbun reruntuhan bangunan yang
Filipina (Subdit Kesehatan Kerja dan mereka kerjakan di Medan, Kompas (25/ 3/1991);
Lingkungan Kerja Depnakertrans, 12/5/05). Empat tewas terjebak gas beracun pada proyek
pembersihan kerak gorong-gorong saluran uap di
2.2 Beberapa Kasus Kecelakaan Kerja PLTU Semarang, Suara Merdeka (5/6/1991) dan
Data tentang kecelakaan kerja secara umum hal ini terulang lagi pada peristiwa di Jakarta tahun
dapat digambarkan sebagai berikut. Di 2005; Jembatan layang Grogol seberat 600 ton
Singapura 6,3 per 1000 pekerja di tahun 1998 ambruk dengan korban tewas 3 orang, Kompas
(data dari aposho-kohsa). Di Malaysia, angka (23/3/1996); Dua pekerja tewas tertimpa beton,
kecelakaan tercatat 16 tiap 1000 pekerja pada sementara sembilan pekerja lain terluka dan sore
tahun 1994 dan 11 per 1000 pekerja pada tahun harinya dua lainnya tewas kena setrum di proyek
2000 (Regional Conference on OSH di Kuala pembangunan Apartemen di Kelapa Gading
Lumpur pada 20th March 2001). Di Thailand Jakarta, Kompas (6/6/2003); Pembangunan ruko di
terdapat sekitar 769 orang meninggal dalam Sunter akibat salah metode pelaksanaan, Kompas
kecelakaan kerja tahun 2003, atau bertambah Cyber Media (3/ 6/2004); Balok penopang
lebih dari 18 persen dibandingkan dengan jembatan Suramadu runtuh, seorang pekerja tewas,
tingkat kecelakaan pada tahun 2002. Jumlah Suara Merdeka Cyber News (14/6/2004). Dinding
korban juga bertambah, sekitar 189.621 orang bandara ambruk 8 tewas di Dubai pada
pada tahun 2001 hingga lebih dari 200.000 pembangunan terminal baru bandara yang
orang pada tahun 2003, atau setara dengan 600 direncanakan berbentuk satu sayap pesawat
kecelakaan setiap hari. (Kompas 1/5/2004). Di raksasa sepanjang hampir satu kilometer, Suara
Indonesia tahun 2004, 1.736 pekerja meninggal Merdeka CyberNews (28/9/2004)
di tempat kerja, 9.106 mengalami cacat dan
84.576 lainnya sementara tidak mampu bekerja
tetapi kemudian dapat bekerja kembali, 3. TINJAUAN PUSTAKA
Depnakertrans (2005). Sementara itu, di negara 3.1 Teori Penyebab Kecelakaan dan Manajemen
maju misalnya Inggris, kecelakaan fatal sudah K3
relatif kecil, yaitu 4 dari 100.000 pekerja di Kecelakaan adalah kejadian merugikan yang
tahun 1999, Howarth (2000). Di Amerika, angka tidak direncanakan, tidak terduga, tidak
persentase kecelakaan pekerjaan konstruksi diharapkan serta tidak ada unsur kesengajaan,
mencapai 12%, Barrie (1990). Oleh karena itu di Hinze (1977). Ada beberapa teori yang
Indonesia masih perlu usaha-usaha yang menjelaskan penyebab suatu kecelakaan.
terencana dan terkoordinasi agar dapat mencapai Dahulu teori penyebab kecelakaan memandang
hasil baik, yang pada gilirannya akan bahwa kecelakaan disebabkan oleh tindakan
meningkatkan citra di forum internasional. pekerja (orang) yang salah (misalnya pada The
Untuk kasus-kasus kecelakaan kerja Accident-Proneness Theory). Semenjak
konstruksi, beberapa kejadian yang sempat dicatat dikenalkannya The Chain-of-Events Theory, The
dapat disampaikan pada tulisan ini adalah sebagai Domino Theory, dan The Distraction Theory,
berikut: Lima buruh bangunan tewas terjatuh dari maka pihak organisasi dan manajemen- lah yang
lantai 15 di proyek gedung di Slipi dianggap berperan sebagai penyebab
Bambang Endroyo, Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi 11

suatu kecelakaan. Anggapan tentang kecelakaan aman (Suraji,2004). Ada banyak pendekatan
kerja yang bersumber kepada tindakan yang dalam manajemen K3, diantaranya menurut
tidak aman yang dilakukan pekerja telah OHSAS 18001, dan menurut TQM di mana
bergeser dengan anggapan bahwa kecelakaan keselamatan merupakan suatu pusat dan fokus
kerja bersumber kepada faktor-faktor organisasi integral dalam program pengendalian mutu
dan manajemen (Andi, 2005). Pihak manajemen terpadu, Fiegenbaum (1991) yang harus
harus bertanggungjawab terhadap keselamatan. ditingkatkan secara terus menerus untuk
Para pekerja dan pegawai mestinya dapat memenuhi kepuasan pelanggan (intern-ekstern).
diarahkan dan dikontrol oleh pihak manajemen Pada tulisan ini akan dibahas dari fungsi-fungsi
sehingga tercipta suatu kegiatan kerja yang manajemen, sumber-sumber yang terlibat, dan
aman. Pada teori yang terbaru makin terlihat beberapa aspek yang relevan.
bahwa penyebab kecelakaan kerja semakin
komplek. Teori-teori baru itu antara lain: 3.2 Tinjauan dari Fungsi-fungsi Manajemen
Multiple Caucation Model, Suraji (2000) dan Apabila dilihat dari fungsi-fungsi manajemen,
Constraint Respone Theory, Suraji (2001). terdapat fungsi perencanaan, organisasi,
pelaksanaan, dan pengawasan. Pada fungsi
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja perencanaan, disamping terfokus pada tugas
(MK3) adalah bagian dari sistem manajemen operasional juga harus mencakup usaha-usaha
secara keseluruhan yang meliputi struktur keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yang
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, dipersiapkan untuk pencegahan terjadinya
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya kecelakaan. Tanggung jawab harus digariskan
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, dengan tegas agar tidak terjadi kesimpangsiuran
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan K3 yang justru dapat membahayakan. Perlu pula
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan menganalisis bahaya-bahaya apa saja yang
dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat mungkin akan timbul pada suatu pekerjaan dan
kerja yang aman, efisien dan produktif. Berangkat bagaimana mengatasinya. Dalam suatu kontrak
dari kajian Total Project Management (ECI,1995), kerja pekerjaan keinsinyuran perlu dibuat pasal-
keselamatan perlu diintegrasikan dalam proyek, pasal yang mengatur secara preventif
mulai dari konsepsi sampai proyek selesai (from keselamatan kerja dengan menunjuk UU dan
conception to completion). Dikatakan selanjutnya peraturan yang berlaku (Yasin: 2003). Sebagai
bahwa kegiatan penilaian tentang keselamatan, contoh menunjuk UU Ketenagakerjaan, UU
kesehatan dan lingkungan perlu dimulai dari tahap Jamsostek, UU Kerja dan sebagainya). Kontrak-
perencanaan proyek (project plan), kontrak, kontrak internasional (FIDIC, SIA, JTC) telah
evaluasi tender, konstruksi, sampai ke tahap mencantumkan artikel atau pasal tentang K3.
pemeliharaan dan bahkan sampai ke perobohan Proses perencanaan keselamatan untuk masa
(demolition) (ECI,1995). Konsep rasional Total depan (tahap konstruksi) juga diusulkan oleh
Safety Control adalah suatu pengintegrasian Chua DKH & YM Goh (2004)
tindakan manajemen dan tindakan pelaksanaan Pada fungsi organisasi, perlu dibentuk satuan
yang sinergis untuk mempromosikan suatu proses tugas yang dapat melaksanakan K3 dengan baik.
konstruksi yang Untuk itu perlu disediakan kantor yang mencukupi
dan organisasi yang memadai. Dalam
12 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 2006: 8 - 15

suatu perusahaan perlu dibentuk P2K3 (Panitia c. keamanan kerja dan sandart pemantauan,
Penyelenggara K3) yang bertanggung jawab d. pelaporan dan perbaikan kekurangan,
atas keselamatan dan kesehatan kerja di e. pengumpulan dan pemanfaatan data,
kegiatan industri. Hinze & Figone (1988) f. peningkatan kesadaran dan pelatihan
menyarankan diselenggarakan safety meeting karyawan/SDM.
untuk supervisor lapangan dan owner ikut dalam
safety meeting, dan pekerjakan supervisor Sertifikat yang menyatakan suatu
keselamatan secara full-time. Liska et al. (1993) perusahaan/kegiatan ekonomi telah menerapkan
juga mengusulkan adanya safety meeting. Sistem Manajemen K3 dengan benar dan baik
Pada fungsi pelaksanan, apa yang telah diterbitkan oleh pihak berwenang (Depnaker)
direncanakan hendaknya dilaksanakan dengan dan berlaku untuk 3 tahun. Selain itu, itu untuk
baik. Karena kecelakaan yang terjadi sebagian menjamin konsistensi sistem manajemen K3,
besar ditimbulkan oleh faktor manusia, dilaksanakan audit berkala oleh petugas
manajemen dituntut memberikan pengarahan berwenang. Pada setiap minggu/bulan, perlu
pelaksanaan dan petunjuk yang jelas adanya meeting untuk membahas segala hal
(directing) dan koordinasi. Banyak kecelakaan yang menyangkut pelaksanaan K3 di
terjadi karena pekerja masih baru dan belum perusahaan, sehingga semua informasi dan
familiar dengan proses dan alat kerja. Untuk persoalan dapat diketahui oleh seluruh bagian
melaksanakan itu semua diperlukan yang terkait.
ketrampilan manajemen antara lain
komunikasi dan kepemimpinan. Sehubungan 4. PEMBAHASAN
dengan ini Liska et al. (1993) mengusulkan Sebagai suatu kegiatan industri, proyek
Preproject Safety termasuk safety goal, safety konstruksi mempunyai berbagai sumber
policy & procedure, safety personal, safety (resources). Menurut Harold Kerzner (1995),
budget. Selanjutnya dikatakan bahwa training sumber-sumber itu adalah manusia, uang,
dan insentive terhadap keselamatan punya peralatan, fasilitas, material dan informasi.
pengaruh terhadap pencegahan kecelakaan. Beberapa ahli yang lain mengemukakan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi bahwa sumber-sumber tersebut dapat
yang penting karena merupakan tindakan disingkat menjadi 5M yaitu Man. Material,
kontrol apakah semua yang direncanakan itu Money, Machine, dan Method. Semua fungsi
telah dilaksanakan, dan apakah ada kendala manajemen harus dikenakan kepada semua
dan persoalan-persoalan yang perlu dicari komponen usaha tersebut. Pada aspek
penyelesaiannya.Untuk menjamin bahwa manusia, diperlukan perencanaan/ pengaturan
sistem manajemen K3 dilaksanakan dengan tentang jam kerja, istirahat kerja, pelatihan,
baik, pengawas dari Dep. Ketenagakerjaan dan pengarahan tentang K3.
melaksanakan asesmen yang antara lain Pada aspek uang, diperlukan alokasi biaya
meliputi: untuk pencegahan kecelakaan. Saat ini biaya K3
a. pembangunan dan pemeliharaan komitmen belum secara eksplisit tercantum dalam
K3, penawaran biaya proyek, sementara para
b. strategi dokumentasi dan pengendalian kontraktor sudah dibebani dengan biaya asuransi
dokumen, jaminan kecelakaan kerja. Menurut Keputusan
Bambang Endroyo, Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi 13

Menteri Tenaga Kerja No. Kep-196/Men/1999 spesifikasi, karena penggunaan beton yang
tentang penyelenggaraan program jaminan kurang akan dapat menyebabkan kecelakaan
sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja harian baik selama tahap kontruksi maupun tahap
lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu pemanfaatan bangunan. Begitu pula dengan
tertentu pada sektor jasa konstruksi, diatur material yang lain. Alat/mesin yang dipakai
sebagai berikut: (lihat tabel 1) harus dijamin yang masih dalam kondisi baik
yang dibuktikan dengan perawatan yang
Seharusnya besar biaya keselamatan kerja ini teratur dan sertifikat kemampuan alat yang
secara eksplisit dimasukkan dalam pena-waran masih berlaku. Keran (crane) dan rantai baja
proyek, sehingga terjamin pelaksanaan-nya. misalnya harus betul-betul dicek dari segi
Dalam proyek perumahan, tingkat sistem keselamatan pemakaiannya.
kompetisi cenderung memaksimalkan pro- Metode kerja/pelaksanaan berkembang
duktivitas dan meminimalkan harga, juga untuk karena tuntutan manusia untuk membangun di
biaya keselamatan, Johnson (1996). Manajemen tempat-tempat yang sulit dengan bentuk bentuk
keselamatan kerja yang efektif akan bangunan yang sangat bervariasi/sulit, serta
menguntungkan perusahaan karena kecelakaan keinginan penggunaan dana yang minimal.
akan menimbulkan biaya langsung maupun Metode kerja/pelaksanaan yang diciptakan itu
biaya tidak langsung (Levitt, 1993). Biaya harus ditinjau dari segi keselamatan. Dengan
langsung terdiri dari biaya medis, premi untuk kata lain, alat-alat keselamatan apa yang harus
asuransi, kerugian hak milik, Oberlender (2000). disediakan dalam menggunakan suatu metode
Biaya tak langsung adalah biaya tambahan lain, pelaksanaan? Proyek proyek gedung Jakarta
pengurangan produktivitas, keterlambatan Tower, jembatan Barelang, jembatan Suramadu
jadwal, bertambahnya waktu administratif, dan proyek besar lainnya jelas memerlukan
kerusakan fasilitas, dan hal yang makin sulit metode pelaksanaan yang harus dikenali hazard
diukur tetapi riil yaitu penderitaan manusia dan yang ada sedini mungkin.
menurunnya moril, Levitt (1993). Juga nama Informasi, merupakan sumber yang sekarang
perusahaan akan terkena dampak buruk yang sampai masa datang sangat berperan dalam
dapat berakibat berkurangnya pelanggan yang pencegahan kecelakaan. Informasi tentang
jelas berpengaruh terhadap masuknya dana kecelakaan dan sebab-sebab nya dapat ditampung
perusahaan. dalam suatu file yang terbuka untuk umum
Berdasarkan komponen material dan sehingga para pelaksana/kontraktor suatu
mesin/ alat yang dipakai, haruslah digunakan pekerjaan dapat mengakses informasi tentang
yang sesuai dengan standar yang disyaratkan. kecelakaan yang timbul pada pekerjaan sejenis.
Penggunaan/pembuatan beton harus yang Selanjutnya mereka diharapkan dapat menghindari
sesuai dengan kekuatan yang ditetapkan oleh kecelakaan itu. Informasi-informasi

Tabel 1. Daftar Besarnya Iuran Jamsostek Untuk Proyek Konstruksi (diolah)


Besar/nilai Biaya proyek (X) dalam juta rupiah
Proyek < 100 jt 100 jt - 500 jt 500 jt – 1 M 1M–5M >5M
0,24 % 100 jt + 0,24% 100 jt + 0,24% 100 jt+ 0,24% 100 jt+
Besar iuran 0,24 % 0,19%(X-100 jt) 0,10% 400 jt + 0,10% 400 jt + 0,10% 400 jt +
0,15%(X-500 jt) 0,15% 500 jt + 0,15% 500 jt +
0,12%(X-1 M) 0,12%(X-1 M)
14 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 2006: 8 - 15

tersebut dapat dihimpun dalan suatu web-site DAFTAR PUSTAKA


sehingga semua pihak dapat mengakses setiap Andi, Model Persamaan Struktural Pengaruh
saat. Perlunya dukungan computer-based Budaya Keselamatan Kerja pada Perilaku
system dalam bidang Keselamatan dan Pekerja di Proyek Konstruksi. Jurnal
Kesehatan Kerja telah diusulkan oleh Goh Teknik Sipil Volume 12 No. 3, Juli 2005
YM (2004).
Barrie, Donald S. et. al. Manajemen Konstruk-si
Profesional. Terjemahan oleh Sudinarto:
5. KESIMPULAN Penerbit Erlangga. Jakarta ,1990
Dengan meningkatnya penggunaan alat-alat
Cua, D.K.H dan Y M Goh, Incident Causa-
yang lebih canggih dan tantangan pekerjaan
tion Model for Improving Feedback of
teknik sipil yang semakin sulit, maka angka
Safety Knowledge. Journal of Construction
kecelakaan kerja konstruksi bisa semakin tinggi.
Engineering and Management, July/Aug
Sedangkan pada pihak pekerja, kebutuhan akan
2004
keselamatan kian menjadi tuntutan seiring
dengan telah mulai terpenuhinya kebutuhan- Europan Construction Institute total Project
kebutuhan dasar. Oleh karena itu mulai sekarang Management of Construction Safety,
harus ada usaha-usaha serius untuk mengurangi Health and Environment. Thomas Telford.
kecelakaan kerja konstruksi. Manajemen K3 1995
sangat berperan dalam pencegahan kecelakaan Fiegenbaum, Armand V. Total Quality
di proyek konstruksi. Peran tersebut mulai dari Control. McGraw-Hill,1991
perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, Goh, YM , Modifikasi Loos Causation Model.
pengawasan. Selanjutnya dapat pula ditinjau dari Journal of Contruction Engineering and
komponen manusia, material, uang, mesin/alat, Management, July- Agustus 2004
metode kerja, informasi. Hinze, W. Jimmie. Construction Safety.
Prentice-Hall, Inc. 1997
Howarth, Tim. et.al. A Review of The
Construction (Design and Management)
Regulations. Sixteenth Annual Conference
2000 September 6-8, Glasgow Caledonian
University Volume 1. 2000
Jaselskis, Edward J. et. al. Strategies for
Achieving Excellence in Construction
Safety Performance. Journal of Construc-
tion Engineering and Management, March
1996

Johnson, Holly M; Amarjit Singh; Reginald H


F Young Fall Protection Analysis for
Workers on Residental Roofs. Journal of
Construction Engineering and Management,
Sept-Okt 1998
Bambang Endroyo, Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi 15

Kerzner, Harold . Project Management. New Suraji, Akhmad. Incorporating Construc-


York: Van Nostrand Reinhold. 1995 tability Factors into Design for a Safe
Koehn, Enno et. al. Safety in Defeloping Construction Process. 2001
Countries: Professional and Bureaucratic Suraji, Akhmad dan A. Roy Duff . Constraint-
Problems. Journal of Construction Response Theory of Construction Accident
Enginee-ring and Management, September Causation. The International Conference
1995 hal. 261 – 265, 1995 on Designing for Safety, ECI/CIB/HSE,
Levitt, Raymond E and Nancy M Samelton. London, 2000
Construction Safety Management. New Suraji, Akhmad, et. al. Development of Causal
York: John Wiley & Sons, Inc. 1993 Model of Construction Accident Causa-tion.
Levy, Sidney M . Project Manajement in Con- Journal of Construction Engineering and
struction. McGraw-Hill. 2002 Management hal. 343, July-August 2001

Mohamed, Sherif Safety Climate in Con- Suraji, Akhmad, et. al. Total Safety Control.
struction Site Environments. Journal of International Building Control Conference,
Contruction Engineering and Management, Kualalumpur, Mei 2004.
Sept-Okt 2002 Tang, SL et al Costs Of Construction
Oberlender, Garold D. Project Management Accidents In Sosial And Humannity
for Engineering and Construction. Context. The Ninth East Asia Pacific
McGraw-Hill.2000 Conference on Structural Engineering and
Construction 2004.
Suhendro, Bambang. Pengembangan Teknik
Sipil Struktur Masa Depan dan Kaitannya Tom Will. Working Safely in Global
dengan Bidang-bidang Lain, pidato Construction, Rohm and Haas Company.
pengukuhan jabatan Guru Besar pada 2004
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, 5 Yasin, Nazarkhan.. Mengenal Kontrak
April 2003. Konstruksi di Indonesia. Jakarta: PT Gra-
Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencega- media Pustaka Utama. 2003
han Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. Harian Suara Merdeka, Kompas, Kedaulatan
1981 Rakyat, Media Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai