Digital - 20334881-T33017-Cindy Aryani Hokardi PDF
Digital - 20334881-T33017-Cindy Aryani Hokardi PDF
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
membuka jalan dan menyertai sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tesis yang
berjudul “PENGARUH STRES AKADEMIK TERHADAP KONDISI
JARINGAN PERIODONTAL DAN KADAR HORMON KORTISOL DALAM
CAIRAN KREVIKULAR GINGIVA (Tinjauan pada Mahasiswa Program
Akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia)” yang ditujukan
untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Spesialis
Periodonsia Universitas Indonesia, Jakarta.
Penulis menyadari tanpa bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari
banyak pihak, Tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu, rasa terima kasih sebesar-besarnya ingin Penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam proses
pengerjaan Tesis ini. Rasa terima kasih khususnya ingin Penulis sampaikan
kepada :
1. Kedua orang tua, ayah Frans Hokardi dan ibu Mimi Mintarsih Santoso tercinta
yang selalu memberikan dukungan material, moril, doa, pengertian, dan kasih
sayang;
2. DR. Sri Lelyati, drg.,SU.,SpPerio(K), selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, masukan, kesabaran, perhatian, pengertian dan
kesediaan meluangkan waktu di tengah kesibukannya kepada Penulis dari
awal pengerjaan hingga penulisan Tesis ini dapat diselesaikan.
3. Nurtami Soedarsono, drg.,Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,
masukan, perhatian, pengertian dan waktu yang telah diluangkandi tengah
kesibukannya kepada Penulis selama penelitian Tesis;
4. DR. Yuniarti Syafril, drg.,SpPerio(K), selaku Dosen Pembimbing II atas
waktu, arahan, kritikan, bimbingan, masukan, saran, dan perhatian yang telah
diberikan selama penelitian Tesis;
5. Robert Lessang, drg.,SpPerio(K), Hari Sunarto, drg.,SpPerio(K), Yulianti
Kemal, drg.,SpPerio(K) selaku Tim Penguji dalam Sidang Tesis, atas saran
dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penelitian Tesis Penulis;
6. Seluruh dosen serta seluruh staf Departemen Periodonsia Universitas
Indonesia yang telah memberikan ilmu dari awal masuk kuliah hingga akhir
sehingga memberi wawasan dan bimbingan kepada Penulis dalam
pelaksanaan Tesis ini;
7. Chaidar Masulili, drg.,SpPros(K) selaku Direktur RSGM yang telah
memperkenankan Penulis melakukan penelitian di Klinik Periodonsia;
8. Liana Santoso dan Herawati yang telah menemani dalam suka dan duka dalam
pengerjaan Tesis ini.
9. Sonny Aryono, MBA sebagai sponsor dalam merampungkan masa pendidikan
spesialis dan atas dukungan moril selama pengerjaan Tesis ini.
10. Kelvin Siswono yang telah selalu memberi dukungan, mendengarkan keluh
kesah, memberi semangat, dan pengertiannya dalam pengerjaan Tesis ini.
iv Universitas Indonesia
11. Fajar, Isah, dan Sheila yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama
masa studi.
12. Sandra dan Indah teman seperjuangan dalam suka dan duka, canda dan tangis
sehingga bersama-sama kita dapat menyelesaikan penelitian ini.
13. Mba Maya dan Mba Desy yang telah menemani, membantu dan membimbing
penelitian ini hingga selesai.
14. Seluruh staf perpustakaan FKG UI yang telah memberi kesempatan dan
membantu mencari bahan bacaan yang bermanfaat bagi penelitian ini.
15. Teman-teman satu angkatan : Levina, Andrew, Albert, Mba Luky, Mora,
Raymond, Mba Rahma yang selalu memberikan dukungan moril dan bantuan.
16. Teman-teman Periodonsia angkatan 2009, 2011 dan 2012.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
Tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat bermanfaat
bagi Penulis untuk dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga Tesis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Jakarta, Januari 2013
Penulis
v Universitas Indonesia
ABSTRAK
Kata Kunci:
Hormon Kortisol, Penyakit Periodontal, Stres akademik
ABSTRACT
DAFTAR ISI
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Rerata, Standar Deviasi, Minimum dan Maksimum dari
Skor Stres DES, Indeks Plak, Indeks Kalkulus, Indeks Kebersihan
Mulut, Indeks Perdarahan Gingiva, dan Kadar Hormon Kortisol
Mahasiswa Program Akademik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia……………………………................................ 31
Tabel 5.2 Tabel Uji Normalitas Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Perdarahan
Gingiva, dan Kadar Hormon Kortisol pada Mahasiswa Program
Akademik FKG UI................................................................................ 31
Tabel 5.3 Nilai Rerata, Standar Deviasi dan Kemaknaan dari Indeks
Plak,Indeks Kalkulus, Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Perdarahan
Gingiva, dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Program Akademik.. 31
Tabel 5.4 Distribusi dan Nilai Kemaknaan Kadar Hormon Kortisol pada
Subjek dengan Stres Ringan dan Stres Sedang…………………….... 33
Tabel 5.5 Distribusi dan Perbedaan Kedalaman Poket dan Tingkat Perlekatan
Klinis pada Subjek dengan Stres Ringan dan Stres Sedang................. 34
Tabel 5.6 Nilai Kemaknaan Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Perdarahan
Gingiva, Kedalaman Poket Periodontal, dan Tingkat Perlekatan
Klinis Berdasarkan Kadar Hormon Kortisol..............……………….. 35
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1.4.1 Meningkatkan wawasan dokter gigi terhadap peranan stres sebagai salah
satu faktor risiko penyakit periodontal.
1.4.2 Memberikan informasi mengenai saran dan perilaku yang harus dihindari
agar tidak terjadi stres akademik yang berdampak pada kerusakan jaringan
periodontal.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
5 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ketika situasi tertentu diinterpretasikan sebagai keadaan stres, hal ini akan
memicu aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis melepaskan hormon
yang disebut corticotropin-releasing hormone (CRH). Pelepasan CRH memicu
sekresi dan pelepasan hormon lain, yaitu adrenocorticotropin (ACTH) dari
kelenjar pituitary, yang juga terletak di otak. Ketika ACTH disekresi oleh kelenjar
pituitary, hormon ini mengikuti aliran darah dan mencapai kelenjar adrenal, yang
berada di atas ginjal, dan memicu sekresi hormon stres.26
Ada dua macam hormon stres utama, yaitu glukokortikoid (kortisol pada
manusia) dan katekolamin (adrenalin dan noradrenalin). Sekresi akut
glukokortikoid dan katekolamin sebagai respon terhadap adanya stresor
merupakan mediator primer dalam rantai hormonal yang dipicu respon terhadap
stres. Kedua hormon yang disekresi sebagai respon terhadap stres ini bertindak
dalam tubuh untuk memberikan respon fight-or-flight, dimana seseorang akan
mengalami peningkatan detak jantung dan tekanan darah.26
Glukokortikoid memiliki efek yang berbeda-beda pada sistem target, yang
dapat dirangkum bertujuan untuk meningkatan keberadaan substrat energi pada
bagian tubuh yang berbeda, dan memberikan adaptasi optimal untuk menghadapi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Stres dan corticotropin releasing hormone (CRH) mempengaruhi respon
imun/inflamasi dan alergi dengan menstimulasi glukokortikoid,
katekolamin dan sekresi CRH periferal (imun) dan dengan mengubah
produksi sitokin regulasi yang penting dan histamin, CRH juga dilepaskan
dari saraf sensoris pada saat aktivasinya. Garis yang tegas menggambarkan
stimulasi, garis tegas yang tebal menggambarkan peningkatan stimulasi,
dan garis putus-putus menggambarkan inhibisi. Singkatan: 2, 2-
adrenoceptor; +/-, stimulasi/inhibisi; B, sel B; CRHR1, reseptor CRH 1;
Eo, Eosinofil; GR, reseptor glukokortikoid; H1/H2, reseptor histamin 1 dan
2; IFN-, interferon , IL, interleukin; NA, noradrenalin; NK, sel natural
killer; Th1 dan Th2, sel T penolong tipe 1 dan 2; TNF-, tumor necrosis
factor-; Tc, sel T.28
Universitas Indonesia
kebersihan mulut yang buruk dan merokok juga dapat mempengaruhi penyakit
periodontal secara langsung.28
Gambar 2.2 Model fisiologis efek stres pada penyakit periodontal, sistem saraf
pusat, CRH (Corticotropine Releasing Hormone), ACTH
(Adrenanocorticotropic Hormone), NE (norepinefrin), MMP (matriks
metaloproteinase).28
Kelenjar yang terlibat dalam respon stres adalah kelenjar pituitary, tiroid,
dan adrenal. Kelenjar pituitary merupakan kelenjar utama yang mengeluarkan
beberapa hormon penting, dan kemudian dilepaskan ke organ.Hipotalamus
dipengaruhi secara langsung oleh kelenjar pituitary. Kelenjar yang mendapat efek
langsung dari respon stres adalah kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal memiliki dua
bagian, keduanya memproduksi hormon dengan fungsi yang sangat berbeda.
Bagian luar kelenjar adrenal disebut korteks adrenal, dan mengeluarkan hormon
kortikosteroid.
Universitas Indonesia
glukoneogenesis di hati, sebagai sumber energi bagi sistem saraf pusat (otak) dan
otot skeletal selama latihan fisik.36 Glukokortikoid menginhibisi respon imun,
terutama pada dosis yang tinggi. Stimulus stres emosional pada awalnya akan
menyebabkan inhibisi makrofag dan perkembangan sel T, tetapi pelepasan GCs
yang terlalu lama dapat menstimulasi respon imun. Efek klinis GCs setelah respon
stres adalah penurunan jumlah limfosit pada darah perifer dan peningkatan jumlah
granulosit neutrofil dalam jumlah banyak. Fungsi utama GCs dapat menekan
respon stres akut, termasuk respon imun.36
Glukokortikoid termasuk kortisol adalah mediator utama respon terhadap
stres yang berpartisipasi dalam banyak interaksi antara HPA axis dengan
inflamasi yang dimediasi imunologis, sehingga menghambat akumulasi dan
fungsi limfosit, monosit/makrofag, eosinofil, dan neutrofil pada area inflamasi.35
Beberapa penelitian klinis menghubungkan peningkatan kortisol dengan menekan
sistem imun, kortisol memetabolik (degradasi) sel darah putih. Semakin menurun
jumlah sel darah putih, efisiensi sistem imun juga akan menurun, dan
menyebabkan kerentanan terhadap penyakit.36 Pada individu yang mengalami
stimulasi stres kronis, maka terjadi keadaan dimana kadar kortisol berlebihan,
yang disebut dengan hypercortisolism. Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan lemak dalam serum, kerusakan endotelial, insiden penyakit jantung
koroner, dan kegagalan napas akut. Penurunan imunokompetensi, peningkatan
resiko terjadinya inflamasi, osteoporosis, diabetes steroidm dan kerusakan neuron
hippocampal, depresi dan stres kronik merupakan akibat lain kondisi
hypercortisolism.37 Beberapa fungsi yang sulit untuk dipertahankan pada
peningkatan kadar kortisol dalam periode waktu yang lama adalah tingkat gula
darah, keseimbangan hormon lain, integritas mukosa, penyembuhan dan
perbaikan.36
Universitas Indonesia
Gambar 2.4 Diagram HPA axis sebagai respon terhadap stres dan produksi stres14
Universitas Indonesia
individu yang mengalami stres akut memiliki kadar kortisol yang melebihi
normal. Peningkatan kadar kortisol ini dapat menyebabkan perubahan dalam
pengaturan limfosit, dan menyebabkan peningkatan terjadinya inflamasi gingiva,
tetapi tanpa terjadi perubahan pro-inflamatori yang menuju pada kerusakan
jaringan parah dan kehilangan gigi yang terjadi pada stres kronik.44
Universitas Indonesia
atau berkepanjangan. Hal ini karena tingkat kortisol terus meningkat.Efek pola
yang terganggu ini menunjukkan adanya abnormalitas. Hipersekresi kortisol
berhubungan dengan profil kortisol diurnal yang merata.14,30
Kortisol terdapat dalam serum dan saliva, dan juga pada cairan krevikular
gingiva.35,38,39 Penggunaan tingkat kortisol saliva sebagai alat untuk mengevaluasi
stres yang divalidasi pertama kali pada manusia. Tingkat kortisol saliva cocok
untuk menilai tingkat kortisol plasma karena menggambarkan secara akurat
tingkat fraksi bebasnya hormon dalam plasma yang aktif secara biologis,
walaupun tingkat kortisol dalam saliva cukup rendah, hanya 15% fraksi kortisol
plasma tidak terikat yang ditransfer ke saliva. Sampel mudah diambil dan
disimpan, dan dapat dilakukan seringkali, dan memudahkan memonitor stres akut
dengan mengukur perubahan jangka pendek tingkat kortisol. Kortisol adalah
molekul lipid-soluble dan kecil yang mudah ditransfer dari aliran darah, melalui
sel-sel ke saliva. Karena kortisol masuk ke saliva melalui difusi pasif, tanpa
keterlibatan mekanisme transport aktif, aliran saliva juga tidak mempengaruhi
tingkat kortisol saliva. Pada saat pengukuran tingkat kortisol, pola waktu
produksinya juga harus diperhitungkan. Pada mamalia, produksi kortisol
umumnya memuncak saat awal memulai aktivitas harian, yang dipengaruhi oleh
sistem waktu jantung sirkadian.40
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
menjadi faktor utama penyebab infeksi periodontal, dengan adanya invasi bakteri
plak menstimulasi pengeluaran sitokin IL-6, bersinergi dengan IL-1, dan matriks
metaloproteinase yang menginduksi terjadinya resorpsi tulang alveolar, dan
terjadi destruksi periodontal. Ada faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhi
kerentanan individu terhadap penyakit periodontal, yaitu usia, merokok, dan
penyakit sistemik.
Universitas Indonesia
BAB 3
3.2 Hipotesis
Terdapat perbedaan kondisi jaringan periodontal dan kadar hormon kortisol dalam
cairan krevikular gingiva pada mahasiswa program akademik FKG UI dengan
tingkatan stres akademik berbeda.
17 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua penelitian bertahap. Penelitian pertama yaitu
penelitian survei yang merupakan penelitian deskriptif numerik untuk mengetahui
rerata dari skor stres akademik mahasiswa program akademik FKG UI. Penelitian
kedua merupakan penelitian uji klinis dan laboratorium yang merupakan
penelitian desktriptif analitik komparatif numerik dengan lebih dari dua kelompok
tidak berpasangan dengan pendekatan cross-sectional.
Keterangan :
n : jumlah sampel
α : kesalahan tipe I = 1.96
β : kesalahan tipe II = 0.84
Sd : simpang baku dari kedua kelompok = 3,41
19 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
menggunakan paper point yang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva mesial gigi
16, 26, 36, dan 46, distal gigi 11, 21, 31, dan 41 segera setelah area sekitar gigi
diisolasi dengan cotton roll, dikeringkan dibersihkan dari plak dan dipasangkan
cheek retractor untuk mencegah paper point terkontaminasi oleh saliva. Sampel
yang terkontaminasi dengan darah dilakukan pengambilan ulang. Paper point
dimasukkan ke dalam sulkus gingiva sedalam satu mm dan diangkat setelah 30
detik dan dimasukkan ke dalam tube Eppendorf berisi cairan PBS 200µL. Sampel
diambil pada hari pemeriksaan, antara pkl. 7.00 dan 9.00 di pagi hari (sebelum
makan). Semua sampel disimpan dalam freezer pada suhu -80C. Sampel cairan
krevikular gingiva dicairkan pada suhu ruangan sampai mencair dan divortex
untuk mendapatkan konsentrasi yang merata. Seluruh tube Eppendorf
disentrifugal selama lima menit pada 2000g 4C. Ekstrak cairan krevikular
gingiva yang telah disentrifugal dihitung konsentrasinya beserta dengan sembilan
buah standar pada konsentrasi 2000µg/ml, 1500µg/ml, 1000µg/ml, 750µg/ml,
500µg/ml, 250µg/ml, 125µg/ml, 25µg/ml, dan 0µg/ml menggunakan metode
Bradford. Konsentrasi protein disamakan menjadi 50µg/ml dengan menambahkan
PBS untuk mendapatkan volume stok sampel sebanyak 300µL. Kortisol cairan
krevikular gingiva pada sampel diukur dengan Expanded Range High Sensitivity
Salivary Cortisol Enzyme Immunoassay Kit (Salimetrics LLC, State College, PA,
USA) untuk penentuan kuantitatif in vitro kortisol dalam cairan krevikular
gingiva.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
g. Letakkan plate pada rotator selama lima menit dengan kecepatan 500 rpm
dan diinkubasi selama 60 menit dalam suhu ruangan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bulan
Uraian Kegiatan
Agustus September Oktober November Desember Januari
Proposal Penelitian dan
Ethical Clearance
Pengambilan sampel
penelitian
Pengisian kuesioner oleh
subjek penelitian
Pemeriksaan parameter
klinis
Pengambilan sampel
cairan krevikular gingiva
Pengujian sampel dengan
ELISA
Pengolahan data
Laporan hasil penelitian
Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL PENELITIAN
29 Universitas Indonesia
Tabel 5.1 Distribusi Rerata, Standar Deviasi, Minimum dan Maksimum dari Skor Stres DES,
Indeks Plak, Indeks Kalkulus, Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Perdarahan Gingiva,
dan Kadar Hormon Kortisol Mahasiswa Program Akademik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia
Mahasiswa N Rerata ± SD Min - Max
Skor stres 52,59± 9,46502 33 - 70
Laki-laki 3 44 ± 1,414
Perempuan 37 52 ± 9,732
Universitas Indonesia
Tabel 5.3 Nilai Rerata, Standar Deviasi dan Kemaknaan dari Indeks Plak, Indeks Kalkulus,
Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Perdarahan Gingiva, dengan Tingkat Stres
pada Mahasiswa Program Akademik FKG UI
Mahasiswa Akademik FKG UI N Rerata ± SD Nilai p
Indeks plak 0,013*
Stres ringan 17 0,6629 ± 0,31972
Stres sedang 24 1,0383 ± 0,53549
Indeks kalkulus 0,757
Stres ringan 17 0,2753 ± 0,39663
Stres sedang 24 0,4085 ± 0,397
Indeks kebersihan mulut 0,023*
Stres ringan 17 0,9382 ± 0,6339
Stres sedang 24 1,467 ± 0,8907
Indeks perdarahan gingiva 0,000*
Stres ringan 17 0,3578 ± 0,235
Stres sedang 24 1,445 ± 0,249
Keterangan: Uji T tidak berpasangan;p < 0,05 terdapat perbedaan bermakna
Gambar 5.1 Grafik Rerata dan Standar Deviasi Indeks Plak, Indeks
Kalkulus, Indeks Kebersihan Mulut dan Indeks Perdarahan
Gingiva pada Subjek dengan Stres Ringan dan Stres Sedang
Berdasarkan tabel 5.3, distribusi rerata dan standar deviasi indeks plak
mahasiswa program akademik FKGUI dengan kondisi stres ringan adalah 0,6629
± 0,31972 dan kondisi stres sedang adalah 1,0383 ± 0,53549 dengan nilai
kemaknaan 0,013 (nilai p <0,05), maka terdapat perbedaan bermakna. Distribusi
rerata dan standar deviasi indeks kalkulus mahasiswa program akademik FKGUI
dengan kondisi stres ringan adalah 0,2753 ± 0,39663 dan kondisi stres sedang
adalah 0,4085 ± 0,397 dengan nilai kemaknaan 0,757 (nilai p > 0,05), maka tidak
ada perbedaan bermakna.
Distribusi rerata dan standar deviasi indeks kebersihan mulut mahasiswa
program akademik FKGUI dengan kondisi stres ringan adalah 0,9382 ± 0,6339
dan kondisi stres sedang adalah 1,467 ± 0,8907 dengan nilai kemaknaan 0,023
(nilai p < 0,05), maka terdapat perbedaan bermakna. Dengan demikian, dapat
Universitas Indonesia
diambil kesimpulan bahwa hipotesis minor 3.2.1 yang menyatakan ada perbedaan
indeks kebersihan mulut antar tingkatan stres, diterima.
Tabel 5.4 Distribusi dan Nilai Kemaknaan Kadar Hormon Kortisol pada Mahasiswa
Program Akademik FKG UI dengan Stres Ringan dan Stres Sedang
Mahasiswa Akademik FKG UI N Rerata ± SD (g/dl) Nilai p
Kadar hormon kortisol 0,456
Stres ringan 17 0,1105 ± 0,0331
Stres sedang 23 0,1282 ± 0,0438
Keterangan: Uji T tidak berpasangan;p > 0,05 terdapat perbedaan bermakna
Universitas Indonesia
Tabel 5.5 Distribusi dan Perbedaan Kedalaman Poket dan Tingkat Perlekatan Klinis pada
Mahasiswa Program Akademik FKG UIdengan Stres Ringan dan Stres Sedang
Subjek Stres ringan Stres sedang Total Nilai p
Kedalaman poket 0,004*
Ringan 17 (100%) 10 (41.7%) 27
Sedang 0 12 (50%) 12
Berat 0 2 (8.3%) 2
Tingkat perlekatan klinis 0,004*
Ringan 17 (100%) 10 (41.7%) 27
Sedang 0 12 (50%) 12
Berat 0 2 (8.3%) 2
Keterangan: Uji Kolmogorov-Smirnov; p < 0,05 terdapat perbedaan bermakna
Universitas Indonesia
stres ringan dan sedang (p = 0,004). Dengan demikian hipotesis minor 3.2.3 dan
3.2.4 yang menyatakan terdapat perbedaan kedalaman poket dan tingkat
perlekatan klinis antar tingkatan stres, diterima.
Tabel 5.6 Nilai Kemaknaan Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Perdarahan Gingiva, Kedalaman
Poket Periodontal, dan Tingkat Perlekatan Klinis Berdasarkan Kadar Hormon Kortisol
Variabel N Rerata SD Kortisol (g/dl) Nilai p
Indeks Perdarahan Gingiva 0,470
Inflamasi Sangat Ringan 17 0,14225 0,0652
Inflamasi Ringan 19 0,1282 0,0438
Inflamasi Sedang 3 0,0973 0,0274
Inflamasi Berat 0 -
Indeks Kebersihan Mulut 0,587
Baik 24 0,129 0,0488
Sedang 14 0,139 0,0654
Buruk 2 -
Kedalaman Poket Periodontal 0,863
Ringan 27 0,1353 0,0586
Sedang 11 0,1193 0,0469
Berat 2 -
Tingkat Perlekatan Klinis 0,863
Ringan 27 0,1353 0,0586
Sedang 11 0,1193 0,0469
Berat 2 -
Keterangan: Uji one way ANOVA; p < 0,05 ada perbedaan bermakna
Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
35 Universitas Indonesia
mulut. Dengan kebersihan mulut dan respon imunitas yang menurun, stres dapat
memperburuk efek penyakit periodontal pada individu-individu tersebut.13
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
diteliti lebih lanjut karena ada beberapa penelitian yang kontras dengan penelitian
sebelumnya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 7
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Ada perbedaan indeks kebersihan mulut yang signifikan pada mahasiswa
program akademik FKG UI antara kategori stres ringan dengan kategori
stres sedang.
7.1.4 Ada perbedaan tingkat perlekatan klinis yang signifikan pada mahasiswa
program akademik FKG UI antara kategori stres ringan dengan kategori
stres sedang.
7.1.5 Tidak ada perbedaan kadar hormon kortisol dalam cairan krevikular
gingiva pada mahasiswa program akademik FKG UI antara kategori stres
ringan dengan kategori stres sedang.
7.1.6 Tidak ada perbedaan kadar hormon kortisol dalam cairan krevikular
gingiva pada indeks kebersihan mulut mahasiswa program akademik FKG
UI.
7.1.7 Tidak ada perbedaan kadar hormon kortisol dalam cairan krevikular
gingiva pada indeks perdarahan gingiva mahasiswa program akademik
FKG UI.
42 Universitas Indonesia
7.1.8 Tidak ada perbedaan kadar hormon kortisol dalam cairan krevikular
gingiva pada kedalaman poket periodontal mahasiswa program akademik
FKG UI.
7.1.9 Tidak ada perbedaan kadar hormon kortisol dalam cairan krevikular
gingiva pada tingkat perlekatan klinis mahasiswa program akademik FKG
UI.
7.2 Saran
7.2.1 Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk
mendapatkan bukti yang lebih konseptual.
7.2.4 Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada intervensi yang dapat
dilakukan oleh periodontis untuk meningkatkan hasil terapi dan kualitas
hidup pasien selama terapi.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
44 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
62. Yang Y., Koh D., Ng V., Lee CY., Chan G., Dong F. and Chia SE. Salivary
Cortisol Levels and Work-related Stress Among Emergency Department
Nurses. J Occup Environ Med 2001;43:1011-18.
63. Sheiham A, Nicolau B. Evaluation of Social and Psychological Factors in
Periodontal Disease. Periodontol 2000 2005;39:118-31.
64. Johannsen A, and Bjurshammar N. The Influence of Academic Stress on
Gingival Inflammation. Int J Dent Hygiene 2010;8:22-27.
65. Deinzer R, Granrath N, Spahl M.A Stress, Oral Health Behaviour and
Clinical Outcome. Br J Health Psychol 2005;10:269-83.
66. Green LW, Tryon W W, Marks B, et al. Periodontal-disease as A Function
of Life Events Stress. J Human Stress 1986;12(1):32-6.
67. Croucher R, Marcenes WS, Torres MC, et al. The Relationship Between
Life-events and Periodontitis. A Case-Control Study. J Clin Periodontol
1997;24:39-43.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham tentang apa yang
akan dilakukan, diperiksan, serta didapatkan pada penelitian yang berjudul :
Maka, dengan ini menyatakan setuju untuk menjadi subjek pada penelitian ini.
Jakarta, ...............2012
Yang menyetujui,
Subjek Penelitian
(..........................)
Universitas Indonesia
INFORMED CONSENT
1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini ...............................bersedia
berpartisipasi menjadi subjek penelitian pada penelitian dengan judul “Pengaruh
Stres Akademik terhadap Kondisi Jaringan Periodontal dan Kadar Hormon
Kortisol Dalam Cairan Krevikular Gingiva (Tinjauan pada Mahasiswa Program
Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)” dan telah mengetahui
tujuan dari penelitian tersebut.
2. Saya sudah menerima informasi secara lengkap dan jelas mengenai proses
pemeriksaan status periodontal dan menyetujui tindakan pemeriksaan yang akan
dilakukan terhadap diri saya.
3. Saya sudah mengetahui manfaat yang akan saya dapatkan dari penelitian ini
berupa pengetahuan mengenai tingkat stres akademik serta hubungan stres
akademik dengan kondisi jaringan periodontal.
4. Saya sudah berdiskusi dengan drg.........................mengenai segala risiko/
komplikasi yang berkaitan dengan pemeriksaan tersebut berupa sedikit rasa nyeri
pada gusi, gusi berdarah, infeksi dan perdarahan. Apabila terjadi komplikasi yang
berkaitan dengan pemeriksaan yang dilakukan, maka drg...............akan
bertanggung jawab terhadap penanganan komplikasi tersebut.
Jakarta, ...........2012
(............................) (............................)
Universitas Indonesia
1 Apakah ujian‐ujian dan nilai menjadi
faktor stres untuk anda?
2 Apakah kurangnya waktu untuk
relaksasi menjadi faktor stres untuk
anda?
3 Apakah memastikan anda mendapat
nilai yang baik menjadi faktor stres
untuk anda?
4 Apakah tidak konsistennya respon dari
instruktur yang berbeda mengenai
pekerjaan anda menjadi faktor stres
untuk anda?
5 Apakah kurangnya waktu untuk
mengerjakan tugas kuliah yang
diberikan menjadi faktor stres untuk
anda?
6 Apakah ketakutan apabila tidak
mampu mengejar ketinggalan menjadi
faktor stres untuk anda?
7 Apakah menyelesaikan persyaratan
kelulusan menjadi faktor stres untuk
anda?
8 Apakah jumlah tugas kuliah yang
diberikan menjadi faktor stres untuk
Universitas Indonesia
anda?
9 Apakah menerima kritik mengenai
pekerjaan menjadi faktor stres bagi
anda?
10 Apakah kurangnya rasa percaya diri
untuk menjadi mahasiswa kedokteran
gigi yang sukses menjadi faktor stres
bagi anda?
11 Apakah masalah finansial menjadi
faktor stres bagi anda?
12 Apakah kesulitan mempelajari
prosedur klinis menjadi faktor stres
bagi anda?
13 Apakah peraturan kampus menjadi
faktor stres bagi anda?
14 Apakah tanggung jawab untuk
merawat pasien secara komprehensif
menjadi faktor stres bagi anda?
15 Apakah rasa takut gagal menjadi faktor
stres bagi anda?
16 Apakah kesulitan mempelajari
ketrampilan tangan dari pekerjaan
laboratorium menjadi faktor stres bagi
anda?
17 Apakah kesulitan dalam mengerjakan
tugas kuliah menjadi faktor stres bagi
anda?
18 Apakah kurangnya masukan dalam
proses membuat keputusan menjadi
faktor stres bagi anda?
19 Apakah mata kuliah yang diberikan
ternyata lebih sulit daripada yang
dibayangkan menjadi faktor stres bagi
anda?
20 Apakah kesehatan fisik anda menjadi
faktor stres bagi anda?
21 Apakah suasana yang tercipta dalam
Universitas Indonesia
pelajaran klinik menjadi faktor stres
bagi anda?
22 Apakah mahasiswa‐mahasiswa yang
melanggar aturan di kampus menjadi
faktor stres bagi anda?
23 Apakah rasa takut mengenai masa
depan profesi menjadi faktor stres bagi
anda?
24 Apakah hubungan dengan lawan jenis
menjadi faktor stres bagi anda?
25 Apakah kurangnya suasana belajar
dalam lingkungan tempat tinggal
menjadi faktor stres bagi anda?
26 Apakah diskriminasi etnis menjadi
faktor stres bagi anda?
B. Kuesioner mengenai data dental dan oral hygiene
1. Apakah anda memiliki kebiasaan merokok ?
a. Ya
b. Tidak
(lanjutan)
2. Bagaimana frekuensi menyikat gigi dalam sehari ?
a. 1x/ hari
b. 2x / hari
c. 3x/ hari
d. >3x/ hari
3. Apakah menggunakan dental floss / benang gigi / interdental brush ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah menggunakan obat kumur ?
a. Ya
b. Tidak
Universitas Indonesia
Nama : ....................
Alamat : ....................
Telepon : ....................
Usia : ....................
A. Tabel Pemeriksaan Plak, Kalkulus dan Perdarahan Gingiva
Universitas Indonesia
Lampiran 7 : Lembar Output Statistik
Lampiran untuk Tabel 5.1
Descriptivesa
Statistic Std. Error
Skor_stres Mean 44.0000 1.00000
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 31.2938
Upper Bound 56.7062
5% Trimmed Mean .
Median 44.0000
Variance 2.000
Std. Deviation 1.41421
Minimum 43.00
Maximum 45.00
Range 2.00
Interquartile Range .
Skewness . .
Kurtosis . .
Skor_Pl Mean .7500 .25000
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -2.4266
Upper Bound 3.9266
5% Trimmed Mean .
Median .7500
Variance .125
Std. Deviation .35355
Minimum .50
Maximum 1.00
Range .50
Interquartile Range .
Skewness . .
Kurtosis . .
Skor_OHIS Mean 1.0500 .25000
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -2.1266
Upper Bound 4.2266
5% Trimmed Mean .
Median 1.0500
Variance .125
Std. Deviation .35355
Minimum .80
Maximum 1.30
Range .50
Interquartile Range .
Skewness . .
Kurtosis . .
Skor_PBI Mean .2650 .05500
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -.4338
Upper Bound .9638
5% Trimmed Mean .
Median .2650
Variance .006
Std. Deviation .07778
Minimum .21
Maximum .32
Range .11
Interquartile Range .
Skewness . .
Kurtosis . .
Universitas Indonesia
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.2022 .16550
Lower Bound .8589
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.5454
5% Trimmed Mean 1.1317
Median .9600
Variance .630
Skor_OHIS Std. Deviation .79371
Minimum .36
Maximum 3.41
Range 3.05
Interquartile Range .94
Skewness 1.342 .481
Kurtosis 1.484 .935
Mean 1.1113 .15214
Lower Bound .7958
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.4268
5% Trimmed Mean 1.0973
Median 1.2500
Variance .532
Skor_PBI Std. Deviation .72962
Minimum .00
Maximum 2.46
Range 2.46
Interquartile Range 1.18
Skewness .242 .481
Kurtosis -.852 .935
Mean 52.0000 2.02943
Lower Bound 47.7912
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 56.2088
5% Trimmed Mean 52.0628
Median 53.0000
Skor_stres Variance 94.727
Std. Deviation 9.73279
Minimum 33.00
Maximum 70.00
Range 37.00
Interquartile Range 16.00
Universitas Indonesia
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 52.5909 2.01795
Lower Bound 48.3944
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 56.7875
5% Trimmed Mean 52.7121
Median 53.5000
Variance 89.587
Skor_stres
Std. Deviation 9.46502
Minimum 33.00
Maximum 70.00
Range 37.00
Interquartile Range 15.50
Skewness -.195 .491
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Variance .162
Std. Deviation .40254
Minimum .00
Maximum 1.60
Range 1.60
Interquartile Range .50
Skewness 1.570 .374
Kurtosis 2.365 .733
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor_stres .108 22 .200* .985 22 .972
Skor_OHIS .164 22 .129 .861 22 .005
Skor_PBI .139 22 .200* .943 22 .233
Skor_Pl .138 40 .054 .901 40 .002
Skor_KI .190 40 .001 .816 40 .000
Kortisol .165 22 .121 .911 22 .049
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 52.5909 2.01795
Lower Bound 48.3944
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 56.7875
5% Trimmed Mean 52.7121
Median 53.5000
Variance 89.587
Skor_stres Std. Deviation 9.46502
Minimum 33.00
Maximum 70.00
Range 37.00
Interquartile Range 15.50
Skewness -.195 .491
Kurtosis -.496 .953
Mean 1.2377 .16829
Lower Bound .8878
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.5877
5% Trimmed Mean 1.1662
Median .9800
Variance .623
Skor_OHIS Std. Deviation .78933
Minimum .42
Maximum 3.41
Range 2.99
Interquartile Range .98
Skewness 1.351 .491
Kurtosis 1.486 .953
Mean 1.1195 .15922
Lower Bound .7884
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.4507
5% Trimmed Mean 1.1067
Skor_PBI
Median 1.2550
Variance .558
Std. Deviation .74681
Minimum .00
Universitas Indonesia
Maximum 2.46
Range 2.46
Interquartile Range 1.25
Skewness .197 .491
Kurtosis -.968 .953
Mean -.9529 .02842
Lower Bound -1.0120
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound -.8938
5% Trimmed Mean -.9559
Median -.9586
Variance .018
Std. Deviation .13332
Minimum -1.17
Maximum -.68
Range .49
Interquartile Range .23
Skewness .446 .491
Kurtosis -.588 .953
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor_stres .108 22 .200* .985 22 .972
Skor_OHIS .164 22 .129 .861 22 .005
transohis .079 29 .200* .980 29 .842
Skor_PBI .139 22 .200* .943 22 .233
transplak .111 28 .200* .980 28 .849
transkalkulus .084 28 .200* .967 28 .496
korti_exclude .121 22 .200* .962 22 .522
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean -.0987 .04946
Lower Bound -.2002
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .0028
5% Trimmed Mean -.0951
Median -.0581
Variance .069
transplak Std. Deviation .26173
Minimum -.68
Maximum .37
Range 1.05
Interquartile Range .40
Skewness -.148 .441
Kurtosis -.531 .858
Mean -.4126 .06191
Lower Bound -.5397
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound -.2856
5% Trimmed Mean -.4138
Median -.4410
transkalkulus
Variance .107
Std. Deviation .32759
Minimum -1.00
Maximum .20
Range 1.20
Universitas Indonesia
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .3578 .07918
Lower Bound .1752
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .5404
5% Trimmed Mean .3559
Median .3200
Variance .056
Skor_PBI Std. Deviation .23753
Minimum .00
Maximum .75
Range .75
Interquartile Range .39
Skewness .233 .717
Kurtosis -.625 1.400
Mean .11055556 .011061835
Lower Bound .08504692
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .13606419
5% Trimmed Mean .11045062
Median .10900000
Variance .001
Kortisol Std. Deviation .033185506
Minimum .067000
Maximum .156000
Range .089000
Interquartile Range .065500
Skewness .265 .717
Kurtosis -1.607 1.400
Mean .9382 .15376
Lower Bound .6123
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.2642
5% Trimmed Mean .8836
Median .7800
Variance .402
Skor_OHIS Std. Deviation .63397
Minimum .36
Maximum 2.50
Range 2.14
Interquartile Range .59
Skewness 1.799 .550
Kurtosis 2.547 1.063
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.4450 .07898
Lower Bound 1.2663
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 1.6237
5% Trimmed Mean 1.4294
Skor_PBI
Median 1.3550
Variance .062
Std. Deviation .24977
Minimum 1.21
Universitas Indonesia
Maximum 1.96
Range .75
Interquartile Range .37
Skewness 1.285 .687
Kurtosis .683 1.334
Mean .12820000 .013875478
Lower Bound .09681149
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .15958851
5% Trimmed Mean .12611111
Median .11250000
Variance .002
Kortisol Std. Deviation .043878114
Minimum .085000
Maximum .209000
Range .124000
Interquartile Range .073750
Skewness 1.009 .687
Kurtosis -.416 1.334
Mean 1.4670 .18573
Lower Bound
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound
5% Trimmed Mean 1.4036
Median 1.3600
Variance .793
Skor_OHIS Std. Deviation .89073
Minimum .31
Maximum 3.78
Range 3.47
Interquartile Range .92
Skewness 1.259 .481
Kurtosis 1.279 .935
Universitas Indonesia
Frequencies
Kat_stres N
stres ringan, skor 38 - 74 17
PD stres sedang, skor 75 - 111 23
Total 40
stres ringan, skor 38 - 74 17
CAL stres sedang, skor 75 - 111 23
Total 40
Test Statisticsa
PD CAL
Absolute .565 .565
Most Extreme Differences
Positive .000 .000
Universitas Indonesia
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .12953 .012613
Lower Bound .10248
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .15659
5% Trimmed Mean .12693
Median .11100
Variance .002
Kortisol Std. Deviation .048851
Minimum .078
Maximum .228
Range .150
Interquartile Range .069
Skewness .922 .580
Kurtosis -.341 1.121
Universitas Indonesia
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kortisol 9 64.3% 5 35.7% 14 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .13944 .021805
Lower Bound .08916
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .18973
5% Trimmed Mean .13616
Median .11900
Variance .004
Kortisol Std. Deviation .065414
Minimum .067
Maximum .271
Range .204
Interquartile Range .097
Skewness 1.124 .717
Kurtosis .785 1.400
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .14225 .018827
Lower Bound .10081
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .18369
5% Trimmed Mean .13928
Median .12950
Variance .004
Kortisol Std. Deviation .065217
Minimum .067
Maximum .271
Range .204
Interquartile Range .111
Skewness .808 .637
Kurtosis -.359 1.232
Universitas Indonesia
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .12820 .013875
Lower Bound .09681
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .15959
5% Trimmed Mean .12611
Median .11250
Variance .002
Kortisol Std. Deviation .043878
Minimum .085
Maximum .209
Range .124
Interquartile Range .074
Skewness 1.009 .687
Kurtosis -.416 1.334
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .09733 .015857
Lower Bound .02911
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .16556
5% Trimmed Mean .
Median .08300
Variance .001
Kortisol Std. Deviation .027465
Minimum .080
Maximum .129
Range .049
Interquartile Range .
Skewness 1.709 1.225
Kurtosis . .
Lampiran untuk Tabel 5.6 dengan kategori PPD dan CAL Ringan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kortisol 18 66.7% 9 33.3% 27 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Universitas Indonesia
Lampiran untuk Tabel 5.6 dengan Kategori PPD dan CAL Sedang
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kortisol 6 54.5% 5 45.5% 11 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean .11933 .019153
Lower Bound .07010
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound .16857
5% Trimmed Mean .11654
Median .11250
Variance .002
Kortisol Std. Deviation .046916
Minimum .080
Maximum .209
Range .129
Interquartile Range .059
Skewness 1.776 .845
Kurtosis 3.689 1.741
Lampiran untuk Tabel 5.6 dengan Kategori PPD dan CAL Berat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kortisol 1 50.0% 1 50.0% 2 100.0%
Universitas Indonesia