Disusun Oleh:
SIDOARJO
Disusun Oleh:
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga laporan Kuliah
Lapangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusudan sebagai rangkaian akhir dari Kuliah
Lapangan Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta. Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu menyusun laporan ini, diantaranya :
1. PT. Surya Pratista Hutama dan karyawan, selaku fasilitator proses berjalannya Kuliah
Lapangan
2. Ir. Gogot Haryono,MT, selaku dosen pembimbing Kuliah Lapangan
3. Semua pihak yang telah membantu terselenggaranya Kuliah Lapangan.
Kami menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyusunan laporan
selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... v
INTISARI........................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
I.2. Latar Belakang Kuliah Lapangan........................................................ 2
I.3. Tujuan Kunjunga................................................................................. 2
BAB II. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN
II.1 Pembekalan......................................................................................... 4
II.2 Pelaksanaan KKL............................................................................... 4
BAB III. URAIAN PROSES
III.1 Bahan Baku........................................................................................ 7
III.2 Persiapan Bahan Baku........................................................................ 7
III.3 Produk PT. Suprama .......................................................................... 7
III.4 Limbah................................................................................................ 7
BAB IV. PENUTUP
IV.1. Kesimpulan........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
INTISARI
PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) mulai merintis usaha sederhananya pada tahun 1972 di
Sidoarjo, Jawa Timur yang memproduksi mie telur kering dan mie instan bermerek Burung Dara. Produk
tersebut didistribusikan ke seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-
lain.
Proses produksi mie telur kering dan mie instan diawali dengan persiapan bahan baku utama
berupa tepung terigu yang disedot oleh mesin silo yang kemudian dilakukan pengayakan oleh mesin
shifting agar bahan baku terbebas dari benda lain dan ditempatkan dalam tangki penyimpan tepung.
Setelah itu dilakukan pencampuran menggunakan mixer antara tepung terigu dengan air dan dilanjutkan
dengan pembentukan adonan menjadi lembaran dengan mesin feeder. Penipisan lembaran dilakukan
dengan mesin roll press dan dibentuk menjadi untaian keriting dengan mesin slitter kemudian
dimasukkan ke dalam steaming box (mesin pengukus) untuk membebaskan adonan dari bakteri-bakteri
dan juga mampu mengawetkan produk.
Proses selanjutnya yaitu pemotongan dan pelipatan adonan, setelah itu mie masuk ke mesin tray
(baki) agar memudahkan dalam pembungkusan dan pengeringan. Pengeringan dilakukan selama 30-40
menit dengan suhu 110°C agar adonan lebih matang kemudian dilanjutkan dengan pendinginan
menggunakan cooling fan karena adonan yang panas tidak boleh langsung dibungkus.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.1.1 Sejarah
Memasuki era persaingan bebas saat ini, dunia industri di Indonesia semakin
berkembang pesat baik secara kuantitas dan kualitas terutama di bidang pangan. Setiap
industri saling bersaing untuk meningkatkan dan mengembangkan produktivitas
perusahaan. Salah satu perusahaan tersebut ialah PT. Surya Pratista Hutama
(SUPRAMA).
PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) merintis usaha sederhananya sebagai
perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT.Sampindo yang berdiri pada tahun
1972 di Sidoarjo, Jawa Timur. Awalnya PT. Sampindo mulai memproduksi mie telur
kering bermerek Burung Dara. Pada tahun 1989, seiring dengan perubahan zaman yang
semakin maju dan permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT.
Sampindo berpindah lokasi dan memulai produksi beragam mie instan merek Surya
Mie dan produk snack ke Desa Suko Sidoarjo. Produk tersebut didistribusikan ke
seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.
Dalam era globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional
dengan HJ. Heinz di tahun 1997, sehingga berubah menjadi PT. Heinz Suprama dan
memulai ekspansi produk di pasar internasional. Pada tahun 2006, PT. Heinz Suprama
kini kembali sebagai bisnis keluarga, menjadi PT. Suprama, sedangkan HJ Heinz
kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
I.1.2 Topografi
PT. Surya Pratista Hutama merupakan perusahaan keluarga yang bergerak di
bidang pangan yang terletak di Desa Suko, Jl. Raya Sidoarjo - Wonoayu KM.3, Suko,
Kec. Sidoarjo, Jawa Timur yang memproduksi berbagai macam mie dan snack seperti
mie kering dan mie instan dimulai pada tahun 1972.
1
Gambar 1. Letak PT. Surya Pratista Hutama Sidoarjo
Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut kita untuk mempunyai keahlian
agar dapat bersaing di dalamnya. Semenjak masuk dalam era globalisasi, IPTEK berkembang
begitu pesat sehingga mendorong mahasiswa Teknik Kimia untuk mengimbangi
kemajuan zaman tersebut, oleh sebab itu mahasiswa memerlukan pandangan langsung
tentang bagaimana dunia lapangan kerja yang sesungguhnya. Berdasarkan hal tersebut maka
diadakanlah Kuliah Lapangan untuk mengunjungi berbagai tempat perindustrian yang
berkaitan dengan teknologi industri di dalamnya. Kunjungan tersebut diharapkan dapat
memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana sebenarnya penerapan Teknik Kimia
yang digunakan dalam suatu perindustrian yang sebenarnya.
Di samping itu Kuliah Lapangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa menjelang wisuda atau saat memasuki semester-semester akhir. Kuliah Lapangan
ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa untuk membuka wawasan dalam pemahaman
tentang aplikasi teori dan teknologi dalam industri, sehingga nantinya pada saat menyusun
suatu rancangan penelitian mahasiswa yang kreatif dan inovatif, mahasiswa telah
mendapatkan ilmu dan pengalaman pada saat kuliah lapangan.
2
1. Memberikan wawasan dan gambaran secara langsung kepada mahasiswa mengenai
proses produksi PT. Surya Pratista Hutama.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat secara langsung
penggunaan Teknologi Industri pada perindustrian PT. Surya Pratista Hutama.
Oleh sebab itu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
mengadakan Kuliah Lapangan dan melakukan kunjungan ke perusahaan PT. Surya Pratista
Hutama.
Kunjungan industri yang dilakukan oleh mahasiswa yang mengikuti Kuliah Lapangan
ini, diharapkan mampu memperoleh pengetahuan tentang sistem yang digunakan perusahaan-
perusahaan tersebut. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengidentifikasi secara langsung
penerapan Teknologi Industri pada perusahaan-perusahaan tersebut sehingga mahasiswa pun
memiliki pandangan kedepannya tentang penerapan Teknologi Industri di dalam dunia kerja.
Dalam sudut pandang yang lain, kuliah lapangan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan
mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta dalam dunia Teknik Kimia yang sebenarnya.
3
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN
II.1 Pembekalan
Kegiatan Kuliah Lapangan pada hari SelasA, 26 Juli 2016 dilaksanakan di PT.
Suprama yang merupakan salah satu pabrik penghasil mie. Pembekalan materi disampaikan
oleh Bapak Agus selaku perwakilan dari PT. Suprama. Informasi yang diberikan sangat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan peserta Kuliah Lapangan. Beberapa informasi
yang diberikan seperti sejarah pendirian PT. Suprama, bahan baku, proses pembuatan, hasil
produksi serta penanganan limbah.
penyedotan pemotongan
tepung oleh pengukusan dan
mesin silo pengeringan
penggorengan
pengayakan pengkeritingan
dan
(shifting) mie
pendinginan
pencampuran pembentukan
packing
(mixing) lembaran
4
c. Alat – Alat Produksi
Sebelum memulai proses produksi, hal pertama yang wajib dilakukan yaitu
personal hygienne dimana para petugas harus steril sebelum memasuki wilayah
produksi. Persiapan bahan baku utama berupa tepung terigu diperoleh dari berbagai
pabrik tepung dengan kualitas terbaik yang sudah lolos uji laboratorium PT. Suprama.
Bahan baku tersebut disedot oleh mesin silo yang kemudian dilakukan pengayakan
oleh mesin shifting agar bahan baku terbebas dari benda lain dan ditempatkan dalam
tangki penyimpan tepung. Setelah itu dilakukan pencampuran menggunakan mixer
antara tepung terigu dengan air dan beberapa bumbu lainnya hingga homogen dan
dilanjutkan dengan pembentukan adonan menjadi lembaran dengan mesin feeder
(ketebalan ±10 mm).
5
Gambar 5. Mesin feeder
6
Gambar 7. Mesin Slitter
Setelah keluar dari mesin pengukus adonan nampak berwarna kuning pucat
dan bersifat setengah matang . Proses selanjutnya yaitu pemotongan dan pelipatan
adonan agar adonan berbentuk seperti mie pada umumnya. Mie masuk ke mesin tray
(baki) agar rapi dan memudahkan dalam pembungkusan dan pengeringan.
Pengeringan dilakukan selama 30-40 menit dengan suhu 110°C agar adonan lebih
matang kemudian dilanjutkan dengan pendinginan menggunakan cooling fan karena
adonan yang panas tidak boleh langsung dibungkus.
7
Gambar 9. Mesin Cutting and Folding
8
Setelah semua proses pembuatan mie selesai, mie dibungkus dan dilewatkan
lagi ke dalam metal detector untuk memastikan mie benar-benar aman dari benda
logam. Mie yang sudah dibungkus dimasukkan ke dalam kardus dan dilakukan
stuffing untuk segera disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum didistribusikan
ke konsumen.
d. Hasil Produksi
Produk yang dihasilkan oleh PT. Suprama adalah mie yang terdiri dari 2 jenis,
yakni mie kering dan mie instan.
9
BAB III
URAIAN PROSES
10
III.4 Limbah
Menurut World Health Organization (WHO), limbah adalah sesuatu yang tidak
diinginkan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Berikut macam-macam limbah yang
terdapat di PT. Suprama :
a. Limbah Cair
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 5 Tahun 2014, limbah cair
adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair yang
terdapat pada PT. Suprama adalah minyak goreng bekas penggorengan mie instan.
Pada PT. Suprama, minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng mie akan
diganti dua hari sekali dan selanjutnya tidak terpakai lagi. Minyak goreng tersebut
kemudian dijual ke masyarakat untuk kemudian oleh masyarakat digunakan untuk
menggoreng kerupuk atau dijual sebagai minyak curah.
b. Limbah padat
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405 Tahun 2002, limbah
padat adalah semua buangan yang berbentuk padat termasuk buangan yang berasal
dari kegiatan industri. Limbah padat yang terdapat di PT. Suprama adalah mie-mie
yang bentuknya rusak atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mie-mie ini
kemudian dijual sebagai pakan ternak.
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
PT. Suprama merupakan salah satu pabrik bahan pangan yang memproduksi mie.
Jenis mie yang dihasilkan yaitu, mie instan dan mie kering.
Proses pembuatan mie dilakukan melalui beberapa tahap yaitu, penyedotan tepung
dengan mesin silo, pengayakan, melalui metal detector, pencampuran bahan-bahan,
pembentukkan lembaran mie, pengkritingan mie, pengukusan, pemotongan dan pengeringan,
penggorengan dan pendinginan, serta yang terakhir adalah pengemasan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13