Skripsi
Skripsi
OLEH:
IRLA LUVITA BUANA
E.0106.12.014
OLEH:
IRLA LUVITA BUANA
E.0106.12.014
Laporan Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini telah
disetujui untuk dipertahankan pada Seminar Proposal/Ujian Pada Tanggal, 30 juni
2016
Pembimbing I Pembimbing II
Laporan Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini telah
dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan Penguji Laporan
Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan
Program Studi D III Kebidanan
Sekolah Tinggi Kesehatan Budi Luhur Cimahi
Pada tanggal, 30 juni 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
Mengetahui,
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.
ABSTRAK
Latar belakang: Angka prevalensi anemia pada ibu hamil di Jawa Barat tahun 2011
masih cukup tinggi (51,7%). Salah satu faktor yang sering dianggap sebagai
penyebab anemia adalah karena defidiensi zat besi. Menurut WHO Angka Kematian
Ibu (AKI) di tahun 2011, sebesar 81% diakibatkan karena komplikasi selama
kehamilan, persalinan, dan nifas. Komplikasi ini dapat diakibatkan dari anemia.
Menurut WHO terdapat kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000
kelahiran hidup per tahun. Kematian bayi tersebut terjadi pada negara berkembang
sebesar 99%. Penyebab kematian bayi diantaranya prematuritas/BBLR 15-20 % dan
infeksi 24-34%. Penyebab ini dapat diakibatkan karena ibu yang mengalami anemia
pada kehamilan.
Tinjauan kasus: melaksanakan asuhan kebidanan ibu dan bayi dengan pendekatan
manajemen varney
Metodologi: metodologi yang digunakan yaitu tehnik pengumpulan data meliputi
data primer yaitu pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi, sedangkan data
sekunder meliputi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil studi kasus: klien Ny. M mengalami anemia ringan dengan kadar Hb
9,5g%/dl pada usia kehamilan 35 minggu 5 hari, dilakukan asuhan selama 4 bulan
dengan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi 90 tablet Fe dengan air jeruk agar
mudah penyerapan zat besi. Proses persalinan ibu sesuai dengan kompetensi
kebidanan, pada masa nifas dan bayi baru lahir tidak ada penyulit dan komplikasi.
Simpulan: setelah dilakukan asuhan kebidanan terhadap Ny. M dengan anemia
ringan dapat teratasi, proses persalinan dapat ditangani dengan standar kompetensi
kebidanan, masa nifas dan bayi baru lahir tidak ada komplikasi dan penyulit.
ABSTRACT
The prevalence of anemia in pregnant woman in West Java between in 2008 and
2011 were is still quite high (51,7%). One of the factors that are often considered as
the cause of anemia is because iron deficiency. According to WHO Maternal
Mortality Rate (MMR) in 2011, by 81% caused by complications during pregnancy,
delivery and puerperium. Complication can be due to anemia. According to the
World Health Organisation there are Infant mortality, especially a new born infant by
10 million live births every year. Infant Mortality Rate (IMR) in developing countries
amounting to 99%. The cause of infant mortality include prematurutas/LWB infant
15-20% and infection 24-34%. This cause can be caused because maternal who
have anemia in pregnancy. Carry out the nursing maternal and infant with
management approach varney. Methodology used is the collection of data include
data, primary, which is a physical examination, interviews and observation, while the
secondary include documentation and study of literature. The client Mrs M had
anemia with light levels Hb 9,5g% at 35 weeks gestation, care for four months to
advise the maternal to consume 90 tablets Fe with orange juice to make it easier
absorption of iron. The process of the birth maternal in accordance with the
competencies of obstetrics, in the puerperium and a new baby was born there were
no complications and complications. After a series of care in midwifery
comprehensive to Mrs M with anemia light can be resolved, the birth process can be
handled by the standards of competence of obsetrics, childbirth and newborn infants
no complications and complications.
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia
limpahan, rahmat taufik serta hidayah-Nya. Sehingga Laporan Tugas Akhir Studi
Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Penulisan Laporan Tugas Akhir Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
perkuliahan jenjang Ahli Madya Kebidanan pada Sekolah Kesehatan Budi Luhur
Cimahi dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M Di Bpm “D”
Cibeber Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2015”.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak …………………………………………………………………………… i
Abstract ………………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum ……………………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus …………………………………………………….. 4
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis …………………………………………………… 5
2. Manfaat Praktis ……………………………………………………. 5
Lampiran 3 : Partograf
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sedang berkembang dari pada negara yang sudah maju. Di indonesia
anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu 40,1% (Rusnah,2007). Dan angka
prevalensi anemia di Jawa Barat tahun 2011 sekitar 51,7% salah satu faktor
yang sering dianggap sebagai penyebab anemia adalah karena defisiensi zat
besi (Depkes RI, 2012). Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat
nutrisi. penyebab mendasar dari anemia ini meliputi asupan yang tidak
cukup, absorpsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang,
kebutuhan setiap individu dan kelompok sasaran melalui nasehat gizi di meja
4 posyandu. Selain itu juga dilaksanakan pemberian zat besi bagi kelompok
sasaran yang paling rentan yaitu ibu hamil. Pemberian zat besi merupakan
pemberian zat besi diperluas pada balita, anak sekolah dan tenaga kerja
6,6% dan lain-lain. Sedangkan angka kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis
Jawa Barat mencapai 850 ibu dalam 915.116 kelahiran hidup. Namun, pada
tahun 2012 menurun hingga 761 kasus. Pada tahun 2013 sampai saat ini
penyebab tinggi AKI yang terjadi di provinsi Jawa Barat adalah perdarahan
dan infeksi yang tidak tertolong. Hasil SDKI tahun 2012 menunjukan AKB di
Jawa Barat masih cukup tinggi sebanyak 4306 kematian bayi pada tahun
2013. Pada tahun 2012 AKB mencapai 4803. (Dinkes Jabar 2013) penyebab
langsung AKB adalah asfiksia, komplikasi pada bayi BBLR dan infeksi
“M” dikarenakan pasien tersebut sudah masuk dalam kategori resiko yaitu
pada waktu pemeriksan didapatkan LILA ibu 26,5 cm, dan pemeriksaan
dan bayi baru lahir, untuk meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayinya.
memberikan pelayanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ny “M” dengan Anemia Ringan Di BPM Cibeber Cimahi Selatan Kota Cimahi
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat praktis
Ringan.
bayinya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
Tabel 2.1
Ketidaknyamanan kehamilan trimester II dan trimester III
Ketidaknyamanan Cara mengatasi
TRIMESTER II
a. Sartiae Gunakan emolien topical atau anti
Gravidarum pruritik jika ada indikasinya.
tampak jelas pada Gunakan baju longgar yang dapat
bulan ke 6-7. menompang payudara dan abdomen
a. Perdarahan Pervaginam
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre
eklampsia.
d. Masalah penglihatan
bahaya kehamilan.
kaki pada saat kehamilannya, biasanya munccul pada sore hari dan
ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
kedua faktor tersebut. Juga karena adanya infeksi yang berasal dari
Table 2.2
Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
Kategori Gambaran
pembentukan
(Manuaba, 2010:239).
pucat, bantalan kuku pucat, Tidak ada nafsu makan, mual, dan
ibu hamil.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
Hb 11 g% tidak anemia
Jumlah 900 mg Fe
Jika persedian cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan
sampai 30%, dan Hb sekitar 19%. Bila Hb ibu sebelum hamil sekitar
(Manuaba, 2010:238).
(Fadlun, 2012:38)
2) Anemia Sedang
(Winkjosastro, 2009:452).
3) Anemia Berat
B. PERSALINAN
1. Definisi Persalinan
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saifuddin, 2009:100)
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
dkk. 2010:173)
a. Faktor Power
hari.
serviks.
(2) Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi
darah.
(1) Inertia uteri : His yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang.
Ada 2 macam
sudah lemah
kemudian lemah.
(2) Tetania uteri : His yang terlalu kuat dan terlalu sering
dengan forcep.
b. Faktor passeger
1) Sikap (Habitus)
Menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
2) Letak (Situs)
misalnya letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada sumbu
ibu. Letak membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu,
3) Presentasi
dalam.
5) Posisi janin
a) Tulang Panggul
(1) Os coxae : os ilium, os ischium, os pubis
(3) Os coccygis
b) Artikulasi
dan os ilium.
c) Ruang panggul
d) Pintu Panggul
e) Sumbu panggul
f) Bidang-bidang
(1) Bidang Hodge I : jarak antara promontorium dari pinggir
bawah simfisis.
ischiadika.
coccygeus.
e. Faktor penolong
4. Ketidaknyamanan Persalinan
a. Kala I
b. Kala II
1) Desakan mengejan
c. Kala III
d. Kala IV
10) DJJ <100 atau >180x/menit pada dua kali penilaian dalam waktu
5 menit.
18) Tidak ada perubahan pada serviks dalam waktu 1 hingga 2 jam.
(Asrinah, 2010:59-65)
1) Tanda atau gejala syok (nadi cepat, lemah 110x/menit atau lebih,
darah distolik 110 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau
setiap saat).
6) Tanda atau gejala inersia uteri (kurang dari 3 kontraksi dalam
1) Atonia uteri
2) Retensio plasenta
3) Inversio uteri
Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang
tanda bahaya :
1) Demam
2) Perdarahan aktif
5) Pusing
7) Kesulitan menyusui
8) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.
Dalam APN edisi 2004 ditambah dengan pengadaan inisiasi menyusui dini
IMD, pengambilan keputusan klinik PKK, pemberian tetes mata, pemberian vitamin
K1 dan immunisasi HB0. Langkah APN pada tahun 2007 belum mengalami
perubahan akan tetapi pada tahun 2008 terjadi perubahan langkah APN dari 60
7. Kondisi ibu :
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan
darah ibu.
(1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
(2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
(3) Nilai dan catat temperature ibu setiap 2 jam dan catat temperature
2) Kala I
3) Kala II
4) Kala III
6) Kala IV
8. Diagnosa persalinan
(Saifuddin, 2009:108)
saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm), kala ini dibagi 2
yaitu fase laten (8 jam) pembukaan 1-3 cm dan fase aktif pembukaan (7
jam) pembukaan 3-10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Kala III; persalinan
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala IV; mulai dari lahirnya
kerja otot-otot alat reproduksi yaitu otot uterus, otot panggul, dan
C. NIFAS
1. Definisi Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
2009 : 122).
a. Perdarahan pervaginam
amnion atau dengan urin, darah juga tersebar pada spon, handuk,
infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah
persalinan. Suhu 380C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10
c) Escherichia coli
urinarius.
d) Clostridium welchii
kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah
sakit.
perabdominam.
4) Gambaran klinik
b) Endometritis
akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan
kadang-kadang berbau.
d) Peritonitis
meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu
minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri
pelvio peritonitis
a) Masa kehamilan
b) Selama persalinan
c) Selama nifas
Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,
vagina.
susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang
istirahat, anemia.
1) Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat
a) Penyebab
anemia.
b) Gejala
tertentu
c) Penanganan
analgetika.
peradangan
2) Abses payudara
memperberat infeksi.
a) Gejala
b) Penanganan
secara bergantian.
bayinya.
berikan antibiotik.
saat menyusi, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan
a) Penyebab
susu ibu.
b) Penatalaksanaan
(2) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal
kedua payudara
(6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet
(8) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa
sakit.
tablet nystatin.
a) Penyebab
b) Gejala
tersumbat.
c) Penanganan
dan bengkak.
tersumbat.
ASI
nafsu makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu
susu, kopi, atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang
sendiri.
3. Diagnosa nifas
psikologis normal.
panas.
payudara.
(Saifuddin, 2009:125)
pengetahuan ibu, (63,6%) dari putting lecet, (72,7%) oleh status gizi
1. Definisi BBL
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
a. Tujuan
bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru
dan kaki.
susu dan mencerna makanan. Setelah itu baru kaji pola eliminasi
6) Pengukuran Antropometri
Tabel 2.2
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
No Pemeriksaan Keadaan normal
fisik yang
dilakukan
1 Lihat postur, - posisi tungkai dan tangan fleksi
tonus, - bayi sehat akan bergerak aktif
aktivitas
2 Lihat kulit Wajah, bibir, dan selaput lendir, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul.
penyakit.
a. Sesak nafas.
d. Malas minum.
a. Sulit minum
d. Periode apneu
f. Merintih
h. Sangat kuning
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang
dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat
1. Definisi Dokumentasi
2. Manajemen Varney
proses pemecahan maslah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada
1) Riwayat kesehatan.
studi.
kondisi klien.
bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh
3. Pendokumentasian SOAP
b. O (Objektif) : yaitu apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu
melakukan pemeriksaan.
subjektif/objektif tersebut
d. P (Planning) : yaitu apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil
pengevaluasian tersebut.
rencana asuhan.
asuhan.
TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
b. Status kesehatan
2) Riwayat menstruasi
a) Haid pertama : ± 13 th
b) TP : 08 -08 - 2015
e) Gerakan : Aktif
janinnya sering.
f) Riwayat ANC
1 Pola nutrisi
a. Makan
2 Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 3-4x/ hari Lebih sering
yaitu ±5-6
kali/ hari
b. BAB
Frekuensi 1-2 x/ hari 1 kali/hari
4 Personal Hygiene
a. Mandi 2 x/hari 2 x/hari
5) Riwayat kontrasepsi
9) Riwayat sosial
a) Status perkawinan
usia 21 tahun
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran : Composmentis
b) Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg Suhu : 36.8°C
50
IMT= 1,51X 1,51
= (21,92)
2) Kepala
Konjungtiva : Pucat
Sclera : Putih
3) Leher
a) Dada
b) Payudara
5) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi
b) Palpasi
(1) TFU : 30 cm
(bokong)
(3) Leopold II : Sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar dan
jai-jari janin
(4) Leopold III : Dibagian bawah teraba bulat, keras, besar (kepala)
(1) Atas
Bentuk : Simetris
LILA : 26,5 cm
(2) Bawah
Bentuk : Simetris
7) Genetalia
Tidak dilakukan karena ibu menolak karena belu siap dan tidak ada
indikasi
8) Anus
b. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
1) Haemoglobin :9%
3. Analisa
G2P1A0 gravida 35 minggu 5 hari, janin hidup tunggal intra uterin presentasi
persalinan. Usia kehamilan ibu saat ini adalah 35 minggu 5 hari dan
anemia
5) Memberitahu kepada ibu penyebab buruk anemia bagi ibu dan janin.
kehamilan
Evaluasi : Ibu paham serta tahu apa yang harus dilakukan bila
sampingnya.
tanggal 17 Juli 2015 atau bila ada keluhan ibu harus segera datang ke
fasilitas kesehatan.
1. Data Subjektif
a. Data Subjektif
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,9°C
Nadi : 89 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
2) Kepala
1) Bentuk : Simetris
b) Payudara
1) Kebersihan : Bersih
4) Pemeriksaan Abdomen
(1) Palpasi
(a) TFU : 34 Cm
3) Ausultasi
3. Analisa
G2P1A0 gravida 36 minggu 5 hari, janin hidup tunggal intra uterin presentasi
3) Memberikan ibu obat yaitu tablet Fe sehari 1 tablet dan licokalk sehari 1
tablet
6) Menganjurkan kembali pada ibu untuk segera kembali jika ada keluhan.
yaitu pada tanggal 31 Juli 2015 atau bila ada keluhandatang ketenaga
kesehatan
Pukul : 10.00
1. DATA SUBJEKTIF
1. Ibu merasa hamil 9 bulan, mules –mules sejak jam 04.00 WIB, belum keluar
lendir bercampur darah dan belum terasa ada air-air yang keluar, pergerakan
>10x)
3. Makan dan minum terakhir pukul 08.00 WIB, porsi sedikit yang dimakan biskut
4. Eliminasi terakhir
5. Pola istirahat dan tidur : ± 1 jam siang hari, ± 7 jam malam hari
2. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
TD : 110/80 N : 89 x/menit
S : 36,60C R : 22 x/menit
4. Kepala
5. Dada
Payudara : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada benjolan, putting susu
6. Perut
a. Palpasi
1) TFU :34 cm
digoyangkan
Leopold IV : Divergen
2) Perlimaan : 2/5
8. Pemeriksaan Genetalia
Genetalia Eksterna
Pemeriksaan Dalam
3) Pembukaan : 6 cm
4) Ketuban : utuh
5) Presentasi : kepala
3.Analisa
Diagnosa : G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif, janin hidup tunggal intra
persalinan.
lancar.
3. Mengajarkan ibu relaksasi pernafasan saat ada his seperti menarik nafas
7. Mengobservasi TTV dan kemajuan persalinan setiap 4 jam, his dan DJJ
setiap 30 menit.
KALA II
1. SUBJEKTIF
2. OBJEKTIF
2) Kesadaran : Composmentis
4) DJJ : 138x/menit
7) Pemeriksaan dalam
f. Presentasi : Kepala
h. Penurunan : Hodge 4
i. Moulage : 0 (Tidak ada penyusupan)
3. Analisa
4.Penatalaksanaan
Evaluasi : Partus set, oksitosin 10 UI yang telah dipatahkan dan spuit 3cc
sudah disiapkan
2) Memakai APD
steril
8) Dekontaminasi sarung tangan kedalam larutan 0,5% klorin, dan cuci tangan
lalu keringkan
11) Mengatur posisi ibu untuk meneran dan memberitahukan keluarga dan
13) Memimpin ibu untuk meneran saat ada kontraksi dan menyuruh ibu untuk
istirahat, dan meminta keluarga memberikan asupan nutrisi disaat tidak ada
kontraksi.
14) Meletakan kain pernel di atas perut ibu dan alas bokong untuk persiapan
pertolongan persalinan.
melindungi perineum dengan tangan kanan dan kiri menahan posisi kepala
kepala bayi ke arah bawah hingga bahu depan lahir dan kemudian
19) Melakukan teknik sanggah susur dari bahu, untuk mengeluarkan badan
20) Menempatkan bayi diatas perut ibu, mengeringkan bayi dengan pernel
kering kecuali telapak tangan bayi, mengganti pernel dengan pernel yang
kering.
Kala III
Ibu merasa senang, tenang, lega dengan kelahiran bayinya dan ibu
2. Data Obyektif
2) Kesadaran : Composmentis
5) TFU : Sepusat
3. Analisa
Kala III
4. Penatalaksanaan
oksitosin
pada perut ibu tepi atas simpisis dan tangan lain menegangkan tali
pusat.
Evaluasi : Klem sudah dipindahkan dengan jarak 5 cm dari vulva
3. Mengeringkan bayi
4. Melakukan IMD dengan teknik skin to skin di dada ibu dan diselimuti
oleh kain.
1. Data Subyektif
Ibu senang atas kelahirannya, ibu mengatakan perutnya mules dan
merasa lelah.
2. Data Obyektif
2) Kesadaran : Composmentis
6) Perdarahan : ± 150 cc
3. Analisa
P2A0 kala IV
4. Penatalaksanaan
1) Periksa kedua sisi plasenta baik fetal maupun maternal dan pastikan
Evaluasi : Dilakukan.
Evaluasi : Dilakukan
uterus
16) Mengambil bayi dari atas dada ibu dan melakukan penimbangan
Evaluasi : Berat badan 3250 gr, Panjang badan : 50 cm, salep mata
Erlamycetin 1%, dan vit neo-K inj 0,5 ml di berikan dipaha kiri
anterolateral.
17) Memeriksa kembali TTV bayi untuk memastikan bayi dalam kondisi
normal.
19) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa TTV dan
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama : Ibu mengeluh merasa sedikit mules dan sudah dapat
banyak
b. Pola kebutuhan
1. Nutrisi
2. Eliminasi
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 88 x/ menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,8°C
2) Kepala
3) Payudara
a) Kebersihan : Bersih
4) Abdomen
b) Kontraksi : Baik
5) Genetalia
a) Vulva/vagina
2) Keadaan : Baik
3) Pengeluaran : Lochea rubra
6) Anus
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
baik
2. Memberitahu ibu dan keluarga untuk tetap mengecek uterus agar tetap
produksi ASI
bayinya.
Evaluasi : Ibu, suami dan keluarga akan memberikan dukungan pada ibu
”D” untuk memantau proses masa nifas agar keadaan ibu dan bayi dalam
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang pada tanggal 9 agustus 2015 ke
1. Data Subjektif
pekerjaanrumah sehari-hari.
1) Nutrisi
2) Eliminasi
5) Personal hygiene
bayinya
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 86x/menit,
Respirasi : 26x/menit,
Suhu : 36,60C
2) Kepala
4) Genetalia
c) Pengeluaran : Sanguilenta
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
baik.
kembali pada ibu mengenai nutrisi yang baik bagi ibu menyusui untuk
penyulit.
September 2015 di BPM ”D” untuk memantau keadaan ibu dan bayi.
diberikan.
a. Identitas bayi
c. Faktor neonatal
1) Bayi pada saat segera baru lahir langsung menangis kuat, pergerakan
2) Bayi menghisap ASI dengan kuat dan tidak ada keluhan, sudah ada
pengeluan (kolostrum)
2. Data Objektif
b. Pengukuran antropometri
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala
FO (Fronto Occipito) : 34 cm
MO (Mento Occipito) : 34 cm
Lingakar dada : 32 cm
Respirasi : 48 x/menit
Suhu : 36,60C
d. Kepala
2) Ubun-Ubun : Datar
cephal hematoma
e. Mata
1) Bentuk : Simetris
f. Telinga
ada celah
menyusu
menyusu
g. Leher
1) Bentuk : Simetris
h. Dada
1) Bentuk : Simetris
i. Abdomen
1) Bentuk : Cembung
j. Genitalia
k. Anus
2) Mekonium : Ada
l. Ekstermitas atas
disentuh)
3) Refleks Moro : Bayi bergerak atau beraksi saatbidan
m. Ekstremitas bawah
1) Gerakan : Aktif
n. Keadaan Punggung
o. Kulit
2) Vernik : Ada
3) Lanugo : Ada
3. Analisa
Bayi baru lahir cukup bulan usia 6 jam dengan kondisi baik
4. Penatalaksanaan
4) Memberitahukan pada ibu dan keluarga, apabila ada salah satu anggota
menyusui.
8) Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali untuk kontrol pada tanggal
9 Agustus 2015
kunjungan ulang
9) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi pada usia 6
jam
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menghisap ASI, BAB 1 kali sehari, BAK
2. Data Objektif
1) Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,80C
Respirasi : 44 x/menit
b) Kepala
c) Mata
1) Bentuk : Simetris
d) Dada
1) Bentuk : Simetris
e) Abdomen
g) Kulit
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
kesehatan terdekat apabila bayi ibu demam atau bayi malas menete
PEMBAHASAN
didapatkan kadar hemoglobin 9,5 g/dl berdasarkan teori dalam kasus ini ibu
berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi mudah terkena infeksi (Manuaba,
2010 : 243).
yang dibutuhkan ibu selama masa kehamilan terutama nutrisi yang dapat
membantu kenaikan kadar hemoglobin seperti daging, ikan, telur, sayuran, dan
buah-buahan, hal ini sesuai dengan teori Syakur (2012) dalam penelitian Fitria
seperti air jeruk yang akan mempermudah penyerapan zat besi, sebab vitamin
C dapat mengubah zat besi ferri menjadi ferro yaitu sesuai bentuk yang
2 bulan kadar Hb ibu mengalami kenaikan 9 g/dl. Hal ini sesuai dengan teori
B. Persalinan
1. Kala I
disarakan oleh ibu dimulai sejak pukul 04.00 WIB, dan ibu mengatakan sudah
keluar air-air dari jalan lahir yang tidak dapat di tahan dalam 24 jam terakhir
pergerakan janin masih dirasakan oleh ibu. Pada pukul 10.00 WIB ibu datang
ini termasuk kala I fase aktif dilakukan observasi lanjutan dan pada pukul
lamanya kala I Ny.”M” yaitu kurang lebih 6 jam, dalam teori lamanya kala I
pada multigravida berlangsung selama 8 jam (Arsinah, 2010 : 4). Hal ini
yang berlangsung lama dan terjadi partus lama (Manuaba, 2010 : 240).
2. Kala II
lengkap pada pukul 12.30 WIB, dan pada pukul 14.15 WIB bayi lahir
spontan, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin
laki-laki dan segera dilakukan menyusui dini (IMD). Hal ini menunjukan
pada Ny.”M” adalah 20 menit, hal ini terjadi kesenjangan dengan teori yang
menyatakan bahwa normalnya kala II pada ibu multi 1-1/2 jam (Manuaba,
2010 : 175).
bahwa ibu yang mengalami anemia ringan dapat mempengaruhi terhadap kala
lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Arsinah, 2010 :
4)
Pada kala III Ny.”M” tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
dari lahir bayi dan ibu. Lalu dilakukan penatalaksanaan dengan memasang
14.25 WIB plasenta lahir. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2006) dalam
4. Kala IV
saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum (Saifuddin, 20099 : 101)
mengalami pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri ini sesuai
kunjungan, yaitu pada 6 jam masa nifas, 6 hari masa nifas, 2 minggu masa
nifas dan 6 minggu masa nifas. Kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, mendeteksi
masalah, mengobati atau metujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
Selama kunjungan masa nifas tidak ditemukan kelainan atau masalah, hal
pengeluaran ASI berkurang, dan mudah terjadi infeksi mamae. Hal ini menurut
kebijakan teknis pemerintah yaitu 6-8 jam masa nifas, 6 hari masa nifas 2
minggu masa nifas dan 6 minggu masa nifas, serta sesuai dengan pelayanan
lahir.
Kunjungan neonatal ke - 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke - 3
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah membersihkan jalan nafas,
infeksi.
Kunjungan I (6-8 jam) kondisi bayi Ny.”M” keadaan umum bayi baik,
telah mendapatkan ASI awal, tali pusat terbungkus kasa steril dan kehangatan
bayi terjaga. Bayi Ny.”M” di berikan Vit K 1 mg (Neo K 0,5ml) secara Intra
Muscular (IM) di 1/3 paha kiri bagian atas 1 jam setelah lahir dan diberikan
salep mata profilaktif yaitu salep tetracycline 1%. Sedangkan Imunisasi Hb-0
Pada asuhan bayi baru lahir 6 jam, terdapat kesenjangan yaitu bayi
dapat terkena infeksi karena riwayat ibu dengan anemia pada kehamilan
(Manuaba, 2010:240)
ada kelainan apapun, tali pusat belum terlepas dan masih basah dan
mengeluarkan bau dikarnakan ibu merasa takut untuk melepas kassa yang
membungkus tali pusat. Imunisasi HB-0 dapat di berikan pada 0-7 hari
berat badan 3250 gram, terjadi ketidaksesuaian dengan teori karena menurut
teori bahwa berat badan bayi 6 hari menurun 10% dari berat badan lahir.
pada kunjungan II, tali pusat bayi Ny “M” sudah lepas, dipastikan mendapat
ASI cukup tanpa diberikan pendamping ASI atau susu formula, dan imunisasi
BCG dan Polio 1 belum dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan teori, BCG
biasa diberikan pada saat bayi berusia 0-2 bulan. (Nanny, 2010:6).
Memberikan imunisasi BCG 0,05 ml dan polio 1 sebelum usia 1 bulan. Hal
tersebut sesuai dengan teori, BCG biasa diberikan pada saat bayi berusia 0-2
Kondisi bayi Ny.”M” baik, tidak ada tanda-tanda bahaya yang terjadi
dan begitupula dengan berat badan pada bayi Ny.”M” mengalami peningkatan
menjadi 3750 gram dari berat lahir 3250 gram. Hal ini sesuai dengan teori,
yaitu pada bayi usia 1-₂ bulan mengalami kenaikan sebanyak 700 gr/bulan
(Saluha, 2009 : 17). Asuhan pada bayi Ny.”M” dengan anemia ringan tidak
ada masalah bayi dalam keadaan baik. Berdasarkan teori resiko anemia
A. Simpulan
kepada Ny.”M” di BPM “D” Cibeber, mulai dari masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan KB yang dikaji dari tanggal 3 juli 2015, maka
1. Kehamilan
anemia ringan tetapi tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
2. Persalinan
tanpa adanya penyulit pada ibu dan bayi walaupun ibu mengalami
5. Metode Kontrasepsi
6. Pendokumentasian
komunikasi tertulis, akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
B. Saran
pasien.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tujuan Umum
Setelah diberi penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang macam-
macam alat kontrasepsi, keuntungan, kerugian, dan cara kerjanya.
Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 10 menit, sasaran dapat :
1. Memaparkan macam-macam alat kontrasepsi
2. Memaparkan keuntungan, kerugian dan cara kerja dari alat kontrasepsi
Pokok Materi
1. Definisi alat kontrasepsi
2. Macam-macam alat kontrasepsi
3. Keuntungan, kerugian dan cara kerja dari alat kontrasepsi
Kegiatan
Metoda : Ceramah dan Tanya Jawab
Langkah-Langkah Kegiatan
Memberikan konseling kepada ibu mengenai alat kontrasepsi
Materi
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran itu bermakna
adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti
kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindar dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Cara kerja kontrasepsi
bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi mengusahakan agar
tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur
dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus dapat bekerja dalam waktu yang
tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi, aman, mudah dalam menggunakan
dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau tidak sama sekali efek samping,
jenis-jenis kontrasepsi antara lain :
a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya memberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun lainnya. Metode ini bisa dipakai bila menyusui secara penuh,
belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
b. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung, efektif
bila dipakai tertib, tidak ada efek samping dan pasangan secara sukarela
menghindari senggama pada masa subur.
c. Metode Barier
1. Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS
termasuk HIV/AIDS, efektif bila dipakai dengan baik dan benar, dapat
dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS.
2. Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di
inserikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksuai dan menutup
serviks. Jenisnya flat spring, coil spring, arching spring.
3. Spermisida
Adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk : Aerosol
(busa), Tablet vagina, supposutoria, atau dissolvable film, Krim. Cara
kerja, menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
d. Kontrasepsi Kombinasi (Hormon Estrogen Dan Progesteron)
1. Pil Kombinasi
Jenis pil kombinasi
a. Monofasik
b. Bifasik
c. Trifasik
2. Suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan
sekali (Cyclofem), dan 50 md Noretindron Enantat dan 5 mg Estradional
Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
3. Kontraksi Suntikan Progestin
Kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat
rata-rata 4 bulan dan cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan
produksi ASI.
4. Pil Progestin
Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin pil KB, sangat efektif pada
masa laktasi, dosis rendah dan tidak mengurangi produksi ASI.
5. Kontrasepsi Implan
Alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam berbentuk kapsul lentur panjangnya sedikit lebih pendek dari
batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon
levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN,2006)
a. Cara Kerja
1. Lendir serviks menjadi kental.
2. Mengganggu proses pembekuan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
3. Mengurangi transportasi sperma.
4. Menekan ovulasi.
b. Keuntungan Kontrasepsi
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )
3. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
4. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
5. Tidak mengganggu ASI.
6. Dapat dilepas setiap saat.
c. Yang Boleh Menggunakan Implan
1. Usia reproduksi.
2. Telah memiliki anak atau belum.
3. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak.
4. Sering lupa menggunakan pil.
5. Pasca keguguran.
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
d. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
1. Hamil atau diduga hamil.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Mom uterus dan kanker payudara.
5. Gangguan toleransi glukosa.
6.Kontrasepsi AKDR
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD sangat efektif dan jangka panjang, haid menjadi lebih lama dan banyak
dan dapat dipakai semua perempuan usia reproduksi dan tidak boleh dipakai oleh
perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual (IMS).
1. Cara Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
2. Keuntungan
a. Efektivitasnya tinggi.
b. AKDR dapat efektif setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang.
d. Tidak ada efek samping hormonal.
e. Tidak mempengaruhi produksi ASI.
f. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apa bila tidak
terjadi infeksi).
3. Kerugian
a. Perubahan siklus haid.
b. Haid lebih lama dan banyak.
c. Saat haid lebih sakit.
d. Perdarahan spotting antar menstruasi.
e. Merasa sakit selama 3-5 hari setelah pemasangan.
4. Yang dapat menggunakan
a. Usia reproduksi
b. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
c. Menyusui dan ingin menggunakan kontrasepsi.
d. Setelah abortus dan tidak terjadi onfeksi.
e. Keadaan nulipara.
5. Yang tidak boleh menggunakan AKDR
a. Sedang hamil / kemungkinan hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
c. Penderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis).
d. Rahim pendek kurang dari 5 cm.
e. Penyakit berat ( TBC, trofoblas yang ganas ).
7.Kontrasepsi Mantap ( TUBEKTOMI )
Sangat efektif dan permanen dilakukan dengan pembedahan yang aman dan
sederhana, tidak ada efek samping. Metode ini biasanya disebut dengan sterilisasi
adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang
memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan).
Sangat efektif dan permanen dilakukan dengan pembedahan yang aman dan
sederhana, tidak ada efek samping.
1. Cara kerja
Dengan mengoklusi tuba falopi (mngikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
2. Yang dapat menggunakan Tubektomi
a. Usia > 26 tahun
b. Paritas > 2
c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya.
d. Pascapersalinan.
e. Pascakeguguran.
f. Paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini.
3. Yang tidak boleh menggunakan tubektomi.
a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
d. Infeksi sistemik atau pelvik.
8.Kontrasepsi Mantap ( VASEKTOMI )
Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus
saluran spermanya. Operasi vasektomi menghambat saluran spermatozoa (vas
deferens) yang membawa sperma keluar.
Sangat efektif dan permanen dilakukan dengan pembedahan yang aman dan
sederhana, tidak ada efek samping, efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan,
konseling dan informed consent mutlak diperlukan.
1. Batasan
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia sehingga trasportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi.
2. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilisasi di mana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan
pasangannya serta melemahkan ketahan dan kualitas keluarga.
Media
1. Media : leaflet
2. Sumber : Glasiel, dkk, 2006. Keluarga Berencana Dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Evaluasi
1. Prosedur
2. Jenis test
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu.
Cunningham, F, dkk. 2005. Obstetric Williams. Jakarta : EGC
: EGC
Nanny, Vivian, 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Purwadi, 2011. Data angka kematian jabar diperoleh tgl 08 oktober 2014.
Tim Revisi APN 2008. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK.KR
Wahyumi Sari. 2009. Buku Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar
Prawirohardjo
Wildan, Moh, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Varney, Helen, dkk, 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Volume 1.
Jakarta : EGC
EGC
Prawirohardjo
Rerfika Aditama
RIWAYAT HIDUP