Anda di halaman 1dari 140

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

“M” DI BPM “D”


DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM “D”
KOTA CIMAHI SELATAN
TAHUN 2016

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KASUS KOMPREHENSIF


PRODI DIII KEBIDANAN

OLEH:
IRLA LUVITA BUANA
E.0106.12.014

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
2016
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M” DI BPM “D”
DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM “D”
KOTA CIMAHI SELATAN
TAHUN 2016

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KASUS KOMPREHENSIF


PRODI DIII KEBIDANAN

OLEH:
IRLA LUVITA BUANA
E.0106.12.014

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
2016
PERNYATAAN

Saya mengatakan bahwa Laporan Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif


Prodi D III Kebidanan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. “M” DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM “D” CIBEBER KOTA CIMAHI
SELATAN TAHUN 2016” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian
didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.

Cimahi, 30 juni 2016


Yang membuat pernyataan

Irla Luvita Buana


PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini telah
disetujui untuk dipertahankan pada Seminar Proposal/Ujian Pada Tanggal, 30 juni
2016

Program Studi D III Kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi

Pembimbing I Pembimbing II

Dyeri Susanti, MM., M.Keb Tien Widartini, Amd.Keb., SKM., MM


PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini telah
dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan Penguji Laporan
Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan
Program Studi D III Kebidanan
Sekolah Tinggi Kesehatan Budi Luhur Cimahi
Pada tanggal, 30 juni 2016

Program Studi D III Kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi

Pembimbing I Pembimbing II

Dyeri Susanti, MM., M.Keb Tien Widartini, Amd.Keb., SKM., MM

Penguji

Isti Dariah, SST

Mengetahui,

STIKes Budi Luhur Cimahi Program Studi D III Kebidanan


Ketua, Ketua,

Dr. Ijun R Susanto, SKM., M.Kes Ryka Juaeriah, MM., M.Keb


PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Takabur cinta dan kasih sayang-Mu
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku
dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Laporan
Tugas Akhir yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu
terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta


Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin
dapat kubalas hanya dengen selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah
bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan
Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu
mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,
Terima Kasih Ibu…. Terima Kasih Ayah….

My Brother’s dan Sister


Untuk adik-adikku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian,
walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil
ini yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya,
tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua…

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku…


Ibu Dyeri Susanti, MM., M.Keb dan Ibu Tien Widartini, Amd. Keb., SKM selaku
dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak ibu…, saya sudah dibantu
selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan
kesabaran dari ibu.
Terima kasih banyak bu…, ibu adalah dosen favorit saya..
Seluruh Dosen Pengajar di D III Kebidanan :
Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat
berarti yang telah kalian berikan kepada kami…
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES BUDI LUHUR CIMAHI 2016
IRLA LUVITA BUANA
E.0106.12.014

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DENGAN ANEMIA RINGAN PADA NY.


M DI BPM D CIBEBER KAB. CIMAHI TAHUN 2015

ABSTRAK

Latar belakang: Angka prevalensi anemia pada ibu hamil di Jawa Barat tahun 2011
masih cukup tinggi (51,7%). Salah satu faktor yang sering dianggap sebagai
penyebab anemia adalah karena defidiensi zat besi. Menurut WHO Angka Kematian
Ibu (AKI) di tahun 2011, sebesar 81% diakibatkan karena komplikasi selama
kehamilan, persalinan, dan nifas. Komplikasi ini dapat diakibatkan dari anemia.
Menurut WHO terdapat kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000
kelahiran hidup per tahun. Kematian bayi tersebut terjadi pada negara berkembang
sebesar 99%. Penyebab kematian bayi diantaranya prematuritas/BBLR 15-20 % dan
infeksi 24-34%. Penyebab ini dapat diakibatkan karena ibu yang mengalami anemia
pada kehamilan.
Tinjauan kasus: melaksanakan asuhan kebidanan ibu dan bayi dengan pendekatan
manajemen varney
Metodologi: metodologi yang digunakan yaitu tehnik pengumpulan data meliputi
data primer yaitu pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi, sedangkan data
sekunder meliputi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil studi kasus: klien Ny. M mengalami anemia ringan dengan kadar Hb
9,5g%/dl pada usia kehamilan 35 minggu 5 hari, dilakukan asuhan selama 4 bulan
dengan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi 90 tablet Fe dengan air jeruk agar
mudah penyerapan zat besi. Proses persalinan ibu sesuai dengan kompetensi
kebidanan, pada masa nifas dan bayi baru lahir tidak ada penyulit dan komplikasi.
Simpulan: setelah dilakukan asuhan kebidanan terhadap Ny. M dengan anemia
ringan dapat teratasi, proses persalinan dapat ditangani dengan standar kompetensi
kebidanan, masa nifas dan bayi baru lahir tidak ada komplikasi dan penyulit.

Kata kunci : Studi Kasus Anemia Ringan


Kepustakaan : 13 buku dari tahun 2005-2011, 4 jurnal 2008-2014.
DIPLOMA III MIDWIFERY STUDY PROGRAM
BUDI LUHUR CIMAHI INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES 2016
IRLA LUVITA BUANA
E.0106,12.014

THE COMPREHENSIFE MIDWIFERY CARE ON MRS “M” WITH MILD ANEMIA


EXPERIENCED AT “D” INDEPENDENT PRACTICE MIDWIFE IN CIBEBER,
CIMAHI 2015

ABSTRACT

The prevalence of anemia in pregnant woman in West Java between in 2008 and
2011 were is still quite high (51,7%). One of the factors that are often considered as
the cause of anemia is because iron deficiency. According to WHO Maternal
Mortality Rate (MMR) in 2011, by 81% caused by complications during pregnancy,
delivery and puerperium. Complication can be due to anemia. According to the
World Health Organisation there are Infant mortality, especially a new born infant by
10 million live births every year. Infant Mortality Rate (IMR) in developing countries
amounting to 99%. The cause of infant mortality include prematurutas/LWB infant
15-20% and infection 24-34%. This cause can be caused because maternal who
have anemia in pregnancy. Carry out the nursing maternal and infant with
management approach varney. Methodology used is the collection of data include
data, primary, which is a physical examination, interviews and observation, while the
secondary include documentation and study of literature. The client Mrs M had
anemia with light levels Hb 9,5g% at 35 weeks gestation, care for four months to
advise the maternal to consume 90 tablets Fe with orange juice to make it easier
absorption of iron. The process of the birth maternal in accordance with the
competencies of obstetrics, in the puerperium and a new baby was born there were
no complications and complications. After a series of care in midwifery
comprehensive to Mrs M with anemia light can be resolved, the birth process can be
handled by the standards of competence of obsetrics, childbirth and newborn infants
no complications and complications.

Keyword : Case study of mild anemia


References : 13 books in 2005-2011, 4 journals in 2008-2013
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia
limpahan, rahmat taufik serta hidayah-Nya. Sehingga Laporan Tugas Akhir Studi
Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Penulisan Laporan Tugas Akhir Kasus Komprehensif Prodi D III Kebidanan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
perkuliahan jenjang Ahli Madya Kebidanan pada Sekolah Kesehatan Budi Luhur
Cimahi dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M Di Bpm “D”
Cibeber Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2015”.

Penulisan menyadari sepenuhnya dalam pembuatan Laporan ini, masih jauh


dari sempurna baik dari segi pembahasan maupun teknik penulisannya. Tanpa
bantuan dan dorongan dari beberapa pihak sangat sulit kiranya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ijun Rijwan Susanto,SKM.,M.Kes sebagai Ketua Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi dan sekaligus Pembimbing II
yang telah memberikan berbagai atahan dan bimbingan.
2. Ibu Yosi Oktri, AMK., S.Pd., SST., MM, sebagai Waket 1 Bidang
Akademik di STIKes Budi Luhur Cimahi.
3. Ibu Ryka Juaeriah, MM., M.Keb, Sebagai La. Prodi D III Kebidanan
STIKes Budi Luhur Cimahi
4. Ibu Dyeri Susanti, MM., M.Keb, Sebagai Pembimbing 1 dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir Studi Kasus Komprehensif Prodi D III
Kebidanan ini, yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan
5. Ibu Tien Widartini, Amd.Keb., SKM., MM, selaku pembimbing 2 yang
telah banyak memberi bimbingan dan arahan
6. Ibu Isti Dariah, SST, selaku penguji dalam laporan tugas akhir ini. Yang
telah banyak memberikan masukan dan saran yang bermanfaat.
7. Kepada BPM “D” yang telah memberi ijin penulis melakukan pengambilan
kasus
8. Seluruh Dosen, beserta Staff Program Studi D III Kebidanan dan semua
pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
andil dalam penyusunan Laporan ini
9. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan, memberikan dorongan
agar tetap semangat.
10. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi D III Kebidanan yang selalu
memberikan dukungan dan semangat.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT.

Cimahi, 30 juni 2016

Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak …………………………………………………………………………… i
Abstract ………………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum ……………………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus …………………………………………………….. 4
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis …………………………………………………… 5
2. Manfaat Praktis ……………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kehamilan ……………………………………………………………… 9
B. Persalinan ……………………………………………………………… 18
C. Nifas …………………………………………………………………….. 33
D. Bayi Baru Lahir ………………………………………………………… 47
E. Pendokumentasian ……………………………………………………. 52

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan ………………………………... 80
B. Kunjungan Ulang Masa Kehamilan ………………………………….. 89
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan ………………………… 92
D. Asuhan Kebidanan Nifas ……………………………………………... 104
E. Kunjungan Ibu Nifas 6 Hari …………………………………………....108
F. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir 6 Jam …………………………. 111
G. Kunjungan Bayi Baru Lahir 6 Hari …………………………………… 117
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kehamilan ……………………………………………………………… 120
B. Persalinan ……………………………………………………………… 121
C. Nifas …………………………………………………………………….. 123
D. Bayi Baru Lahir ………………………………………………………… 124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ……………………………………………………………….. 127
B. Saran …………………………………………………………………… 128

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 129


LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Praktik

Lampiran 2 : Lembar Bimbingan

Lampiran 3 : Partograf

Lampiran 4 : Surat Rekomendari Balai Bahasa

Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 6 : Daftar Riwayar Hidup


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin adalah masalah-

masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25,50%

kematian wanita di usia subur diakibatkan oleh kehamilan, kematian saat

melahirkan biasanya menjadi faktor utama morbiditas wanita muda pada

puncak produktifitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari

585.000 Ibu pertahunya meninggal saat hamil dan bersalin (Saifudin,2006).

Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara

yang sedang berkembang dari pada negara yang sudah maju. Di indonesia

anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu 40,1% (Rusnah,2007). Dan angka

prevalensi anemia di Jawa Barat tahun 2011 sekitar 51,7% salah satu faktor

yang sering dianggap sebagai penyebab anemia adalah karena defisiensi zat

besi (Depkes RI, 2012). Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat

nutrisi. penyebab mendasar dari anemia ini meliputi asupan yang tidak

cukup, absorpsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang,

kebutuhan yang berlebihan. Penyebab tersering kedua adalah anemia yang

dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi B12.

(Abdulmuthalib, 2010 : 778 dalam Sarwono Prawiharjo).


Upaya penanggulangan anemia yang telah dilakukan oleh pemerintah

selama ini adalah melakukan penyuluhan gizi seimbang sesuai dengan

kebutuhan setiap individu dan kelompok sasaran melalui nasehat gizi di meja

4 posyandu. Selain itu juga dilaksanakan pemberian zat besi bagi kelompok

sasaran yang paling rentan yaitu ibu hamil. Pemberian zat besi merupakan

suplementasi langsung yang dapat memperbaiki status anemia dalam waktu

singkat. Sejalan dengan upaya pembangunan nasional maka sasaran

pemberian zat besi diperluas pada balita, anak sekolah dan tenaga kerja

wanita. (maspeha, 2011).

Peran bidan yaitu melakukan ketetapan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia terhadap penanggulangan anemia yaitu dengan

melakukan pemeriksaan haemoglobin pada kunjungan pertama dan

kehamilan 30 minggu. Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan

diminum sejak usia kehamilan 7 bulan dan memberikan penyuluhan tentang

asupan gizi selama hamil. (Mufdlilah, 2009).

Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI di

Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung

kematian ibu di indonesia masih di dominasi oleh perdarahan (42%),

eklamsia/Preeklamsi (13%), Abortus (11%), infeksi(10%), partus

lama/persalinan macet (9%), penyebab lain (15%). Sedangkan faktor tidak

langsung : Pendidikan, sosial ekonomi dan sosial budaya yang masih

rendah, keterlambatan dengan tiga Terlambat (3T) empat Terlalu (4T).

Menkes dr. Endang Sedyaningsih, MPH, Dr.PH mengatakan angka kematian


bayi (AKB) di indonesia pada tahun 2012 yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup

(Depkes, 2013). Menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi

baru lahir 0-6 hari di indonesia adalah gangguan pernapasan 36,9%,

prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,8%, kelainan darah/ikterus

6,6% dan lain-lain. Sedangkan angka kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis

20,5%, kelainan kongenital 18,1%, prematuritas dan BBLR 12,8%.

(http://growupclinic.com di peroleh tanggal 16 Desember 2014)

Data 2011 menunjukan jumlah kematian ibu maternal di provinsi

Jawa Barat mencapai 850 ibu dalam 915.116 kelahiran hidup. Namun, pada

tahun 2012 menurun hingga 761 kasus. Pada tahun 2013 sampai saat ini

angka kematian ibu (AKI) mencapai 368 kasus (Dinkes Jabar,2013)

penyebab tinggi AKI yang terjadi di provinsi Jawa Barat adalah perdarahan

dan infeksi yang tidak tertolong. Hasil SDKI tahun 2012 menunjukan AKB di

Jawa Barat masih cukup tinggi sebanyak 4306 kematian bayi pada tahun

2013. Pada tahun 2012 AKB mencapai 4803. (Dinkes Jabar 2013) penyebab

langsung AKB adalah asfiksia, komplikasi pada bayi BBLR dan infeksi

sedangkan penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku,

genetik dan pelayanan kesehatan.

Alasan penulis melakukan studi kasus di BPM “D” Cibeber pada Ny

“M” dikarenakan pasien tersebut sudah masuk dalam kategori resiko yaitu

pada waktu pemeriksan didapatkan LILA ibu 26,5 cm, dan pemeriksaan

penunjang di dapatkan kadar HB <11gr/dl. Sehingga penulis tertarik untuk


memberikan asuhan secara komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi baru lahir, untuk meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayinya.

Alasan penulis melakukan studi kasus di BPM Cibeber di karenakan

di bidan peraktek mandiri tersebut strategis dan mudah di jangkau oleh

pasien, pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan, serta bidan di tempat praktek tersebut sangat ramah dalam

memberikan pelayanan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat Asuhan

Kebidanan Komprehensif dengan judul “ ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIF PADA NY “M” DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM

CIBEBER CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2015 “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar belakang tersebut diatas, maka dapat di

rumuskan masalah Asuhan kebidanan komprehensif, Bagaimana asuhan

Kebidanan komprehensif pada Ny”M” dengan Anemia Ringan di BPM

Cibeber Selatan Kota Cimahi Tahun 2015?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada

Ny “M” dengan Anemia Ringan Di BPM Cibeber Cimahi Selatan Kota Cimahi

pada tahun 2015.


2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan Asuhan Kebidanan masa kehamilan pada Ny “M”

dengan Anemia Ringan di BPM Cibeber 2015.

b) Mampu melakukan Asuhan Kebidanan masa persalinan pada Ny “M”

dengan Anemia Ringan di BPM Cibeber 2015.

c) Mampu Melakukan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny “M”

dengan Anemia Ringan di BPM Cibeber 2015.

d) Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny “M”

dengan Anemia Ringan di BPM Cibeber 2015.

e) Mampu melaksanakan pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada

Ny “M” dengan Anemia Ringan di BPM Cibeber 2015.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dari

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Anemia Ringan.

b. Manfaat praktis

1) Bagi Instutusi Pendidikan STIKes Budi Luhur Cimahi


Sebagai bahan masukan untuk memberikan informasi dan

gambaran tentang pelaksanaan asuhan kebidanan serta

bermanfaat bagi institusi Pendidikan. Untuk STIKes Budi Luhur

diharapkan untuk lebih melengkapi buku sumber mengenai Anemia

Ringan.

2) Bagi Lahan Praktek

Dapat meningkatkan dan memberikan kepuasan kepada

pasien di dalam pelayanan antenatal care (ANC).

4) Bagi Peneliti selanjutnya

Dapat meningkatkan kepuasan dan menambah pengalaman, wawasan dan

pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu dan

bayinya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Definisi Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

trimester yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari

bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saifuddin, 2009:89)

2. Ketidaknyamanan kehamilan trimester II dan penanganannya.

Tabel 2.1
Ketidaknyamanan kehamilan trimester II dan trimester III
Ketidaknyamanan Cara mengatasi
TRIMESTER II
a. Sartiae  Gunakan emolien topical atau anti
Gravidarum pruritik jika ada indikasinya.
tampak jelas pada  Gunakan baju longgar yang dapat
bulan ke 6-7. menompang payudara dan abdomen

b. Keringat  Pakailah pakaian tipis dan longgar


bertambah secara  Tingkatkan asupan cairan
perlahan akan  Mandi secara teratur
meningkat sampai
akhir kehamilan

c. Kram pada kaki.  Kurangi konsumsi susu(kandungan


Setelah usia fasfornya tinggi)
kehamilan 24  Latihan dorso fleksi dan meregangkan
minggu otot yg terkena
 Gunakan penghangat untuk otot
d. Hemoroid  Hindari konstipasi
 Makan makanan yang berserat dan
banyak minum
 Gunakan kompres es atau air hangat
 Secara perlahan masukkan kembali
anus setiap selesai BAB

e. Keputihan  Tingkatkan kebersihan dengan mandi


tiap hari
 Memakai pakaian dalam dari bahan
katun yang mudah menyerap
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
makan buah dan sayur

f. Sembelit  Tingkatkan diet asupan cairan


 Konsumsi buah prem atau jus prem
 Minum cairan dingin atau hangat
terutama saat perut kosong
 Istirahat cukup
 Senam hamil
 Membiasakan buang air besar secara
teratur
 Buang air besar segera setelah ada
dorongan

g. Napas sesak  Jelaskan penyebab fisiologisnya


 Dorong agar secara sengaja mengatur
laju dan dalamnya pernapasan pada
kecepatan normal yang terjadi
 Merentangkan tangan di atas kepala
serta menarik napas panjang
 Mendorong postur tubuh yang baik,
melakukan pernapasan interkostal

h. Nyeri ligamentum  Berikan penjelasan mengenai


rotundum penyebab nyeri
 Tekuk lutut ke arah abdomen
 Mandi air hangat
 Gunakan bantalan pemanas pada
area yang terasa sakit hanya jika tidak
terdapat kontra indikasi
 Gunakan sebuah bantal untuk
menopang uterus dan bantal lainnya
letakkan di antara lutut sewaktu dalam
posisi berbaring miring

i. Perut kembung  Hindari makanan yang mengandung


gas
 Mengunyah makanan secara
sempurna
 Lakukan senam secara teratur
 Pertahankan kebiasaan buang air
besar secara teratur

j. Pusing atau  Bangun secara perlahan dari posisi


sincope istirahat
 Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak
k. Sakit punggung  Gunakan posisi tubuh yang baik
atas dan bawah  Gunakan bra yang menopang dengan
ukuran tepat
 Gunakan kasur yang keras
 Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung
l. Varises pada kaki  Tinggikan kaki sewaktu berbaring
 Jaga agar kaki tidak bersilangan
 Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
 Senam untuk melancarkan peredaran
darah
 Hindari pakaian atau korset yang ketat
Sumber : Asrinah, dkk (2010:109-113)

3. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di

bawah 20 minggu,umumnya disebabkan oleh keguguran.

b. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum


Bila hal tersebut terjadi pada kehamilan trimester kedua atau

ketiga dan disertai dengan beberapa riwayat atau tanda tertentu,

diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta.

c. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukan adanya masalah yang serius adalah sakit

kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang dengan beristirahat.

Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin

menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau terbayang.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre

eklampsia.

d. Masalah penglihatan

Biasanya akibat pegaruh hormonal ketajaman penglihatan ibu

berubah selama kehamilan. Perubahan yang ringan adalah normal,

tetapi apabila masalah penglihatan ini terjadi secara mendadak

ataupun tiba-tiba, misalnya pandangan yang tiba-tiba menjadi kabur

atau terbayang perlu diwaspadai karena bisa mengacu pada tanda

bahaya kehamilan.

e. Bengkak pada muka dan tangan


Hampir separuh ibu mengalami bengkak yang normal pada

kaki pada saat kehamilannya, biasanya munccul pada sore hari dan

hilang setelah istirahat atau meninggikan kakinya. Bengkak bisa

menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan

fisik yang lain.

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke-5 atau

ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika

bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling

sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan bayi akan lebih mudah

terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik. (Asrinah,2010:114-116)

g. Keluar cairan pervaginam

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung yang desebabkan karena berkurangnya

kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uterine atau

kedua faktor tersebut. Juga karena adanya infeksi yang berasal dari

vagina dan serviks. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan

dengan tes lakmus.

(Saifuddin dalam Asrinah,2010:154)


4. Diagnosa Kehamilan

Table 2.2
Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

Kategori Gambaran

a. Kehamilan normal  Ibu sehat


 Tidak ada riwayat obstetrik buruk
 Ukuran uterus sama/sesuai usia
kehamilan.
 Pemeriksaan fisik dan laboraturium
normal.
b. Kehamilan dengan masalah  Seperti masalah keluarga atau psiko-
khusus sosial, kekerasan dalam rumah
tangga,kebutuhan finansial,dll.

c. Kehamilan dengan masalah  Seperti hipertensi, anemia berat,


kesehatan yang preeklamsia, pertumbuhan janin
membutuhkan rujukan untuk terhambat, infeksi saluran kemih,
konsultasi dan atau penyakit kelamin dan kondisi lain-lain
kerjasama penanganannya. yang dapat memburuk selama
kehamilan.
d. Kehamilan dengan kondisi  Seperti perdarahan, eklamsia,
kegawatdaruratan yang ketuban pecah dini, atau kondisi-
membutuhkan rujukan segera kondisi kegawatdaruratan lain pada
ibu dan bayi
(saifuddin,2009:94)

5. Anemia dalam Kehamilan

a. Anemia pada kehamilan

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5

g% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaanya dengan

kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada

trimester 2.(Saifudin, 2009 : 281 )


b. Macam-macam anemia

1) Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)

2) Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)

3) Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari

pembentukan

4) Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah).

(Manuaba, 2010:239).

c. Tanda dan gejala anemia pada kehamilan.

Lemah, letih, pusing, nyeri kepala, kulit pucat, konjungtiva

pucat, bantalan kuku pucat, Tidak ada nafsu makan, mual, dan

muntah. (Varney,H, 2006:623).

d. Diagnosis Anemia pada Kehamilan

Untuk menegakan diagnosa anemia kehamilan dapat

dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan

keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan

pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,

maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-

ibu hamil.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat

digolongkan sebagai berikut :

 Hb 11 g% tidak anemia

 Hb 9-10 g% anemia ringan

 Hb 7-8 g% anemia sedang

 Hb <7 g% anemia berat . (Manuaba, 2010:239).

e. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena

terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc

setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg.

Disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah

merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami

kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi

dan menjadi makin anemis.

Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada

setiap kehamilan perhatikan sebagai berikut

Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe

Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe

Untuk darah janin 100 mg Fe

Jumlah 900 mg Fe
Jika persedian cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan

akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan

anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi

anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran)

dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada

kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18

sampai 30%, dan Hb sekitar 19%. Bila Hb ibu sebelum hamil sekitar

11g%, dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia

hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 g%.

(Manuaba, 2010:238).

f. Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.

Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telor) dan bahan

makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam,

tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan

penyerapan zat besi dalam usus.

2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum

Tablet Tambah Darah.

(Fadlun, 2012:38)

g. Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil


1) Anemia Ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10% masih dianggap

ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari dan

50 mcg asam folat per oral sekali sehari Hb dapat dinaikkan

sebanyak 1 g % perbulan. (Saifuddin, 2009: 282).

2) Anemia Sedang

Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per oral.

Biasanya diberikan garam besi sebanyak 600-1000 mg sehari,

seperti sulfas- ferosus atau glukonas ferosus. Hb dapat dinaikkan

sampai 10 g/ 100 ml atau lebih asal masih ada cukup waktu

sampai janin lahir.

(Winkjosastro, 2009:452).

3) Anemia Berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum

dextram sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/ im

pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu 2

gr%. (Saifuddin, 2009: 282).

h. Resiko yang Terjadi Terhadap Kehamilan

Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan

tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman

dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).


(Manuaba, 2010:240). Ibu yang mengalami anemia selama

kehamilannya memiliki risiko 4,533 kali terjadi abortus dibandingkan

ibu yang tidak mengalami anemia. (Mulyasari, 2013).

B. PERSALINAN

1. Definisi Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,

tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saifuddin, 2009:100)

2. Tanda – Tanda Persalinan

a. Terjadinya His persalinan

His persalinan mempunyai ciri pinggang terasa nyeri yang

menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan

kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan

serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

b. Pengeluaran lendir dan darah

Dengan His persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis

lepas.Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang

menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru

pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban

diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam. (Manuaba,

dkk. 2010:173)

3. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

a. Faktor Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin

keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang

baik dan sempurna.

1) His (kontraksi uterus)

His (kontraksi uterus) adalah kekuatan kontraksi uterus

karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.

Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan,

terkordinasi dan relaksasi.

a) Pembagian his dan sifatnya

(1) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur,

menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show.


(2) His pembukaan (Kala I) : menyebabkan pembukaan

serviks, semakin kuat, teratur dan sakit.

(3) His pengeluaran (Kala II) : untuk mengeluarkan janin,

sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.

(4) His pelepasan uri (Kala III) : kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta.

(5) His pengiring (Kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit

nyeri, terjadi pengecilan rahim dalam beberapa jam atau

hari.

b) Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal-hal yang

harus diperhatikan dari his adalah :

(1) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya

per menit atau per 10 menit.

(2) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah)

(3) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan

ditentukan dengan detik.

(4) Interval his : jarak antara his satu his berikutnya

(5) Datangnya his : apakah sering, teratur atau tidak.

c) Perubahan-perubahan akibat his :


(1) Pada uterus dan serviks : Setiap muncul his, terjadi

pendataran (effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari

serviks.

(2) Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi

rahim, terdapat pula kenaikan denyut nadi dan tekanan

darah.

(3) Pada janin : Pertukaran oksigen pada sirkulasi

uteroplasenter berkurang, sehingga timbul hipoksia janin.

Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar

karena adanya iskemia fisiologis.

d) Kelainan kontraksi otot rahim (his)

(1) Inertia uteri : His yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang.

Ada 2 macam

a. Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya

sudah lemah

b. Inertia uteri sekunder : his pernah cukup kuat, tetapi

kemudian lemah.

(2) Tetania uteri : His yang terlalu kuat dan terlalu sering

sehingga tidak ada kesempatan untuk relaksasi otot rahim.

Akibat dari tetania uteri :

a. Persalinan presipitatus : persalinan yang berlangsung

dalam waktu 3 jam

b. Asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam rahim.


2) Tenaga mengejan

a) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang

mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh

kontraksi otot – otot dinding perut, yang mengakibatkan

peninggian tekanan intraabdominal.

b) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang

air besar, tapi jauh lebih kuat lagi.

c) Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul refleks yang

mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-

otot perut dan menekan diafragmanya kebawah.

d) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan

sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu ada his.

e) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya,

pada penderita yang otot - otot perutnya, persalinan dibantu

dengan forcep.

f) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah

terlepas dari dinding rahim. (Asrinah, 2010:9-12).

b. Faktor passeger

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah

faktor janin, meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah,

dan posisi janin :

1) Sikap (Habitus)
Menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,

biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya berada

dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan kaki

dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.

2) Letak (Situs)

Letak adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,

misalnya letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada sumbu

ibu. Letak membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu,

ini bisa berupa letak kepala atau letak sungsang.

3) Presentasi

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian

bawah rahim, yang dijumpai ketika palpasi atau pemeriksaan

dalam.

4) Bagian terbawah janin

Sama dengan presentasi, hanya lebih diperluas istilahnya.

5) Posisi janin

Untuk indikator atau menetapkan arah bagian terbawah janin

apakah sebelah kanan, kiri, sepan, atau belakang terhadap

sumbu ibu (materal-pelvis).(Asrinah, 2010:12-13).

c. Faktor Passege (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi :

1) Bagian keras panggul

a) Tulang Panggul
(1) Os coxae : os ilium, os ischium, os pubis

(2) Os sacrum = promontorium

(3) Os coccygis

b) Artikulasi

(1) Simfisis pubis

(2) Artikulasi sakro-iliaka,yang menghubungkan os sacrum

dan os ilium.

(3) Artikulasi sakro-koksigium yang menghubungkan os

sacrum dan koksigius

c) Ruang panggul

(1) Pelvis mayor (False pelvis)

(2) Pelvis minor (true pelvis)

d) Pintu Panggul

(1) Pintu Atas Panggul (PAP)

(2) Bidang Luas Panggul

(3) Bidang Luas Panggul

(4) Pintu Bawah Panggul

e) Sumbu panggul

Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan

titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan.

f) Bidang-bidang
(1) Bidang Hodge I : jarak antara promontorium dari pinggir

atas simfisis, sejajar dengan PAP.

(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan PAP, melewati pinggir

bawah simfisis.

(3) Bidang Hodge III : sejajar dengan PAP, melewati spina

ischiadika.

(4) Bidang Hodge IV : sejajar dengan PAP, melewati ujung

coccygeus.

2) Bagian lunak panggul

Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum

yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi

panggul sebelah bawah. (Asrinah, 2010:15-21).

d. Faktor psikologi ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi persalinan. Ibu bersalin

yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar. Ini

menunjukan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi

keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses

persalinan. (Asrinah, 2010:21).

e. Faktor penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik


diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan

tidak terjadi. (Asrinah, 2010:21).

4. Ketidaknyamanan Persalinan

a. Kala I

1) Rasa tertekan di area pelvis minor

2) Sering buang air kecil / berkemih

3) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yag menyeluruh

4) Gangguan saluran cerna (diare, kesulitan macema, mual dan

muntah bukan karena sebab lain)

5) Kontraksi Braxton Hicks

6) Kontraksi uterus yang sangat nyeri

7) Kram pada tungkai. (Varney, 2008 : 673-674)

b. Kala II

1) Desakan mengejan

2) Rasa ingin buang air besar (Varney, 2008:753)

c. Kala III

1) Mules-mules, dan kelelahan (Varney, 2008:825)

d. Kala IV

1) Edema da memar pada perineum

2) Rasa sakit pada luka bekas jahitan

3) Pembentukan hamota (Varney, 2008:836)

5. Tanda Bahaya Persalinan

a. Tanda bahaya kala I


1) Riwayat bedah caesar

2) Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah (Show)

3) Persalinan kurang bulan (<37 minggu)

4) Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental.

5) Ketuban pecah dan air ketuban bercampur mekonium disertai

tanda-tanda gawat janin.

6) Ketuban pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada

kehamilan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu).

7) Tanda-tanda atau gejala- infeksi (temperatur > 38°C, menggigil,

nyeri abdomen, cairan ketuban berbau).

8) Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg dan atau terdapat

protein dalam urin (preeklamsia berat).

9) TFU 40 cm atau lebih.

10) DJJ <100 atau >180x/menit pada dua kali penilaian dalam waktu

5 menit.

11) Primipara pada fase aktif kala I persalinan dengan penurunan

kepala janin 5/5.

12) Presentasi bukan belakang kepala.

13) Presentasi ganda.

14) Tali pusat menumbung.

15) Tanda dan gejala syok.

16) Tanda dan gejala fase laten berkepanjangan (pembukaan serviks

<4 cm setelah 8 jam dengan kontraksi teratur >2 dalam 10 menit).


17) Tanda dan gejala belum inpartu (frekuensi kontraksi < 2 kali

dalam 10 menit dan lamanya < 20 detik).

18) Tidak ada perubahan pada serviks dalam waktu 1 hingga 2 jam.

19) Tanda dan gejala partus lama.

(Asrinah, 2010:59-65)

b. Tanda bahaya kala II

1) Tanda atau gejala syok (nadi cepat, lemah 110x/menit atau lebih,

tekanan darah rendah sistolik <90mmHg, pucat pasi, berkeringat

dingin, kulit lembab, nafas cepat >30x/menit, cemas bingung, atau

tidak sadar, produksi urin sedikit <30 ml/jam).

2) Tanda gejala dehidrasi (perubahan nadi 100x/menit atau lebih,

urin pekat, produksi urin sedikit <30ml/jam).

3) Tanda gejala infeksi (temperatur > 38°C, menggigil, nyeri

abdomen, cairan ketuban berbau).

4) Tanda atau gejala preeklamsia ringan (tekanan darah distolik 90-

110 mmHg, protein urin hingga +2).

5) Tanda atau gejala preeklamsia berat atau eklamsia (tekanan

darah distolik 110 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau

lebih dengan kejang, nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang

setiap saat).
6) Tanda atau gejala inersia uteri (kurang dari 3 kontraksi dalam

waktu 10 menit, masing-masing kontraksi berlangsung <40 detik).

7) Tanda gawat janin (DJJ <120x/menit atau > 160 x/menit).

8) Kepala bayi tidak turun.

9) Tanda-tanda cairan ketuban bercampur mekonium.

10) Tanda-tanda tali pusat menumbung.

11) Tanda-tanda lilitan tali pusat.

12) Kehamilan kembar tak terdeteksi. (Asrinah, 2010 : 90-98)

c. Tanda bahaya kala III

1) Atonia uteri

2) Retensio plasenta

3) Inversio uteri

(Asrinah, 2010 : 111)

d. Tanda bahaya kala IV

Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang

tanda bahaya :

1) Demam

2) Perdarahan aktif

3) Bekuan darah banyak

4) Bau busuk dari vagina

5) Pusing

6) Lemas luar biasa

7) Kesulitan menyusui
8) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

(Asrinah, 2010 : 126)

6. Sejarah asuhan persalinan normal (APN)

Asuhan persalinan normal dipublikasikan pada tahun 1998, tahun 2000

diterapkan dengan 60 langkah APN dalam pertolongan persalinan normal, tahun

2001 langkah APN mulai ditambah dengan tindakan resusitasi.

Dalam APN edisi 2004 ditambah dengan pengadaan inisiasi menyusui dini

IMD, pengambilan keputusan klinik PKK, pemberian tetes mata, pemberian vitamin

K1 dan immunisasi HB0. Langkah APN pada tahun 2007 belum mengalami

perubahan akan tetapi pada tahun 2008 terjadi perubahan langkah APN dari 60

langkah menjadi 58 langkah (JNPKKR, 2008).

7. Kondisi ibu :

a) Nadi, tekanan darah dan temperature tubuh.

Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan

darah ibu.

(1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.

beri tanda ( • ) pada kolom waktu yang sesuai.

(2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif

persalinan dan beri tanda pada kolom waktu yang sesuai ↕.

(3) Nilai dan catat temperature ibu setiap 2 jam dan catat temperature

pada kotak yang sesuai.

b) Urin ( volume, aseton atau protein ).


Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam. jika

memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan aseton dan

protein dalam urin.

a. Lembar belakang partograf

Merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama

proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang

dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir.

Lembar ini disebut catatan persalinan, yang terdiri dari :

1) Data atau informasi umum.

2) Kala I

3) Kala II

4) Kala III

5) Bayi baru lahir

6) Kala IV

(Prawirohardjo, 2010 : 316-329).

8. Diagnosa persalinan

Diagnosis persalinan yaitu menentukan sudah dalam persalinan

(inpartu) atau belum, yang ditandai dengan adanya tanda-tanda :

a. Pembukaan serviks > 3 cm

b. His adekuat (teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik).

c. Keluar lendir campur darah dari vagina.

Kemajuan persalinan normal dilihat dari partograf apakah sesuai

atau tidak, apabila kemajuan persalinan tidak sesuai dengan partograf


(melewati garis waspada) maka persalinan tersebut dinilai bermasalah.

(Saifuddin, 2009:108)

Pembagian Waktu Persalinan yaitu: Kala I Persalinan; dimulai dari

saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm), kala ini dibagi 2

yaitu fase laten (8 jam) pembukaan 1-3 cm dan fase aktif pembukaan (7

jam) pembukaan 3-10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering selama fase

aktif. Kala II Persalinan; dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, proses ini biasanya

berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Kala III; persalinan

dimulai segera setelah kelahiran bayi sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala IV; mulai dari lahirnya

plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. (Saiffudin, 2009:100 - 101).

9. Anemia dalam Persalinan

a. Bahaya anemia dalam persalinan

Wanita hamil yang mengalami anemia beresiko 4,44 kali untuk

kejadian kala II lama, yang merupakan indikasi utama untuk

persalinan tindakan (Kusumawati, 2006). Kadar Hb yang rendah pada

ibu hamil pada saat mendekati proses persalinan mempengaruhi

kerja otot-otot alat reproduksi yaitu otot uterus, otot panggul, dan

ligament. Hal ini mengakibatkan ibu tidak mempunyai kekuatan his

(power) yang adekuat, sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir

tidak optimal yang akhirnya proses persalinan mengalami kesulitan.

Hal ini merupakan komplikasi persalinan yang sering terjadi. Oleh


karena itu, untuk menyelamatkan bayi dan ibu perlu dilakukan

persalinan tindakan. Kadar HB rendah juga menyebabkan

pengangkutan oksigen dalam organ-organ pernafasan kurang,

sehingga kekuatan pernafasan pada saat persalinan lemah yang

mengakibatkan proses persalinan terhambat karena tenaga ibu

melemah (mother exhausted).

Menurut Rinawati, (2010). Dari 36 responden didapatkan ibu

yang mengalami anemia selama kehamilannya sebanyak 32 orang

(88,9%), dimana jumlah ibu yang mengalami perdarahan adalah

sebanyak 31 orang (29,3%) dan yang tidak mengalami perdarahan

adalah 1 orang (2,7%), sedangkan jumlah ibu yang tidak mengalami

anemia selama kehamilan adalah sebanyak 4 orang (11,1%), dimana

jumlah ibu yang mengalami perdarahan sebanyak 2 orang (5,6%) dan

yang tidak mengalami perdarahan sebanyak 2 orang (5,6).

Berdasarkan penelitian bahwa terdapat hubungan antara anemia

dalam kehamilan dengan perdarahan postpartum karena atonia uteri.

Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang.

Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot

uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri

yang mengakibatkan perdarahan banyak.

C. NIFAS

1. Definisi Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Saifuddin,

2009 : 122).

2. Komplikasi Masa Nifas

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin

didefinisikan sebagai perdarahan pasc0a persalinan, terdapat

beberapa masalah mengenai definisi ini. Perkiraan kehilangan darah

biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya

setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan

amnion atau dengan urin, darah juga tersebar pada spon, handuk,

dan kain di dalam ember dan lantai.

b. Infeksi masa nifas

infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah

persalinan. Suhu 380C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10

postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari

1) Penyebab infeksi nifas

a) Streptococcus haemolyticus aerobicus

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat.

Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita

lain,alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi

tenggorokan orang lain


b) Stapylococcus aerous

Masuknya secara eksogen, infeksi sedang, banyak ditemukan

sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam

tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini

biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-

kadang menjadi infeksi umum

c) Escherichia coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan

infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometrium.

kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus

urinarius.

d) Clostridium welchii

Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi

sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus

kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah

sakit.

2) Cara terjadinya infeksi nifas

a) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan

pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang

sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain

ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukan ke

dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.


b) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena

kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau

tenggorokan doketr atau petugas kesehatan lainnya. Oleh

karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar

bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi

saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin

c) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman pathogen,

berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi.

Kuman-kuman ini bias dibawa oleh aliran udara kemana-mana

termasuk kain-kain, alat-alat yang digunakan untuk merawat

wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.

d) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi

penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban

3) Faktor presdiposisi infeksi nifas

a) Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita

seperti perdarahan banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi,

anemia, kelelahan juga infeksi lain yaitu pneumonia, penyakit

jantung dan sebagainya.

b) Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet

terutama dengan ketuban pecah lama, karioamniositis,

persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan

infeksi dan manipulasi yang berlebihan.


c) Tindakan obstetric operatif baik pervaginam maupun

perabdominam.

d) Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan

darah dalam rongga rahim

e) Episiotomi atau laserasi

4) Gambaran klinik

a) Infeksi pada perineum, vulva, vagina, dan serviks

Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi

dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bias

keluar, biasanya keadaanya tidak berat, suhu sekitar 380C dan

nadi dibawah 100 permenit.bila luka terinfeksi tertutup oleh

jahitan atau getah radang tidak dapat keluar,demam bias naik

sampai 39-400C. Dengan kadang-kadang disertai menggigil.

b) Endometritis

Kadang-kadang lokhea tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta

dan selaput ketuban. Pada endometritis yang tidak meluas,

penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari

pertama. Mulai hari ketiga suhu meningkat, nadi mudah cepat,

akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan

dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal

kembali. Lokhea pada endometritis biasanya bertambah dan

kadang-kadang berbau.

c) Septicemia dan piemia


Keduanya merupakan infeksi berat. Pada septicemia, dan

permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai 3 hari

post partum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai

menggigil. Suhu berkisar antara 39-400C. keadaan umum

cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140-160x/menit atau

lebih). Penderita meninggal 6-7 hari post partum, jika ia hidup

maka gejala-gejalanya seperti piemia.

Pada piemia, penderita tidak lama post partum sudah merasa

sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi

gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil

terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki

peredaran darah umum. Ciri khusus pada piemia adalah suhu

meningkat berulang-ulang dengan cepat disertai menggigil,

kemudian diikuti oleh turunnya suhu, ini terjadi pada saat

dilepaskannya embolus dari tromboflebitis pelvika. Lambat

laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan

pleuritis. Embolus dapat pula menyebabkan abses di

beberapa tempat lain.

d) Peritonitis

Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis,

tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-

ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan


bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya

ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.

e) Sellulitis pelvika (parametritis)

Sellulitas pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang

meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu

minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri

pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap

kemungkinan sellulitis pelvika.

f) Salpingitis dan ooforitis

Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari

pelvio peritonitis

5) Pencegahan infeksi nifas

a) Masa kehamilan

(1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi

seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati

penyakit-penyakit yang diderita ibu.

(2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada

indikasi yang perlu

(3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi

dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan


pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah

masuk dalam jalan lahir.

b) Selama persalinan

Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak

mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir:

(1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah

lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.

(2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin

(3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik

pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit

sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

(4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah

yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.

(5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup

hidung dan mulut dengan masker, yang menderita infeksi

pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.

(6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan

harus suci hama.

(7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila

ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila

ketuban telah pecah.

c) Selama nifas
Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,

begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan

dengan alat kandungan harus steril.

Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam

ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari

pertama dibatasi sedapat mungkin.

c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur

Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya eklampsia post

partum, bila disertai tekanan darah yang tinggi.

d. Pembengkakan di wajah atau ekstermitas

e. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih

Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan

air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan

serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung

kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang

ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar, laserasi, hematom dinding

vagina.

f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

Disebabkan oleh payudara yang tidak disusui secara adekuat, putting

susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang

istirahat, anemia.

1) Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat

terjadi kapan saja sepanjang priode menyusui, tapi paling sering

terjadi antara hari ke 10 dan hari ke 28 setelah kelahiran.

a) Penyebab

(1) Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.

(2) Bra yang terlalu ketat

(3) Putting susu lecet yang menyebabkan infeksi.

(4) Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi

anemia.

b) Gejala

(1) Bengkak dan nyeri

(2) Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat

tertentu

(3) Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.

(4) Ada demam dan rasa sakit umum.

c) Penanganan

(1) Payudara dikompres dengan air hangat .

(2) Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan

analgetika.

(3) Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.

(4) Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami

peradangan

(5) Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya


(6) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

dan istirahat yang cukup

2) Abses payudara

Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi

apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga

memperberat infeksi.

a) Gejala

(1) Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.

(2) Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah

(3) Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.

b) Penanganan

(1) Teknik menyusui yang benar

(2) Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin

secara bergantian.

(3) Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui

bayinya.

(4) Mulailah menyusui dari payudara yang sehat.

(5) Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami

abses, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan.

(6) Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah,

berikan antibiotik.

(7) Rujuk apabila keadaan tidak membaik

3) Putting susu lecet


Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu

saat menyusi, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan

celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri

dalam waktu 48 jam.

a) Penyebab

(1) Teknik menyusui yang tidak benar

(2) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol ataupun

zat iritan lain saat ibu membersihkan putting susu.

(3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada putting

susu ibu.

(4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue).

(5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat.

b) Penatalaksanaan

(1) Cari penyebab putting susu lecet

(2) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal

atau sedikit lecetnya

(3) Tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat

iritan lain saat membersihkan payudara.

(4) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam).

(5) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke

kalang payudara dan susukan secara bergantian diantara

kedua payudara
(6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet

dan biarkan kering.

(7) Pergunakan BH yang menyangga.

(8) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa

sakit.

(9) Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan

tablet nystatin.

4) Saluran susu tersumbat

a) Penyebab

(1) Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran, hal

ini terjadi sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan.

(2) Adanya penekanan saluran air susu dari luar.

(3) Pemakaian bra yang terlalu ketat.

b) Gejala

(1) Gejala ini jarang sekali dirasakan antara lain:

(2) Pada payudara terlihat jelas dan lunak pada perabaan

(pada wanita kurus).

(3) Payudara terasa nyeri dan bengkak pada payudara yang

tersumbat.

c) Penanganan

(1) Payudara dikompres dengan air dingin dan air hangat

secara bergantian, setelah itu bayi disusui.


(2) Lakukan masase pada payudara untuk mengurangi nyeri

dan bengkak.

(3) Menyusui bayi sesering mungkin.

(4) Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya

tersumbat.

(5) Gunakan bra yang menyangga payudara

(6) Posisi menyusui diubah-ubah untuk melancarkan aliran

ASI

g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu

nafsu makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu

hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,

susu, kopi, atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang

hilang.berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat

pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.

h. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki.

Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-

vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

i. Merasedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya

sendiri.

Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut

yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri

pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama


persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya

untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan

akan tidak menarik lagi. (Yanti Damai, dkk, 2011:99-109)

3. Diagnosa nifas

Masa nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran lochea,

pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan

psikologis normal.

 Keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan

panas.

 Adanya penyulit/masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti abses

payudara.

(Saifuddin, 2009:125)

4. Anemia Pada Masa Nifas.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastitis secara umum

(72,7%) dari 11 orang ibu postpartum yang mengalami mastitis

disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak adekuat, (54,6%) oleh

pengetahuan ibu, (63,6%) dari putting lecet, (72,7%) oleh status gizi

dilihat dari anemia, (54,6%) payudara bengkak. Didapatkan bahwa

pemberian ASI tidak adekuat dan anemia merupakan penyebab terbesar

yaitu (72,7%). (Rani,2012)


Bahaya anemia pada kala nifas : terjadi subinvolusi uteri

menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,

pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak

setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.

(Manuaba, 2010 : 240)

D. BAYI BARU LAHIR (BBL)

1. Definisi BBL

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan

37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai

dengan 4000 gram.

(Wahyuni Sari, 2012 : 1)

2. Pemeriksaan Fisik BBL

a. Tujuan

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas

bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru

lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan

serta tindak lanjut petugas kesehatan. (Saifuddin, 2009:136)

b. Dua jam pertama sesudah lahir

Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya.

1) Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian

terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan


tindak lanjut, seperti ukuran bayi yang kecil untuk masa kehamlan

atau bayi kurang bulan, gangguan pernapasan pada bayi,

hipotermia, infeksi, cacat bawaan dan trauma lahir yang perlu

diperhatikan pada bayi baru lahir

2) Kaji kesadaran dan reaksi respon terhadap ransangan sakit atau

suara yang ada disekelilingnya. Keaktifan dalam gerakan anggota

tubuhnya seperti tangan dan kaki menjadi sesuatu kajian yang

penting pula, mengingat gerakan badan harus seimbang atau

simetris. Kesimetrisan dapat dilihat dari dari letak kepala, muka

wajah, mata, mulut, leher, dada, abdomen, punggung, tangan,

dan kaki.

3) Pengkajian terhadap kulit bayi baru lahir pun perlu diperhatikan

terutama warnanya apakah berwarna kemerahan atau kebiruan.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah dari segi asupan

nutrisi bayi yang berhubungan dengan kelancaran menghisap air

susu dan mencerna makanan. Setelah itu baru kaji pola eliminasi

bayi dalam 24 jam pertama.

4) Pemantauan tanda – tanda vital BBL.

5) Ukur suhu tubuh bayi

6) Pengukuran Antropometri

Bidan bertanggung jawab untuk mengukur panjang dan lingkar

dada serta lingkar kepala bayi (Varney, 2008:921).


c. Pemeriksaan Fisik

Tabel 2.2
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
No Pemeriksaan Keadaan normal
fisik yang
dilakukan
1 Lihat postur, - posisi tungkai dan tangan fleksi
tonus, - bayi sehat akan bergerak aktif
aktivitas
2 Lihat kulit Wajah, bibir, dan selaput lendir, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul.

3 Hitung Frekuensi nafas normal 40-60 kali per


pernafasan menit
danlihat Tidak ada tarikan dinding dada bawah
tarikan yang dalam
dinding dada
bawah ketika
bayi sedang
menangis
4 Hitung denyut Frekuensi denyut jantung normal 120-
jantung 160 kali per menit
dengan
meletakan
stetoskop di
dada kiri
setinggi
apeks kordis
5 Lekukan Suhu normal 36,5-37,5ºC
pengukuran
suhu ketiak
dengan
termometer
6 Lihat dan Bentuk kepala terkadang asimetris
raba bagian kaena penyesuaian pada sat proses
kepala persalinan, umumnya hilang dalam 48
jam
Ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol.
7 Lihat mata Tidak ada kotoran/sekret
8 Lihat bagian Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
dalam mulut ada bagian yang terbelah
Masukan satu Nilai kekuatan isap bayi
jari yang Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa
menggunakan
sarung tanan
ke dalam
mulut, raba
langit-langit
9 Lihat dan Perut bayi datar, teraba lemas
raba perut Tidak ada perdarahan, pembengkakan,
Lihat tali nanah, bau yang tidak enak pada tali
pusat pusat atau kemerahan sekitar tali pusat
10 Lihat Kulit utuh, tidak terdapat lubang dan
punggung benjolan pada tulang belakang
dan raba
tulang
belakang
11 Lihat lubang Terlihat lubang anus
anus Biasanya mekonium keluar dalam 24
Hindari jam setelah lahir
memasukan
alat atau jari
dalam
memeriksa
anus
Tanyakan
pada ibu
apakah bayi
sudah buang
air besar
12 Lihat dan Bayi perempuan kadang terlihat cairan
raba alat vagina berwarna putih atau kemerahan
kelamin luar Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
Tanyakan pada ujung penis. Teraba testis di
pada ibu skrotum
apakah bayi Pastikan bayi sudah BAK dalam 24 jam
sudah buang setelah lahir
air kecil
13 Timbang bayi Berat lahir 2,5-4 kg
Dalam minggu pertama, berat bayi
mungkin turun dahulu baru kemudian
naik kembali
14 Mengukur Panjang lahir normal 48-52 cm
panjang dan Lingkar kepala normal 33-37 cm
lingkar kepala
bayi
15 Menliai cara Kepala dan badan dalam garis lurus,
menyusui wajah bayi menghadap payudara; ibu
mendekap bayi ke tubuhnya
Bibir bawah melengkung keluar,
sebagian besar areola berada di dala
mulut bayi
Menghisap dalam dan pelan kadang
disertai berhenti sesaat
(Wiknjosastro, 2008 : 138-139)

3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Menurut Saifuddin (2009:139) semua bayi baru lahir harus dinilai

adanya tanda-tanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu

penyakit.

Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu

atau beberapa tanda-tanda berikut:

a. Sesak nafas.

b. Frekwensi pernapasan 60 kali/menit.

c. Gerakan retraksi di dada.

d. Malas minum.

e. Panas atau suhu badan bayi rendah.

f. Gerakan Kurang aktif.

g. Berat badan lahir rendah (1500-2500 gram)

Tanda-tanda bayi sakit berat:

a. Sulit minum

b. Sianosis sentral (lidah biru)


c. Perut kembung

d. Periode apneu

e. Kejang / periode kejang-kejang kecil

f. Merintih

g. Perdarahan tali pusat

h. Sangat kuning

i. Berat badan Lahir < 1500 gram.

4. Diagnosa Bayi Baru Lahir

Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang

lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai

alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,

dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat

bawaan. (Rukiyah, dkk,2010 :2)

5. Bahaya Anemia terhadap Bayi

Ibu yang mengalami anemia selama kehamilannya memiliki

risiko 9,778 kali mengalami bayi berat lahir rendah dibandingkan

dengan ibu yang tidak mengalami anemia. (Suci, 2013).

Bahaya anemia terhadap bayi adalah berat badan lahir rendah,

Dapat terjadi cacat bawaan, Bayi mudah mendapat infeksi sampai

kematian perinatal, dan inteligensia rendah (Manuaba, 2010:240)


E. PENDOKUMETASIAN

1. Definisi Dokumentasi

Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah,

tetapi juga merupakan instrument untuk melindungi para pasien dan

bidan. Atas dasar itu, dalam memberikan pelayanan kebidanan, bidan

diharapkan mampu bekerja sesuai dengan standar profesi yang telah

ada. Pendokumentasian berguna untuk menciptakan catatan permanen

tentang asuhan yang diberikan kepada klien, memungkinkan dengan

berbagai informasi antara para pemberi asuhan, memfasilitasi pemberian

asuhan yang berkesinambungan, memungkinkan evaluasi dari asuhan

yang diberikan, memberikan data untuk catatan nasional, riset dan

statistic mortalitas/morbiditas, serta meningkatkan pemberian asuhan

yang lebih aman dan bermutu tinggi kepada klien. (Asrinah,2010:157)

2. Manajemen Varney

Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan

proses pemecahan maslah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada

awal tahun 1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan

pengorganisasian, pemikiran, dan tindakan-tindakan dengan urutan yang

logis dan menguntukan bagi klien maupun tenaga kesehatan.

Langkah-langkah proses manajemen kebidanan, yaitu:

a. Langkah 1 : pengumpulan data dasar


Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien

secara lengka, yaitu :

1) Riwayat kesehatan.

2) Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan.

3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

4) Meninjau data laboraturium dan membandingkan dengan hasil

studi.

b. Langkah II : Interpretasi data dasar

Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah,

dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar

data-data yang telah diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah

atau diagnosis yang spesifik.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial,

mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi.

d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera, mengidentifikasi atas perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai

kondisi klien.

e. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh, dilakukan

perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah


sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap

diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

f. Langkah VI : Melaksanakan perencanaan, rencana asuhan yang

menyeluruh dalam langkah kelima harus dilaksanakan sec0ara

efisien dan aman. Perancanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh

bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh

klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

g. Langkah VII : Evaluasi, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan

yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,

apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

(Asrinah, dkk, 2010 : 161-166).

3. Pendokumentasian SOAP

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis,

dan tertulis. Metode 4 langkah ini dihasilkan dari proses pemikiran

penatalaksanaan kebidanan dan dipakai untuk mendokumentasikan

asuhan kebidanan dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.

Kepanjangan dari SOAP adalah:

a. S (Subjektif) : yaitu apa yang dikatakan oleh klien.

b. O (Objektif) : yaitu apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu

melakukan pemeriksaan.

c. A (Analisa) : yaitu kesimpulan apa yang dibuat dari data-data

subjektif/objektif tersebut
d. P (Planning) : yaitu apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil

pengevaluasian tersebut.

e. Tujuan pendokumentasian SOAP adalah :

1) Merupakan kemajuan informasi yang sistematis, yang

mengorganisir penemuan dan kesimpulan anda menjadi suatu

rencana asuhan.

2) Merupakan penyaringan intisari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian

asuhan.

3) Merupakan urutan-urutan yang dapat membantu dalam

mengorganisir pikiran anda dan memberikan asuhan yang

menyeluruh. (Asrinah, dkk, 2010 : 157-161).


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN MASA KEHAMILAN

Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat / 3 Juli 2015

Waktu Pengkajian : 16.00 WIB

Tempat pengkajian : BPM ”D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana

1. Data Subjektif

a. Identitas Pasien

Nama : Ny “M” Nama Suami : Tn “R”

Umur : 25 tahun Umur : 31 tahun

Suku : Sunda Suku : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat Rumah : Saradan Rt 3/Rw 2 Cimahi Selatan Cibeber

b. Status kesehatan

1) Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2) Riwayat menstruasi

a) Haid pertama : ± 13 th

b) Siklus : 28 hari / teratur

c) Banyaknya : 2-3x ganti pembalut dalam sehari


d) Dismenorhoe : Tidak Lamanya : 5 - 7 hari

e) Sifat darah : Encer kadang ada gumpalan

f) Keputihan : Setelah haid, tidak

berwarna, tidak gatal dan tidak berbau

3) Riwayat kehamilan sekarang

a) HPHT : 01-11 - 2014

b) TP : 08 -08 - 2015

c) Keluhan TM I : Mual muntah

TM II : Tidak ada keluhan

TM III : Sering kencing

d) Pergerakan anak pertama kali : Ibu merasakan pergerakan anak

pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan

e) Gerakan : Aktif

Frekuensi : Ibu mengatakan belum pernah menghitung

gerakan janin tetapi ibu mengatakan gerakan

janinnya sering.

f) Riwayat ANC

(1) Tempat : Bidan

(2) ImunisasiTT : TT1 = Pada usia kehamilan 4 bulan

TT2= Pada usia kehamilan 8 bulan

(3) Obat yang dikonsumsi selama hamil :

ibu mengatakan mengkonsumsi Fe (penambah darah)


4) Pola kebutuhan sehari-hari

No Pola sehari hari Sebelum Hamil Saat hamil

1 Pola nutrisi
a. Makan

Frekuensi 2kali/ hari 2-3 kali/sehari


porsisedang

Jenis makanan Nasi,lauk pauk sayuran Nasi, sayuran

Pantangan Tidak ada Tidak ada


makanan

b. Minum Air putih, teh manis Air putih,


Jenis minum Air putih 5-6 gelas/ Air putih 6-7
Frekuensi hari, teh 1 gelas/hari gelas/hari

2 Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 3-4x/ hari Lebih sering
yaitu ±5-6
kali/ hari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

b. BAB
Frekuensi 1-2 x/ hari 1 kali/hari

Konsistensi Lembek Keras

Warna Kekuningan Coklat


kehitaman

3 Pola istirahat dan tidur Malam 8 jam Malam6-7 jam


Siang 1 jam, kadang Siang 1 jam

4 Personal Hygiene
a. Mandi 2 x/hari 2 x/hari

b. Gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari

c. Keramas 3 x/minggu 3 x/minggu

d. Perawatan Saat mandi memakai Saat mandi


payudara sabun memakai
sabun

e.Perawatan vulva Setiap selesai BAK Saat mandi


pakai sabun dan setelah
BAK + BAB

5 Pola aktifitas Bekerja di pabrik Usia


kehamilan 1-
30 minggu
melakukan
pekerjaan
rumah yang
ringan seperti
penyapu dan
memasak dll

6 Pola seksual 2kali/minggu -

5) Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan pernah mengikuti program KB Pil

6) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

Ibu mengatakan bahwa ibu tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

seperti jantung, DM, paru-paru, tekanan darah tinggi dll.

7) Riwayat penyakit keluarga dan keturunan


Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak memiliki riwayat penyakit

keturunan seperti jantung, DM, asma, dll.

8) Riwayat alergi makanan dan obat

Ibu mengatakanan bahwa ibu tidak memiliki riwayat alergi pada

makanan dan obat-obatan.

9) Riwayat sosial

a) Status perkawinan

Suami : Perkawinan pertama, lamanya 5 Tahun, menikah pada

usia 21 tahun

Istri : Perkawinan pertama, lamanya 5 Tahun, menikah

pada usia 21 tahun

b) Perasaan tentang kehamilan ini :Ibu mengatakan bahwa ibu merasa

senang atas kehamilannya.

c) Hubungan dengan tetangga : Ibu mengatakan hubungan dengan

keluarga dan tetangga baik.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum : Tampak sehat

a) Kesadaran : Composmentis

b) Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg Suhu : 36.8°C

Nadi : 89x/menit Respirasi : 22x/menit

c) Tinggi badan : 151 cm

d) Berat badan sebelum hamil : 50 kg

e) Berat badan saat hamil : 59 kg

f) Kenaikan berat badan selama hamil : 10 kg

berat badan (kg)


IMT =
tinggi badan(m)2

50
IMT= 1,51X 1,51
= (21,92)

2) Kepala

a) Muka : Simetris, tidak pucat dan tidak ada oedema

b) Mata : bentuk simetris

Konjungtiva : Pucat

Sclera : Putih

3) Leher

a) Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan

b) Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembesaran

4) Dada dan payudara

a) Dada

(1) Bentuk : Simetris

b) Payudara

(1) Kebersihan : Bersih


(2) Bentuk : Simetris

(3) Puting : Menonjol kiri kanan

(4) Pengeluaran : Pengeluaran kolostrum belum ada

(5) Rasa Nyeri : Tidak ada rasa nyeri pada payudara

(6) Benjolan : Tidak ada benjolan pada payudara

5) Pemeriksaan abdomen

a) Inspeksi

(1) Pembesaran : Perut membesar sesuai usia kehamilan

(2) Bekas luka : Tidak ada bekas luka operasi

(3) Striae : Tidak ada

b) Palpasi

(1) TFU : 30 cm

(2) Leopold I : Pada bagian fundus teraba lunak, besar, bulat

(bokong)

(3) Leopold II : Sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar dan

memanjang yaitu punggung janin. Sebelah kanan

perut ibu teraba bagian-bagian kecil berongga yaitu

jai-jari janin

(4) Leopold III : Dibagian bawah teraba bulat, keras, besar (kepala)

dan masih dapat digoyangkan


c) Ausultasi

(a) DJJ :146 x/menit, terdengar jelas dan teratur.

6) Ekstermitas atas dan bawah

(1) Atas

Bentuk : Simetris

Oedema : Tidak ada oedema

LILA : 26,5 cm

(2) Bawah

Bentuk : Simetris

Oedema : Tidak ada Oedema

Varises : Tidak ada Varises

Reflek Pattela : Positif

7) Genetalia

Tidak dilakukan karena ibu menolak karena belu siap dan tidak ada

indikasi

8) Anus

Tidak dilakukan karena ibu menolak dan tidak ada indikasi

b. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

1) Haemoglobin :9%
3. Analisa

G2P1A0 gravida 35 minggu 5 hari, janin hidup tunggal intra uterin presentasi

kepala dengan anemia ringan.

4. Penatalaksanaan Jam : 17.00 WIB

1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami

anemia ringan tetapi keadaan janin baik

Evaluasi : Ibu mengetahui keadaannya dan janinnya

2) Memberitahukan kepada ibu mengenai usia kehamilan dan taksiran

persalinan. Usia kehamilan ibu saat ini adalah 35 minggu 5 hari dan

taksiran persalinannya adalah tanggal 08 Agustus 2015

Evaluasi : Ibu mengetahui usia kehamilannya 35 minggu 5 hari dan

tanggal taksiran persalinannya yaitu tanggal 08 Agustus 2015.

3) Melakukan pemeriksaan Hb, untuk mendektesi dini kehamilan terhadap

anemia

Evaluasi :ibu bersedia untuk di lakukan pemeriksaan HB dan

pemeriksaan telah dilakukan

4) Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan Hb yaitu Hb 9% gr/dl, dan

memberitahukan Ibu bahwa Hb ibu kurang, ibu termasuk anemia ringan,

dan Hb yang normal di trimester III yaitu 10,5 gr/dl.

Evaluasi : ibu mengetahuinya

5) Memberitahu kepada ibu penyebab buruk anemia bagi ibu dan janin.

Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasannya


6) Memberitahukan pada ibu tentang asupan nutrisi ibu hamil

Evaluasi : Ibu paham dan mau melakukannya

7) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang tanda bahaya

kehamilan

Evaluasi : Ibu paham serta tahu apa yang harus dilakukan bila

mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan.

8) Memberikan tablet Fe (Zat Besi), dan minta ibu untuk

menghabiskannya. Dan menjelaskan cara mengkonsumsinya serta

efek sampingnya. Cara minum : peroral dosis 1x1

Evaluasi : Ibu mengerti cara meminumnya. Dosisnya dan efek

sampingnya.

9) Menganjurkan ibu untuk membaca buku KIA mengenai persiapan

persalinan, gizi ibu hamil, bahaya-bahaya persalinan, sebelum dibahas

saat pemeriksaan selanjutnya

Evaluasi : ibu mengerti dan akan membaca buku KIA

10) Memberitahu ibu untuk kunjungan selanjutnya yaitu 1 minggu pada

tanggal 17 Juli 2015 atau bila ada keluhan ibu harus segera datang ke

fasilitas kesehatan.

Evaluasi : ibu bersedia untuk datang pada tanggal tersebut.

11) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan masa kehamilan.

Evaluasi : Sudah dilakukan

B. KUNJUNGAN ULANG MASA KEHAMILAN


Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat / 17 Juli 2015

Waktu Pengkajian : 11.30 WIB

Tempat pengkajian : BPM ”D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana

1. Data Subjektif

a. Data Subjektif

Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

: Ibu mengatakan tablet fe masih ada

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg

Suhu : 36,9°C

Nadi : 89 x/menit

Respirasi : 22 x/menit

Berat badan saat hamil : 80 kg

2) Kepala

a) Muka : tidak pucat dan tidak ada oedema

b) Mata : Konjungtiva pucat, sclera putih

3) Dada dan Payudara


a) Dada

1) Bentuk : Simetris

b) Payudara

1) Kebersihan : Bersih

2) Pengeluaran : sudah ada berupa kolostrum

4) Pemeriksaan Abdomen

(1) Palpasi

(a) TFU : 34 Cm

a. Leopold I : Pada bagian fundus teraba bundar,

lunak dan lebar (bokong).

(b) Leopold II : Sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar

dan memanjang yaitu punggung janin.

Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian

kecil berongga yaitu jari-jari janin

(c) Leopold III : Dibagian bawah teraba bulat, keras

(kepala) dan Bagian terendah belum masuk

PAP dan kepala masih bisa di goyangkan.

3) Ausultasi

a. DJJ :146x/menit, terdengar jelas dan teratur.

3. Analisa

G2P1A0 gravida 36 minggu 5 hari, janin hidup tunggal intra uterin presentasi

kepala dengan anemia ringan.


4. Penatalaksanaan Jam : 11.30 WIB

1) Memberitahukan kepada ibu mengenai usia kehamilan ibu saat ini

adalah 36 minggu 5 hari.

Evaluasi : Ibu mengetahui usia kehamilannya 36 minggu 5 hari.

2) Memberitahukan kepada ibu mengenai ketidak nyamanan yang mungkin

dialami ibu pada usia kehamilan trimester III

Evaluasi : ibu mengetahui dan penjelasannya.

3) Memberikan ibu obat yaitu tablet Fe sehari 1 tablet dan licokalk sehari 1

tablet

Evaluasi:Ibu akan mengkonsumsi obat yang telah diberikan sesuai dosis

4) Memberitahu ibu tanda bahaya dalam kehamilan

Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan

5) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang baik.

Evaluasi : Ibu mengerti dan memahami.

6) Menganjurkan kembali pada ibu untuk segera kembali jika ada keluhan.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang apabila ada keluhan.

7) Memberi tahu ibu untuk kunjungan selanjutnya yaitu 1 minggu kemudian

yaitu pada tanggal 31 Juli 2015 atau bila ada keluhandatang ketenaga

kesehatan

Evaluasi :Kunjungan berikutnya tanggal 31 Juli 2015 dan ibu mau

datang kembali untuk memeriksakan kehamilannya

8) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan masa kehamilan.

Evaluasi : Sudah dilakukan


C. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PERSALINAN

Tanggal pengkajian : Senin 3 Agustus 2015

Pukul : 10.00

Tempat pengkajian : BPM “D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana

1. DATA SUBJEKTIF

1. Ibu merasa hamil 9 bulan, mules –mules sejak jam 04.00 WIB, belum keluar

lendir bercampur darah dan belum terasa ada air-air yang keluar, pergerakan

anak masih dirasakan ibu.

2. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ibu mengatakan sering (frekuensi

>10x)

3. Makan dan minum terakhir pukul 08.00 WIB, porsi sedikit yang dimakan biskut

dan air putih.

4. Eliminasi terakhir

BAB : terakhir jam 05.00 WIB

BAK : terakhir jam 09.00 WIB

5. Pola istirahat dan tidur : ± 1 jam siang hari, ± 7 jam malam hari

2. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda- tanda vital

TD : 110/80 N : 89 x/menit

S : 36,60C R : 22 x/menit

4. Kepala

Muka : Tidak ada oedema

Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

5. Dada

Pergerakan nafas normal, tidak ada retraksi

Payudara : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada benjolan, putting susu

menonjol, ada pengeluaran kolostrum.

6. Perut

a. Palpasi

1) TFU :34 cm

Leopold I : Teraba di fundus bundar, lunak ( bokong)

Leopold II : Teraba satu bagian keras seperti papan (punggung)

di sebelah kiri perut ibu dan terabab bagian-bagian kecil

berongga di sebelah kanan perut ibu (jari-jari)

Leopold III : Teraba dibahian bawah bulat keras dan sulit

digoyangkan

Leopold IV : Divergen

2) Perlimaan : 2/5

7. TBBJ : (34-11)x155 = 3255 gram


DJJ : 145 x/menit

His : 3 x 10’ x 35’’

8. Pemeriksaan Genetalia

Genetalia Eksterna

1) Tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan kelenjar bartholini

2) Keluar lendir-lendir berwarna putih bercampur darah

3) Perineum tidak ada luka parut

4) Tidak ada haemoroid

Pemeriksaan Dalam

1) Vulva/Vagina : tidak ada kelainan

2) Portio : tipis lunak

3) Pembukaan : 6 cm

4) Ketuban : utuh

5) Presentasi : kepala

6) Bagian yang menumbung : tidak ada

7) Penurunan : Hodge III

8) Moulage : 0 (tidak ada penyusupan)

3.Analisa
Diagnosa : G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif, janin hidup tunggal intra

uterin presentasi kepala dengan kondisi ibu dan janin baik.

4.Penatalaksanaan jam : 10.00 WIB

Tanggal : 3 Agustus 2015

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah memasuki tahap

persalinan.

Evaluasi : Ibu menarik nafas

2. Menyarankan ibu berbaring ke sebelah kiri agar suplai O2 pada bayinya

lancar.

Evaluasi : ibu mau melakukannya

3. Mengajarkan ibu relaksasi pernafasan saat ada his seperti menarik nafas

dari hidung dan keluarkan udara dari mulut secara perlahan-lahan.

Evaluasi : ibu mengerti dan melakukannya

4. Memberitahu suami atau keluarga agar menemani ibu selama persalinan

dan anjurkan untuk memberikan semangat kepada ibu.

Evaluasi : ibu mengatakan ingin didampingi oleh ibunya

5. Memberitahu ibu untuk tidak menahan kencing

Evaluasi : ibu mengerti

6. Mempersiapkan peralatan, obat0obatan esensial, dan ibu dan bayi

Evaluasi : peralatan dan perlengkapan sudah siap

7. Mengobservasi TTV dan kemajuan persalinan setiap 4 jam, his dan DJJ

setiap 30 menit.

Evaluasi : Observasi dilakukan


8.Memberitahukan ibu akan memasang infus jaga

Evaluasi : ibu mengerti

KALA II

Tanggal : 3 Agustus 2015 pukul : 12.30 WIB

1. SUBJEKTIF

1) Ibu mengatakan mulesnya bertambah sering, lama dan semakin kuat

2) Ibu juga ingin mengedan dan mengatakan ingin BAB

2. OBJEKTIF

1) Keadaan umum : tampak baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) His : Frekuensi 5 x 10’ x 50’’

4) DJJ : 138x/menit

5) Terlihat adanya dorongan meneran

6) Perineum menonjol, anus membuka

7) Pemeriksaan dalam

a. Vulva /Vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Tidak teraba

c. Pembukaan : Lengkap (10 cm)

d. Ketuban : (-), pukul 12:55 WIB, warna jernih

e. Bagian yang menumbung : Tidak ada

f. Presentasi : Kepala

g. Denominator :UUK Depan

h. Penurunan : Hodge 4
i. Moulage : 0 (Tidak ada penyusupan)

3. Analisa

Diagnosa G2P1A0 Inpartu 37 minggu kala II janin hidup tunggal intra

uterin presentasi kepala dengan kondisi ibu dan janin baik.

4.Penatalaksanaan

Tanggal : 3 Agustus 2015 Pukul :13.30 WIB

1) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

Evaluasi : Partus set, oksitosin 10 UI yang telah dipatahkan dan spuit 3cc

sudah disiapkan

2) Memakai APD

Evaluasi : Celemek sudah dipakai

3) Melepaskan dan menyimpan perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan

sabun di air mengalir, lalu keringkan dengan handuk kering

Evaluasi : Tangan sudah bersih dan kering

4) Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan

Evaluasi : Sarung tangan sudah terpasang

5) Memasukan oksitosin kedalam spuit 3cc dengan teknik one hand

Evaluasi : Oksitosin sudah dimasukankedalam spuit dan berada dibak

steril

6) Melengkapi pemakaian sarung tangan

Evaluasi : Sudah dilakukan


7) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

Evaluasi : Pembukaan sudah lengkap

8) Dekontaminasi sarung tangan kedalam larutan 0,5% klorin, dan cuci tangan

lalu keringkan

Evaluasi : Sarung tangan direndam dalam keadaan terbalik

9) Memeriksa DJJ setelah Kontraksi

Evaluasi : DJJ 146X/Menit

10) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan

bahwa ibu akan segera melahirkan.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang keadaanya

11) Mengatur posisi ibu untuk meneran dan memberitahukan keluarga dan

suami untuk mendampingi ibu

Evaluasi: Ibu dalam posisi litotomi, suami dan keluarga mendampingi

12) Mengajarkan kepada ibu cara meneran yang benar

Evaluasi : Ibu mengerti dan mampu melakukannya

13) Memimpin ibu untuk meneran saat ada kontraksi dan menyuruh ibu untuk

istirahat, dan meminta keluarga memberikan asupan nutrisi disaat tidak ada

kontraksi.

Evaluasi :Kepala sudah nampak depan vulva 5 cm

14) Meletakan kain pernel di atas perut ibu dan alas bokong untuk persiapan

pertolongan persalinan.

Evaluasi :Alas perut dan alas bokong telah diletakan.


15) Membantu melahirkan kepala setelah nampak didepan vulva 5-6 cm dengan

melindungi perineum dengan tangan kanan dan kiri menahan posisi kepala

bayi agar tidak deflexi mayor

Evaluasi : Kepala bayi dilahirkan

16) Melakukan episiotomi untuk melancarkan lahirnya kepala

Evaluasi : sudah dilakukan

17) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.

Evaluasi : tidak ada lilitan tali pusat

18) Mengarahkan kepala bayi secara bipariental dengan lembut mengarahkan

kepala bayi ke arah bawah hingga bahu depan lahir dan kemudian

mengarahkan kepala bayi ke atas hingga bahu belakang lahir.

Evaluasi: Biparietal dilakukan.

19) Melakukan teknik sanggah susur dari bahu, untuk mengeluarkan badan

serta kaki bayi

Evaluasi:Bayi lahir spontan pukul 14.15 WIB, menangis spontan, warna

kemerahan, gerak aktif, Jenis kelamin perempuan

20) Menempatkan bayi diatas perut ibu, mengeringkan bayi dengan pernel

kering kecuali telapak tangan bayi, mengganti pernel dengan pernel yang

kering.

Evaluasi:Bayi berada diatas perut ibu dengan pernel kering.

Kala III

Tanggal 3 Agustus 2015 Pukul 14.15 WIB


1. Data Subyektif

Ibu merasa senang, tenang, lega dengan kelahiran bayinya dan ibu

mengeluh perutnya masih mules

2. Data Obyektif

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

Terdapat tanda pelepasan plasenta seperti uterus membulat, darah

keluar sekonyong-konyong dan tali pusat memanjang.

3) Palpasi abdomen : Tidak ada janin kedua

4) Kandung kemih : Kosong

5) TFU : Sepusat

3. Analisa

Kala III

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 3 Agustus 2015 Jam:14.15 WIB

1. Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan

oksitosin

Evaluasi : Oksitosin 1/3 paha luar secara IM sudah disuntikan

2. Memindahkan klem 5 cm dari vulva, letakan satu tangan diatas kain

pada perut ibu tepi atas simpisis dan tangan lain menegangkan tali

pusat.
Evaluasi : Klem sudah dipindahkan dengan jarak 5 cm dari vulva

3. Mengeringkan bayi

Evaluasi : Bayi sudah dikeringkan

4. Melakukan IMD dengan teknik skin to skin di dada ibu dan diselimuti

oleh kain.

Evaluasi : IMD sudah dilakukan

5. Memindahkan posisi klem, tali pusat ditegangkan sambil melakukan

dorsol kranial (PTT)

Evaluasi : Tali pusat ditegangkan Placenta lahir pukul 14.25 WIB.

6. Melakukan massage uterus selama 15 x dalam 15 detik.

Evaluasi :Massage dilakukan, kontraksi uterus baik.

7. Melakukan pengecekan plasenta untuk memastikan tidak ada bagian

plasenta yang tertinggal

Evaluasi : tindakan telah dilakukan

8. Mengevaluasi perdarahan dan kontraksi uterus.

Evaluasi : Perdarahan tertangani, uterus berkontraksi baik

9. Mengecek adanya laserasi pada perineum dan dinding vagina

Evaluasi : Terdapat laserasi

II. Asuhan Kebidanan Kala IV

Tanggal 3 Agustus 2015 Jam 15.20 WIB

1. Data Subyektif
Ibu senang atas kelahirannya, ibu mengatakan perutnya mules dan

merasa lelah.

2. Data Obyektif

1) Keadaan umum : Ibu tampak lelah

2) Kesadaran : Composmentis

3) TFU : 1 jari dibawah pusat

4) Kontraksi uterus : Baik

5) Kandung kemih : Kosong

6) Perdarahan : ± 150 cc

3. Analisa

P2A0 kala IV

4. Penatalaksanaan

Jam : 15.20 WIB

1) Periksa kedua sisi plasenta baik fetal maupun maternal dan pastikan

selaput ketuban lengkap dan utuh

Evaluasi : Plasenta lahir lengkap

2) Melakukan pengecekan sisa plasenta pada rahim ibu

Evaluasi : Tidak ada sisa plasenta yang tertinggal

3) Melakukan pelakukan evaluasi kemungkinan adanya laserasi

Evaluasi : Ada laserasi derajat 2


4) Melakukan tindakan penjahitan

Evaluasi : telah dilakukan tindakan penjahitan

5) Mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk massage uterus agar

tidak terjadi perdarahan

Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan dapat melakukannya

6) Membersihkan dan memberikan kenyamanan pada ibu

Evaluasi : Ibu dalam keadaan nyaman dan sudah bersih.

7) Membersihkan tempat bersalin dengan air klorin.

Evaluasi :Tempat bersalin sudah bersih.

8) Membantu ibu memakai pakaian bersih.

Evaluasi : Ibu nyaman.

9) Merendam peralatan dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Evaluasi : Dilakukan.

10) Mencuci dan mensterilkan peralatan.

Evaluasi : Alat steril.

11) Mencuci tangan 7 langkah.

Evaluasi : Dilakukan

12) Mengobservasi tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus dan

perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30

menit pada jam ke 2.

13) Mengajarakan ibu untuk melakukan mobilisasi

Evaluasi : Ibu mengerti dan memahaminya


14) Mengajarkan kepada ibu untuk vulva hygine dengan air dingin, bila

ibu ingin BAK jangan ditahan karena dapat menggangu kontraksi

uterus

Evaluasi : Ibu mengerti dan memahaminya

15) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu bersalin

dan melengkapi partograf.

Evaluasi : Pendokumentasian dilakukan

Jam 16.20 WIB

16) Mengambil bayi dari atas dada ibu dan melakukan penimbangan

berat badan, menimbang, memberikan salep mata dan vit K.

Evaluasi : Berat badan 3250 gr, Panjang badan : 50 cm, salep mata

Erlamycetin 1%, dan vit neo-K inj 0,5 ml di berikan dipaha kiri

anterolateral.

17) Memeriksa kembali TTV bayi untuk memastikan bayi dalam kondisi

normal.

Evaluasi : Nadi: 145x/menit, Suhu 36,80C, Respirasi 48x/menit.

18) Memastikan ibu merasa nyaman, menempatkan bayi di sebelah ibu

dan menganjurkan keluarga memberikan makanan yang diinginkan

ibu dan minum obat.

Evaluasi : Ibu mulai makan roti dan minum obat

19) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa TTV dan

berikan asuhan kala IV.

Evaluasi : Patrograp dilengkapi pendokumentasian telah dilakukan.


D.ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

Hari/ Tanggal Pengkajian : Senin / 3 agustus 2015

Waktu pengkajian : Pukul 20.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM ”D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana

1. Data Subyektif

a. Keluhan utama : Ibu mengeluh merasa sedikit mules dan sudah dapat

menyusui bayinya, ASI sudah keluar, tetapi tidak terlalu

banyak

b. Pola kebutuhan

1. Nutrisi

a) Makan : Ibu mengatakan makan nasi dan sayur.

ibu makan dengan porsi piring sedang.

b) Minum : Ibu mengatakan sudah minum teh manis 1

gelas, dan air putih ± 2 gelas.

2. Eliminasi

a) BAK : Ibu sudah BAK 3 jam setelah persalinan.

b) BAB : Ibu belum BAB sejak postpartum

c. Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 88 x/ menit

Respirasi : 22x/menit

Suhu : 36,8°C

2) Kepala

a) Muka : Tidak ada oedema

b) Mata : Sclera putih, konjungtiva sedikit pucat

3) Payudara

a) Kebersihan : Bersih

b) Bejolan : Tidak ada

c) Nyeri tekan : Tidak ada

4) Abdomen

a) TFU : 3 jari dibawah pusat

b) Kontraksi : Baik

c) Kandung kemih : Kosong

5) Genetalia

a) Vulva/vagina

1) Oedema : Tidak ada

2) Keadaan : Baik
3) Pengeluaran : Lochea rubra

4) Laserasi / luka jahit : Ada

6) Anus

Hemoroid : Tidak ada hemoroid

3. Analisa

P3 A0 Nifas 6 jam dengan keadaan ibu baik.

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 3 Agustus 2015 Jam : 19.30 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam kondisi

baik

Evaluasi : Ibu mengatahui keadaannya

2. Memberitahu ibu dan keluarga untuk tetap mengecek uterus agar tetap

berkontraksi untuk menjaga agar tidak terjadi perdarahan.

Evaluasi : Ibu memahaminya

3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung gizi untuk meningkatkan produksi ASI

Evaluasi : Ibu memahaminya

4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara dini untuk merangsang

produksi ASI

Evaluasi : Ibu menyusui bayinya

5. Memberitahukan ibu agar memberikan ASI eksklusif dan menjelaskan

pada ibu manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibunya


Evaluasi : Ibu mengerti dan akan memberikan ASI secara eksklusif pada

bayinya.

6. Memberitahukan pada ibu dan suami serta keluarga untuk memberikan

dukungan pada ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

Evaluasi : Ibu, suami dan keluarga akan memberikan dukungan pada ibu

dalam proses menyusui bayi.

7. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.

Evaluasi : Ibu dapat menyusui bayinya dengan posisi yang benar.

8. Memberikan obat-obatan untuk ibu: Hufanoxil (Amoxcilin)500mg 3x1 tablet

dan fermia (Fe) 1x1 tablet, Anastan 3x1 tablet

Evaluasi : Obat telah diberikan

9. Menjadwalkan kunjungan ulang yaitu pada tanggal 9 agustus 2015 di BPM

”D” untuk memantau proses masa nifas agar keadaan ibu dan bayi dalam

kondisi baik serta dapat menemukan secara dini tanda-tanda komplikasi

selama masa nifas.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang pada tanggal 9 agustus 2015 ke

BPM “D” untuk melakukan pemeriksaan ulang.

10. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan selama masa nifas.

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan.


F. KUNJUNGAN IBU NIFAS 6 HARI

Tanggal pengkajian : 9 Agustus 2015 Pukul 09.00 WIB

Tempat pengkajian : BPM “D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana

1. Data Subjektif

1) Keluhan utama : Ibu mengatakan pada saat ini tidak merasakan

keluhan apapun, ibu sudah bisa melakukan

pekerjaanrumah sehari-hari.

2) Pola kebutuhan sehari-hari

1) Nutrisi

Makan : Teratur 2-3 kali sehari, nasi, sayur, laukpauk

Minum : Air putih 5-6 gelas

2) Eliminasi

BAB : Ibu sudah mulai BAB sejak 2 hari setelah melahirkan

BAK : Sehari ± 4-5 kali sehari

3) Istirahat : Siang 1 jam, malam ± 6 jam

4) Aktivitas : Ibu mengatakan sejak melahirkan hanya mengerjakan

pekerjaan rumah yang ringan seperti menyapu dan masak

dan menyetika baju.

5) Personal hygiene

(1) Mandi : 2 x sehari

(2) Perawatan payudara : Setiap kali sebelum mandi


(3) Perawatan vulva : Sering, setiap kali sesudah BAK.

3) Proses laktasi : Ibu mengatakan tidak ada kesulitan

dalam proses menyusui, ibu masih

menggunakan ASI eksklusif pada

bayinya

4) Pengeluaran pervaginam : Ibu mengatakan cairan yang keluar

berwarna kekuningan tetapi terkadang terdapat cairan berwarna merah

kecoklatan sedikit, encer, tidak berbau.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/80 mmHg,

Nadi : 86x/menit,

Respirasi : 26x/menit,

Suhu : 36,60C

2) Kepala

a) Muka : Tidak ada oedema

b) Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera putih.

c) Mulut : Bibir tidak pucat, keadaan bersih.


3) Abdomen

a) TFU : Pertengahan pusat dan symfisis

b) Kandung kemih : Kosong

4) Genetalia

a) Vulva/vagina : Terdapat luka jaitan tetapi sudah mulai kering

b) Oedema : Tidak ada

c) Pengeluaran : Sanguilenta

3. Analisa

P2A0 Nifas 6 hari dengan keadaan ibu baik.

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 9 Agustus 2015 Jam : 09.30 WIB

1) Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam kondisi

baik.

Evaluasi : Ibu mengetahui keadaanya

2) Memastikan involusi uterus berjalan normal

Evaluasi : Fundus uteri pertengahan pusat dan symfisis

3) Menanyakan kembali nutrisi yang dikonsumsi ibu, dan mengingatkan

kembali pada ibu mengenai nutrisi yang baik bagi ibu menyusui untuk

meningkatkan produksi ASI.


4) Mengingatkan dan menanyakan kembali pada ibu mengenai ASI yang

diberikan pada bayinya tetap menggunakan ASI eksklusif.

Evaluasi : Ibu masih menggunakan ASI eksklusif

5) Memastikan proses menyusui tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit

Evaluasi : Proses menyusui berjalan normal, tidak memperlihatkan adanya

penyulit.

6) Memberitahukan pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas

Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya yang dapat

terjadi selama masa nifas.

7) Memberikan tablet FE (Hufabion) 1x1 tablet, Anastan 3x1 tablet

Evaluasi : Obat telah diberikan

8) Menjadwalkan dan memberitahu ibu kunjungan ulang tanggal 10

September 2015 di BPM ”D” untuk memantau keadaan ibu dan bayi.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang

9) Mencatat dan mendokumentasikan setiap tindakan dan asuhan yang telah

diberikan.

Evaluasi : Telah dilakukan

G. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 6 JAM

Hari /Tanggal : Senin, 3 Agustus 2015

Waktu pengkajian : 19.00 WIB

Tempat pengkajian : BPM Bd. “D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana


1. Data Subjektif

a. Identitas bayi

Nama Bayi : By Ny.”M”

Hari/tgl/jam lahir : Senin, 3 Agustus 2015 Pukul : 14.15 WIB

Jenis kelamin : Perempuan

Berat badan lahir : 3250 gram

Panjang badan lahir : 50 cm

b. Riwayat faktor sosial

Ibu terlihat bahagia dengan hadirnya seorang bayi yang telah

dilahirkannya, terlihat hubungan ibu dengan tetangga baik

c. Faktor neonatal

1) Bayi pada saat segera baru lahir langsung menangis kuat, pergerakan

aktif, warna kulitnya kemerahan

2) Bayi menghisap ASI dengan kuat dan tidak ada keluhan, sudah ada

pengeluan (kolostrum)

3) Ibu mengatakan bayi sudah BAB dengan warna kehitaman 2 jam

terakhir dan sudah BAK

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Tampak Baik

Ukuran keseluruhan : Normal

Kepala badan dan ekstremitas : Simetris

Tonus otot, tingkat aktivitas : Gerak aktif


Warna kulit dan bibir : Kemerahan

Tangis bayi : Menangis kuat

b. Pengukuran antropometri

Berat badan : 3250 gram

Panjang badan : 50 cm

Lingkar kepala

FO (Fronto Occipito) : 34 cm

MO (Mento Occipito) : 34 cm

SOB (Suboccipito Breghmatica) :32 cm

Lingakar dada : 32 cm

c. Tanda-tanda vital : Nadi : 139 x/menit

Respirasi : 48 x/menit

Suhu : 36,60C

d. Kepala

1) Rambut : Distribusi Merata

2) Ubun-Ubun : Datar

3) Sutura, molase : Tidak ada

4) Pembengkakan : Tidak ada caput succedanum, tidak ada

cephal hematoma

5) Daerah cekung : Tidak ada

e. Mata

1) Bentuk : Simetris

2) Conjungtiva : Warna merah muda


3) Sklera : Warna putih

4) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada

5) Perdarahan kornea : Tidak ada

6) Reflek labirin : Mengecil saat cahaya (positif)

f. Telinga

1) Bentuk : Simetris kanan kiri

2) Letak : Sudut telinga sejajar dengan sudut mata

3) Pengeluaran cairan : Tidak ada

g. Hidung dan mulut

1) Bibir dan langit-langit : Warna bibir merah muda, langit-langit tidak

ada celah

2) Refleks Rooting : Bayi bereaksi atau menoleh saat

didekatkan dengan putting saatakan

menyusu

3) Refleks sucking : Bayi bisa menghisap air susu ibu saat

menyusu

4) Reflek Swallowing : Bayi bisa menelan air susu ibu

5) Hidung : Tidak ada kelainan

6) Pernafasan cuping hidung: Tidak ada

7) Sekret : Tidak ada

g. Leher
1) Bentuk : Simetris

2) Reflek Tonik neck : Kepala bayi bereaksi pada saat diangkat

h. Dada

1) Bentuk : Simetris

2) Letak puting susu : Sejajar kiri kanan

i. Abdomen

1) Bentuk : Cembung

2) Keadaan tali pusat : Baik, tidak ada tanda infeksi

3) Perdarahan tali pusat : Tidak ada

4) Hernia umbilikal : Tidak ada

j. Genitalia

1) terdapat 2 labia mayor minor : Ya

2) lubang uretra : Ada

3) BAK : Sudah BAK

k. Anus

1) Lubang anus : Ada

2) Mekonium : Ada

l. Ekstermitas atas

1) Gerakan tangan : Aktif

2) Refleks Grap : Positif +/+ (tangan bayi menggenggam saat

disentuh)
3) Refleks Moro : Bayi bergerak atau beraksi saatbidan

merangsangnya dengan tepukan tangan

4) Jari-jari tangan : Jumlahnya 5 jari kiri dan kanan

m. Ekstremitas bawah

1) Gerakan : Aktif

n. Keadaan Punggung

1) Spina bifida : Tidak ada

o. Kulit

1) Warna kulit : Merah muda

2) Vernik : Ada

3) Lanugo : Ada

4) Tanda lahir : Tidak ada

3. Analisa

Bayi baru lahir cukup bulan usia 6 jam dengan kondisi baik

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 3 Agustus 2015 Pukul: 14.20 WIB

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik

Evaluasi : Ibu tampak senang

2) Memmpertahankan kehangatan tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi

Evaluasi : Bayi dalam keadaan hangat.


3) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan sesering sesuai

keinginan bayi dan selalu menyendawakan bayi setelah menyusui dan

ditidurkan posisi miring.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang tealah diberikan

4) Memberitahukan pada ibu dan keluarga, apabila ada salah satu anggota

keluarga yang merokok, sebaiknya diluar rumah sehingga bayi tidak

mengganggu pernafasan bayi

Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang dilakukan

5) Pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat, ASI ekslusif, tekhnik

menyusui.

Evaluasi : Dilakukan, dan ibu mengerti tentang tekhnik Menyusui dengan

baik, dan ibu akan memberikan ASI secara eksklusif.

6) Menempatkan bayi disebelah ibunya dan menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sedini mungkin

Evaluasi : Bayi menyusu

7) Menjelaskan tanda-tanda bahaya bayi pada bayi

Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

8) Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali untuk kontrol pada tanggal

9 Agustus 2015

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang kembali untuk melakukan

kunjungan ulang
9) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi pada usia 6

jam

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakuka

H. KUNJUNGAN BAYI BARU LAHIR 6 HARI

Hari/Tanggal pengkajian : Minggu, 9 Agustus 2015

Waktu pengkajian : 09.00 WIB

Tempat pengkajian : BPM “D”

Pengkaji : Irla Luvita Buana

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menghisap ASI, BAB 1 kali sehari, BAK

sering dan tali pusat sudah lepas

2. Data Objektif

a) Keadaan umum : Baik

1) Kesadaran : Composmentis

2) Tanda-tanda vital : Nadi : 142 x/menit

Suhu : 36,80C

Respirasi : 44 x/menit

3) Berat Badan : 3750 gram

b) Kepala

1) Rambut : Hitam, bersih

c) Mata
1) Bentuk : Simetris

2) Konjungtiva : Warna merah muda

3) Sklera : Warna putih

4) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada

5) Perdarahan kornea : Tidak ada

d) Dada

1) Bentuk : Simetris

2) Frekuensi jantung : Bunyi reguler, tidak ada bunyitambahan

3) Frekuensi paru-paru : Bunyi vasikuler, tidak ada bunyi wheezing

e) Abdomen

1) Keadaan tali pusat : Sudah lepas tidak ada infeksi

2) Perdarahan tali pusat : Tidak ada perdarahan tali pusat

3) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada

f) Tungkai dan kaki

Pergerakan : Gerak aktif

g) Kulit

Warna Kulit : Merah muda

3. Analisa

Bayi dengan kondisi baik

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 9 Agustus 2015 Jam : 09.30 WIB

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayinya baik.


Evaluasi : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya.

2) Menjelaskan pada ibu agar selalu memberikan ASI eksklusif

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya

3) Memberitahukan pada ibu agar ibu segera membawa bayinya ke tenaga

kesehatan terdekat apabila bayi ibu demam atau bayi malas menete

ataupun bayi sakit.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan.

4) Menganjurkan pada ibu untuk datang pada tanggal 10 september 2015

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang kembali

5) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan studi kasus ini, penulis akan menyajikan

pembahasan yang membandingkan antara teori dengan Asuhan Kebidanan

Komprehensif yang diterapkan pada klien Ny.”M” G2P1A0 berlangsung sejak

usia kehamilan 35 minggu 3 hari. Dan hasil pemeriksaan laboratorium

didapatkan kadar hemoglobin 9,5 g/dl berdasarkan teori dalam kasus ini ibu

mengalami anemia ringan (Saifuddin, 2009 : 281).

Penulis menjelaskan pengaruh anemia pada kehamilan dan janin yaitu

dapat terjadi prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,

mudah terjadi infeksi, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD),

berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi mudah terkena infeksi (Manuaba,

2010 : 243).

Penulis memberikan asuhan dengan memberikan tablet Fe sebanyak

30 tablet dengan dosis 60 mg/hari dan memberikan konseling tentang nutrisi

yang dibutuhkan ibu selama masa kehamilan terutama nutrisi yang dapat

membantu kenaikan kadar hemoglobin seperti daging, ikan, telur, sayuran, dan

buah-buahan, hal ini sesuai dengan teori Syakur (2012) dalam penelitian Fitria

(2013). Serta menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe dengan

meminumnya menggunakan air jeruk untuk memudahkan penyerapan zat besi,


hari ini sesuai dengan teori Wisnu (2010) dalam penelitian Fitria (2013) yang

mengatakan dengan menambahkan makanan yang mengandung vitamin C

seperti air jeruk yang akan mempermudah penyerapan zat besi, sebab vitamin

C dapat mengubah zat besi ferri menjadi ferro yaitu sesuai bentuk yang

diperlukan dalam penyerapan zat besi.

Pemeriksaan selanjutnya ditemukan kadar hemoglobin 10,9 g/dl, selama

2 bulan kadar Hb ibu mengalami kenaikan 9 g/dl. Hal ini sesuai dengan teori

Sasparyana, (2010 yang mengatakan bahwa dengan pemberian tablet Fe

sebanyak 30 tablet dengan dosis 60 mg akan menaikan kadar hemoglobin

sebanyak 1 g/dl selama 1 bulan.

B. Persalinan

1. Kala I

Proses kala I NY.”M” ini didasari dengan adalanya mules-mules yang

disarakan oleh ibu dimulai sejak pukul 04.00 WIB, dan ibu mengatakan sudah

keluar air-air dari jalan lahir yang tidak dapat di tahan dalam 24 jam terakhir

pergerakan janin masih dirasakan oleh ibu. Pada pukul 10.00 WIB ibu datang

ke BPM lalu dilakukan pemeriksaan ditemukan pembukaan 6 cm dalam teori

ini termasuk kala I fase aktif dilakukan observasi lanjutan dan pada pukul

12.30 WIB dilakukan pemeriksaan ulang, hasilnya pembukaan 10 cm.

Apabila didasari dengan mulainya kontraksi sejak pukul 04.00 WIB

lamanya kala I Ny.”M” yaitu kurang lebih 6 jam, dalam teori lamanya kala I
pada multigravida berlangsung selama 8 jam (Arsinah, 2010 : 4). Hal ini

menunjukan kesenjangan antara teori dan praktek dimana proses kala I

Ny.”M” berlangsung normal. Maka terjadi ketidaksesuaian antara teori dan

penatalaksanaan bahwa pada ibu anemia akakn mengalami kala pertama

yang berlangsung lama dan terjadi partus lama (Manuaba, 2010 : 240).

2. Kala II

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10

cm dan berakhir dengan lahirnya bayi (Arsinah, 2010 : 4)

Pada proses persalinan kala II Ny.”M” ditegakan saat pembukaan

lengkap pada pukul 12.30 WIB, dan pada pukul 14.15 WIB bayi lahir

spontan, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin

laki-laki dan segera dilakukan menyusui dini (IMD). Hal ini menunjukan

bahwa proses persalinan pada Ny.”M” berlangsung normal lamanya kala II

pada Ny.”M” adalah 20 menit, hal ini terjadi kesenjangan dengan teori yang

menyatakan bahwa normalnya kala II pada ibu multi 1-1/2 jam (Manuaba,

2010 : 175).

Pada kala II Ny.”M” terjadi ketidaksesuaian antara teori dengan

ppenatalaksanaan yang terjadi pada kasus Ny.”M”. dalam teori disebutkan

bahwa ibu yang mengalami anemia ringan dapat mempengaruhi terhadap kala

II yang berlangsung lama sehingga dapat mengganggu kekuatan mengedan

dan dapat mengalami kelelahan dalam mengedan sehingga memerlukan

tindakan operasi kebidanan (Manuaba, 2010 : 240)


3. Kala III

Kala III persalinan dimulai segera setelah kelahiran bayi sampai

lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Arsinah, 2010 :

4)

Pada kala III Ny.”M” tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan

penatalaksanaan dimana proses kala III pada Ny.”M” berlangsung 40 menit

dari lahir bayi dan ibu. Lalu dilakukan penatalaksanaan dengan memasang

infus RL, menyuntikan Oxsitosin, dan menyuntikan matergine. Pada pukul

14.25 WIB plasenta lahir. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2006) dalam

penelitian Shafa (2010).

4. Kala IV

Proses kala IV pada Ny.”M” berlangsung dengan baik yang dimulai

saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum (Saifuddin, 20099 : 101)

Hasil pemantauan kala IV pada Ny.”M” berlangsung normal. Hal ini

terjadi kesenjangan dengan penelitian dimana pada ibu anemia akan

mengalami pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri ini sesuai

dengan teori Saifuddin (2006) dalam penelitian Shafa (2010).


C. Masa Nifas

Selama masa nifas, Ny.”M” pemeriksaan dilakukan sebanyak 4 kali

kunjungan, yaitu pada 6 jam masa nifas, 6 hari masa nifas, 2 minggu masa

nifas dan 6 minggu masa nifas. Kunjungan masa nifas dilakukan untuk

menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, mendeteksi

masalah, mengobati atau metujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya. (Saifuddin, 2009 : 122).

Selama kunjungan masa nifas tidak ditemukan kelainan atau masalah, hal

tersebut mengalami kesenjangan teori bahwa ibu dengan anemia dapat

memengaruhi masa nifas seperti terjadi subinvolusi uteri yang akan

menimbulkan pendarahan post partum, memudahkan infeksi puerpatium,

pengeluaran ASI berkurang, dan mudah terjadi infeksi mamae. Hal ini menurut

teori Saifuddin (2006) dalam penelitian Shafa (2010).

D. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny.”M” telah mendapatkan kunjungan sesuai dengan program dari

kebijakan teknis pemerintah yaitu 6-8 jam masa nifas, 6 hari masa nifas 2

minggu masa nifas dan 6 minggu masa nifas, serta sesuai dengan pelayanan

kesehatan nifas menurut Depkes RI yaitu dengan ketentuan waktu:

 Kunjungan neonatal ke - 1 dilakukan kurun waktu 6-48 jam setelah

lahir.
 Kunjungan neonatal ke - 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke - 3

sampai dengan hari ke - 7 setelah lahir

 Kunjungan neonatal ke - 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8

sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah membersihkan jalan nafas,

memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh pencegahan

infeksi.

Kunjungan I (6-8 jam) kondisi bayi Ny.”M” keadaan umum bayi baik,

menangis kuat BB 3250 gram, PB 50 cm, jenis kelamin perempuan, bayi

telah mendapatkan ASI awal, tali pusat terbungkus kasa steril dan kehangatan

bayi terjaga. Bayi Ny.”M” di berikan Vit K 1 mg (Neo K 0,5ml) secara Intra

Muscular (IM) di 1/3 paha kiri bagian atas 1 jam setelah lahir dan diberikan

salep mata profilaktif yaitu salep tetracycline 1%. Sedangkan Imunisasi Hb-0

di berikan pada bayi baru lahir berusia 6 hari.

Pada asuhan bayi baru lahir 6 jam, terdapat kesenjangan yaitu bayi

dapat terkena infeksi karena riwayat ibu dengan anemia pada kehamilan

(Manuaba, 2010:240)

Pada kunjungan ke II (6 hari) bayi Ny.”M” dalam kondisi baik, tidak

ada kelainan apapun, tali pusat belum terlepas dan masih basah dan

mengeluarkan bau dikarnakan ibu merasa takut untuk melepas kassa yang

membungkus tali pusat. Imunisasi HB-0 dapat di berikan pada 0-7 hari

kelahiran. (Nanny, 2010:32).


Bayi Ny “M” tidak mengalami kenaikan dan penurunan berat badan,

berat badan 3250 gram, terjadi ketidaksesuaian dengan teori karena menurut

teori bahwa berat badan bayi 6 hari menurun 10% dari berat badan lahir.

(Varney, 2006 : 942)

Pada kunjungan III (2 minggu), pemeriksaan dilakukan sama seperti

pada kunjungan II, tali pusat bayi Ny “M” sudah lepas, dipastikan mendapat

ASI cukup tanpa diberikan pendamping ASI atau susu formula, dan imunisasi

BCG dan Polio 1 belum dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan teori, BCG

biasa diberikan pada saat bayi berusia 0-2 bulan. (Nanny, 2010:6).

Pada kunjungan IV (6 minggu), kondisi bayi Ny.”M” baik, tidak ada

tanda-tanda bahaya yang terjadi dan masih mendapatkan ASI eklusif,

Memberikan imunisasi BCG 0,05 ml dan polio 1 sebelum usia 1 bulan. Hal

tersebut sesuai dengan teori, BCG biasa diberikan pada saat bayi berusia 0-2

bulan. (Nanny, 2010:6).

Kondisi bayi Ny.”M” baik, tidak ada tanda-tanda bahaya yang terjadi

dan mengalami peningkatan panjang badan 6 cm dari lahir menjadi 52 cm.

dan begitupula dengan berat badan pada bayi Ny.”M” mengalami peningkatan

menjadi 3750 gram dari berat lahir 3250 gram. Hal ini sesuai dengan teori,

yaitu pada bayi usia 1-₂ bulan mengalami kenaikan sebanyak 700 gr/bulan

(Saluha, 2009 : 17). Asuhan pada bayi Ny.”M” dengan anemia ringan tidak

ada masalah bayi dalam keadaan baik. Berdasarkan teori resiko anemia

ringan yaitu Abortus, kematian infra uterin, persalinan dengan prematuritas


tinggi, BBLR, Kelahiran dengan anemia, cacat bawaab, bayi mudah terkena

infeksi sampai kematian perinatal dan intelegensia (Manuaba, 2010:240).


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

kepada Ny.”M” di BPM “D” Cibeber, mulai dari masa kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir dan KB yang dikaji dari tanggal 3 juli 2015, maka

penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Kehamilan

Masa kehamilan Ny.”M” sesuai dengan yang diharapkan,

walaupun ada penyulit yang menyertai pada kehamilan yaitu dengan

anemia ringan tetapi tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin.

2. Persalinan

Masa persalinan berlangsung dengan normal, yaitu kala I

berlangsung selama 6 jam, kala II berlangsung selama 20 menit, kala

III berlangsung selama 40 menit dan kala IV berlangsung dengan baik

tanpa adanya penyulit pada ibu dan bayi walaupun ibu mengalami

anemia ringan pada kehamilan.


3. Nifas

Proses masa nifas Ny.”M” tidak ada gangguan atau penyulit

komplikasi yang menyertai ibu selama masa nifas.

4. Bayi baru lahir

Keadaan bayi saat lahir dalam kondisi sehat tanpa adanya

kelainan dan tumbuh kembang sesuai usia.

5. Metode Kontrasepsi

Pemasangan dan penggunaan alat kontrasepsi ibu sudah tepat

dan tidak ada penyulit dalam pemasangan kontrasepsi IUD.

6. Pendokumentasian

Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB penulis selalu melakukan

pendokumentasian sebagai bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan

komunikasi tertulis, akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam

melakukan asuhan kebidanan.

B. Saran

1. Bagi STIKes Budi Luhur Cimahi

Diharapkan untuk melengkapi sumber-sumber pustaka agar dapat

lebih mempermudah penyusunan laporan studi kasus ini dengan

adanya sumber-sumber pustaka ilmu kesehatan yang terbaru.


2. Bagi Bidan Praktek Mandiri (BPM)

Diharapkan BPM dapat lebih meningkatkan pelayanan

kesehatannya yang lebih baik sesuai dengan Standar Pelayanan

Kesehatan (SPK) termasuk dalam Asuhan Persalinan Normal yang

diberikan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas, bayi baru lahir dan KB.

Menjadi bahan pertimbangan BPM untuk melaksanakan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada setiap pasien.

3. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan penulis yang selanjutnya dapat mengaplikasikan teori

dan praktek yang telaah didapat diperkuliahan dan di tempat

prakteknya untuk melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan

standar dengan mengikuti 7 langkah Varney sehingga dapat

memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh kepada setiap

pasien.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Alat kontrasepsi


Sub Pokok Bahasan : Macam-macam alat kontrasepsi
Sasaran : Ny. M
Waktu : 10 menit
Tanggal : 17 Agustus 2016
Tempat : BPM “D”
Penyuluh : Irla Luvita Buana

Tujuan Umum
Setelah diberi penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang macam-
macam alat kontrasepsi, keuntungan, kerugian, dan cara kerjanya.
Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 10 menit, sasaran dapat :
1. Memaparkan macam-macam alat kontrasepsi
2. Memaparkan keuntungan, kerugian dan cara kerja dari alat kontrasepsi
Pokok Materi
1. Definisi alat kontrasepsi
2. Macam-macam alat kontrasepsi
3. Keuntungan, kerugian dan cara kerja dari alat kontrasepsi
Kegiatan
 Metoda : Ceramah dan Tanya Jawab
 Langkah-Langkah Kegiatan
Memberikan konseling kepada ibu mengenai alat kontrasepsi
Materi
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran itu bermakna
adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti
kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindar dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Cara kerja kontrasepsi
bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi mengusahakan agar
tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur
dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus dapat bekerja dalam waktu yang
tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi, aman, mudah dalam menggunakan
dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau tidak sama sekali efek samping,
jenis-jenis kontrasepsi antara lain :
a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya memberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun lainnya. Metode ini bisa dipakai bila menyusui secara penuh,
belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
b. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung, efektif
bila dipakai tertib, tidak ada efek samping dan pasangan secara sukarela
menghindari senggama pada masa subur.
c. Metode Barier
1. Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS
termasuk HIV/AIDS, efektif bila dipakai dengan baik dan benar, dapat
dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS.
2. Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di
inserikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksuai dan menutup
serviks. Jenisnya flat spring, coil spring, arching spring.
3. Spermisida
Adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk : Aerosol
(busa), Tablet vagina, supposutoria, atau dissolvable film, Krim. Cara
kerja, menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
d. Kontrasepsi Kombinasi (Hormon Estrogen Dan Progesteron)
1. Pil Kombinasi
Jenis pil kombinasi
a. Monofasik
b. Bifasik
c. Trifasik
2. Suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan
sekali (Cyclofem), dan 50 md Noretindron Enantat dan 5 mg Estradional
Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
3. Kontraksi Suntikan Progestin
Kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat
rata-rata 4 bulan dan cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan
produksi ASI.
4. Pil Progestin
Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin pil KB, sangat efektif pada
masa laktasi, dosis rendah dan tidak mengurangi produksi ASI.
5. Kontrasepsi Implan
Alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam berbentuk kapsul lentur panjangnya sedikit lebih pendek dari
batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon
levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN,2006)
a. Cara Kerja
1. Lendir serviks menjadi kental.
2. Mengganggu proses pembekuan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
3. Mengurangi transportasi sperma.
4. Menekan ovulasi.

b. Keuntungan Kontrasepsi
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )
3. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
4. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
5. Tidak mengganggu ASI.
6. Dapat dilepas setiap saat.
c. Yang Boleh Menggunakan Implan
1. Usia reproduksi.
2. Telah memiliki anak atau belum.
3. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak.
4. Sering lupa menggunakan pil.
5. Pasca keguguran.
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
d. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
1. Hamil atau diduga hamil.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Mom uterus dan kanker payudara.
5. Gangguan toleransi glukosa.
6.Kontrasepsi AKDR
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD sangat efektif dan jangka panjang, haid menjadi lebih lama dan banyak
dan dapat dipakai semua perempuan usia reproduksi dan tidak boleh dipakai oleh
perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual (IMS).
1. Cara Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

2. Keuntungan
a. Efektivitasnya tinggi.
b. AKDR dapat efektif setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang.
d. Tidak ada efek samping hormonal.
e. Tidak mempengaruhi produksi ASI.
f. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apa bila tidak
terjadi infeksi).
3. Kerugian
a. Perubahan siklus haid.
b. Haid lebih lama dan banyak.
c. Saat haid lebih sakit.
d. Perdarahan spotting antar menstruasi.
e. Merasa sakit selama 3-5 hari setelah pemasangan.
4. Yang dapat menggunakan
a. Usia reproduksi
b. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
c. Menyusui dan ingin menggunakan kontrasepsi.
d. Setelah abortus dan tidak terjadi onfeksi.
e. Keadaan nulipara.
5. Yang tidak boleh menggunakan AKDR
a. Sedang hamil / kemungkinan hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
c. Penderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis).
d. Rahim pendek kurang dari 5 cm.
e. Penyakit berat ( TBC, trofoblas yang ganas ).
7.Kontrasepsi Mantap ( TUBEKTOMI )
Sangat efektif dan permanen dilakukan dengan pembedahan yang aman dan
sederhana, tidak ada efek samping. Metode ini biasanya disebut dengan sterilisasi
adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang
memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan).
Sangat efektif dan permanen dilakukan dengan pembedahan yang aman dan
sederhana, tidak ada efek samping.
1. Cara kerja
Dengan mengoklusi tuba falopi (mngikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
2. Yang dapat menggunakan Tubektomi
a. Usia > 26 tahun
b. Paritas > 2
c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya.
d. Pascapersalinan.
e. Pascakeguguran.
f. Paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini.
3. Yang tidak boleh menggunakan tubektomi.
a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
d. Infeksi sistemik atau pelvik.
8.Kontrasepsi Mantap ( VASEKTOMI )
Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus
saluran spermanya. Operasi vasektomi menghambat saluran spermatozoa (vas
deferens) yang membawa sperma keluar.
Sangat efektif dan permanen dilakukan dengan pembedahan yang aman dan
sederhana, tidak ada efek samping, efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan,
konseling dan informed consent mutlak diperlukan.
1. Batasan
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia sehingga trasportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi.
2. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilisasi di mana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan
pasangannya serta melemahkan ketahan dan kualitas keluarga.

Media
1. Media : leaflet
2. Sumber : Glasiel, dkk, 2006. Keluarga Berencana Dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Evaluasi
1. Prosedur
2. Jenis test
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.
Cunningham, F, dkk. 2005. Obstetric Williams. Jakarta : EGC

Data Kematian Ibu. 2013 Dinkes kabupaten bandung

F, Gary Cunningham, 2011, dasar-dasar ginekologi dan obstetri buku kedokteran

: EGC

Fitria Sari Indah. 2013. Tingkat Pengetahuan Multigravida Tentang Cara

Mengkonsumsi Tablet Fe Di BPS Fenulia Sri Sujarti Banjarsari Surakarta.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

JNPK-KR. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal

& Neonatus Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Nanny, Vivian, 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba

Medika

Nurhayati, 2014. Asuhan Kebidanan Partus Di RB Harapan Kita

Sumberlawang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.

Purwadi, 2011. Data angka kematian jabar diperoleh tgl 08 oktober 2014.

Salmah, dkk, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC

Soebroto, Ihksan. 2009. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta :


Bangkit

Tim Revisi APN 2008. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK.KR
Wahyumi Sari. 2009. Buku Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar

Klinik. Jakarta : EGC

Wiknjosastro, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo
Wildan, Moh, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Varney, Helen, dkk, 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Volume 1.

Jakarta : EGC

2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Volume 2. Jakarta :

EGC

, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Yanti.Damai,dkk. 2011. Buku Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT.

Rerfika Aditama
RIWAYAT HIDUP

Nama : Irla Luvita Buana


Tempat tanggal lahir : Bandung, 11 Juni 1994
NIM : E.0106.12.014
Alamat : Jl. Raya Patrol Perumahan Mekar Wangi Desa Jelegong Kec
Kutawaringin Kab Bandung
Email : irlal@ymail.com

Riwayat oendidikan Formal dan Non Formal


1. SDN Rongga lulus tahun 2006
2. SMP Ummul Qura lulus tahun 2009
3. SMAN 1 Cililin lulus tahun 2012
4. StiKes BUDI LUHUR CIMAHI tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai