Anda di halaman 1dari 20

BALANITIS

Disusun Oleh :

NAMA : W A R D A
NIM : 15 14201 008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(STIKES) PRIMA BONE
2016

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
peyakit Balanitis, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Balanitis merupakan penyakit yang sering ditemui pada pria, secara
langsung dapat mempengaruhi kehidupan normal dan pekerjaan. Tetapi banyak
orang masih tidak tahu mengapa bisa terkena balanitis. Demi membantu para pria
untuk memiliki pemahaman lebih mengenai penyakit terkait sehingga dapat
dilakukan deteksi dan pengobatan dini. Penyebab utama dari balanitis adalah
kebersihan yang buruk, yang menyebabkan infeksi. Hal ini lebih sering terjadi
pada pria yang tidak disunat, namun dapat terjadi pada orang lain, terutama orang-
orang dengan diabetes.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Watampone, 15 Oktober 2016

Penyusun
WARDA

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ................................................................................. 3
B. Insidensi................................................................................ 4
C. Etiologi ................................................................................. 4
D. Patofisiologi.......................................................................... 6
E. Gejala klinis .......................................................................... 6
F. Diagnosis .............................................................................. 7
G. Terapi.................................................................................... 7
H. Komplikasi ........................................................................... 8
I. Asuhan Keperawatan ............................................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Balanitis merupakan sebuah penyakit yang disebabkan adanya
peradangan pada ujung penis (glans). Kulup (tutup longgar kulit yang
menutupi kepala penis) juga sering terpengaruh . Balanitis dapat menyerang
pada semua pria semua usia terutama mereka yang tidak disunat. Beberapa
penyebab terjadinya balanitis adalah adanya infeksi akibat infeksi jamur
(candidiasis), kuman (bakteri) infeksi, infeksi menular seksual, iritasi kulit dan
kondisi kulit tertentu. Gejalanya biasanya adanya ruam pada bagian kulup.
Sementara itu, untuk mengatasi penyakit balanitis biasanya dengan
menggunakan obat obatan antibiotik.
Penyakit balanitis sering terjadi pada mereka yang belum disunat.
Penyebab terjadinya balanitis ialah karena terjadinya infeksi. Masalah
kebersihan pada bagian kulup disebut sebut dapat memicu terjadinya infeksi
pada penyakit balanitis. Bagian kulup yang kurang bersih disebut sebut
menjadi sarang bagi berkembangnya mikroorganisme sehingga terjadi infeksi.
Adanya penyakit infeksi menular seksual seperti herpes genital dan
genore juga akan menjadi penyebab terjadinya infeksi pada bagial glans.
Infeksi juga terjadi akibat Berbagai kuman (bakteri) yang hidup pada kulit
dalam jumlah kecil dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi .
Penyebab umum infeksi adalah dengan ragi yang disebut kandida . Candida
adalah kuman yang sama yang menyebabkan sariawan vagina pada wanita .
Sejumlah kecil kandida biasanya hidup pada kulit dan kadang-kadang dapat
menyebabkan infeksi.
Kulit kepala penis atau glans merupakan bagian kulit yang sensitif
sehingga mudah mengalami iritasi. Jika kita tidak rajin membersihkan area
tersebut, kulit yang sudah rusak, urin, keringat dan kotoran lainnya dapat
bersarang di area tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya iritasi
sehingga timbul peradangan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan balanitis?
2. Bagaimana insidensi penyakit balanitis?
3. Apa etiologi penyakit balanitis?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit balanitis?
5. Apa gejala klinis dari penyakit balanitis?
6. Bagaimana menegakkan diagnosis penyakit balanitis?
7. Bagaimana terapi penyakit balanitis?
8. Apa komplikasi penyakit balanitis?
9. Bagaimana asuahan keperawatan pada penyakit balanitis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan penyakit balanitis.
2. Mengetahui insidensi penyakit balanitis.
3. Mengetahui etiologi penyakit balanitis.
4. Mengetahui patofisiologi penyakit balanitis.
5. Mengetahui gejala penyakit balanitis.
6. Mengetahui diagnosis penyakit balanitis.
7. Mengetahui penatalaksaan penyakit balanitis.
8. Mengetahui komplikasi penyakit balanitis.
9. Mengetahui bagaimana asuahan keperawatan pada penyakit balanitis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Balanitis adalah termasuk kedalam kategori penyakit Andrologi.
Peradangan pada glans penis (dari bahasa Yunani “balanos” = biji).
2. Balanitis adalah pembengkakan dan rasa nyeri atau iritasi kulit dan kepala
penis. Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada pria yang tidak
disunat. Balanitis dapat terasa sakit tapi bukanlah kondisi yang serius.
(Andareto, Obi. 2015).
3. Balanitis adalah peradangan yang terjadi pada bagian superfisial glans
penis (Purnomo, 2014).
4. Balanitis sendiri adalah gangguan yang menyebabkan kulup atau kepala
penis membengkak. Biasanya penderita balanitis muncul karena seorang
pria malas membersihkan penisnya dengan benar yang menyebabkan
bakteri ataupun jamur yang bersarang menyebabkan timbulnya penyakit
tersebut. (Mansjoer,Arif, 2000).
5. Balanitis adalah peradangan pada kelenjar (kelenjar pada penis). Biasanya
penyakit ini muncul disebabkan karena kebersihan yang buruk, yang
menyebabkan bakteri ataupun jamur bersarang sehingga timbulnya
penyakit tersebut. Kondisi ini tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan
ketidaknyamanan yang cukup besar bagi penderita. (Lisboa C, Ferreira A,
2009)
6. Balanitis mengacu pada infeksi kepala, atau glans penis (istilah "balanitis"
adalah bahasa Yunani untuk "radang acorn"). Pria dengan kondisi ini
mungkin mengalami pembengkakan, penis merah, nyeri, gatal dan
terbakar. Dalam beberapa kasus, merah, ruam mungkin muncul pada
penis. (Njomnang Soh P, 2015)
7. Balanitis adalah penyakit yang menyerang kaum pria yaitu pembengkakan
yang terjadi pada kulup dan kepala penis atau ujung penis pria. Penderita
balanitis biasanya terjadi karena adanya sikap seorang pria yang kurang

3
memperhatikan kebersihan area dan penis mereka dengan secara benar dan
teratur. (Price,Sylvia Anderson.2005).
8. Balanitis adalah istilah medis yang digunakan untuk peradangan glans
penis (kepala penis). Penyakit ini menyerang kulup atau balano-phostitis
penis pria. Biasanya daerah yang paling umum terpengaruh adalah tempat
kedua kulup dan kelenjar. (Djuanda,Adhi.2007)

B. Insidensi
Balanitis adalah kondisi umum yang mempengaruhi sekitar 3-11% dari
laki-laki. Tidak ada kematian dikaitkan dengan balanitis. Morbiditas
berhubungan dengan komplikasi phimosis. Di antara pasien dewasa terlihat di
klinik Rumah Sakit Veterans Administration, balanitis terlihat dua kali lebih
sering pada orang kulit hitam dan Hispanik. Hal ini mungkin berkaitan dengan
tingkat sunat yang berbeda. Balanitis dapat terjadi pada laki-laki pada usia
berapa pun. Etiologi bervariasi tergantung pada usia. (Kuehhas FE, Miernik A,
2012)

C. Etiologi
Diabetes adalah kondisi yang mendasari paling umum yang terkait
dengan balanitis dewasa. Dalam studi pasien dengan diabetes mellitus tipe 2,
pengobatan dengan dapagliflozin (2,5 mg, 5 mg, atau 10 mg sekali sehari)
telah ditemukan terkait dengan peningkatan risiko vulvovaginitis atau
balanitis, terkait dengan induksi glukosuria. Menurut penulis, peristiwa
umumnya ringan sampai sedang, yang dikelola secara klinis, dan jarang
menyebabkan penghentian pengobatan. Untuk dapagliflozin 2,5 mg, 5 mg,
dan 10 mg, infeksi dilaporkan di 4,1%, 5,7%, dan 4,8% dari pasien, masing-
masing, dibandingkan dengan 0,9% pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang
diberi plasebo.
Berikut merupakan penyebab lainnya antara lain sebagai berikut :
1. Adanya infeksi
Infeksi jamur dapat mengakibatkan gejala balanitis. Organisme ini
tumbuh secara alami pada kulit. Hal ini sebenarnya tidak berbahaya, tetapi

4
ketika terjadi ketidakseimbangan kimia dalam tubuh mengakibatkan
pertumbuhan yang tidak normal yang menyebabkan gejala-gejala seperti
yang disebutkan di atas. Karena penyakit ini menular secara fisik maka
cara terbaik yaitu dengan tidak melakukan hubungan seksual sampai
infeksi teratasi.
2. Kebersihan yang buruk
Kebersihan yang buruk merupakan salah satu penyebab paling
umum. Pada pria yang tidak disunat, khususnya, tidak mencuci teratur
dapat mengakibatkan penumpukan zat yang dikenal sebagai smegma di
bawah kulup, yang dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan iritasi.
Mencuci daerah genital dengan pembersih ringan atau dengan air garam
dapat membantu untuk membersihkan infeksi dalam kasus ini.
3. Iritasi dari sabun
Iritasi dari sabun, parfum dan deterjen dapat menyebabkan gejala
balanitis. Spermisida ditemukan di kondom dan jenis lain dari kontrol
kelahiran juga dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan. Untuk pria
dengan kulit sensitif, menghindari wewangian sintetis dan sabun yang
keras sangat dianjurkan.Selain itu, mendukung kesehatan kulit yang baik
melalui penggunaan antibakteri seperti vitamin A dan menjaga
kelembaban daerah vital dapat membantu mencegah gejala penyakit ini.
Beberapa organisme dan virus menyebabkan balanitis, termasuk yang berikut:
1. spesies candida (paling sering dikaitkan dengan diabetes)
2. Kelompok B dan kelompok A streptokokus beta-hemolitik
3. Neisseria gonorrhoeae
4. spesies Chlamydia
5. infeksi anaerob
6. virus papiloma manusia
7. Gardnerella vaginalis
8. Treponema pallidum (balanitis)
9. spesies trikomonas
10. Borrelia vincentii dan Borrelia burgdorferi

5
D. Patofisologi
Laki-laki yang tidak disunat dengan kebersihan pribadi miskin paling
terpengaruh oleh balanitis. Kurangnya aerasi dan iritasi karena smegma dan
debit sekitar glans penis menyebabkan peradangan dan edema. Meskipun
jarang, komplikasi balanitis termasuk phimosis dan selulitis. Stenosis Meatal
dengan retensi urin mungkin jarang menemani balanitis. Dalam kasus yang
sangat sedikit, balanitis dapat berkontribusi pada "sindrom penis terkubur."

E. Gejala Klinis
Balanitis ditandai dengan membengkaknya kulup,nyeri terbakar,saat
kencing lebih sakit,terkadang disertai dengan keluarnya cairan nanah dari
penis. Jika kulup dalam keadaan terbalik dapat Terlihat preputium dan
kemacetan kepala penis,bengkak dan pada kondisi serius dapat menyebabkan
borok kecil dan erosi,ada cairan nanah, untuk lebih jelasnya berikut dibawah
ini:

1. Balanitis Candida albicans


Dijumpai adanya bentol merah pada kulup atau kepala penis,dari luar
terlihat halus,dan ada herpes kecil,tepi dari bentolan merah agak jelas,pada
keadaan akut terjadi erosi,eksudasi.

6
2. Balanitis Trichomonas
Dijumpai adanya papula dan bentol merah pada kepala penis,yang makin
membesar,pada bagian tepinya terlihat jelas,pada bentol merah atasnya
terlihat ada bisul air yang besar kecil.dan pada kondisi akhir terjadi erosi.
3. Balanitis superficial akut
Diawali dengan pembilasan lokal, kemerahan pada kulup, bengkak,nyeri
terbakar dan gatal-gatal pada kepala penis.jika kulup dibalik dibuka,
terlihat pada bagian dalam kulup dan kepala penis terjadi erosi hiperemia,
eksudat, dan bahkan pendarahan. setelah infeksi sekunder terlihat adanya
bisul kecil ,keluarnya cairan purulen putih yang berbau.jika bergesekan
dengan pakaian dalam akan merasa sakit, pasien sering merasakan ruang
geraknya menjadi terbatas.biasa diikuti dengan pembengkakan dan nyeri
serasa ditekan pada kelenjar getah bening inguinal.
4. Balanitis luka bernanah berbentuk cincin
Dijumpai adanya bentol merah pada kepala penis dan kulup yang semakin
lama semakin membesar dan berbentuk cincin,luka bernanah nya terlihat
dangkal.

F. Diagnosis
Balanitis biasanya dapat didiagnosis selama pemeriksaan fisik karena
sebagian besar gejala yang terlihat. Jika Anda memiliki debit, dokter akan
mengambil sampel dengan kapas atau mengumpulkan sampel urin. Mereka
akan memeriksa keberadaan sel bakteri atau jamur. Hal ini membantu
menentukan penyebab balanitis tersebut. Ketika penyebab balanitis adalah
kondisi kulit kronis, dokter mungkin melakukan biopsi. Untuk biopsi, dokter
mengambil sepotong kecil jaringan dari penis untuk memeriksanya untuk
penyakit. Anda akan diberi anestesi lokal sebelum dokter mengumpulkan
sampel.

G. Terapi
Pengobatan tergantung pada penyebab penyakit, tergantung pada jenis
pathogen yang ditemukan, baik dengan pengobatan salep ataupun

7
antibiotik. Perawatan yang tepat tergantung pada penyebab kondisi tersebut.
Berikut adalah perawatan penyebab paling umum dari balanitis tersebut
1. Iritasi kulit: Jika balanitis adalah hasil dari iritasi kulit yang disebabkan
oleh kebersihan yang buruk , biasanya kortikosteroid topikal yang
diresepkan.
2. Infeksi jamur: Jika balanitis adalah hasil dari infeksi jamur, krim anti
jamur atau obat anti jamur oral.
3. Infeksi bakteri: Jika balanitis adalah hasil dari infeksi bakteri, maka
pengobatan dianjurkan adalah antibiotik oral .
Meskipun balanitis biasanya tidak serius, jika Anda memiliki gejala
Anda harus menghubungi dokter Anda. Dokter dapat mendiagnosa kondisi
Anda dengan pemeriksaan fisik yang sederhana, untuk mendeteksi adanya
infeksi atau kondisi medis lainnya kemungkinan akan diperlukan pemeriksaan
test, untuk menentukan penyebab dan menentukan pengobatan yang paling
tepat.

H. Komplikasi
Komplikasi balanitis mungkin termasuk stenosis meatus dan mungkin
striktur uretra; retensi urin; dan vesicoureteral refluks. Dalam sebuah
penelitian terhadap 250 pasien setelah sunat untuk obliterans balanitis xerotica
(lichen sclerosus), sekitar 20% diperlukan operasi berikutnya untuk stenosis
meatus. Menurut penulis, precircumcision steroid topikal dapat membantu
menurunkan angka ini patologi meatus berikutnya. Mereka menambahkan
bahwa pengajuan kulup untuk analisis histologis harus selalu diperhatikan,
karena prognosis berbeda untuk lichen sclerosus dan nonlichen sklerosis
histologi. Pasien dengan obliterans balanitis xerotica yang kemudian
menjalani prosedur meatus jarang menjalani prosedur meatus di sunat dan
kurang mungkin untuk menerima steroid topikal pra operasi, dibandingkan
dengan pasien yang tidak membutuhkan prosedur meatus berikutnya. (Homer
L, Buchanan KJ, 2014).

8
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
d. Pola fungsi kesehatan Gordon
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Masalah kebersihan pada bagian kulup disebut sebut dapat memicu
terjadinya infeksi pada penyakit balanitis. Bagian kulup yang
kurang bersih disebut sebut menjadi sarang bagi berkembangnya
mikroorganisme sehingga terjadi infeksi.
2) Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri
akibat progresivitas dari pembengkakan glans penis ataupun karena
gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi.
3) Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4) Pola nutrisi dan metabolik
5) Pola kognitif – perseptual
biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6) Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena
mempunyai penyakit, akibat dari persepsi yang salah dari
masyarakat.
7) Pola aktivitas dan latihan.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi
pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas
pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan
pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni).

9
9) Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana
manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat menerima
kondisinya setelah sakit.
10) Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau
lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi
pola peran dan hubungannya.
11) Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan
nilai yang diyakini.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada glans penis.
b. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit
kanker vulva
c. Ansietas b/d krisis situasional
3. Intervensi
a. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada glans penis
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam,
diharapkan nyeri pasien berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil
1) Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun
2) Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal dengan
pengaruh / efek samping minimal
3) Ekspresi wajah pasien tidak meringis
4) Pasien tampak tenang (tidak gelisah)
5) Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan tepat
sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri.
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Lakukan pengkajian nyeri Membantu membedakan
secara komprehensif [catat penyebab nyeri dan memberikan

10
NO INTERVENSI RASIONALISASI
keluhan, lokasinyeri, frekuensi, informasi tentang kemajuan atau
durasi, dan intensitas(skala 0- perbaikan penyakit, terjadinya
10) dan tindakan penghilangan komplikasi dan keefektifan
nyeri yang dilakukan] intervensi.
2 Pantau tanda - tanda vital Peningkatan nyeri akan
mempengaruhi perubahan
padatanda - tanda vital
3 Dorong penggunaan Memungkinkan pasien untuk
keterampilan manajemen nyeri berpartisipasi secara aktif untuk
seperti teknik mengontrol rasa nyeri yang
relaksasi dan teknik distraksi, dialami, serta
misalnyadengan mendengarkan dapatmeningkatkan
musik,membaca buku, dan koping pasien
sentuhan terapeutik.
4 Berikan posisi yang nyaman Memberikan rasa nyaman pada
sesuai kebutuhan pasien pasien, meningkatkan relaksasi,
dan membantu pasien untuk
memfokuskan kembali
perhatiannya.
5 Dorong pengungkapan Dapat mengurangi ansietas dan
perasaan pasien rasa takut, sehingga mengurangi
persepsi pasien akan intensitas
rasa sakit.
6 Evaluasi upaya penghilangan Tujuan yang ingin dicapai
nyeri / kontrol pada pasien melalui upaya kontrol adalah
kontrol nyeri yang maksimum
dengan pengaruh / efek samping
yang minimum pada pasien.
7 Tingkatkan tirah baring, Menurunkan gerakan yang dapat
bantulah kebutuhan perawatan meningkatkan nyeri
diri yang penting
8 Kolaborasi pemberian analgetik Nyeri adalah komplikasi
sesuai indikasi tersering dari kanker, meskipun
respon individual terhadap nyeri
berbeda-beda. Pemberian
analgetik dapat mengurangi
nyeri yang dialami pasien
9 Kolaborasi untuk Rencana manajemen nyeri yang
pengembangan rencana terorganisasi dapat

11
NO INTERVENSI RASIONALISASI
manajemen nyeri dengan mengembangkan kesempatan
pasien, keluarga, dan tim pada pasien untuk mengontrol
kesehatan yang terlibat nyeri yang dialami. Terutama
dengan nyeri kronis, pasien dan
orang terdekat harus aktif
menjadi partisipan dalam
manajemen nyeri di rumah.
10 Kolaborasi untuk pelaksanaan Mungkin diperlukan untuk
prosedur tambahan, misalnya mengontrol nyeri berat (kronis)
pemblokan pada saraf yang tidak berespon pada
tindakan lain
b. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam,
diharapkan aktivitas seksual pasien tetap adekuat pada tingkat yang
sesuai dengan kondisi fisiologis tubuhnya.
Kriteria Hasil :
1) Pasien mampu mengungkapkan pemahamannya tentang efek
balanisis yang dialaminya terhadap fungsi seksualitasnya.
2) Pasien mau mendiskusikan masalah tentang gambaran diri,
perubahan fungsi seksual dan hasrat seksual dengan orang terdekat
yang dialaminya.
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Dengarkan pernyataan pasien / Masalah seksualitas seringkali
orang terdekat menjadi masalah yang
tersembunyi, yang seringkali
diungkapkan sebagai humor /
melalui pernyataan yang tidak
gamblang
2 Informasikan pada pasien Pedoman antisipasi dapat
tentang efek dari proses membantu pasien dan orang
penyakit yang dialaminya terdekat untuk memulai proses
terhadap fungsi seksualitasnya adaptasi pada keadaan yang baru
(termasuk di dalamnya efek
samping dari pengobatan yang
akan dijalani)
3 Bantu pasien untuk menyadari / Mengakui proses kehilangan /

12
menerima tahap kehilangan perubahan pada fungsi seksual
tersebut secara nyata dapat meningkatkan
koping pasien
4 Dorong pasien untuk berbagi Komunikasi terbuka dapat
pikiran dengan orang terdekat membantu dalam identifikasi
masalah dan meningkatkan
diskusi untuk menemukan
pemecahan masalah

c. Ansietas b/d krisis situasional


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam,
ansietas pasien dapat berkurang / teratasi
Kriteria Hasil
1) TTV dalam batas normal
2) Pasien melaporkan bahwa ansietas / ketakutan yang dirasakan-
nya menurun sampai tingkat yang dapat ditangani / dikontrol
3) Pasien tampak lebih tenang
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Observasi perubahan TTV, Perubahan pada TTV dapat
misalnya denyut nadi, frekuensi menunjukkan tingkat ansietas /
pernafasan gangguan psikologis yang
dialami pasien.
2 Obervasi respon verbal dan Kecemasan dapat ditutupi oleh
nonverbal pasien yang pasien dengan komentar/
menunjukkan adanya kecemasan kemarahan yang ditunjukkan
pasien kepada pemberi
perawatan.
3 Tinjau ulang pengalaman pasien Membantu dalam identifikasi
/ orang terdekat sebelumnya rasa takut dan kesalahan
dengan kanker interpretasi konsep pada
pengalaman kanker sebelumnya.
4 Dorong pasien untuk Memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan pikiran dan mengidentifikasi rasa takut yang
perasaannya dialami serta kesalahan konsep
tentang diagnosis.
5 Dengarkan keluhan pasien Menunjukkan rasa menghargai
dengan penuh perhatian dan menerima pasien, dan dapat
membantu meningkatkan rasa

13
NO INTERVENSI RASIONALISASI
percaya pasien kepada pemberi
perawatan.
6 Pertahankan kontak sering Memberikan keyakinan bahwa
dengan pasien. Berikan sentuhan pasien tidak sendiri atau ditolak..
terapeutik bila perlu
7 Instruksikan pasien Meningkatkan pelepasan
menggunakan teknik relaksasi endorfin pada sistem saraf
sehingga menimbulkan rasa
tenang pada pasien dan
dapatmengurangi ansietas yang
dirasakan pasien.
8 Berikan informasi yang akurat Pengetahuan / informasi yang
dan sesuai mengenai diagnosa, diberikan diharapkan dapat
pengobatan, dan konsistensi menurunkan ansietas,
prognosis penyakit pasien memperbaiki kesalahan konsep,
dan meningkatkan kerjasama
pasien dengan pemberi
perawatan.
9 Tingkatkan rasa tenang dan Memudahkan pasien beristirahat,
lingkungan yang tenang menghemat energi, dan
meningkatkan kemampuan
koping pasien.
10 Dorong dan kembangkan Mengurangi perasaan isolasi.
interaksi pasien dengan sistem Bila sumber pendukung keluarga
pendukung tidak adekuat, sumber luar dapat
diberdayakan .
11 Libatkan orang terdekat bila Menjamin sistem pendukung
keputusan mayor akan dibuat untuk pasien dan memungkinkan
orang terdekat terlibat dengan
tepat.

4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan kategori dari perilaku
keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan.
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari. Dengan kata lain implementasi adalah melakukan

14
rencana tindakan yang telah ditentukan untuk mengatasi masalah klien.
(Haryanto, 2007 ; 81).
5. Evaluasi
Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria hasil dalam intervensi
keperawatan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Balanitis adalah peradangan yang terjadi pada bagian superfisial glans
penis .
2. Balanitis adalah kondisi umum yang mempengaruhi sekitar 3-11% dari
laki-laki.
3. Diabetes adalah kondisi yang mendasari paling umum yang terkait dengan
balanitis dewasa.
4. Laki-laki yang tidak disunat dengan kebersihan pribadi miskin paling
terpengaruh oleh balanitis. Kurangnya aerasi dan iritasi karena smegma
dan debit sekitar glans penis menyebabkan peradangan dan edema.
5. Balanitis ditandai dengan membengkaknya kulup,nyeri terbakar,saat
kencing lebih sakit,terkadang disertai dengan keluarnya cairan nanah dari
penis.
6. Balanitis biasanya dapat didiagnosis selama pemeriksaan fisik karena
sebagian besar gejala yang terlihat. Jika Anda memiliki debit, dokter akan
mengambil sampel dengan kapas atau mengumpulkan sampel urin.
7. Pengobatan tergantung pada penyebab penyakit, tergantung pada jenis
pathogen yang ditemukan, baik dengan pengobatan salep ataupun
antibiotik.
8. Komplikasi balanitis mungkin termasuk stenosis meatus dan mungkin
striktur uretra; retensi urin; dan vesicoureteral refluks.
9. Asuhan keperawatan pada klien dengan Balanitis dimulai dengan
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

B. Saran
Jagalah selalu kesehatan Reproduksi anda, dan selalu jagalah lingkungan
sekitar terutama seputar pakaian anda sehari-hari. Jaga kebersihan pakaian
dalam dan luar agar selalu nyaman untuk di gunakan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andareto, Obi. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda Begitu Mudah Menular
dan Berbahaya, Kenali, Hindari dan Jauhi...... Jangan Sampai Tertular.
Pustaka Ilmu Semesta : Jakarta.

Djuanda,Adhi.2007.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Jakarta:FKUI

Doenges,Marilyin E.2001. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

Homer L, Buchanan KJ, Nasr B, Losty PD, Corbett HJ. Meatus Stenosis Boys
berikut Sunat untuk Liken sklerosis (Balanitis xerotica obliterans). J Urol.
2014 Juni 30.

Kuehhas FE, Miernik A, Weibl P, Schoenthaler M, Sevcenco S, Schauer saya, et


al. Insiden Balanitis xerotica obliterans Boys muda dari 10 tahun
Menyajikan dengan Phimosis. Urol Int. 2012 Desember 29.

Lisboa C, Ferreira A, Resende C, Rodrigues AG. Menular balanoposthitis:.


Manajemen, Fitur Klinis Dan Laboratorium Int J Dermatol. 2009 48
Februari (2):. 121-4

Mansjoer,Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Medis Aesculapius

Njomnang Soh P, Vidal F, Huyghe E, Gourdy P, Halimi JM, Bouhanick B. Kemih


Dan Infeksi Genital Pada Pasien Dengan Diabetes: Bagaimana Untuk
Mendiagnosa Dan Bagaimana Memperlakukan Diabetes Metab.. 2015
Agustus 28.

Price,Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi.Jakarta:EGC

Purnomo, B. B. 2014. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Sagung Seto,


Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai