Anda di halaman 1dari 2

Rencana Tesis

Oleh : Setyo Utami Wisnusanti

Hingga saat ini masih banyak masalah gizi kronis yang belum terselesaikan, seperti
tingginya prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (13.6% di tahun 2007), belum optimalnya
konsumsi garam beryodium, prevalensi anemia yang tinggi (Riskesdas 2013) serta cakupan
pemberian kapsul vit. A yang belum merata. Permasalahan gizi di masyarakat pada umumnya,
dan anak pada khususnya sangatlah kompleks, dimana akar permasalahannya bukan semata-
mata karena kurang tersedianya makanan, tetapi karena masalah lain pada aspek ekonomi,
masalah sosial, atau budaya. Oleh karena itu, program penanganan masalah gizi harus
mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan budaya dan dampak penanganan masalah gizi
juga akan berpengaruh terhadap aspek-aspek masyarakat tersebut.
Defisiensi zat gizi mikro adalah kekurangan secara kronis dari vitamin dan mineral.
Defisiensi tersebut dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan individu dan dalam skala
besar memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat. Defisiensi zat gizi mikro dapat
menyebabkan konsekuensi kesehatan yang parah dan jika terjadi pada anak akan memberikan
dampak yang besar pada perkembangan fisik dan kognitif.
Pemerintah telah melaksanakan program-program penanggulangan zat gizi mikro di
masyarakat seperti pemberian Taburia pada balita dan pemberian kapsul besi pada ibu hamil.
Pemberian Taburia dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2012, efektifitas pemberian
taburia sebagai program pencegahan defisiensi gizi (mikro maupun makro) pada balita sudah
banyak diteliti. Namun, belum ada yang meneliti evaluasi total lifetime costs yang dapat
diselamatkan jika pemberian taburia tetap dilakukan hingga usia tertentu. Dengan membuat
suatu model health economics simulasi konsekuensi defisiensi mikro pada usia anak hingga
seumur hidup, total lifetime cost dapat dihitung. Perhitungan total lifetime cost penting untuk
melihat perubahan sosial dan ekonomi yang terdampak dari program pemberian Taburia dalam
jangka panjang. Defisiensi zat gizi mikro tidak menimbulkan gejala dan konsekuensi dalam
waktu singkat sehingga banyak orang tua yang kurang memperhatikan pemenuhan asupan zat
gizi mikro untuk anaknya. Hal tersebut menyebabkan program penanggulangan defisiensi zat
gizi mikro tidak terlaksana dengan baik dan capaian target tidak terlalu baik. Dengan adanya
proyeksi keuntungan ekonomi dalam jangka panjang, hasil penelitian dapat pula dijadikan
pegangan dalam promosi pelaksanaan program pemberian Taburia. Hasil penelitian dapat pula
dijadikan sebagai evaluasi program pemberian Taburia bagi pemerintah sehingga dapat
memberikan masukan bagi program pemberian Taburia pada masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai