Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK

PERAWATAN RESTORATIVE PADA LANSIA

Dosen : Sri Setyowati, S.Kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH

1. Oktavia Viska Silviana (04.16.4326)


2. Pri Hagni Novita Sari (04.16.4327)
3. Putri Anja Lestari (04.16.4328)
4. Rahmiati Rahman (04.16.4329)
5. Rikani (04.16.4330)

KELAS A/KP/VI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan
judul “Kanker dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 12 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi .................................................................................................................... 3
B. Tujuan Perawatan Restoratif ................................................................................... 3
C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Perawatan Restoratif .............................. 4
D. Tim Perawatan Restoratif ....................................................................................... 6
E. Peran Perat Dalam Perawatan Restoratif ................................................................ 7
F. Perawatan restoratif berbasis kelompok ................................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan restoratif merupakan bentuk intervensi keperawatan yang berfokus pada upaya
membantu lansia dalam proses pemulihan dan atau pemeliharaan kapasitas fungsional
fisiknya serta memberikan bantuan kepada lansia untuk mengkompensasikan
kemunduran fungsional fi siknya sehingga mampu mencapai derajat fungsional yang
optimal dan mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Model Perawatan
Restoratif Berbasis Kelompok (PRBK) dikembangkan untuk tatanan komunitas.
Intervensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fungsional fisik kelompok
lansia sehingga memiliki kemandirian dan produktifi tas hidup yang lebih optimal
Penurunan kapasitas fungsional pada lansia merupakan akibat dari bertambahnya umur
seseorang dan proses kemunduran yang diikuti dengan munculnya, penurunan
kemampuan fungsional, gangguan kognitif (demensia), gangguan afektif (depresi).
Kondisi tersebut dapat mengganggu lansia dalam memenuhi kebutuhan aktivitas
sehariharinya. Lansia yang mengalami depresi akan mengakibatkan kesulitan dalam
memenuhi aktivitas kehidupan sehari hari (AKS)-nya, sedangkan lansia yang mengalami
demensia dilaporkan juga memiliki defisit AKS dan aktivitas instrumen kehidupan
sehari-hari (AIKS). Perawatan restoratif adalah salah satu bentuk intervensi keperawatan
yang berfokus pada upaya membantu lansia dalam proses pemulihan dan atau
pemeliharaan kapasitas fungsional fisiknya serta memberikan bantuan kepada lansia
untuk mengkompensasikan kemunduran fungsional fisiknya sehingga mampu mencapai
derajat fungsional yang lebih optimal dan mampu melakukan AKS secara mandiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari perawatan restoratif ?
2. Apa tujuan perawatan restoratif ?
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan restoratif ?
4. Siapa saja yang termasuk tim perawatan restoratif ?
5. Bagaimana peran perawat dalam perawatan restoratif ?
6. Bagaimana perawatan restoratif berbasis kelompok ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari perawatan restoratif
2. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan restoratif
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pada perawatan restoratif
4. Untuk mengetahui tim dari perawatan restoratif
5. Untuk mengetahui peran perawat dalam perawatan restoratif
6. Untuk mengetahui perawatan restoratif berbasis kelompok
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Perawatan restoratif merupakan bentuk intervensi keperawatan yang berfokus
pada upaya membantu lansia dalam proses pemulihan dan atau pemeliharaan kapasitas
fungsional fisiknya serta memberikan bantuan kepada lansia untuk mengkompensasikan
kemunduran fungsional fisiknya sehingga mampu mencapai derajat fungsional yang
optimal dan mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri.
B. Tujuan Perawatan Restoratif
Perawatan restoratif memiliki manfaat yang lebih besar terhadap luaran kapasitas fisik
dan psikologis lanjut usia dibandingkan dengan intervensi keperawatan yang
konservatif. Menurut laporan Sacre, implementasi perawatan restoratif telah
meningkatkan kapasitas fungsional terhadap 86% lanjut usia yang dirawat di panti jompo
pada dua minggu pertama perawatan mereka.
Tujuan utama perawatan restoratif, adalah :
1. Meningkatkan mobilitas fisik yang optimal
2. Meningkatkan atau menjaga kekuatan dan koordinasi otot
3. Meningkatkan pengawasan diri
4. Mencegah kontraktur
5. Meningkatkan kemandirian AKS atau perawatan diri
6. Mencegah terjadinya cedera
7. Meningkatkan aktivitas sosial
8. Meningkatkan kepekaan terhadap pencapaian prestasi (sense of accomplishment)
9. Mencegah isolasi sosial dan depresi
10. Meningkatkan kemampuan motoric
11. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
12. Meningkatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang berarti,
13. Meningkatkan martabat dan peran sosial
14. Meningkatkan moralitas dan kepuasan dalam bekerja.
C. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Perawatan Restoratif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat di saat memberikan perawatan
restoratif, adalah :
1. Pahami bahwa setiap lanjut usia memiliki keunikan kapasitas dan keterbatasan
fisik, kaji kapasitas dalam merawat diri, status mental, motivasi, dan dukungan
keluarga
2. Prioritas intervensi lebih difokuskan pada kapasitas yang telah dimiliki atau yang
lebih mudah untuk dipulihkan
3. Sesuaikan waktu latihan dengan kebiasaan lanjut usia
4. Berikan penghargaan/pujian apabila lanjut usia mampu melakukan latihan dengan
lebih baik
5. Pemberian latihan sesuaikan dengan kondisi penyebab gagal-pulih, apakah
disebabkan disabilitas fisik atau disabilitas mental
6. Hindarkan adanya komplikasi atau hal-hal yang berisiko, misalnya cedera, isolasi
social, depresi)
7. Dorong optimisme dengan harapan yang lebih baik dan rasa humor; dan (8)
upaya pemulihan sangat bergantung pada proses individu dan dukungan tim
kesehatan lainnya.
8. Perawatan Restoratif pada Lansia dengan Sindrom Gagal-Pulih

D. Tim Perawatan Restorstif


Dalam perawatan restoratif ini memerlukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu guna
memastikan pemberian perawatan komprehensif, biaya yang efektif, berkualitas, dan
tidak berpisah-pisah.
Anggota inti pada perawatan ini ialah klien, keluarga klien, orang yang berarti bagi klien,
dokter serta perawat. Fungsi dari perawatan ini ialah bentuk membantu klien guna
mencapai tingkat suatu fungsi yang maksimal dan untuk mengintegrasi klien ke
masyarakat. Setiap anggota tim kesehatan dapat berpartisipasi sesuai dengan bidang
keahliannya, walau berbagai profesi tenaga kesehatan.
Agar tim perawatan restoratif ini berfungsi dengan efisien, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
1. Adanya pemimpin dalam tim.
2. Komunikasi antar anggota tim harus berjalan efektif, sering serta terdokumentasi.
3. Kolaborasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan lengkap.
4. Penyelesaian konflik antara berbagai disiplin dalam ilmu dilakukan cepat.
Berbagai studi penelitian menyebutkan perilaku yang muncu dalam tim, sehingga
pendekatan yang terdiri dari berbagai disipilin ilmu digunakan pada perawatan restoratif
supaya berjalan efektif

E. Peran Perawat dan Tim Perawatan Restoratif

1. Praktik Klinis
Memberi perawatan yang kreatif serta adaptif,mempunyai kontak kepada klien serta
keluarganya,diperlukan sebuah pengkajian serta pertimbangan klinis. Manajemen
Perawatan Kesehatan di Rumah. Sistem managerial dilakukan oleh perawat yang
mempunyai keahlian dalam bidang administrasi serta pengalaman praktik di perawatan
rumah..
2. Aktivitas Penelitian dan Pendidikan
Pada aktivitas ini perawat memberikan pendidikan kepada pasien ataupun anggota
keluarga terkait membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari
klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan Sebagian besar perawat yang berada di
lembaga perawatan rumah terlibat dalam beberapa akitivitas pendidikan, perawat harus
mengetahui cara menyelesaikan masalah. Dan perawat juga melakukan penelitian agar
memberbarui terkait pengetahuan yang lebih update dan terkini.
3. Tanggung Jawab Legal dan Etis
Perawat dapat melakukan keperawatan yang mandiri. Dalam hal ini perawat bertanggung
jawab terkait tindakan sesuai aspek legal sesuai UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Kepmenkes No. 1239 tahun
2001 tentang regristrasi dan praktik perawat. Serta harus meliputi prinsip etik
keperawatan.
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan
layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.
1. Otonomi (Autonomi) prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang
baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan.
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera
fisik dan psikologis pada klien.
5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki
oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia
klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu.
6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan
menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda terkecuali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan restoratif merupakan bentuk intervensi keperawatan yang berfokus pada upaya
membantu lansia dalam proses pemulihan dan atau pemeliharaan kapasitas fungsional
fisiknya serta memberikan bantuan kepada lansia untuk mengkompensasikan
kemunduran fungsional fisiknya sehingga mampu mencapai derajat fungsional yang
optimal dan mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Perawatan restoratif
memiliki manfaat yang lebih besar terhadap luaran kapasitas fisik dan psikologis lanjut
usia dibandingkan dengan intervensi keperawatan yang konservatif.
DAFTAR PUSTAKA

 Prabowo, Tri “Perawatan restoratif untuk meningkatkan kapasitas fungsional


lansia”.http://etd.repository.ugm.ac.id. diakses pada 12 april 2019
 http://poltekkesjogja.net/jurnal/2013/11/13/perawatan-restoratif-.diakses pada 12 april
2019
 https://gaumabaji.kemsos.go.id/perawat-restoratif-pada-lansia-gagal-pulih. Diakses pada
12 april 2019

Anda mungkin juga menyukai