Anda di halaman 1dari 12

Hari Jadi

Oleh

Muhamad Farisan Kusniadi Putra

XI MIPA 1 , SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI


25/10/2015
Hari Jadi
Oleh

Muhamad Farisan Kusniadi Putra

XI MIPA 1 , SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI


25/10/2015

1
Hari Jadi

SEMENJAK dirinya telah melewati itu semua, ia makin menyadari akan pentingnya
kerja keras dan keuletan, bagaimanapun masalah yang dihadapinya ia harus ‘tetap semangat
layaknya garuda’ mottonya yang diwariskan dari papanya. Jika tidak, ia pasti terperangkap
dalam masalahnya tanpa menemukan jalan keluar. Dari melanjutkan usaha papanya tanpa
pengalaman sama sekali hingga menjadi pebisnis coffe shop yang dapat ditemukan di ujung
jalan dimana mana. Farel namanya, seorang pemuda yang kelihatan sukses pada saat ini. Tapi
tidak kebanyakan orang tahu bagaimana masa lalunya.

(3 tahun yang lalu)

“Hei, melamun terus” ujar Hara sambil duduk di sebelah Farel. “Tumben melamun,
hayoo mikirin apa? Si dia lagi ya?”. Namanya Hara temannya Farel, seperti kebanyakan
perempuan lainnya ia manis dan juga lucu tetapi ada yang membuatnya spesial dari yang lain
entah apa itu.

“Eh, engga lagi bingung saja, Ini ini usaha papa ku lagi mencari inovasi baru biar
pelanggannya tetap datang dan menjadi tempat favorit buat remaja berkumpul” Farel
mengungkapkan keluh kesahnya sembari mengambil buku dari tasnya mau belajar.

“Ooh , kalau begitu ga perlu pake melamun juga kali.. tumben datang pagi. Duduk di
depan lagi kesambet sama malaikat belajar ya? Haha. Duluan ya mau duduk di belakang, ada
ulangan loh hari ini.” “Eh tunggu.” Farel tercekat. “Kenapa? Mau curhat lagi nanti saja ya”
“Eh bukan itu tap...” (Bel pun berbunyi) Hara pun hilang dibalik meja paling belakang sibuk
menyalin contekan dari temannya.

“Baik anak anak keluarkan zecarik kertaz dari buku kalian, dan kumpulkan pr pr yang
zudah bapak kazih minggu kemarin” Kata Mr.Ree meskipun beliau guru mata pelajaran
Bahasa Prancis tetap saja lidahnya kelu bila huruf ‘S’ numpang lewat dalam lidahnya higga
tertukar dengan ‘Z’. “Tapi pak... kita belum belajar semua” sahut Ketua Kelas. “Iya pak kalau
ualngan dadakan belum siap semua” sahut anak anak yang lain

2
“Ya zudah zudah jangan berantem di kelaz bapak. Mau bapak zetrap di koridor? Atau
mau bapak zumpel semua menggunakan kertaz ulangan ini?” Semua anak pun gaduh dan
gemuruh sibuk membuat contekan dan membuat ikatan kontrak antar temannya tanda akan
bekerja sama dalam menumpas soal soal bahasa Prancis yang menyerang.

Farel sih cuek saja meskipun anaknya terkenal dengan pintar dalam berbahasa Prancis
tapi karena masalah yang merundunginya ia menjadi blank total akan pelajaran itu. Karena ga
sempat bikin ikatan janji dengan teman temannya. Ia celingukan lihat kiri dan kanan mencari
negara tetangga yang mau berbagi hasil. Namun sayang ‘tak ada uang,tak ada barang’
mungkin itulah yang tepat untuk menggambarkan situasi Farel saat ini.

“Aduh bagaimana ini” gumamnya. Seakan akan dewi fortuna berpihak padanya.
Matanya meliahat secarik ertas di lacinya, sambil lihat kiri kanan Farel mencoba mengambil
kertas tersebut lalu “AHA, Eureka ketemu durian runtuh! Ini jawabanya semua ada disini,
mana soalnya sama semua lagi” gumamnya girang dalam hati. Lalu ia sibuk menyalin
jawaban tersebut. Tanpa rasa curiga sama sekali.

Bel pun berbunyi.Semua anak keluar kelas terkecuali Farel. “Yehey bagaimana
ulangan barusan? Lancar? “ ujar Alfa. Alfa ini teman dekatnya Farel menurut legenda selama
mereka menjadi teman cuman merekalah yang mnegerti pertemanan mereka orang lain pada
tidak mengerti.

“Lancar dong.. ga liat kiri kanan kok, hebat kaan?” “Iya iya hebat , otakmu kan encer
seperti susu” “Haha engga juga kok” “Yaudah Makan yuk. Laper ini” ujar Alfa sambil turun
tangga menuju kantin.

“Haha iya kamu duluan saja deh” Sambil duduk di kursinya Farel merasa ada yang di
dekatnya dari belakang. Padahal kelasnya berada di paling belakang sekolah.Tidak ada
angin.Jauh dari kantin.Tiba tiba “Hayolo! Kaget ga kaget ya?” Hara mengejutkan dari
belakang. Karena sudah biasa Farel melihat ke belakang dengan muka datar lalu mengangkat
tanganya, dan berkata “aaaa” . “Ah gak asyik ah kamu, ga bisa di kagetin lagi kayak dulu”
sambil cemberut.

3
“Hihi seru juga ya ngusilin anak manis ini” gumam Farel dalam hati. “Makanya kalau
mengagetkan orang makai cara baru dong kayak loncat sambil guling guling di lantai kek atau
bagaimana kek” “Ga ah, bete bete “ Sambil pergi meninggalkan Farel. “Eh ra bentar..”
“Kenapa?” Sambil berdengus tanda kesal tadi. “Tunggu ya 1 minggu lagi” “Ada apa
memangnya?” Tanya Hara penasaran. “Ada deh” canda Farel. “Iih makin bete sudah ah”
sambil pergi keluar kelas.

“Huh untung dia engga tahu, kalau tahu bahaya “ sambil membuka catatannya,
Ternyata diam diam Farel ada perasaan lain akan sahabatnya itu. Rasa apakah itu? Masa
remaja menyenangkan bukan? Lalu Farel membuka catatan di tangannya dan melanjutkan
menulis

Tanggal 9 Juni 2014


Hai diriku. Sebentar lagi ‘lomba’ yang kamu tunggu datang. Ingat kan rencana kia
bareng si dia? Ayo dong kenapa kamu bingung lagi seharusnya kamu sudah siap dengan
semua persiapan kita kan?. Siap ya? Siap untu.....

Bel pun berbunyi , Anak anak pada masuk kelas dan Farel buru buru memasukkan
catatan kecil ‘rahasia’nya dalam tasnya. Dan bersenang hati karena dalam hitungan hari ia
akan mengungkapkan sesuatu kepada ‘dia’. “Semoga saja berhasil” riang Farel dalam hati.

~.~.~

Setelah pulang sekolah Farel menuju rumahnya seperti biasa dia melenggang ke
parkiran motor sambil menenteng tasnya yang lusuh, dengan rambut yang sudah lecek seperti
uang seribuan yang sudah dipegang sejuta umat, Ga kebayang lagi deh gimana lepeknya anak
itu. Dengan uang dua puluh ribuannya yang masih terlihat baru karena awal bulan ia mengisi
bensin sebelum sampai di rumah.

“Teh, isi penuh ya dua puluh ribu” “Dimulai dari nol ya mas” “Ah bisa saja
teh,cintaku ke teteh ga pernah nol kok” goda sambil terkekeh kekeh Farel, sudah biasa
dengan sifatnya yang seperti itu. Hingga ia berani menggodai petugas SPBU itu.

4
Sementara itu petugas tersebut malah salah tingkah antara melanjutkan mengisi BBM
atau membalas percakaapan Farel. Mungkin yang ia pikirkan ialah “Haduh mas ini kok malah
menggoda ku,mana suamiku lagi di pom sebelah lagi haduh” pikir teteh Petugas dengan logat
khas jawanya.

Pantas saja ada lelaki kekar dan macho yang di dekat Farel memicingkan mata dengan
tajam. Siap menerkan Farel apapun yang terjadi karena telah berani menggoda istrinya.

Farel sendiri setelah mengisi bensin mengecek dompetnya. Dengan pasrah ia melihat
kantong Crocodile butut nya. Boleh saja penampilannya terlihat lusuh tapi isi dompetnya
jangan ditanya. Iya jangan ditanya soalnya buat nge-bakso aja masih minjem sama temen
hehe.

~.~.~

Sesampainya di rumah, ia disambut dengan catatan di kamar depannya bertuliskan

Rel,
Papa sama Mama lagi keluar sebentar ya ada urusan penting di cafe papa kalau mau
makan ada di dalam dapur, jangan makan semuanya itu juga sekalian jatah makan
Rasyana,Masih inget Rasyana kan? Kasih makan ya
Dengan Sayang,
Mama dan Papa

Farel pun tercekat karena surat kecil itu yang ada di pintu kamarnya, Bagaimana tidak
kaget ketika melihat....

Bukan, bukan karena urusan penting di kantor papa yang menyebabkan Beliau berdua
ke kantor papa. Tapi karena jatah makan siangnya yang berkurang untuk makan Rasyana.
Selain itu ia mengingat siapa Rasyana? Dulu Farel menemukan anak kucing di jalan lalu
karena merasa kasihan ia bawa pulang. Meskipun ia anaknya usil bin jahil ternyata masih
baik kok.Bingung dengan pemberian nama dan pada saat itu ia nge-fans sama Raissa dan
Isyana Sarasvati, Ia menemukan ide brilian untuk mengggabung namanya untuk kucing
peliharaannya.
5
Jadi. Rasyana. Raissa dan Isyana

Setelah larut malam, Papa dan Mama Farel baru saja pulang. Usust punya usut
ternyata di cafe papa tadi pagi sampai malam tidak ada satupun orang yang menunjukkan
batang hidungnya untuk sekedar minum kopi atau teh.

Farel lebih terkejut bukan kepalang lagi, bagaimana tidak? Sumber uang jajannya
dalam bahaya. “Ini Bahaya tingkat 1, Harus cepat ditanggapi. Aku pun caranya harus
membantu papa, Tapi apa ya?” Itu terus yang berdengung dalam benak Farel sembari
mengerjakan tugas sekolah dan hingga ia terlelap dalam tidurnya

~.~.~

Fajar pagi mulai menyingsing, Ayam yang tadinya berkokok sudah mencari rezeki di
pagi hari ini, Tukang bubur,bakso,nasi uduk dan siomay pun telah mencari lapak dan berebut
pelanggan lalu para siswa SMA Bendera pun telah asyik menuju ssekolahnya baik dengan
berjalan kaki ria,ataupun menunggu bus Damri, dan tunggu.. dimana Farel?

Celaka dua belas! Ia masih terlelap dalam mimpinya mencari inspirasi untuk
menyelamatkan usaha papanya. Tapi ya, hanya dengan bermimpi tanpa aksi hehe.

Jam menunjukkan pukul 06.50 Farel baru terbangun dari tidurnya dengan langkah
gontai menuju kamar mandi dan melihat jam.
Ia kaget
Kaget bukan kepalang
Seakan akan ingin kembali ke alam mimpi menyelamatkan mimpinya tetapi baru
ingat hari ini ada tugas yang telah ia kerjakan semalam suntuk ingin dikumpulkan, sayang
kalau tidak dikumpul karena bolos.

Ia menyabet handuk dan sikat giginya. Tanpa menggunakan sabun dan pasta gigi ia
hanya mandi air dan lekas menuju sekolah dengan dasi dan tali sepatu serta rambut yang
berantakan.

6
“Parah kuadrat!” umpat Farel dalam hati. Mana kondisi pagi hari itu macet total. Ia
pun turun dari metromini yang ia tumpangi namun lupa membayar ongkosnya hingga di
teriaki oleh Supir tersebut. Lalu ia berlari menuju sekolah tepat satu menit sebelum bel
berbunyi ia selamat dari setrapan Mr.Ree yang menjadi guru piket hari itu.

~.~.~

“Zelamat pagi anak anak” sapa Mr.Ree pagi itu “Pagi pak” Anak anak pun menyahut.
“Oh iya , Zelamat ya kalian telah menyelezaikan ulangan kemarin dan biza bapak paztikan
ada yang remedial dan untuk ulangan kemarin. Dan Farel.” Ujar Mr.Ree “Iya pak?” “Kamu
nanti di kelaz dulu ya bapak mau bicara zebentar”

“Semua siap! Beri salam!” Anak anak pun pergi keluar kelas. “Farel kamu dizini
dulu” perintah Mr.Ree, “Ya ada apa ya pak?” “Kamu telah mendapatkan nilai zempurna
dalam ulangan kemarin. Hanya zaja. Kamu tahu kan ini kelaz bahaza Pranciz? Tapi kamu izi
dengan bahaza Jerman! Nilai kamu 4 kalau ini kelaz Jerman. Yazudah itu zaja kamu ikut
remedial seminggu kurang zatu hari dari hari ini ya”

Sambil tertegun Farel keluar kelas dan mengingat ingat apa yang ia lakukan dengan
ulangan kemarin. “Oh iya! Aku kan menggunakan kertas di laci itu. Dan sebelumnya
adalah....” Sambil melihat jadwal pelajaran di kelas itu. Dan ternyata. Kelas Jerman.
“Waduh!”

~.~.~

Seiring ia berjalan ke arah kantin, dari belakang “DOR!” “Hapfft” usaha Farel
menahan teriakannya sembari menoleh kebelakang dan berjalan mundur dengan refleks.
“Awas rel ada got!”
Byurr
Kaki Farel sudah masuk got dan ia terjatuh telentang. Sambil menahan tawa ternyata
pelakunya ialah tidak lain Hara. Soalnya siapa yang tidak tahu langganan kejahilan Farel dan
ingin membalasnya?

7
“Haduh maaf banget rel, Ga sengaja” ucap Hara sambil membantu Farel berdiri.
“Haha iya gapapa” Farel tersipu saat berdir karena, ia melihat Hara “duh maaf banget, serius
tidak apa apa?” Hara merasa menyesal. “ih beneran gapapa. Kok” “Haduh bagaimana kalau
aku traktir makan tapi nanti sabtu saja ya? Aku lagi buru buru, Iya ya? Di kantin depan
sekolah nanti sabtu ya . Daah”
Belum sempat berkata apa apa, Farel sudah ditinggal olehnya.

~.~.~

Sesampainya di rumah, Farel dihadapkan dengan secarik kertas lagi.

Rel
Papa ke Jakarta dulu ya sama Mama. Nanti hari Sabtu jemput ya di bandara. Masih
mencari solusi buat cafe kita. Cafe nya sementara papa titp ke kamu ya rel
With Love
Papa dan Mama

Karena sudah letih dan capek ia mengabaikan surat itu dan pikirannya sudah campur
aduk dengan jadwal yang harus ia kerjakan pada tanggal yang sama.

Setelah terbangun dari tidur malamnya. Setelah Matahari menunjukkan senyumnya.


Saat sedang mandi Farel baru menyadari bahwa hari Sabtu ialah ulang tahun Papanya dan
berencana membuat sebuah kejutan.

~.~.~

Meskipun memiliki otak yang cemerlang tidak mudah untuk memenuhi semua janji
pada waktu yang berdekatan dan deadline nya hampir sedekat urat nadi. Hanya perhitungan
beberapa jam lagi sebentar lagi hari Sabtu dan semuanya bergantung pada weker Farel.

~.~.~

“Hoaam.. Jam berapa ini?” Ia melihat jam wekernya yang menunjukkan jam 5.
“Masih ada waktu. Hmm 5 menit lagi deh” batin Farel. Setelah ‘5 menit’ itu Farel terbangun
8
kembali. “Loh kok masih jam 5? Ini weker rusak atau bagaimana?” Saat dilihat ia membuka
bagian tempat baterai pada weker kesayangannya yang tidak pernah mati itu. Dan Celaka!
Isinya kosong melompong tidak ada baterai sama sekali. “He? Kemana baterai baterai mungil
nan malang ku? Seharusnya mereka bertengger disini” Ia mencoba mengingat ingat kenapa
bisa hilang. Tapi baru saja menyadari bahwa itu tidak penting sekarang, lebih pentingya
berangkat menuju sekolah! Karena ia sudah terlambat.

Dengan langkah seribu ia mencoba menyetop metromini yang ada di jalanan,Tetapi


seakan sudah pada janjian semua metromini enggan mampir ke depan Farel. Ternyata usut
punya usut, gosip tentang Farel yang tidak membayar ongkos sudah jadi pembicaraan di
kalangan supir metromini baik kelas teri hingga kakap. “Kalau lihat anak yang badannya
kutilang, rambut acak acakkan jangan mau di dekati ya” ujar seorang supir di markas tempat
berkumpulnya supir metromini

“Lah memangnya kenapa kang? Dia malaria ya jangan sampai dekat dekat?” “Yee
bukan begitu juga dia engga bayar ongkos kemarin. “hoo begitu”

Sungguh malang nasib Farel dari kucingnya Rasayana hingga supir metromini
enggan menghampirinya karena terlupa. Tapi, ya apa boleh buat ia harus tetap ke sekolah
dengan misi pertama yaitu 1. Remedial Bahasa Prancis.

Setelah sampai sekolah ia meraasa lega. Tapi sayang kali langkahnya terhenti karena
bel sudah berbunyi dan tandanya ia harus kena setrap oleh Mr.Ree. Benar benar pagi yang
melelahkan bagi Farel.

Seusai jam pelajaran sekolah berakhir ia harus menghadapi remedial tapi ia berusaha
tetap tenang dan mengingat pelajaran yang ia telah pelajari tadi malam. Soal demi soal ia
taklukan dan hingga soal terakhir berhasil ia tumpas. Jam tangannya menunjukkan pukul
16.30 . “Yes, bagus masih ada waktu untuk memnuhi janji dengan Hara” batin Farel.

Ia pun segera menuju tempat yang telah dijanjikan Hara. Setelah masuk pintu utama.
“Mana ya Hara?” “Ah itu dia langsung samperin ah”. Dengan gaya mengendap endap ia
langsung mengejutkan sosok wanita yang dari belakang rupanya mirp dengan Hara lalu.

9
“Dor! Ayam Bakar!”. Sosok wanita tersebut pun kaget dan dengan latah
megucapkan “ Eh ayam,ayam bakar di goreng lalu dimakan Ayam”. Baru saja Farel ingin
tertawa tetapi baru mengingat Hara kan tidak latah. “Heh kamu kenapa mengejutkan ibuuu...
Kalau ibu jantungan bagaimana ha? Tanggung jawab!” Ternyata ia adalah seorang ibu-ibu
“Waduh maaf bu maaf saya ga sengaja saya kira ibu teman saya” sambil berlari keluar
dikejar dengan lemparan sendal sang ibu.

“Sepertinya aku sudah terlambat. Hara sudah pulang pasti ia kecewa denganku.” Ia
membuka catatannya

To-Do list
1.Melaksanakan remedial (sudah)
2.Menepati janji dengan Hara
3.Melakukan relaunch ulang cafe

“Yasudah aku ga boleh patah semangat! Sekarang harus cari modal dan sponsor buat
cafe papa dan ganti ulang konsepnya!” Dengan penuh keuletan Farel kesana kemari ke
perusahaan mencari modal untuk melakukan pembukaan kemabil cafe papanya. Tidak jarang
ia menemukan lika liku masalah dimuai dari salah ketik proposal hingga di tolak mentah
mentah dengan perusahaan. “Duh bagaimana ini, nanti ga bisa selesai.” gumam Farel di
pinggir motor bututnya. “Oh iya kan Hara papanya pengusaha dicoba saja dulu, Kalau ditolak
juga bagaimana.... Tidak aku harus tetap optimis. Demi papa dan cafe juga”

Ia pun menggeber motornya ke rumah Hara dengan niat yang terakhir dan harapan
yang tinggi. Sesampainya di rumah Hara ia lemas. Bagaimana tidak ternyata tidak ada
siapapun disana. Mau diketuk beberapa kali pun tidak ada yang menjawab. Ia menelepon
Hara tetapi tidak aada jawaban.

~.~.~
Pasrah. Dan tak tahu harus kemana lagi. Seluruh konsep cafe dan juga rincian yang
dibutuhkan ada di proposal itu tak ada yang mau menerimanya. Ia meninggalkan proposalnya
di teralis rumah Hara dan pergi dengan gontai.

10
Diam diam ternyata dari dalam rumah ada sepasang mata sayu menruh kasihan
kepadanya. Dari balik kaca ia melihat Farel dan tidak tega melihat teman dekatnya seperti itu.
Meskipun hatinya bercampur aduk antara kecewa dan kasihan ia tetap peduli dengan cowok
itu. Dan mengambil proposal itu

Pada Minggu pagi. Farel membanngunkan dirinya dan merasa kecewa tidak bisa
memberikan kejutan saat ulang tahun papanya. Ia pun bersiap diri dan ingin menjemput orang
tuanya dari bandara. Dalam perjalanan ia melewati cafenya yang ramai akan orang berbaju
seragam bertuliskan ‘Sedot Wc 15 menit pekerjaan selesai!’ oh ternyata hanya petugas
kebersihan. Ia melaju terus ke bandara.

Sembari memboyong orang tuanya pulang ia melihat cafe ramai lagi tetapi kali ini
dengan seragam berbeda, lebih rapi dan bagus. ‘Event Organizer’ tertulis disitu. Ia kaget.
Setelah mengantarkan orang tuanya.

Ia melihat Hara di dalam cafenya sedang menginstruksikan para pegawai menata


ulang cafe. “Hei Rel.. bagaimana konsepnya sudah bagus kan? Udah kamu duduk saja disitu
nanti aku kasih tahu kalau sudah selesai oke?” belum sempat berkata apa apa. Hara sudah
pergi dan melanjutkan perkerjaanya. Farel tersipu ternyata perempuan yang selama ini
menjadi temannya, peduli dengannya,perhatian dengannya,tidak pernah menyerah padanya.

Lamunan Farel buyar dengan spanduk bertuliskan “HARI JADI CAFE GARUDA”
di tengah tengah ruangan. “Bagaimana baguskan rel?hihi” Hara duduk dekat dengan Farel.
“Sebentar kok kamu bisa ada disini? Dan kok bisa rubah konsep cafe aku sesuai di prop...
Ooh kamu kemarin sebenarnya ada di rumah ya? Tapi ga bukain pintu? Jahat ya jahat”
mengejar Hara “Haha gapapa dong. Suka suka aku” seperti bermain kejar kejaran. Mereka
tertawa suka cita dan hari tu terasa menyenangkan bagi Farel. Semua yang ia harapkan
terwujud. Hara tidak marah padanya dan ia malah mendapat kesempatan ngobrol panjang
dengan pujaan hatinya itu. Lalu kejutan untuk orang tuanya juga berhasil berkat bantuan
seorang teman dekat yang malah bisa disebut ‘lebih’ dari teman dekat.

SELESAI

11

Anda mungkin juga menyukai