Disusun oleh :
Ramzy Haidar/J2A015019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdirinya RSUD Kota Semarang dirintis oleh dr. H. Iman Soebekti, MPH pada
awal tahun 1990. Pengoperasian RSUD Kota Semarang diresmikan oleh Pembantu
Walikota Semarang waktu itu yaitu Bapak Iman Soeparto Tjakrayuda, SH berdasarkan
SK tentang kelahiran RSUD Kota Semarang yang dibuat oleh Walikota Soetrisno
Suharto pada tangal 17 Desember 1990. Pada tahun 1993 mulai diabngun Instalasi
Bedah Sentral, gedung radiologi, dan gedung perawatan III hingga mencapai 80 TT.
VISI
DIREKTUR
KOMITE KOMITE
MEDIK KEPERAWATAN
Pendidikan : S2 Manajemen
Pendidikan : S2 Manajemen
Pendidikan : S1 Kedokteran
Pendidikan : S1 Kedokteran
Pendidikan : S2 Manajemen
5. Kepala Bidang Pelayanan
Pendidikan : S2 Manajemen
Pendidikan : S2 Manajemen
Pendidikan : S1 Hukum
Pendidikan : S1 Farmasi
Pendidikan : S1 Keperawatan
11. Kepala Seksi Penunjang Non Medik
Pendidikan : S1
Pendidikan : S1 Komunikasi
Nama : SUWARNO, SE
Pendidikan : S1 Ekonomi
Pendidikan : S1 Ekonomi
Pendidikan : S1 Ekonomi
Rumah sakit tipe B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini didirikan
disetiap Ibu Kota Propinsi yang menampung pelayanan rujukan dari rumah
sakit Kabupaten.
Lapangan Olahraga
Lapangan Parkir
Bank Jateng
Kantin
Masjid
Perpustakaan
Taman Bermain Anak
RSUD K.M.R.T Wongsonegoro memiliki beberapa pelayanan yang
dimiliki, antara lain adalah :
Instalasi Farmasi
Sedangkan instalasi rawat jalan yang dimiliki oleh RSUD K.M.R.T
Wongsonegoro, antara lain adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Manajemen Rumah Sakit
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut WHO rumah
sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan
pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif,
dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian
biososial.
Menurut PERMENKES (2014) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan,
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah Sakit
juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladan dalam budaya hidup
bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI, 2003)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyrakat , rumah sakit
menjadi faktor yang harus diperhatikan jika meninjau dan menganalisa bagaimana
manajemen yang baik yang ada di rumah sakit karena manajem pelayanan kesehatan
yang tersistem akan memperngaruhi mutu pelayanan yang dberikan. Menurut Prof.
Dr.Soekidjo Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah sebuah sitem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adaah pelayanan preventif ( pencegahan ) promotif
( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyrakat. Dalam muatan UU kesehatan
no 23 tahun 1992 salah satu upaya pembangunan kesehatan ialah peneyembuhan,
peningkatan derajat kesehatan ,pencegahan dan pemulihan.
Tujuan penyelengaraan upaya kesehatan adalah terselengaranya upaya
kesehatan adalah upaya kesehatan yang adil, merata , terajagkau dan bermutu untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatakan derajat
kesehatan yang setinggi tinginya. Indikator sebuah pelayanan kesehatan yang
berhasil adalah adanya peningkatakan status kesehatan di masyarakat karena dengan
meningkatnya angka status kesehatan masyarakat ke arah yang progresif bisa
menjadi sebuah indikator keberhasilan pelayanan kesehatan dan manajemen yang
baik tanpa adanya evaluasi menjadi sebuah yang sistem tanpa adanya regulasi dan
pemberahuan, maka dalam bidang kesehatan, evaluasi adalah suatu kegiatan yang
penting untuk menilai kualitas, rasionalistas, efektivitas , efisien dan equity pada
pelayanan kesehatan dan evaluasi program kesehatan yang dilakukan dalam sistem
yang menyuluruh yakni ada tiga komponen input, proses dan output.
Pada Permenkes RI No. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit,
disebutkan bahwa pengertian akreditasi adalah pengakuan terhadap Rumah Sakit yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar
Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit secara berkesinambungan.
(1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali
(2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan
standar akreditasi yang berlaku.
Akreditasi Internasional oleh Joint Commission International (JCI)
Pada tahun 2012 penilaian Akreditasi Rumah Sakit akan mengacu pada
Standar JCI, yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu, (1) kelompok sasaran
Universitas Sumatera Utara yang berfokus pada pasien, (2) kelompok standar
manajemen rumah sakit, (3) kelompok keselamatan pasien dan (4) sasaran MDGs.
B. Laporan Kegiatan
Pada hari pertama, Selasa 2 Mei 2017, agenda atau susunan acara :
Pada hari kedua, Rabu 3 Mei 2017, agenda atau susunan acara :
Jenis pegawai yang ada di RSUD K.M.R.T Wongsonegoro ini ada berbagai
macam, diantaranya :
- PNS
Penerimaan pegawai di proses oleh pemerintah pusat, sehingga dari RSUD
hanya menerima pegawai yang sudah diterima atau dipindah tugas dari luar daerah.
- Tenaga Kontrak
Melalui jalur seleksi yang dilaksanakan oleh RSUD tersebut. Seleksi
berlangsung dua tahap, seleksi tertulis dan seleksi psikologis. Penerimaan pegawai
melalui jalur seleksi ini hanya dibuka apabila kebutuhan pegawai tersebut kurang. Jadi,
penerimaan dari jalur seleksi ini tidak sewaktu-waktu dibuka.
- Pegawai Tetap
Penerimaan pegawai tetap ini merupakan limpahan dari pegawai kontrak.
Tingkatan penerimaan pegawai tetap ini mulai dari pegawai kontrak lalu menjadi
pegawai tetap. Walaupun penerimaan pegawai dari limpahan pegawai kontrak tapi
tetap ada proses dan seleksi yang harus diikuti. Syarat yang digunakan adalah apabila
pegawai kontrak tersebut telah bekerja selama 1 tahun, mengikuti 3 bulan masa magang
setelah diterima menjadi pegawai tetap. Seleksi yang harus diikuti oleh pegawai yaitu
seleksi administrasi, seleksi praktik, seleksi wawancara dan seleksi psikologi.
-
- Pegawai Mitra
Penerimaan pegawai mitra ini ketika yang bersangkutan (calon pegawai)
mengirimkan dan mengajukan surat permohonan. Surat permohonan ini sifatnya
seperti surat lamaran dan jalur seleksinya terpisah dari manajemen. Penerimaan mitra
ini juga tidak dibuka sewaktu-waktu, tergantung dari kebutuhan dari RSUD.
Suatu instansi pasti akan menerapkan sistem evaluasi. RSUD sebagai suatu
instansi pemerintah juga menerapkan sistem evaluasi yang dilakukan setiap satu bulan
sekali. Evaluasi di laporkan kepada masing-masing manajemen yang menangani.
Manajemen keuangan menangani evaluasi tentang gaji pegawai, anggaran yang di telah
digunakan ataupun dirancang tiap-tiap bidangnya, dll. Sedangkan untuk masalah
penyakit, jumlah pasien, keluhan yang berhubungan dengan pasien dilaporkan ke pihak
pelayanan. Manajemen kepegawaian menangani evaluasi tentang segala hal yang
berhubungan dengan penerimaan, perpindahan ataupun keluarnya pegawai. Setelah
segala laporan evaluasi diterima oleh masing-masing manajemen, kepala bidang
manajemen tersebut akan melakukan rapat evaluasi bulanan dengan direktur RSUD
K.M.R.T Wongsonegoro.
1.2.Manajemen Keuangan
1.2.1. Jamseskot
ACC
TTD Direktur Klaim
1.2.2. BPJS
Klaim
Merah
TRIASE Kuning
Pemeriksaan fisik
Tindakan
Keterangan:
- Indikasi pasien pada bilik hijau adalah apabila keadaan pasien ringan dan pasien
masih bisa berjalan.
- Indikasi pasien pada bilik kuning adalah apabila keadaan pasien gawat tetapi
tidak darurat.
Indikasi pasien pada bilik merah adalah apabila keadaan pasien gawat darurat.
Pasien yang akan masuk ke IGD di RSUD K.M.R.T Wongsonegoro,
memiliki alur sebagai berikut :
5. Sarana Prasarana
10. K3.
Pasien Datang
Poli IGD
TPPRI
TPPRGD
Dicarikan Kamar
Melihat Triase
Keadaan Pasien
Perawat kamar
membawa pasien hijau
Mengurus Merah
administrasi
kepulangan pasien Dengan
Pasien ditanya
Pasien kendaraan
dengan dokter dinyatakan pribadi
siapa pasien pulang
Pasien
ingin dirawat
dinyatakan sehat
Diantar dengan
ambulance gratis
DPJB Pasien telah Dokter mulai visit (khusus daerah
disepakati oleh ke bangsal pasien Semarang)
rumah sakit
Dokter akan
memberikan surat
Selama menunggu Hasil dari
pengantar kepada
hasil pemeriksaan pemeriksaan
pasien tentang
penunjang, pasien penunjang, akan
pemeriksaan
dikembalikan ke dikomunikasikan
penunjang yang akan
ruang kamar. kepada pasien
dijalani
setelah jadwal visit
dokter berikutnya.
Bagian keperawatan
akan mengurusi
Kalau ada segala kebutuhan
permintaan khusus, pasien termasu k
DPJB akan konsumsi dan laundry
menulisan diet
yang dijalani pasien
Pada radiologi ini dibawahi oleh dr. Oki dengan kepala ruangannya yaitu
Bapak Anies Widiatmoko Pada radiologi di RSUD ini terbagi menjadi dua, yaitu
untuk radiologi umum dan untuk radiologi gigi.
2. Panoramic Digital
Panoramic Digital yang memiliki keunggulan tidak memerlukan film dan
langsung input ke komputer.
Umum
1. CT Scan : terdiri dari printer termal dan printer laser
2. USG 4 dimensi : di operasionalkan oleh dr. Lia yang sudah
dilengkapi untuk memeriksa tiroid, abdomen, janin, dan
vaginauntuk melihat massa janin. Untuk USG menggunakan
satuan megahertz, semakin dalam hertz semakin lemah
3. ECHO
14.1. Berikut skema pembagian radiologi RSUD Wonowongso :
Radiologi
Gigi Umum
Tidak Memakai
Tiroid
Film
Langsung
Abdomen
Komputer
Janin
Vagina
Radiologi
Rujukan Kasir
tindakan tindakan
SDM Radiologi
Pusat Informasi Dokter Spesialis Radiografer Perawat Admin Cleaning Service 07.00 - 14.00
i. Lokasi bangunan
Lokasi ruangan radiologi sedapat mungkin jangan terganggu oleh
kegiatan sekitarnya
(TPPGD) ➡ di serahkan pada dokter gigi bedah mulut atau drg/dr spesialis
IGD
Hasil laboratorium
15.1.1. Skema alur perawatan pasien dari IGD
120 menit, rawat jalan lebih lama karena 1 hari pada 500-600 pasien
(TPPRI) ➡ diserahkan pada dokter gigi bedah mulut atau drg/dr spesialis
Rawat Inap
Pemeriksaan di laboratorium
Hasil Laboratorium
kepala
Infarmasi
kepala tim
depo
DEPO DEPO
depo IGD DEPO IBS
rawat jalan rawat inap
status
umum asuransi
BPJS mandiri
(90%) include (10%)
NON PBI
PBI
(PNS)
DEPO
Rawat Rawat
IGD IBS
jalan inap
Di Rumah Sakit Umum Daerah ini memiliki 152 pegawai untuk bagian farmasi.
Dari beberapa pegawai tersebut terdiri dari :
Adanya perencanaan dan pengadaan obat di suatu rumah sakit tentunya adanya
sumber dana yang diberikan atau disusun. Di RSUD K.M.R.T Wongsonegoro ini
sumber dana didapatkan dari Pemerintah Kota Semarang.
Pengadaan obat di RSUD ini melalui distributor. Akan tetapi terdapat aturan
permintaan obat berdasarkan PBF (Pedagang Besar Farmasi) sehingga harus ada
klasifikasi pemasaran yang diwajibkan adanya izin atau keterangan dari dokter atau
instansi terkait.
Obat yang diterima oleh RSUD adalah obat yang memiliki jangka waktu
penggunaan maksimal 2 tahun. Akan tetapi untuk obat cair memiliki ketentuan khusus
yaitu masa penggunaan yang kurang dari 2 tahun untuk menghindari masalah masa
kadaluarsa.
Penyimpanan obat di RSUD ini di terapkan peraturan yaitu vivo first in (obat
yang sering keluar/digunakan didahulukan) dan vivo first out (obat yang jangka
waktunya pendek didahulukan). Setiap obat pasti memiliki masa kadaluarsa yang
berbeda-beda. Apabila masa kadaluarsa obat sudah mendekati, obat akan dipisahkan di
lemari yang berbeda. Obat yang sudah kadaluarsa akan dikumpulkan kemudia
dimusnahkan sesuai dengan aturan di RSUD tersebut.
16.6.Sistem Pembayaran Obat RSUD K.M.R.T Wongsonegoro
pembayaran
status dan
IGD IBS Rawat inap
poli
masukan
persiaan ke kartu
copy resep copy resep terima obat obat
diruangan diruang
bangsal
pembayara
n ketika
farmasi screening disiapkan farmasi
akan
pulang
administras
entri screening formalium
i
tidak ada
ada obat entri entri racik
obat
bagi ke
antar ke
enter copy resep info pasien setiap
ruangan
bangsal
kasir /
pembayara ke kasir terima
n
farmasi
peracikan
terima
Rehabilitasi Medik
Ruang A
Ruang B Ruang C Ruang F
17.1. Ruang A
Hydroterapy (Hidroterapi)
Terapi dilakukan dengan sistem paket. Dalam 1 paket terapi terdapat 6 kali
terapi dan setiap terapi biayanya adalah RP. 173.000.,Setiap hari pasien yang datang
untuk melakukan hidroterapi di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro yaitu sekitar 10 – 25
pasien.
Hubbertank
Hubbertank adalah hidroterapi yang digunakan untuk terapi pada anak. Pada
dasarnya, prinsip dan metode yang digunakan sama dengan hidroterapi. Pasien anak
yang melakukan terapi hubbertank ini sebagian besar adalah Pasien Cerebral Palsy.
17.2. Ruang B
Di ruang B terdapat 9 ruangan yang rata-rata setiap hari dikunjungi oleh 80-
100 pasien yang merupakan ruangan dengan kunjugan pasien terbanyak di RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro. Di ruangan 1 dan 6 terdapat tense simulasi listrik untuk
mengurani rasa nyeri.
Stimulasi Elektrik
Merupakan transfer energi ke luka dengan penggunaan arus elektrik dan
menempatkan elektroda disekitar luka sehingga arus elektrik mengalir
melewati luka untuk percepatan penyembuhan luka Di ruangan 2,3,4 terdapat
Diatremi MWD yaitu sejenis microwave untuk mengurangi nyeri muskulus skeletal Di
ruangan 8 terdapat traksi untuk meregangkan lumbal dan cervical.
Traksi Lumbal
Suatu tehnik terapi dengan menggunakan mesin mekanis berupa tarikan
/peregangan pada pinggang dan pelvis yang bertujuan untuk:
- Membantu merelaksasi otot-otot daerah pinggang (lumbal).
- Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar syaraf.
- Membantu penguluran/peregangan otot-otot vertebrae regio lumbal
Traksi Cervical
Suatu tehnik terapi dengan menggunakan mesin mekanis berupa tarikan
/peregangan pada daerah cervical (leher) yang bertujuan untuk:
- Membantu merelaksasi otot-otot daerah leher dan pundak (cervical).
- Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar syaraf.
- Membantu penguluran/peregangan otot-otot vertebrae regio cervical.
Parafin dan Infrared
Parafin dan infrared memiliki fungsi yang berbeda. Parafin berfungsinya untuk
mengetahui penumpukan asam urat pada sendi, sedangkan infrared fungsinya
mengurangi rasa nyeri.
Gymnastic Exercise
Di ruang gymnastic exercise terdapat banyak alat yang membantu pasien dalam
latihan gerak tubuh. Beberapa alat tersebut diantaranya :
- Shoulder wheel (trauma sendi bahu)
- Sepeda statis
- Tangga
- Stabilometic Plat Form (mengukur keseimbangan tubuh pasien)
- Wolbar (penderita scoliosis)
- Entri
- Quadrisep
17.3. Ruang C
Alur Pasien
umum BPJS
rujukan dari
pendaftaran pendaftaran dokter
keluarga
dokter dokter
rehabilitasi rehabilitasi
proses proses
6 kali rehab 6 kali rehab
rehabilitasi rehabilitasi
membaik membaik
berhenti berhenti
check up
check up
dokter
RSUD Kota Semarang memiliki fasilitas kamar operasi yang memadai dan
lengkap dengan dokter ahli dan handal dibidangnya, antara lain Bedah Umum, Bedah
Ortopedi, Bedah Syaraf, Bedah Digestif, Bedah Mata, Bedah Mulut, dll. Didukung
dengan peralatan medis yang modern serta perawat yang kompeten dan terampil
mampu memberikan hasil yang baik.
Pendaftaran
Di Jadwalkan
Menghubungi
dokter yang
Setuju Informed Consent bersangkutan
Tindakan
Dokter tidak ada Dokter
berada
ditempat (RS)
Di hubungi untuk
segera datang
Setiap poli yang dimiliki oleh RSUD memiliki 1 dokter/1 dokter spesialis/1
dokter gigi dan 1 perawat yang membantu.
Pendaftaran untuk rawat jalan dimulai dari jam 06.00-12.00, dokter mulai
mengerjakan pasien dari jam 07.30 WIB- selesai.
40-50
4 BTO 67,26 78,64 77,71 61,71 73,96 66,56 kali
Nilai indikator pelayanan BOR pada RSUD Kota Semarang termasuk dalam
kategori normal pada tahun 2015, karena nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI. 2005).
Nilai Indikator LOS pada RSUD Kota Semarang termasuk dalam kategori
cepat pada tahun 2015, karena secara umum nilai rata-rata LOS yang ideal antara 6-9
hari (Depkes RI. 2005).
Nilai Indikator TOI pada RSUD Kota Semarang termasuk dalam kategori
efisien pada tahun 2015, karena idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
Nilai indikator BTO pada RSUD Kota Semarang termasuk dalam kategori
tidak efisien pada tahun 2015, karena nilai BTO dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali.
KESIMPULAN
Nasution, M.N. 2004. Manajemen Jasa Terpadu: Total Service Management. Bogor:
PT. Ghalia Indonesia
Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40 ayat 1-3
Wijayanti, Irine Diana Sari, Manajemen, Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 2008.
LAMPIRAN
Manajemen Kepegawaian
RUANG A
RUANG B
RUANG B
RUANG C
Radiologi
IGD