Laporan Lengkap Bos
Laporan Lengkap Bos
KELOMPOK 1
BONITA (14.01.148)
INDA PURNAMA SARI (14.01.152)
RUSMAYASARI (14.01.166)
NATALIA MASARRANG (14.01. 147)
MELKISEDEK DARNIA (13.01. 125)
ROBIN BELOPA (13.01.200)
M. LAODE MBUYANG (13.01. 035)
BERTOLOMEUS (13.01.
ASISTEN PENANGGU JAWAB : ILHAM SANUBARI LUKAS
IV.3 Reaksi
(Vanilin) (Aseton)
[ Gamavuton-0 (GVT-0) ]
IV.2 Pembahasan
Senyawa gamavuton-0 (GVT-0) [1,5-bis(4′-hidroksi-3′-
metoksifenil)-1,4-pentadien-3-on] merupakan salah satu senyawa
analog kurkumin. Senyawa ini mempunyai jembatan rantai karbon
yang lebih pendek (pentadienon) dari pada kurkumin
(heptadiendion), memiliki satu gugus karbonil dan tidak mempunyai
gugus metilen. Melalui pendekatan diskoneksi, senyawa GVT-0
dapat disintesis dari aseton dan vanillin.
Pada percobaan ini dilakukan sintesis analog kurkumin yaitu
gamavuton. Modifikasi kurkumin menjadi gamavuton bertujuan untuk
meningkatkan kestabilan kurkumin tanpa menghilangkan efek
farmakologinya. Modifikasi yang dilakukan dengan penghilangan
gugus metilen aktif pada struktur kurkumin. Pertama vanillin
dilarutkan dengan aseton, yang dimana aseton berfungsi sebagai
perekasi, sedangkan vanillin berfungsi sebagai bahan dasar dalam
sintesis senyawa analog kurkumin untuk membentuk gamavuton
(GVT-0).
Kemudian ditambahkan asam klorida (HCl) yang berfungsi
sebagai katalisator, yaitu dapat mempercepat reaksi tanpa ikut
bereaksi. Penggunaan katalis asam secara umum yaitu dapat
menghasilkan tingkat rendamen yang lebih memuaskan dan
mendapatkan senyawa analog kurkumin yang lebih stabil
dibandinkan dengan menggunakan katalis basa.
Selanjutnya, larutan tersebut diaduk dalam wadah es batu
selama 1 jam pada suhu (-100C). perlu dikatahui bahwa Stabilitas
senyawa kurkumin sangat dipengaruhi oleh pH lingkungan dan
cahaya. Kurkumin mengalami reaksi hidrolisis dalam larutan
berair pada kondisi basa dan degradasi yang disebabkan oleh
adanya gugus metilen aktif (-CH2-) pada senyawa tersebut.
Setelah pengadukan, larutan tersebut didiamkan selama 7 hari
pada suhu (-100C) disimpan dalam lemari pendingin hingga terbentuk
warna coklat. Setelah terbentuk warna coklat dilanjutkan dengan
menghitung persen (%) rendamen, untuk kelompok 1 dan 2
didapatkan persen (%) rendamen 204,9067%, kelompok 3 dan 4
dihasilkan 187,91% sedangkan kelompok 5 dan 6 didapatkan 239%.
Namun hasil yang di peroleh tidak sesuai dengan literatur, yang
dimana menurut Farmakope Indonesia mengatakan bahwa persen
(%) rendamen tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%.
Dibandingkan dengan hasil yang diperoleh semuanya melebihi dari
103,0%.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya
ketelitian pada saat didiamkan, karena bisa saja terjadi kontaminasi
antara larutan dengan lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan karna
tidak memperhatikan terlebih dahulu stabilitas dan pH lingkungan
dari kurkumin. Faktor yang mempengaruhi persen (%) rendamen
yang diperoleh jauh berbeda dengan teori karena kesalahan pada
perhitungan bahan dan pada proses penimbangan. Dan juga larutan
belum kering seutuhnya, masih ada sedikit cairan yang terdapat
dalam Erlenmeyer. Menurut literatur gamavuton mempunyai serapan
maksimal UV pada 390 nm.
Percobaan ini tidak di lanjutkan dengan kromatografi lapis tipis
(KLT) dikarenakan keterbatas waktu selama praktikum dan juga tidak
adanya persiapan alat dan bahan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini
adalah persen (%) rendamen yang diperoleh yaitu untuk kelompok 1
dan 2 adalah 204,9067%, kelompok 3 dan 4 adalah 187,91% dan
untuk kelompok 5 dan 6 adalah 239%.
V.2 Saran
Untuk asisten agar tetap sabar membimbing kami belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Balasubramanyam, M et al. 2003. Curcumid-induced Inhibition Of Celluler
Reactive Oxygen Species Generation. Novel Therapeutic ; J Biosci
Day, R.A dan A.L. Underwood. 2002. “Analisis Kimia Kuantitatif”. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Vanilin + HCl
Vanilin didinginkan